Oleh:
Ida Bagus Gede Candrawan
Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar
ibgcandrawan.gmail.com
Abstract
This article concerns the cosmological view of the Hindus around the area of tri danu in preserving
their beautiful environment. Various means have been conducted by the tri danu community in which
many parties, as the government as well as the tourism actors, have taken participations. Obviously
even though now the condition has been in dilemma due to some obstacles, the cosmological under-
standing is still obeyed firmly by the Hindu community since they still believe in inherited mythologies.
If the cosmology is not implemented hence there be various threats to come to endanger the environ-
ment, the human life as well.
Abstrak
Artikel ini membahas tentang kosmologis masyarakat Hindu di kawasan tri danu dalam meles-
tarikan lingkungan. Beragam upaya telah dilaksanakan masyarakat di kawasan ini dengan melibat-
kan berbagai kalangan, baik dari pemerintahan dan pelaku pariwisata. Tampaknya, walaupun be-
rada di persimpangan jalan yang ditambah beragam faktor penghambat, pemahaman kosmologis
masih dipegang teguh masyarakatnya dalam bingkai mitologi yang telah mengakar kuat. Oleh kare-
na itu, jika kosmologis tidak diimplementasikan, maka beragam ancaman terhadap lingkungan dan
kehidupan masyarakat pasti terjadi.
DHARMASMRTI
24
Vol. XIII Nomor 26 Oktober 2015 : 1 - 135
ahanya menghasilkan kurang dari yang diharap- man analisa bagi peneliti untuk menjawab kos-
kan. Dalam konteks penelitian ini teori ini akan mologis masyarakat Hindu di kawasan tri danu.
membantu peneliti untuk memberikan gamba-
ran tentang motif motivasi yang dimiliki oleh II. PEMBAHASAN
masyarakat dalam merevitalisasi kosmologis
masyarakat Hindu di kawasan tri danu. Dari tiga 2.1. Kosmologis Masyarakat Hindu
komponen motivasi seperti yang disebutkan Kosmologis adalah bagian ilmu filsafat, yang
Vroom tersebut akan mempermudah melihat memercayai uraiannya sebagai uraian yang
gejala-gejala atau motif-motif masyarakat dalam lengkap tentang filsafat manusia dengan struk-
usaha merevitalisasi kosmologis masyarakat tur-struktur dan norma-normanya. Bahkan
Hindu di kawasan tri danu. merupakan perpanjangan dan perluasan filsafat
manusia sebab manusia dengan sendirinya ti-
2. Metode Penelitian dak dapat dipandang lepas dari dunia. Kedudu-
Penelitian ini termasuk penelitian bidang kan dalam sistem filsafat sangat dekat dengan
agama dan budaya, sebagai sebuah ilmu agama ontologi (metafisika umum). Keduanya mencari
dan budaya penelitian ini menggunakan struktur-struktur dan norma-norma mendasar
pendekatan penelitian kualitatif. Data-data yang bagi kesemestaan, tetapi membatasi diri pada
ingin didapatkan dalam penelitian ini adalah alam dunia (Bakker, 1995: 5).
yang berkaitan kosmologis masyarakat Hindu di Kosmologis dapat didefinisikan sebagai ilmu
kawasan tri danu. Data tersebut berupa data yang menyelidiki atau teori asal usul, watak, dan
tentang sistem pelestarian, faktor pendukung perkembangan alam semesta sebagai suatu
dan penghambat dan pengaruh pemberdayaaan sistem yang teratur dan sejarah alam semesta
lingkungan di kawasan tri danu. berskala besar. Secara khusus, ilmu ini ber-
hubungan dengan asal mula dan evolusi dari
2.1. Lokasi Penelitian suatu subjek yang dipelajari dalam astronomi,
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Dan- filosofi, dan agama.
au Beratan Kabupaten Tabanan, Danau Buyan, Kosmologi Hindu merupakan pengetahuan
dan Danau Tamblingan di Kabupaten Buleleng. tentang segala sesuatu yang berhubungan den-
Lokasi ini dipilih didasarkan pada tiga alasan gan alam semesta menurut filsafat Hindu. Dalam
akademik. Pertama, daerah ini adalah dataran ajaran Hindu, alam semesta dibangun dari lima
tinggi yang dikelilingi oleh danau dan menjadi- unsur, yakni tanah (zat padat), air (zat cair),
kan danau sebagai pusat kebudayaan agraris la- udara (zat gas), api (plasma), dan ether. Kelima
han kering/ perkebunan sehingga kearifan kos- unsur tersebut disebut pancamahabhuta atau li-
mologis dan tradisi-tradisi masyarakat di ka- ma unsur materi. Bedanya secara umum adalah
wasan ini cenderung menjadikan danau sebagai bahwa kalau secara umum belum memasukkan
objek utamanya. Kedua, daerah ini merupakan secara sengaja peranan Tuhan sebagai cikal
sebagai daerah penyangga paru-paru Bali, sum- bakal terjadinya penciptaan dan peleburan alam
ber air Bali secara makro sehingga meneliti ma- semesta. Walaupun demikian secara umum din-
salah ini sesungguhnya berkontribusi pada Bali. yatakan bahwa ia tidak menolak adanya kehadi-
Ketiga, belum adanya penelitian sejenis yang ran Tuhan sebagai cikal bakal segala sesuatu
mengadopsi karakter lokal kawasan tri danu tetapi ia tidak memasukkannya karena alasan
dalam melestarikan alam lingkungannya yang bahwa pada umumnya ilmu-ilmu lain juga tidak
dikaitkan dengan nilai-nilai dan konsep ajaran dapat memasukkan Tuhan dalam prosedur epis-
Hindu yang telah ada selama ini. temologinya.
Di pihak lain dalam Hindu menempatkan Tu-
2.2. Jenis dan Sumber Data han pada posisi pertama dan utama sebagai cau-
Semua sumber data primer dan sumber data sa prima “cikal bakal” (sangkan paraning numa-
skunder tersebut kemudian akan dianalisa di) dari alam semesta ini. Hindu melihat pencip-
menggunakan beberapa teori seperti teori taan alam semesta atau jagat raya ini bermula
fenomenologi, teori landscape Appadurai, teori dari Tuhan. Dari dalam badan atau kandungan
semiotika, dan teori motivasi. Teori-teori terse- Tuhan (Hiraya garbha), dengan Tuhan pula alam
but tidak akan diuji melainkan dijadikan pedo- semesta ini akan dikembalikan. Dengan demiki-
DHARMASMRTI
26
Vol. XIII Nomor 26 Oktober 2015 : 1 - 135
danu yang juga berimplikasi terhadap rusaknya ling- wisata di kawasan tri danu sangat timpang jika
kungan yang ada di kawasan tersebut. Peran serta dibandingkan dengan pelestaraian lingkungan
modernisasi dalam pembangunan yang tidak Bali yang tergolong sempit.
terkontrol di kawasan tri danu, semakin cepat Perkembangan pariwisata yang sangat pesat
menciptakan keterdesakan ruang dan hilangn- seperti pembangunan beberapa restoran, hotel,
nya realitas masyarakat yang spiritualis-ekolo- villa dianggap perlu oleh para pengembang
gis. kepariwisataan, dan tentunya peran pemerintah
kala itu mendukung pengembangan tersebut,
2.2.2 Tingkat Kesadaran Hukum sehingga sampai saat ini berdirilah hotel yang
Sosial budaya masyarakat juga memberi berada pada bagian selatan, barat dan timur laut
dampak positif maupun negatif terhadap ling- danau Beratan seperti, Asram, Bedugul, Villa Ta-
kungan tri danu. Aktivitas masyarakat kawasan man Air, Enjung Beji Resort, Puri Candikuning.
tri danu yang sebagian besar berprofesi sebagai Begitu pula pengembangan kepariwisataan juga
petani, terkadang tidak memahami ancaman merambah danau Tamblingan. Banyak villa dan
yang terjadi dari aktivitas pertanian modern restoran juga dibangun di sekitar Dusun Tam-
mereka lakukan. Pestisida dan pupuk anorganik blingan dan Desa Munduk. Ekowisata pun sema-
dengan kuantitas tinggi dapat merusak kualitas kin digalakkan oleh masyarakat lokal, seperti
air, tanah dan udara. Begitu pula, kurang tracking yang menjelajahi danau Buyan-Tamblin-
sadarnya pedagang makanan yang sesuka hati gan atau ada juga melewati Tamblingan-Jatilu-
membuang sisa-sisa makanan, seperti apa yang wih. Bisnis wisata tersebut sangat didukung
terjadi di tepi barat Danau Beratan. oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng.
Pihak pengelola hotel dan restoran pun juga Potensi tersebut menjadi kapital unggulan
ada yang sengaja membuang limbah ke danau yang berprospek menguntungkan dalam men-
secara sembunyi-sembunyi dengan membuat dongkrak pendapatan daerah. Akan tetapi,
saluran pembuangan di bawah air. Mereka han- pengembangan tanpa pengelolaan dan penga-
ya mengejar keuntungan, tanpa adanya kesada- wasan yang tidak memperhatikan eksistensi
ran akan pentingnya lingkungan bagi generasi kosmologis juga dapat memberikan dampak
mendatang dan tentunya bagi seluruh kompo- kurang menguntungkan bagi kosmologis di tri
nen ekosistem. Kurangnya pengetahuan ma- danu. Adanya permainan aturan, sehingga tata
syarakat tentang lingkungan dan pudamya kear- ruang yang telah ditetapkan seolah-olah tidak
ifan lokal tentang lingkungan religius juga men- sengaja dilanggar, bisa dibenarkan. Misalnya
jadi sebab kerusakan kosmolologi kawasan. pelanggaran jalur hijau, sempadan danau yang
Apalagi kurangnya peran aktif pemerintah dan dibiarkan begitu saja oleh pemerintah, dan pem-
lembaga-lembaga yang terkait dengan lingkun- berian ijin hotel, pemberian ijin perahu bermo-
gan memberi penyuluhan kepada masyarakat tor yang tidak ditata dengan bijak sehingga ka-
tentang pentingnya lingkungan alam bagi ke- wasan tersebut menjadi sesak akibat pemban-
hidupan dan terputusnya revitalisasi kearifan gunan yang tak terkendali.
lokal dalam komunitas.
2.6.3 Pendangkalan di Kawasan Tri Danu
2.2.3 Daya Dukung Infrastruktur Perubahan alam yang tidak menentu juga
Perkembangan pariwisata di kawasan terse- sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek
but telah menggerakkan perekonomian ma- kehidupan manusia, terlebih-terlebih masyara-
syarakat setempat karena banyak wisatawan kat tradisional yang berpegang teguh pada
yang datang, namun dari sisi negatifnya karena tradisi dan keyakinan, bahwa segala sesuatu
banyaknya wisatawan yang datang masyarakat akan berputar seiring dengan berjalannya wak-
berupaya menyediakan fasilitas pariwisata yang tu dan sesuai dengan tradisi yang ada. Demikian
memadai, namun terkadang mereka lupa meng- halnya masyarakat kawasan tri danu sangat
hiraukan aturan yang ada di kawasan tersebut meyakini bahwa tradisi yang diwarisi adalah
tentu hal ini berdampak negatif bagi kehidupan benar dan akan begitu adanya, namun seiring
sosial dan budaya, serta menyebar keseluruh perkembangan alam maka tradisi yang sudah
kehidupan masyarakat Bali, bahkan meciptakan ada terkadang tidak sesuai dengan apa yang su-
keterpurukan kosmologis pembanguanan pari- dah biasa mereka lakukan. Seperti misalnya pa-
DHARMASMRTI
28
Vol. XIII Nomor 26 Oktober 2015 : 1 - 135
alam yang indah telah memberi percepatan pe- kemiskinan, dengan menjual lahan adalah se-
rubahan, baik perubahan lingkungan fisik, mau- buah solusi untuk mengatasi kemiskinan terse-
pun lingkungan moral dan spiritual masyarakat- but. Dengan demikian, masyarakat dalam posisi
nya. Aktivitas pertanian masyarakatnya sema- lemah, dan tidak memiliki nilai tawar yang dapat
kin berkembang dan mengangkat perekonomi- menguntungkan dirinya.
an masyarakat. Dari aktivitas pertanian yang di-
lakukan tersebut, selain menguntungkan per- 2.3.3 Pasang Surut Air Danau yang Signifi-
ekonomian, pada sisi yang lain memberi dam- kan
pak kerusakan. Dampak dari tidak terimplementasikannnya
Kerusakan yang disebabkan semakin luas di- kearifan kosmologis masyarakat setempat
bukanya lahan pertanian, yang semula berupa adalah adanya kerusakan lingkungan yang me-
hutan dan perkebunan. Selain itu, pemanfaatan nyebabkan ketidaknyamanan masyarakat yang
pupuk anorganik dan pestisida untuk menggen- tinggal di sekitar kawasan danau tersebut. Hal
jot hasil pertanian juga berdampak rusaknya yang paling dirasakan adalah pasang surutnya
lingkungan tri danu. Banyak habitat binatang ke- air danau yang tidak bisa diprediksi bahkan ti-
cil mati dan berdampak juga pencemaran tanah dak seperti biasanya. Adanya air danau yang
dan air danau. Dalam kaitannya dengan tradisi meluap diyakini karena curah hujan yang terlalu
maka akan berdampak pada lunturnya nilai-ni- tinggi sehingga pepohonan yang bertugas me-
lai luhur yang sudah diberikan secara turun nyerap dan menyimpan tidak bisa sehingga air
temurun oleh nenek moyang mereka. pun mengalir deras ke danau sehingga menye-
babkan debit air danau terus meningkat. Selain
2.3. Akibat bagi Pelestarian Lingkungan itu meluapnya air danau juga diyakini karena
2.3.1. Tercemarnya Air Danau adanya alih fungsi lahan di sekitaran kawasan
Dampak dari tidak terimplementasikannya tri danu. Pendangkalan akan terus terjadi jika
kosmologis menyebabkan pencemaran pada air, wilayah sekitar danau terjadi alih fungsi lahan
di samping itu juga sangat berpengaruh secara secara terus menerus karena pola bercocok ta-
mikro bagi ekosistem danau, namun menjalar nam penduduk yang berubah. Sebelumnya
ke kawasan lain melalui komponen-komponen adalah tanaman keras seperti kopi, dadap, dan
ekosistem dalam hubungan yang sangat rumit. sebagainya, namun saat ini berubah menjadi
Misalnya penggunaan pestisida dalam meno- tanaman umur pendek seperti sayur, buah, bun-
pang peningkatan produk pertanian maupun ga dan kacang-kacangan.
perkebunan telah banyak membantu untuk
meningkatkan produksi pertanian. 2.3.4. Berkurangnya Flora dan Fauna di
Ancaman yang lain juga dari dampak pence- Kawasan Tri Danu
maran adalah karena adanya sampah plastik Berkurangnya populasi ikan yang hidup di
yang bersebaran dan masuk ke air danau. Hal ini kawasan tri danu. Hal tersebut jelas menunjuk-
disebabkan karena perkembangan penduduk kan bahwa hilangnya kosmologis masyarakat tri
yang membludak di sekitar tri danu yang memi- danu berimplikasi pada menurunnya populasi
cu minimnya kesadaran pengelolaan limbah cair ikan yang ada di kawasan tri danu, terlebih-leb-
dari rumah tangga dan pengelolaan sampah ih dengan kemajuan pariwisata di kawasan Da-
plastik. nau Beratan telah merusak biota danau yang
dulunya menjadi sumber penghasilan utama ba-
2.3.2 Petani Kehilangan Lahan Pertanian- gi nelayan yang ada di kawasan tersebut, namun
nya sekarang banyak ikan yang sudah tidak dapat
Berkembangannya kawasan tri danu telah ditemui lagi di danau tersebut seperti kuyuh,
mengubah pola pikir masyarakat untuk men- ikan julit. Di danau Tamblingan ikan kuyuh bu-
gubah tanah pertanian mejadi kavlingan atau kan hanya langka tetapi sudah tidak ditemukan
bahkan dijual. Hal ini menunjukkan bahwa pet- lagi padahal di era 1990-an ikan ini masih dite-
ani telah disusupi oleh kapitalisme yang datang mukan. Ikan kuyuh ini sangat digemari oleh
dari luar, membeli tanah/ lahan sebagai sarana warga dan sesungguhnya ikan ini sangat cepat
produksi dengan tujuan keuntungan. Ada do- mengalami perkembangbiakan, namun karena
rongan dari masyarakat akan kebebasan dari masyarakat banyak yang melanggar aturan den-
DHARMASMRTI
30
Vol. XIII Nomor 26 Oktober 2015 : 1 - 135
tee (WHC) United Nations Educational, Scientific, san. Mereka memandang bahwa kawasan Danau
and Kultural Organization (Unesco) bertujuan Buyan merupakan kawasan resapan air bagi
agar dapat menjaga kawasan hulu tetap ber- wilayah Provinsi Bali. Jika proyek tersebut tetap
tahan sehingga subak-subak yang dialiri oleh dipaksakan, maka wilayah resapan air akan
Danau Tamblingan-Buyan-Beratan terus bisa berkurang. Di samping itu, kawasan Danau Buy-
berlangsung. an juga merupakan kawasan suci sesuai dengan
Perda RTRW, No 16 tahun 2009 sehingga tidak
7.3. Upaya yang Dilakukan oleh Pelaku boleh dibangun sarana pariwisata apa pun di
Pariwisata/ Investor kawasan tersebut. Kini rencana pembangunan
Bertambahnya kunjungan yang terus- tersebut tidak ada kabarnya lagi sehingga ka-
menerus seharusnya tidak lagi menjadi kriteria wasan hutan Dasong dan sekitarnya masih tetap
utama untuk pengembangan wisata. Yang diper- alami seperti sedia kala.
lukan adalah pendekatan pengembangan wisata Dua penolakan besar tersebut merupakan
yang integratif yang bertujuan memproteksi wujud nyata upaya yang dilakukan oleh pemer-
lingkungan, menjamin bahwa wisata mengun- hati lingkungan. Upaya itu dilakukan untuk
tungkan penduduk lokal dan membantu peles- menjaga kawasan tri danu agar tetap memegang
trian warisan budaya di negara tujuan wisata. teguh kearifan kosmologis yang selama ini telah
mengakar di masyarakat dalam upaya meles-
7.4. Upaya yang Dilakukan Oleh Pemerha- tarikan lingkungan.
ti Lingkungan Upaya lain yang dilakukan oleh pemerhati
Salah satu proyek yang sempat ramai diper- lingkungan untuk ikut menjaga kawasan tri da-
bincangkan oleh masyarakat Bali adalah ren- nu adalah adanya organisasi sosial yang berger-
cana eksplorasi geotermal yang ada di kawasan ak ikut menjaga dengan kegiatan-kegiatan pro
Bedugul. Pro dan kontra sempat terjadi akibat lingkungan misalnya yang dilakukan oleh Pemu-
perbedaan pendapat dari berbagai kalangan da Peduli Lingkungan Bali (PPLB) yang secara
tentang pendirian megaproyek tersebut. Proyek rutin melakukan kegiatan aksi bersih danau
yang didirikan pada tahun 1995 juga telah yang melibatkan masyarakat dan anak-anak
membabat hutan yang ada di kawasan Bedugul sekolah yang ada di kawasan tri danu.
tersebut untuk penyiapan sarana dan prasarana
proyek tersebut. Hutan yang dibabat untuk dija- III. PENUTUP
dikan proyek geotermal tersebut merupakan
kawasan utama penyangga tri danu. Tentu hal 3.1. Simpulan
ini dicemaskan akan berefek negatif bagi peles- Dari hasil analisis yang dilakukan selama
tarian danau. Penolakan tersebut dilakukan penelitian dapat disimpulkan beberapa hal seb-
oleh LSM Wahana Lingkungan Hidup Bali. Mer- agai berikut.
eka secara tegas mengatakan bahwa kalau mega Beberapa kosmologis masyarakat Hindu di
proyek geotermal tersebut tetap dipaksa untuk kawasan tri danu masih dipegang teguh walau-
dijalankan maka akan merusak lingkungan di pun sebagian berada di persimpangan jalan. Be-
kawasan tri danu. Atas penolakan yang dilaku- berapa kosmologis tersebut terbingkai dalam
kan oleh LSM dan seluruh komponen masyara- mitologi yang telah mengakar menjadi ideologi
kat Bali tersebut, akhirnya mega proyek terse- kebanyakan masyarakat yang bermukim di ka-
but dibatalkan. Artinya hingga sekarang belum wasan tri danu.
ada kejelasan dan tindak lanjut. Faktor-faktor penghambat kosmologis ma-
Kasus yang lain yang sempat terjadi di ka- syarakat Hindu di kawasan tri danu belum ber-
wasan tri danu adalah rencana pembangunan jalan dengan baik disebabkan oleh dua faktor,
villa dan rumah apung di kawasan Danau Buyan yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
dibangun oleh PT. Anantara. Penolakan dilaku- Akibat bagi pelestarian lingkungan hidup di
kan oleh berbagai kalangan baik dari para ake- kawasan tri danu bila kosmologis masyarakat
demisi, LSM, maupun pemerintah Provinsi Bali. Hindu di kawasan tri danu belum dilaksanakan
Pihak-pihak tersebut menolak pengavlingan ka- secara berkesinambungan adalah terjadinya
wasan hutan Dasong untuk dijadikan fasilitas pencemaran air danau, petani kehilangan lahan
pariwisata. Penolakan tersebut cukup berala- pertaninaan, pasang surut air danau yang sig-
DAFTAR PUSTAKA
Alam, Bachtiar. 1977. “Globalisasi dan Perubahan Budaya: Perspektif Teori Kebudayaan”. Makalah.
dipresentasikan pada Widyakarya Nasional “Antropologi dan Pembangunan” pada tang-
gal 26-28 agustus 1977 di Jakarta.
Armstrong, Karen. A Short History of Myth. Knopf Canada, 2006.
Anggoro, M.Toha, dkk. 2008. Metode Penelitian. Jakarta. Universitas Terbuka.
Ardika, I Wayan, 2006. Membangun Budaya Rohani pada Suatu Peradaban, makalah sarasehan
bidang agama, adat dan budaya tahun 2006, ruang Padma, Bale Diklat Provinsi Bali.
Arista, I Made. 2011a. “Kekerasan terhadap tri danu Tinjauan Teo-Ekologi Hindu”. Dalam Dhar-
masmreti Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan. Vol. IX No. 17 April. Program Magis-
ter Ilmu Agama dan Kebudayaan Universitas Hindu Indonesia Denpasar. (Hal. 89-
101).
Arista, I Made. 2013. Tri danu (Beratan-Buyan-Tamblingan) Kajian Teo-Ekologis. Tesis Pascasa-
rjana Universitas Hindu Indonesia
Atmadja, Nengah Bawa, 2005: Bali Post, Era GloBalisasi Pulau Seribu Pura Tidak Seindah
Penampilannya. Draf Buku.
Atmadja, Nengah Bawa, 2010. Ajeg Bali: Gerakan, Identitas Kultural, dan GloBalisasi. Yogyakar-
ta: LkiS.
Bakker, Anton. 1995. Kosmologis dan Ekologi (filsafat Tentang Kosmos Sebagai Rumah Tangga Manu-
sia. Yogyakarta: Kanisius.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) 2009. Sebuah Pengantar tentang Taman Wisata Alam
Danau Beratan, Buyan dan Tamblingan. Tidak diterbitkan
DHARMASMRTI
32
Vol. XIII Nomor 26 Oktober 2015 : 1 - 135
Barker, Chris, 2000. Cultural Studies: Theory and Practice. London: Sage Publications.
Barker, Chris. 2005. Cultural Studies Teori dan Praktik (Terjemahan: Tim Kunci Cultural Studies Cen-
ter). Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Bhisama Sabha Pandita Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat, No. 05/Bhisama/ Sabha Pandita
PHDIP/VIII/2005. Tata Penggunaan Sumber Hayati Langka dan/atau Terancam Punah
Dalam Upacara Keagamaan Hindu.
Bungin, Burhan, 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif Pemahaman Filosofis dan Metodologis Ke-
arah Penguasaan Model Aplikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
, 2004. Cultural Studies, Teori & Praktik (terjemahan). Yogyakarta : Kreasi Wacana.
Campbell, Tom, 1994. Seven Theory Of Human Society, alih bahasa Budi Hardiman, tujuh teori sosial:
sketsa, Penilaian, dan perbandingan. Yogyakarta: Kanisius.
Collin, Finn, 1997. Social Realty. USA and Canada: Routledge Simultaneously Published.
Daryanto.1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya : Appolo.
Donder, I Ketut. 2007. Kosmologis Hindu Penciptaan, Pemeliharaan, dan peleburan serta penciptaan
kembali alm semesta. Surabaya : Paramitha.
Duija, I Nengah, 2008. “ Tradisi Pemeliharaan Air sebagai kekuatan Kultural masyarakat Bali (Anal-
isis Kosmologis Ritual Samudra dan Danu Kertih”) Makalah yang disampaikan pada
Seminar Internasional Tradisi Lisan Nusantara dengan tema “Oral Tradition As Cultural
Strength In Build Civilization” yang diselenggarakan oleh ATL didukung oleh Pemkab
Wakatobi Sulawesi Tenggara.
Febrini, Rensi : 2009. Eksistensi UU Lingkungan di Indonesia, Jurnal Lingkungan: Fakultas Pertani-
an, Universitas Bengkulu.
Goris, R. 1986. Terjemahan Prasasti Bali Prasasti I dan II . Tanpa Penerbit.
Harian Nusa Bali, Edisi Sabtu 28 April 2012.
Harian Kompas Edisi tanggal 7 Juni 2011
Hehanusa, P.E. 2005. “Penataan Ruang dan Daya Dukung Sumber Daya Air di Cekungan Tekungkung
Beratan-Buyan-Tamblingan Provinsi Bali”. Naskah Lengkap Simposium Analisis Daya
Dukung dan Daya Tampung Sumber Daya Air Di kawasan tri -Danau Beratan, Buyan dan
Tamblingan. Bali 11 Agustus.
Iskandar dan Nugraha , 2004. “Hutan dan Pemanfaatannya “ : Jakarta : Offset Cemerlang Jaya.
Januariawan, 2003. Konsep Pelestarian Lingkungan dalam Sastra Agama Hindu Dan Penerapannya
Dalam Masyarakat Bali. Tesis. IHDN Denpasar.
Jaya Wijayananda, Mpu. 2003. Tetandingan dan Sorohan Banten, Surabaya : PT Paramita.
Kadjeng dkk, 1994. Sarasamuscaya, Jakarta : Hanuman Sakti.
Kaler, I Gusti, Ketut, 1979. Butir-Butir Tercecer Adat Bali II. Denpasar: CV Kayu Mas.
Kartodirdjo, Sartono, 1994. Penggunaan Bahan Dokumen Penelitian Masyarakat (Edisi Ketiga). Ja-
karta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Keraf, Sonny.A, 2002. Krisis Dan Bencana Lingkungan Global. Yogyakarta : Kanisius.
Kep. Bersama Bali, Nusa Barat, dan Nusa Timur.No. 6 th. 2002. no. 2 th 2002. No. 20. th 2002. ten-
tang Pengawasan dan Pengendalian terhadap pemanafaatan, Peredaran dan Perdagan-
gan Tumbuhan dan Satwa Langka Yang di Lindungi.
Kirk, J. and M.L. Miller. 1986. Reliability and Valiability in Qualitative Research (Vol. 1). Beverly Hills:
SAGE Publications.
Klandermans, Bert. 2005. Protes dalam Kajian Psikologi Sosial (terjemahan). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Koentjaraninggrat, 1977. Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan. Jakarta : PT Gramedia.
Kriesberg, Louis. 2000. Social Conflict (Konflik Sosial), dalam Adam Kuper dan Jessica Kuper
(Peny.), Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial (Edisi Kedua, Buku 1, terjemahan). Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Laksmiwati, Ida Ayu Alit. 2008. Mata Air sebagai Kawasan Suci (Sebuah Kearifan Lokal dalam Pele-
starian Sumber Daya Alam). Skripsi di Fakultas sastra Universitas Udayana Landsberg-
er, Henry A. dan Yu G. Alexandrov. 1981. Pergolakan Petani dan Perubahan Sosial
DHARMASMRTI
34
Vol. XIII Nomor 26 Oktober 2015 : 1 - 135
Wastawa, I Wayan. 2009. Falsafah Budaya Agama Dalam Penataan Ruang Kawasan Suci Besakih.
Penelitian IHDN Denpasar.
Wiana, Kt, 1992. Nitisastra, Jakarta : Dirjen Bimas Hindu Budha.
Wiana, I Kt, 2009 “Air sebagai Ratna Permata Bumi”, makalah yang disampaikan dalam seminar In-
ternasional yang diselenggarakan oleh The 3rd SSEA SR Confrence kerjasama dengan
Unversitas Hindu Indonesia dengan ISI Denpasar.
Wuisman, J.J.J.M. 1996. Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Asas-asas (jilid 1). Jakarta: Lembaga Penerbit Fa-
kultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Wira-Maharani, K. 2004. Tingkat Keracunan Pestisida Dalam Darah Petani Sayuran Di Desa Pan-
casari Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng Dengan Penentuan Aktivitas Kholin-
esterase Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana, Denpasar.