Anda di halaman 1dari 6

KARAKTER LANSKAP BUDAYA

PURA MANDARAGIRI SEMERU AGUNG

OLEH :

RINA BADIATUZZAHROH
Mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Brawijaya
Email: rina_badiatuzzahroh_arch@yahoo.com

ABSTRAK

Karakter Lanskap Budaya Pura Mandaragiri Semeru Agung merupakan suatu


karakter lanskap yang kosmologi dan memiliki nilai religius, karena pembentukan karakter
lanskapnya dipengaruhi oleh tradisi atau aktivitas-aktivitas yang sering dilakukan atau
kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh para pengunjung yang akan melakukan kegiatan
peribadatan bagi umat beragama Hindu. Terdapat 13 komponen lanskap budaya yang
dianalisis pada Karakter Lanskap Budaya Pura Mandaragiri Semeru Agung, yaitu: tradisi
budaya, sistem dan ciri alam, organisasi keruangan, penggunaan lahan, penataan cluster,
topografi, sirkulasi, vegetasi, bangunan dan struktur, view dan vista, fitur-fitur air buatan,
fitur-fitur berskala kecil, dan kawasan arkeologis. Metode penelitian yang digunakan pada
Karakter Lanskap Budaya Pura Mandaragiri Semeru Agung yaitu menggunkan analisis data
yang dilakukan dengan cara metode deskriptif-intrepretatif.

Kata Kunci: Karakter, Lanskap, Lanskap Budaya

PURA MANDARAGIRI SEMERU


AGUNG
Pura Mandaragiri Semeru Agung
(PMSA) di Desa Senduro ini di bangun
untuk kepentingan umat Hindu. Dengan
demikian gaya, struktur, dan komponen-
komponen arsitekturnya mengikuti gaya
arsitektur pura-pura di Bali, yaitu Gambar 2.1 Entrance PMSA

arsitektur trdisional Bali yang dilandasi Pura Mandaragiri Semeru Agung


oleh filosofi menurut ajaran agama Hindu. gaya, struktur dan komponen-komponen
arsitekturnya mengikuti gaya arsitektur
pura-pura di Bali, yaitu arsi-tektur diartikan sebagai suatu sifat ataupun ciri-
trdisional Bali yang masih mengikuti gaya ciri yang khusus ( yang membedakan
arsitektur zaman kerajaan Majapahit. Gaya dengan yang lain). Oleh karena itu,
arsitektur ini dipengaruhi oleh kebudayaan karakter bisa terlihat secara fisik dan non
Hindu dengan dasar-dasar filsafat dalam fisik. (Wiley, John & Sons. 1951. Webster’s
ajaran agama Hindu. Landasan filosofis New World Dictionary of The American
arsitektur terteliti di-paparkan dengan latar languange. Ohio : Cleveland.)
belakang alam pikiran keagamaan
pemangkunya, yaitu agama Hindu, yang BUDAYA
visualisasinya tergambarkan pada tata Budaya adalah hasil cipta, karya dan
ruang (tata letak), bentuk bangunan dan karsa manusia dalam mempengaruhi
bahan bangunan yang digunakannya. kehidupannya. Adanya sistem nilai sebagai
inti dari suatu sistem kebudayaan,
menjiwai semua pedoman yang mengatur
tingkah laku warga pendukung
kebudayaan yang bersangkutan. Pedoman
tingkah laku itu adalah adat-istiadat, sistem
norma, aturan etika, aturan moral, aturan
sopan-santun, pandangan hidup, dan
Gambar 2.2 Pintu Masuk PMSA ideologi pribadi. Kebudayaan menurut
Pura Mandaragiri Semeru Agung Rapoport (1969) merupakan suatu
dikelilingi oleh tembok (pênyêngkêr) kompleks gagasan dan pikiran manusia
sebagai batas yang disakralkan. Fungsi bersifat tidak teraga. Kebudayaan akan
pagar secara filosofis adalah sebagai terwujud melalui pandangan hidup (world
pembatas antara aktifitas duniawi manusia view), tata nilai (values), gaya hidup
dan aktifitas spiritual manusia. Pintu (lifestyle) dan akhirnya aktivitasnya
masuk kehalaman Madya (activities) yang bersifat konkrit.
mandalaatau Nistha Mandala dibuat
dalam bentuk candi bentar. Secara ARSITEKTUR LANSKAP
filosofis, candi bentardipercaya Menurut Zain Rachman, pada
merupakan pintu yang berasal dari hakikatnya arsitektur lanskap adalah ilmu
terbelahnya Gunung Kailaça di India dan seni perencanaan (planning) dan
diyakini sebagai tempat bersemayamnya perancangan (design) serta pengaturan
Dewa Çiwa. Terbelahnya gunung ini daripada lahan, penyusunan dan elemen-
adalah tanda dari keluarnya Dewa Çiwa elemen alam dan buatan melalui aplikasi
dari sthananya. Pada saat melewati pintu ilmu pengetahuan dan budaya, dengan
ini, siapa saja diharuskan menghilangkan memperhatikan keseimbangan kebutuhan
perbuatan tidak terpuji. pelayanan dan pemeliharaan sumber daya,
hingga pada akhirnya dapat tersajikan
KARAKTER suatu lingkungan yang fungsional dan
Karakter secara etimologi berasal estetis.
dari bahasa inggris, yaitu berasal dari
character. Arti character sendiri adalah Lanskap merupakan bentang alam,
watak, sifat dan peran. Karakter bisa mendesain atau merancang dalam suatu
gambar, taman, maupun bangunan.
Lanskap merupakan suatu kondisi bentang b. Sistem dan ciri alam
alam baik yang alami maupun buatan, Sistem dan ciri alam adalah ciri-ciri
yang mewadahi semua kehidupan di atas alam yang mempengaruhi perkembangan
bumi ini. Langit, udara, tanah, vegetasi, lanskap dan bentukan yang dihasilkan
fauna, bangunan-bangunan, manusia, serta alam pada kawasan yaitu (geomorfologi,
masih banyak elemen lainnya, merupakan geologi, hidrologi, ekologi, iklim, vegetasi
komponen-komponen penyusunan setempat).
lanskap.
c. Organisasi keruangan
LANSKAP BUDAYA Organisasi keruangan adalah
Lanskap budaya adalah suatu komponen-komponen yang membentuk
wilayah geografis, termasuk sumber daya ruang secara fisik dan mengatur elemen-
alam dan budaya serta satwa liar atau elemen bidang dasar, bidang vertikal, serta
hewan yang terdapat di dalamnya. Terkait bidang atap yang membentuk dan
dengan suatu peristiwa sejarah, kegiatan, menciptakan ruang baik dalam skala tapak
manusia serta menunjukkan nilai-nilai maupun skala kawasan.
budaya atau nilai estetika yang terkait di
d. Penggunaan lahan
dalamnya. Dalam kajian studi ini landasan
Penggunaan lahan adalah organisasi,
konseptual teoritik yang digunakan agar
bentuk, dan bentukan lanskap yang terkait
dapat membantu penyususnan dan
dengan penggunaan lahan sebagai akibat
pengelompokan komponen-komponen
lanskap di Pura Mandaragiri Semeru dari interaksi manusia. Contoh fitur yang
Agung yaitu berupa konsep komponen berhubungan dengan penggunaan lahan
pembentuk karakteristik lanskap (Page meliputi bidang pertanian, padang rumput,
lapangan bermain, tambang, dll.
Robert. R, Gilbert Cathy. A, Dolan Susan.
A.1998.Guide To Cultural Landscape e. Penataan cluster
Reports) yang berisi 13 komponen, yaitu Penataan cluster adalah lokasi
sebagai berikut: bangunan, pola bangunan dan struktur
dalam lanskap yang terkait dengan ruang
a. Tradisi Budaya
luar.
Tradisi budaya adalah kegiatan-
kegiatan tradisi budaya yang f. Topografi
mempengaruhi perkembangan lanskap Topografi adalah konfigurasi tiga
dalam hal penggunaan lahan, pola dimensi permukaan lanskap yang dicirikan
pembagian tanah, betuk bangunan, dan oleh struktur yang terbentuk dan
penggunaan bahan material. pembentuk orientasinya.
Tradisi budaya merupakan suatu
komponen yang sangat berpengaruh pada g. Sirkulasi
pembentukan lanskap pada lokasi studi.. Sirkulasi adalah ruang-ruang, fitur-fitur
Tradisi budaya setempat yang akan dan jenis bahan yang digunakan dalam
menciptakan sebuah ruang budaya dan membentuk suatu sistem pergerakan.
elem-elemen yang khas dan dapat h. Vegetasi
membentuk karakter lanskap pada
kawasan studi.
Tanaman-tanaman asli atau baru berupa METODE PENELITIAN
pohon, semak, tanaman rambat, rumput,
dan tanaman herbal. Metode penelitian yang digunakan
i. Bangunan dan struktur pada Karakter Lanskap Budaya Pura
Bangunan adalah sebuah komponen Mandaragiri Semeru Agung menggunakan
tahap analisis data yang dilakukan dengan
yang dibangun terutama untuk melindungi
cara atau menggunakan metode deskriptif
segala bentuk aktivitas manusia pada
– interpretatif, yaitu dengan menggunakan
lanskap. Struktur adalah sistem yang
dibangun untuk tujuan fungsional selain cara analisis yang sesuai dengan 13 poin
melindungi manusia pada lanskap, seperti yang terdapat dalam buku Guide of
sistem secara teknis. Cultural Landscape Report
a. Tradisi Budaya (Cultural tradition)
j. View dan vista b. Sistem dan ciri alam (Natural system
View dan vista adalah fitur-fitur alami and features)
atau buatan yang dapat menciptakan c. Organisasi keruangan (Spatial
kontrol pandangan dan garis organization)
pandangan.View merupakan pandangan d. Penggunaan lahan (Land use)
atau panorama dalam skala luas yang e. Penaatan cluster (Cluster arrangment)
alamiah maupun buatan.vista merupakan f. Topografi (Topography)
pandangan terhadap suatu obyek dalam g. Sirkulasi (Circulation)
skala luas yang dapat memunculkan kesan h. Vegetasi (tanaman)
garis pandang yang memang sengaja i. Bangunan dan Struktur (Buildings and
dibuat. structure)
j. Pandangan dan kontrol pandangan
k. Fitur-fitur air buatan (View and vista)
Fitur-fitur air buatan dan elemen- k. Fitur-fitur air buatan (Contruction water
elemen yang menggunakan air berfungsi features)
sebagai estetika ataupun utilitas dalam l. Fitur-fitur berskala kecil (Small scale
lanskap.
feature)
l. Fitur-fitur berskala kecil m. Kawasan arkeologis (Archeological
Fitur-fitur berskala kecil adalah sebuah sites)
elemen yang memberikan keragaman
ANALISA 13 KOMPONEN LANSKAP
detail dan perhatian terhadap estetika BUDAYA PURA MANDARAGIRI
dalam lanskap. Misalnya pagar, bangku SEMERU AGUNG
taman, tanda-tanda dan marka jalan.
a. Tradisi Budaya
m. Kawasan arkeologis Karakter lanskap Pura Mandaragiri
Kawasan arkeologis adalah reruntuhan, Semeru Agung sangat bergantung pada
jejak ataupun artefak yang terdapat di tradisi budaya yang ada. Tradisi budaya
lanskap, dengan dibuktikan adanya merupakan point yang sangat penting
kehadiran peninggalan yang telah digali krena berpengaruh mulai dari tapak sampai
maupun yang belum digali.
dengan pemilihan material di Pura
Mandaragiri Semeru Agung.
Karena penataan cluster bangunannya,
berderet di dekat pagar.
f. Topografi
Topografi Pura Mandaragiri Semeru
Agung yang berkontur, sehingga dapat
mempermudah pembentukan zoning antara
Utama Mandala, Madya Mandala dan
Gambar 2.3 Aktivitas yang terjadi di Pura Nista Mandala.
Mandaragiri Semeru Agung
g. Sirkulasi
Pencapaian sirkulasi ke tapak yaitu
b. Sistem dan Ciri Alam tersamar. Sistem sirkulasi di dalam tapak
Area Pura Mandaragiri Semeru yaitu terdapat sistem pejalan kaki,
Agung berada di tengah-tengah sedangkan sistem sirkulasi kendaraan
permukiman padat penduduk, yang bermotor, sepeda, dan barang terdapat
sedangkan area perkebunan dan hutan pada Jero atau halaman luar. Pola sirkulasi
terlihat mengelilingi kawasan permukiman yang terjadi adalah pola sirlulasi jaringan.
dan Pura Mandaragiri Semeru Agung. h. Vegetasi
Kondisi kontur di Pura Mandaragiri Vegetasi tidak memiliki konsep,
Semeru Agung dan daerah sekitarnya yaitu perletakaannya pun menyebar. Namun
semakin ke arah atas, maka konturnya seluruh vegetasi yang terdapat di dalam
semakin tinggi. kawasan harus dapat difungsikan untuk
c. Organisasi Keruangan persebahan ketika sembahnyang.
Oganisasi keruangan yang terdapat Ketika dikaji lebih lanjut sesuai
di Pura Mandaragiri Semeru Agung dapat dengan konsep pertamanan Pura, maka
dikatakan seperti blok-blok yang sesuai konsep pertamanan di Pura Mandaragiri
dengan fungsi dan zoningnya. Karena semeru Agung memiliki konsep Tri
dalam penaatan organisasi keruangan di Mandala.
Pura Mandaragiri Semeru Agung memiliki i. Bangunan dan Struktur
konsep yaitu Tri Mandala(Utama Mandala, Bangunan terdapat konsep terbuka dan
Madya mandala, dan Nista Mandala). tertutup, disesuaikan menurut fungsinya.
Tentunya konsep tentang pengelompokan Struktur bangunan memiliki konsep
zoning merupakan tradisi budaya yang Tri Angga.
telah dipercaya selama berabad-abad oleh j. View dan Vista
umat Hindu, sebab sangat berkaitan View yang terjadi di dalam kawasan
dengan fungsi yang ada. semakin ke atas semakin terbatas.
d. Penggunaan Lahan Vista yang terjadi yaitu pada zoning
Pada Pura Mandaragiri Semeru utama mandala membentuk garis pandang
Agung, penggunaan lahan yaitu digunakan yang lebih tinggi dibandingkan zoning
untuk fungsi sebagai tempat peribadatan lainnya dan kawasan disekitarnya.
bagi umat hindu. k. Fitur-Fitur Berskala Kecil
e. Penataaan Cluster Fitur-fitur berskala kecil yang terdapat
Penataan cluster di Pura Mandaragiri di dalam Pura Mandaragiri Semeru Agung
Semeru Agung pada setiap zoningnya yaitu Patung Dwarapala dan pagar.
mengambil konsep deret sebagai tepi.
KESIMPULAN Program Pasca Sarjana S-2 Arsitektur .
Karakter Lanskap Budaya Pura ITB.
Mandaragiri Semeru Agung
pembentukannya sangat dipengaruhi oleh Melnick. 1983. Jurnal : Landskap Budaya.
IPB.
tradisi budaya atau aktivitas-aktivitas yang
biasanya dilakukan oleh pelaku di dalam Nurisjah dan Pramukanto. 2001. Jurnal :
kawasan Pura Mandaragiri Semeru Agung Landskap Budaya. IPB.
yang berhubungan dengan kepercayaan
pada Agama Hindu. Page, Robert. R, Cathy Gilbert, Susan A.
Dolan. 1998.Guide of Culture Landscape
Karakter lanskap dari Pura Report.
Mandaragiri Semeru Agung yaitu dapat Parisada Hindu Dharma Indonesia – Pura
diketahui setelah melakukan analisis Mandara Giri Semeru Agung
menurut 13 komponen lanskap budaya, www.parisada.org . Diakses tanggal 6
kemudian muncul dan dapat diketahui Desember pada pukul 09:23.
karakter lanskap dari kedua lokasi studi
tersebut. Analisa pertama kali dilakukan Perda Bali. Tri Hita Karana. 2009. Bali :
pada Pura Mandaragiri Semeru Agung Peraturan Daerah.
yaitu terdapat 11 komponen lanskap
Rapoport, Amos. 1969. House Form and
budaya yang dapat dianalisi.
Culture. Englewood Cliffs, NJ : Prentice
DAFTAR PUSTAKA Hall.
Antoniades, Anthony. 1990. Poetics of
Architecture. New York : Van Nostrand
Reinhold.

Garna, K. Judistira. 2008. Budaya Sunda.


Bandung : Pustaka Jaya.

Hakim, Rustam Dr, Ir, MT.


2012.Komponen Perancangan Arsitektur
Lansekap. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Homby, A. S. 1974. Oxford Learner’s
Dictionary of Current English. Oxford :
Oxford University Press.

Incorp, Grolier. 1976. The New Grolier


Webster International Dictionary of The
English Languange. New York : Grolier.

Koentjaraningrat. 200. Kebudayaan


Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta :
PT. Gramedia Pustaka Utama.

Meganda, I Wayan. 1990. Morfologi Grid


Patern Pada Desa di Bali. Bandung :

Anda mungkin juga menyukai