DOSEN :
Prof. Dr. Ir. Putu Rumawan Salain, M.Si.
MAHASISWA :
Gde Handika Eka Putra
1504205018
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2017/2018
A.) Pengertian Arsitektur
Menulis tentang arsitektur, tak lepas dari sentuhan cita rasa, logika, etika,
estetika dan konsep konsep yang melatari wujud suatu karya arsitektur. Arsitektur
bukan semata produk tapi juga proses. Sejatinya, arsitektur bukan sakadar bentuk
atau hanya fisik semata, melainkan perlu dimaknai secara holistik dengan
keindahan hati manusia selaku bagian dari segenap ciptaan tuhan. Sekaligus
menyadari akan korelasinya dengan alam lingkungan dan makhluk hidup lainnya.
Buku Arsitektur Tradisional Tana Toraja ( Ir. Drs. Syafwandi, MSc, 1993,
7)
Tanggapan :
Kebudayaan itu hanya ada dalam pikiran manusia dengan demikian bersifat
abstrak. Kebudayaan adalah suatu kompleks keseluruhan yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, kebiasaan, serta setiap kemampuan
lain yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan juga dapat
diartikan sistem ide atau gagasan yang lokasinya ada dalam otak manusia.
Tanggapan :
Buku Arsitektur Tradisional Daerah Bali (Ir. I Nyoman Gelebet, 1985, 19)
Dalam hubungannya dengan bentuk bentuk perwujudan Arsitektur, latar
belakang kebudayaan memberikan corak corak logika, etika, dan estetika yang
mengeras ke dalam bentuk bentuk ruang, elemen dan ragam hiasnya. Budi daya
manusia, yang melahirkan dan menghidupkan kebudayaan, memberikan pula corak
corak identitas Arsitekturnya.
Kebudayaan Bali Mula merupakan kebudayaan yang masih sederhana dari
benda benda alam sekitar. Bali Aga mengembangkan Kebudayaan dengan
membentuk benda benda alam dalam suatu susunan yang harmonis dalam
fungsinya menjaga keseimbangan manusia dengan alam lingkungannya.
Kebudayaan Bali Mula tidak banyak meninggaln peninggalan peninggalan
mengingat kayu kayu dan bebatuan yang dipakai sebagai bahan perwujudan
Arsitekturnya umumnya kurang tahan terhadap tantangan iklim tropis. Kebudayaan
Bali Aga peninggalan peninggalannya masih dapat diketemukan di beberapa
tempat seperti Gunung Kawi, Tirta Empul, Gua Gajah dan beberapa bangunan
sekitar Bedulu Tampaksiring ( Gianyar ) sebagai lokasi pusat kerajaan pada masa
Bali Aga.
Buku Wastu Citra (Y.B. Mangunwijaya, 1995, 20)
Tanggapan :
Jadi dri pemaparan diatas, menurut pendapat saya hubungan antara arsitektur
dengan kebudayaan adalah arsitektur yang merupakan cerminan dari kebudayaan
itu sendiri jadi, apabila ilmu arsitektur menjadi identik dengan persepsi mewah,
mahal, canggih maka akan menimbulkan goyahnya keseimbangan atau
keharmonisan arsitektur dengan kebudayaan. Arsitektur itu sendiri dapat dipahami
melalui wacana keindahan, yang mampu memunculkan karakteristiknya. Hal ini
dikarenakan arsitektur itu sangatlah dekat dengan kehidupan masyarakat itu sendiri.
Sehingga dalam berarsitektur, haruslah kita berbahasa dengan ruang dan gatra,
dengan garis dan bidang, dengan bahan material dan suasana tempat, dan
sewajarnya juga untuk berarsitektur secara budayawan.
Daftar Pustaka