Anda di halaman 1dari 6

KAJIAN GEOHISTORI

PERKEMBANGAN PERADABAN MESOPOTAMIA


DI SUNGAI EUFRAT DAN TRIGIS

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Geohistori
Yang dibina oleh
Dr. Blasius Suprapta, M.Hum.

Disusun oleh :
Isvi Rahmatul M (170731637)
Teguh Dias Arestu P (170731637)
Tomi Yuli S (170731637)

PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH

JURUSAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MARET 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan YME atas berkat limpahan serta karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas kelompok Geohistory dengan judul
” secara tepat waktu. Penulisan tugas ini untuk memenuhi tugas kelompok Mata
Kuliah Geohistory yang diampu oleh Dr. Blasius Suprapta, M.Hum.

Penulis juga menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan baik


dalam penyusunan maupun penulisan tugas ini. Untuk itu penulis mohon kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca agar dapat lebih baik dalam
menulis atau menyusun tugas teratruktur dilain waktu dan semoga tugas ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Malang, 5 Maret 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terjadinya peristiwa masa lalu terbentuk bukan saja pada bukti peninggalanya
maupun waktu yang berlalu. Dalam pencarian sumber peristiwa perlu hubungan
antara tempat asal dengan ciri khas yang terbentuk dari tempat tersebut. Daldjoeni
(1982:3) memaparkan bahwa persitiwa tidak yang terjadi bukan serta merta akibat
manusai yang hidup saja melainkan asal usul terbentuknya lingkungan disekitar
tempat hunian dari manusia itu sendiri. Peranan manusia sebagai mahkluk hidup
yang mengakibatkan perstiwa sehinga dapat menciptakan keadaan yang
bersejarah disebuah masa lampau. Diamping itu manusia menciptakan sebuah
kegiatan yang berulang kali sehingga memunculkan suatu kebudayaan. Sehingga
dalam sebuah kebudayaan tersebut tidak menutup kemungkinan dipengaruhi alam
lingkungan maupun kondisi geografi
Perspektif lingkungan ini dapat digambarkan dengan peranan ilmu geografi
unutk memperlihatkan kondisi sejarah pada masanya. Peranan geografi pada
kajian sejarah lebih signifikan dalam proses terbentuknya suatu peradaban
disebuah wilayah (Umar,2009:200). Hal yang dimaksud adalah peranan tentang
identifikasi peradaban disuatu daerah serta factor alam yang membentuk sebuah
Peradaban itu. Untuk Itu dalam mengkaji hubungan antara manusia dan bumi di
masa lampau harus ditelaah melalui geografi kesejarahan (Daldjoeni, 1982:4)
Kajian geografi memiliki peran yang seignifikan terjadap terbentuknya sebuah
peradaban. Peradaban awal tersebut terletak di wilayah Timur Tengah yang
menjadi lahirnya berbagai peradaban besar dunia. Disekitaran Sungai eufrat dan
trigis terbentuklah sebuah peradaban pertama yang perlu untuk dikaji lebih dalam.
Peradaban disekitaran wilayah sungai eugfrat dan trigis sering dikenal peradaban
Mesopotamia. Peradaban Mesopotamia ini merupakan salah satu peradaban tertua
di dunia dimana proses terbentuknya peradaban ini tergantung atas keadaan alam
diwilayah Sungai eufrat Maupun sungai Trigis. Peradaban Mesopotamia
merupakan salah satu peradaban besar awal dunia yang terletak diantara dua
aliran sungai Eufrat dan juga Trigis Kurang lebih 170 mil dari teluk Persia (Umar,
2009:201).
Oleh sebab itu melalui kajian peradaban Mesopotamia dapat ditarik mengenai
pada pembahasan mengenai makalh dengan judul “Kajian geohistori
Perkembangan peradaban Mesopotamia di sungai eufrat dan trigis”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan maka terbentuk beberapa
rumusan masalah yang perlu dirumuskan yakni
1. Bagaiman kondisi alam geografi Babylonia di wilayah Sungai Eufrat dan Trigis
2. Bagaimana persebaran peninggalan peradaban bangsa Babylonia di wilayah
Sungai Eufrat dan Trigis
3. Bagaimana hubungan Sungai Euphrates dan Tigris dengan persebaran
peninggalan bangsa Babylonia

1.3 Tujuan Penulisan


BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Teori Peradaban

Keberadaan manusia tidak akan lepas dari munculnya peradaban


diwilayah tersebut. Adanya peradaban manusia ini dikarenakan oleh proses
manusia yang bdapat menciptakan peradaban tersebut (Umar, 2009:198). Kajian
peradaban memiliki unsir yang meliputi berbagai dimensi pembentuk. Dimensi
yang dimasud yakni dimensi keruangan, dimensi waktu dan dimensi structural
keberadaan manusia. Terbentuknya peradaban tidak akan lepas dengan
kebudayaan. Kebudyaan ini memiliki pengertian berbeda tetapi saling berkaitan.
Makna peradaban sendiri berfokus kepada pengetahuan manusia untuk mengelola
alam. Sedangakan kebudayaan tersendiri terdiri nilai dan prinsip kehidupan.
Peradaban menurut Bahasa Inggris berartikan civilization. Dalam bahsa
Latin civis memiliki arti warga kota dan negara sedangkan civilitas berarti
kewarganegaraan. Sehingga terbentuklah teori peradaban dengan terbagi berbagai
konsep seperti:
1. Dimensi Kebentukan
Pada dimensi kebentukan terdapat empat pembahasan yakni Bahasa,
agama, ideologi kemasyarakatan dan etnimisme. Pada pengertian Bahasa dalam
dimensi kebentukan memiliki pengertian sebuah system untuk perlambangan
bunyi yang disepakati dalam suatu perkumpulan manusia sehingga memebentuk
pola interaksi antar sesama manusia. Dimensi agama yakni ajaran terhadap
perilaku yang mengatur keimanan ataupun kepercayaan perihal Tuhan YME.
Sedangkan ideologi kemasyarakatan adalah suatu konsep yang memberikan arah
perilaku dalam bermasyarakat. Pengertian Etnisme memiliki arti tentang
perbedaan manusia terletak pada karakteristik yang berhubungan dengan tradisi
maupun latar belakang kultural
2. Dimensi Keruangan
Penjelasan tentang dimensi keruangan dapat dijelsakan bahwa perbedaan
spasial terjadi akibat peradaban. Pada Dimensi keruangan terdapat tiga pembagian
seperti sekala makro, skala semi makro, dan skla mikro. Skala makro memiliki
artian tentang keseluruhan wilayah atau lingkup peradaban. Sedangkan sekala
semi makro meliputi wilayah yang lebih kecil dari makro. Skala semi makro
meliputi wilayah yang lebih kecil dari pusat peradaban
3. Dimensi Waktu
Dimensi waktu menjelaskan tentang sebuah umur peradaban dan siklusnya
yaitu tentang terbentuknya sebuah peradaban, berkembangya peradaban hingga
punahnya peradaban. Dimensi ruang juga menjelaskan pergantian peradaban lama
menjadi peradaban baru.

2.2 Teori Determinisme Lingkungan


Keberadan manusia dapat menciptakan segala peristiwa yang
mempengaruhi oleh alam lingkunganya (Daldjoeni, 1982:27). Akibat pengaruh
sebuah lingkungan sehingga memunculkan suatu reaksi yang berasal dari
manusia itu sendiri. Manusai akan membentuk sifat yang konstan sehinga dapat
beradaptasi secara berkesinambungan dengan lingkungan sekitar (Daldjonei,
1982,27). Maka sebuah pengaruh lingkungan yang bersifat formal sehingga
menyesuaikan diri terhadap manusia tersebut.

Anda mungkin juga menyukai