Anda di halaman 1dari 27

Nim Nama Referensi Rujukan Teori Dasar Referensi Terkait

*) Jurnal
1. Pembentukan Ruang Publik Di Kawasan Embong Arab
1) Sejarah dan perkembangan
Perubahan pola ruang Kawasan
2) Karakteristik kawasan 2. Tipologi Fasad Bangunan Pada Penggal Jalan Permukiman
1824002 Alfin Juliandra Kampung embong (arab)
3) Karakteristik sosial budaya ekonomi Perkotaan
kec.klojen Kota Malang
4) Karakteristik bangunan kuno Kampung Arab Pekojan, Jakarta Barat

3. Karakteristik Kampung Al-Munawar 13 Ulu Palembang


1824003 Julian Claudia Leonita Lion Identifikasi Karakter Pola 1) Menurut Nuryanti, Wiendu (1993) “Desa Wisata adalah *) Jurnal
Permukiman Kampung Budaya bentuk integrase atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung 1. Jurnal “Sistem Kekerabatan Pembentuk Pola Permukiman
Polowijen, Kecamatan Blimbing, yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang Dusun Krajan Kabupaten Lumajang”
Kota Malang yang berpengaruh menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku” 2. Jurnal “Pengaruh Sistem Kekerabatan terhadap Pola
terhadap sistem Kekerabatan Dan 2) Menurut Bintarto (1977) “Pola Permukiman diberbagai daerah Permukiman Kampung Bajoe”
Interaksi Sosial tidak sama karena adanya perebedaan dalam susunan bangunan 3. Jurnal “Kampung Budaya Polowijen: Upaya Pelestarian
dan jalan-jalan sebagai akibat dari keadaan geografis yang Budaya Lokal Malang melalui Konsep Konservasi Nilai
berbeda. dan Warisan Budaya Berbasis Civil Society”
3) Menurut Suta Atmaja (1988) ada3 jenis analisis keruangan 4. Jurnal “Kampung Budaya Di Desa Sukamaju”
yaitu:
a. Analisis Lokasi
Lokasi absolut dan Lokasi Relatif
b. Analisis Penyebaran
Untuk mengevaluasi penyebaran keruangan gejala geografi.
Misalnya analisis hubungan dengan tetangga terdekat dan
varian distribusi keruangan
c. Analisis Interaksi dan Difusi Keruangan
Tidak hanya terbatas pada gerak pindah dari manusianya,
melainkan juga menyangkut barang dan berita yang menyertai
tingkah laku manusia
4) Menurut (Kurzwell, 1980: vi-x)” Strukturalisme merupakan
suatu aliran filsafat yang hendak memahami sejumlah masalah
yang muncul dalam sejarah filsafat. Di sini metodologi struktural
dipakai untuk membahas manusia, sejarah, kebudayaan, serta
hubungan antara kebudayaan dan alam, yaitu dengan membuka
secara sistematik struktur-struktur mental universal yang
memanifestasikan dirinya dalam struktur-struktur kekerabatan
dan struktur-struktur sosial yang lebih luas, dalam kesusasteraan
dan dalam pola-pola psikologik tak sadar yang menggerakkan
tindakan manusia”
5) Menurut (Mudhofir, 1988: 92) “Strukturalisme merupakan
aliran dalam filsafat, linguistik, psikiatri, fenomenologi agama,
ekonomi dan politik. Pada pemahaman tersebut, Strukturalisme
menyelidiki pola-pola dasar yang tetap (pattern) dalam bahasa-
bahasa, agama-agama, sistem-sistem ekonomi dan politik, serta
Nim Nama Referensi Rujukan Teori Dasar Referensi Terkait

dalam karyakarya kesusasteraan”


1) Oliver (2006), Arsitektur vernacular merupakan arsitektur yang
dibuat oleh sekumpulan orang dalam satu suku atau komunitas
dimana arsitek atau desainer tidak dilibatkan di dalamnya.
Selama proses pembangunan, umumnya masyarakat lokal
menggunakan tradisi dan teknologi yang diturunkan oleh nenek
moyang mereka
2) Jayadinata (1999), Pada umumnya rumah masyarakat Suku
1. Konsep Arsitektur Berkelanjutan Arsitektur Vernakular
Dayak Kenyah yang bertempat tinggal dipinggir sungai
Rumah Lamin Suku Dayak Kenyah
mempunyai pola permukiman secara linier dan mempunyai
Variabel : Lamin, konsep vernakular, konsep berkelanjutan
tahapan pola linier dari sungai yang dipilih sebagai tempat
2. Terbentuknya Pola Ruang Dalam Batih Baru Rumah
memulai mendirikan sebuah permukiman masyarakat Suku asli
Terbentuknya pola Ruang Rumah Panggung Dayak Kenyah di Desa Pampang Samarinda
Dayak Kenyah, sehingga bentuk dari rumah lamin adat itu
1824005 Riska Gusti Dwi Permadani Panggung Dayak Kenyah di Desa Variabel : pola ruang dalam, rumah panggung
sendiri berbentuk melintang mengikuti arah hadap sungai dan
Pampang Samarinda 3. Perubahan Pola Ruang Dalam Rumah Lamin Adat Dayak
diberi nama Amin melintang. Lamin adat merupakan sebuah
Kenyah Akibat Pengaruh Modernisasi di Desa Pampang,
tempat berkumpul dalam melakukan kegiatan sosial budaya
Samarinda
masyarakat.
Variabel : Pola ruang dalam, perubahan pola ruang, faktor
3) Widayati (2014), Orientasi bangunan Lamin adat, dapat
modernisasi
mempengaruhi pola tata letak ruang dalam.Hal tersebut
dikarenakan arah peletakan ruang dalam mempunyai kesakralan
tersendiri yang dipunya oleh masyarakat Suku Dayak Kenyah.
Setiap ruang alur sirkulasi berupa koridor yang dapat menembus
ruang di antara aktivitas area tempat duduk, dan berlanjut ke area
makan serta ke luar melalui pintu ruang servis menuju dapur
pada bangunan
1) Menurut Ibnu Sasongko dalam Jurnal “Pembentukan 1. Ibnu Sasonglo (2005). Pembentukan Struktur Ruang
Struktur Ruang Permukiman Berbasis Budaya (Studi Permukiman Berbasis Budaya (Studi Kasus: Desa Puyung
Kasus: Desa Puyung - Lombok Tengah). - Lombok Tengah): Dimensi Teknik Arsitektur Vol. 33,
Dimensi Teknik Arsitektur Vol. 33, No. 1, Juli 2005: No. 1: 1-8.
Pembentukan suatu lingkungan permukiman pada dasarnya - Rina Sabrina, Antariksa, Gunawan Prayitno (2010).
sangat ditentukan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah Pelestarian Pola Permukiman Tradisional Suku Sasak
budaya masyarakat setempat. Bagaimana individu berhubungan Dusun Limbungan Kabupaten Lombok Timur: Jurnal Tata
dengan keluarga dan lingkungan sekitarnya sudah tentu berbeda Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 2. 87-108.
Pola Permukiman Tradisional antara satu budaya dengan budaya lainnya, selanjutnya 2. Adhiya Harisanti Fitriya, Antariksa, Nindya Sari
1824006 Fortuna Pijar Mentari Suku Sasak Dusun Limbungan bagaimana ruang itu ditata dan dirancang sangat tergantung pada (2010). Pelestarian Pola Permukiman Di Desa Adat
Kabupaten Lombok Timur pandangan hidup masing-masing (Dansby, 1993: 137). Bayan, Kabupaten Lombok Utara: Jurnal Tata Kota dan
2) Menurut Ibnu Sasongko dalam Jurnal “Pembentukan Daerah Volume 2, Nomor 1: 49-57.
Struktur Ruang Permukiman Berbasis Budaya (Studi 3. Eka Kurnia Firmansyah dan Nurina Dyah Putrisari
Kasus: Desa Puyung - Lombok Tengah). (2017). Sistem Religi Dan Kepercayaan Masyarakat
Dimensi Teknik Arsitektur Vol. 33, No. 1, Juli 2005: Kampung Adat Kuta Kecamatan Tambaksari Kabupaten
Permukiman tradisional sering direpresentasikan sebagai tempat Ciamis. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1, No.
yang masih memegang nilai-nilai adat dan budaya, yang 4, Agustus 2017: 236 – 243
dihubungkan dengan nilai-nilai kepercayaan atau agama yang
bersifat khusus/unik pada masyarakat tertentu yang berakar dari
Nim Nama Referensi Rujukan Teori Dasar Referensi Terkait
tempat tertentu pula diluar determinasi sejarah (Crysler, 2000:
55).
3) Menurut Adhiya Harisanti Fitriya, Antariksa, Nindya Sari
dalam Jurnal “Pelestarian Pola Permukiman Di Desa Adat
Bayan, Kabupaten Lombok Utara”.
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 1: Masyarakat
Sasak di Pulau Lombok juga sangat terkait dengan budaya dalam
menata ruang permukimannya, ataupun pada ritual daur hidup
dan berbagai acara keagamaan (Sasongko, 2005:5)
1) Etnografi merupakan kegiatan pengumpulan bahan keterangan
atau data yang dilakukan secara sistematik mengenai cara hidup
serta berbagai aktivitas sosial dan berbagai benda kebudayaan
dari suatu masyarakat. Berbagai peristiwa dan kejadian unik dari
komunitas budaya akan menarik perhatian.
2) Menurut Pacione (1984) bahwa pola permukiman merupakan
cerminan penyesuaian penduduk terhadap lingkungan alam,
seperti topografi, iklim dan tanah. Tingkat penyesuaian tersebut
sangat tergantung pada faktor-faktor sosial ekonomi dan kultur
penduduknya.
3) Permukiman adalah hasil karya bersama dari masyarakat yang
dalam ungkapan fisiknya juga akan dipengaruhi oleh faktor
sosial budaya dari masyarakat yang bersangkutan (Rapoport,
1. Pola Pemukiman Petungsewu, Kecamatan Dau, Kabupaten
Etnografi Kejawen Petungsewu, 1982). Terdapat banyak macam aktivitas manusia/ masyarakat
Malang,
1824008 Oktaviani Madut Kecamatan Dau, Kabupaten dalam ruang bermukimnya. Tiap jenis aktivitas mempengaruhi
2. Islam Aboge Dalam Tradisi Jawa Alastua,
Malang pola permukiman yang terbentuk, tetapi dengan kadar yang
3. Sistem Keyakinan dan Ajaran Islam Aboge
berbeda.
4) Masyarakat Islam Aboge merupakan aliran keagamaan yang
menggabungkan antara ajaran Islam dan budaya jawa dalam
perhitungan tanggal (kalender) dan untuk menentukan hari-hari
penting lainnya.
5) Komunitas Aboge adalah akulturasi kebudayaan Jawa dengan
ajaran Islam adalah lahirnya Islam Aboge yang tersebar di
beberapa wilayah di pulau Jawa. Kepercayaan komunitas Islam
Aboge yang lebih banyak berpegangan pada ilmu titen tentang
perhitungan dan berbagai hal memang tidak bisa lepas dari faktor
kesejarahan perkembangan Islam di Jawa yang kental akan
proses sinkretisme, akulturasi dan kompromisasi para
penyebarnya.
 Sejarah Perkotaan: Sebuah 1) sejarah alun alun *) Jurnal
tinjauan histografis dan 2) tatanan kota 1. Perkembangan kota malang pada jaman kolonial (1914-
Joana Angelia Putri tematis, Ilham Daeng Makkelo 3) tata ruang alun alun 1940) jurusan arsitektur universitas kristen petra
1824009 Departemen ilmu sejarah 4) fenomenologi 2. Tatanan alun akun terhadap pola ruang spasial masjid jami
Agustinus Teweng
universitas hasanuddin 5) budaya bermukim kota malang jurusan arsitektur universitas brawijaya
 Identifikasi Pekembangan 3. Eksplorasi karakter spasial kawasan alun alun kota malang
Nim Nama Referensi Rujukan Teori Dasar Referensi Terkait
Morfologi Kota lama jurusan arsitektur universitas merdeka malang
Semarang, Carolin Monica 4. Identifikasi pemanfaatan alun alun malang jurusan arsitektur
Sitompul & Muhammad sani universitas pembangunan nasional veteran jawa timur
roychansyah, jurusan teknik 5. Kedudukan dan fungsi masjid agung terhadap alun alun kota
arsitektur dan perencanaan malang jurusan arsitektur universitas brawijaya
universitas gajah mada
 Pergesaran Peran dan Fungsi *) Variabel Pengamatan:
Alun akun kaliwung sebagai  Sejarah alun alun
ruang terbuka publik, jurusan  fungsi alun alun
teknik sipil universitas negeri  fungsi bangunan sekitar
semarang  sejarah bangunan sekitar
 alun alun sebagai identitas kota
jawa dulu dan sekarang
jurusan arsitektur universitas
kristen petra

1) Wisata religi adalah sebuah perjalanan atau kunjungan yang


dilakukan baik individu maupun kelompok ke tempat dan
institusi yang dianggap penting dalam penyebaran dakwah dan *) Jurnal:
pendidikan Islam (Shihab, 2007: 549). Islam meninggalkan 1. Sistem Religi Dan Kepercayaan Masyarakat Kampung
berbagai peninggalan sejarah penting, seperti makam, masjid, Adat Kuta Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis.
bekas kerajaan, perhiasan, adat istiadat dan sebagai-nya yang 2. Karakteristik Desa Wisata Religi dalam Pengembangan
dapat dijadikan sebagai potensi daya tarik salah satu kegiatan. Desa Bejagung sebagai Sebuah Desa Wisata Religi.
Wisata tersebut adalah dalam bentuk wisata religi (ziarah) umat 3. Sistem Religi Dalam Komunitas Adat Kampung Bena.
Islam. 4. Pemberdayaan Desa Wisata Religi.
Pengaruh fungsi ruang Kampung
2) Wisata religi adalah perpindahan orang untuk sementara dan 5. Pengembangan Potensi Pariwisata Religi (Studi Kasus
Kramat terhadap Permukiman
dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan diluar tempat Pada Makam Kyai Ageng Sutawijaya Di Desa Majasto
1824010 Josandra Dwi Anugrah Kasin. Kampoeng Kramat Malang
dimana mereka biasanya hidup dan bekerja dan kegiatan- Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo).
, Kasin, Kecamatan Klojen, Kota
kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu demi *) Variabel Pembahasan:
Malang, Jawa Timur.
mengunjungi tempat-tempat religius. Motif wisata religi adalah  Sejarah Kampung Kramat
untuk mengisi waktu luang, untuk bersenang-senang, bersantai,  Aktivitas Warga
studi dan kegiatan Agama untuk beri’tibar keislaman, selain itu
 Perkembangan Kampung Kramat
semua kegiatan tersebut dapat memberi keuntungan bagi
 Fungsi Bangunan
pelakunya baik secara fisik maupun psikis baik sementara
maupun dalam jangka waktu lama (Chaliq, 2011: 59).  Bentuk Bangunan
3) Wisata tematik adalah tempat wisata yang di dalamnya terdapat  Tata Bangunan Permukiman
tema – tema tertentu tergantung kepada potensi yang di miliki
oleh tempat wisata tersebut.
Nim Nama Referensi Rujukan Teori Dasar Referensi Terkait

Terbentuknya pola ruang dalam


batih baru rumah panggung dayak
1824011 Aliza Zuhriyah Pola Ruang, adat istiadat,kepercayaan  
kenyah di Desa Pampang
Samarinda

1) Ciri spesifik pada sosial masyarakat akan menghasilkan arsitektur


vernakular seperti bangunan, permukiman, desa yang spesifik pula
(Oliver, P, 1987).
2) Menurut Rapoport (1969) perwujudan dari sebuah bentuk rumah
dipengaruhi oleh dua hal, aspek fisik dan aspek sosio-culture
dimana aspek kedua memerlukan penekanan yang lebih mendalam.
Aspek kedua ini merupakan aspek yang dominan yang menentukan
bentuk dari sebuah rumah. Bentuk rumah bukan merupakan sebuah 1. Perkembangan Penataan Interior Rumah Betang Suku
Pola Ruang Rumah Adat Betang hasil kekuatan faktor fisik atau faktor tunggal lainya, tetapi Dayak Ditinjau dari Sudut Budaya
terhadap Perubahan Kebudayaan merupakan konsekwensi dari cakupan faktor-faktor budaya yang 2. Rumah Betang Kampung Sahamp
1824013 Nadya Gabriela Natasya
Masyarakat Dayak di Kalimantan terlihat dalam pengertian yang lebih luas. 3. Arsitektur Rumah Betang Kalimanatan Tengah
Tengah 3) Betang sekarang perlambangan ruang sebagai tempat tinggal 4. Konservasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal pada Pola Tata
buatan, penataannya semula didasari asas-asas suci tetapi oleh Ruang ‘Huma Hai’ Djaga Bahen
karena religi dan aktual dijadikan sebagai pusat kehidupan, maka
lama kelamaan simbolisme dari ruang-ruang hunian cenderung
lenyap.Ruang yang semula berfungsi serba guna mulai terkotak-
kotak, disusun atas dasar prioritas area-area seperti public area,
semi public, semi privates, dan most private area dengan maksud
agar ruang-ruang tersebut lebih terperinci kegunaan dan fungsinya.
(Suptandar, 1999: 43)

“hukum adat tanah bima dalam


1824014 Fitrah Ramadhan Peran Adat Dalam Kehidupan Bima  
prespektif hukum islam”

*) Jurnal
1. Pola Permukiman Kampung Adat Lewohala Di Kabupaten
1) Permukiman dan Pola Permukiman
Lembata-Flore Provinsi Nusa Tenggara Timur
Permukiman Tradisional Pola 2) Aspek kepercayaan yang mempengaruhi ruang
2. Perkembangan Pola Permukiman Masyarakat Melayu
Permukiman Kampung Adat 3) Faktor-Faktor Pembentukan Struktur Ruang (Strata Sosial &
1824015 Dolysanti Adonia 3. Pola Permukiman Tradisional Kajang
Namata Reilero Kab. Sabu Raijua Budaya)
4. Pengaruhh Unsur-Unsue Budaya terhadap Pola
Nusa Tenggara Timur 4) Hubungan Pola Permukiman dengan Aspek Sosial-Budaya dan
Permukimman di Kota Singkawang
Kepercayaan/Sistem Religi
5. Ruang Permukiman Tradisional Jawa Berbasis
Perlindungan

1824017 I Gede Krisna Borneo Putra Pola Permukiman Kampung 1) Teori Ruang Kota (Figure Ground, Linkage, Place) *) Jurnal/ Makalah
Pratama Pecinan di Kota Malang 2) Teori House form and Culture 1. Morfologi Kawasan Pecinan di Kota Malang
Nim Nama Referensi Rujukan Teori Dasar Referensi Terkait
2. Perkembangan Kota Malang pada Jaman Kolonial
3. Pelaksanaan Kebijakan Pemerinth Indonesia terhadap
Etnis Tionghoa di Kota Malang
4. Pola Permukiman Etnis Tionghoa di Bandar Lampung
5. Kajian Pola Morfologi Ruang Kawasan Pecinan di
Semarang
Identifikasi Struktur Dan Pola
Ruang Kampung Adat Prailui
1824019 jordi umbu hiwa wadu willy Belum Input Belum Input
Kecamatab Kambera Kabupaten
Sumba Timur.

"Tipologi permukiman di
Kampung Praiyawang terkait
1824020 Sylvanillen J V W Wila Tasmara (2002:161) & (Taneko, 1984:61) Belum Input
dengan budaya bermukim dari
kepercayaan (Marapu)"

"Revitalisasi dan modernisasi pola


1824021 Suriadi Sejarah, Teknologi, Budaya  
perkembangan kota malang"

Judul : Ruang budaya pada


proses daur hidup ( pernikahan )
dan tradisi wiwit di desa sumber 1. identifikasi pola permukiman tradisional suku lio, dusun
polaman, lawang nuaone kecamatan kelimutu kabupaten ende
Studi kasus: proses pernikahan 2. pelestarian pola permukiman tradisional suku sasak dusun
1824022 oktavianus y.a nau Ruang Budaya Dan Tradisi Wiwit Di Desa Sumber Polaman
dan tradisi wiwit yg ada di desa limbungan kabupaten lombok timur
sumber polaman 3. tari gawi simbol identitas budaya masyarakat suku lio
Referensi Rujukan: Fifi kabupaten ende
Damayanti, Agung murti nugroho,
Herry santoso
1) Melakukan gagasan revitalisasi pada kawasan cagar budaya di
1. Jurnal Pertama Budi Fathony, Ida Soewarni, Ellza
kampung kayutangan
Pelestarian Bangunan Cagar Oktaviano Griyaldin, Bambang Wedyantadji.
2) Melakukan pendampingan kepada pemiliki bangunan khas
1824023 Albertus A.P Leta Budaya Di Kawasan Kayutangan 2. Jurnal Kedua Volare Amanda Wirastari dan Rimadewi
kolonial untuk menjadikan kayutangan sebagai cagar budaya
Kelurahan Kauman Kota Malang Suprihardjo
3) Memberi arahan dan konsultasi kepada pemilik bangunan di
3. Jurnal Ketiga Faridha Larashati Dewi
kayutangan yang sudah beralih fungsi dan bentuknya.
1824024 Nadia Ayu Anggraini Sejarah perkembangan dan 1) Rumah tradisional merupakan rumah yang dibangun dengan *) Jurnal
perubahan pola ruang rumah cara yang sama dari generasi kegenerasi dan tanpa atau dikit 1. Perkembangan Rumah Tradisional Muna
tradisional Dayak Huma Gantung sekali mengalami perubahan. Rumah tradisional dapat juga 2. Pengembangan Wisata Sejarah Sebagai Penguatan Identitas
Buntoi, Kab. Pulang Pisau dikatakan sebagai rumah yang dibangun dengan memperhatikan Kawasan
kegunaan, serta fungsi sosial dan arti budaya dibalik corak atau Kabupaten Pulau Morotai
Nim Nama Referensi Rujukan Teori Dasar Referensi Terkait
gaya bangunan.
2) Huma Gantung Buntoi merupakan rumah adat tradisional yang
didirikan pada tahun 1870 oleh seorang Demang (kepala adat).
Sebagai tempat tinggal yang khusus untuk pemimpin kampung
dan keluarganya, Huma Gantung memiliki bentuk berbeda
dengan Huma Betang pada umumnya yang dihuni oleh 3. Perubahan Identitas Rumah Tradisional Kaili Di Kota Palu
masyarakat biasa. Perbedaannya dengan Betang tidak saja pada
ukurannya yang lebih kecil akan tetapi juga memiliki susunan
ruang yang berbeda pula. Huma Gantung Buntoi berada di
pinggir Sungai Kahayan dengan arah hadap bangunan ke arah
Timur (menghadap Sungai Kahayan).
Permukiman tradisional Desa
1824026 Kharisma Priasdica Lasi tembakrejo kecamatan sumber Mengenai Kawasan Permukiman Tradisional Mengatahui permukiman tradisional di kawasan landskap
majing wetan kabupaten malang
 Pola Permukiman Di Dusun Mantran Wetan Magelang
 Pola Permukiman, Ritual Komunal, Kebudayaan Jawa
Dalam Bingkai Kebudayaan Jawa
Pengaruh perilaku masyarakat
dusun Ngibikan , kecamatan jetis ,  Pola Tata Ruang, Permukiman Tradisioal Sasak Limbungan,  Pelestarian Pola Permukiman Tradisional Suku Sasak
1824027 Yohanis kardianus woda Sosial Budaya, Pelestarian Dusun Limbungan Kabupaten Lombok Timur
kabupaten bantul terhadap pola
permukimannya  Budaya Sebagai Perwujudan Nilai Vernakular Pada Pola
 Suku Wana, Pola Permukiman, Bentuk Rumah Tradisional,
Permukiman Dan Bentuk Rumah Suku Wana Di
Bahan Lokal, Budaya/Tradisi
Ulubongka Sulawesi Tengah
Judul: Pengaruh Kegiatan 1) Secara umum perbedaan kota-kota Islam dengan lainnya terutama
Perdagangan Dan Jasa Terhadap kota-kota di negara barat adalah adanya kesamaan karakter antara
Pola Permukiman Kampung Arab kota-kota tradisional Islam yang ada. Persamaan karakter ini dapat
Di Embung Arab, Kota Malang ditemui mulai dari samudera Atlantik hingga laut Arabia. Dalam
budaya yang berbeda sekalipun ditemukan adanya homogenitas ciri-
ciri kotanya (Montequin, 1981).
Referensi Rujukan: *) Variabel
2) Pola perkembangan permukiman ditunjang adanya pola sirkulasi
1) Karakter Permukiman Islam dalam permukiman yang menjadi faktor penentuan perkembangan 1. Persamaan karakter
Pada Kampung Arab Al Munawar permukiman selanjutnya (Dwi Ari & Antariksa, 2005). 2. Pola sirkulasi permukiman
Di Palembang Oleh Aditha 3) Hadrami bermigrasi ke Asia Tenggara untuk berdagang dan mencari 3. Terbentuknya permukiman kampung arab disebabkan
Maharani Ratna “Seminar kehidupan yang lebih baik (Kesheh, 2007). Mereka singgah lalu oleh :
Nasional Kearifan Lokal Dalam menetap di berbagai area pusat perdagangan. Hubungan sosial dalam a. Perdagangan
1824028 Santya Kusuma Wardhani
Keberagaman Untuk komunitas menjadi teori lain faktor pemukiman etnis Arab. Dijelaskan b. Mengikuti sanak saudara
Pembangunan Indonesia” pula oleh Kesheh (2007), bahwa imigran Hadrami cenderung menetap c. Kebijakan keraton (kerajaan)
2) Pola Perkembangan 4) Tata ruang di Jawa mengikuti kebijakan keraton(kerajaan) sesuai d. Kebijakan colonial
Permukiman Kampung Assegaf struktur sosial masyarakat dan kosmologi Jawa (Kusumastuti, 2016b). 4. Kegiatan pelayanan ekonomi
5) Teori terakhir yaitu permukiman Arab terbentuk di masa kolonial
Palembang Oleh Wienty Triyuly 5. Asal barang
Belanda. Dijelaskan oleh Priyatmoko (2017), pemukiman etnis Arab
“Berkala Teknik Vol. 3 No. 2 6. Target pemasaran (konsumen)
mapan berkat politik pemerintah Belanda.
September 2013” 6) Adisasmita (2005) yang menyatakan bahwa perkembangan kota dapat
3) Dinamika Terbentuknya mencakup kegiatan pelayanan ekonomi bagi kawasan di sekitarnya
Wilayah Kampung Arab Di sehingga pertumbuhan kota sangat dikaitkan dengan kepentingan
Surakarta Oleh Najmi Muhammad penduduknya terutama terkait kegiatan ekonominya.
Bazher “Arsitektura : Jurnal 7) Jayadinata (1999) mengemukakan bahwa dalam perkembangan
Nim Nama Referensi Rujukan Teori Dasar Referensi Terkait
Ilmiah Arsiktetur Dan
Lingkungan Binaan, Vol. 18 (2)
Oktober 2020:249-264”
4) Pengaruh Perkembangan
kegiatan suatu kawasan dapat dilihat dari peningkatan sarana prasarana
Kegiatan Perdagangan Dan Jasa
yang menandakan perkembangan jumlah kegiatan serta perluasan skala
Terhadap Perubahan Penggunaan pelayanan yang ditunjukkan dengan jangkauan kegiatan yang semakin
Lahan Di Kawasan Solo Baru luas dilihat dari asal barang dan target pemasaran (konsumen).
Oleh Dina Arifia,
Soedwiwahjono, Rizon Pamardhi
Utomo “ Arsitektur, Vol. 15, No.
1, April 2017: 1-9”

Pada jaman pra-kolonial, baik kota pusat kerajaan di pedalaman atau di


pesisir dibangun berdasar konsep tata ruang yang sama, yaitu adanya
sebuah lapangan luas yang ditengahnya ditanam satu atau dua buah 1. Artikel estetika kota malang tempo dulu,
Konsepsi Tata ruang Jawa "Kiblat pohon beringin yang disebut Alun-alun, (Santoso,1984). Sistem kaidah 2. Makala Jogja and the story,
1824029 Mikhael Roland Papat Limo Pancer" pada alun- yang dipakai orang Jawa disebut Hasta brata dikenal juga dengan 3. Makalah badai laut selatan
alun Kota Malang ungkapan Kiblat Papat Limo Pancer yaitu keseluruhan ruang dibagi 4. Jurnal kajian sejarah kota solo,
menjadi 4 atau 8 bagian. Pengelompokan dibuat berdasar padanan hal 5. Jurnal sejarah kajian kota malang,
positif negatif, unsur air di timur, api ditempatkan di Barat. Pusat
ruangan dipandang sebagai pusat dunia ( Sartono Kartodirdjo,1987).

1) Berdasarkan: Rinawati P Handajani, Antariksa, T. Nirarta 1. Safirah, S., Rukmi, W. I., & Maulidi, C. (2019).
Samashi.2006. Fenomena Pintu Butulan di Kampunng Candi PERWUJUDAN INTERAKSI SOSIAL DALAM POLA
Panggung Kota Malang.Journal RUAS.Volume 4 Nomor 2. PERMUKIMAN DI KAMPUNG PANGGUNG KOTA
- Rumah bagi keluarga Jawa mempunyaii nilai tersendiri, dan MALANG. Jurnal Tata Kota dan Daerah, 11(1), 20-30.
Judul: Pola Ruang Kampung
merka lebih menekankan pada kebersamaan dalam segala situasi. (Mengenai sejarah dan budaya di Kampung Candi)
Candi Panggung Berdasarkan
Mereka tidak individualistic, yang memikirkan keluarga intinya, 2. Muhammad, N. (2017). BUTULAN DAN JEPITAN
Budaya Yang Dimiliki
tetapi juga anggota kelurga yang lain, yang bahkan sampai SEBAGAI RUANG LIMINAL DALAM BUDAYA
dengan batas hubungan kekerabatan (Roland, 1989) JAWA ISLAM DI PERKAMPUNGAN KAUMAN
Summary: Kampung Candi
2) Berdasarkan: Muhammad, N. (2017). BUTULAN DAN YOGJAKARTA. ETNOHISTORI: Jurnal Ilmiah
Panggung dalam proses
JEPITAN SEBAGAI RUANG LIMINAL DALAM Kebudayaan dan Kesejarahan, 4(2), 179-190
perkembangan membentuk pola
BUDAYA JAWA ISLAM DI PERKAMPUNGAN KAUMAN (Memperkuat aspek Pintu Butulan (Pintu samping)
1824031 Ferdian Dimas ruang seperti saat ini dimulai dari
YOGJAKARTA. ETNOHISTORI: Jurnal Ilmiah dalam kebudyaan jawa membentuk struktur rumah
titik pusat pada sumber air
Kebudayaan dan Kesejarahan, 4(2), 179-190. 3. Sudarwani, M. M., & Priyoga, I. (2018). A Study On Space
(Petirtan Beji Sari) lalu
- Kampung Kota adalah perumahan seperti kampung di pedesaan Pattern And Traditional House Of Penglipuran Village.
berkembang ke arah (timur dan
tapi berada di perkotaan (Setyawan 2010). ARSITEKTURA: Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan
barat) yang dipengarhui oleh
- Kampung Kota adalah lingkungan yang masih memiliki Binaan, 16(2), 248-257.
sistem kekerabatan (Uxorilokal)
semangat rusal secara fisik maupun non fisik, serta (Arah perkembangan desa dan unsur arsitektur (pintu
serta unsur arsitektur bangunan
mencerminkan flesibilitas cara hidup, terutama bagi warga dan dapur) di Desa Panglipuran)
seperti (Pintu dan Dapur)
dengan kelas pendapatan yang lebih rendah (Nurdini 2010) 4. Siwalatri, N. K. A. (2017). REPRESENTASI SISTEM
3) Berdasarkan: Siwalatri, N. K. A. (2017). REPRESENTASI SOSIAL MASYARAKAT PADA POLA PERMUKIMAN
SISTEM SOSIAL MASYARAKAT PADA POLA DESA TRUNYAN BANGLI. Nilai Signifikansi Cagar
PERMUKIMAN DESA TRUNYAN BANGLI. Nilai Budaya Hotel Inna Bali, Jalan Veteran Denpasar, 4(1), 167.
Nim Nama Referensi Rujukan Teori Dasar Referensi Terkait
Signifikansi Cagar Budaya Hotel Inna Bali, Jalan Veteran
Denpasar, 4(1), 167
• Kebudayaan juda dapat dilihat sebagau kumpulan nilai dan cita (Sistem Kekerabatan yang membentuk pola ruang di
– cita yang dimiliki oleh sekelompok masayrakat dan dapat Desa Trunyan )
diwariskan atau diteruskan ke generasi selanjutnya melalui
proses pembelajaran dari anggota kelompok (Rapoport 1980)

Judul: Pola Permukiman


1. Pola Ruang Permukiman Berdasarkan Kearifan Lokal
Masyarakat Dusun Rejoso Kota 1) Teori Tata Ruang Menurut Rapoport (1969), pengertian tata
Kawasan Adat Ammatoa Kecamatan Kajang Kabupaten
Batu Berdasarkan Pengaruh ruang merupakan lingkungan fisik tempat dimana terdapat
Bulukumba (Sri Batara Nurfajri Arisaputri)
Sistem Kekerabatan dan Budaya., hubungan organisatoris antara berbagai macam objek dan
2. Pengaruh Sistem Kekerabatan terhadap Pola Permukiman
Dusun Rejoso, Desa Junrejo, Kota manusia yang terpisah dalam ruang-ruang tertentu
Kampung Bajoe (Nurmaida Amri).
1824034 Alifvanda Permatasari Batu" 2) Theories of House Form And Culture Theories of House Form
3. Sistem Kekerabatan Pembentuk Pola Permukiman Dusun
Referensi Rujukan: Kearifan And Culture merupakan teori yang dapat digunakan untuk
Krajan Kabupaten Lumajang ( Arnes Ayunurafidha )
Lokal Masyarakat Kampung membahas mengenai faktor yang mempengaruhi pembagian
4. Hubungan Pola Permukiman Dengan Beberapa Aspek
Wisata Kerajinan Tangan di ruang dan aktivitas masyarakat terhadap penataan dan
Sosial Budaya Di Desa Wongaya Gede Tabanan-Bali ( I
Dusun Rejoso Kota Batu terbentuknya sebuah kampong
Ketut Kaler )
(Baskoro Azis)
*) Jurnal
1. "Topologi rumah jawa di kawasan perdesaan sumber
Pengaruh budaya sumber polaman polaman lawang" (Fifi Damayanti)
1) Teori permukiman
terhadap pola permukiman 2. "Ruang budaya barikan desa sumber polaman lawang" (Fifi
1824036 Miakel Renaldi 2) Sistem kebudayaan
(Kecamatan Lawang, Kab. Damayanti)
3) Pembentukan pola permukiman
Malang)
3. "Ruang budaya dan proses daur hidup dan tradisi wiwit
desa sumber polaman lawang" (Fifi damayanti)
Nim Nama Referensi Rujukan Teori Dasar Referensi Terkait
1) Teori Kebudayaan * Jurnal:
Culture dari kata Latin colere “mengolah”, “mengerjakan”, dan 1. KONSEP POLA SPASIAL PERMUKIMAN DI
berhubungan dengan tanah atau bertani sama dengan KASEPUHAN CIPTAGELAR (Susilo Kusdiwanggo)
“kebudayaan”, berkembang menjadi” “segala daya upaya serta Variabel Pembahasan:
Judul: Sistem Kepercayaan dan tindakan manusia untuk mengolah tanah dan mengubah alam”.  Budaya padi
Adat Istiadat Masyarakat suku (Koentjaraningrat. 2003:74)  Budaya bermukim
Tengger, Desa Ngadas yang Sedangkan (dalam Koentjaraningrat. 2003:81) terdapat tujuh  Permukiman Kasepuhan Ciptagelar
mempengaruhi pola permukiman unsur kebudayaan menurut C. Kluckhon, antara lain :  Spasial
 Bahasa 2. PELESTARIAN POLA PERMUKIMAN TRADISIONAL
Referensi Rujukan: Tipologi  Sistem pengetahuan SUKU SASAK DUSUN
Rumah-Ladang di Desa Enclave  Organisasi sosial LIMBUNGAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR (Rina
Taman Nasional Bromo Tengger  Sistem peralatan hidup dan teknologi Sabrina, Antariksa, Gunawan Prayitno)
Semeru, Ngadas, Kabupaten  Sistem mata pencarian hidup Variabel Pembahasan:
Malang  Sistem religi  Pola tata ruang
1824037 Juniar Iriani Lasinta  Kesenian  sejarah munculnya dusun dan permukiman
Variabel Pembahasan: 2) Teori Alternatif Bentuk tradisional Sasak Limbungan
 Budaya Bermukim Amos Rapoport dalam buku House Form and Culture  Sosial budaya
 Sistem menjelaskan tentang Teori Alternatif Bentuk. la menyatakan  Pelestarian
Kepercayaan/Religi bahwa terciptanya suatu bentuk atau model disebabkan oleh 3. POLA RUANG PERMUKIMAN DAN RUMAH
 Adat Istiadat beberapa faktor, yaitu primary atau primer dan modifying factors TRADISIONAL BALI AGA BANJAR DAUH PURA
 Sistem Mata Pencaharian atau sekunder. Primary factor meliputi faktor sosial-budaya, TIGAWASA (Wayan Ganesha, Antariksa, Dian Kusuma
 Sejarah suku Tengger sedangkan modifying factors mencangkup faktor iklim, faktor Wardhani)
 Pelestarian bahan atau material, faktor konstruksi, faktor teknologi, dan Variabel Pemahasan:
 Desa adat faktor lahan.  Pola Ruang,
 Pola Permukiman Teori House Form and Cultur merupakan teori yang dapat  Permukiman Rumah,
digunakan untuk membahas mengenai faktor yang  Bali Aga,
mempengaruhi pembagian ruang dan aktivitas masyarakat  Desa Adat
terhadap penataan dan terbentuknya sebuah kampong

Judul: Pola permukiman Dusun *) Jurnal


ngibikan Yogyakarta 1. jurnal Kajian Pola Permukiman Dusun Ngibikan
1) Mengidentifikasi Pola Permukiman Ngibikan Yogyakarta Yogyakarta dikaitkan dengan Perilaku Masyarakatnya
1824039 Theoklista ndange
Variabel Pembahasan: 2) Pengaruh Perubahaan Pola Permukiman Ngibikan 2. Jurnal Resisten masyarakat urban dan masyarakat
akulturasi dan perubahan pola tradisional dalam menyikapi perubahan sosial
permukiman 3. Analisis Perkembangan Dan Pola Permukiman 
Nim Nama Referensi Rujukan Teori Dasar Referensi Terkait

1. DKP Kota Malang. 2013. Pengelolaan Sampah di Kota


Malang.
1) Jenis-Jenis Sampah 2. Anonim. 2012. Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012
2) Sampah Khusus tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Pengelolaan Sampah Permukiman
1824040 Safdy Rumaaf 3) Sumber Sampah Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Pemerintah
Berbasis Masyarakat
4) Pengelolaan Sampah Dan Penanganan Sampah Republik Indonesia.
5) Teknik Pengelolaan Sampah Perkotaan. 3. Artiningsih, N. K .A., Hadi, S. P., & Syafrudin. (2012).
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah
tangga. Jurnal Serat Acitya, 1(2), 107-114.
Pergeseran Pola Ruang
Permukiman Berbasis Budaya
1824041 Danur Arlandi Belum Input Belum Input
Lokal diDesa Hu’u Kabupaten
Dompu NTB
1) Aspek Budaya dan Aspek Sosial 1. Tata Pemukiman Berbasis Punden Desa kekapencar Kab.
 Sejarah Wonosobo
Punden Sebagai Pusat Kehidupan 2. Pengaruh Keberadaan Makam Sunan Hasan Munadi
 Tradisi
1824042 Bagas Sena Parada Sosial dan Budaya Masyarakat terhadap Kehidupan Sosial Budaya, dan Ekonomi
 Sistem Kekerabatan
Desa Klepek Kabupaten Kediri Masyarakat Desa Nyatnyono Kab. Semarang
 Religi 3. Pola Pemukiman Desa Petungsewu Kecamatan Dau Kab.
 Pola bermukim Malang
Nim Nama Referensi Rujukan Teori Dasar Referensi Terkait

1) Menurut Santoso (1981:37) struktur yang sama tersebut dapat


ditengarai dengan adanya ciri-ciri sbb: Dominasi poros Utara-
Selatan, letak Mesjid, fungsi dan letak Alun-Alun, Keraton dan
Pasar, dan sebagainya yang pada hakekatnya berasal dari jaman
pra Islam. Sedangkan penataan kota-kota Jawa pada jaman
 Kawasan "Pusat Kota" prakolonial didasarkan atas konsep mikrokomis hirarkis dan
Dalam Perkembangan mikrokosmis dualistis
Sejarah Perkotaan di Jawa 2) Handinoto,1996 Selain memiliki tujuan awal menjalankan syiar
 Perubahan kawasan agama Islam, kaum Arab juga berdagang dan melakukan
kampung Arab Kota persebaran agama Islam melalui berdagang. Komunitas Arab 1. Surakarta: perkembangan kota sebagai akibat pengaruh
Malang Kota Malang menjadi pendatang dan membentuk permukiman perubahan sosial pada bekas ibukota kerajaan di Jawa
1824043 Mierta Ramadea
 Identifikasi pemanfaatan sebelum tahun 1900. Permukiman yang mereka bentuk 2. Alun-alun dan revitalisasi identitas kota Tuban
alun alun Malang merupakan permukiman kampong 3. Tata kota Islam Ternate : tinjauan morfologi dan kosmologi
 Identifikasi pola morfologi 3) Handinoto, 1992 Dalam peradaban Jawa, rumah kediaman
Kota (Studi Kasus : penguasa (Keraton, Kabupaten) selalu dilengkapi dengan
Sebagian Kecamatan sebidang alun-alun yang melambangkan konsep Ketuhanan, atau
Klojen, di Kota Malang) dalam ruang kosong ada kehidupan yang dilambangkan dengan
pohon beringin.
4) Danisworo, 1989 Bentuk kota bukan hanga sekedar produk,
tetapi juga merupakan proses akumulasi menefestasi fisik dari
kehidupan non fisik, yang dipengaruhi oleh sistem nilai dan
norma-norma yang berlaku pada masa pembentukannya
Nim Nama Referensi Rujukan Teori Dasar Referensi Terkait

1) ( UU no.26 tahun 2007 ) Pola ruang adalah distribusi


peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang
untuk fungsi budi daya.

2) (1981, Nursid Sumaatmadja ) menjabarkan definisi ruang adalah


tempat di permukaan bumi, baik secara keseluruhan maupun
hanya sebagian yang digunakan makhluk hidup untuk tinggal.

Perubahan pola ruang rumah 3) Ruang juga dapat diartikan sebagai wadah dari semua aktivitas
1. Karakteristik Pola Permukiman
1824044 Farhan Ananta panggung dayak kenyah di Desa manusia, hewan, tumbuhan yang ada di permukaan bumi.
2. Rumah Panggung
Pampang, Samarinda
4) (2003, Shirvani) pengaturan penggunaan lahan untuk
menentukan pilihan yang terbaik dalam mengalokasikan fungsi
tertentu, sehingga secara umum dapat memberikan gambaran
keseluruhan bagaimana daerah-daerah pada suatu kawasan
tersebut seharusnya berfungsi.

5) (1983:69,Bintaro) pandangan sebagai suatu sistem spasial yang


selalu mengalami penyesuaian penggunaan tata guna lahan
Karena adanya keinginan dan kebutuhan masyarakat yang
berkembang.

*) Jurnal
Pengaruh sistem kekerabatan, 1. Permukiman Tradisional Suku Sasak Di Dusun Senaru
1) pola persebaran permukiman
kepercayaan dan strata sosial 2. Etnografi Dusun Sade Rembitan Lombok Tengah, Ntb
2) strata sosial
1824046 Tania putri utami terhadap pembentukan Pola 3. Pelestarian Pola Permukiamn Di Desa Adat Bayan, Kab
3) kepercayaan
permukiman rumah adat dusun Klu
4) sistem kekerabatan
lambungan 4. Pola Permukiman Tradisional Wilayah Masyarakat Hukum
Adat Wet Semakonkrc Bayan Kan Klu
*) Jurnal
1. Karakteristik Ruang Tradisional Pada Desa Adat
Konsep pola ruang permukiman
Tata ruang tradisional bali, Pola permukiman adat bali, Pola ruang Penglipuran, Bali
di Desa Adat Tenganan
1824047 Kania Maharani permukiman tradisional, Faktor pembentuk pola ruang permukiman 2. Faktor Pembentuk Pola Ruang Permukiman Tradisional
Peringsingan, Kabupaten
tradisional Bali Aga Pada Desa Adat Bugbug, Karangasem, Bali
Karangasem-Bali
3. Pola Ruang Permukiman dan Rumah Bali Tradisional Aga
Banjar Dauh Pura Tigawasa
Nim Nama Referensi Rujukan Teori Dasar Referensi Terkait
1) Teori Budaya Bermukim 1. Veronica A. Kumurur & Setia Damayanti. 2009.Pola
a. Aspek budaya senantiasa menjadi sorotan ketika Perumahan Dan Pemukiman Desa Tenganan Bali.Jurnal
berbicara tentang proses terbentuknya suatu lingkungan Arsitektur.1
binaan maupun perubahan yang terjadi terhadapnya. 2. Ari Widyati Purwantiasning. 2017.Benang Merah
Rapoport (1989: 47) menyatakan bahwa bentuk rumah Terbentuknya Pola Permukiman Dan Pola Hunian Desa
(lingkungan binaan) dipengaruhi oleh faktor primer Bali Mula Dikaitkan Dengan Aspek Sosial, Ekonomi Dan
(primary forces) yaitu faktor sosial budaya dan faktor Budaya.Jurnal Arstektur.17(1)
sekunder (secondary/modifying factors) yang meliputi 3. A. Taufani Irawan, Antariksa, Jenny Ernawati.2012.
kondisi iklim, metode konstruksi, ketersedian bahan dan Lokalitas Pola Ruang Ritual Dan Sosial Pada Permukiman
teknologi. Masyarakat Hindu Dusun Sawun Wagir Malang.Jurnal
b. Budihardjo (1998: 7) menyatakan bahwa keagungan Arstektur dan Lingkungan binaan 5(1)
arsitektur tradisional sering kali hanya mengutamakan 4. Wayan Ganesha, Antariksa, Kusuma Wardhani.2012.
pengamatan dari sisi form (wujud, rupa, ragam atau Pola Ruang Permukiman Dan Rumah Tradisional Bali Aga
Konsep Spasial Permukiman
bentuk), dibandingkan dengan sisi content (falsafah, Banjar Dauh Pura Tigawasa.5(2); Jurnal Perencanaan
Hindu di Dusun Sawun dan
1824049 Hedwig amandus imung konsep, tata nilai, ide, gagasan, makna atau isi). Wilayah dan Kota.
Jenglong,Desa Sukodadi,Wagir
c. Aspek sosial budaya pada perumahan adati Bali pada
Malang
dasarnya melingkupi aspek nilai budaya, aspek
kepercayaan serta aspek status dan stratifikasi sosial adati
(Patra, 1992: 23-26). Nilai budaya terwujud sebagai ide-
ide yang dianggap sangat berharga dalam hidup manusia.
Ide-ide tersebut meresapi sebagian terbesar warga
masyarakat dan selalu dijadikan pedoman dalam menata
segi-segi kehidupannya. Manusia sebagai mahluk yang
berbudaya, memiliki kecenderungan untuk
mengorientasikan hidupnya pada nilai-nilai kebudayaan.
d. Masyarakat Bali adalah suatu masyarakat yang secara
kuat memperlihatkan ciri-ciri yang bersifat religius.
Dalam wujud masyarakat seperti itu, maka unsur
Nim Nama Referensi Rujukan Teori Dasar Referensi Terkait
kepercayaan, kegiatan upacara, adat pantangan,
mempunyai tempat dan arti yang penting. Dalam
berbagai segi kehidupan masyarakat.Suatu bentuk
kepercayaan yang dihubungkan dengan perumahan orang
Bali, yakni bahwa rumah dianggap sebagai suatu unsur
yang hidup dan dasar kepercayaan ini, tercermin dalam
sikap dan perilaku orang terhadap unsur tersebut

2) Teori Konsep Budaya dan Keagamaan Hindu-Bali


a. (Rwa Bhinneda) Menurut Budihardjo (2013) masyarakat
Hindu Bali memiliki konsep yang disebut dengan konsep
perpaduan antara dua kekuatan di sekitar manusia. Hal ini
yang mendasari terjadinya pembagian menjadi dua,
seperti: baik dan buruk, laki-laki dan perempuan, siang
dan malam, dan 7 sebaginya. Dalam kaitannya dengan
wijud arsitektur adalah tercapainya suatu wujud bawa
(benda) maurip (hidup.
b. (Sekala-Niskala) Menurut Zoetmulder (1997), disebutkan
bahwa istilah sekala memiliki pengertian bentuk yang
nampak secara jasmani atau dunia yang nampak dan
dapat ditangkap oleh panca indra. Alam sekala bersifat
keduniawian. Sedangkan niskala menurut Zoetmulder
(1997) adalah bentuk immaterial tidak kelihatan, sangat
gaib. Masyarakat agama Hindu di pulau Bali
menganggap bahwa hal yang tidak kelihatan ini
merupakan kekuatan ghaib sehingga kekuatan ini
menurut masyarakat Hindu sangat diperlukan dalam
kehidupan nyata dan supaya mudah dalam hal pemujaan
maka perlu di sekala-kan berupa benda-benda. Benda-
benda ini menurut Suparman (2003) dan Soeka (2004)
diimplementasikan ke dalam bentuk tempat pemujaan
(pura).
c. (Tri Hita Kharana) Menurut Bapedalda (2012) dalam
Runa (2012) secara terminologis, tri berarti tiga, hita
berarti sejahtera atau bahagia, karana berarti sebab/unsur.
Jadi, Tri Hita Karana adalah tiga sebab/unsur yang
menjadikan manusia hidup sejahtera atau bahagia lahir
dan batin. Implementasi dari tiga sebab/unsur ini bagi
masyarakat Hindu di pulau Bali, meliputi Parhyangan
yaitu lingkungan yang memiliki nilai-nilai spiritual,
Pawongan yaitu lingkungan yang memiliki nilai sosio-
kultural, ketiga Palemahan yaitu lingkungan fisik-
alamiah.
1824050 Dauyan Fadilah Hishaum Pola Permukiman Desa  Permukiman adalah hasil karya bersama dari masyarakat yang 1. Hubungan Pola Permukiman Dengan Beberapa Aspek
Nim Nama Referensi Rujukan Teori Dasar Referensi Terkait
dalam ungkapan fisiknya juga akan dipengaruhi oleh faktor
sosial budaya dari masyarakat yang bersangkutan
Sosial Budaya (Kaler, I. K.)
Petungsewu Kecamatan Dau, (Rapoport,1982).
2. Pola Komunikasi Sosial Pada Masyarakat Pemukiman
Kabupaten Malang Berdasarkan  Konsep ruang dalam rumah tinggal menurut tradisi Jawa pada
(Saleh, A. M. (2012)).
Kekerabatan Dan Kepercayaan kenyataannya berbeda dengan konsep ruang menurut tradisi
3. Pola Organisasi Spasial Permukiman Di Kampung Adat
Masyarakatnya Barat. Tidak ada sinonim kata ruang dalam bahasa Jawa, yang
Nggela Kecamatan Ende (Paru, M. A. (2018)
mendekati adalah Nggon, kata kerjanya menjadi Manggon dan
Panggonan berarti tempat atau Place (Kartono, 2005).
1. Tatanan alun-alun terhadap pola ruang spasial masjid jami'
Kota Malang
 Teori Leary yang mengemukakan mengenai keterkaitan antara 2. Transformasi Unsur Fisik Pembentuk Sumbu di dalam
Makna tatanan ruang alun-alun satu bangunan dengan yang lain sehingga perubahan Alun-Alun Terhadap Kompleks Pemerintah di Jawa oleh
1824051 Muhammad Nahwal
Kota Blitar Jawa Timur bangunan yang satu akan diikuti oleh perubahan bangunan Ayesha Aramita Malonda dan Yohanes Karyadi
yang lain Kusliansjah
3. Analisa alun-alun purworejo oleh Agus Suryono dan
Andhy Setyawan
*) Jurnal
1. Pola Permukiman Tradisional di Wilayah Masyarakat
Hukum Adat Wet Semokan Kecamatan Bayan Kabupaten
Pengaruh perkembangan kawasan
1) pola permukiman Lombok Utara
wisata pulau lombok terhadap
1824052 elvira risna damayanthi 2) perkembangan pariwisata 2. Pelestarian Pola Permukiman Di Desa Adat Bayan,
pola permukiman di desa adat
3) Pola permukiman bayan Kabupaten Lombok Utara
bayan, kabupaten lombok utara
3. Peranan Masyarakat Adat Semokan Dalam Pengelolaan
Hutan Di Desa Sukadana Kecamatan Bayan Kabupaten
Lombok Utara
*) Jurnal:
1. Pemetaan Rumah Tradisional Melayu Riau (Sudarmin)
2. Architecture varieties of Jambi Malay Traditional house
(Yusdi Andra, Ashyadi Mufsi Sadzali)
1) Space Sintax (Muhammad Rijal dkk)
3. Pola Tata Ruang Permukiman Tradisional Gampong Lubuk
Konfigurasi Ruang Permukiman 2) Rumah Tradisional Melayu (Sudarmin)
Sikon, Kabupaten Aceh Besar (Issana Meria Burhan,
1824053 Pricilia Clariza Seda di Pulau Penyengat (Pulau 3) Faktor Pembentukan Permukiman
Antariksa, Christina Meidiana)
Penyengat, Kepulauan Riau) 4) Permukiman Tradisional
4. Identifikasi Tipologi Arsitektur Rumah Tradisional Melayu
5) Sejarah Perkembangan Kota
di Kabupaten Langkat dan Perubahannya (Asnah
Rumiawati, Yuri Hermawan Prasetyo)
5. Pola Tata Ruang Permukiman Tradisional (Issana Meria
Nurhana dkk)
Perkembangan Budaya Bermukim
1824054 Cahyo Mukti  Jurnal  
Desa Ngijo, Kec Karangploso
Pengaruh Kampung Kayutangan
1824055 Seraphine Samantha Safina Belum Input Belum Input
Terhadap Filosofi Kota Malang.
1824056 Elsa Movitasari P Revitalisasi Kawasan Kota Lama 1) Teori Revitalisasi 1. Pelestarian dan Pengembangan Kawasan Kota Lama
Sebagai Kawasan Pariwisata Sebagai sebuah kegiatan yang sangat kompleks, menurut P. Sebagai Landasan Budaya Kota Semarang
Nim Nama Referensi Rujukan Teori Dasar Referensi Terkait
2. Pengembangan Kawasan Kota Lama Semarang Sebagai
Hall/U. Pfeiffer, 2001, revitalisasi terjadi melalui beberapa Tempat Wisata Budaya
tahapan dan membutuhkan kurun waktu tertentu serta meliputi 3. Kajian Implementasi Program Revilitalisasi Kawasan Kota
hal-hal sebagai berikut: Lama Kawasan Pariwisata Di Kota Semarang
 Intervensi Fisik 4. Pengelolaan Kawasan Kota Lama Semarang Sebagai Salah
 Rehabilitasi Ekonomi Satu Kawasan Pariwisata di Kota Semarang
 Revitalisasi Sosial atau Institusional 5. Revitalisasi Kawasan Kota Lama Sebagai Upaya City
2) Pengembangan Kota branding di Kota Semarang
6. Strategi Penataan Kawasan Kota Lama Semarang

Konsep Permukiman Masyarakat 1) Tentang pola permukiman 1. Masyarakat Kampung Ende Borong,
Vilgiseila Sukmawaty Kampung Ende Kelurahan Kota 2) Kaitan antara pola permukiman Masyarakat Kampung Ende 2. Konsep Permukiman Kampung Ende Borong serta aspek-
1824058
Nguru Ndora Kecamatan Borong Borong dan aspek-aspek Antropologi (Strata sosial, sistem aspek antropologi yang meliputi (strata sosial, sistem
Provinsi Nusa Tenggara Timur kekerabatan, sistem religi dll) kekerabatan, sistem religi, dan lain-lain)

1) Prinsip dasar identitas antara lain adalah distinctiveness, yaitu


keinginan untuk memelihara keberbedaan dari yang lain.
Distinctiveness berhubungan dengan persepsi positif terhadap
keunikan suatu tempat, dan pemanfaatan tempat yang berbeda
dengan orang lain pada kawasan lain di kota tersebut (ira
1. Identitas dan Ekstiensi Permukiman Tepi Sungai di
mentayani)
Banjarmasin (Ira Mentayani/2019)
2) Permukiman tradisional masyarakat Indonesia ditinjau dari segi
2. Konsep Penataan Permukiman Bantaran Dungai di Kota
historis banyak berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) karena
Banjarmasin berdasarkan Budaya Setempat
Judul: Permukiman Tradisional akses transportasi. Akses DAS merupakan karakteristik
3. Pola Permukiman Tepian Air. Studi Kasus: Desa Sepuk
Tepian Sungai Martapura, permukiman awal sebagai cikal bakal tumbuh dan
Laur, Punggur Besar dan Tanjung Saleh Kecamatan Sungai
Banjarmasin berkembangnya suatu kota, selaras dengan lingkungan sosial
1824059 Syahridha Larasati W Kakap, Kabupaten Kubu Raya (Putro dan Nurhamsyah)
Referensi Rujukan: Permukiman masyarakat Indonesia. (Noor Hamidah/2014)
4. Tipomorfologi Permukiman Tepian Sungai Martapura
Tradisional Tepian Sungai Barito 3) Menurut Snyder (1985) dalam Putro & Nurhamsyah (2015),
(Amar Rizqi Afdholy/2017)
Kalimantan Selatan terbentuknya lingkungan permukiman dimungkinkan karena
5. Model Permukiman Kawasan Tepian Sungai. Kasus:
adanya proses pembentukan hunian sebagai wadah fungsional
Permukiman Tepian Sungai Kahayan Kota Palangkaraya
yang dilandasi oleh pola aktifitas manusia serta pengaruh setting
6. Pengaruh Lingkungan Terhadap Bentuk Rumah
(rona lingkungan) baik yang bersifat fisik maupun non fisik
Permukiman Tepian Sungai Kota Banjarmasin
(sosial-budaya) yang secara langsung mempengaruhi pola
kegiatan dan proses perwadahannya. (Fadhil surur/2019)
4) Terbentuknya pola permukiman dipengaruhi morfologi sungai,
kedalaman sungai, kemu- dahan aksesibilitas dari dan menuju
sungai. (Amat rizqy/2017)
Nim Nama Referensi Rujukan Teori Dasar Referensi Terkait

1) Pola Permukiman: Menurut Jayadinata (1986) pola


permukiman merupakan lingkup penyebaran daerah tempat
*) Jurnal
tinggal menurut keadaan geografi (fisik) tertentu, seperti
1. (Social Capital In Bride Price Of Sentani People In
permukiman sepanjang pantai, alut, aliran
Jayapura Regency)
sungai dan jalan yang biasanya berbentuk linear
POLA BERMUKIM SUKU 2. (Perubahan Pola Permukiman Tradisional Suku Sentani Di
2) Teori Tradisional: Menurut Amos Rapoport (1969), bahwa
1824060 HEYRA S I SESERAY SENTANI, Provinsi papua Pesisir Danau Sentani)
rumah dan lingkungan adalah suatu pengekspresian masyarakat
(jayapura) 3. (Birokrasi Kampung Adat Yo Hele Mabouw Dan
tentang budaya, termasuk didalamnya, agama, keluarga, struktur
Hubungannya Dengan Tata Ruang (Khani He Kla He)
sosial dan hubungan sosial antar individu.
Dalam Mendukung Pengelolaan Lingkungan Hidup Di
3) Teori Permukiman: Menurut Johan Silas (1985) suatu
Kabupaten Jayapura
permukiman hendaknya mengikuti kriteria bagi permukiman
yang baik, dengan memenuhi aspek fisik dan aspek nonfisik.

Pengaruh kearifan lingkungan 1) Teori Sistem Permukiman


1. Buku Panduan Benteng Wolio
1824061 Sukmawati jamal dalam pola permukikan benteng 2) Sejarah Benteng Keratob Buton
2. Jurnal Kearifan Lokal Lingkungan Sulawesi Selatan
keraton buton 3) Teori Pola Pembentukan Permukiman

1. Jurnal Alkulturasi Budaya Pada Pola Permukiman


Pengaruh budaya terhadap pola 1) Teori Sistem Kekerabatan Tradisional Dikampung Gantaran Lalang Bata Kabupaten
1824062 Christover Pemuda permukiman dikabupaten tana 2) Teori Pola Pembentukan Permukiman Kepulauan Selayar
toraja 3) Teori Ttg Permukiman 2. Pengaruh Ritual Budaya Dalam Penataan Pola Permukiman
Dikota Malang
1. Revitalisasi Kawasan Kampung Peneleh Sebagai Tujuan
Revitalisasi Kawasan Heritage Wisata Heritage
1824063 Ravi Aruni A Kajoetangan sebagai kawasan  Teori Revitalisasi 2. Potensi Kampung Heritage Kayutangan
Wisata 3. Urgensi Pengelolaan Pariwisata Kampung Heritage
Kajoetangan
Nim Nama Referensi Rujukan Teori Dasar Referensi Terkait

Menurut catatan sejarah perkembangan kota-kota di Kalimantan


Tengah berada di tepi sungai yang tumbuh secara alami. Selain sungai-
sungai yang tumbuh secara alami, terdapat juga kanal-kanal (saluran
air/anjir) dan anak sungai yang banyak dibuat oleh Pemerintah Belanda 1. SAMPIT DARI MASA KE MASA: Beberapa Catatan
pada zaman penjajajahan. Kanal-kanal/ saluran air/ Anjir dengan Berita Asing, Yusri Darmadi.
maksud sebagai antisipasi banjir, mengingat kondisi topografi kota-kota 2. Cultural Symbol dan Politik Identitas dalam
di Kalimantan Tengah yang labil akan serangan banjir pasang air laut. Pembangunan Kota SampitThau’am Ma’rufahUIN Sunan
Sejarah Perkembangan Fungsi sungai juga menyimpan catatan sejarah lahirnya kota-kota di Kalijagaemail: amieavrily@gmail.com
1824064 Jeriko Agustinus Permukiman Di Kota Sampit Kalimantan Tengah antara lain Kota Kapuas, Kota Muara Teweh, Kota 3. Perkembangan pola dan struktur ruang Kota Sampit
Kalimantan Tengah Buntok awal permukiman berada di tepi Sungai Barito, Kota PUTRA, M. Wijaya, Ir. Kawik Sugiana, M.Eng. PhD
Palangkaraya, Katingan dan Pulang Pisau tumbuhnya permukiman 2010 Tesis | S2 Magister Perencanaan Kota dan Daerah
berada di tepi Sungai Kahayan, serta Kota Sampit, Kuala Pembuang, 4. Persepsi Masyarakat Bermukim di Tepian Sungai
dan Pangkalanbun permukiman awal berada di tepi Sungai Mentaya. Pemuatan Kecamatan Bamaang, Sampit, Kabupaten
(Tjilik Riwut, 1979). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fakta Kotawaringin Timur Rayano Belly1, Retno Widjajanti2
sejarah dan perkembangan kota telah menjelaskan terbentuknya kota-
kota di Kalimantan Tengah diawali dari sungai yang banyak mengaliri
kotanya.

1824065 Rois Dinan Bentuk kearifan lokal migran 1) Permukiman 1. Ekspresi Lanskap-Agrikultur dan Pola Permukima
Madura pada permukiman (Menurut Undang-Undang No 4 Tahun 1992 Pasal 3), Masyarakat Peladang di Madura Timur (Oleh: Redi Sigit.
Kotalama Malang (Oleh: Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar F1, Dr. Lisa Dwi Wulandari, ST., MT2 & Dr. Eng. Herry
Damayanti Asikin, Antariksa, kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun Santosa, ST., MT).
Lisa Dwi Wulandari, Wara Indira pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau 2. Karakteristik Ruang pada Rumah Tradisional Tanean
Rukmi) lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung Lanjhang di Desa Bandang Laok, Kecamatan Kokop,
perikehidupan dan penghidupan. Satuan lingkungan permukiman Kabupaten Bangkalan, Madura (Oleh: Widya Aprilia
adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran Kurnia, Agung Murti Nugroho).
dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana 3. Makna Ruang pada permukiman tanean lanjang Madur
lingkungan yang terstruktur. (Oleh: Lintu Tulistyantoro)
2) Permukiman Tradisional 4. Pola Komunikasi Sosial Pada Masyarakat Permukiman
Menurut Sasongko (2005), permukiman tradisional sering Tanean Lanjang Di Kabupaten Sumenep Madura (Oleh:
direpresentasikan sebagai tempat yang masih memegang nilai- Akh. Muwafik Saleh)
nilai adat dan budaya yang berhubungan dengan nilai
kepercayaan atau agama yang bersifat khusus atau unik pada
suatu masyarakat tertentu yang berakar dari tempat tertentu pula
di luar determinasi sejarah. Struktur ruang permukiman
digambarkan melalui pengidentifikasian tempat, lintasan, batas
sebagai komponen utama, selanjutnya diorientasikan melalui
hirarki dan jaringan atau lintasan, yang muncul dalam suatu
lingkungan binaan mungkin secara fisik ataupun non fisik yang
tidak hanya mementingkan orientasi saja tetapi juga objek nyata
dari identifikasi.
Nim Nama Referensi Rujukan Teori Dasar Referensi Terkait

3) Permukiman Tradisional Madura


(Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1982),
Permukiman tradisional Madura adalah suatu kumpulan rumah
yang terdiri atas keluarga-keluarga yang mengikatnya. Letaknya
sangat berdekatan dengan lahan garapan, mata air atau sungai.
Antara permukiman dengan lahan garapan hanya dibatasi
tanaman hidup atau peninggian tanah yang disebut galengan atau

Pola permukiman Kampung 1. Pola Permukiman Kampung Kauman


1) Pola Permukiman
1824066 Iqbal rahmadi Tjandra Kauman terhadap perkembangan 2. Pola Permukiman
2) Sejarah Perkembangan Islam Di Kota Malang
Islam di Kota Malang 3. Hubungan Pola Persebaran Permukiman

1. Jurnal Planesa Volume 6 Nomor 2, 60. Pengembangan


Desa Wisata Wae Rebo Berdasarkan Kearifan Lokal,
Jurnal Gendro Keling KEARIFAN BUDAYA
MASYARAKAT KAMPUNG TRADISIONAL WAE
Identifikasi Pola Permukiman
REBO, MANGGARAI, NUSA TENGGARA TIMUR,
Kampung Adat Wae Rebo 1) Perubahan Pola Permukiman,
2. Jurnal Tata Spasial Permukiman Tradisional
1824067 Maria Mahayanie Puttirulan Terhadap Pengembangan Desa Variabel: Pola Permukiman, Pengembangan Desa Wisata,
Manggarai Berdasar Ritual Penti di Kampung Wae Rebo di
Wisata Berbasis Kearifan Lokal Kearifan Lokal
Pulau Flores,
Setempat. Ruteng, Manggarai)
3. Jurnal Studi Makna dan Ruang dalam Hunian
Tradisional Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur,
4. Makalah Analisis Rumah Adat Mbaru Niang Suku
Waerebo Nusa Tenggara Timur Arsitektur Nusantara.

1. Studi Pola Perkembangan Perkotaan Berdasarkan


Pengaruh Perusahaan Tambang
Morfologi Ruang Di Kota Bantaeng
Emas PT. Freeport Terhadap Pola Teori Bentuk Kota, Teori Perkembangan Kota, Sistem Aktivitas dan
1824068 Dodi prastowo 2. Sejarah Perkembangan Struktur Ruang Kota Lasem
Perkembangan Ruang Kabupaten Ekonomi Wilayah
3. Pengaruh Perkembangan Aktivitas Ekonomi Terhadap
Mimika
Struktur Ruang Kota Di Swp Iii Kabupaten Gresik
Nim Nama Referensi Rujukan Teori Dasar Referensi Terkait
*) Jurnal
1. Konsep tata ruang dan pengelolaan lahan pada masyarakat
dayak kenyah di kalimantan timur
Perkembangan Pembentukan Pola
2. Terbentuknya pola ruang dalam batih baru rumah
1824069 Noor maimunah Ruang Permukiman Kampung -
panggung dayak kenyah di desa pampang samarinda
Dayak Di Kalimantan Timur
3. Perubahan pola ruang dalam rumah lamin adat dayak
kenyah akibat pengaruh modernisasi di desa pampang,
samarinda
*) Jurnal
1. Wibisono, Iwan. 2013. Tingkat dan Jenis Perubahan Fisik Ruang
Dalam Pada Rumah Produktif (UBR) Perajin Tempe Kampung
Sanan.
2. Nidyasari, Evita. 2011. Perubahan Fungsi Hunian dan Konflik
Teritori 2011
3. Tarigan, R. 2016. Pendekatan Instelektual dalam Membaca
Perubahan Makna Ruang 1) Rumah Sebagai fungsi Hunian Perubahan Makna Ruang Publik dan Privat Tradisional Akibat
1824071 Shintia Sasmitasari Permukiman pada Kawasan 2) Rumah Sebagai Fungsu Komersial Perkembangan Kegiatan Industri di dalamnya
Produksi Tempe 3) Perubahan Makna Ruang Permukiman *) Variabel Pembahasan:
 Fungsi Rumah
 Aktivitas Produksi Tempe
a. Pelaku
b. Macam aktivitas
c. Tempat
d. Waktu berlangsugnya aktivitas

1. Transformasi Unsur Fisik Pembentuk Sumbu di dalam


Alun-Alun Terhadap Kompleks Pemerintah di Jawa oleh
Ayesha Aramita Malonda dan Yohanes Karyadi
 Teori Habraken tentang tatanan fisik (physical order) dengan
Makna tatanan ruang alun-alun Kusliansjah2l
1824072 Cendekia Satcha Aulia variabel major arteries, roads, building elements, partitioning,
Kota Tuban Jawa Timur 2. Makna struktur dan unsur pembentuk pusat kota pelabuhan
furniture, body dan utensils.
Tuban oleh Sony Pratomo
3. Sejarah dan perkembangan masjid agung Tuban tahun
1987- sekarang oleh Nafita Amelia Nur Hanifah
Nim Nama Referensi Rujukan Teori Dasar Referensi Terkait

1) Kebudayaan
Komunikasi simbolis, simbolisme itu adalah keterampilan
kelompok, pengetahuan, sikap, nilai, dan motif. Makna dari
simbol-simbol itu dipelajari dan disebarluaskan dalam
masyarakat melalui institusi (Liliweri, 2003) 1. Perubahan Fungsi Ruang Taneyan Lanjhang pada
Judul : Identifikasi Permukiman
2) Perumahan tradisional Masyarakat Migran Madura di Desa Krajan Jember (Ridjal,
Tradisional Suku Madura di Bukit
Manifestasi dari nilai sosial budaya masyarakat yang erat 2014)
Buring, Desa Ngingit, Kecamatan
kaitannya dengan nilai sosial budaya penghuninya, yang dalam 2. Karakteristik Permukiman Taneyan Lanjhang Di
Tumpang.
proses penyusunannya menggunakan dasar norma-norma tradisi Kecamatan Labang, Madura (Fauzia, 2009)
1824073 Yatafati Zebua Referensi Rujukan : Konsep
(Rapoport dalam Fathony, 2012) 3. Tata Letak Rumah Tradisional Madura di Desa Mangaran
Spasial Permukiman Suku
3) Taneyan lanjang Situbondo (Azizah, 2016)
Madura di Gunung Buring
Konsep permukiman tradisional Suku Muadura yang diawali 4. Karakteristik Ruang pada Rumah Tradisional Tanean
Malang Studi Kasus Desa Ngingit
dengan sebidang tanah yang cukup luas dan oleh pemiliknya Lanjhang di Desa Bandang Laok, Kecamatan Kokop,
(Fathony, 2012)
diperuntukkan sebagai lahan untuk membuat sebuah rumah. Kabupaten Bangkalan, Madura (Kurnia, 2015)
Rumah pertama inilah yang disebut rumah induk (roma tonggu),
sebuah rumah cikal bakal suatu keluarga, yang dilengkapi
dengan langgar (barat), kandang (selatan) dan dapur
(Wirjoprawiro dalam Hafsi, 2018).

1. Pengaruh Sistem Kekerabatan Terhadap Pola Permukiman


Pengaruh sistem kekerabatan
1) Teori sistem kekerabatan Kampung Bajoe
terhadap pola pembentukan
1824075 Wardana oca deliansyah 2) Teori tentang permukiman 2. Perubahan Pola Permukiman Tradisional Suku Sentani
permukiman suku sentani,
3) Pengaruh sistem kekerabatan pola pembentukan permukiman 3. Sistem Kekerabatan Pembentukan Pola Permukiman
Jayapura
Dusun Krajan Kab Lumajang
Pola ruang yg terbentuk akibat sistem kekerabatan pada desa
Pola permukiman masyarakat
ngadas, maka perlu adanya analisis family tree dengan membuat
1824076 Haviz Surya Jakatikta desa ngadas dilihat dari sistem Pola Permukiman
gambaran mengenai silsilah keluarga kemudian dihubungan
kekerabatan
dengan letak rumah
1824077 Leslie Triningtyas Londong Pola Permukiman Tradisional Pola Permukiman Kampung Adat 1. Meaning of The House Based On Cosmological Aspects in
Kajang, Sulawesi Utara The Culture of Western Sumba. Study Object: Tara Manu
Traditional House In Wee Lewo Village * Aurelius Aaron
Rosimin, Caecilia S. Wijayaputri, S.T., M.T.

2. Pemaknaan Rumah Berdasarkan Aspek Kosmologi Dalam


Kebudayaan Sumba Barat : Objek Studi Rumah Tara Manu
Di Kampung Wee Lewo * Rosimin, Aurelius Aaron
Nim Nama Referensi Rujukan Teori Dasar Referensi Terkait
3. SEED (Social Enterprise For Economics Development) Di
Kampung Wee Lewo, Desa Mareda Kalada, Kabupaten
Sumba Barat Daya * Abdimas Musi Charitas
*) Jurnal
Pengaruh Perbedaan Strata Sosial
1. Jurnal Perbedaan Strata Budaya
1824078 Bernadethe A.X.Peka Rihi Pada Perkembangan Kampung teori pengembangan
2. Jurnal Pengembangan Kebudayaan
Tabundung
3. Jurnal Kesadaran Masyarakat

1) Permukiman tepian sungai yangberkelanjutan mempunyai empat


komponenyang digunakan sebagai indikator permukiman yaitu:
fisik, ekonomi, sosial, dan lingkungan, (Maclaren, 1996).
2) Perilaku manusia berhubungan dengan lingkungan hidup
(Heimstra danMcFarling, 1974).
1. Analisis Permukiman tepian sungai yang berkelanjutan
3) Kepribadian manusia itu sendiri dan situasi/keadaan lingkungan
studi kasus permukiman tepian kota Palangkaraya.
sekitar akan mempengaruhi perilaku lingkungan seseorang
Pengaruh perkembangan kota 2. Model Permukiman kawasan tepian sungai Kahayan Kota
(Laurens, 2012).
1824079 Randy Elfranda palangkaraya terhadap kawasan Palangkaraya.
4) Perilaku manusia dapat mengakibatkan perubahan-perubahan
tepi sungai kahayan 3. Analisis kampung Pahandut Sebagai permukiman tepian
pada lingkungan hidup (Susilo, 2012).
sungai Berkelanjutan.
5) Penduduk perkotaan yang tinggal berdekatan dengan sungai akan
menyebabkan pergerakan tanah seperti erosi dan tanah longsor
(Goransson dkk., 2015).
6) Tekanan potensi sumberdaya air dapat menyebabkan persediaan
air tidak mencukupi, kualitas air memburuk dan aliran air
permukaan rendah (Saimy dan Yusof, 2013)

1. Proses Perubahan Ruang Spasial Di Permukiman


Dusun Baran Kidal Malang” Lisa Dwi Wulandari 2010)
1) Perubahan pada sistem budaya (Koentjaraningrat (1985:180) 2. Pola Ruang Bersama Pada Permukiman Madura
dalam Lisa Dwi Wulandari 2010) Medalungan Di Dusun Baran Randugading” Ayu
Pola Permukiman Tradisional
2) Terbentuknya lingkungan permukiman (Rapoport 1990 dalam Indeswari, 2013)
1824081 Insia Wahda Aulia Masyarakat Madura di Dusun
Lisa Dwi Wulandari 2010) 3. Makna Ruang Pada Tanean Lanjang Di Madura” Lintu
Baran Kidal
3) Tipologi pola pemukiman di Madura (Tulistiyantoro,2005 dalam Tulistyantoro),
Lisa Dwi Wulandari 2010) 4. Konsep Spasial Permukiman Suku Madura Di Gunung
Buring Malang Studi Kasus Desa Ngingit” Budi Fathony,
Lalu Mulyadi, 2012)
Nim Nama Referensi Rujukan Teori Dasar Referensi Terkait

1. Pola Permukiman Tradisional Di Wilayah Masyarakat


Pengaruh Kebudayaan
1) Pola Permukiman Tradisional Adat Sasak Hukum Adat Wet Semokan Kecamatan Bayan Kabupaten
Masyarakat Adat Sasak Terhadap
1824083 Dwiki Firmansyah 2) Perkembengan Kebudayaan Adat Sasak Lombok Utara
Pola Permukiman Tradisional
3) Sejarah Dan Budaya Desa Sukarara 2. Pelestarian Pola Permukiman Tradisional Suku Sasak
Desa Sukarara Lombok Tengah
Dusun Limbung Kabupaten Lombok Utara

1. Pelestarian Pola Permukiman Masyarakat Using Di


Desa Kemiren Kabupaten Banyuwangi - Tri Kurnia
 Desa Kemiren memiliki potensi pengembangan kawasan wisata
Hadi Muktining Nur, Antariksa, Nindya Sari
budaya tempat Suku Osing asli bermukim. Permukiman yang
Penataan Permukiman Adat Desa tercipta tidak lepas dari pengaruh budaya lokal. Kehidupan sosial
2. Benang Merah Terbentuknya Pola Permukiman Dan
Kemiren berdasarkan aspek budaya komunitasnya diwarnai kepercayaan dan religi, termasuk
Pola Hunian Desa Bali Mula Dikaitkan Dengan Aspek
spasial pada permukiman adanya adat istiadat yang khas yaitu tata cara (tradisi)
Sosial, Ekonomi Dan Budaya Studi Kasus: Desa
tradisional Suku Osing, aspek masyarakat dengan kekerabatan yang kuat. Salah satu tradisi
Pakraman Julah, Kecamatan Tejakula, Bali - Ari Widyati
Mumahad Fildzah Rake ekonomi masyarakat maupun masyarakat Desa Kemiren yang dilakukan sekali setahun yaitu
1824084 Purwantiasning
Maqomi aspek sosial budaya dalam arahan Barong Ider Bumi yang dijadikan sebagai objek wisata budaya
pelestarian Permukiman dalam dokumen Potensi Wisata Kabupaten Banyuwangi. Studi
3. Pelestarian Pola Permukiman Tradisional Suku Sasak
tradisional Suku Osing sebagai ini bertujuan mendeskripsikan kondisi fisik permukiman meliputi
Dusun Limbungan Kabupaten Lombok Timur - Rina
daya tarik wisata budaya jenis permukiman, tapak rumah adat, kepadatan bangunan,
Sabrina, Antariksa, Gunawan Prayitno
Banyuwangi yang masih asli. prasarana permukiman dan kondisi ekonomi , sosial budaya
sebagai penunjang wisata budaya yaitu atraksi, amenitas, dan
4. Penataan Permukiman Komunitas Hindu Tolotang
aksesibilitas dalam wujud pelestarian budaya
sebagai Kawasan Wisata Budaya - Dinda Pujiastuti(1),
Wiwik W. Osman(2) , Mimi Arifin(2

Perkembangan Pola Permukiman Mengetahui perkembangan pola permukiman pembudidayaan ikan desa
Pembudidaya Ikan Desa Blayu Blayu di kawasan minapolitan Wajak-malang, untuk dijadikan sebagai
1824088 Leon chris dion  
Sebagai Kawasan Minapolitan Di dasar dalam pengembangan dan penataan pola permukiman Desa Blayu
Wajak – Malang di kawasan Minapolitan Wajak.

 Rumah ditentukan oleh nilai-nilai budaya, iklim, dan kebutuhan akan


perlindungan, ekonomi, karakter tapak dan agama. (Amos rapoport *) Jurnal
(1969). House Form and Culture. Englewood Cliffs, N.J.:Prentice 1. Budaya Tanean Lanjeng Dalam Pernikahan Kerabat Di
Judul: Pola Tata Ruang Tanean Hall) Kalangan Keluarga Pondok Pesantren Bangkalan
Lanjhang Terhadap Pembentukan  Ruang adalah produk sosial, berdasarkan nilai-nilai maupun (Mohammad Hipni dan Shofiyun Nahidloh)
pemaknaan sosial. Dengan kata lain, masyarakat (society) membentuk
Permukiman di Desa
1824089 Prafikasari Latifa ruang dengan nilai-nilai dan pemaknaan tadi. (Lefebvre, Henry. 1991.
2. Pola Tata Ruang Dan Kekerabatan Masyarakat
Wringinanom The Production of Space. Blackwell Publishing. United Kingdom.)
Studi Kasus : Desa Wringin Madura (Abdul Sattar)
 Ruang merupakan wadah dari aktivitas-aktivitas manusia, baik
Anom, Kabupaten Situbondo aktivitas untuk kebutuhan fisik maupun emosi manusia. Ruang adalah
sistem lingkungan buatan yang terkecil dan digunakan manusia dalam 3. Makna Ruang Pada Tanean Lanjang Di Madura
melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. (Haryadi., Setiawan, B .1995, (Lintu Tulistyantoro)
Arsitektur Lingkungan dan Perilaku. Dirjen Dikti, Depdikbud RI.)
Nim Nama Referensi Rujukan Teori Dasar Referensi Terkait
 Permukiman tradisional Madura adalah suatu kumpulan rumah yang
terdiri atas keluarga-keluarga yang mengikatnya. Letaknya sangat
berdekatan dengan lahan garapan, mata air atau sungai. Antara
permukiman dengan lahan garapan hanya dibatasi tanaman hidup atau
peninggian tanah yang disebut galengan atau tabun, sehingga
masingmasing kelompok menjadi terpisah oleh lahan garapannya. Satu
kelompok rumah terdiri atas 2 sampai 10 rumah, atau dihuni sepuluh
keluarga yaitu keluarga batih yang terdiri dari orang tua, anak, cucu,
cicit dan seterusnya. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1982.
Sistem esatuan Hidup Setempat Daerah Jawa Timur. Jakarta:
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan.)
 Permukiman tradisional Madura adalah suatu kumpulan rumah yang
terdiri atas keluarga-keluarga yang mengikatnya. Letaknya sangat
berdekatan dengan lahan garapan, mata air atau sungai. Antara
permukiman dengan lahan garapan hanya dibatasi dengan tanaman
hidup atau peninggian tanah yang disebut galengan atau tabun,
sehingga masing-masing kelompok terpisah oleh lahan garapannya.
(Tulistyantoro, L. 2005. Makna Ruang pada Tanean Lanjang di
Madura, Jurnal Dimensi, 3 (2):137-152.)
 Sistem kekerabatan adalah serangkaian aturan yang mengatur
penggolongan orang-orang yang sekerabat. Istilah kekerabatan
digunakan untuk menunjukkan identitas para kerabat sehubungan
dengan penggolongan kedudukan mereka dalam hubungan kekerabatan
masing-masing dengan ego, maka hubungan sosial yang menyangkut
kedudukan, hak, dan kewajiban antara ego dan kerabat-kerabatnya 4. Karakteristik Ruang Pada Rumah Tradisional Tanean
dapat dilakukan dengan mudah dan tertib sesuai dengan aturan yang Lanjhang Di Desa Bandang Laok, Kecamatan Kokop,
berlaku. (Luci Huki. 2013. Pengertian Kekerabatan. Posted by Luci Kabupaten Bangkalan, Madura
Huki. Rabu 25 desember.) (Widya Aprilia Kurnia dan Agung Murti Nugroho)
 Matrilineal. Dalam sistem matrilineal, keturunan ditelusuri
berdasarkan atas garis ibu atau menurut garis perempuan. 5. Konsepsi Langgar Sebagai Ruang Sakral Pada Tanean
Kekerabatannya dalam sistem matrilineal, perempuan mempunyai Lanjang
kedudukan sebagai pemilik harta pusaka (sawah, ladang, kebun, rumah (Jeckhi Heng dan Aji Bayu Kusuma)
dan sebagainya) yang diwarisi dari ibunya dan diwariskan secara
turun-temurun kepada anak cucu perempuan. Sedangkan laki-laki
adalah yang mengusahakannya, dan karena itu mempunyai peluang 6. Perubahan Pola Tatanan Ruang Tanean Lanjang Di
untuk menguasainya. (Suparlan, Parsudi.,2007. Hubungan Antar suku Kampung Batik Tanjung Bumi (The Changes Of The
Bangsa. Modul A2209/2SKS. Perguruan tinggi Ilmu Kepolisian) Spatial Pattern Of Tanean Lanjang In Kampung Batik
Tanjung Bumi)
 Patrilineal. Dalam sistem ini orang-orang yang seketurunan adalah
mereka yang dilahirkan oleh ayah-ibu yang sama, dan seketurunan dari
(Muchlisiniyati Safeyah, Eva Elviana, Nurjanti Takarini,
leluhur menurut garis laki-laki. Dalam sistem kekerabatan yang dan Aris Sutejo)
patrilineal dikenal adanya marga atau fam atau klen yang merupakan
kelompok keturunan menurut garis ayah atau laki-laki. (Suparlan,
Parsudi.,2007. Hubungan Antar suku Bangsa. Modul A2209/2SKS.
Perguruan tinggi Ilmu Kepolisian)
 Seseorang terikat dengan sesuatu yang disebut emosi keagamaan yang
menyebabkan orang tersebut melakukan hal-hal yang berhubungan
dengan religi. Perilakunya juga menjadi serba religi. (Koentjaraningrat.
Nim Nama Referensi Rujukan Teori Dasar Referensi Terkait
2005. Pengantar Antropologi I. Jakarta: PT Rineka Cipta)
 Suatu sistem kemasyarakatan merupakan suatu kesatuan menyeluruh
yang mencakup subsistem-subsistem tersebut. harus ada hubungan
fungsional, agar supaya sistem tersebut dapat berproses dengan baik
dan benar. Ketimpangan -ketimpangan akan terjadi, apabila ada
pertentangan yang mendasar antara pelbagai subsistem yang ada.
(Buku LEGISLASI DAN SISTEM KEMASYARAKATAN. Prof. Dr.
Soerjono Soekanto, S.H., M.A)
 Matrilokal (uxorilokal), yaitu pasangan pengantin bertempat tinggal di
sekitar pusat kediaman kerabat istri. (Fernandez, D. (2018). Hand Out
Antropologi. Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Prof.Dr. Hamka.)
1. Makalah Sejarah Dan Perkembangan Permukiman (Ir.Joni
Hardi M.T)
1) Teori Pola Permukiman
2. Jurnal Pengaruh Kehidupan Sosio Kultural Terhadap
2) Pengaruh Sejarah Terhadap Permukiman
Spasial Di Kelurahan Sekaran
Pengaruh Sejarah Terhadap Pola 3) Sejarah Kerajaan Singosari
1824090 Alfandy dwi saputro 3. Jurnal Pola Permukiman Tradisional Dan Budaya Sejarah
Permukiman Di Singosari 4) Proses Bermukim
4. Jurnal Perwujudan Interaksi Sosial Dalam Pola
5) Sejarah Perkembangan Kota
Permukiman Di Kampung Panggung Kota Malang
6) Interaksi Sosial Dalam Pola Permukiman
5. Arahan Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Sejarah
Singosari Malang Sebagai Heritage Tourism

1) Hirsan (2005:34), Perubahan kebudayaan pada suatu kelompok *) Jurnal


masyarakat akan mempengaruhi perubahan struktur sosial 1. Akulturasi Budaya Pada Pola Permukiman Tradisional Di
masyarakatnya. Kampung Gantarang Lalang Bata Kabupaten Kepulauan
2) Lanskap sejarah adalah bagian dari suatu lanskap yang Selayar
memiliki dimensi waktu di dalamnya, maka dapat memainkan 2. Permukiman Tradisional Suku Sasak Di Dusun Senaru
Perkembangan Pola Permukiman
1824092 Sekarwati Mandalika Putri peran penting dalam mendasari dan membentuk tradisi budaya, 3. Pelestarian Pola Permukiman Tadisional Suku Sasak
Desa Adat Bayan, Lombok Utara
ideologikal, dan etnikal dalam suatu kelompok masyarakat Dusun Limbungan Kabupaten Lombok Timur
(Nurisjah & Pramukanto, 2001). 4. Identifikasi Pola Permukiman Tradisional Kampung
3) Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang- Budaya Betawi Setu Babakan, Kelurahan Srengseng
orang yang berbeda budaya baik dalam arti ras, etnik, atau Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Kota Administrasi Jakarta
perbedaan perbedaan sosio ekonomi (Tubss & Sylvia, 2001). Selatan, Provinsi DKI Jakarta

Pola Dan Faktor Penyebab


Perkembangan Permukiman
1824094 Reza Ekapri Hartino Terhadap Kawasan Lindung Apo Belum Input Belum Input
Kali Kelurahan Bhayangkara
Distrik Jayapura Utara

1824095 Nuriati Klaudia Nanggung Pengaruh peradaban Belanda 1) Penataan ruang adalah: suatu sistem proses perencanaan tata 1. Model penataan bangunan dan lingkungan kawasan pusat
terhadap struktur ruang kawasan ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang kota tumpahan kabupaten Minahasa Selatan
Nim Nama Referensi Rujukan Teori Dasar Referensi Terkait
2) Struktur ruang merupakan: susunan pusat pusat permukiman dan
sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai
pendukung kegiatan sosial ekonomi
3) Catatan sejah merupakan sebuah bukti tertulis mengenai suatu
peristiwa yang terjadi pada masa lalu 2. Kajian tipologi dalam pembentukan karakter visual dan
4) Tipologi arsitektur adalah: kegiatan yang berhubungan dengan struktur Kasan idjen
idjen
klasifikasi atau pengelompokan karya arsitektur Al dengan 3. kajian kualitas visual terhadap eksistensi street furniture di
kesamaan ciri ciri atau totalitas kekhususan yang diciptakan oleh koridor Piere Bendean Boulevard Manado
suatu masyarakat atau kelas sosial yang terikat dengan
kepermanenan dari karakteristik yang tetap atau konstan,,
kesamaan ciri seperti ( bentuk dasar, sifat dasar objek, kesamaan
fungsi objek, kesamaan asal usul sejarah)
Pengaruh Peninggalan Kerajaan
Singosari Kartodirjo,(Pengajaran Sejarah),William Hivilan,(Pemanfaatan situs
(Peninggalan,Kebudayan Maupun sejarah),Nazir (1983), Remain dan Dokumen., Wasino (2007) (Sumber
1824096 Julius Djara Husen  
Sejarah) Sebagai Arahan Sumber Sejarah),UU No. 11 tahun 2010 pasal 1 ayat 5 (Situs Cagar
Destinasi Utama Bagi Wisatawan Budaya)..
Maupun Pelajar
Proses perubahan ruang spasial
1824097 M.Sofian Muladi Permukiman Sejarah
dipermukiman
1) Wujud dari tata cara manusia dalam mengatur diri untuk
bertempat tinggal dalam lingkungan tempat mereka hidup, yang
didalamnya terdapat unsur-unsur tempat tinggal dan relasinya
dengan ekologi tertentu, termasuk kondisi geografis dan
fisiografis, sistem pengetahuan, dan prana sosial tertentu (Willey,
1. Pola permukiman tradisional kajang
1953)
Pola permukiman tradisional di 2. Pola permukiman tradisional suku Sentani di pesisir Danau
2) Lingkup penyebaran daerah tempat tinggal menurut keadaan
1824098 Sebastianus R. Ampur kawasan lanskap pantai sendiki, Sentani
geografi (fisik) tertentu, seperti permukiman sepanjang pantai,
Desa Tambakrejo, Kab. Malang 3. Pola perkembangan permukiman kampung Assegaf,
alut, alirai sungai, dan jalan yang biasanya berbentuk linear
Palembang
(Jayadinata, 1986)
3) Suatu tempat bermukim yang terbentuk karena adanya ikatan
sosial, aturan yang berhubungan dengan budaya dan religi, serta
adanya kegiatan yang bersifat ekonomi (Lowi dalam Citrayati,
2008)

Anda mungkin juga menyukai