Anda di halaman 1dari 9

Unsur unsur interpretasi citra

O 00

GEOGRAFI KELAS X SEMESTER I


Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial Kelas X untuk SMA/MA
Kompetensi Dasar :
Memahami Dasar-dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis

Memahami Dasar-Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis

Oleh : Untuk SMA Kelas X || Muhammad Kholiq Yunanto PPG Geografi UNY 2017
Muhammad kholiq Yunanto, S.Pd
Lampiran Bahan Ajar Materi

BAB Unsur unsur interpretasi


2 citra

KOMPETENSI DASAR

 Memahami dasar-dasar pemetaan, Pengindraan Jauh, dan Sistem


Informasi Geografis

TUJUAN PEMBELAJARAN

 Menjelaskan pengertian interpretasi citra penginderaan jauh


 Mengidentifikasi unsur-unsur interpretasi citra penginderaan
jauh
 Menerapkan langkah-langkah interpretasi citra penginderaan
jauh

Memahami Dasar-Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis

Untuk SMA Kelas X || Muhammad Kholiq Yunanto PPG Geografi UNY 2017
Untuk mempermudah belajarmu, lihatlah
peta konsep berikut ini!

Pengertian Deteksi
Interpretasi Citra

Langkah Interpretasi Identifikasi

Interpretasi

Rona dan Warna


Interpretasi Citra
Ukuran

Tekstur

Bentuk
Unsur Interpretasi
Pola

Bayangan

Situs

Asosiasi

Memahami Dasar-Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis

Untuk SMA Kelas X || Muhammad Kholiq Yunanto PPG Geografi UNY 2017
BAHAN AJAR
Interpretasi citra
Perekaman interaksi antara tenaga dan objek oleh sensor menghasilkan data dan citra. Data ini
diolah dan dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang objek tersebut. Proses analisis data ini
disebut interpretasi citra. Dalam melakukan interpretasi citra dibutuhkan pengetahuan yang baik,
terutama mengenai objek dan daerah geografi.
Interpretasi citra merupakan kegiatan mengkaji foto udara atau citra dengan maksud untuk
mengidentifikasi dan menilai arti penting sebuah objek. Jadi, dalam interpretasi citra, penafsir
mengkaji citra dan berupaya mengenali objek melalui tahapan kegiatan sebagai berikut:
1. Pengenalan objek melalui proses deteksi, yaitu pengamatan atas adanya suatu objek, berarti
penentuan ada atau tidaknya sesuatu pada citra atau upaya untuk mengetahui benda dan gejala
di sekitar kita dengan menggunakan alat pengindera (sensor). Untuk mendeteksi benda dan
gejala di sekitar kita, penginderaannya tidak dilakukan secara langsung atas benda, tetapi
dengan mengkaji hasil rekaman dari foto udara atau satelit.
2. Identifikasi
Ada tiga ciri utama benda yang tergambar pada citra berdasarkan ciri yang terekam
oleh sensor, yaitu sebagai berikut:
1) Spektoral
Ciri spektoral adalah ciri yang dihasilkan oleh interaksi antara tenaga elektomagnetik dan
benda yang dinyatakan dengan rona dan warna
2) Spasial
Ciri spasial adalah ciri yang terkait dengan ruang yang meliputi bentuk, ukuran, bayangan,
pola, tekstur, situs dan asosiasi
3) Temporal
Ciri temporal adalah ciri yang terkait dengan umur benda atau saat perekaman.
3. Penilaian atas fungsi objek dan kaitan antarobjek dengan cara menginterpretasi dan
menganalisis citra yang hasilnya berupa klasifikasi yang menuju kearah teorisasi dan akhirnya
dapat ditarik kesimpulan penilaian tersebut. Pada tahapan ini, interpretasi dilakukan oleh
seorang yang sangat ahli pada bidang tersebut karena hasilnya sangat bergantung pada
kemampuan penafsir citra.

Memahami Dasar-Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis

Untuk SMA Kelas X || Muhammad Kholiq Yunanto PPG Geografi UNY 2017
Terdapat beberapa unsur dalam citra yang secara umum dapat diinterpretasi. Adapun unsur-unsur
interpretasi citra sebagai berikut:
1. Rona dan Warna
Rona ini merupakan unsur dasar dalam interpretasi citra. Rona merupakan tingkat
kecerahan suatu objek dengan tingkatan mulai dari hitam hingga putih atau sebaliknya.

Contohnya adalah rona dan warna antara bangunan, tanah kosong dan tanaman/pohon.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi rona antara lain karakteristik obyek itu
sendiri, cuaca saat perekaman, posisi obyek serta waktu perekaman dan warna obyek di
lapangan.
2. Bentuk
Bentuk merupakan ciri objek yang dapat dengan jelas telihat sehingga mudah untuk
mengenali objek berdasarkan bentuk objek, misalnya adalah lapangan sepak bola yang
terlihat berbentuk elips atau rumah yang rata-rata memiliki bentuk persegi panjang.
Berkaitan dengan bentuk, terdapat dua istilah bentuk yaitu bentuk umum atau luar (shape)
dan bentuk rinci (form).

Memahami Dasar-Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis

Untuk SMA Kelas X || Muhammad Kholiq Yunanto PPG Geografi UNY 2017
Bentuk umum merupakan bentuk obyek secara umum, sehingga untuk menafsirkan obyek
yang ada pada citra hanya dengan melihat ciri khas yang ada pada obyek secara umum pula.
Misalnya adalah gunung berapi memiliki bentuk kerucut.
Sedangkan bentuk rinci adalah bentuk yang lebih memperinci bentuk umum. Contohnya
adalah gunung api dengan tipe strato yang tidak mutlak berbentuk kerucut, tetapi masih
ada bentuk lain seperti adanya aliran sungai di lereng gunung serta adanya pataham
sehingga membentuk igir kecil, lembah serta jurang.
3. Ukuran
Ukuran ini berkaitan dengan skala citra, bisa berupa luas, panjang, tinggi atau volume.
Ukuran juga merupakan faktor pengenal objek yang dapat digunakan untuk membedakan
obyek yang sejenis yang ada pada citra. Misalnya ukuran lapangan sepak bola memiliki
ukuran yang lebih luas dibandingkan dengan lapangan tenis.

4. Tekstur
Tekstur dalam interpretasi citra dinyatakan berdasarkan tingkatan kasar atau halus atau
sedang suatu obyek. Tekstur merupakan pengulangan rona pada suatu kelompok obyek.
Misalnya perairan memiliki tekstur yang halus sedangkan pepohonan memiliki tekstur
yang kasar.
Memahami Dasar-Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis

Untuk SMA Kelas X || Muhammad Kholiq Yunanto PPG Geografi UNY 2017
Contoh lainnya adalah tanaman padi memiliki tektur yang halus dan lahan yang tengah
ditanami tebu memiliki tekstur yang sedang
5. Pola
Pola merupakan tingkat kecenderungan bentuk suatu objek dan bisa menjadi pertanda akan
adanya objek lain baik itu hasil dari bentukan manusia (buatan) ataupun alami. Contoh,
kita kenal dengan beberapa pola aliran sungai, salah satunya adalah pola aliran sungai
trellis, ini bisa menunjukkan bahwa di lokasi tersebut terdapat lipatan.

Contoh lainnya adalah pola pemukiman yang berkelompok yang mengindikasikan adanya
mata air atau pola pemukiman menyebar yang ada di daerah karst atau pola pemukiman
memanjang yang ada di di dekat jalan atau pantai.

Memahami Dasar-Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis

Untuk SMA Kelas X || Muhammad Kholiq Yunanto PPG Geografi UNY 2017
6. Bayangan
Bayangan memiliki sifat menyembunyikan kedetailan suatu objek yang berada di area yang
gelap. Namun begitu, bayangan ini juga merupakan kunci penting dalam pengenalan obyek.
Misalnya adalah lereng yang terjal akan terlihat lebih jelas dengan adanya bayangan.

7. Situs
Situs ini mewrupakan posisi suatu obyek terhadap obyek yang lain yang ada di sekitarnya.
Misalnya adalah pemukiman yang memiliki pola linier dengan mengikuti panjang jalan
atau pantai dan sekolah yang berada di dekat lapangan sepak bola.

8. Asosiasi
Asosiasi merupakan keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek yang lainnya.
Contoh dari asosiasi ini adalah keberadaan stasiun kereta api yang berasosiasi dengan rel
kereta api.
Memahami Dasar-Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis

Untuk SMA Kelas X || Muhammad Kholiq Yunanto PPG Geografi UNY 2017
Memahami Dasar-Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis

Untuk SMA Kelas X || Muhammad Kholiq Yunanto PPG Geografi UNY 2017

Anda mungkin juga menyukai