Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN SPATIAL THINKING ON MAP TEST (STMT)

UNTUK TINGKAT SMA

Spatial Thinking on Map Test (STMT) Development for Senior


Secondary School Level

Dwi Angga Oktavianto1& Slamet Suyatno2


1
SMK Negeri 1 Binuang
Jl. Oscar, Blok O, Desa Pualam Sari, Binuang, Tapin, Kalimantan Selatan
2
SMA Negeri 1 Cawas
Jl. Tembus Tugu Cawas, Desa Barepan, Cawas, Klaten, Jawa Tengah
e-mail: oktavianto.angga7@gmail.com

ABSTRAK: Soal yang memerlukan pemikiran spasial yang fokus pada interpretasi peta belum
banyak dibuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan soal berpikir spasial model Spatial
Thinking on Map Test (STMT). Metode penelitian menggunakan desain penelitian pengembangan
Adams & Wieman. STMT terdiri dari 8 soal. STMT diujicobakan pada 28 siswa SMA Kelas10 di
SMA Negeri 1 Cawas, Kabupaten Klaten. Data yang didapat kemudian dianalisis dengan SPSS
24.0. Hasil penelitian menunjukkannilai reliabilitias soal setelah diuji dengan Cronbach’s Alpha
sebesar 0,741. Nilai ini termasuk kategori kualitas soal yang reliabel. Sedangkan nilai validitas soal
nomor 1 sebesar 0,735; nomor 2 sebesar 0,722; soal nomor 3 sebesar 0,682; soal nomor 4
sebesar 0,669; soal nomor 5 sebesar 0,703; soal nomor 6 sebesar; soal nomor 7 sebesar; dan
soal nomor 8 sebesar 0,733. Nilai dari soal nomor 1 sampai 8 tersebut termasuk kategori kualitas
soal yang valid. Berdasarkan hasil uji reliabel dan validitas tersebut, soal STMT yang dibuat layak
digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir spasial siswa.

Kata Kunci: Spatial Thinking on Map Test (STMT), kualitas soal

ABSTRACT: Spatial thinking questions that focus on map interpretation have not been many. This
study aims to develop spatial thinking questions with Spatial Thinking on Map Test (STMT) model.
The research method is Adams & Wieman research & development (R&D) design. STMT consists
of 8 questions. It is tested to 28 high school students of grade 10 in SMA Negeri 1 Cawas, Klaten.
The data obtained are then analyzed by using SPSS 24.0. The resultshowsthat the questions’
reliability value after being tested with Cronbach's Alpha is 0.741. Based on the relaibity value, the
question quality is categorized in reliable category.Meanwhile, the validity value for question 1 is
0.735; question 2 is 0.722; question 3 is 0.682; question 4 is 0.669; question 5 is 0.703; questions
6, 7, and 8 is 0.733. Bsed on the validity values, the quality questions 1 through 8 are
categorizedto be valid. Those reliablity and validity values indicate that the questions of STMT are
feasible to measure students' spatial thinking skills.

Keywords: Spatial Thinking on Map Test (STMT), question quality


PENDAHULUAN keterampilan interpretasi yang
dimilikiseseorang, akan semakin baik pula
pemahamannya mengenai peta. Hai ini
Peta adalah alat representasi geografi sering disebut sebagai keterampilan
yang paling penting. Peta dapat digunakan membaca peta.
untuk menjelaskan konsep utama dalam Keterampilan membaca peta erat
geografi, yaitu ruang. Ruang sering kaitannya dengan keterampilan berpikir
dipandang sebagai hal mendasar dalam spasial. Agar siswa dapat memahami
geografi (Thrift, 2009). Ruang adalah konsep-konsep dalam geosains, mereka
konsepkunci pengorganisasian untuk disiplin harus mampu meningkatkan keterampilan
geografi (Metoyer, et al., 2015). Maps can berpikir spasialnya secara efektif (Isikawa &
provide access to the way humans perceive, Kasten, 2005). Keterampilan berpikir spasial
represent, and interact with their spatial sangat berpengaruh terhadap keterampilan
environment(Berendt, et. al., 1998).Dengan membaca peta (National Research Council,
peta, kita dapat menguasai keterampilan 2006). Dengan demikian, dapat dikatakan
geografi untuk berbagai keperluan, karena bahwa keterampilan berpikir spasial
peta mampu menjelaskan konsep utama mempengaruhi keterampilan seseorang
geografi dalam bentuk ruang. dalam membaca peta.
Geografi tidak dapat dilepaskan dari National Research Council
aspek keruangan (space). Geografi biasa menyatakanbahwa berpikir spasial terdiri dari
disebut sebagaispatial science karena tiga unsur utama, yaitu: konsep
konsep relative space terdiri dari tiga keruangan,alat representasi, dan proses
tahapan: bernalar(2006). Berpikir spasial ialah berpikir
LocalizationGeographical- mengenai lokasi dan interaksi keruangan
patternexplanation(Holt-Jensen, 2009: 12). (Gersmehl, 2014). Berpikir spasial
Pemetaan dilakukan dalam upaya merupakan kumpulan dari keterampilan-
melokalisasi fenomena-fenomena keterampilan kognitif yang memiliki tiga buah
geosfersehingga fenomena tersebut dapat unsur utama yaitu konsep ruang,
terlihat sebagai pola geografis. Pola geografis instrumenyang menggambarkan keruangan,
yang terlihat pada peta dapat dijelaskan dan proses bernalar (Oktavianto,
karena umumnya berubah seiring 2017).Konsep ruang dapat diartikan sebagai
berjalannya waktu, dan memahami proses lokasi, misalnya daerah aliran sungai. Alat
perubahan tersebut sangat penting (Holt- representasi keruangan merupakan alat yang
Jensen, 2009: 12). Jadi, fungsi pemetaan dapat menampilkanfenomena keruangan,
dalam geografi ialah merekam dan contohnya PetaDaerah Aliran Sungai.
menyimpan data persebaran fenomena Sedangkan proses penalaran berkaitan
geosfer secara keruangan.Tujuannya adalah dengan pemaknaan dan analisis mengenai
memberikan penjelasan mengenai interaksi antar-ruangyang diperoleh dari alat
pertanyaan“Mengapa fenomena geosfer representasi.
tersebut terjadi di tempat itu?”. Orang yang mempunyai kecerdasan
Peta bermanfaat bagi orang yang bisa spasial memiliki ciri khusus. Ciri khusus dari
membacanya. Membaca peta tidak dapat kecerdasan spasial adalah memahami arah,
dilakukan dengan mudah. Peta merupakan melakukan proses berpikir, dan
sebuah representasi geografis dan tidak menggunakan tiga dimensi untuk merancang
semua orang paham tentang geografis. sesuatu (Badan Informasi Geospasial, 2015).
Some students encounter difficulty with maps Sedangkan ciri umum dari kecerdasan
and the spatial representations incorporated spasial adalah: 1) lincah dalam memainkan
in their design and presentation of information bentuk ruang; 2) mampu membaca peta
(Ishikawa & Kastens, 2005). Oleh karena dengan sangat baik; 3) lebih suka gambar
itu,sebagian orang bertanya tentang apa dibandingkan dengan tulisan; 4) responsif
yang dapat kita ketahui melalui sebuah peta. mengenai warna; 5) suka hal-hal yang
Kesulitan membaca peta biasanya berhubungan dengan foto dan video; 6) dari
dalam hal interpretasi dan terlalu banyak berbagai sudut, dapat menggambarkan
tafsiran dari peta (Monmonier, 1996). semua benda dengan baik; 7) terbiasa
Pemahaman seseorang terhadap peta imajinatif; dan 8) sangat baik dalam
diperoleh melalui keterampilan orang tersebut menggambar (Badan Informasi Geospasial,
dalam menginterpretasi. Semakin baik 2015). Berbagai ciri kecerdasan spasial di
atas didominasi oleh kemampuan berpikir masalah (National Research Council, 2006:
spasial. 27). Keterampilan berpikir spasial dapat
Orang yang memiliki tingkat digunakan untuk bertahan di lingkungan lama
keterampilan berpikir spasial yang tinggi maupun baru. Keterampilan berpikir spasial
mempunyai berbagai manfaat dalam dapat digunakan untuk mengeksplorasi
kehidupannya. Orang tersebut dapat lingkungan tersebut.
memanfaatkan informasi keruangan (Spatial Keterampilan berpikir spasial erat
Information). Spatial Information is kaitannya dengan membaca peta. Berpikir
information about the location and spasial dalam pendidikan geografi identik
arrangement of thing in space (Gersmehl, dengan keterampilan membaca peta
2014). Informasi keruangan berkaitan dengan (Kastens, 2001). Keterampilan spasial
lokasi dan segala sesuatu yang berkaitan meliputi keterampilanmembacapetaseperti
dengan konsep keruangan. arah,jarak, memahami karakteristik
Berpikir spasial memberikan geografis,dan mengenali pola (Carswell
keuntungan terhadap seseorang agar mampu 1971; Gilmartin dan Patton 1984).Lebih jauh
memanfaatkan informasi keruangan. Mayes, dikemukakan Bednarz,dkk.
C., Meyer, D. & Bumpas, E. (2016) bahwarepresentasi spasial seperti peta
menyatakan bahwa berpikir spasial berguna dalam mengajukan pertanyaan
bermanfaat di berbagai bidang. Seorang geografis yang terdiri dari; mengumpulkan,
astronom memperoleh manfaat dari berpikir mengatur, dan menganalisis informasi
spasial untuk memvisualisasikan struktur geografis; serta menjelaskan dan
keruangan sistem tata surya. Ahli Radiologi mengomunikasikan pola dan proses
menggunakan keterampilan berpikir geografis yang penting bagi pengembangan
spasialnya untuk menginterpretasi gambar X- kompetensi abad 21 (Bednarz, et. al. 2013).
ray guna kepentingan medis. Ahli kimia Istilah “lokasi terbaik” yang
menggunakan keterampilan berpikir dikemukakan oleh Kerski (2003) merupakan
spasialnya untuk membuat gambar molekul konsep yang baik dalam menghubungkan
dan struktur DNA. Seorang arsitektur dapat pengetahuan spasial dan membaca peta
membuat desain gedung pencakar langit secara bersama-sama. Dia membuat
dengan memanfaatkan keterampilan berpikir pertanyaan yang membuat siswa melakukan
spasialnya. Berpikir spasial dapat bermanfaat analisis informasi geografis dan memilih
dalam berbagai bidang pekerjaan, sehingga lokasi terbaik restoran cepat saji di daerah
penting untuk dimiliki oleh semua orang. tertentu mengunakan serangkaian variabel
Fokus dari artikel ini adalah menyusun seperti volume lalu lintas, lokasi restoran
soal yang dapat mengukur keterampilan cepat saji yang telah ada, lokasi sekolah, dan
berpikir spasial siswa melalui soal-soal yang pendapatan tahunan penduduk.
bersumber dari peta. Dari soal tersebut, Tingkat keterampilan berpikir spasial
diharapkan guru dapat mengetahui siswa yang satu dengan yang lainnya
keterampilan berpikir spasial siswa sekaligus tidaklah sama. Ketidaksamaan tersebut
mengetahui keterampilan mereka membaca mengakibatkan tidak semua siswa mampu
peta. menganalisis peta dengan baik. Meskipun
Berpikir spasial berkaitan dengan begitu, semakin sering siswa membaca
konsep keruangan. Berpikir spasial yaitu peta,ada kemungkinan keterampilan berpikir
memanfaatkanpotensiyang ada pada ruang spasialnyaakan semakin meningkat. Peta
sebagai sarana dan prasarana untuk merupakan representasi dari spatial thinking
identifikasi masalah, mendapatkan jawaban, dan dengan mempelajarinya dapat
dan untuk mengeksplorasi berbagai solusi meningkatkan keterampilan berpikir
(Carlenton dalam Hadi, 2012: 5).Berpikir spasialtersebut (Badan Informasi Geospasial,
spasial merupakan bagian dari prosesberpikir 2015).
memaknaiarah, bentuk, ukuran, atau posisi Tes berpikir spasial yang fokus pada
yang tidak absolut dalam ruang beberapa peta belum ada. Meskipun banyak tes
objek(Hadi, 2012: 5). tentang berpikir spasial, tetapi sebagian
Berpikir spasial penting untuk besar hanya berupa tes visualisasi spasial.
dikembangkan. Berpikir spasial penting Tes tersebut banyak yang tidak menyertakan
dalam ilmu pengetahuan dan tempat kerja aspek geografis (Lee & Bednarz, 2011).
(National Research Council, 2006). Berpikir Adapun tes yang bercorak geografis
spasial dapat dijadikan sebagai pemecahan seringkali tidak melalui pengujian validitas
dan reliabilitas (Mentoyer, et.al., 2015). Tes
yang tidak melalui pengujian validitas dan
reliabilitas tidak akan menghasilkan
kesimpulan penelitian yang tepat.
Tes berpikir spasial berdasarkan peta Tabel 2. Kriteria Validitas Soal
perlu dikembangkan. Tes ini diperlukan untuk Interval koefisien Tingkat Hubungan
mengukur hubungan antara keterampilan 0,00-0,199 Tidak Valid
memahami peta dengan keterampilan 0,20-0,399 Kurang Valid
berpikir spasial. Hal ini perlu diketahui karena 0,40-0,599 Cukup Valid
pendidikan geografi saat ini diharapkan fokus
0,60-0,799 Valid
pada keterampilan berpikir spasial. Selain itu,
0.80-1,000 Sangat Valid
geografi merupakan ilmu yang erat kaitannya
dengan peta untuk menganalisis aspek Sumber: Sugiyono, 2016
keruangan. Tes yang akan dibuat ini
merupakan tes berpikir spasial yang
dikhususkan untuk materi peta dan berlaku
untuk siswa setingkat SMA di Kabupaten HASIL DAN PEMBAHASAN
Klaten. Tes ini akan diuji reliabilitasnya dan
validitasnya.
Tahap 1. Delineasi Tujuan Pengujian dan
Cakupan Konstruk atau Luas Domain
yang akan Diukur
METODA Tujuan tahap 1 adalah untuk
mengembangkan tes keterampilan berpikir
Penelitian ini menggunakan desain spasial (the spatial thinking on map test)yang
penelitian pengembangan tesberdasarkan mengintegrasikan keterampilan membaca
Adams & Wieman. Penelitian pengembangan peta dan keterampilan berpikir spasial.
tes mempunyai tahapan-tahapan yang harus Pertama-tama, yang perlu diperhatikan
dilalui. Tahapan-tahapan tersebut menurut adalah bahwa indikator keterampilan berpikir
Standards for Psychological and Educational spasial harus menjadi acuan penyusuanan
testingadalah 1)delineasi tujuan pengujian soal. Kemudian dikombinasikan dengan
dan cakupan konstruk atau luas domain yang indikatorketerampilan membaca peta.
akan diukur; 2)pengembangan dan evaluasi Komponen berpikir spasial yang akan
spesifikasi uji; 3) pengembangan, pengujian dikembangkan mengacu padaAssociation of
lapangan, evaluasi, dan pemilihan item dan American Geographers (AAG). Ada 8
prosedur penilaian;dan4) evaluasi uji untuk komponen berpikir spasial yakni: comparison,
penggunaan operasional(Adams & Wieman, aura, region, hierarchy, transition, analogy,
2010: 3). pattern, dan association (AAG, 2008).
Kriteria reliabilitas soal yang Comparison merupakan
digunakan untuk mengambil keputusan kemampuanmembandingkan berbagai
reliabel atau tidaknya soal adalah sebagai tempat yang mempunyai persamaan dan
berikut. perbedaan fenomena geosfer. Aura
merupakan wilayah yang terpengaruholeh
Tabel 1. Kriteria Reliabilitas Soal objek laindi sekitarnya yang menunjukkan
faktor kedekatan antarwilayah. Region
Interval koefisien Klasifikasi merupakan keterampilan menglasifikasikan
0,800-1,00 Sangat Reliabel suatu wilayah sebagai satu kesatuan.
0,600-0,799 Reliabel Hierarchymerupakan keterampilan untuk
mengidentifikasi tempat yang sesuai dengan
0,400-0,599 Cukup Reliabel
tingkatan tertetntu.
0,200-0,3900 Kurang Reliabel
Transition merupakan
0,00-0,199 Tidak reliabel keterampilanmelakukan analisisgradasi
Sumber: Purwanto, 2005 perubahan yang terjadi secara perlahan,
cepat ataupun tidak beraturan.Analogy
Kriteria yang digunakan untuk menyatakan adalah keterampilan melakukan
soal tersebut valid atau tidak adalah sebagai analisislokasi-lokasi fenomena geosfer yang
berikut. letaknya berjauhan tetapi memiliki kondisi
yang sama. Pattern merupakan keterampilan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran
untuk menglasifikasi bentuk pola suatu geografi pada materi pengetahuan dasar
fenomena geosfer. Assossiation (korelasi) pemetaan merupakan gabungan dari berpikir
adalah keterampilan mendeskripsikansebuah spasial dan pemetaan.
gejala yang saling berpasangan dan terjadi
secara bersama-sama di sebuah lokasi. Tahap 2. Pengembangan dan Evaluasi
Berdasarkan kedelapan komponen Spesifikasi Uji
tersebut, dibuatlahdelapanindikator Tahap 2 merupakan tahap untuk
keterampilan berpikir spasial. Setelah dibuat mengembangkan soal berdasarkan deskripsi
delapan indikator soal, dibuatlah delapan soal soal. Deskripsi soal berasal dari komponen
esai.Kedelapan soal ini masih harus berpikir spasial, yang kemudian
disesuaikan dengan materi dasar dikembangkan menjadi indikator soal dan
pengetahuan peta bagi Kelas X SMA. selanjutnya menjadi indikator keterampilan
Kesesuaian itu harus sejalan dengan berpikir spasial berdasarkan interpretasi peta
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar dan membaca peta. (Lihat Tabel 3. Deskripsi
(KD) materi pegetahuan dasar pemetaan. Pengembangan STMT).
Dari KI dan KD tersebut disusunlahindikator
soal dan dilanjutkan dengan perumusuan

Tabel 3. Deskripsi Pengembangan STMT


No Komponen Indikator Berpikir Spasial Indikator STMT
Soal Berpikir
Spasial
Siswa dapat membandingkan tempat-tempat Siswa dapat menunjukkan lokasi
1 Comparison yang mempunyai persamaan dan tempat-tempat yang memiliki
perbedaan. kesamaan dan perbedaan
Siswa dapat menunjukkan efek dari Siswa dapat mejelaskan hubungan
2 Aura kekhasan suatu daerah terhadap daerah sebab dan akibat fenomena yang
yang berdekatan. tergambar di peta
Siswa dapat mengidentifikasi tempat-tempat Siswa dapat mendeliniasi tempat
3 Region yang memiliki kesamaan dan yang mempunyai kesamaan
engklasifikasikannya sebagai satu kesatuan.
Siswa dapat untuk menunjukkan tempat- Siswa dapat mengenali tempat-
4 Hierarchy tempat yang sesuai dengan hirarki dalam tempat yang tergambar di peta
sekumpulan area. berdasaran tingkat-tingkatan tertentu
Siswa dapat menganalisis perubahan Siswa dapat menganalisis
5 Transition tempat-tempat yang terjadi secara perubahan ketinggian tempat suatu
mendadak, gradual, atau tidak teratur wilayah
Siswa dapat menganalisis tempat-tempat Siswa dapat meberikan argumentasi
6 yang berjauhan tetapi memiliki lokasi yang tentang kondisi fisik sebuah tempat
Analogy
sama, dan karena itu mungkin memiliki yang berpengaruh terhadap tingkat
kondisi dan atau koneksi yang sama kerawanan longsor
Siswa dapat mengklasifikasi suatu fenomena Siswa dapat menganalisis mengapa
7 Pattern geosfer dalam kondisi berkelompok, linier, sebuah kenampakan pada peta
menyerupai cincin, acak, atau lainnya mempunyai pola-pola tertentu.
Siswa dapat memprediksi suatu gejala Siswa dapat menjelaskan pengaruh
8 berpasangan yang memiliki kecenderungan gejala pada suatu lokasi terhadap
Assosiation
terjadi secara bersama-sama di lokasi yang lokasi lain yang berdekatan.
sama

Tes berpikir spasial yang dirancang di menjadi sumber data bagi mereka untuk
dalam tulisan ini merupakan tes yang menjawab pertanyaan. Dari Tabel 1 tersebut,
berbasis pada peta. Oleh karena itu, sebelum dibuatlah delapan soal sebagai berikut.
diberikan pertanyaan kepada siswa, terlebih
dahulu ditunjukkan gambar peta yang
Peta 1 Peta 2
Sumber: simtaru.klatenkab.go.id

Tabel 4. Butir Soal STMT


No Komponen Soal
Soal Berpikir Spasial
Jelaskan hubungan antara ketinggian tempat dan tingkat rawan longsor
1 Comparasion berdasakan kedua peta di atas?

Mengapa Kecamatan Kemalang memiliki tingkat rawan longsor yang bervariasi?


Aura
2
Jika akan dibuat peta topografi baru yang hanya terdiri dari dua kelompok, yaitu
Kurang dari 200 mdpl dan Lebih dari 200 mdpl. Kecamatan mana saja yang
Region
3 masuk kategori Kurang dari 200 mdpl dan Lebih dari 200 mdpl?

Berdasarkan ketinggian tempat, urutkanlah daerah yang meliputi wilayah paling


4 Hierarchy luas, sampai paling sempit!

Perhatikan garis yang menghubungkan A-B pada Gambar Peta 2! Gambarkan


5 Transition garis A-B tersebut dalam bentuk grafik yang menunjukkan ketinggian tempat!

Mengapa Kecamatan Kemalang dan Kecamatan Bayat sama-sama digolongkan


6 kedalam daerah rawan longsor, padahal kedua kecamatan tersebut jaraknya
Analogy
berjauhan?

Jalan Jogja-Solo dan Jalur Rel Kereta Api pada kedua peta tersebut
7 digambarkan secara memanjang (linear), sedangkan daerah digambarkan
Pattern
secara area (polygon). Mengapa demikian?

Bagaimana dampak yang ditimbulkan apabila terjadi longsor pada Kecamatan


8 Assosiation Bayat, dan arah longsornya menuju Rawa Jombor?

Langkah berikutnya setelah berhasil


disusun delapan butir soal berpikir spasial
berdasarkan peta adalah memvalidasi soal
tersebutmenggunakan validasi konstruk, yaitu
melalui pendapat ahli materi pemetaan dan
berpikir spasial yang ada di Universitas

Negeri Malang. Pelaksanaannya dilakukan


dengan meminta pendapat ahli materi
pemetaan dan berpikir spasial yang ada di
Universitas Negeri Malang. Hasil validasi soal
disajikan pada Tabel 5 berikut ini.
Tabel 5. Hasil Validasi Soal Tes Oleh Ahli
Nilai
No. Kriteria Penilaian
1 2 3 4
1. Butir soal sesuai dengan kisi-kisi tes berpikir spasial √
2. Kesesuaian dengan tipe soal dalampenelitian √
3. Kesesuaian dengan pengukuranketerampilan berpikir spasial √
4. Kesesuaian dengan pengukuranketerampilan siswa SMA √
5. Kesesuaian alokasi waktu dengan bebansoal √
6. Ejaan dan struktur kalimat √
7. Gambar pada soal jelas √

Hasil validasi menunjukkan bahwa Tahap 3. Pengembangan, Pengujian


soal yang telah disusun masih kurang baik. Lapangan, Evaluasi, dan Pemilihan Item
Dari expert’s judgementtersebut diperoleh dan Prosedur Penilaian
nilai rata-rata validasi sebesar 2,25. Pada tahap 3 ini, dilakukan
Artinya,soal tes yang dibuat masih harus perbaikan/penyempurnaan berdasarkan
mengalami perbaikan, baik dalam hal temuan yang dihasilkan pada tahap 2.
kesesuaian dengan kisi-kisi, ejaan dan Perbaikan/penyempurnaan disesuaikan
struktur kalimat, maupundengan gambar dengan saran ahli (expert’sjudgement).
pada soal. Perbaikan soal yang dilakukan adalah
sebagai berikut.

Peta 1 Peta 2
Sumber: simtaru.klatenkab.go.id

Gambar peta yang ada pada soal yang dimaksud. Dengan adanya legenda
sebelumnya dinilai oleh ahli masih kurang pada peta, siswa mendapatkan keterangan
baik. Sebagai konsekuensinya,dilakukanlah yang lebih lengkap tentang gambar peta.
penambahan keterangan/legenda pada peta

Tabel 6. Perbaikan Butir Soal Tes Berpikir Spasial berdasarkan Peta


No Komponen
Soal Berpikir Spasial Soal
1 Jelaskan hubungan antara ketinggian tempat dan tingkat rawan longsor berdasakan
Comparison kedua peta di atas?

2 Mengapa Kecamatan Kemalang memiliki tingkat rawan longsor yang bervariasi?


Aura
3 Jika akan dibuat peta topografi baru yang hanya terdiri dari dua kelompok, yaitu Kurang
dari 200 mdpl dan Lebih dari 200 mdpl. Kecamatan mana saja yang masuk kategori
Region
Kurang dari 200 mdpl dan Lebih dari 200 mdpl?

4 Berdasarkan tingkat rawan longsor, sebutkan kecamatan yang meliputi wilayah paling
Hierarchy
rawan, sedang dan aman!
5 Perhatikan garis yang menghubungkan A-B pada Gambar Peta 2! Gambarkan garis A-B
Transition tersebut dalam bentuk profil yang menunjukkan ketinggian tempat!

6 Mengapa Kecamatan Kemalang dan Kecamatan Bayat sama-sama digolongkan kedalam


Analogy daerah rawan longsor, padahal kedua kecamatan tersebut jaraknya berjauhan?
Jalan Jogja-Solo (jalan negara) dan Jalur Rel Kereta Api pada kedua peta tersebut
7 digambarkan secara memanjang (Linear), Kenapa jalan negara dan Jalur Rel Kereta Api
Pattern
dibangun pada daerah tersebur?

8 Bagaimana dampak yang ditimbulkan apabila terjadi longsor pada Kecamatan Bayat, dan
Assosiation arah longsornya menuju Rawa Jombor?

berarti bahwa soal tersebut


No Butir Soal Cronbach’s Tingkat
Hubungan
reliabel.Sedangkan nilai validitas soal dalam
Alpha if
Item penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 8.
Deleted berikut ini.
1 Soal nomor 1 0,735 Valid
2 Soal nomor 2 0,722 Valid Tabel 8. Validitas Butir Soal Tes
3 Soal nomor 3 0,692 Valid KeterampilanBerpikir Spasial
4 Soal nomor 4 0,669 Valid
5 Soal nomor 5 0,703 Valid
6 Soal nomor 6 0,740 Valid
7 Soal nomor 7 0,703 Valid Nilai uji validitas dengan program
8 Soal nomor 8 0,733 Valid SPSS 24 menunjukkan bahwa semua soal
valid. Hal ini dapat dilihat dari nilai
Perbaikan soal nomor 4 disesuaikan Cronbach’s Alpha if Item Deleted yang
dengan kisi-kisi soal. Soal nomor 4 yang menunjukkan angka 0,60-0,799 yang
pada awalnya hanya sekedar meminta berdasarkan kriteria validitas Sugiyono
siswauntuk mengurutkan tempat dari yang (2016) termasuk kategori soal yang valid.
paling tinggi sampai dengan tempat yang
paling rendah diganti dengan mengurutkan Tahap 4. Evaluasi Uji untuk Penggunaan
kecamatan yang paling rawan sampai Operasional
dengan kecamatan yang paling aman dari Tahap terakhir dari penelitan
bahaya longsor. pengembangan STMT adalah evaluasi.
Perbaikan soal nomor 7juga Evaluasi ini digunakan agar soal yang telah
disebabkan oleh tidak sesuainya soal dengan dibuat dan dinyatakan valid dan reliabel
kisi-kisinya.Pada awalnya, soal nomor 7 dapat digunakan untuk mengukur
dinilaiterlalu sulit bagi siswasehingga diganti keterampilan berpikir spasial siswa SMA.
dengan soal analisis yang memungkinkan Evaluasi dilakukan melalui pengujian
siswa dapat menjawabnyaberdasarkan data terhadap sampel yang lebih besar. Pengujian
yang ada pada peta. Perbaikan dalam hal yang lebih besar dilakukan pada Kelas X IPS
pemilihan kataterjadi pada soal nomor 5. 2 dan X IPS 3 SMA Negeri 1 Cawas Tahun
Kata“grafik” yang digunakan sebelumnya Pelajaran 2017/2018 yang masing-masing
diganti dengan kata “profil”. Penggunaan kata kelas berjumlah 35 siswa dan 36 siswa.
“profil” dalam ketinggian tempat lebih tepat Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan
dibandingkan dengan kata “grafik”. nilai homogenitas dan normalitas.
Pada tahap tiga ini dilakukan uji Uji normalitas menggunakan Uji
reliabilitas dan validitas soal. Uji vailiditas dan Kolmogrov-Smirnov dengan menggunakan
reliabilitas dilakukan setelah soal selesai taraf signifikansi 5%. Hasil dari uji normalitas
diperbaiki. Hasil dari reliabilitas soal adalah disajikan pada Tabel 9 berikut ini.
sebagai berikut.
Tabel 9. Hasil Uji Normalitas
Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas
Jenis Uji Nilai Jumlah Keputusan Kelas Nilai Kriteria Keputusan
yang Soal Uji Sig. Uji H0
Digunakan Reliabilitas Kelas X IPS 3 0,212 > 0,05 Diterima
Cronbach’s 0,741 8 Reliabel Kelas X IPS 2 0,200 > 0,05 Diterima
Alpha
Tabel 9 menujukkan semua variansi
Uji validitas dan reliabilitas instrumen dari kedua variabel memiliki nilai signifikansi
menggunakan SPSS 24.0 for windows. Hasil (Sig.) > 0,05. Keputusan yang diambil H0
uji reliabilitas menunjukkan Cronbach’s diterima. Hal tersebut dapat diartikan bahwa
Alpha0,741. Hasil ini apabila dimasukkan nilai dari siswa yang diukur dengan STMT
dalam kriteria menurut Purwanto (2005) terdistribusi normal.
masuk dalam Klasifikasi 0,600-0,799 yang
Uji selanjutnya adalah uji
homogenitas menggunakanLeven’s dengan
taraf signifikansi 5%. Hasil uji homogenitas
disajikan pada Tabel 10 berikut ini.

Tabel 10. Hasil Uji Homogenitas


Kelas Nilai Kriteria Keputusan Uji H0
Sig.
X IPS 3 0,269 Sig. > 0,05 Diterima, Homogen
X IPS 2 0,112 Sig. > 0,05 Diterima, Homogen

Hasil uji Levene’s pada Tabel 4.8


menunjukkan bahwa data hasil tes
keterampilan berpikir spasial pada
variabel model pembelajaran maupun
pada variabel gaya belajar memiliki nilai
signifikansi >0,05. Sebagai
konsekuensinya ialah H0 diterima. Hal itu
dapat disimpulkan bahwa populasinya
homogen.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Dari pembahasan yang telah
disampaikan dapat disimpulkan bahwa soal-
soal tes keterampilan berpikir spasial STMT
yang disusun adalah valid dan reliabel. Soal
ini layak digunakan untuk menguji
keterampilan berpikir spasial siswa pada
satuan pendidikan SMA atau yang sederajat.
Hal ini diperkuat dengan uji normalitas dan
homogenitas yang menunjukkan bahwa data
hasil dari STMT terdistribusi secara normal
dan memiliki jenis data yang homogen.

Saran
STMT dapat digunakan untuk
mengukur keterampilan berpikir spasial siswa
kelas X SMA atau yang sederajat.
Penggunaan STMT untuk siswa pada
jenjang yang lebih rendah (SD atau SMP)
tidak dianjurkan; sedangkan untuk siswa
kelas XI dan XII SMA, soal ini harus
disesuaikan.
Metoyer, S.K., Bednarz, S.W., and Bednarz,
R.S. 2015. Spatial Thinking in
Education: Concepts, Development,
and Assessment in Solari, Demirci, &
van der Schee. Geospatial
Technologies and Geography
Education in a Changing World. Tokyo:
Springer.
Monmonier, M. 1996. How to Lie With
Maps2ndEds. Chicago: University of
Chicago Press.
National Research Council. 2006. Learning to
Think Spatially: GIS as a Support
System in K–12 Education.
Washington, D.C.: National Academies
Press.
Purwanto, E. 2005. Evaluasi Proses dan
PUSTAKA ACUAN Hasil dalam Pembelajaran. Malang: UM
Press.
Sugiono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan
Buku Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
Holt-Jensen, A. 2009. Geography History and R&D. Bandung: Alfabeta.
Concepts: A Student’s Guide 4th Eds. Thrift, N. 2009. Space: The Fundamental
London: SAGE. Stuff of geography in Key Concept in
Gersmehl, P. 2014. Teaching Geography 3rd Geography.
Eds. New York: The Guilford Press. Clifford, N.J., Holloway, S.L., Rice, S.P, &
Valentine, G. London: SAGE.
Jurnal/prosiding/disertasi/thesis/skripsi Journal of Geoscience EducationVol.53
Adams, W.K., and Wieman, C.E. 2010. No.2.hal184-197.
Development and Validation of Kerski, J.J. 2003. The Implementation and
Instruments to Measure Learning of Effectiveness of Geographic
Expert-Like Thinking. International Information Systems Technology and
Journal of Science Education. Hal.1-24. Methods in Secondary Education,
Bednarz, S. W., Heffron, S., and Huynh, N. T. Journal of GeographyVol. 102.hal 128-
2013. A Road Map for 21st Century 137.
Geography Education: Geography Lee, J., and R. Bednarz. 2011. Components
Education Research. Research of Spatial Thinking: Evidence from
document. Geography Education aSpatial Thinking Ability Test. Journal
Research Committee of the Road Map of GeographyVol.111 No. 1.hal 15-26.
for 21st Century Geography Education Mayes, C., Meyer, D., and Bumpas, E. 2016.
Project. National Geographic Society. Exploring Career Options: Architecture,
Carswell, R. J. B. 1971. The Role of The User Landscape Architecture, And Exhibit
in The Map Communication Process: Design. ImanginVol.2 No. 4.hal 1-5.
Children’s Abilities In Topographic Map Oktavianto, D.A. 2017. Pengaruh Project-
Reading. Cartographica: The Based Learning dan Gaya Belajar
International Journal forGeographic Terhadap Keterampilan Berpikir Spasial
Information and Geovisualization Vol. 8 Siswa SMA. Tesis. Tidak diterbitkan.
No. 2.hal 40–45. Malang: Fakultas Pascasarjana
Gilmartin, P. P., and J. C. Patton. 1984. Universitas Negeri Malang.
Comparing The Sexes on Spatial
Abilities: Map-Use Skills, Annals of
theAssociation of American Lain-lain
Geographers Vol. 74 No. 4.hal 605– Assosiation of American Geographers. 2008.
619. Introducing Spatial Thinking Skills
Ishikawa, T., and Kastens, K.A. 2005. Why Across The Curriculum (online).
some students have trouble with maps http://www.aag.org/galleries/tgmg-
and other spatial representations.
files/spatial_thinking_history_lesson.pdf
. (Diunduh tanggal 25 Februari 2017).
Berendt, B., Rauh, R., and Barkowsky, T.
1998.Spatial Thinking with Geographic
Maps: An Empirical Study.
http://cindy.informatik.uni-
remen.de/cosy/staff/barkowsky/publicati
ons/Berendt_et_al_98b.pdf(Diunduh
tanggal 5 Juni 2017).
Badan Informasi Geospasial. 2015. Peta
Representasi Spatial Thinking dari
Sudut Pandang Implementasi Informasi
Geospasial.http://www.bakosurtanal.go.
id/berita-surta/show/peta-representasi-
spatial-thinking-dari-sudut-pandang-
implementasi-informasi-
geospasial(Diunduh tanggal 25
Februari 2017).
Kastens, K.A. 2001. Why Some Students
Have Trouble With Maps & Spatial
Representations: An On-Line Tutorial
For Geoscience Faculty. Proposal to
the NSFAwards to Facilitate
Geoscience Education Program.
(online)
https://www.nsf.gov/awardsearch/show
Award?AWD_ID=0122001(Diunduh
tanggal 14 Juli 2017).
Hadi, B. S. 2012. Remote Sensing
Implementation in Learning To Develop
Students' Spatial Thinking Skills.
Disampaikan dalam International
Seminar Utilization Of Geospatial
Information to Raise Environmental
Awareness In Realizing The Nations
Character, Dalam Rangka IGI’S Annual
Scientific Meeting X. UNS Surakarta. 3-
4 November 2012: tidak diterbitkan.
Sistem Tata Ruang Kabupaten Klaten. 2017.
http://www.simtaru.klatenkab.go.id.
(Diunduh tanggal 10 Februari 2017).
(tidak ada diuraian)

Anda mungkin juga menyukai