Anda di halaman 1dari 13

KOSMOLOGIS MASYARAKAT HINDU

DI KAWASAN TRI DANU


DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

Oleh:
Ida Bagus Gede Candrawan
Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar
ibgcandrawan.gmail.com

Abstract

This article concerns the cosmological view of the Hindus around the area of tri danu in preserving
their beautiful environment. Various means have been conducted by the tri danu community in which
many parties, as the government as well as the tourism actors, have taken participations. Obviously
even though now the condition has been in dilemma due to some obstacles, the cosmological under-
standing is still obeyed firmly by the Hindu community since they still believe in inherited mythologies.
If the cosmology is not implemented hence there be various threats to come to endanger the environ-
ment, the human life as well.

Abstrak

Artikel ini membahas tentang kosmologis masyarakat Hindu di kawasan tri danu dalam meles-
tarikan lingkungan. Beragam upaya telah dilaksanakan masyarakat di kawasan ini dengan melibat-
kan berbagai kalangan, baik dari pemerintahan dan pelaku pariwisata. Tampaknya, walaupun be-
rada di persimpangan jalan yang ditambah beragam faktor penghambat, pemahaman kosmologis
masih dipegang teguh masyarakatnya dalam bingkai mitologi yang telah mengakar kuat. Oleh kare-
na itu, jika kosmologis tidak diimplementasikan, maka beragam ancaman terhadap lingkungan dan
kehidupan masyarakat pasti terjadi.

Kata kunci: Kosmoligis, Tri Danu, Pelestarian Lingkungan Hidup

I. PENDAHULUAN gat kaya dengan nilai-nilai kesakralan yang


merupakan upaya-upaya perlindungan sumber
1.1. Latar Belakang Masalah daya alam yang sesuai dengan konsep rwa
Tri danu merupakan tiga danau yang diper- bhineda, konsep falsafah segara gunung, dan
caya sebagai sumber air bagi beberapa wilayah purasa predana. Hal ini tercermin dari keb-
di Bali. Bahkan, beberapa subak yang ada di Bali aradaan kosmologis masyarakat Hindu di ka-
meyakini bahwa tiga danau ini menjadi sumber wasan tri danu dalam hal pelestarian lingkun-
utama air irigasinya. Kawasan ini juga merupak- gan dijiwai agama Hindu.
an hulu pulau Bali atau juga disebut sebagai uta- Keberadaan mitologi sebagai ideologi ma-
maning angga. Kawasan ini sangat disucikan syarakat telah mendukung adanya pelestarian
dan disakralkan oleh umat Hindu yang ada di se- lingkungan, seperti adanya kayu larangan (kayu
luruh Bali. Di samping itu kawasan ini juga san- yang dilindungi kerajaan) di kawasan tri danu,

KOSMOLOGIS MASYARAKAT HINDU DI KAWASAN TRI DANU


DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP 23
Ida Bagus Gede Candrawan
mitologi adanya soan, mitologi naga gombang pada simbol-simbol yang diwarisi oleh le-
dan naga rarkrik di yang mendorong masyara- luhurnya dalam bertingkah laku khususnya
kat untuk selalu menjaga dan melestarikan kes- dalam menjaga kelestarian lingkungan.
ucian danau. Namun, seiring dengan perkem-
bangan zaman dan derasnya industri pariwisata 1.2.2 Teori Landscape Appadurai
di kawasan tri danu, membuat kosmologis yang Dalam teori ini dinyatakan bahwa ada lima
selama ini ada di masyarakat setempat mulai lanskap dalam inti pemikiran Appadurai yang
terkikis sehingga kualitas kesucian kawasan ini mempengaruhi pola pikir masyarakat yaitu eth-
mulai menurun, terlebih-lebih maraknya noscapes, technoscapes, financescapes, me-
perkembangan pariwisata dan pembangunan diascapes, dan ideoscapes. Kelima pemikiran
sarana akomodasi pariwisata yang menjadikan lanskap Appadurai tersebut akan membantu
kawasan tri danu sebagai objek utamanya, me- dalam membedah faktor-faktor yang menjadi
nambah rusaknya kawasan tersebut. Kerusakan penghambat kosmologis masyarakat Hindu di
dan menurunnya kesakralan kawasan tri danu kawasan tri danu dalam pelestarian lingkungan
tentu tidak sejalan dengan konsep kesucian ka- hidup. Teori ini akan berkontribusi dalam mem-
wasan, diyakini sebagai hulu Pulau Bali atau permudah peneliti untuk mengamati gejala-ge-
utamaning angga. jala yang ada di masyarakat tri danu tentang im-
Dengan uraian di atas sekiranya perlu dilaku- ajinasi perubahan pola pikir masyarakat ber-
kan penelusuran lebih jauh tentang kosmologis dasarkan lima lanskap pemikiran Appadurai
masyarakat Hindu di kawasan tri danu. Oleh se- tersebut.
bab itu penulis memokuskan masalah ini men-
jadi empat rumusan masalah sebagai berikut: 1.2.3. Teori Semiotika
(1) Bagaimanakah kosmologis masyarakat Ferdinand de Saussure menyatakan bahwa
Hindu di kawasan tri danu dalam meles- gejala dalam suatu kebudayaan sebagai tanda
tarikan lingkungan ? yang dimaknai oleh masyarakatnya artinya bah-
(2) Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi wa setiap gejala-gejala kebudayaan tentunya
penghambat kosmologis masyarakat Hindu pasti didahului dengan tanda-tanda yang ada.
di kawasan tri danu dalam pelestarian ling- Dalam konteks penelitian ini tanda-tanda yang
kungan hidup ? diasumsikan seperti pendapat Ferdinand de
(3) Bagaimanakah akibat bagi pelestarian ling- Saussure adalah adanya berbagi tanda alam
kungan hidup di kawasan tri danu bila kos- yang mengisyaratkan bahwa kosmologis ma-
mologis masyarakat Hindu di kawasan tri syarakat belum dilakukan secara ber-
danu belum dilakukan secara ber- kesinambungan seperti adanya air danau yang
kesinambungan ? meluap sampai kepemukiman, bencana longsor
(4) Bagaimanakah upaya yang dilakukan dalam yang terjadi di sekitar danau dan tanda-tanda
merevitalisasi kosmologis masyarakat Hin- lainnya. Tanda-tanda tersebut dipandang seb-
du di kawasan tri danu dalam pelestarian agai tanda-tanda yang dinyatakan di dalam teori
lingkungan ? semiotik menurut pendapatnya Ferdinand de
Saussure.

1.2 Landasan Teori 1.2.4. Teori Motivasi


1.2.1. Teori Fenomenologi Vroom mengatakan tinggi rendahnya motiva-
Dalam konteks pernyataannya Schutz, ma- si seseorang ditentukan oleh tiga komponen,
syarakat tri danu dipandang sebagai masyarakat yaitu: (1) Ekspektasi (harapan) keberhasilan pa-
sosial yang hidup bersama-sama di suatu tem- da suatu tugas (2) Instrumentalis, yaitu pe-
pat yaitu di kawasan tri danu, sehingga mereka nilaian tentang apa yang akan terjadi jika berha-
memiliki sebuah kosmologi baik dalam bentuk sil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan
tradisi atau kearifan-kearifan yang sifatnya in- tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
tersubjektivitas. Oleh sebab itu masyarakat di (3) Valensi, yaitu respon terhadap outcome sep-
kawasan tri danu memiliki tujuan bersama un- erti perasaan positif, netral, atau negatif. Moti-
tuk melakukan pelestarian terhadap lingkungan vasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu
yang ada disekitarnya tanpa mengurangi dari yang melebihi harapan motivasi rendah jika us-

DHARMASMRTI
24
Vol. XIII Nomor 26 Oktober 2015 : 1 - 135
ahanya menghasilkan kurang dari yang diharap- man analisa bagi peneliti untuk menjawab kos-
kan. Dalam konteks penelitian ini teori ini akan mologis masyarakat Hindu di kawasan tri danu.
membantu peneliti untuk memberikan gamba-
ran tentang motif motivasi yang dimiliki oleh II. PEMBAHASAN
masyarakat dalam merevitalisasi kosmologis
masyarakat Hindu di kawasan tri danu. Dari tiga 2.1. Kosmologis Masyarakat Hindu
komponen motivasi seperti yang disebutkan Kosmologis adalah bagian ilmu filsafat, yang
Vroom tersebut akan mempermudah melihat memercayai uraiannya sebagai uraian yang
gejala-gejala atau motif-motif masyarakat dalam lengkap tentang filsafat manusia dengan struk-
usaha merevitalisasi kosmologis masyarakat tur-struktur dan norma-normanya. Bahkan
Hindu di kawasan tri danu. merupakan perpanjangan dan perluasan filsafat
manusia sebab manusia dengan sendirinya ti-
2. Metode Penelitian dak dapat dipandang lepas dari dunia. Kedudu-
Penelitian ini termasuk penelitian bidang kan dalam sistem filsafat sangat dekat dengan
agama dan budaya, sebagai sebuah ilmu agama ontologi (metafisika umum). Keduanya mencari
dan budaya penelitian ini menggunakan struktur-struktur dan norma-norma mendasar
pendekatan penelitian kualitatif. Data-data yang bagi kesemestaan, tetapi membatasi diri pada
ingin didapatkan dalam penelitian ini adalah alam dunia (Bakker, 1995: 5).
yang berkaitan kosmologis masyarakat Hindu di Kosmologis dapat didefinisikan sebagai ilmu
kawasan tri danu. Data tersebut berupa data yang menyelidiki atau teori asal usul, watak, dan
tentang sistem pelestarian, faktor pendukung perkembangan alam semesta sebagai suatu
dan penghambat dan pengaruh pemberdayaaan sistem yang teratur dan sejarah alam semesta
lingkungan di kawasan tri danu. berskala besar. Secara khusus, ilmu ini ber-
hubungan dengan asal mula dan evolusi dari
2.1. Lokasi Penelitian suatu subjek yang dipelajari dalam astronomi,
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Dan- filosofi, dan agama.
au Beratan Kabupaten Tabanan, Danau Buyan, Kosmologi Hindu merupakan pengetahuan
dan Danau Tamblingan di Kabupaten Buleleng. tentang segala sesuatu yang berhubungan den-
Lokasi ini dipilih didasarkan pada tiga alasan gan alam semesta menurut filsafat Hindu. Dalam
akademik. Pertama, daerah ini adalah dataran ajaran Hindu, alam semesta dibangun dari lima
tinggi yang dikelilingi oleh danau dan menjadi- unsur, yakni tanah (zat padat), air (zat cair),
kan danau sebagai pusat kebudayaan agraris la- udara (zat gas), api (plasma), dan ether. Kelima
han kering/ perkebunan sehingga kearifan kos- unsur tersebut disebut pancamahabhuta atau li-
mologis dan tradisi-tradisi masyarakat di ka- ma unsur materi. Bedanya secara umum adalah
wasan ini cenderung menjadikan danau sebagai bahwa kalau secara umum belum memasukkan
objek utamanya. Kedua, daerah ini merupakan secara sengaja peranan Tuhan sebagai cikal
sebagai daerah penyangga paru-paru Bali, sum- bakal terjadinya penciptaan dan peleburan alam
ber air Bali secara makro sehingga meneliti ma- semesta. Walaupun demikian secara umum din-
salah ini sesungguhnya berkontribusi pada Bali. yatakan bahwa ia tidak menolak adanya kehadi-
Ketiga, belum adanya penelitian sejenis yang ran Tuhan sebagai cikal bakal segala sesuatu
mengadopsi karakter lokal kawasan tri danu tetapi ia tidak memasukkannya karena alasan
dalam melestarikan alam lingkungannya yang bahwa pada umumnya ilmu-ilmu lain juga tidak
dikaitkan dengan nilai-nilai dan konsep ajaran dapat memasukkan Tuhan dalam prosedur epis-
Hindu yang telah ada selama ini. temologinya.
Di pihak lain dalam Hindu menempatkan Tu-
2.2. Jenis dan Sumber Data han pada posisi pertama dan utama sebagai cau-
Semua sumber data primer dan sumber data sa prima “cikal bakal” (sangkan paraning numa-
skunder tersebut kemudian akan dianalisa di) dari alam semesta ini. Hindu melihat pencip-
menggunakan beberapa teori seperti teori taan alam semesta atau jagat raya ini bermula
fenomenologi, teori landscape Appadurai, teori dari Tuhan. Dari dalam badan atau kandungan
semiotika, dan teori motivasi. Teori-teori terse- Tuhan (Hiraya garbha), dengan Tuhan pula alam
but tidak akan diuji melainkan dijadikan pedo- semesta ini akan dikembalikan. Dengan demiki-

KOSMOLOGIS MASYARAKAT HINDU DI KAWASAN TRI DANU


DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP 25
Ida Bagus Gede Candrawan
an, alam semesta beserta isinya mengalami rangan-larangan yang berkaitan dengan peles-
proses kelahiran, kehidupan, kematian, yang tarian Danau. Di samping itu adanya hukum for-
berulang-ulang secara siklik (jatra). mal, baik berupa Perda ataupun Undang-Un-
Kosmologis masayarakat Hindu adalah dang juga berperan penting terhadap pelaksa-
pemahaman yang dimiliki oleh masyarakat Hin- naan kearifan lokal yang berkaitan dengan pele-
du tentang asal mula dan evolusi dari suatu sub- starian lingkungan.
jek yang berada di kawasan tri danu terhadap Sistem kepercayaan, adalah sebuah norma
alam sekitarnya. Hal ini sangat berkaitan den- yang diwujudnyatakan melalui kegiatan religi-
gan pemahaman masyarakat terhadap cikal us, Bagi masyarakat religius di kawasan tri da-
bakal kesadaran masyarakat dalam menjaga ke- nu, harmonisasi manusia dengan alam ditunjuk-
selamatan lingkungannya secara turun-temu- kan oleh usaha manusia dalam melakukan tin-
run. dakan religius. Ritus-ritus persembahan yang
Demikian pula tentang sejauh mana ma- setiap saat sampai saat ini dijalankan dan ditu-
syarakat tri danu menyadari ruang dan waktu jukan kepada Sang Hyang Embang atau para de-
yang mempengaruhi ideologinya, sehingga ter- wata yang bersemayam di gunung dan danau.
panggil untuk melestarikan alam sekitarnya. Keyakinan tersebut tampaknya dilandasi rasa
Hal ini secara tidak sengaja akan berdampak bhakti manusia yang hidup di Kawasan tri danu
sangat besar bagi pelestarian lingkungan Bali. akan kemudahan amerta yang dirasakan oleh
Adapun unsur-unsur kosmologis pada masyarakat yang ada di kawasan tersebut. Se-
masyarakat masyarakat Hindu tri danu dian- hingga secara langsung masyarakat Kawasan tri
taranya: Mitologi danu mewujudnyatakannya dengan berbagai
Salah satunya adalah mitologi tentang kegiatan keagaaman seperti upacara yadnya
pelestarian pohon, masyarakat tri danu sangat baik piodalan, mapekelem, upacara dhanu ker-
percaya bahwa jika menebang pohon secara tih, wana kertih hingga upacara rutin yang dilak-
sembarangan tanpa memohon kepada pihak de- sanakan harian, bulanan, tahunan yang bertu-
sa adat atau melanggar tradisi yang disebut ka- juan sebagai wujud syukur ke hadapan pengua-
yu larangan (kayu yang dilindungi kerajaan) sa di kawasan tri danu. Di samping itu didirikan-
maka terkena kutukan dari para leluhur, bahkan nya ratusan Pura yang ada di kawasan tri danu
akan kena denda jika menebang pohon yang dil- juga sebagai wujud rasa syukur masyarakat
indungi. Adanya Legenda Naga Gombang dan yang ada di kawasan tri danu akan kelestarian
Naga Rakrik juga memberikan ideologi yang alam yang menjadikan seluruh kawasan tri danu
kuat terhadap pelestarian di kawasan tri danu. merupakan kawasan suci yang harus dijaga ke-
Adanya keyakinan masyarakat kawasan tri danu lestariannya.
bahwa kawasan tersebut merupakan kawasan
suci, serta kepercayaan masyarakat terhadap 2.2. Penyebab Tidak Terimplikasikannya
sumber-sumber teks, baik lisan maupun tertulis Kearifan Kosmologis dalam Melestarikan
seperti gugon-tuwon, mitologi, awig-awig dan Lingkungan
cerita-cerita lainnya yang juga mendorong ad- 2.2.1. Pergeseran Paradigma Masyarakat
anya pelestarian lingkungan di kawasan tri danu Tradisional ke Masyarakat Modern
tersebut. Perkembangan kawasan tri danu yang begitu
Norma Hukum. Adanya norma hukum yang pesat juga tidak bisa ditampik dari sentuhan
masih berlaku di masyarakat, hukum adat perkembangan ideologi barat, terutama dari
(awig-awig) yang masih kuat, sistem kepercay- cara pandang mekanistis-reduksionistis. Pada
aan yang masih menjadi bagian penting bagi dasamya cara pandang Barat yang bersumber
masyarakat di kawasan tri danu dalam pelestar- dari perkembangan ilmu (revolusi ilmu) penge-
ian kawasannya. Desa Pakraman yang ada di ka- tahuan dan teknologi modern. Hal ini berdam-
wasan tri danu baik Desa Pakraman Munduk, pak pada pudarnya kearifan lokal, keyakinan
Desa Pakraman Pancasari, dan Desa Pakraman dan pandangan hidup masyarakat yang mem-
Candikuning telah menuangkan aturan tentang bentuk benteng kelestarian lingkungan alam.
pelestarian danau pada masing-masing awig- Yang menjadi sebab pudarnya ideologi kes-
awignya, sehingga krama desa yang ada di Desa akralan di tri danu berdampak berantai ke dalam
Pakraman tersebut tunduk dan mematuhi la- aspek-aspek kehidupan masyarakat kawasan tri

DHARMASMRTI
26
Vol. XIII Nomor 26 Oktober 2015 : 1 - 135
danu yang juga berimplikasi terhadap rusaknya ling- wisata di kawasan tri danu sangat timpang jika
kungan yang ada di kawasan tersebut. Peran serta dibandingkan dengan pelestaraian lingkungan
modernisasi dalam pembangunan yang tidak Bali yang tergolong sempit.
terkontrol di kawasan tri danu, semakin cepat Perkembangan pariwisata yang sangat pesat
menciptakan keterdesakan ruang dan hilangn- seperti pembangunan beberapa restoran, hotel,
nya realitas masyarakat yang spiritualis-ekolo- villa dianggap perlu oleh para pengembang
gis. kepariwisataan, dan tentunya peran pemerintah
kala itu mendukung pengembangan tersebut,
2.2.2 Tingkat Kesadaran Hukum sehingga sampai saat ini berdirilah hotel yang
Sosial budaya masyarakat juga memberi berada pada bagian selatan, barat dan timur laut
dampak positif maupun negatif terhadap ling- danau Beratan seperti, Asram, Bedugul, Villa Ta-
kungan tri danu. Aktivitas masyarakat kawasan man Air, Enjung Beji Resort, Puri Candikuning.
tri danu yang sebagian besar berprofesi sebagai Begitu pula pengembangan kepariwisataan juga
petani, terkadang tidak memahami ancaman merambah danau Tamblingan. Banyak villa dan
yang terjadi dari aktivitas pertanian modern restoran juga dibangun di sekitar Dusun Tam-
mereka lakukan. Pestisida dan pupuk anorganik blingan dan Desa Munduk. Ekowisata pun sema-
dengan kuantitas tinggi dapat merusak kualitas kin digalakkan oleh masyarakat lokal, seperti
air, tanah dan udara. Begitu pula, kurang tracking yang menjelajahi danau Buyan-Tamblin-
sadarnya pedagang makanan yang sesuka hati gan atau ada juga melewati Tamblingan-Jatilu-
membuang sisa-sisa makanan, seperti apa yang wih. Bisnis wisata tersebut sangat didukung
terjadi di tepi barat Danau Beratan. oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng.
Pihak pengelola hotel dan restoran pun juga Potensi tersebut menjadi kapital unggulan
ada yang sengaja membuang limbah ke danau yang berprospek menguntungkan dalam men-
secara sembunyi-sembunyi dengan membuat dongkrak pendapatan daerah. Akan tetapi,
saluran pembuangan di bawah air. Mereka han- pengembangan tanpa pengelolaan dan penga-
ya mengejar keuntungan, tanpa adanya kesada- wasan yang tidak memperhatikan eksistensi
ran akan pentingnya lingkungan bagi generasi kosmologis juga dapat memberikan dampak
mendatang dan tentunya bagi seluruh kompo- kurang menguntungkan bagi kosmologis di tri
nen ekosistem. Kurangnya pengetahuan ma- danu. Adanya permainan aturan, sehingga tata
syarakat tentang lingkungan dan pudamya kear- ruang yang telah ditetapkan seolah-olah tidak
ifan lokal tentang lingkungan religius juga men- sengaja dilanggar, bisa dibenarkan. Misalnya
jadi sebab kerusakan kosmolologi kawasan. pelanggaran jalur hijau, sempadan danau yang
Apalagi kurangnya peran aktif pemerintah dan dibiarkan begitu saja oleh pemerintah, dan pem-
lembaga-lembaga yang terkait dengan lingkun- berian ijin hotel, pemberian ijin perahu bermo-
gan memberi penyuluhan kepada masyarakat tor yang tidak ditata dengan bijak sehingga ka-
tentang pentingnya lingkungan alam bagi ke- wasan tersebut menjadi sesak akibat pemban-
hidupan dan terputusnya revitalisasi kearifan gunan yang tak terkendali.
lokal dalam komunitas.
2.6.3 Pendangkalan di Kawasan Tri Danu
2.2.3 Daya Dukung Infrastruktur Perubahan alam yang tidak menentu juga
Perkembangan pariwisata di kawasan terse- sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek
but telah menggerakkan perekonomian ma- kehidupan manusia, terlebih-terlebih masyara-
syarakat setempat karena banyak wisatawan kat tradisional yang berpegang teguh pada
yang datang, namun dari sisi negatifnya karena tradisi dan keyakinan, bahwa segala sesuatu
banyaknya wisatawan yang datang masyarakat akan berputar seiring dengan berjalannya wak-
berupaya menyediakan fasilitas pariwisata yang tu dan sesuai dengan tradisi yang ada. Demikian
memadai, namun terkadang mereka lupa meng- halnya masyarakat kawasan tri danu sangat
hiraukan aturan yang ada di kawasan tersebut meyakini bahwa tradisi yang diwarisi adalah
tentu hal ini berdampak negatif bagi kehidupan benar dan akan begitu adanya, namun seiring
sosial dan budaya, serta menyebar keseluruh perkembangan alam maka tradisi yang sudah
kehidupan masyarakat Bali, bahkan meciptakan ada terkadang tidak sesuai dengan apa yang su-
keterpurukan kosmologis pembanguanan pari- dah biasa mereka lakukan. Seperti misalnya pa-

KOSMOLOGIS MASYARAKAT HINDU DI KAWASAN TRI DANU


DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP 27
Ida Bagus Gede Candrawan
da saat musim tanam yang jatuh sekitar bulan yang masuk ke dalam air akan semakin
November sampai Februari karena pada bulan- berkurang dan tingkat kelarutan oksigen pun
bulan tersebut merupakan musim penghujan akan berkurang. Eceng Gondok yang sudah mati
sesuai dengan perhitungan sasih, namun ke- akan menumpuk sedikit demi sedikit ke permu-
nyataannya tidak sesuai, karena perubahan kaan, sehingga seiring berjalannya waktu perai-
iklim yang tidak menentu sehingga pada bulan- ran pun akan menjadi dangkal.
bulan tersebut tidak akan dapat dipastikan ter-
jadi hujan sehingga tidak jarang tanaman ban- 2.2.5. Tanah Longsor (Gembid)
yak yang mati dan hasil panen pun tidak menen- Kawasan tri danu yang bertebing curam,
tu akibat perubahan musim yang signifikan. sering memberi kekawatiran bagi masyarakat
Curah hujan yang tingi menyebabkan tanah- yang tinggal disekitar tebing. Kekawatiran yang
tanah pertanian yang ada di lereng-lereng dan- disebabkan ancaman tanah longsor yang setiap
au hanyut ke tengah danau sehingga berakibat saat dapat membahayakan hidup mereka pada
pada pendangkalan danau tersebut. Apabila su- musim penghujan. Hampir setiap tahun longsor
dah terjadi pendangkalan berakibat pada melu- terjadi di lereng bukit Mangu di timur danau Be-
apnya air danau di musim hujan, hal ini disebab- ratan, di sekitar danau Buyan dan Tamblingan.
kan karena volume air yang ditampung semakin Longsoran pada musim hujan juga menyum-
sedikit berakibat pada banyaknya lumpur yang bang kerusakan dan pendangkalan danau. Mate-
ada di danau. rial bebatuan dan tanah hanyut ke danau, men-
jadikan air danau keruh kemudian mengendap
2.2.4. Tumbuhnya Hama Secara Alamiah menjadi lumpur. Pengendapan yang terus-
Di kawasan tri danu munculnya beberapa menerus menyebabkan pendakalan danau.
hama menyebabkan rusaknya ekosistem danau, Longsoran juga mengancam kehidupan-kehidu-
salah satunya adalah adanya ikan zebra yang pan satwa hutan yang ada dan tentu terjadi
merupakan ikan predator bagi binantang lain- kerusakan hutan penyangga. Longsor yang lebih
nya. Ikan zebra merupakan jenis ikan yang hid- besar, apalagi sampai menimpa pemukiman
up hampir di ketiga danau, ikan ini dikenal oleh atau memakan korban manusia terkadang di-
masyarakat setempat sebagai ikan predator hal anggap pertanda kurang baik dan tentunya para
ini disebabkan karena ikan ini suka memakan dewata dianggap murka atas kesalahan-kesala-
ikan-ikan kecil lainnya seperti mujahir, tawes, han yang dilakukan oleh manusia.
dan karper yang merupakan ikan yang sangat
dibutuhkan oleh nelayan sebagai komoditas 2.2.6 Alih Fungsi Lahan
utama bagi para nelayan. Keberadaan ikan zebra Secara garis besar bahwa alih fungsi lahan di
tersebut menyebabkan turunnya populasi ikan kawasan tri danu disebabkan oleh adanya per-
produktif yang dibutuhkan masyarakat. Preda- tumbuhan penduduk yang sangat tinggi akibat
tor ini telah mencemaskan para nelayan, walau- dari angka kelahiran juga adanya pengemban-
pun mereka sudah memiliki awig-awig bahwa gan pertanian yang dahulunya adalah tanaman
tidak boleh menangkap ikan yang ukurannya keras berupa kopi dan tanaman-tanaman tahu-
kurang dari 5 cm, namun dengan adanya preda- nan lainnya, belakangan ini telah berubah men-
tor ini tetap saja populasi ikan tidak akan bisa jadi lahan pertanian sayur-sayuran seperti wor-
berkembang dengan baik sepanjang ikan ini ma- tel, kentang, pre, radis, lobak, pre bolong, res-
sih hidup di ketiga danau tersebut. meri, paprika, sukini, buncis, kol, sawi, dan sa-
Di kawasan tri danu juga muncul hama beru- yur lainnya, strobery, bunga dan tanaman lain-
pa tanaman eceng gondok yang menyebabkan nya.
para nelayan kesulitan dalam menangkap ikan
karena seluruh permukaan danau tertutupi oleh 2.6.6 Faktor Ekonomi
tanaman eceng gondok sehingga aktivitas di da- Dengan berkembanganya kawasan tri danu
nau menjadi lebih sulit. Dampak lain dari adan- telah mendorong pada kemajuan sektor ekono-
ya eceng gondok adalah berkurangnya jumlah mi masyarakat kawasan tri danu. Perkemban-
oksigen dalam air karena pertumbuhan yang gan tersebut telah mengubah tatanan hidup ma-
begitu cepat tumbuhan ini bisa menutupi selu- syarakat di kawasan tri danu. Tri danu sebagai
ruh permukaan danau, akibatnya jumlah cahaya kawasan hulu yang subur juga memiliki pesona

DHARMASMRTI
28
Vol. XIII Nomor 26 Oktober 2015 : 1 - 135
alam yang indah telah memberi percepatan pe- kemiskinan, dengan menjual lahan adalah se-
rubahan, baik perubahan lingkungan fisik, mau- buah solusi untuk mengatasi kemiskinan terse-
pun lingkungan moral dan spiritual masyarakat- but. Dengan demikian, masyarakat dalam posisi
nya. Aktivitas pertanian masyarakatnya sema- lemah, dan tidak memiliki nilai tawar yang dapat
kin berkembang dan mengangkat perekonomi- menguntungkan dirinya.
an masyarakat. Dari aktivitas pertanian yang di-
lakukan tersebut, selain menguntungkan per- 2.3.3 Pasang Surut Air Danau yang Signifi-
ekonomian, pada sisi yang lain memberi dam- kan
pak kerusakan. Dampak dari tidak terimplementasikannnya
Kerusakan yang disebabkan semakin luas di- kearifan kosmologis masyarakat setempat
bukanya lahan pertanian, yang semula berupa adalah adanya kerusakan lingkungan yang me-
hutan dan perkebunan. Selain itu, pemanfaatan nyebabkan ketidaknyamanan masyarakat yang
pupuk anorganik dan pestisida untuk menggen- tinggal di sekitar kawasan danau tersebut. Hal
jot hasil pertanian juga berdampak rusaknya yang paling dirasakan adalah pasang surutnya
lingkungan tri danu. Banyak habitat binatang ke- air danau yang tidak bisa diprediksi bahkan ti-
cil mati dan berdampak juga pencemaran tanah dak seperti biasanya. Adanya air danau yang
dan air danau. Dalam kaitannya dengan tradisi meluap diyakini karena curah hujan yang terlalu
maka akan berdampak pada lunturnya nilai-ni- tinggi sehingga pepohonan yang bertugas me-
lai luhur yang sudah diberikan secara turun nyerap dan menyimpan tidak bisa sehingga air
temurun oleh nenek moyang mereka. pun mengalir deras ke danau sehingga menye-
babkan debit air danau terus meningkat. Selain
2.3. Akibat bagi Pelestarian Lingkungan itu meluapnya air danau juga diyakini karena
2.3.1. Tercemarnya Air Danau adanya alih fungsi lahan di sekitaran kawasan
Dampak dari tidak terimplementasikannya tri danu. Pendangkalan akan terus terjadi jika
kosmologis menyebabkan pencemaran pada air, wilayah sekitar danau terjadi alih fungsi lahan
di samping itu juga sangat berpengaruh secara secara terus menerus karena pola bercocok ta-
mikro bagi ekosistem danau, namun menjalar nam penduduk yang berubah. Sebelumnya
ke kawasan lain melalui komponen-komponen adalah tanaman keras seperti kopi, dadap, dan
ekosistem dalam hubungan yang sangat rumit. sebagainya, namun saat ini berubah menjadi
Misalnya penggunaan pestisida dalam meno- tanaman umur pendek seperti sayur, buah, bun-
pang peningkatan produk pertanian maupun ga dan kacang-kacangan.
perkebunan telah banyak membantu untuk
meningkatkan produksi pertanian. 2.3.4. Berkurangnya Flora dan Fauna di
Ancaman yang lain juga dari dampak pence- Kawasan Tri Danu
maran adalah karena adanya sampah plastik Berkurangnya populasi ikan yang hidup di
yang bersebaran dan masuk ke air danau. Hal ini kawasan tri danu. Hal tersebut jelas menunjuk-
disebabkan karena perkembangan penduduk kan bahwa hilangnya kosmologis masyarakat tri
yang membludak di sekitar tri danu yang memi- danu berimplikasi pada menurunnya populasi
cu minimnya kesadaran pengelolaan limbah cair ikan yang ada di kawasan tri danu, terlebih-leb-
dari rumah tangga dan pengelolaan sampah ih dengan kemajuan pariwisata di kawasan Da-
plastik. nau Beratan telah merusak biota danau yang
dulunya menjadi sumber penghasilan utama ba-
2.3.2 Petani Kehilangan Lahan Pertanian- gi nelayan yang ada di kawasan tersebut, namun
nya sekarang banyak ikan yang sudah tidak dapat
Berkembangannya kawasan tri danu telah ditemui lagi di danau tersebut seperti kuyuh,
mengubah pola pikir masyarakat untuk men- ikan julit. Di danau Tamblingan ikan kuyuh bu-
gubah tanah pertanian mejadi kavlingan atau kan hanya langka tetapi sudah tidak ditemukan
bahkan dijual. Hal ini menunjukkan bahwa pet- lagi padahal di era 1990-an ikan ini masih dite-
ani telah disusupi oleh kapitalisme yang datang mukan. Ikan kuyuh ini sangat digemari oleh
dari luar, membeli tanah/ lahan sebagai sarana warga dan sesungguhnya ikan ini sangat cepat
produksi dengan tujuan keuntungan. Ada do- mengalami perkembangbiakan, namun karena
rongan dari masyarakat akan kebebasan dari masyarakat banyak yang melanggar aturan den-

KOSMOLOGIS MASYARAKAT HINDU DI KAWASAN TRI DANU


DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP 29
Ida Bagus Gede Candrawan
gan memasang jaring yang ukurannya kecil ber- gis bahwa masyarakat yang ingin memotong po-
dampak pada semakin sedikitnya ikan ini dite- hon di hutan setelah momotong harus mena-
mukan bahkan sekarang sudah mengalami ke- nam kembali dengan pohon yang baru.
punahan. Sedangkan di kawasan Danau Buyan para to-
Lain lagi dengan ikan julit yang bermukim di koh masyarakat merevitalisasi tradisi yang su-
Danau Buyan sudah mengalami ancaman kepu- dah ada dengan cara memberikan pemahaman
nahan. Ikan yang biasanya hidup pesisir danau tentang pentingnya menjaga kelestarian danau.
pada musim bertelur ini menjadi incaran para Salah satunya adalah mewajibkan kelompok ne-
nelayan. Namun karena banyaknya masyarakat layan untuk memungut sampah plastik sebagai
yang menangkap ini akhirnya ikan ini juga men- wujud dalam mendukung pelestarian lingkun-
galami kepunahan dan sekarang ikan ini malah gan dan memajukan pariwisata yang ada di ka-
banyak ditemukan di sepanjang aliran sungai wasan danau Buyan. Hal yang lain dalam mere-
yang bersumber dari tri danu, kemungkinan vitalisasi kearifan lokal adalah mengajak ma-
ikan ini telah bermigrasi ke hilir mengikuti ali- syarakat kembali menggunakan pupuk organik
ran sungai. sebagai pupuk utama dalam melakukan perta-
Di Danau Beratan masalah klasik terjadi nian sayur mayur di sekitar danau Buyan den-
karena pencemaran polusi boat terhadap air da- gan cara mengajak masyarakat untuk mau bers-
nau sehingga berwarna cokelat dan berminyak. ama-sama membuat pupuk organik dengan ba-
Hal ini berakibat banyaknya ikan yang mati bah- han dasar eceng gondok.
kan telah ada di ambang kepunahan, keban- Di kawasan danau Beratan revitalisasi yang
yakan ikan yang bertahan hidup sudah berev- dilakukan tokoh masyarakat dalam hal ini Bend-
olusi menjadi ikan yang menyesuaikan ben- esa Adat Candikuning menghimbau kepada
tuknya dengan keadaan lingkungannya, seperti pelaku pariwisata untuk mengurangi pemakaian
ditemukannya ikan mujahir yang berbeda dari boat sebagai sarana pariwisata hal ini dimak-
ikan sebelumnya. Di samping beberapa tana- sudkan untuk mengurangi pencemaran BBM
man komoditas berupa tanaman kopi sudah ja- dari penggunaan boat tersebut.
rang ditemui padahal masyarakat dulu datang di Di kawasan Danau Tamblingan Generasi mu-
kawasan ini menanam tanaman kopi sebagai da sudah sangat paham tentang pentingnya
tanaman utamanya namun seiring berkembang- pelestarian lingkungan berbasiskan kearifan lo-
nya waktu tanaman kopi pun beralih menjadi kal dimana mereka menerjemahkan pelestarian
tanaman bukan musiman seperti sayur-sayuran tersebut dengan cara membuat kelompok pe-
bagi masyarakat di kawasan danau Buyan dan mandu wisata yang bertujuan memperkenalkan
Beratan sedangkan di kawasan Danau Tamblin- keindahan alam yang dimiliki oleh bentang alam
gan beralih menjadi tanaman bunga dan tana- kawasan danau Tamblingan.
man jeruk. Hal ini tentu berimplikasi terhadap
kondisi lingkungan sekitarnya. Implikasinya 7.2. Upaya yang dilakukan Pemerintah
baik berupa pendakalan danau, terjadinya long- Pembinaan yang dilakukan pemerintah terh-
sor, dan dampak-dampak yang lainnya. adap kearifan lokal dalam upaya pelestarian
lingkungan terus digalakkan oleh pemerintah
2.4. Revitalisasi Kearifan Kosmologis baik pemerintah Kabupaten Buleleng ataupun
2.4.1 Upaya yang dilakukan Masyarakat pemerintah Kabupaten Tabanan. Even-even ten-
Salah satu hal yang dilakukan revitalisasi di- tang pelestarian lingkungan terus digalakkan,
bidang pelestarian lingkungan para tokoh ma- misalnya seperti pelaksanaan Buyan Lake Festi-
syarakat di masing-masing mewilayahi tri danu val I dan II yang bertujuan untuk mempromosi-
menyederhanakan dan memberikan pemikiran kan produk pertanian lokal, terutama produk
logis tentang tradisi apa yang sudah dilakukan pertanian lokal dataran tinggi dalam mendu-
sejak turun-temurun. Misalnya di Kawasan Da- kung potensi pariwisata di samping juga mem-
nau Tamblingan Ketua Kelompok Bendega berikan vibrasi yang positif melalui kegiatan ke-
memberikan pemahaman kepada seluruh ang- giatan yang berkaitan dengan pelestarian dan-
gotanya bahwa tradisi yang selama ini tentang au.
cara menebang kayu harus menancapkan kem- Di samping itu dengan ditetapkannya ka-
bali tunas yang muda diberikan pemahaman lo- wasan tri danu sebagai World Heritage Commit-

DHARMASMRTI
30
Vol. XIII Nomor 26 Oktober 2015 : 1 - 135
tee (WHC) United Nations Educational, Scientific, san. Mereka memandang bahwa kawasan Danau
and Kultural Organization (Unesco) bertujuan Buyan merupakan kawasan resapan air bagi
agar dapat menjaga kawasan hulu tetap ber- wilayah Provinsi Bali. Jika proyek tersebut tetap
tahan sehingga subak-subak yang dialiri oleh dipaksakan, maka wilayah resapan air akan
Danau Tamblingan-Buyan-Beratan terus bisa berkurang. Di samping itu, kawasan Danau Buy-
berlangsung. an juga merupakan kawasan suci sesuai dengan
Perda RTRW, No 16 tahun 2009 sehingga tidak
7.3. Upaya yang Dilakukan oleh Pelaku boleh dibangun sarana pariwisata apa pun di
Pariwisata/ Investor kawasan tersebut. Kini rencana pembangunan
Bertambahnya kunjungan yang terus- tersebut tidak ada kabarnya lagi sehingga ka-
menerus seharusnya tidak lagi menjadi kriteria wasan hutan Dasong dan sekitarnya masih tetap
utama untuk pengembangan wisata. Yang diper- alami seperti sedia kala.
lukan adalah pendekatan pengembangan wisata Dua penolakan besar tersebut merupakan
yang integratif yang bertujuan memproteksi wujud nyata upaya yang dilakukan oleh pemer-
lingkungan, menjamin bahwa wisata mengun- hati lingkungan. Upaya itu dilakukan untuk
tungkan penduduk lokal dan membantu peles- menjaga kawasan tri danu agar tetap memegang
trian warisan budaya di negara tujuan wisata. teguh kearifan kosmologis yang selama ini telah
mengakar di masyarakat dalam upaya meles-
7.4. Upaya yang Dilakukan Oleh Pemerha- tarikan lingkungan.
ti Lingkungan Upaya lain yang dilakukan oleh pemerhati
Salah satu proyek yang sempat ramai diper- lingkungan untuk ikut menjaga kawasan tri da-
bincangkan oleh masyarakat Bali adalah ren- nu adalah adanya organisasi sosial yang berger-
cana eksplorasi geotermal yang ada di kawasan ak ikut menjaga dengan kegiatan-kegiatan pro
Bedugul. Pro dan kontra sempat terjadi akibat lingkungan misalnya yang dilakukan oleh Pemu-
perbedaan pendapat dari berbagai kalangan da Peduli Lingkungan Bali (PPLB) yang secara
tentang pendirian megaproyek tersebut. Proyek rutin melakukan kegiatan aksi bersih danau
yang didirikan pada tahun 1995 juga telah yang melibatkan masyarakat dan anak-anak
membabat hutan yang ada di kawasan Bedugul sekolah yang ada di kawasan tri danu.
tersebut untuk penyiapan sarana dan prasarana
proyek tersebut. Hutan yang dibabat untuk dija- III. PENUTUP
dikan proyek geotermal tersebut merupakan
kawasan utama penyangga tri danu. Tentu hal 3.1. Simpulan
ini dicemaskan akan berefek negatif bagi peles- Dari hasil analisis yang dilakukan selama
tarian danau. Penolakan tersebut dilakukan penelitian dapat disimpulkan beberapa hal seb-
oleh LSM Wahana Lingkungan Hidup Bali. Mer- agai berikut.
eka secara tegas mengatakan bahwa kalau mega Beberapa kosmologis masyarakat Hindu di
proyek geotermal tersebut tetap dipaksa untuk kawasan tri danu masih dipegang teguh walau-
dijalankan maka akan merusak lingkungan di pun sebagian berada di persimpangan jalan. Be-
kawasan tri danu. Atas penolakan yang dilaku- berapa kosmologis tersebut terbingkai dalam
kan oleh LSM dan seluruh komponen masyara- mitologi yang telah mengakar menjadi ideologi
kat Bali tersebut, akhirnya mega proyek terse- kebanyakan masyarakat yang bermukim di ka-
but dibatalkan. Artinya hingga sekarang belum wasan tri danu.
ada kejelasan dan tindak lanjut. Faktor-faktor penghambat kosmologis ma-
Kasus yang lain yang sempat terjadi di ka- syarakat Hindu di kawasan tri danu belum ber-
wasan tri danu adalah rencana pembangunan jalan dengan baik disebabkan oleh dua faktor,
villa dan rumah apung di kawasan Danau Buyan yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
dibangun oleh PT. Anantara. Penolakan dilaku- Akibat bagi pelestarian lingkungan hidup di
kan oleh berbagai kalangan baik dari para ake- kawasan tri danu bila kosmologis masyarakat
demisi, LSM, maupun pemerintah Provinsi Bali. Hindu di kawasan tri danu belum dilaksanakan
Pihak-pihak tersebut menolak pengavlingan ka- secara berkesinambungan adalah terjadinya
wasan hutan Dasong untuk dijadikan fasilitas pencemaran air danau, petani kehilangan lahan
pariwisata. Penolakan tersebut cukup berala- pertaninaan, pasang surut air danau yang sig-

KOSMOLOGIS MASYARAKAT HINDU DI KAWASAN TRI DANU


DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP 31
Ida Bagus Gede Candrawan
nifikan, serta berkurangnya flora dan fauna di 3.3. Saran
kawasan tri danu. Saran kepada para akademisi dan peneliti
4) Upaya yang dilakukan dalam merevitalisa- yang menaruh minat dalam mengkaji tri danu,
si kosmlogis masyarakat Hindu di kawasan tri baik dalam perspektif yang sama maupun yang
danu dalam pelestarian lingkungan tidak bisa berbeda.
dipisahkan dari empat komponen utama yaitu Saran kepada pemerintah Kabupaten Taban-
masyarakat, pemerintah, pelaku pariwisata dan an, Kabupaten Buleleng, pemerintah Provinsi
pemerhati lingkungan. Keempat komponen Bali dan para Stakeholder. Pertama masuknya
tersebut memegang peranan penting dalam ikut investor ke kawasan tri danu perlu dipertim-
merevitasasi kearifan kosmologis masyarakat bangkan secara matang agar tidak merusak ke-
Hindu di kawasan tri danu. lestarian alam, sumber daya alam dan tentunya
beranekaragam wujud warisan budaya adilu-
3.2. Temuan hung masyarakat yang dapat menjadi benteng
Dari penelitian yang dilakukan ada beberapa kebertahanan kosmologis masyarakat Hindu di
temuan dalam penelitian ini di antaranya seper- kawasan tri danu. Kedua perlu dipertimbangkan
ti berikut. lebih lanjut mengenai pengembangan kepari-
Beberapa pemahaman masyarakat di ka- wisataan di kawasan tri danu agar tidak timpang
wasan tri danu terhadap kosmologis masyara- dengan kosmologis yang sangat penting bagi
kat Hindu telah mengalami pergeseran. eksistensi ekosistem, baik dalam tataran eko-
Secara teoretis dapat ditemukan bahwa pan- sistem mikro, meso, maupun makro.
dangan masyarakat di kawasan tri danu yang se- Saran kepada masyarakat, khususnya ka-
lama ini tetap menganggap danau sebagai ka- wasan tri danu. Masyarakat diharapkan agar turut
wasan suci, tampaknya menghadapi banyak tan- serta menjaga kelestarian alam tri danu, apalagi
tangan terutama, pada era globalisasi seperti air tri danu tidak bisa lepas dengan religiusitas
ini. umat Hindu di Bali.

DAFTAR PUSTAKA

Alam, Bachtiar. 1977. “Globalisasi dan Perubahan Budaya: Perspektif Teori Kebudayaan”. Makalah.
dipresentasikan pada Widyakarya Nasional “Antropologi dan Pembangunan” pada tang-
gal 26-28 agustus 1977 di Jakarta.
Armstrong, Karen. A Short History of Myth. Knopf Canada, 2006.
Anggoro, M.Toha, dkk. 2008. Metode Penelitian. Jakarta. Universitas Terbuka.
Ardika, I Wayan, 2006. Membangun Budaya Rohani pada Suatu Peradaban, makalah sarasehan
bidang agama, adat dan budaya tahun 2006, ruang Padma, Bale Diklat Provinsi Bali.
Arista, I Made. 2011a. “Kekerasan terhadap tri danu Tinjauan Teo-Ekologi Hindu”. Dalam Dhar-
masmreti Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan. Vol. IX No. 17 April. Program Magis-
ter Ilmu Agama dan Kebudayaan Universitas Hindu Indonesia Denpasar. (Hal. 89-
101).
Arista, I Made. 2013. Tri danu (Beratan-Buyan-Tamblingan) Kajian Teo-Ekologis. Tesis Pascasa-
rjana Universitas Hindu Indonesia
Atmadja, Nengah Bawa, 2005: Bali Post, Era GloBalisasi Pulau Seribu Pura Tidak Seindah
Penampilannya. Draf Buku.
Atmadja, Nengah Bawa, 2010. Ajeg Bali: Gerakan, Identitas Kultural, dan GloBalisasi. Yogyakar-
ta: LkiS.
Bakker, Anton. 1995. Kosmologis dan Ekologi (filsafat Tentang Kosmos Sebagai Rumah Tangga Manu-
sia. Yogyakarta: Kanisius.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) 2009. Sebuah Pengantar tentang Taman Wisata Alam
Danau Beratan, Buyan dan Tamblingan. Tidak diterbitkan

DHARMASMRTI
32
Vol. XIII Nomor 26 Oktober 2015 : 1 - 135
Barker, Chris, 2000. Cultural Studies: Theory and Practice. London: Sage Publications.
Barker, Chris. 2005. Cultural Studies Teori dan Praktik (Terjemahan: Tim Kunci Cultural Studies Cen-
ter). Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Bhisama Sabha Pandita Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat, No. 05/Bhisama/ Sabha Pandita
PHDIP/VIII/2005. Tata Penggunaan Sumber Hayati Langka dan/atau Terancam Punah
Dalam Upacara Keagamaan Hindu.
Bungin, Burhan, 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif Pemahaman Filosofis dan Metodologis Ke-
arah Penguasaan Model Aplikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
, 2004. Cultural Studies, Teori & Praktik (terjemahan). Yogyakarta : Kreasi Wacana.
Campbell, Tom, 1994. Seven Theory Of Human Society, alih bahasa Budi Hardiman, tujuh teori sosial:
sketsa, Penilaian, dan perbandingan. Yogyakarta: Kanisius.
Collin, Finn, 1997. Social Realty. USA and Canada: Routledge Simultaneously Published.
Daryanto.1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya : Appolo.
Donder, I Ketut. 2007. Kosmologis Hindu Penciptaan, Pemeliharaan, dan peleburan serta penciptaan
kembali alm semesta. Surabaya : Paramitha.
Duija, I Nengah, 2008. “ Tradisi Pemeliharaan Air sebagai kekuatan Kultural masyarakat Bali (Anal-
isis Kosmologis Ritual Samudra dan Danu Kertih”) Makalah yang disampaikan pada
Seminar Internasional Tradisi Lisan Nusantara dengan tema “Oral Tradition As Cultural
Strength In Build Civilization” yang diselenggarakan oleh ATL didukung oleh Pemkab
Wakatobi Sulawesi Tenggara.
Febrini, Rensi : 2009. Eksistensi UU Lingkungan di Indonesia, Jurnal Lingkungan: Fakultas Pertani-
an, Universitas Bengkulu.
Goris, R. 1986. Terjemahan Prasasti Bali Prasasti I dan II . Tanpa Penerbit.
Harian Nusa Bali, Edisi Sabtu 28 April 2012.
Harian Kompas Edisi tanggal 7 Juni 2011
Hehanusa, P.E. 2005. “Penataan Ruang dan Daya Dukung Sumber Daya Air di Cekungan Tekungkung
Beratan-Buyan-Tamblingan Provinsi Bali”. Naskah Lengkap Simposium Analisis Daya
Dukung dan Daya Tampung Sumber Daya Air Di kawasan tri -Danau Beratan, Buyan dan
Tamblingan. Bali 11 Agustus.
Iskandar dan Nugraha , 2004. “Hutan dan Pemanfaatannya “ : Jakarta : Offset Cemerlang Jaya.
Januariawan, 2003. Konsep Pelestarian Lingkungan dalam Sastra Agama Hindu Dan Penerapannya
Dalam Masyarakat Bali. Tesis. IHDN Denpasar.
Jaya Wijayananda, Mpu. 2003. Tetandingan dan Sorohan Banten, Surabaya : PT Paramita.
Kadjeng dkk, 1994. Sarasamuscaya, Jakarta : Hanuman Sakti.
Kaler, I Gusti, Ketut, 1979. Butir-Butir Tercecer Adat Bali II. Denpasar: CV Kayu Mas.
Kartodirdjo, Sartono, 1994. Penggunaan Bahan Dokumen Penelitian Masyarakat (Edisi Ketiga). Ja-
karta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Keraf, Sonny.A, 2002. Krisis Dan Bencana Lingkungan Global. Yogyakarta : Kanisius.
Kep. Bersama Bali, Nusa Barat, dan Nusa Timur.No. 6 th. 2002. no. 2 th 2002. No. 20. th 2002. ten-
tang Pengawasan dan Pengendalian terhadap pemanafaatan, Peredaran dan Perdagan-
gan Tumbuhan dan Satwa Langka Yang di Lindungi.
Kirk, J. and M.L. Miller. 1986. Reliability and Valiability in Qualitative Research (Vol. 1). Beverly Hills:
SAGE Publications.
Klandermans, Bert. 2005. Protes dalam Kajian Psikologi Sosial (terjemahan). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Koentjaraninggrat, 1977. Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan. Jakarta : PT Gramedia.
Kriesberg, Louis. 2000. Social Conflict (Konflik Sosial), dalam Adam Kuper dan Jessica Kuper
(Peny.), Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial (Edisi Kedua, Buku 1, terjemahan). Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Laksmiwati, Ida Ayu Alit. 2008. Mata Air sebagai Kawasan Suci (Sebuah Kearifan Lokal dalam Pele-
starian Sumber Daya Alam). Skripsi di Fakultas sastra Universitas Udayana Landsberg-
er, Henry A. dan Yu G. Alexandrov. 1981. Pergolakan Petani dan Perubahan Sosial

KOSMOLOGIS MASYARAKAT HINDU DI KAWASAN TRI DANU


DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP 33
Ida Bagus Gede Candrawan
(terjemahan). Jakarta: CV. Rajawali.
Lubis, Akhyar Yusuf. 2004. Setelah Kebenaran dan Kepastian Dihancurkan Masih adakah Tempat ber-
pijak Bagi Ilmuan. Bogor: Akamedia.
Makalah Kondisi Hutan di Indonesia. (Departemen Kehutanan, 2005).
Mantra, Ida Bagus, 1990. Landasan Kebudayaan Bali, Denpasar : PT. Upadha Sastra.
Maulana Slamet, 1968. Kosmologis. Djakarta : Bharatara.
Maswinara, 1999. Atharwaveda. Surabaya : Paramitha
Nawa Sandhi Bhagawan, 2009, “Tempat Melimpahkan Keselamatan Umat”, Bali Post, 23 Januari: 1.
Nawa Sandhi Bhagawan, 2009, Tempat Melimpahkan Keselamatan Umat”, Bali Post, 24 Januari: 1.
Nawawi, Hadari dan Martini, Hadari. 1995. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.
Ngurah Bagus, I Gusti. 1991. Dari Obyek ke Subyek: Memanfaatkan Peluang Pariwisata sebagai In-
dustri Jasa dalam Pembangunan, dalam Ilmu-ilmu Humaniora, Persembahan bagi Prof.
Dr. Siti Baroroh Baried dan Prof. Dr. Sulastin Sutrisno. Yogyakarta: Fakultas Sastra Uni-
versitas gadjah Mada.
Norris, Christopher, 2006, Membongkar Teori Dekonstruksi, Yogjakarta : Ar-Ruzs Media.
Paul. Miles, Mattew B. dan Michael A. Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif (terjemahan). Jakar-
ta: UII Press.
Pendit, Nyoman S. 1985. Sarasamusscaya. Jakarta : Dirjen Bimas Hindu Budha.
Perda Propinsi Tingakat I Bali Nomor 06 Tahun 1986, Keududukan Fungsi dan Peranan Desa Adat
Sebagai Kesatuan Masyarakat Hukum Adat Dalam Propinsi Daerah Tingkat I Bali.
Piliang, Yasraf Amir. 1999. Hiper-Realitas Kebudayaan. Yogyakarta: LkiS
Piliang, Yasraf Amir 2006a. “antara Homogenitas dan Heterogenitas: Estetika Cultural Studies”
dalam Jurnal Kajian Budaya. Vol 3. Nomer 6 Juli 2006. Denpasar : Program S2 dan S3 Ka-
jian Budaya Universitas Udayana
Pudja, Gde dan Sudharta, Tjok, 1975, Manawadharmasatra, Surabaya: PT. Paramita.
Ritzer, George. 1992. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda (Edisi 1, Cetakan 2, terjema-
han). Jakarta: Penerbit CV Rajawali.
, 2003. Teori Sosial Post Modern, Yogjakarta, Kreasi Wacana.
Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi Buku 1, Jakarta: Penerbit CV Ra-
jawali.
Salim, Agus, 2006. Bangunan Teori, Metodologi Penelitian Sosial, Psikologi dan Pendidikan, Yogjakar-
ta, Tiara Wacana.
,2006 : Teori Paradigma Penelitian Sosial, Edisi kedua, Yogjakarta, Tiara Wacana.
Sanderson, Stephen K. 1995. Makrososiologi, Sebuah Pendekatan terhadap Realitas Sosial (edisi ked-
ua, terjemahan). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Sanjaya, Gede Oka. 2010. Siva Purana Vol I. Edisi Lengkap. Surabaya : Paramita.
Subrata, Md, 2002.“Berkurang Protes Penyayang Binatang Terhadap Bali”, Bali Post,12 Maret : 2.
Subrata, Md, 2009. ”Pura Ulun Danu Buyan di Abaikan”, Bali Post, 30 Januari,hal:1.
Subrata, Md, 2009.”Wahli Desak Pemprov Tolak Anantara”, Bali Post, 23 Januari:1.
Sudiana, I Gst Ngurah. (2009) Pemanfaatan dan Perlindungan Penyu di desa Serangan dan Tanjung
Benoa, Bali Selatan: Perspektif Kajian Budaya : Disertasi Di Universitas Udayana.
Sudikin, Basrowi. 2002. “Metode Penelitian Kualitatif perspektif Mikro”. Surabaya : Insan Cendekia
Sugono, 1994. Kamus Besar Bahasa Indonensia. Jakarta: Balai Pustaka.
Sukabawa, 2003. Upacara Wana Kertih di hutan Batu Karu Desa Wongaya Gede: Analisis Bentuk,
Fungsi, dan Makna. Tesis. IHDN Denpasar.
Supardi, Imam H. 2003. Lingkungan dan Kelestariannya. Bandung : PT. Alumni.
Titib, Made, 2003. Teologi dan Simbol-Simbol Dalam Agama Hindu, Surabaya, PT. Paramita.
Turner, Bryan S. 2006. Agama &Teori Sosial, Rangka Pikir Sosiologi dalam Membaca Eksistensi Tu-
han di antara Gelegar Ideologi Ideologi Kontemporer. Yogyakarta : Iri SoD.
Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya alam Hayati dan Ekosistemnya.

DHARMASMRTI
34
Vol. XIII Nomor 26 Oktober 2015 : 1 - 135
Wastawa, I Wayan. 2009. Falsafah Budaya Agama Dalam Penataan Ruang Kawasan Suci Besakih.
Penelitian IHDN Denpasar.
Wiana, Kt, 1992. Nitisastra, Jakarta : Dirjen Bimas Hindu Budha.
Wiana, I Kt, 2009 “Air sebagai Ratna Permata Bumi”, makalah yang disampaikan dalam seminar In-
ternasional yang diselenggarakan oleh The 3rd SSEA SR Confrence kerjasama dengan
Unversitas Hindu Indonesia dengan ISI Denpasar.
Wuisman, J.J.J.M. 1996. Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Asas-asas (jilid 1). Jakarta: Lembaga Penerbit Fa-
kultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Wira-Maharani, K. 2004. Tingkat Keracunan Pestisida Dalam Darah Petani Sayuran Di Desa Pan-
casari Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng Dengan Penentuan Aktivitas Kholin-
esterase Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana, Denpasar.

KOSMOLOGIS MASYARAKAT HINDU DI KAWASAN TRI DANU


DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP 35
Ida Bagus Gede Candrawan

Anda mungkin juga menyukai