Anda di halaman 1dari 44

perpustakaan.uns.ac.

id 12
digilib.uns.ac.id

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Ruang/space

Ruang menurut Blaut dalam Wahyuni (2002: 6) dibedakan menjadi

ruang absolut, ruang relatif dan ruang relasional. Ruang absolut atau

Euclidian space adalah ruang yang merupakan wadah yang bersifat khas,

fisik dan empiris yang ditentukan berdasarkan ukuran geometri, berdimensi

3 yaitu panjang, lebar dan tinggi. Ruang relatif adalah ruang berlangsungnya

suatu relasi kegiatan yang terikat pada proses dan waktu. Pertanyaan utama

dalam peneltitian berkenaan dengan ruang relatif adalah : Apa ? Letaknya di

mana ? Ruang relasional adalah ruang yang berisi dan mencerminkan

dirinya sendiri yang berupa hubungan dengan obyek lain. Suatu proses

kegiatan selalu berhubungan dan terikat dengan lokasi. Ruang relasional

selalu berkaitan dengan referensi organisasi, keruangan dan interaksi

keruangan yang berkaitan dengan lokasi.

Analisis spasial dipahami secara berbeda antara ilmuwan berlatar

belakang sosial (termasuk ekonomi). Perbedaan keduanya bersumber dari

perbedaan dalam dua hal, yang pertama perbedaan pengertian kata spasial

atau ruang itu sendiri dan yang kedua perbedaan fokus kajiannya.

commit to user

12
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id

a. Perspektif Geografi

Menurut Rustiadi, dkk (2011: 50) spasial adalah pengertian yang

bersifat grid (kaku), yaitu segala hal yang menyangkut lokasi atau

tempat. ”Tempat” atau lokasi secara geografi sangat jelas, tegas dan lebih

terukur karena setiap lokasi di atas permukaan bumi dalam ilmu geografi

dapat diukur secara kuantitatif. Fokus kajian geografi dalam analisis

spasial tertuju pada cara mendeskripsikan fakta, dengan kata lain lebih

memfookuskan pada aspek ”apa” (what) dan ”bagaimana” (how) yang

terjadi diatas permukaan bumi, dan bahkan ”di mana” (where). Domain

kajian dari ilmu geografi lebih banyak menekankan pada bagaimana

mendeskripsikan fenomena spasial, oleh karenanya ilustrasi-ilustrasi

spasial dengan ”peta” yang memiliki akurasi informasi spasial di

dalamnya sangat penting. Analisis mengenai pola-pola spasial

(pemusatan, penyebaran, kompleksitas spasial, dan lain-lain),

kecenderungan spasial, bentuk-bentuk dan struktur interaksi spasial

secara deskriptif menjadi kajian-kajian yang banyak mendapat perhatian

dari ahli geografi. Semuanya dikaji tanpa harus mendalami permasalahan

sosial-ekonomi yang ada di dalamnya.

Analisis spasial lebih terfokus pada kegiatan investigasi pola-pola

dan berbagai atribut atau gambaran di dalam studi kewilayahan dan

dengan menggunakan pemodelan berbagai keterkaitan untuk tujuan

meningkatkan pemahaman dan prediksi atau peramalan. Menurut

Rustiadi, dkk (2011: 51) analisis spasial sebagai sekumpulan teknik-


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id

teknik untuk menganalisis kejadian-kejadian geografis di mana hasil

analisisnya ditentukan oleh pengaturan spasial dari kejadian-kejadian

tersebut. Kejadian geografis (geographical event) dapat berupa

sekumpulan objek-objek titik, garis atau areal yang berlokasi di ruang

geografis di mana melekat suatu gugus nilai-nilai atribut. Dengan

demikian analisis spasial membutuhkan informasi baik berupa nilai-nilai

atribut maupun lokasi-lokasi geeografis objek-objek di mana atribut-

atribut melekat di dalamnya.

b. Perspektif Sosial-Ekonomi

Menurut Rustiadi, dkk (2011: 53) analisis spasial dalam perspektif

sosial-ekonomi lebih menekankan tentang ”apa yang menjadi masalah”

(what) dan ”mengapa masalah itu terjadi” (why). Aspek-aspek spasial

tidak didefinisikan dalam bahasa yang memiliki pengertian posisi/lokasi

kuantitatif, melainkan lebih pada permasalahannya. Bahkan aspek spasial

dianggap hanya memiliki makna jika ada kejelasan masalah di dalamnya.

Karena lebih fokus pada pemahaman terhadap penyeban permasalahan,

konteks spasial lebih sering menggunakan istilah-istilah yang memiliki

”arti” dalam perspektif ilmu sosial-ekonomi, seperti desa, kota, wilayah,

pusat, dan hinterland (daerah belakang). Segala aspek spasial yang

dijelaskan di bidang ilmu geografi hanya akan memiliki arti spasial

dalam kacamata ilmu sosial-ekonomi jika dipahami ada masalah dan

pemahaman sosial-ekonomi terhadapnya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

Lemahnya pendekatan-pendekatan spasial (analisis spasial) dalam

bidang ilmu-ilmu kewilayahan (regional science) yang dilakukan para

peneliti atau para ahli yang menekuni bidang regional science dan

ekonomi regional mengakibatkan berbagai kajian yang dilakukan seolah-

olah menjadi tidak signifikan (tidak berbeda) dengan ilmu-ilmu atau studi

pembangunan pada umumnya atau studi ekonomi pada khususnya. Sejak

zaman Walter Isard mengembangkan regional science, banyak para

ekonom mempertanyakan apa perlunya menggunakan kata ”wilayah”

atau lebih spesifik lagi apa perlunya menggunakan kata ”analisis spasial”

jika metode-metode yang digunakan tidak ada bedanya dengan

pendekatan analisis yang biasa digunakan para ekonom pada umumnya.

Secara alamiah, tanpa atau dengan keterlibatan manusia,

berlakunya hukum-hukum alam telah menyebabkan terdistribusinya

segala benda ataupun sumberdaya alam dengan suatu keteraturan dinamis

yang berpola dan terstruktur secara spasial maupun waktu. Adanya

keteraturan sedemikian rupa sehingga seluruh benda fisik di alam yang

tertata dalam ruang membentuk pola distribusi yang disebut sebagai pola

ruang.

Aktivitas manusia sebagai makhluk yang memanfaatkan

sumberdaya alam juga memiliki kecenderungan-kecenderungan yang

berpola dan terstruktur secara spasial. Sebagai hasil naluri alamiah dan

hasil pengalaman ”belajar” yang panjang, sehingga terdapat pola-pola

spasial yang khas misalnya di dalam mengatur tata letak rumah tinggal,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id

tempat/ruang publik untuk menempatkan unit-unit ATM dalam rangka

mempermudah nasabah pengguna ATM untuk menarik uang. Tanpa

disadari bahwa penempatan unit-unit ATM pada lokasi tertentu akan

membentuk suatu pola dalam suatu ruang pada wilayah tertentu.

Keteraturan konfigurasi spasial aktivitas-aktivitas sosial-ekonomi

masyarakat atau pola pemanfaatan ruang selalu ditemukan di setiap

kehidupan masyarakat di dalam mempertahankan hidupnya,

menyesuaikan dengan lingkungannya, mengoptimalkan upaya-upaya

pemanfaatan sumberdaya alam, mengoptimalkan interkasi sosial,

maupun sebagai bentuk-bentuk ekspresi budaya.

2. Anjungan Tunai Mandiri (ATM)

Automated teller machines can offer significant benefits to both banks


and their depositors. The machines can enable depositors to withdraw cash
at more convenient times and places than during banking hours at
branches. At the same time, by automating services that were previously
completed manually, ATMs can reduce the costs of servicing some depositor
demands. These potential benefits are multiplied when banks share their
ATMs, allowing depositors of other banks to access their accounts through
a bank’s ATM. The decision by banks to share their ATMs is partially
determined by the terms under which the sharing would occur. In
particular, there are several prices that can be charged to or collected by
the three main parties involved in an ATM transaction, the cardholder, the
cardholder’s bank, and the ATM owner. How, and by whom, these prices
are set affects a number of economic decisions, including the number of
machines that banks and non-banks choose to deploy, deposit market
interest rates, distances traveled by depositors and non-depositors that wish
to withdraw cash, profits of banks, and welfare of bank customers
(Mcandrews, 2003: 146).

Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dapat menawarkan manfaat-manfaat

yang signifikan bagi bank dan pengguna (penabung)nya. Mesin-mesin


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id

memungkinkan para pengguna untuk menarik tunai pada waktu dan tempat

yang lebih nyaman daripada pada jam-jam kantor di cabang-cabang bank.

Pada saat yang sama, dengan layanan otomatis yang sebelumnya benar-

benar manual, ATM dapat mengurangi biaya melayani beberapa kebutuhan

penabung. Kemungkinan manfaat ini bertambah ketika bank-bank berbagi

ATM, yang memungkinkan pengguna dari bank lain mengakses rekening

mereka melalui ATM sebuah bank. Keputusan oleh bank untuk berbagi

ATM mereka sebagian ditentukan oleh syarat-syarat bagi terjadinya sharing

(pembagian) tersebut. Terutama, ada beberapa harga yang dapat dipungut

atau dibebankan oleh tiga pihak utama yang terlibat dalam transaksi ATM

yaitu: pemegang kartu, bank pemegang kartu, dan pemilik ATM.

Bagaimana, dan oleh siapa, harga ditetapkan mempengaruhi sejumlah

keputusan ekonomi, termasuk jumlah mesin yang dipilih untuk disebarkan

oleh bank dan non-bank, suku bunga pasar tabungan, jarak yang ditempuh

oleh penabung dan non-penabung yang ingin menarik tunai, laba bank, dan

kesejahteraan pelanggan bank.

Menurut Ahsan dan Basofi (2011: 2) ATM adalah komputer yang

menyediakan perangkat telekomunikasi dengan pelanggan dari lembaga

keuangan dengan akses terhadap transaksi keuangan di ruang public

tanpa perlu adanya teller bank. Mayoritas ATM modern, pelanggan

diidentifikasi dengan memasukkan plastik kartu ATM dengan garis

magnetic atau smart card dengan chip yang berisi nomor kartu yang unik

dan beberapa keamanan informasi, seperti tanggal kedaluwarsa.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id

Keamanan ATM berwujud nomor PIN (Personal Identification Number)

yang dimiliki oleh nasabah.

Globally, Automatic Teller Machines (ATMs) have been adopted and


are still being adopted by banks. They offer considerable benefits to both
banks and their depositors. The machine can enable depositors to withdraw
cash at more convenient times and places than during banking hours at
branches. In addition, by automating services that were previously
completed manually, ATMs reduce the costs of servicing some depositor
demands. These potential benefits are multiplied when banks shared their
ATMs, allowing depositors of other banks to access their accounts through
a bank’s ATM (McAndrews, 2003). Banks have become the principal
deplorers of ATMs. Two reasons for these are that they want to increase
their market share, although due to the prevalence of ATMs, it is not likely
to be the primary means by which ATMs increase profitability for most
banks; or/and above a certain level of operations, the cost of a single
transaction performed at an ATM is potentially less than the cost of a
transaction conducted from a teller, as ATMs are capable of handling more
transactions per unit of time than are tellers (Laderman, 1990).

Secara global, ATM (Anjungan Tunai Mandiri) telah diadopsi dan

masih diadopsi oleh bank. Mereka menawarkan banyak manfaat kepada

bank maupun penabung. Mesin dapat memungkinkan penabung untuk

menarik tunai pada waktu dan tempat yang lebih menyenangkan daripada

pada saat jam-jam kantor di kantor-kantor cabang. Selain itu, layanan

otomatis yang sebelumnya benar-benar manual, ATM dapat mengurangi

biaya melayani beberapa kebutuhan penabung. Kemungkinan manfaat ini

bertambah ketika bank-bank berbagi ATM, yang memungkinkan penabung

dari bank lain mengakses rekening mereka melalui ATM sebuah bank

(McAndrews, 2003). Bank-bank telah menjadi penyebar utama ATM. Dua

alasannya adalah karena mereka ingin meningkatkan saham psar, walaupun

karena prevalensi ATM, hal ini tidak mungkin menjdi cara utama dimana
commit untuk
ATM meningkatkan profitabilitas to userkebanyakan bank; atau/dan diatas
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id

tingkat operasi tertentu, biaya sebuah transaksi tunggal yang dilakukan di

ATM mungkin lebih kecil dari biaya sebuah transaksi yang dilakukan dari

sebuah teller, karena ATM mampu menangani lebih banyak transaksi per

satuan waktu daripda teller.

Automated Teller Machine (ATM) adalah self service terminal yang

dibuat khusus untuk melayani nasabah dalam melakukan transaksi

perbankan, sehingga ATM harus bisa melayani nasabah seperti layaknya

seorang teller, walaupun masih terbatas pada transaksi-transaksi tertentu.

Transaksi tersebut dapat berupa penarikan tunai, informasi saldo, transaksi

antar rekening (transfer) dan pembayaran rekening telpon/listrik.

(elearning.gunadarma konsep pengoperasian anjungan tunai

mandiri/Pengenalan Automated Teller Machine).

Anjungan Tunai Mandiri (ATM) adalah sebuah mesin yang bisa

mengeluarkan uang sendiri, sebagai mesin pengganti teller dan siap bekerja

24 jam sehari, 7 hari seminggu (Nugroho, 2003: 21).

”ATM (Atomated Teller Machine) adalah mesin penghitung otomatis

yang merupakan suatu produk Bank yang bertujuan mempermudah proses

transaksi keuangan”. (Stephen Liestyo: Praktisi Perbankan).

”ATM (Automated Teller Machine) di Indonesia juga kadang singkatan

dari (Anjungan Tunai Mandiri) adalah sebuah alat elektronik yang

mengijinkan nasabah Bank untuk mengambil uang dan mengecek rekening

tabungan mereka tanpa perlu dilayani oleh seorang ”Teller” manusia.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id

Banyak ATM juga mengijinkan penyimpanan uang atau cek, transfer uang

atau bahkan membeli perangko”.

Menurut Kasmir (2002: 327) ATM merupakan mesin yang dapat

melayani kebutuhan nasabah secara otomatis setiap saat selama 24 jam dan

7 hari dalam seminggu termasuk hari libur. Pengertian ATM dewasa ini

sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Anjungan Tunai

Mandiri.

Jadi, ATM adalah mesin kasir otomatis pengganti teller manusia yang

merupakan produk dari bank untuk membantu nasabah dalam transaksi

keuangan yang melayani 24 jam selama 7 hari termasuk hari libur.

Sebagai salah satu sarana yang memegang peranan penting dalam

penggunaan Bank Card adalah Automatic Teller Machine (ATM). ATM

merupakan mesin yang dapat melayani kebutuhan nasabah secara otomatis

setiap saat (24 jam) termasuk hari libur. Pelayanan yang dapat diberikan

oleh mesin ATM kepada para pemegang kartu ATM antara lain:

a. Dapat menarik uang tunai

b. Memesan buku cek dan BG

c. Meminta rekening Koran

d. Melihat saldo rekening

e. Melakukan pembayaran listrik, teleepon, air, dan pembayaran lainnya.

Sedangkan manfaat yang diberikan oleh mesin ATM disamping

pelayanan diatas antara lain:

a. Lokasi ATM tersebar di berbagai tempat strategis.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id

b. Pengoperasiannya mudah.

c. Melayani 24 jam termasuk hari libur.

d. Menjamin keamanan dan privacy.

e. Memungkinkan mengambil uang tunai lebih dari 1 kali sehari.

Jenis-jenis ATM pada umumnya meliputi :

a. ATM multi fungsi

ATM multi fungsi adalah ATM yang dipakai untuk berbagai transaksi

perbankan baik tunai maupun non-tunai.

b. ATM tarik tunai

ATM yang disediakan khusus untuk penarikan tunai.

c. ATM non-tunai

ATM yang disediakan khusus untuk transaksi non-tunai. ATM non-tunai

memiliki semua fitur yang terdapat pada ATM multi fungsi kecuali untuk

transaksi tarik tunai.

d. ATM setoran tunai

ATM yang disediakan khusus untuk transaksi seroran tunai bebas bea

baik rekening sendiri maupun pemilik rekening lainnya.

Kesadaran konsumen akan ATM dan pemakaian jasa-jasanya terus

meningkat, hal ini terbukti dengan semakin banyaknya fasilitas ATM yang

disediakan pihak bank di wilayah Kota Surakarta. Semakin banyak orang

menggunakan layanan ATM tentunya akan mendatangkan keuntungan yang

besar bagi pihak pengelola (pihak bank). Sesuai dengan visi Kota Surakarta

sebagai kota budaya yang bertumpu pada sektor perdagangan, jasa,


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id

pendidikan, olahraga dan pariwisata merupakan pasar dari layanan jasa

ATM dalam rangka membantu mempermudah transaksi keuangan bagi

masyarakat penggunanya.

Kota Surakarta merupakan salah satu kota tujuan wisata bagi para

wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri yang jumlahnya semakin

meningkat. Banyak sekali yang ditawarkan di Kota ini mulai dari segi

budaya, kuliner, kesenian, serta atraksi-atraksi wisata yang mampu

memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Semakin lama para

wisatawan tinggal di Kota Surakata tentunya akan banyak mengeluarkan

uangnya dalam melakukan kegiatan wisata. Untuk membantu kelancaran

kegiatan wisata oleh para wisatawan tentunya mesin ATM sangat berperan

dalam memberikan kemudahan transaksi keuangan karena lebih efektif dan

efisien.

3. Lokasi Wisata

a. Obyek Wisata

Menurut Suwantoro (1997: 19) menyatakan bahwa obyek wisata

adalah potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan kesuati

daerah tujuan wisata. Dalam kedudukannya yang sangat menentukan

tersebut maka daya tarik wisata harus dirancang dan dibangun serta

dikelola secara profesional sehingga dapat menarik wisatawan untuk

datang. Pada umumnya daya tarik suatu obyek wisata berdasarkan pada

hal-hal sebagai berikut:


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id

1) Adanya sumberdaya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah,

nyaman dan bersih.

2) Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.

3) Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka.

4) Adanya sarana/prasarana penunjang untuk melayani wisatawan yang

hadir.

5) Untuk obyek wisata alam memiliki daya tarik tinggi karena memiliki

nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat,

nilai luhur yang terkandung dalam suatu obyek buah karya manusia

pada masa lampau.

Menurut Marioti dalam Yoeti (1996: 172-176) segala sesuatu yang

terdapat di daerah tujuan wisata dan merupakan daya tarik agar orang-

orang datang berkunjung ke suatu tempat daerah tujuan wisata di

antaranya ialah:

1) Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta antara lain:

ikim, bentuk tanah dan pemandangan, hutan belukar, flora dan fauna

serta pusat-pusat kesehatan (sumber air panas, sumber air mineral).

2) Hasil ciptaan manusia (man-made supply) antara lain: benda-benda

bersejarah, kebudayaan dan keagamaan (monumen bersejarah dan sisa

peradaban masa lampau, museum, kesenian rakyat, perpustakaan, art

galery, acara tradisional, rumah beribadah).

3) Tata cara hidup masyarakat (the way life) misalnya: upacara sekaten di

Yogyakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id

Menurut Marfai (2011: 23) Suatu objek, proses, atau fenomena

yang menempati ruang dan mempunyai batas yang jelas disebut dengan

entitas yang terputus. Contohnya: longsor, sedangkan suatu objek,

proses, atau fenomena yang juga menempati ruang tapi tidak memiliki

batas yang jelas disebut dengan entitas yang berkesinambungan.

Contohnya: daerah rawan longsor.

b. Pariwisata

Nyoman S. Pendit (1994: 35) berpendapat bahwa pariwisata adalah

kepergian orang-orang sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat-

tempat di luar tempat tinggalnya dan bekerja sehari-harinya serta

kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempat-tempat tujuan

tersebut, mencakup bepergian untuk berbagai maksud termasuk

kunjungan seharian atau darmawisata.

Fandeli (1995: 47), menyatakan bahwa pariwisata adalah

perpindahan sementara orang-orang ke daerah tujuan di luar tempat kerja

dan tempat tinggal sehari-harinya, kegiatan yang dilakukannya adalah

fasilitas yang digunakan, ditujukan untuk memenuhi keinginan dan

kebutuhannya.

Menurut Spillane (1994: 21), pariwisata adalah perjalanan dari satu

tempat ke tempat yang lain yang bersifat sementara, dilakukan

perorangan atau kelompok sebagai usaha untuk keseimbangan,

keserasian atau kebahagiaan dengan lingkungan hidup dengan dimensi

sosial, budaya, alam dan ilmu.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id

Menurut Wahab (1996: 29) mengemukakan bahwa pariwisata

adalah salah satu jenis industri baru mampu menghasilkan pertumbuhan

ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, penghasilan,

standar hidup serta mampu menstimulasi sektor-sektor produktivitas

lainnya. Selanjutnya sebagai sektor yang kompleks, ia juga meliputi

industri-industri klasik yang sebenarnya, seperti industri kerajinan tangan

dan cindera mata, penginapan dan transportasi, secara ekonomis juga

dipandang sebagai industri. Dengan adanya pariwisata memberikan

sumbangsih secara langsung terhadap usaha-usaha pembuatan atau

perbaikan pelabuhan (udara maupun laut), jalan-jalan raya, pengangkutan

setempat, program kebersihan atau kesehatan dan sebagainya.

Menurut Sujali (1989: 2), mengemukakan pariwisata merupakan

kegiatan yang mempunyai tujuan untuk mendapatkan kenikmatan dan

kepuasan. Wisata sebagai salah satu aktivitas manusia melibatkan banyak

aspek dan dapat ditinjau dari banyak disiplin ilmu.

Pariwisata terdiri dari dua kata, yaitu pari dan wisata. Pari berarti

banyak, berkali-kali, berputar-putar, dan lengkap. Wisata berarti

perjalanan, bepergian. Wisata bersinonim dengan kata travel. Jadi

pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara

waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan

maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang

dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id

bertamasya dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka

ragam (Yoeti, 1996).

Menurut undang-undang No. 10 tahun 2009, Pariwisata adalah

berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta

layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan

Pemerintah Daerah. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan

oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat

tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari

keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu

sementara. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait

dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang

muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi

antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan,

Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha.

Yoeti (1982: 111-116) mengemukakan bahwa jenis pariwisata

diklasifikasikan sesuai letak geografis, pengaruh terhadap neraca

pembayaran, alasan atau tujuan perjalanan saat berkunjung dan sesuai

dengan obyeknya. Adapun uraian mengenai jenis-jenis pariwisata

tersebut adalah sebagai berikut:

1) Menurut letak geografis, dimana kegiatan pariwisata berkembang

a) Pariwisata lokal (local tourism)

Yang dimaksud dengan jenis pariwisata semacam ini adalah

pariwisata yang setempat, yang mempunyai ruang lingkup relatif


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id

sempit dan terbatas dalam tempat-tempat tertentu saja, misalnya

kepariwisataan Kota Bandung atau kepariwisataan DKI Jaya saja.

b) Pariwisata regional (regional tourism)

Yaitu kegiatan pariwisata yang berkembang disuatu tempat atau

daerah yang ruang lingkupnya lebih luas bila dibandingkan dengan

pariwisata lokal, tetapi lebih sempit jika dibandingkan dengan

pariwisata nasional (national tourism). Contohnya kepariwisataan

Sumatra Utara, Bali, dan lain-lain.

c) Pariwisata nasional (national tourism)

Yaitu pariwisata yang berkembang dalam suatu negara.

d) Pariwisata regional-internasional

Yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang disuatu wilayah

internasional yang terbatas, tetapi melewati batas-batas lebih dari

dua atau tiga negara dalam wilayah tersebut. Misalnya

kepariwisataan ASEAN, Timur Tengah, Asia Selatan, Eropa Barat

dan lain-lain.

e) Pariwisata Internasional

Pengertian ini sinonim dengan kepariwisataan dunia (world

tourism), yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang di

seluruh dunia, termasuk di dalamnya, selain “regional-

internasional” juga kegiatan “national tourism”.

2) Menurut pengaruhnya terhadap neraca pembayaran

a) In tourism atau pariwisata aktif


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id

Yaitu kegiatan kepariwisataan yang ditandai dengan gejala

masuknya wisatawan asing ke suatu negara tertentu. Disebut

sebagai pariwisata aktif, karena dengan masuknya wisatawan asing

tersebut, berarti dapat memasukkan devisa bagi negara yang

dikunjungi yang dengan sendirinya akan memperkuat posisi neraca

pembayaran negara yang dikunjungi wisatawan tersebut.

b) Out-going tourism / pariwisata pasif

Yaitu kegiatan kepariwisataan yang ditandai dengan gejala

keluarnya warga negara sendiri bepergian ke luar negeri sebagai

wisatawan. Disebut sebagai pariwisata pasif karena ditinjau dari

devisa bagi negara, kegiatan ini merugikan negara asal wisatawan,

karena uang yang seharusnya dibelanjakan di dalam negeri dibawa

keluar negeri dan tidak ada arti ekonominya bagi negara sendiri.

Karena itu jarang suatu negara berkeinginan untuk

mengembangkan pariwisata semacam ini.

3) Menurut alasan dan tujuan perjalanan

a) Business tourism

Yaitu jenis pariwisata dimana pengunjungnya datang untuk tujuan

dinas, usaha dagang atau berhubungan dengan pekerjaannya,

konggres, seminar, convention, simposium, musyawarah kerja.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id

b) Vacation tourism

Yaitu jenis pariwisata di mana orang-orang yang melakukan

perjalanan wisata terdiri dari orang-orang yang sedang berlibur,

cuti atau pakansi.

c) Educational tourism

Jenis pariwisata di mana pengunjung atau orang melakukan

perjalanan untuk studi atau mempelajari sesuatu bidang ilmu

pengetahuan. Termasuk di dalamnya adalah darma-wisata (studi-

tour). Dalam bidang bahasa dikenal istilah “polly glotiscth”, yaitu

untuk meningkatkan kemampuan bahasa asing, seseorang

memerlukan tinggal untuk sementara waktu di negara yang

bahasanya sedang dipelajari (agar lebih dapat menghayatinya).

4) Pembagian menurut obyeknya

a) Cultural tourism

Yaitu jenis pariwisata, dimana motivasi orang-orang untuk

melakukan perjalanan disebabkan karena adanya daya tarik dari

seni-budaya suatu tempat atau daerah. Jadi obyek kunjungan adalah

warisan nenek moyang, benda-benda kuno. Wisata ini sering

dihubungkan dengan sejarah terjadinya suatu obyek wisata

tersebut.

b) Recuperation tourism

Biasanya disebut sebagai pariwisata kesehatan. Tujuan daripada

orang-orang melakukan perjalanan adalah untuk menyembuhkan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id

suatu penyakit, seperti mandi di sumber air panas, mandi lulur

seperti yang banyak dijumpai di Eropa atau mandi susu, mandi

kopi di Jepang yang katanya dapat menjadikan orang awet muda.

c) Commercial tourism

Disebut sebagai pariwisata perdagangan karena perjalanan wisata

ini dikaitkan dengan kegiatan perdagangan nasional atau

internasional, dimana sering diadakan kegiatan Expo, Fair,

Exhibition dan lain-lain.

d) Sport tourism

Biasanya disebut dengan istilah pariwisata olahraga. Yang

dimaksud dengan pariwisata jenis ini adalah perjalanan orang-

orang yang bertujuan untuk melihat atau menyaksikan suatu pesta

olahraga di suatu tempat atau negara tertentu, seperti Olympiade,

All England, pertandingan tinju atau sepak bola. Atau ikut

berpartisipasi dalam kegiatan itu sendiri.

e) Political tourism

Biasanya disebut sebagai pariwisata politik, yaitu suatu perjalanan

yang tujuannya untuk melihat atau menyaksikan suatu peristiwa

atau kejadian yang berhubungan dengan suatu negara, apakah

ulang tahun atau peringatan hari tertentu, seperti Hari Angkatan

perang di Indonesia, Parade 1 Mei di Tiongkok atau 1 Oktober di

Rusia.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id

f) Social tourism

Pariwisata sosial hendaknya jangan diasosiasikan sebagai suatu

pariwisata yang berdiri sendiri. Pengertian ini hanya dilihat dari

segi penyelenggaraannya saja yang tidak menekankan untuk

mencari keuntungan, seperti misalnya study tour, piknik atau youth

tourism yang sekarang kita kenal dengan Pariwisata Remaja.

g) Region tourism

Yaitu jenis pariwisata di mana tujuan perjalanan yang dilakukan

adalah untuk melihat atau menyaksikan upacara-upacara

keagamaan, seperti kunjungan ke Luordes bagi orang beragama

Katolik, atau Muntilan pusat pengembangan agama Kristen di Jawa

Tengah, ikut Haji Umroh bagi orang islam.

c. Wisatawan

Menurut Norwal dalam Yoeti (1996: 142) menyatakan bahwa

seorang wisatawan adalah seorang yang memasuki wilayah negeri asing

dengan maksud tujuan apapun, asalkan bukan untuk tinggal permanen

atau untuk usaha-usaha yang teratur melintasi perbatasan dan

mengeluarkan uangnya di negeri yang dikunjungi, uang tersebut

diperoleh bukan dari negeri yang dikunjungi tetapi dari negeri lain.

Menurut Instruksi Presiden No. 9 Tahun 1969 “Wisatawan adalah

setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke

tempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungannya itu”.

Wisatawan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id

1) Wisatawan Asing (foreign tourist)

Orang asing yang melakukan perjalanan wisata, datang memasuki

suatu negara lain yang bukan merupakan negara di mana ia biasanya

tinggal. Wisatawan asing bagi suatu negara dapat ditandai dari status

kewarga-negaraannya, dokumen perjalanan yang dimilikinya dan

dapat pula dari jenis mata uang yang dibelanjakannya, karena pada

umumnya golongan wisatawan ini hampir selalu menukarkan

uangnnya terlebih dahulu pada bank atau Money Changer sebelum

berbelanja.

2) Domestic Foreign Tourist

Orang asing yang berdiam atau bertempat tinggal pada suatu negara

dan melakukan perjalanan wisata di wilayah negara di mana ia

tinggal. Orang asing tersebut bukan warga negara di wilayah tersebut

tetapi karena tugasnya atau kedudukannya menetap dan tinggal pada

suatu negara tertentu dengan memperoleh penghasilan dalam bentuk

mata uang asal negaranya sendiri atau mata uang negara tempat dia

tinggal sekarang yang jumlahnya berimbang. Contohnya: warga

negara Amerika yang bekerja di Kedutaan Besar Amerika di Jakarta

yang melakukan perjalanan wisata ke Bali.

3) Domestic Tourist

Wisatawan dalam negeri yaitu seseorang warga negara suatu negara

tertentu yang melakukan perjalanan wisata dalam batas wilayah

negaranya sendiri tanpa melewati perbatasan negaranya. Jadi tidak ada


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id

unsur asing baik kebangsaan, uang yang dibelanjakan atau dokumen

perjalanan yang dimilikinya.

Apabila suatu objek, proses, atau fenomena spasial dalam suatu

analisis data spasial tidak mempunyai batas yang jelas, maka dapat

dikategorikan sebagai entitas yang terputus. Hal tersebut dapat disebut

sebagai geo-objek (Bonham-Carter dalam Marfai, 1994: 23). Geo-objek

dapat dikategorikan menjadi titik, garis, area/polygon, permukaan dan

volume. Fenomena geosfer yang dicerminkan melalui geo-objek titik yaitu

unit-unit ATM dan lokasi wisata yang menempati ruang-ruang di wilayah

Kota Surakarta. Untuk memperoleh informasi baru mengenai unit-unit ATM

kaitannya dengan lokasi wisata di Kota Surakarta, maka perlu

memanfaatkan aplikasi Sistem Informasi Geografi (SIG) melalui analisis

spasialnya.

Analisis spasial merupakan sekumpulan metode untuk menemukan

dan menggambarkan tingkatan atau pola dari sebuah fenomena spasial,

sehingga dapat dimengerti dengan lebih baik. Dengan melakukan analisis

spasial, diharapkan muncul informasi baru yang dapat digunakan sebagai

dasar pengambilan keputusan dibidang yang dikaji (Sadahiro dalam Marfai,

2009: 58). Berdasarkan penjelasan tersebut sesuai dengan tujuan penelitian

diharapkan dengan aplikasi SIG dapat diperoleh informasi baru mengenai

distribusi spasial ATM kaitannya dengan lokasi wisata di Kota Surakarta

yang diwujudkan dalam bentuk analisis peta dan analisis keruangan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id

Geografi adalah ilmu yang mempelajari fenomena geosfer yang

mengkaji hubungan timbal balik antara manusia dan alam atau antara

lingkungan manusia dengan lingkungan alam, dengan pendekatan spasial

(keruangan), ekologikal (lingkungan), dan kompleks wilayah (Bintarto:

1997). Dapat dikatakan bahwa kajian geografi sangat kompleks karena

meliputi semua fenomena geosfer, yaitu: atmosfer, biosfer, lithosfer,

peedosfer, hidrosfer, dan anthroposfer.

Geographic knowledge is useful not only for effectively


participating in everyday life, such as helping to remember the location of
ATM’s, shopping centers, and routes to local schools, but at all other scales
of living. Federal and state policies are implemented at regional and local
evels, and the process of regionalization is in essence, spatial classification.
A significant geographic problem that emerges after every population
census is to redistrict electoral regions. This is necessitated by spatial
variation in natural population growth and migration (the process of
redistributing population over space). Geographic knowledge is useful in
every political decision ranging from the determination of national
boundaries to the alocation of funds to maintain local transportation
systems. There is little point in attempting to list all the areas in which
geographic knowledge is pertinent. It is used universally, in all cultures, in
all regions, but it is important to understand why it is used universally.
Which brings me to the crux of this section. The natural world and the
human activities embedded in it are incredibly diverse. The human brain
does not deal well with extreme diversity (chaos), but can handle variability.
We do this in a spatial sense by searching for locational reguarities that can
be cognitively categorized and spatially associated so that information can
be ordered and communicated. In this way, variability and diversity can be
interpreted, and what might otherwise be considered chaos can be
comprehended at some scale of organiza-tion. Geographic knowledge thus
helps us make sense out of chaotic or apparently highly diversified
environments (Golledge, 2002: 11).

Pengetahuan geografis bermanfaat bukan hanya untuk secara

efektif berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari, seperti membantu untuk

mengingat lokasi ATM, pusat perbelanjaan, dan rute ke sekolah-sekolak


commit yang
lokal, tetapi pada skala kehidupan to user
lain. Kebijakan federal dan negara
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id

dilaksanakan di tingkat regional dan lokal, dan proses regionalisasi ini pada

hakikatnya merupakan klasifikasi spasial (keruangan). Sebuah masalah

geografis signifikan yang muncul setelah setiap sensus penduduk adalah

membagi lagi daerah pemilihan menjadi distrik-distrik. Hal ini dibutuhkan

oleh perbedaan keruangan dalam pertumbuhan penduduk alami dan migrasi

(proses pendistribusian kembali penduduk keseluruh ruang). Pengetahuan

geografi bermanfaat dalam setiap keputusan politik yang berkisar dari

penentuan batas-batas nasional kepada pengalokasian dana untuk

mempertahankan sistem transportasi daerah. Ada sedikit masalah dalam

upaya untuk mendata semua daerah dimana pengetahuan geografis

dikaitkan. Hal ini digunakan secara universal pada semua budaya, pada

semua wilayah, tetapi penting untuk memahami mengapa hal ini digunakan

secara universal. Yang membawa saya ke pada pokok persoalan pada bab

ini. Dunia alami dan aktivitas manusia yang melekat didalamnya sangat

beragam. Otak manusia tidak mengatasi perbedaan (keragaman/diversitas)

yang ekstrim (kekacauan) dengan baik, tetapi dapat menangani variabilitas

(perubahan). Kita melakukan hal ini dalam arti keruangan dengan mencari

keteraturan-keteraturan lokasi yang dapat dikelompokkan secara kognitif

dan dikaitkan secara spasial sehingga informasi dapat diurutkan dan

dikomunikasikan. Dengan cara ini, variabilitas (perubahan) dan diversitas

dapat ditafsirkan, dan apa yang sebaliknya mungkin dianggap sebagai

kekacauan dapat dipahami pada suatu skala pengorganisasin. Pengetahuan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id

geografi membantu kita membuat lingkungan yang kacau atau tampak

sangat beragam menjadi masuk akal.

Sistem Informasi Geografi (SIG) menjadi sangat popular

dikalangan para pengambil keputusan. Hal tersebut dikarenakan dengan

menggunakan SIG, memungkinkan mereka untuk lebih cepat dalam

memecahkan masalah dan mengambil keputusan dengan tepat. Visualisasi

dari objek atau fenomena, konversi data menjadi peta tematik, maupun

kemampuan memberikan solusi dengan mempertimbangkan scenario

keseluruhan pada suatu wilayah merupakan kelebihan SIG. beberapa sektor

yang dapat menggunakan SIG sebagai alat untuk menyelesaikan

permasalahan adalah pada sektor transportasi, kehutanan, lingkungan,

manajemen bencana, perencanaan kota, kesehatan, dan lain sebagainya.

Geographic Information Systems (GIS) have become an effective


tool for decision support. Spatial Decision Support System (SDSS) is a
relatively new field developed based on Geographic Information System
(GIS) and Decision Support System (DSS). SDSS will be an important
component of DSS applications in future. This trend will be driven by the
relevance of spatial information as a component of the information needed
for a wide range of decisions. This class of DSS will make an important
contribution, not because of its use of the latest technology, but because it
will allow decision makers incorporate a spatial dimension in their decision
making. So Spatial Decision Support Systems (SDSS) are decision support
systems where spatial properties of the data to be analyzed play a major
role in decision making special in many sectors (Rayed, 2012).

Sistem Informasi Geografi (SIG) telah menjadi alat yang efektif

untuk mendukung keputusan. Sistem Dukungan Keputusan Spasial (SDSS)

adalah sebua bidang relatif baru yang dikembangkan berdasarian Sistem

Informasi Geografi (SIG) dan Sistem Dukungan Keputusan (DSS). SDSS


commityang
akan menjadi sebuah komponen to user
penting dari aplikasi DSS di masa
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id

mendatang. Trend ini akan didorong oleh relevansi informasi spasial

sebagai sebuah komponen informasi yang dibutuhkan untuk berbagai

macam keputusan. Kelompok DSS ini akan membuat sebuah kontribusi

yang penting, bukan karena penggunaannya teknologi terkini, tetapi karena

hal ini memungkinkan para pembuat keputusan memadukan sebuah dimensi

spasial dalam pengambilan keputusan mereka. Jadi Sistem Dukungan

Keputusan Spasial (SDSS) adalah sistem dukungan keputusan dimana sifat-

sifat keruangan dari data yang akan dianalisa memainkan sebuah peran

besar dalam membuat keputusan khusus di banyak sektor.

Aronoff dalam Prahasta (2005: 55) menyatakan bahwa SIG adalah

sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan

memanipulasi informasi-informasi geografi. SIG dirancang untuk

mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena

dimana lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau kritis

untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang

memiliki empat kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi

geografi: a) masukan, b) manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan

data), c) analisis dan manipulasi data, d) keluaran.

A Geographical Information System is a computerized system for


input, storage, management, display and analysis of data that can be
precisely linked to a geographic location. Typically, GIS datasets come as
layers – there can be a layer for rivers, a layer for roads, and a layer for zip
codes – all within a particular geographical boundary. A layer may consist
of one or more features, which include points, lines, or boundaries. Various
layers are superimposed to create a meaningful map. Each GIS layer has
two views: a map view and a data view. The map acts as a visual
representation of data, and a particular attribute of the dataset can be
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id

displayed on the map. The data view can be used to create a smaller dataset
(or map) from a large dataset using a query tool (Rob, 2003: 90).

Sebuah Sistem Informasi Geografi dalah sebuah sistem

komputerisasi untuk input, penyimpanan, manajemen, display dan analisis

data yang dapat dihubungkan dengan sebuah lokasi geografis secara tepat.

Biasanya, dataset GIS muncul sebagai lapisan-lapisan – bisa lapisan untuk

sungai, lapisan untuk jalan dan lapisan untuk kode pos – semuanya didalam

suatu batas geografis tertentu. Sebuah lapisan mungkin terdiri atas satu fitur

atau lebih, yang meliputi titik, garis, atau batas. Berbagai lapisan dibuat

untuk menciptakan sebuah peta yang bermakna. Setiap lapisan SIG

memiliki dua penampang yaitu: satu penampang peta dan satu penampang

data. Peta berfungsi sebagai gambaran data visual dan sebuah atribut khusus

dari perangkat dapat dapat diperlihatkan pada peta. Penampang data dapat

digunakan untuk menciptakan perangkat data yang lebih kecil (atau peta)

dari perangkat data besar dengan menggunakan sebuah alat pertanyaan

(query).

Menurut Chrisman dalam Prahasta (2005: 55), SIG adalah sistem

yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data, manusia

(brainware), organisasi dan lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan,

menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasi mengenai daerah-

daerah dipermukaan bumi. Berdasarkan definisi-definisi di atas SIG dapat

diuraikan menjadi beberapa sub sistem:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id

a. Data input

Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data

spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang

bertanggung jawab dalam mengkonversi atau mentransformasikan

format-format data-data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan

oleh SIG. Input data merupakan data yang akan menjadi dasar yang

bersifat spasial untuk selanjutnya digunakan untuk analisis. Data tersebut

bisa berupa peta analog, peta digital, atau data tabel yang dipakai sebagai

data atribut. Input data ini memiliki peranan penting karena analisis dan

manipulasi data tergantung dari keakuratan data dasarnya.

b. Pemrosesan Data

Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke

dalam sebuah basisdata sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, di-

update, dan di-edit. Pemrosesan ini mencakup: mengubah format data,

transformasi proyeksi, klasifikasi, generalisasi, pengukura jarak dan luas,

tumpang susun, updating data atribut dan lain sebagainya. Berbagai

proses tersebut disesuaikan dengan tujuan serta informasi yang ingin

dihasilkan.

c. Out put data

Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau

sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy

seperti: display monitor (tampilan layar), magnetic elektronik (media

disket, CD), softcopy (system informasi), dan hardcopy (tampilan cetak).


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id

Tampilan layar adalah penayangan hasil output yang dihasilkan oleh

analisis SIG pada layar yang sifatnya sementara sebelum proses

pencetakan akhir. Format magnetik merupakan keluaran yang kompatibel

bagi komputer, biasanya digunakan untuk transfer data. Softcopy adalah

jenis keluaran data yang relatif baru.

Lebih jelasnya untuk memahami mengenai subsistem SIG dapat

dilihat pada gambar dibawah ini:

Data
Manipulasi &
Analysis

Data Input Data Output


SIG

Data
Management

Gambar 1.Subsistem SIG

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id

Apabila sub-sistem SIG pada gambar di atas diuraikan berdasarkan

uraian data masukan, proses, dan data keluaran, maka sub-sistem SIG juga

dapat digambarkan seperti berikut:

Tabel

Laporan
Database
Survei Lapangan Peta

Data Digital Lainnya Tabel

Input Retrieval Output


Peta
Laporan

Citra Satelit
Informasi Digital
Pemrosesan
Foto Udara
MANAJEMEN DAN MANIPULASI DATA KELUARAN
Data Lainnya DATA

DATA MASUKAN

Gambar 2. Uraian Sub Sistem SIG

SIG mengkaji lebih lanjut mengenai tingkat kesesuaian lokasi

ATM kaitannya dengan lokasi wisata serta tingkat layanan ATM.

Kesesuaian lokasi ATM dapat diketahui dari beberapa parameter. Menurut

Reksoprayitno (1997: 191) “Petunjuk Pemilihan Lokasi Bank” yang

dikeluarkan oleh American Bankers Association (ABA) mengenai faktor-

faktor yang dipandang sangat relevan untuk diperhatikan kaintannya dengan

ATM adalah: commit to user


perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id

a. Aksesibilitas

Merupakan jarak dalam jangkauan mana masyarakat pada umumnya

ingin mendatanginya untuk berbelanja atau mengadakan transaksi-

transaksi bisnis.

b. Pusat perdagangan/General service area

Merupakan daerah geografis di mana bank melayani para nasabah dan

para langganan dari mana sebagian besar kegiatan bisnis bank berasal.

c. Pengguna

Berkaitan erat dengan karakteristik suatu wilayah dan tingkat

kepercayaan oleh pengguna terhadap fasilitas umum yang tersedia.

d. Persaingan

Sejumlah ATM dari berbagai bank yang ada di suatu wilayah tertentu

akan mendorong timbulnya persaingan dalam meningkatkan kualitas

pelayanan kepada nasabah.

Untuk mengetahui kesesuaian lokasi ATM kaitannya dengan lokasi

wisata melalui teknik analisis overlay atau tumpang susun dari peta-peta

tematik melalui parameter kesesuaian lokasi ATM dan observasi lapangan

kaitannya dengan lokasi wisata. Hasil analisis peta akan diperoleh lokasi

unit-unit ATM yang sesuai kaitannya dengan lokasi wisata di Kota

Surakarta. Parameter yang digunakan untuk mengetahui kesesuaian lokasi

ATM kaitannya dengan lokasi wisata antara lain:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id

a. Jarak ATM dengan lokasi wisata

Pemanfaatan fasilitas ATM diharapkan dapat memberikan kenyamanan

kepada penggunanya serta mengurangi resiko tindak kejahatan

khususnya wisatawan dengan membawa uang tunai yang berjumlah

besar. ATM yang terdapat di lokasi wisata atau sekitar lokasi wisata

kemungkinan besar dimanfaatkan oleh para wisatawan dalam melakukan

pengambilan uang untuk kegiatan berwisata di daerah tujuan. Jarak ATM

dengan lokasi wisata berpengaruh terhadap keinginan wisatawan dalam

proses pengambilan uang. Wisatawan akan memilih lokasi ATM yang

jaraknya lebih dekat dengan lokasi wisata karena lebih efektif dan mudah

dijangkau.

Tabel 1. Harkat Jarak ATM Kaitannya dengan Lokasi Wisata


Jarak ATM dengan Lokasi
No Keterangan Harkat
Wisata
1 ≤ 100 m Sangat Dekat 5
2 101-200 m Dekat 4
3 201-300 m Cukup Dekat 3
4 301-400 m Jauh 2
5 >401 m Sangat Jauh 1
Sumber: (Nugroho, 2003, Pemilihan Letak Anjungan Tunai Mandiri (ATM)
Dengan Foto Udara dan Sistem Informasi Geografi di Perkotaan Yogyakarta

b. Kelas Jalan

Lokasi ATM banyak tersebar diberbagai tempat dalam rangka

memberikan kemudahan kepada nasabah pemegang kartu ATM tidak

terkecuali para wisatawan. Lokasi-lokasi ATM pada umumnya berada di

sekitar jalan utama yang ada disuatu wilayah tertentu. Karena tuntutan

kebutuhan dan peningkatan pelayanan kepada nasabah, lokasi ATM


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id

sekarang tidak hanya dijumpai di jalan utama, tetapi di kelas jalan lain

yang ramai dengan aktivitas manusia.

Tabel 2. Harkat Kelas Jalan


No Kelas Jalan Harkat
1 Arteri 5
2 Kolektor 4
3 Lokal 3
4 Lain 2
5 Setapak 1
Sumber: (Nugroho, 2003, Pemilihan Letak Anjungan Tunai Mandiri (ATM)
Dengan Foto Udara dan Sistem Informasi Geografi di Perkotaan Yogyakarta

c. Pengguna ATM

Fasilitas ATM disediakan tentunya ada tuntutan dari para nasabah yang

menginginkan bentuk transaksi keuangan yang lebih efektif dan efisien

dengan resiko yang kecil tanpa melalui teller manusia. Faktor pengguna

ini bukan dilihat dari jumlah orang yang datang mengunjungi mesin

ATM akan tetapi lebih pada kuantitas atau keseringan orang melakukan

transaksi keuangan pada mesin ATM. Perlu diketahui juga bahwa tiap

nasabah pengguna layanan ATM dapat melakukan transaksi keuangan

lebih dari satu kali meskipun pengambilan uang diberikan batas sesuai

kebijakan pengelola ATM masing-masing.

Tabel 3. Jumlah Transaksi di Unit ATM


No Transaksi ATM Keterangan Harkat
1 < 2374 Sangat Sedikit 1
2 2374 - < 4749 Sedikit 2
3 4749 - < 7123 Sedang 3
4 7123 - < 9498 Banyak 4
5 9498 - 12966 Sangat Banyak 5

Sumber: (Nugroho, 2003, Pemilihan Letak Anjungan Tunai Mandiri (ATM)


Dengan Foto Udara dan Sistem Informasi Geografi di Perkotaan Yogyakarta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id

d. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan berkaitan dengan ruang yang dimanfaatkan untuk

kegiatan tertentu. Kegiatan yang ada diwilayah tersebut akan mendorong

munculnya aktivitas lain disekitarnya. Penggunaan lahan difokuskan

pada ruang di tempatkannya unit ATM yang bisa digunakan untuk

mendukung kegiatan di lokasi wisata. Penggunaan lahan untuk lokasi

wisata diharapkan mampu menarik sejumlah wisatawan, sehingga

penempatan unit ATM sesuai kebijakan bank yang mampu

mendatangkan keuntungan lebih besar.

Tabel 4. Harkat Penggunaan Lahan


No Penggunaan Lahan Harkat
1 Lokasi Wisata 5
2 Perdagangan dan jasa 4
Institusi pendidikan dan
3 3
perkantoran
Institusi perhubungan
4 2
darat dan udara
5 Lain-lain 1
Sumber: (Nugroho, 2003, Pemilihan Letak Anjungan Tunai Mandiri (ATM)
Dengan Foto Udara dan Sistem Informasi Geografi di Perkotaan Yogyakarta

e. Keamanan

Faktor keamanan dirasa sangat penting pada tiap unit ATM yang ada,

akan tetapi perlu diketahui bahwa tidak semua unit ATM dilengkapi

dengan security (faktor keamanan). Unit-unit ATM yang tidak dilengkapi

dengan faktor keamanan dari penyedia layanan dikarenakan lokasi unit

ATM berada di tempat yang ramai seperti: pusat perbelanjaan, pertokoan,

industi, lokasi pendidikan (perguruan tinggi) dan lain sebagainya. Unit

commit tersebut
ATM yang berada di tempat to user secara otomatis akan menjadi
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id

tanggung jawab pihak keamanan lokasi dimana unit ATM tersebut

berada. Berdasarkan tujuan penelitian faktor keamanan cukup

memberikan pengaruh terhadap keberadaan ATM tanpa harus disediakan

oleh pihak bank kaitannya dengan lokasi wisata.

Tabel 5. Harkat Keamanan


No Keamanan Keterangan Harkat
Sangat terjamin di lokasi dengan pihak
1 ≤ 100 m 1
keamanan
Terjamin dilokasi terbuka dalam batas
2 101-200 m 2
aman
3 201-300 m Rerata 3
4 301-400 m Agak terjamin 4
5 >401 m Tidak terjamin 5
Sumber: (Nugroho, 2003, Pemilihan Letak Anjungan Tunai Mandiri (ATM)
Dengan Foto Udara dan Sistem Informasi Geografi di Perkotaan Yogyakarta

Menurut Kotler (2005: 153) para pelanggan membentuk harapan

akan layanan dari pengalaman masa lalu, promosi dari mulut ke mulut, dan

iklan. Pelanggan membandingkan layanan yang dirasakan dengan layanan

yang diharapkan. Kualitas layanan merupakan suatu bentuk penilaian

konsumen terhadap tingkat layanan yang diterima (perceived service)

dengan tingkat layanan yang diharapkan (expected service). Keunggulan

suatu produk jasa adalah tergantung dari keunikan serta kualitas yang

diperlihatkan oleh jasa tersebut, apakah sudah sesuai dengan harapan atau

keinginan pelanggan.

Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang

bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi akibat adanya

interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id

disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk

memecahkan permasalahan konsumen/ pelanggan (Ratminto dan Atik,

2005:2).

Menurut Lupiyoadi (2001: 147) kemampuan pelayanan bisa juga

disebut dengan kecepatan, kompetensi, kegunaan, dan kemudahan produk

untuk diperbaiki. Dimensi ini menunjukkan bahwa konsumen tidak hanya

memperhatikan adanya penurunan kualitas produk tetapi juga waktu

sebelum produk disimpan, penjadwalan pelayanan, proses komunikasi

dengan staf, frekuensi pelayanan perbaikan akan kerusakan produk dan

pelayanan lainnya. Variable-variabel tersebut dapat merefleksikan adanya

perbedaan standar perorangan mengenai pelayanan yang diterima.

Kemampuan pelayanan suatu produk tersebut menghasilkan suatu

kesimpulan akan kualitas produk yang dinilai secara subyektif oleh

konsumen.

Menurut Sviokla dalam Lupiyoadi (2001: 147) salah satu faktor

yang menentukan tingkat keberhasilan dan kualitas perusahaan adalah

kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan.

Keberhasilan perusahaan dalam memberikan layanan yang bermutu kepada

para pelanggannya, pencapaian pangsa pasar yang tinggi, serta peningkatan

profit perusahaan tersebut sangat ditentukan oleh pendekatan yang

digunakan. Konsekuensi atas pendekatan kualitas pelayanan suatu produk

memiliki esensi penting bagi strategi perusahaan untuk mempertahankan

diri dan mencapai kesuksesan dalam menghadapi persaingan.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id

Menurut Parasuraman, dkk dalam Lupiyoadi (2001: 147-148)

pendekatan kualitas pelayanan yang banyak dijadikan acuan dalam riset

pemasaran adalah model servqual (service quality). Servqual dibangun atas

adanya perbandingan dua factor utama yaitu persepsi pelanggan terhadap

layanan yang nyata mereka terima (perceived service) dengan layanan yang

sesungguhnya diharapkan/diinginkan (expected service). Jika kenyataan

lebih dari yang diharapkan dapat dikatakan bermutu layanan, sedangkan

kenyataan kurang dari yang diharapkan dapat dikatakan layanan kurang

bermutu. Apabila kenyataan sama dengan yang diharapkan, maka layanan

disebut memuaskan. Harapan para pelanggan pada dasarnya sama dengan

layanan yang seharusnya diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan.

Harapan pelanggan tersebut didasarkan pada informasi yang disampaikan

dari mulut ke mulut, kebutuhan pribadi, pengalaman dimasa lampau, dan

komunikasi eksternal (iklan dan berbagai bentuk promosi perusahaan

lainnya). Dimensi kualitas pelayanan yang dijelaskan tersebut antara lain:

a. Tangibles

Tangibles atau bukti fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam

menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan

kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan

lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan

oleh pemberi jasa antara lain: fasilitas fisik (gedung, gudang dan lain

sebagainya), perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan (teknologi),

serta penampilan pegawainya.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id

b. Reliability

Reliability atau keandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk

memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan

terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti

ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa

kesalahan, sikap yang simpatik dan dengan akurasi yang tinggi.

c. Responsiveness

Responsiveness atau ketanggapan yaitu suatu kemauan untuk membantu

dan memberikan pelayanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada

pelanggan dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan

konsumen menunggu menunggu tanpa adanya suatu alasan yang jelas

menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan.

d. Assurance

Assurance atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan,

kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk

menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. Terdiri

dari beberapa komponen antara lain komunikasi (communication),

kredibilitas (credibility), keamanan (security), kompetensi (competence),

dan sopan santun (courtesy).

e. Emphaty

Emphaty yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual

atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya

memahami keinginan konsumen. Suatu perusahaan diharapkan memiliki


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id

pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan

pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang

nyaman bagi pelanggan.

B. Penelitian yang Relevan

Mulyahati Renreng dengan judul Pengaruh Pelayanan ATM Regional Center

(ATMRC) Terhadap Kepuasan Nasabah Bank (Studi Pada Bank BNI 46

Cabang Makasar). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepuasan nasabah

pada ATM-RC PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Makassar

berada pada kategori puas sebesar 74,5 %. Sedangkan kualitas pelayanan

ATM-RC PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Makassar ditinjau

dari indikator realibility, responsiveness, assurance, emphaty, dan tangible

menunjukkan kategori baik sebesar 62,8 %, di mana variabel realibility

memberikan konstribusi pengaruh yang lebih besar terhadap kepuasan nasabah

dibandingkan dengan variabel responsiveness, assurance, emphaty, dan

tangible.

Ardiyanto Nugroho dengan judul Pemilihan Letak Anjungan Tunai Mandiri

(ATM) Dengan Foto Udara dan Sistem Informasi Geografi di Perkotaan

Yogyakarta. Hasil penelitian penggunaan citra penginderaan jauh foto udara

orthophoto hitam putih 1: 2000 dengan interpretasi citra yang optimal dan

dengan dukungan pekerjaan lapangan merupakan sumber data yang handal

untuk memperoleh data parameter utama pemilihan letak potensial ATM

terutama dalam menentukan parameter penggunaan lahan dan jaringan jalan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id

hal tersebut berdasarkan uji ketelitian hasil interpretasi, dimana parameter

penggunaan lahan diuji dan mendapatkan nilai 89% (hasil yang baik). Dengan

menggunakan sistem informasi geografi dan foto udara penentuan letak

potensial ATM didapatkan hasil antara lain: letak potensial I, site dengan

potensi II, dan site potensial III.

C. Kerangka Pemikiran

Kota Surakarta merupakan salah satu kota di provinsi Jawa Tengah yang

letaknya cukup strategis berada diantara lereng Gunung Lawu dan Gunung

Merapi. Luas wilayah Kota Surakarta hanya 44,04 km2 dan terbagi menjadi 5

kecamatan yaitu Kecamatan Jebres, Kecamatan Banjarsari, Kecamatan

Serengan, Kecamatan Pasarkliwon dan Kecamatan Laweyan. Tiap kecamatan

memiliki Pusat Daerah Kegiatan (PDK) masing-masing sesuai dengan Rencana

Tata Ruang Kota dengan tujuan agar perkembangan Kota Surakarta bersifat

serentak dan tidak terfokus hanya pada satu tempat saja. Hampir sama dengan

kota-kota lainnya di Indonesia, Kota Surakarta berusaha mewujudkan suatu

ruang atau wilayah kota yang baik dan berkualitas sesuai dengan visi dan

misinya. Visi Kota Surakarta yaitu “Terwujudnya Kota Sala sebagai Kota

Budaya yang bertumpu pada potensi Perdagangan, Jasa, Pendidikan, Pariwisata

dan Olah Raga”.

Potensi perdagangan di wilayah Kota Surakarta tentunya tidak terlepas

dari keberadaan Pasar Klewer, Pusat Grosir Solo (PGS), Beteng Trade Center

(BTC) yang ramai dikunjungi oleh masyarakat baik dari dalam atau dari luar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id

Kota Surakarta. Bahkan pada hari-hari libur di sekitar pasar akan menimbulkan

kemacetan luar biasa karena banyaknya pengunjung yang berusaha mencari

barang dagangan dari Pasar Klewer atau Pasar Beteng dan Pusat Grosir Solo

untuk di jual lagi di daerah mereka. Tingginya kunjungan masyarakat ke pasar-

pasar tersebut tentunya akan berdampak positif bagi wilayah Kota Surakata

(pendapatan daerah bertambah dan kesejahteraan masyarakatnya meningkat

serta dimungkinkan pertumbuhan ekonomi meningkat juga).

Potensi pendidikan di Kota Surakarta mulai dari jenjang pendidikan

SMA/SMK dan perguruan tinggi ternyata mampu menarik animo masyarakat

di sekitar Kota Surakarta untuk menyekolahkan putra/putrinya di wilayah ini.

Untuk jenjang perguruan tinggi yang paling banyak di minati yaitu Universitas

Sebelas Maret (UNS), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan

kampus lainnya. Tiap tahun ribuan mahasiswa masuk ke Kota Surakarta untuk

menimba ilmu pengetahuan sesuai dengan jurusannya masing-masing. Mereka

berasal dari berbagai kota di Indonesia bahkan dari luar negeripun juga ada

yang berusaha memperoleh ilmu pengetahuan di kampus tersebut. Bahkan

terkadang dari mahasiswa-mahasiswa inilah sebagai wakil dari kampus mereka

masing-masing jika pemerintah Kota Surakarta mengadakan event olahraga

tahunan. Event-event tertentu yang diselenggarakan oleh pemerintah Kota

Surakarta ternyata mampu mendatangkan pendapatan daerah.

Potensi Kota Surakarta yang tidak kalah pentingnya yaitu dari sektor

pariwisata. Banyak lokasi-lokasi wisata yang mampu menarik para wisatawan

untuk mengunjungi tempat tersebut. Lokasi-Lokasi wisata itu antara lain: Pura
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id

Mangkunegaran, Keraton Kasunanan, THR Sriwedari, Taman Satwa Jurug,

Museum Radya Pustaka, Balekambang, Wayang Orang Sriwedari dan lain

sebagainya. Jumlah kunjungan wisata ke Kota Surakarta terus mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Jika potensi tersebut dapat dikelola dengan

baik tentunya akan mendatangkan pendapatan daerah yang besar mendorong

terwujudnya visi Kota Surakarta.

Melihat potensi yang luar biasa Kota Surakarta berdampak pada

berkembangnya sektor-sektor jasa di wilayah ini. Sektor jasa yang mengalami

perkembangan yang cukup pesat yaitu perbankan. Hal ini berbanding lurus

dengan kondisi Kota Surakarta dengan potensi yang luar biasa menyebabkan

terjadinya perputaran uang dalam jumlah sangat besar. Untuk mengatur

perputaran uang dengan jumlah yang besar sektor jasa perbankan dianggap

paling berkompeten sesuai dengan bidang usahanya. Dalam upaya peningkatan

layanan terhadap pengguna pihak perbankan memberikan kemudahan dalam

pengambilan uang tunai tanpa melalui teller manusia berupa mesin ATM.

Pihak perbankan merasa mesin ATM inilah salah satu produk yang mampu

memberikan kemudahan bagi para pengguna baik sektor perdagangan,

pendidikan, dan lokasi wisata. Unit ATM mampu melayani pengguna 24 jam

sehari selama 7 hari termasuk hari libur.

Perkembangan unit ATM di Kota Surakarta cukup pesat, hampir disetiap

sudut ruang kota bisa dijumpai unit-unit ATM dari berbagai jenis bank.

Sasaran dari pihak perbankan dalam menempatkan unit ATMnya yaitu di

tempat-tempat yang ramai dikunjungi oleh masyarakat karena dimungkinkan di


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id

tempat-tempat tersebut masyarakat memanfaatkan unit ATM dalam melakukan

transaksi keuangan. Penempatan unit-unit ATM di Kota Surakarta antara lain:

kantor bank, pusat perbelanjaan, kampus, rumah sakit, dan lain sebagainya. Di

lihat dari segi potensi wisata di wilayah ini tentu tidak ada salahnya jika unit

ATM diletakkan di lokasi-lokasi wisata. Namun kenyataan di lapangan masih

belum semua lokasi wisata dilengkapi dengan unit ATM dalam rangka

mempermudah wisatawan dalam melakukan transaksi keuangan. Untuk

mengetahui distribusi spasial unit ATM dan lokasi wisasata di Kota Surakarta

dengan melakukan pengukuran melalui alat Global Positioning System (GPS)

yang disajikan dalam bentuk peta. Dari peta akan diketahui persebaran unit

ATM kaitannya dengan lokasi wisata. Tingkat kesesuaian ATM kaitannya

dengan lokasi wisata diketahui melalui analisis tumpang susun (overlay) dari

beberapa peta tematik dari hasil pengharkatan tiap-tiap parameter, sedangkan

layanan ATM dapat diketahui dari hasil perhitungan dari tiap parameter pada

tabel kriteria kualitas unit ATM.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id

Kota Surakarta

Visi (Terwujudnya Kota


Sala yang Berbudaya)

Potensi Potensi Potensi Potensi


Pendidikan Perdagangan/ Olaharaga Wisata
jasa

Perbankan

ATM Lokasi Wisata

Analisis SIG

Distribusi Spasial
ATM Kaitannya
Dengan Lokasi
Wisata

Gambar 3. Kerangka Pemikiran

commit to user

Anda mungkin juga menyukai