Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangunan-bangunan yang digunakan manusia tidak dapat terlepas dari masalah-
masalah lingkungan seperti hujan, angin, panas, dingin, lembab, polusi dan sebagainya. Hal
ini menyebabkan sebuah bangunan memerlukan suatu sistem utilitas yang dapat berfungsi
dalam pelayanan suatu bangunan, yang mana fungsi utamanya adalah pada operasi mekanikal
dan elektrikal seperti tata udara, sistem plumbing, sistem kelistrikan, sistem tata cahaya,
sistem transportasi vertikal dan sistem-sistem yang lain yang dapat menunjang bangunan
tersebut agar dapat berfungsi dengan baik. Selain itu agar penghuni dapat merasakan
kenyamanan dan keamanan dalam bangunan.
Sistem utilitas bangunan terdiri dari berbagai macam fasilitas utilitas, yaitu :
power/kelistrikan dan pencahayaan. Sistem Power/Kelistrikan memiliki peran yang sangat
vital bagi kelancaran aktivitas pada bangunan. Hampir segala komponen elektronika pada
bangunan memerlukan daya listrik, tidak hanya itu pemenuhan kenyamanan thermal melalui
penghawaan dan pencahayaan buatan sangat memerlukan adanya listrik. Begitu juga dengan
Sistem Pencahayan, pencahayaan terdari dari dua jenis, yaitu pencahayaan alami dan
pencahayaan buatan. Pencahayaan pada ruangan difungsikan untuk memenuhi kebutuhan
ruang akan cahaya, dan untuk segi estetika. Ruang dengan cahaya yang sedikit menyebabkan
ruang tersebut menjadi gelap dan dingin. Kenyamanan pada suatu ruangan dapat diciptakan
dari kualitas pencahayaan dalam ruangan tersebut. Untuk memperoleh kenyamanan visual
pada manusia dalam ruangan, pencahayaan dapat dirancang untuk menonjolkan obyek, atau
menambah daya tarik khusus dari sudut-sudut ruang. Manusia sangat membutuhkan cahaya
didalam kehidupan sehari-hari untuk berjalannya aktivitas sehari-hari. Hampir dapat
dikatakan bahwa seluruh aktivitas manusia pada bangunan akan terhambat tanpa adanya
listrik dan pencahayaan. Untuk memahami sistem tersebut lebih lanjut maka kami membuat

1
makalah ini sebagai laporan mengenai pemahaman tentang sistem power/kelistrikan dan
sistem pencahayaan.
Bangunan yang kami observasi memiliki fungsi sebagai hotel atau resort yaitu
Sheraton Bali Kuta Resorts. Sebagai bangunan yang memiliki fungsi yang tergolong
penginapan tersebut tentu diperlukan tingkat kenyamanan yang tinggi.
1.2 Rumusan Masalah :
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan sebelumnya maka rumusan masalah
yang dapat ditetapkan antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan sistem power/kelistrikan dan bagaimana pengoperasiannya?
2. Apa yang dimaksud dengan sistem pencahayaan dan bagaimana pengoperasiannya?
3. Apa saja komponen sistem power/kelistrikan pada bangunan yang di survey?
4. Bagaimana penerapan dan apa saja komponen sistem pencahayaan pada bangunan yang
di survey?
1.3 Tujuan Penulisan :
Adapun tujuan dari pembuatan tugas ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui apa
yang dimaksud dan bagaimana pengoperasian sistem power/kelistrikan dan sistem
pencahayaan dalam suatu bangunan, serta faktor-faktor lain yang mempengaruhinya, dan
diharapkan bermanfaat bagi kita semua serta untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Sains
Bangunan dan Utilitas 2.
1.4 Manfaat Penulisan :
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak,
khususnya kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai sistem
power/kelistrikan dan pencahayaan pada bangunan.

2
BAB II
METODE & OBJEK
2.1 Metode Pendataan
Data-data yang digunakan sebagai analisa dalam makalah ini diperoleh dengan
Metode Observasi dan Wawancara.
1. Metode observasi yang di maksud yaitu dengan cara mengunjungi langsung ke lokasi
objek yang dimaksud agar mendapatkan data nyata dari bangunan, atau kapasitas dan
sistem utilitas pada bngunan tersebut.
2. Metode wawancara ini di maksud dengan cara melakukan wawancara kepada pengelola
Hotel sehingga mendapatkan data rancangan bangunan tersebut.
2.2 Metode Analisis
Dalam analisi data ini menggunakan metode deskriptif-kuantitatif-kualitatif. Metode
ini merupakan gabungan dari metode deskriptif, metode kuantitatif dan metode kualitatif.
Metode deskriptif adalah suatu bentuk metode yang ditujukan untuk
mendeskripsikan objek-objek yang ada, baik objek alamiah maupun objek buatan manusia.
Itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan
perbedaan antara satu dengan lainnya (Sukmadinata, 2006:72). metode deskriptif merupakan
metode yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi
atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat
atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung. Furchan
(2004:447) menjelaskan bahwa metode deskriptif adalah metode yang dirancang untuk
memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut
dijelaskan, dalam metode deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan
serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada penelitian eksperiman.
Metode kualitatif menurut para ahli metodelogi seperti Kirk dan Miller (1986),
mendefinisikan metode kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang

3
secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri
dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahanya.
Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam buku Moleong (2004:3)
mengemukakan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.Miles
and Huberman (1994) dalam Sukidin (2002:2). Metode kualitatif berusaha mengungkap
berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok, masyarakat, dan/atau organisasi
dalam kehidupan sehari-hari secara rinci, menyeluruh, dalam, dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Metode kuantitatif adalah metode ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan
objek serta hubungan-hubungannya. Tujuan metode kuantitatif adalah mengembangkan dan
menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan
objek. (wikipediaindonesia) Karakteristik penelitian kuantitatif, metode kuantitatif
mempunyai karakteristik-karakteristik seperti yang dikemukakan Furchan (2004) bahwa (1)
penelitian kuantitatif cenderung menggambarkan suatu yang apa adanya dengan cara menelah
secara teratur-ketat, mengutamakan objektivitas, dan dilakukan secara cermat. (2) tidak
adanya perlakuan yang diberikan atau dikendalikan, dan (3) tidak adanya uji hipotesis.

4
2.3 IdentitasObjek

Gambar 1 : Sheraton Bali Kuta Resort


Sumber : http://www.acgebf.org/index.asp?id=44

Nama projek/fungsi bangunan : Sheraton Bali Kuta Resort (Penginapan)


Lokasi dan alamat bangunan : Jalan Pantai Kuta, Kuta, Badung (80361), Bali, Indonesia
Tanggal di resmikan : 1 Desember 2012
Pemilik : PT. Paradise Indonesia Island
Narasumber : Bapak Putu Suendra
Sheraton Kuta Bali Resort merupakan salah satu hotel starwood berbintang lima di
kawasan pantai Kuta yang tepatnya berlokasi di jalan pantai Kuta, kecamatan Kuta,
kabupaten Badung, Bali. Hotel ini memiliki keindahan panorama pantainya yang sering kita
dengar dengan sebutan Pantai Kuta, pantai ini merupakan daya tarik bagi para wisatawan
lokal maupun mancanegara. Sheraton Kuta Bali Resort mulai beroperasi pada bulan
November 2012 lalu dan diresmikan pada tanggal 1 Desember 2012 oleh Bapak Soesilo
Soedarman selaku Menteri Pariwisata Post dan Telekomunikasi pada saat itu. Pemilik dari
Sheraton Kuta Bali ini berasal dari Jakarta yaitu perusahaan yaitu PT. PARADISE
INDONESIA ISLAND Tbk, yang berkantor di HARRIS Resort Kuta, dengan manajemen
merupakan bagian dari starwood hotel dan resort. General Manager bernama Mr. Dario
Orsini. Hotel ini memiliki banyak cabang salah satu di Surabaya yaitu Sheraton Surabaya.
Management (SAHM). Sheraton kuta bali ini berdiri di atas tanah seluas 6,8 hektar dengan
jumlah kamar mencapai 204 kamar.

5
Gambar 2 : Peta Pulau Bali
Sumber : Google Maps

Gambar 3 : Peta Lokasi


Sumber : Google Maps

6
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Sistem Power/Kelistrikan
3.3.1 Pengertian Trafo
Trafo adalah sebuah alat yang mentransfer energi antara 2 sirkuit yang
melalui induksi elektromagnetik. Transformer digunakan sebagai perubahan
tegangan dengan mengubah tegangan sebuah arus bolak balik dari satu tingkat
tegangan ke tingkat tegangan lainnya dari input ke input alat tertentu, untuk
menyediakan kebutuhan yang berbeda dari sebuah tingkatan arus sebagai sumber
arus cadangan, atau digunakan untuk mencocokkan impedansi antara sirkuit
elektrik yang tidak sinkron untuk memaksimalkan pertukaran antara 2 sirkuit. Hal
ini memungkinkan terjadinya pertambahan daya arus listrik yang terjadi dari
sebuah benda yang memiliki arus tegangan listrik yang tidak stabil.
Transformator biasa diistilahkan dengan transformer atau trafo
merupakan suatu alat untuk memindahkan daya listrik arus bolak-balik
(alternating current) dari suatu rangkaian kerangkaian lainnya berdasarkan prinsip
induksi elektromagnetik (EMF Induction) yang terjadi antara 2 induktor
(kumparan) atau lebih.
Bagian-bagian terpenting dan mendasar dari sebuah trafo adalah :
a. Kumparan primer (primary winding) yg dihubungkan dengan sumber
listrik,
b. Kumparan sekunder (secondary winding) yg dihubungkan dengan beban,
c. Inti/teras/kernel (core) yang berfungsi menyalurkan GGL induksi antar
kedua kumparan

7
Gambar 4 : Trafo Sheraton Resort
Sumber : Dokumen Pribadi

3.3.2 Prinsip Teknis Kerja Trafo


Prinsip Kerja Trafo bertujuan untuk menaikan dan atau menurunkan arus
tegangan. Arus tegangan yang akan di naikan dan atau di turunkan
oleh transformator tersebut adalah arus tegangan bolak balik, secara umum arus
tegangan bolak balik tersebut lebih dikenal dengan AC.
Dalam praktek, dikenal 3 sistem pendeteksian dan pengendalian, yaitu :
Apabila kumpatan primer dihubungkan dengan sumber tegangan dengan arus
bolak balik (AC), maka arus I1 akan mengalir pada kumparan primer, dan
menimbulkan flux magnet yang berubah ubah sesuai frekuensi arus I1 pada
kernel trafo, dan menimbulkan GGL induksi e pada kumparan primer.

Gambar 5 : Sistem Kerja Prinsip Kerja Trafo


Sumber : http://komponenelektronika.biz/prinsip-kerja-transformator.html

3.3.3 Peralatan Utama & Fungsi


Transformator distribusi berfungsi untuk menurunkan tegangan transmisi
menengah 20kV ke tegangan distribusi 220/380V sehingga dengan demikian,
peralatan utamanya adalah unit trafo itu sendiri (umumnya jenis 3 fase).
A. Kumparan tersier :

8
Selain kedua kumparan (primer dan sekunder) ada beberapa trafo
yang dilengkapi dengan kumparan ketiga atau kumparan tersier (tertiary
winding). Kumparan tersier diperlukan untuk memperoleh tegangan tersier
atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan
tersier selalu dihubungkan delta.
Kumparan tersier sering dipergunakan juga untuk penyambungan
peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor
shunt, namun demikian tidak semua trafo daya mempunyai kumparan
tersier.
B. Media pendingin :
Khusus jenis trafo tenaga tipe basah, kumparan-kumparan dan
intinya direndam dalam minyak-trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang
berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai media
pemindah panas dan bersifat pula sebagai isolasi (tegangan tembus tinggi)
sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Untuk itu minyak
trafo harus memenuhi persyaratan sbb. :
Ketahanan isolasi harus tinggi ( >10kV/mm )
Berat jenis harus kecil, sehingga partikel-partikel inert di dalam
minyak dapat mengendap dengan cepat.
Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan
kemampuan pendinginan menjadi lebih baik.
Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yg dapat
membahayakan
Tidak merusak bahan isolasi padat
C. Bushing
Merupakan penghubung antara kumparan trafo ke jaringan luar.
Bushing adalah sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang
sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan
tangki trafo.
D. Tangki dan konservator (khusus pada trafo tipe basah) :
Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak
trafo yang ditempatkan di dalam tangki baja. Tangki trafo-trafo distribusi
umumnya dilengkapi dengan sirip-sirip pendingin (cooling fin) yang

9
berfungsi memperluas permukaan dinding tangki, sehingga penyaluran
panas minyak pada saat konveksi menjadi semakin baik dan efektif untuk
menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan
konservator.
E. Tap changer (perubah tap) :
Tap Changer adalah perubah perbandingan transformator untuk
mendapatkan tegangan operasi sekunder sesuai yang diinginkan dari
tegangan jaringan/primer yang berubah-ubah. Tap changer dapat
dioperasikan baik dalam keadaan berbeban (on-load) atau dalam keadaan
tak berbeban (off load), tergantung jenisnya.
F. Breather (alat pernapasan) :
Karena pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara
luar, maka suhu minyakpun akan berubah-ubah mengikuti keadaan
tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak
udara di atas permukaan minyak keluar dari dalam tangki, sebaliknya bila
suhu minyak turun dan volumenya menyusut maka udara luar akan masuk
ke dalam tangki. Proses tersebut pernapasan trafo. Hal tersebut
menyebabkan permukaan minyak trafo akan selalu bersinggungan dengan
udara luar yg menurunkan nilai tegangan tembus minyak trafo. Untuk
mencegah hal tersebut maka pada ujung pipa penghubung udara luar
dilengkapi tabung khusus yg berisi kristal yg bersifat hygroskopis.
G. Peralatan pengaman (safety devices) :
Setiap unit trafo distribusi selalu dilengkapi dengan peralatan
pengaman, yg mengamankan trafo khususnya fisis, elektris maupun
kimiawi. Beberapa peralatan pengaman yg umum dikenal, antara lain :
a. Bucholz rele :
Rele ini berfungsi mendeteksi dan mengamankan
trafo terhadap gangguan di dalam tangki yang
menimbulkan gas. Gas dapat timbul diakibatkan oleh :
Hubung singkat antar lilitan pada/dalam phasa
Hubung singkat antar phasa atau phasa ke tanah
Busur api listrik antar laminasi atau karena kontak
yang kurang baik.

10
b. Over pressure rele :
Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz,
yakni mengamankan terhadap gangguan di dalam trafo.
Bedanya rele ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas
yang tiba-tiba dan langsung mentripkan CB pada sisi
upstream-nya.
c. Differential rele :
Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan di
dalam trafo antara lain flash over antara kumparan dengan
kumparan, kumparan dengan tangki atau belitan dengan
belitan di dalam kumparan ataupun antar kumparan.
d. Thermal rele :
Berfungsi untuk mengamankan trafo dari kerusakan
isolasi kumparan, akibat adanya panas berlebih yang
ditimbulkan oleh arus lebih (over current). Parameter yang
diukur oleh rele ini adalah kenaikan temperatur.
Saat ini keempat jenis rele tersebut diintegrasikan
pada satu jenis rele yang dikenal dengan DGPT2. Notasi
DGPT2 berarti :
D = Differential rele
G = Gas rele
P = Pressure rele
T2 = Temperature (thermal) rele
dengan 2 thermostat, masing masing digunakan
untuk men-trigger alarm dan yang lainnya untuk
mengoperasikan kumparan shunt pada CB di sisi
upstream, untuk memutuskan/men-trip pasokan
daya ke trafo.
e. OCR ( Over Current Rele) :
Berfungsi mengamankan trafo arus yang melebihi nilai yang
diperkenankan lewat pada trafo tersebut. Arus lebih dapat

11
terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan hubung
singkat.
f. Rele tangkitanah :
Berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi hubung
singkat antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang
tidak bertegangan pada trafo.
g. Restricted Earth Fault rele :
Berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi gangguan
hubung singkat 1 phasa ke tanah.
h. Indikator-indikator :
Untuk mengawasi kondisi trafo selama beroperasi, maka
setiap unit trafo umumnya dilengkapi dengan indikator-
indikator berikut :
1. Indikator suhu minyak
2. Indikator permukaan minyak
3. Indikator sistem pendingin
4. Indikator kedudukan tap
3.3.4 MVDB
MVDB atau Medium Voltage Distribution Board (atau disebut dengan
istilah MVDP/Medium Voltage Distribution Panel) atau PTM (Panel Tegangan
Menengah)adalah unit switching tegangan menengah yang berfungsi
mendistribusikan beban ke panel-panel yang lebih kecil kapasitasnya, yang berada
di sisi down-steam-nya. Pada pelaksanaannya di lapangan banyak digunakan
istilah yang berbeda-beda, kadang ada yang menyebut Distribution Board,
Switchgear, MCC Panel dsb. MVMDB umumnya terdiri dari 2 atau 3
kompartemen, yaitu kompartemen incoming dan kompartemen outgoing saja atau
dilengkapi dengan kompartemen bus block atau metering.
Peralatan utama dan fungsi MVDB :
a. MV Cubical
Konstruksi cubical MVMDB umumnya ditentukan berdasarkan :
cara pengoperasian panel, antisipasi perluasan panel
cara perawatan
kekuatan rangka dan dinding panel

12
kemungkinan kesalahan hubungan singkat
Tipe yang paling umum ditemukan dalam pelaksanaan adalah air
insulated metal cladding type. Badan cubical terbuat dari lembaran baja
yang diamankan dengan pentanahan khusus. Pada panel tipe ini, faktor
kelembaban, kontaminasi, masuknya gas explosif, uap korosif, debu dan
binatang-binatang kecil masih merupakan masalah.
Susunan bus bar yang memanjang di keseluruhan panel
membentuk panel dengan dimensi panjang dan jumlah panel yang tetap.
Untuk mengatasinya maka digunakan gas SF6 (sulfur hexafluoride)
sebagai isolasi komponen utama di dalam setiap panel baja kedap udara,
sehingga semua komponennya terlindung dari faktor-faktor di atas. Bus
bar panel diletakkan dalam selubung isolasi per-phasa, sambungan panel
dengan panel atau blok panel diberikan dengan menggunakan busbar
sumbat CU berisolasi semi konduktif. Fleksibilitas sambungan untuk
perluasan panel bisa diletakkan di kanan atau kiri panel asal. Tipe ini
dikenal dengan istilah full encloded atau gas insulated metal cladding MV
switchgear.
b. MV Circuit Breaker
MV Circuit Breaker (pemutus daya) umumnya merupakan pemutus
3 pole (kutub) yang dipasang diunit panel CB atau panel hubung bus.
Pemutus 3 kutup ini diakomodasikan dalam rumah baja anti karat diseal
kedap udara, dengan mekanisme operasi yang disusun di luar rumah RMU
di belakang pelat depan panel. Operasi mekanis menggerakkan kutub-
kutub pemutus dengan batang penggerak yang terbuat tanpa seal dalam
ruang gas SF6; barang tersebut berupa pipa hembus metal yang dilas.
Mekanisme kerja CB ini berdasarkan energi yang disimpan per.
Sewaktu penutupan CB per penutup dibuka dengan alat lokal, tombol atau
remote, sehingga energi per lepas ke kontak dan ke per pembuka. Per
penutup yang kendor diisi energi lagi dengan motor atau tangan, sehingga
punya simpanan energi untuk urutan operasi OPEN-CLOSE-OPEN,
misalnya untuk operasi penutupan ulang otomatis yang gagal.
Seperti umumnya pemilihan material cicuit breaker, faktor yang
diperhitungkan sebagai parameter antara lain :

13
Kapasitas daya
Tegangan dan frekuensi kerja
Arus pemutusan hubung singkat
Arus hubung singkat
Arus waktu pendek 3 detik
Tipe breaker dan pengaman breaker
c. Change Over Switch (COS)
Sesuai dengan namanya, alat ini berfungsi sebagai pemindah
sambungan (bukan pemutus arus) yang memindahkan sambungan busbar
dari titik bertegangan ke titik pentanahan (earthed point) yang harus
dioperasikan pada saat dilakukan perawatan terhadap PTM. Sama seperti
CB, COS juga dilengkapi dengan sistem proteksi terhadap lompatan listrik
pada saat pemindahan kontak, mengingat adanya muatan sisa pada
jaringan instalasi di sisi downstream-nya. Saklar ini berupa saklar putar
multi ruang yang mengkombinasikan saklar pemutus daya dan saklar ke
pentanahan, dimana proses dengan kontak bergerak di dalam ruang yang
berisi kontak-kontak tetap. Kemudian ada lempengan yang menempel
kontak gerak (sudu-sudu) dan berputar dengan poros saklar membagi
ruang ke dalam 2 sub-ruang yang berubah dengan putaran.
Pada COS dengan tipe isolasi gas SF6, pergerakan saklar
mengakibatkan beda tekanan antara sub-ruang. Gas akan mengalir melalui
celah atau nosel ke atas percikan yg terjadi karena pemisahan kontak &
gas SF6 tersebut mendinginkan & memadamkan dalam waktu singkat.
Saklar ini adalah saklar multi fungsi (mengikuti standard DIN VDE
& IEC), di mana dapat mengalihkan arus hubung singkat paling tidak 10x
tanpa rusak & dapat digunakan sbg. pemutus arus 100x ukuran arus
normal. Posisi saklar adalah closed, open dan earthed, tidak
diperlukan interlocking karena closed dan earthed tidak mungkin terjadi
bersamaan.
d. Aparatus Pendukung
Aparatus pendukung yang merupakan kelengkapan standard
MVMDB yang harus diperiksa pada saat pemilihan material maupun pada
saat instalasi dilapangan, antara lain :

14
a. HV HRC Fuse
Sisi MVDP yang berhubungan dengan transformer HV HRC
fuse (sikring) digunakan untuk melindungi transformer dari kesalahan
hubung singkat. Fuse dipasang dengan insulator phasa tunggal x3 di
dalam tempat ber-insulator yang diletakkan di atas rumah RMU.
Jika fuse HV HRC terbakar putus, saklar dibuka mekanisme
toggle yang dipasang ditutup ruang fuse. Suatu thermostar melindungi
fuse dari kejadian fuse terbuka (tripping) karena kesalahan beban lebih
thermal, misalnya fuse terpasang salah dimana terjadi tekanan berlebih
membuka saklar lewat membran silikon tertutup ruang fuse dengan
suatu saklar togle. Dengan demikian arus terputus sebelum fuse
menderita kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. Perangkat tersebut
bebas rawat & tidak terpengaruh iklim luar, sedangkan untuk
mengganti skring, transformer & jalan masuk ke skring harus diisolasi
& ditanahkan, lalu sikring diganti secara manual.
b. Indikator dan metering.
Metering atau perlengkapan pengukuran daya, tegangan atau
arus dan indikator-indikator lainnya merupakan kelengkapan /
aksesories yang biasanya dipasang pada panel metering ( terpisah dari
kompartemen switchgear ). Meter2 yang dikenal saat ini harus sudah
memenuhi standarisasi berikut :
a. IEC, BS, DIN dan ANSI untuk standard manufacturing
b. ISO 9001-200; ISO 14001, untuk standard sertifikasi quality
assurance
c. KEMA, PTB dll untuk standar sertifikasi test
3.3.5 Sistem Distribusi Elektrikal
Yang dimaksud dengan sistem distribusi elektrikal adalah suatu sistem
yang didesain dan dibangun untuk memasok daya listrik bagi sekelompok beban,
dan hal tersebut merupakan suatu sistem yang cukup kompleks, dimulai dari
instalasi sumber/source sampai instalasi beban/load). Sesuai dengan batasan,
sistem distribusi elektrikal yang dibahas adalah instalasi listrik dalam gedung,
dengan pasokan tegangan menegah (TM) dari sumber PLN dengan sumber
cadangan dari genset.
Peralatan utama sistem distribusi elektrikal terdiri dari :
15
a. Instalasi penyulang TM (20 kV)
Merupakan jaringan (kabel/busduct) penyalur tegangan menengah
dari gardu distribusi PLN ke peralatan TM di gardu pengguna.
b. MVMDB
Medium Voltage Main Distribution Board adalah panel switching
tegangan menengah yang berfungsi sebagai switcher dan pengendali daya
TM di sisi pengguna. Komponen utama yang perlu diperhatikan pada
MVMDB antara lain :
Main CB/LBSMV
Fuse
Peralatan proteksi/safety devices
c. Transformator Distribusi
Transformator merupakan alat pengubah tegangan (up/down) yang
bekerja berdasarkan prinsip GGL induksi dan mutual inductance.Dalam
bahan ini dibahas tentang step-down transformer,untuk menurunkan
tegangan jaringan 20kV ke tegangan distribusi 220/380 V.
d. LVMDB
Low Voltage Main Distribution Board sebagai switcher tegangan
rendah ke masing-masing sub-panel di sisi beban.
e. Instalasi Penyulang TR
Instalasi ini berfungsi menyalurkan daya listrik tegangan rendah
dari LVMDB ke sub panel atau dari sub panel ke beban. Pemilihan jenis
saluran (kabel/busduct) tergantung dari posisi penempatan dan kapasitas
penyalurannya.
f. Sub Panel TR
Sub panel TR adalah panel-panel downstream yang langsung
berfungsi sebagai switcher, dan pengaman beban. Ada sub panel yang
hanya berfungsi sebagai switcher, tapi ada juga yang dilengkapi dengan
aparat pengaturan dan instrumentasi.
g. Beban / Load
Beban terhadap distribusi daya listrik dalam suatu bangunan
gedung umumnya dikelompokkan kedalam 2 kategori besar, yaitu :
a. Kelompok beban elektrikal / elektronik, yang antara lain terdiri dari :

16
Penerangan dan stop-kontak
Sistem Pengindera Api atau Fire Alarm (FA)
Sistem Tata Suara atau Sound System (SS)
Sistem MATV dan CCTV
Sistem Otomatisasi Bangunan (B.A.S.)
Sistem Komunikasi Data
b. Kelompok beban Mekanikal (dibahas terpisah)

3.2 Sistem Pencahayaan


Sistem pencahayaan dapat dikelompokkan menjadi :
1. Berdasarkan area pencahayaannya
a. Sistem pencahayaan merata.
Sistem ini memberikan tingkat pencahayaan yang merata di seluruh
ruangan, digunakan jika tugas visual yang dilakukan di seluruh tempat dalam
ruangan memerlukan tingkat pencahayaan yang sama.
Tingkat pencahayaan yang merata diperoleh dengan memasang
armatur secara merata langsung maupun tidak langsung di seluruh langit-
langit.
b. Sistem pencahayaan setempat.
Sistem ini memberikan tingkat pencahayaan pada bidang kerja yang
tidak merata. Di tempat yang diperlukan untuk melakukan tugas visual yang
memerlukan tingkat pencahayaan yang tinggi, diberikan cahaya yang lebih
banyak dibandingkan dengan sekitarnya. Hal ini diperoleh dengan
mengkonsentrasikan penempatan armatur pada langit-langit di atas tempat
tersebut.
c. Sistem pencahayaan gabungan merata dan setempat.
Sistem pencahayaan gabungan didapatkan dengan menambah sistem
pencahayaan setempat pada sistem pencahayaan merata, dengan armatur yang
dipasang di dekat tugas visual.
Sistem pencahayaan gabungan dianjurkan digunakan untuk :
tugas visual yang memerlukan tingkat pencahayaan yang tinggi.
memperlihatkan bentuk dan tekstur yang memerlukan cahaya datang
dari arah tertentu.

17
pencahayaan merata terhalang, sehingga tidak dapat sampai pada
tempat yang terhalang tersebut.
tingkat pencahayaan yang lebih tinggi diperlukan untuk orang tua atau
yang kemampuan penglihatannya sudah berkurang.
2. Berdasarkan sumbernya
a. Alami : berasal dari matahari, bulan dsb, tanpa membutuhkan sumber daya
alam.
b. Buatan : berasal dari buatan manusia dengan membutuhkan sumber daya
alam. Sumber cahaya listrik dapat dibangkitkan dari SDA yang tak
terhabiskan seperti angin, air, panas bumi, dan cahaya matahari .
Bentuk Sumber Sistem Pencahayaan Listrik :
Sumber Cahaya Titik
Sumber Cahaya Garis
Sumber Cahaya Bidang
3. Keterangan Notasi :

KESATUAN SIMBOL NAMA : SIMBOL


DARI : : :

KEKUATAN I LILIN CD
CAHAYA

KEKUATAN E LUX LX
PENERANGAN

ALIRAN LUMEN LM
CAHAYA

JUMLAH Q LUMEN LMSK


BANYAK SKON
CAHAYA

LUMINASI B STILB SB
KECERLANGAN

18
Klasifikasi Warna Cahaya Listrik : Cahaya Tampak Hangat (Kemerahan), Netral,
Dingin (Kebiruan)

TEMPERATUR APLIKASI
WARNA
(KELVIN/K)

2500 PADA DAERAH INDUSTRI BESAR,LAMPU


KEAMANAN HIGH PRESSURE SODIUM (HPS)

2700-3000 UNTUK LAMPU TINGKAT RENDAH (10 F-C),


UNTUK LAMPU PERUMAHAN,HOTEL,
RESTORAN,TAMAN HIBRAN

2950-3500 UNTUK LAMPU PAJANGAN TOKO RETAIL,


GALERI DAN LAMPU ATRAKSI

3500-4100 UNTUK LAMPU BIASA PADA PERKANTORAN,


SEKOLAH, TOKO, INDUSTRI, APOTIK,
R.PAMER, TEMPAT OLAHRAGA

4100-5000 LAMPU APLIKASI KHUSUS DIMANA


PERBEDAAN WARNA SANGAT PENTING,
TIDAK BIASA UTK PENCAHAYAAN UMUM

5000-7500 LAMPU APLIKASI KHUSUS DIMANA


PERBEDAAN WARNA SANGAT PENTING,
TIDAK BIASA UTK PENCAHAYAAN UMUM

4. Jenis Lampu
a. Lampu fluorescent :
Lampu standar berbentuk u dan lurus
Lampu flourescent ringkas (compact)
efisiensi energi yg baik, peredupan dan banyak fitur lain. Terdapat balast.
b. Lampu higt-intensity discharge (hid) :
Lampu metal helida : cahaya putih,kualitas warna baik, tersedia berbagi
ukuran.

19
Lampu sodium : cahaya kekuningan, untuk peneranganjalan, parkir,
keamanan, efisiensi sangat tingggi
Lampu uap merkuri : model lampu lama, warna cahaya kurang, efisiensi
rendah, sebagi lampu jalan dan keamanan.
c. Jenis lainnya:
Lampu induksi : lampu fluorescent dgn gelombang radio, efisiensi energi
70 & 80 watt, pilihan warna banyak, dapat bertahan 60.000-100.000
jam/20 tahun, khusus untuk penerangan jalan dan pada lokasi berbahaya.
Lampu pemancar cahaya : warna dan efisiensi terbatas, masih sangat
mahal.
Lampu neon dan sinar katoda dingin : untuk aplikasi tanda dan
pencahayaan khusus, hemat energi, pecahayaan bentuk luar bangunan
hottel, pusat pertemuan, kantor.
d. Jenis Luminair Lampu
Luminair langsung : cahaya ke arah bawah, termasuk downlight & troffer.
Luminar tidak langsung : cahaya kearah atas, jenis lampu gantung, sconce
& lampu portable.
Luminair pancar : kesegala arah dengan intensitas sama, jenis lampu bulat,
lampu terbuka, chandelier, dan beberapa lampu meja.
Luminair langsung / tidak langsung : cahaya keatas dan kebawah, tetapi
tidak kesamping, jenis lampu gantung, lampu meja, lampu berdiri.

20
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Sistem Power/Kelistrikan
Sumber daya utama dari sistem power/kelistrikan pada Sheraton Bali Kuta Resort
ini berasal dari aliran listrik PLN melalui Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20 KV
yang dialirkan menuju Trafo yang berada pada basement hotel. Sebelum dialirkan ke
Trafo, aliran listrik dihubungkan melalui Cubicle PLN kemudian dialirkan ke Trafo.
Aliran ini di Kapasitas dari trafo ini adalah sebesar 2500 kVA yang kemudian di turunkan
tegangannya dengan MVMDP (Medium Voltage Maintanance Distribution Panel) dan
seterusnya diturunkan ke level tegangan yang lebih rendah (LVMDP/Low Voltage
Maintanance Distribution Panel) menjadi 380/220 Volt yang selanjutnya dialirkan
kesetiap ruang ataupun perangkat utilitas lainnya.

CUBICLE
GARDU/TRAFO
PLN
SISTEM UTILITAS
PLN BANGUNAN &
SETIAP
RUANGAN

MVMDP LVMDP
GENZET

Gambar 6 : Diagram Aliran Listrik


Sumber : Dokumen Pribadi

21
4.1.1 Transformator & Panel Distribusi

Gambar 7 : Trafo Basah dengan Kapasitas 2500 kVA


Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 8 : Spesifikasi dari Trafo


Sumber : Dokumen Pribadi

Trafo yang digunakan pada Sheraton Bali Kuta Resort ini menggunakan
trafo basah dengan kapasitas 2500 kVA yang dialirkan kepada MVDMP (Medium
Voltage Distribution Maintanance Panel) yaitu sebagai penurun tegangan serta
memaintanance aliran listrik menjadi aliran bertegangan menengah, kemudian
dialiran kepada LVDMP (Low Voltage Distribution Maintanance Panel) yang
dipergunakan untuk menurunkan aliran yang bertegangan menengah menjadi
aliran bertegangan rendah, aliran ini juga yang menyalurkan aliran listrik kesetiap
ruang dan kesetiap sistem utilitas yang ada pada Sheraton Bali Kuta Resort.
(Bestek dari Gardu/Trafo dapat dilihat pada Lampiran 1)
(Bestek dari LVMDP dapat dilihat pada Lampiran 1)

22
Gambar 9 : Cairan pada Trafo Basah
Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 10 : LVDMP (Low Voltage Maintanance Distribution Panel)


Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 11 : MVDMP (Medium Voltage Maintanance Distribution Panel)


Sumber : Dokumen Pribadi
23
4.1.2 Genset (Generator Set)
Selain mengambil sumber dari PLN, Sheraton Bali Kuta Resort ini juga
dilengkapi dengan sumber listrik cadangan yaitu 4 buah genset dengan masing-
masing berkapasitas : 3000 volt dan dua buah yang berkapasitas 1500 volt. Genset
yang dilengkapi dengan Automatic Main Failure - Automatic start and stop
Genset yang berfungsi sebagai menghidupkan (start) genset ketika suplai listrik
dari PLN padam. Sedangkan fungsi dari Automatic Transfer Switch adalah secara
Automatic membuka suplay listrik dari genset dan menutup suplay listrik dari
PLN, kemudian sebaliknya membuka suplay listrik dari PLN dan menutup suplay
listrik dari genset secara automatis ketika suplay listrik dari PLN kembali hidup.
Automatic start ini akan hidup setelah 12 detik ketika aliran listrik dari PLN
padam.

Gambar 12 : Genzet dengan Bahan Bakar Solar


Sumber : Dokumen Pribadi
(Bestek dari Genset dapat dilihat pada Lampiran 2)
4.1.3 Saklar
Tipe saklar yang digunakan pada bangunan Sheraton Bali Kuta Resort
adalah saklar manual dan saklar touch pad (sistem sentuhan) yang digunakan
sebagai keperluan instalasi penerangan pada ruangan-ruangan yang ada. Ada
beberapa saklar manual yang digunakan yaitu saklar tunggal dan saklar seri.
Saklar tunggal digunakan pada ruangan terbatas contohnya kamar tidur, kamar
mandi dan tempat tidur karena akan memudahkan dalam mengatur
pencahayaannya. Sedangkan saklar seri digunakan pada ruang-ruang dengan area

24
yang luas seperti pada lobby dan restaurant, sehingga pada saat satu saklar di
aktifkan semua lampu-lampu akan menyala secara bersamaan. Untuk saklar touch
pad sendiri digunakan pada ruang-ruang yang dibutuhkan untuk suatu kegiatan
persentasi atau kegiatan rapat seperti pada meeting room, tidak hanya pada areal
meeting room, saklar touch pad juga digunakan pada kamar Preseden Suite, serta
pada bagian restaurant.

Gambar 13 : Saklar Touch Pad dan Saklar Tunggal


Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 14 : Saklar Touch Pad dan Saklar Tunggal Dengan Pengaturan Cahaya
Sumber : Dokumen Pribadi

25
Namun terdapat juga saklar tunggal dengan dikombinasikan oleh pengaturan besar
dan kecilnya dari kapasitas cahaya yang diinginkan.

Gambar 15 : Saklar Seri


Sumber : Dokumen Pribadi

4.1.4 Kotak Kontak


Kotak kontak adalah suatu peralatan listrik yang dipasang pada sistem
instalasi listrik yang berfungi untuk menyediakan daya listrik bagi peralatatan atau
beban listrik yang bersifat dapat dipindahkan. Dalam instalasi listrik, lubang kotak
kontak dengan tegangan pengenal tertentu tidak boleh dapat dimasuki tusuk
kontak dengan tegangan pengenal yang lebih rendah. Lubang kotak kontak
dengan arus tertentu tidak boleh dapat dimasuki tusuk kontak dengan arus
pengenal yang lebih besar, kecuali bagi kotak kontak atau tusuk kontak dengan
arus pengenal maksimal 16 A.

Gambar 16 : Kotak Kontak 2 lubang, Kabel Tv, dan 3 Lubang


Sumber : Dokumen Pribadi

26
Disetiap negara memiliki perbedaan kotak kontak, perbedaannya dapat dilihat dari lubang
yang terdapat pada kotak kontak. Untuk di Indonesia sendiri kotak kontak sebagian besar
terdapat 2 lubang.
4.2 Sitem Pencahayaan
4.2.1 Ruang Kantor & Ruang

Gambar 17 : Ruang Kantor


Sumber : Dokumen Pribadi

Pada ruang kantor menggunakan lampu TL yang menghasilkan cahaya


lebih terang. Hal ini dipergunakan karena areal ruangan kantor yang sangat
membutuhkan cahaya lebih dan cahaya yang cukup banyak. Hal ini diperkuat
karena peletakan area ruang kantor yang berada pada bagian bawah bangunan.
Untuk arah cahaya dari lampu TL ini sangat merata dan cukup luas dalam
memancarkan cahaya.

Gambar 18 : Lampu TL
Sumber : https://dwioktanugroho.files.wordpress.com/2012/09/lamputlflourecent.jpg

27
Gambar 19 : Penggunaan Lampu TL pada Ruangan Gelap & Lampu TL
Sumber : Dokumen Pribadi

Penggunaan Lampu TL ini biasa digunakan untuk area yang membutuhkan area terang
yang cakupannya cukup luas
4.2.2 Koridor

Gambar 19 : Koridor pada Area Kantor


Sumber : Dokumen Pribadi
Ruangan koridor sangat membutuhkan cahaya yang cukup banyak
dikarenakan merupakan suatu akses jalan yang sangat dibutuhkan oleh civitas.
Pada bagian koridor di Sheraton Bali Kuta Resort menggunakan lampu LED yang
memancarkan cahaya yang menyeluruh pada bagian tersebut, untuk arahnya
memancarkan kebawah serta sebagian ke bagian samping. Karena penggunaan
lampu LED tidak cukup untuk penerangan koridor ini, maka penggunaan lampu
LED disetiap 4 meter diletakkan.

28
Gambar 20 : Lampu LED
Sumber : https://dwioktanugroho.wordpress.com/2012/09/14/jenis-jenis-lampu-yang-
berada-disekitar-kita/

Gambar 21 : Koridor pada Area Akses menuju Kamar


Sumber : Dokumen Pribadi
Untuk area koridor pada menuju ruangan kamar menggunakan lampu jenis
halogen. Lampu jenis ini sangat menampilkan nilai seni dan nilai keindahan pada suatu
ruang. Arah cahaya pada lampu halogen ini mengarah pada satu titik yaitu arah bawah,
sehingga penggunaan lampu halogen ini juga digunakan cukup banyak pada ruang
koridor ini. Kemudian area koridor ini di lengkapi dengan cahaya jenis lampu LED
berwarna kuning, seperti lampu tidur. Untuk arah cahaya dari lampu LED ini cahayanya
memancarkan secara menyeluruh.

29
Gambar 22 : Lampu Hologen & Lampu LED
Sumber : https://dwioktanugroho.wordpress.com/2012/09/14/jenis-jenis-lampu-yang-
berada-disekitar-kita/

4.2.3 Lobby, Restaurant, Ballroom (Meetinng Room)

Gambar 23 : Area Lobby


Sumber : Dokumen Pribadi
Pada area lobby menggunakan lampu jenis LED yang diletakan diantara
atap dan dan plafon, penggunaan warna pada lampu ini menggunakan warna
kuning, serta menimbulkan kesan yang elegan dan mewah. Untuk arah lampu ini
merata dan menyeluruh. Area Lobby ini juga menggunakan jenis lampu sorot.

30
Gambar 24 : Area Lobby & Lampu Sorot
Sumber : Dokumen Pribadi & http://littletreebali.com/uploads/products/ENDO_LED.jpg

Gambar 25 : Area Ballroom & Meeting Room


Sumber : Dokumen Pribadi
Area Ballroom & Meetingroom menggunakan lampu pencahayaan jenis LED yang
kualitas cahayanya lebih luas dan menyeluruh. Sorotan lampu juga menyeluruh kesegala
arah ruangan, sehingga ruangan dapat tersinari lebih luas.

31
4.2.4 Kamar

Gambar 26 : Kamar mandi & Kamar tidur


Sumber : Dokumen Pribadi
Pada Kamar mandi Sheraton Resort ini menggunakan pencahayaan lampu
jenis LED dan pada kamar dari Sheraton Resort juga menggunakan pencahayaan
jenis lampu LED yang berfungsi untuk mendapatkan cahaya yang menyeluruh
pada ruangan. Untuk cahaya yang digunakan berwarna kuning, guna
menampilkan kesan yang elegan dan mewah, serta menimbulkan kesan yang intim
pada ruang kamar tersebut.

Gambar 27 : Ruang Kamar TIdur


Sumber : Dokumen Pribadi

(Bestek dari Kotak Kontak & Lampu dapat dilihat pada Lampiran 3)

32
BAB IV
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Sistem power/kelistrikan & pencahayaan merupakan sistem utilitas yang di
gunakan pada bangunan. Listrik yang masuk ke bangunan dari PLN, diturunkan
tegangannya menggunakan trafo, lalu MVDP dan kemudian diatur oleh panel-panel lain
dalam bangunan. Setelah diturunkan tegangannya, kemudia pendistribusiannya dialirkan
kebagian-bagian alat yang menggunakan tenaga listrik
Pada sistem pencahayaan, terdapat sistem pencahayaan merata dan buatan. Juga
ada sistem pencahayaan setempat, merata dan gabungan merata dan setempat yang dibagi
berdasarkan area pencahayaannya.
Hasil observasi menunjukkan bahwa Sheraton Bali Kuta Resort telah
mengaplikasikan sistem power/kelistrikan & pencahayaan dengan baik. Sheraton Bali
Kuta Resort juga telah mengintegrasikan sistem utilitas ke dalam rancangan
bangunannya, sehingga secara keseluruhan, sistem utilitas berjalan dengan baik.
5.2 Saran
Berdasarkan uraian-uraian dari sistem power/kelistrikan & pencahayaan, penulis
dapat memberikan saran-saran sebagai berikut:
a. Kepada mahasiswa, hendaknya mempertimbangkan keseluruhan aspek dalam
merencanakan sistem power/kelistrikan & pencahayaan dalam sebuah bangunan
agar sistem yang dipilih mampu menyokong kebutuhan bangunan dengan maksimal
tanpa ada permasalahan yang dapat merugikan civitas maupun lingkungan.
b. Kepada masyarakat umum, hendaknya juga ikut berpartisipasi dalam merencanakan
ataupun memantau pelaksanaan di lapangan dalam sebuah bangunan agar sistem
yang terpakai aman bagi kehidupan bersama.
33
c. Kepada Pemerintah dan pihak-pihak yang berwenang diharapkan untuk memantau
secara ketat dan tegas dalam pantauan mengenai sistem power/kelistrikan &
pencahayaan dalam bangunan maupun yang baru bersifat perencanaan. Karena tidak
semua orang dapat melaksanakan sistem power/kelistrikan & pencahayaan dengan
baik sehingga pemerintah dapat membantu untuk mencari solusi yang tepat demi
terbentuknya lingkungan yang berkelanjutan.

34
DAFTAR PUSTAKA

Suhadi, Andrio. 2013. Prinsip Kerja Transformator. 20 April 2016.


http://komponenelektronika.biz/prinsip-kerja-transformator.html

Lukmantara, Adeng. 19 Mei 2014. Sistem Eletrikal Gedung. 20 April 202016.


http://aloekmantara.blogspot.co.id/2014/05/sistem-elektrikal-gedung.html

Ari. 5 Februari 2012. Pencahayaan Alami dan Buatan. 23 April 2016.


http://kumpulaninfosipil.blogspot.co.id/2012/02/pencahayaan-alami-dan-buatan.html

Prabu, Putra. 6 Januari 2009. Sistem dan Standart Pencahayaan Bangunan . 23 April 2016.
https://putraprabu.wordpress.com/2009/01/06/sistem-dan-standar-pencahayaan-ruang/

35

Anda mungkin juga menyukai