(Amhar)
Fahmi Amhar
Pusat Penelitian, Promosi dan Kerjasama - Badan Informasi Geospasial (BIG)
Pusat Studi Keamanan Maritim, Universitas Pertahanan
Jl. Raya Jakarta Bogor Km. 46, Bogor, 16911, Indonesia
E-mail: fahmi.amhar@big.go.id
ABSTRAK
Prodi Pascasarjana Keamanan Maritim, Fakultas Keamanan Nasional Universitas Pertahanan sejak awal
berdirinya menjadikan Geospasial Maritim sebagai mata kuliah wajib. Dalam mata kuliah ini diperkenalkan
teknik-teknik survei dan pemetaan, aplikasi informasi geospasial hingga intelejen geospasial yang terkait
dengan isu-isu pertahanan dan keamanan. Makalah ini ingin menunjukkan kandungan mata kuliah
Geospasial Maritim dan respon mahasiswa yang berasal dari berbagai kalangan, sipil maupun militer.
Respon mahasiswa terukur dari antusiasme selama kuliah, score dalam ujian, dan topik-topik tesis terkait
geospasial maritim yang dipilih mahasiswa.
Kata kunci: geospasial maritim, universitas pertahanan, keamanan maritim
ABSTRACT
Graduate School of Maritime Security, Faculty of National Security of Indonesian Defense University
since its inception makes Maritime Geospatial as a compulsory subject. The course will introduce the
techniques of surveying and mapping, geospatial information applications, to the geospatial intelligence
related to issues of defense and security. This paper wants to show the content of the courses and the
response of students who come from various backgrounds, civilian or military. The response will be
measured by their enthusiasm during lecture, score in the exam and thesis topics related to maritime
geospatial elected.
PENDAHULUAN
Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan) atau Indonesia Defense University (IDU)
ditetapkan melalui Surat Mendiknas Nomor 29/MPN/OT/2009 tanggal 6 Maret 2009 tentang
Pendirian Unhan dan diresmikan oleh Presiden SBY pada 11 Maret 2009 di Istana Negara.
Unhan merupakan lembaga pendidikan tinggi yang mengkhususkan diri pada studi pertahanan
setingkat S 2. Unhan adalah lembaga pendidikan tinggi terbuka karena memberi kesempatan
bagi para perwira TNI dan sipil untuk belajar dan memperdalam Ilmu Pertahanan dari sudut
pandang militer, politik, ekonomi, sosial dan budaya (Universitas Pertahanan, 2016).
Sejarah Unhan berawal dari salah satu program kursus di Sekolah Komando Angkatan
Darat (Seskoad). Tahun 2006, Jenderal Djoko Santoso, yang saat masih menjabat Kepala Staf
Angkatan Darat (KSAD) menugaskan Komandan Seskoad Mayjen TNI Syarifudin Tippe untuk
membuat Kursus Strategi Perang Semesta di Seskoad. Kursus inilah yang menjadi cikal bakal
ide untuk mendirikan perguruan tinggi yang mempelajari ilmu pertahanan (Supriyatno, 2014)..
Gagasan ini juga dimiliki oleh Presiden SBY selagi beliau masih aktif di militer, sehingga
pendirian Unhan disambut dengan baik dan didukung oleh Presiden SBY. Menteri Pertahanan
dalam Kabinet Indonesia Bersatu I, Profesor Juwono Sudarsono termasuk salah tokoh yang
ikut membidani lahirnya Unhan.
Unhan dicita-citakan menjadi unversitas kelas dunia. Beberapa universitas luar negeri
seperti Cranfield University, National Defense University Amerika Serikat (National Defense
University, 2016), Rajaratnam School of International Studies Singapura (Institute of Defence
and Strategic Studies, 2016) dan Bundeswehr Universitt Jerman (Universitt der Bundeswehr
Mnchen, 2016) juga turut mendukung pendirian dan berjalannya proses belajar mengajar di
Unhan. Kerjasama diberikan dalam bentuk pengiriman tenaga pengajar, kurikulum, beasiswa
35
Seminar Nasional Peran Geospasial dalam Membingkai NKRI 2016: 35-41
dan studi banding. Universitas di dalam negeri seperti UI dan ITB juga aktif mendukung Unhan
dengan mengirim sejumlah guru besarnya untuk membantu membangun dan menjalankan proses
belajar mengajar di Unhan.
Unhan saat ini memiliki 2 Fakultas dan 9 program studi S-2.
Pada Fakultas Strategi Pertahanan terdapat Prodi Magister Strategi Perang Semesta (Total
War Strategy), Prodi Magister Damai dan Resolusi Konflik (Peace and Conflict Resolution), Prodi
Magister Peperangan Asimetrik (Asymmetric Warfare) dan Prodi Magister Diplomasi Pertahanan
(Defence Diplomacy).
Pada Fakultas Manajemen Pertahanan terdapat Prodi Magister Manajemen Pertahanan
(Defense Management), Prodi Magister Ekonomi Pertahanan (Economic Defense), Prodi Magister
Manajemen Bencana untuk Keamanan Nasional (Disaster Management for National Security), Prodi
Magister Ketahanan Energi untuk Keamanan Nasional (Energy Security for National Security) dan
Prodi Magister Keamanan Maritim (Maritime Security). Kedepan nanti, prodi Magister Keamanan
Maritim akan bergabung dengan Fakultas Manajemen Keamanan Nasional yang akan berdiri.
Prodi Magister Keamanan Maritim dibentuk untuk membekali mahasiswa dengan materi dan
isu-isu terkait keamanan di laut sehingga mampu menjadi pengambil kebijakan keamanan di laut
(Keliat, 2009). Pada prodi ini terdapat 18 mata kuliah dengan beban total 48 SKS disajikan pada
Tabel 1.
Meski teori diberikan dalam 3 semester, namun pelaksanaannya hanya 1 tahun (12 bulan).
Dalam 12 bulan itu mahasiswa dapat tinggal di asrama. Ketika tinggal penyelesaian tesis, mereka
sudah harus tinggal di luar asrama. Biaya pendidikan di Unhan sepenuhnya ditanggung negara.
Oleh Unhan, penulis diminta membantu membuatkan kurikulum mata kuliah Geospasial
Maritim bahkan kemudian mengampu perkuliahannya. Tentu saja, kurikulum tersebut didesain
36
Kajian Geospasial Maritim di Universitas Pertahanan ................................................................................................................ (Amhar)
khusus untuk keperluan prodi Keamanan Maritim, terkait dengan mata kuliah yang lain, dan
sekaligus memperhatikan latar belakang mahasiswa yang sangat beragam (Burns & Brooks 1970).
Sekitar separuh dari mahasiswa prodi Keamanan Maritim berasal dari TNI/POLRI ataupun institusi
sipil yang terkait dengannya, semacam BASARNAS dan Badan Keamanan Laut (BAKAMLA), dan
separuh lagi dari perorangan tanpa afiliasi institusi. Latar belakang pendidikan S-1 mereka juga
bermacam-macam, ada yang dari Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan, namun ada juga yang dari
FISIPOL, Fakultas Hukum bahkan dari Fakultas Ekonomi. Kurikulum Geospasial Maritim terdiri dari
14 pertemuan (tatap muka) disajikan pada Tabel 2.
Mata kuliah ini diberikan dengan kombinasi ceramah, demonstrasi, diskusi, dan tugas-tugas
mandiri baik perorangan maupun kelompok.
Di Unhan, mata kuliah Geospasial Maritim termasuk baru, dan mungkin bahkan hanya satu-
satunya mata kuliah geospasial di seluruh prodi yang ada di Unhan. Bagi sebagian besar
mahasiswa, mata kuliah ini juga baru. Oleh karena itu adalah menarik untuk melihat sejauh mana
respon mahasiswa terhadapnya. Inilah rumusan masalah dalam makalah ini.
METODE
Setelah kurikulum atau silabus diterapkan beberapa masa, perlu dilakukan evaluasi atas
efektivitas kurikulum atau silabus tersebut dalam mencapai tujuan studi (Skager & Dave, 1977).
Pengukuran sejauh mana respon mahasiswa terhadap mata kuliah Geospasial Maritim dilakukan
secara kualitatif (Raco, 2010) dengan melihat pada 3 aspek, yaitu partisipasi aktif selama kuliah,
score dalam tugas dan ujian, dan topik-topik tesis terkait geospasial maritim yang dipilih
mahasiswa. Pengukuran dilakukan dari tahun 2013 hingga 2014, atau selama 3 angkatan. Untuk
partisipasi aktif, yang diukur adalah jumlah pertanyaan, jenis pertanyaan dan jumlah mahasiswa
yang bertanya dibandingkan dengan jumlah mahasiswa yang hadir. Karena presensi di Unhan
37
Seminar Nasional Peran Geospasial dalam Membingkai NKRI 2016: 35-41
cukup ketat, maka jumlah mahasiswa yang hadir di perkuliahan pada umumnya sama dengan
jumlah yang terdaftar sebagai mahasiswa. Untuk score, yang dihitung adalah score rata-rata yang
diperoleh. Sedang untuk tesis, digunakan judul-judul tesis baik yang telah selesai maupun yang
sedang dalam pengerjaan.
38
Kajian Geospasial Maritim di Universitas Pertahanan ................................................................................................................ (Amhar)
Dalam hal ini baru ada 4 judul tesis yang sekarang masih berjalan, 1 dari angkatan 2014 dan
3 dari angkatan 2015, yang diserahkan khusus di bawah bimbingan penulis karena dianggap
terkait erat dengan Geospasial Maritim. Judul-judul tesis tersebut disajikan pada Tabel 4.
39
Seminar Nasional Peran Geospasial dalam Membingkai NKRI 2016: 35-41
Mahasiswa yang memilih judul tesis tersebut pada umumnya memiliki latar belakang
pendidikan S1 atau pengalaman kerja yang terkait. Sebagai contoh, judul nomor 1 dikerjakan
mahasiswa dengan latar belakang aktivis LSM yang melakukan pendampingan masyarakat
nelayan. Judul nomor 2 dikerjakan oleh mahasiswa yang pada saat studi S1 di Ilmu kelautan
sudah berkenalan dengan topik shadow zone dan ingin mendalami aplikasinya untuk pertahanan.
Judul nomor 3 dikerjakan oleh mahasiswa dengan latar belakang pendidikan hukum, namun
sangat tertarik untuk hal yang sifatnya teknis. Sedang judul nomor 4 dikerjakan oleh mahasiswa
yang berprofesi sebagai konsultan tata ruang. Namun penelitian untuk seluruh tesis ini masih
berjalan, dan diharapkan dalam waktu dekat akan memberikan sumbangsih baik pada ilmu
geospasial maritim maupun pada ilmu pertahanan, khususnya keamanan maritim.
KESIMPULAN
Respon mahasiswa prodi Magister Keamanan Maritim Universitas Pertahanan terhadap mata
kuliah Geospasial Maritim dapat diukur dari antusiasme mereka selama kuliah, score dalam ujian
dan topik. Antusiasme selama kuliah masih terhitung sedang, dan yang tertinggi baru tertuju ke 3
materi dari 14 materi yang ada dalam silabus, yaitu seputar perbatasan, ketersediaan data, dan
intelijen. Tingkat antusiasme dalam diskusi dan mengerjakan tugas, dan score dalam ujian,
tampak berhubungan dengan latarbelakang pendidikan dan pekerjaan mahasiswa. Adapun tesis
yang berhubungan erat dengan geospasial maritim, sejauh ini baru 4 judul (atau sekitar 6%), dan
penelitian untuk tesis itu semua masih berjalan.
Untuk akurasi penelitian ini ke depan, disarankan dilakukan pendekatan kuantitatif dan
pendekatan antusiasme dengan tindakan kelas yang berbeda, semisal memberikan pre-test dan
post-test pada beberapa pemberian materi tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Bradford, J.F. (2005): The Growing Prospects for Maritime Security Cooperation in Southeast Asia. Naval
War College Review, Summer 2005, Vol. 58, No. 3
Burns, R.W. & G.D. Brooks (1970): Curriculum Design in a Changing Society. Educational Technology
Publication Inc. New Jersey.
Institute of Defence and Strategic Studies (2016). http://www.rsis.edu.sg/research/idss/ - diakses 3-10-2016
Keliat , M (2009): Keamanan Maritim dan Implikasi Kebijakannya Bagi Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Volume 13, Nomor 1, Juli 2009.
National Defense University (2016). http://www.ndu.edu/ - diakses 3 Oktober 2016
40
Kajian Geospasial Maritim di Universitas Pertahanan ................................................................................................................ (Amhar)
Raco, J. R. (2010): Metode Kualitatif (Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya), PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia, Jakarta, 2010
Skager, R. & R.H. Dave (1977): Curriculum Evaluation for Lifelong Education. Unesco Institute for Education.
Supriyatno, M. (2014): Tentang Ilmu Pertahanan. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Universitas Pertahanan (2016). http://www.idu.ac.id/tentang-unhan/sejarah - diakses 3-10-2016
Universitt der Bundeswehr Mnchen (2016). https://www.unibw.de/praes/universitaet - diakses 3-10-2016
Vanparia, P. & Y. R. Ghodasara (2012): Review Paper on to Study and Enhance Coastal Security System
Using GIS/GPS Tool. International Journal of Computer Applications & Information Technology Vol. I,
Issue II, September 2012 (ISSN: 2278-7720)
Vervloet, J.A.J, J-H, Nijman, A. J. Somsen (2005): Planning for the future; towards a sustainable design and
land use of an ancient flooded military defence line. Landscape and Urban Planning, Volume 70, Issues
12, 15 January 2005, Pages 153163
Ziqiang Ou & Jianjun Zhu (2008): AIS Database Powered by GIS Technology for Maritime Safety and
Security Journal of Navigation, Volume 61, Issue 4, October 2008, pp. 655-665.
41
Seminar Nasional Peran Geospasial dalam Membingkai NKRI 2016: 35-41
42