Anda di halaman 1dari 7

Iwan Setiawan, Peran Sistem Informasi Geografis… 83

PERAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DALAM


MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR SPASIAL
(SPATIAL THINKING)

Iwan Setiawan
Departemen Pendidikan Geografi, FPIPS, UPI, email: iwan4671@gmail.com

ABSTRAK
SIG merupakan aplikasi yang dikembangkan untuk memecahkan persoalan yang
berkaitan dengan permukaan bumi. Namun, dalam perkembangannya SIG sangat
diandalkan dalam membantu kegiatan pembelajaran yang terkait dengan aspek
spasial. Geografi merupakan mata pelajaran yang fokusnya pada pengembangan
berpikir spasial, sehingga SIG menjadi sistem pendukung yang sangat diandalkan.
Pemanfaatan SIG dalam mengembangkan berpikir spasial tersebut telah diuji
kehandalannya dalam sejumlah penelitian yang menunjukkan adanya kontribusi
positif SIG dalam mengembangkan kemampuan berpikir spasial.
Kata kunci: Sistem Informasi Geografis, berfikir spasial.

PENDAHULUAN dijadikan tempat pembangunannya.


Berpikir spasial menjadi penciri Berbagai data yang terkait dengan
penting dalam aktivitas pembelajaran persyaratan real estate harus digabungkan
geografi. Kajian terhadap fenomena untuk menghasilkan informasi baru
geografi tidak hanya sekedar menjelaskan berupa alternatif wilayah yang cocok
keberadaan suatu fenomena dan proses untuk permukiman.
terjadinya fenomena tersebut di Banyak persoalan yang terkait
permukaan bumi tetapi juga bentuk, dengan permukaan bumi yang bisa
ukuran, arah, pola dari fenomena serta dipecahkan oleh mereka yang memiliki
keterkaitan dengan fenomena lainnya. cara berpikir spasial. Dengan dukungan
Kemampuan tersebut akan sangat teknologi informasi seperti Sistem
berguna bagi peserta didik ketika akan Informasi Geografis (SIG), maka pekerjaan
menentukan atau membuat keputusan dari tersebut menjadi sangat dipermudah.
hal-hal yang sangat sederhana sampai Persoalan lingkungan, perkotaan, banjir,
yang kompleks yang terkait dengan ruang dan berbagai aktivitas untuk menentukan
atau lokasi. Ketika seseorang akan kecenderungan, menentukan lokasi yang
bepergian, maka dia harus mengetahui paling baik, menentukan pola, dan
tentang jarak dan arah, sehingga dia bisa pemodelan sangat dibantu oleh teknologi
memprediksi waktu kedatangan dan tidak SIG. Karena itu, dalam pembelajaran
tersesat. geografi sangat penting untuk ditekankan
Berpikir spasial juga diterapkan cara berpikir spasial, tidak hanya sekedar
dalam analisis geografi yang lebih informasi tentang fenomena geosfer.
kompleks. Ketika seseorang harus
memutuskan untuk mencari lokasi yang
paling baik untuk proyek pembuatan real
estate, maka di perlu memilikirkan tentang
sifat atau karakteristik daerah yang akan
84 Gea, Jurnal Pendidikan Geografi, Volume 15, Nomor 1, April 2015, hlm. 63 – 89.

HASIL DAN PEMBAHASAN bingung dengan perubahan orientasi dan


Spatial Thinking kemampuan untuk menentukan
Menurut National Research Council hubungan spasial (McGee, 1979 dalam Lee,
(2006), berpikir spasial merupakan salah 2009). Relasi spasial menurut Golledge dan
satu bentuk berpikir diantara bentuk Stimpson (Lee, 2009) melibatkan
berpikir lainnya, seperti verbal, logical, kemampuan untuk mengenal distribusi
statistical, hipotetical dan seterusnya. dan pola spasial, untuk menghubungkan
Berpikir spasial itu sendiri merupakan lokasi, untuk mengasosiasikan dan
sekumpulan kemampuan koginitif, terdiri mengkorelasikan fenomena yang tersebar,
atas tiga unsur yaitu ruang (space), alat untuk memahami dan menggunakan
(tools), dan proses pemikiran atau hierarki spasial, untuk membuat
pertimbangan (process of resoning). regionalisasi, untuk mengarahkan
Pemahaman akan arti dari ruang, misalnya terhadap kerangka acuan di dunia nyata
ukurannya, kedekatannya, (real-world), untuk mengimajinasikan peta
kontunuitasnya, dapat dijadikan sebagai dari deskripsi verbal, untuk menguraikan
alat untuk menyusun masalah, atau menggambarkan peta, untuk
menemukan jawaban, dan membandingkan peta, untuk
mengkomunikasikan solusinya. Dengan menumpangsusunkan peta. Lee (2009)
mengekspresikan hubungan dalam mengemukakan bahwa relasi spasial
struktur keruangan, misalnya peta, maka memiliki keterkaitan yang lebih sesuai
kita dapat mempersepsi, mengingat, dan dengan aktivitas SIG dibandingkan dengan
menganalisis sifat-sifat statis dan dinamis yang lainnya (spasial visualization dan
objek dan hubungannya dengan objek spasial orientation).
lainnya. Batasan spatial thinking itu Berpikir spasial menurut Marsh,
sendiri, menurut National Research Golledge dan Batterby (2007) tidak hanya
Council (2006) adalah: wilayah geografi tetapi juga disiplin
Spatial thinking is thinking that finds lainnya yang menjadikan ruang sebagai
meaning in the shape, size, orientation, suatu faktor yang dapat memberikan
location, direction or trajectory, of objects, penjelasan tentang sifat dan fungsi objek
processes or phenomena, or the relative atau gejala, misalnya kimia, fisika, teknik
positions in space of multiple objects, rekayasa, sejarah, seni dan lain-lain. Para
processes or phenomena. Spatial thinking ahli geografi, psikologi, serta ahli
uses the properties of space as a vehicle for pendidikan berpendapat bahwa berpikir
structuring problems, for finding answers, spasial bersifat universal dan sangat
and for expressing solutions. bermanfaat dalam berbagai disiplin
Konsep berpikir spasial (spasial akademik dan pemecahan masalah sehari-
thinking) lebih luas dari kemampuan hari. Berpikir spasial dapat membantu
spasial (spatial ability) walaupun keduanya dalam mengingat, memahami, alasan, dan
saling berkaitan. Kemampuan spasial mengkomunikasikan tentang sifat-sifat dan
menurut Albert dan Golledge (Lee, 2009) relasi antara objek dalam ruang.
terdiri atas visualisasi spasial, orientasi Berpikir spasial dapat dipelajari
spasial dan relasi spasial. Visualisasi dan dapat diajarkan pada berbagai jenjang
spasial adalah kemampuan secara mental pendidikan. Pentingnya berpikir spasial
untuk memanipulasi, merotasi, atau disampaikan dalam pendidikan
membalikkan stimulus visual yang disampaikan oleh National Research
ditunjukkan secara piktorial. Orientasi Council (2006), yaitu:
spasial melibatkan pemahaman tentang 1. Berpikir spasial merupakan
susunan unsur-unsur dalam pola stimulus sekumpulan ketrampilan kognitif.
visual, kecerdasan untuk tetap tidak
Iwan Setiawan, Peran Sistem Informasi Geografis… 85

2. Berpikir spasial terintegrasi dalam bagaimana dan mengapa berpikir


kehidupan sehari-hari. Orang, secara spasial;
objek-objek alam, objek buatan  Menerapkan berpikir spasial dengan
manusia menyusun ruang dan pengetahuan yang memadai atau
interaksi antara orang dan objek dengan dasar pengetahuan—
harus dipahami dalam konteks mereka memiliki pengetahuan yang
lokasi, jarak, arah, bentuk, dan pola. luas dan dalam tentang konsep
3. Berpikir spasial sangat kuat dalam spasialdan representasi spasial,
memecahkan masalah dengan mampu mengontrol penjelasan
mengelola, mentransformasi, dan spasial dengan mengunakan
menganalisis data, khususnya data berbagai cara berpikir spasial,
yang kompleks dan bervolume memiliki kemampuan yang baik
besar dan mengkomunikasikan hasil untuk menggunakan sistem
dari proses tersebut untuk dirinya pendukung dan teknologi berbasis
maupun orang lain. spasial.
4. Berpikir spasial menjadi keseharian  Mengadopsi pendirian atau sikap
para ahli dan insinyur, dan menjadi mental yang kritis untuk berpikir
penyokong banyak terobosan ilmu spasial —mereka mengevaluasi
pengetahuan dan teknik. kualitas data spasial berdasarkan
5. Berpikir spasial merupakan sumbernya, akurasi, dan
keterampilan yang dapat dan realibilitas,; mereka dapat
seharusnya dipelajari setiap orang. menggunakan data spasial untuk
6. Berpikir spasial berkembang secara mengkonstruk, mengartikulasi, dan
unik bagi setiap orang tergantung mempertahankan alasan atau
pada pengalaman, pendidikan dan pandangan dalam memecahkan
kecenderungan seseorang. masalah dan menjawab pertanyaan.;
7. Berpikir spasial merupakan proses dan mereka dapat mengevalusai
yang rumit, sangat kuat, dam validitas argument berdasarkan
menantang dan system pendukung informasi spasial.
menyediakan lingkungan yang
interaktif yang mana berpikir Peran SIG dalam Pengembangan Berpikir
spasial dapat berlangsung dengan Spasial
membantu siswa menspasialkan Kersky (2008) menyatakan
data set, memvisualisasikan efektivitas pendidikan kebumian
pekerjaan dan hasil akhirnya, dan seharusnya focus pada berpikir spasial
menunjukkan fungsi-fungsi analitis. sehingga siswa memahami pola spasial,
8. Dan seterusnya. keterkaitan, dan hubungan. Befikir spasial
Pentingnya berpikir spasial juga dapat didukung oleh sistem pendukung
dikemukakan oleh Lee (2009) yang yang memiliki kemampuan untuk
menyatakan bahwa berpikir spasial dapat menunjukkan berbagai jenis permasalahan,
dan seharusnya diajarkan di semua jenjang menggunakan berbagai tipe dan jumlah
dalam sistem pendidikan. Tujuannya data dan memerlukan perbedaan level
agar setiap warga memiliki spatial literacy kemampuan dan pengalaman. Sistem
yang baik. National Research Council pendukung untuk berpikir spasial harus
(2006) menunjuk beberapa ciri dari memungkinkan spasialisasi data,
masyarakat yang memiliki spatial literacy memfasilitasi visualisasi pekerjaan dan
yang baik, yaitu: hasil akhir serta memiliki beragam fungsi
 Memiliki kebiasaan berpikir spasial- seperti transformasi, operasi, dan analisis.
mereka tahu kemana, kapan, Kemampuan tersebut dimiliki oleh sebuah
86 Gea, Jurnal Pendidikan Geografi, Volume 15, Nomor 1, April 2015, hlm. 63 – 89.

system pendukung bernama Sistem Pada jenjang sekolah menengah,


Informasi Geografis. Kersky (2000) melaporkan bahwa sekolah
SIG merupakan sistem pendukung yang siswanya menggunakan SIG memiliki
yang handal untuk berpikir spasial. SIG skor lebih tinggi dalam tes analisis spasial
dapat berperan sebagai alat untuk dibandingkan dengan siswa yang
mendukung berpikir spasial. Di dalamnya menggunakan metode tradisional.
merupakan integrasi dari hardware dan Kelompok siswa yang menggunakan SIG
software serta prosedur yang memiliki menunjukkan kemampuan lebih tinggi
kemampuan untuk collecting data, dalam mengidentifikasi, mensintesis, dan
manajemen, manipulasi dan analisis, mendeskripsikan pola-pola manusia dan
pemodelan dan menampilkan data yang fisik.
memiliki referensi ruang. Peterson et al Bednarz (2004) mengemukakan
(2003) menyebutkan bahwa, “ the use of GIS salah satu alasan pentingnya SIG masuk
in geography education developed students dalam kurikulum sekolah yaitu mampu
spatial thinking skills and supported the overall meningkatkan kualitas pembelajaran
geography teaching at the upper secondary geografi. Bagi guru geografi, kemampuan
school level. tersebut lebih mengarah pada kemampuan
Downs and DeSouza (Marsh, 2007) berpikir spasial. Tabel 1 kolom bagian kiri
mengemukakan bahwa SIG merupakan menunjukkkan aspek-aspek berpikir
alat yang sangat berguna dalam spasial yang banyak dikembangkan di
hubungannya dengan pendidikan sebagai kelas geografi, khususnya di Amerika
sistem pendukung (support system) untuk Serikat. Paralel dengan itu, pada kolom
berpikir spasial. Menurutnya kunci untuk bagian kanan ditunjukkan proses yang
berpikir spasial terdiri atas tiga unsur yaitu digunakan oleh individu untuk
sifat ruang, alat atau metode untuk membangun peta kognitif mereka. Peta
merepresentasikan informasi spasial, dan kognitif merupakan pengetahuan yang
proses untuk memberi alasan. Dengan tersimpan pada individu tetang
memahami arti dari ruang, misalnya lingkungan yang dikelola sebagai model
ukuran, urutan/kesinambungan, internal tentang dunia. Peta kognitif
kedekatan, keterpisahan dan lain-lain, merupakan dasar penentuan keputusan
maka dapat menjadi sarana untuk spasial maupun non spasial. Peta kognitif
merumuskan masalah, menemukan merupakan hasil dari interaksi data
jawaban dan menyampaikan solusi. relasional spasial, proses berpikir spasial,
Efek dari pembelajaran berbasis SIG dan atribut lingkungan yang disaring
terhadap keterampilan spasial telah diteliti melalui persepsi, kepercayaan, nilai dan
oleh Lee dan Bernarz (2009). Tes sikap. Disarankan bahwa peta kognitif
kemampuan atau keterampilan spasial merupakan SIG yang terinternalisasi.
digunakan untuk menguji efek Selanjutnya, Bernarz (2004)
pembelajaran dengan menggunakan SIG mengemukakan bahwa alasan edukatif
terhadap kemampuan spasial. Walaupun masuknya SIG dalam pendidikan adalah
dilakukan pada mahasiswa sebuah untuk membantu siswa belajar geografi
perguruan tinggi, namun setidaknya dapat dengan mempraktekkan berpikir spasial.
memberikan gambaran adanya hubungan Dengan mempraktekkan SIG untuk
antara kegiatan dan pengalaman menghasilkan peta maka kemampuan
menggunakan SIG dengan kemampuan pemetaan kognitif peserta didik semakin
berpikir spasialnya. Skor hasil test dipertajam melalui aktivitas mengasosiasi
kemampuan spasial antara sebelum dan dan mengkorelasi distribusi fenomena
setelah kegiatan menunjukkan perubahan secara spasial.
yang signifikan.
Iwan Setiawan, Peran Sistem Informasi Geografis… 87

Tabel 1 Kemampuan Berpikir Spasial


PROCESSES USED IN COGNITIVE
SPATIAL RELATIONS
MAPPING AND GIS
1. Abilities (skills) that recognize spatial 1. Constructing gradients and surfaces
distribution and spatial patterns 2. Layering
2. Identifying shapes 3. Regionalizing
3. Recalling and representing layouts 4. Decomposing
4. Connecting locations 5. Aggregating
5. Associating and correlating spatially 6. Correlating
distributed phenomena 7. Evaluating regularity or randomness
6. Comprehending and using spatial 8. Associating
hierarchies 9. Assessing similarity
7. Regionalizing 10. Forming hierarchies
8. Comprehending distance decay and 11. Assessing proximity (requires knowing
nearest neighbor effects in location)
distributions (buffering) 12. Measuring distance
9. Wayfinding in real world frames of 13. Measuring directions
reference 14. Defining shapes
10. Imagining maps from verbal 15. Defining patterns
descriptions 16. Determining cluster
11. Sketch mapping 17. Determining dispersion
12. Comparing maps
13. Overlaying and dissolving maps
(windowing)
Sumber: Bednarz, 2004

Kajian efek SIG dalam berupa pemahaman yang lebih baik


pembelajaran tidak hanya sebatas terhadap materi yang diajarkan dan
keterampilan spasial tetapi pembelajaran memberikan kemudahan dalam
geografi secara umum. Sejumlah hasil mengakses data ilmiah yang sesuai
penelitian menunjukkan adanya dengan materi yang dipelajari. Dalam
kontribusi positif dari pembelajaran kasus migrasi penduduk yang dikajinya,
berbasis SIG. Hasil studi yang dilakukan Ozgen (2009) mengemukakan
oleh Ozgen (2009) menunjukkan adanya keuntungan metode pengajaran
kontribusi positif yang signifikan secara konstruktivis yang dibantu dengan
statistik pada kelompok eksperimen. Skor menggunakan SIG, yaitu:
pada kelompok eksperiman jauh 1. mengembangkan keterampilan
melampaui skor pada kelompok kontrol. geografis dan kemampuan
Keduanya menyatakan bahwa manfaat menggunakan metode inkuiri.
SIG dalam pembelajaran geografi tidak 2. dapat memadukan hasil kajian
hanya dirasakan oleh siswa yang kuat yang mereka buat dengan
dalam penguasaan komputer tetapi juga pengalaman ketika melakukan
siswa yang lemah penguasaan proses inkuiri
komputernya. 3. dapat meningkatkan
Studi yang dilakukan Ozgen pengetahuan geografis
(2009) menunjukkan bahwa pengajaran 4. dapat membangun keterkaitan
geografi yang dibantu dengan SIG antara aspek geografi fisik dan
memberikan keuntungan bagi siswa manusia
88 Gea, Jurnal Pendidikan Geografi, Volume 15, Nomor 1, April 2015, hlm. 63 – 89.

Berdasarkan hasil survey yang research studies have made it clear that little
dilakukan oleh Kerski (2000) terhadap is known about the actual benefits and
1520 guru sekolah menengah learning outcomes of GIS”. Karena itu,
menunjukkan sebagian besar (80%) setuju sulit untuk menyatakan secara tegas
bahwa SIG memberikan keuntungan menyatakan bahwa SIG pada jenjang
dalam pengajaran geografi, sekitar 1,8 % pendidikan dasar dan menengah
menyatakan tidak memberikan memiliki efek yang jelas dan positif
keuntungan apapun juga, dan lainnya (10 terhadap perkembangan berpikir spasial,
%) tidak memberikan pendapat apapun. reasoning spasial dan pemahaman
Secara lebih jelas, keuntungan dari lingkungan sebagai tujuan sentral
pengajaran yang menggunakan SIG, pembelajaran geografi.
dikemukakan pula oleh Ozgen (2009)
berdasarkan hasil kajiannya dengan PENUTUP
menggunakan sampel materi tentang Kemampuan berpikir spasial
migrasi penduduk, bahwa “In the event sebagai inti dari pembelajaran geografi
that a GIS-aided education model in sangat dibantu dengan SIG. Setiap
geography teaching is used, students may aktivitas atau langkah kerja dalam SIG
draw very good benefits while comprehending sangat bersesuaian dengan aktivita
the subject being taught and also be able to berpikir spasial. Sistem pendukung
access scientific data relevant to the subjects berpikir spasial ini memang tidak selalu
they have learned with more ease”. mudah dilaksanakan karena berbagai
Alada˘g (2010) melakukan keterbatasan yang ada. Namun, sistem
penelitian tentang efek SIG terhadap pendukung ini memberi harapan
prestasi akademik dan motivasi di Turki. sekaligus tantangan bagi para pendidik
Hasilnya menunjukkan adanya geografi agar geografi semakin menarik
perbedaan skor test yang signifikan dan bermakna bagi siswa untuk
antara kelas eksperimen dan kelas kehidupannya saat ini dan kelak ketika
kontrol. Kelas eksperimen yang mereka dewasa.
menggunakan pembelajaran berbasis SIG
menunjukkan skor yang lebih tinggi DAFTAR PUSTAKA
disbanding kelas kontrol yang Alada˘g, Elif (2010). The effects of GIS
menggunakan pengajaran secara on students’ academic achievement
tradisional. Selain itu, motivasi belajar and motivation in seventh-grade
pada kelas eksperimen juga lebih tinggi social studies lessons in Turkey.
secara statistik dibandingkan dengan [Online] ISSN: 1038-2046 print / 1747-
motivasi belajar pada kelas kontrol. 7611 online C_2010 Taylor & Francis.
Walaupun demikian, hasil Tersedia:
penelitian tentang efek positif tersebut http://web.ebscohost.com/ehost/pdf
masih terbatas dan tidak konsisten viewer/ pdfviewer [26 Juli 2011]
seperti yang dikemukakan oleh Lee dan Bednarz, S.W.(2004) Geographic
Bernarz (2009), “Despite these assertions, Information Systems: A Tool to
research results that support the positive Support Geography and
effects of GIS learning on spatial thinking are Environmental Education?
lacking or inconsistent”. Komunitas GeoJournal 60: 191–199, 2004.
penelitian pendidikan lingkungan dan Tersedia:
geografi tidak mengetahui secara pasti http://users.utu.fi/vijoke/Kirjallisuu
kontribusi SIG dalam pembelajaran sGIS%20tool%20to%20support%20geo
geografi dan lingkungan. Selanjutnya, dia graphy.pdf (02 Februari 2012)
juga mengatakan bahwa, “ Several recent
Iwan Setiawan, Peran Sistem Informasi Geografis… 89

Kerski, Joseph J. (2000) The ehost/pdfviewer/pdfviewer (29 Juli


Implementation and Effectiveness of 2011)
Geographic Information Systems Marsh, Meredith, Reginald Golledge, and
Technology and Methods in Sarah E. Battersby (2007). Geospatial
Secondary Education. University of Concept Understanding and
Colorado Recognition in G6–College Students:
Kerski, Joseph J. (2008). The role of GIS A Preliminary Argument for
in Digital Earth education. Minimal GIS. Annals of the
International Journal of Digital Earth, Association of American
Vol. 1, No. 4, December 2008. Geographers, 97(4), 2007, pp. 696–712.
Tersedia: Tersedia: http://web.ebscohost.com
http://web.ebscohost.com/ehost/pdf ehost/pdfviewer/pdfviewer [02
viewer/ pdfviewer [02 Agustus 2011) Agustus 2011]
Lee, Jongwoon And Robert Berdnarz National Research Council (2006)
(2009) Effect Of GIS Learning On Learning to Think Spatially: GIS as a
Spatial Thinking. Journal of Support System in the K–12
Geography in Higher Education, Vol. Curriculum (Washington, DC:
33, No. 2, 183–198, tersedia: National Academies Press).
http://web.ebscohost.com

Anda mungkin juga menyukai