Anda di halaman 1dari 10

Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-20

Universitas Hasanuddin, Makassar, 4 – 5 November 2017

KARAKTERISTIK SPASIAL LOKASI MINIMARKET DI KOTA MAKASSAR :


ALFA MART-ALFAMIDI DAN INDOMARET

Syafruddin Rauf
Jurusan Teknik Sipil Unhas
Jalan Poros Malino Km 6
Bontomarannu Gowa, Sulsel.
Email : syafrauf@yahoo.co.id

Abstract
Geographic Information Systems (GIS) is currently used in some planning applications and
utilizing information technology, enabling the handling of spatial and non-spatial data to
construct thematic maps depicting various information related to economic activities.
Current research examines spatial characteristics of minimarket locations (Alfamart + Alfa
Midi and Indomaret) in Makassar City. In this research, evaluation of location data is done
by spatial analysis method and buffer method and spatial pattern analysis of minimarket
location with appropriate SDE is done on QGIS Information Geographic Information
system and a number of other criteria are used to evaluate minimarket location in Makassar
City

Keywords: Minimarket, Makassar City, Buffer, Alfamart, Indomaret.

Abstrak
Sistem Informasi Geografis (SIG) digunakan saat ini pada beberapa aplikasi perencanaan
dan memanfaatkan teknologi informasi, sistem ini memungkinkan penanganan data spasial
dan non-spasial untuk membangun peta tematik yang menggambarkan berbagai informasi
yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi. Penelitian saat ini meneliti karakteristik spasial
lokasi minimarket (Alfamart+Alfa Midi dan Indomaret) di Kota Makassar. Dalam
penelitian ini, evaluasi data mengenai lokasi dilakukan dengan metode analisis spasial dan
dengan metode buffer serta analisis pola spasial lokasi minimarket dengan SDE yang
sesuai dilakukan pada sistem informasi Geografis Informasi QGIS dan sejumlah kriteria
lainnya digunakan untuk mengevaluasi lokas minimarket di Kota Makassar

Kata Kunci: Minimarket, Kota Makassar, Buffer, Alfamart, Indomaret

PENDAHULUAN
Peningkatan populasi di kota kota besar, menyebabkan permintaan akan akses terhadap
sandang dan pangan yang lebih mudah dan cepat, menciptakan peningkatan pertumbuhan
bisnis ekonomi. Perkembangan pasar modern untuk melayani masyarakat yang
mobilitasnya makin tinggi yang memerlukan berbagai macam keperluan sehari-hari dengan
tingkat pelayanan yang memuaskan .Minimarket adalah perusahaan retail yang bergerak di
bidang penjualan produk-produk yang digunakan oleh para konsumen dalam kehidupan
sehari-hari. Banyaknya kebutuhan primer dan sekunder yang harus dipenuhi oleh para
konsumen menyebabkan konsumen tersebut menginginkan proses pembelian barang yang
secara mudah dan langsung. Harga, lokasi dan hadiah yang ditawarkan oleh produk
termasuk faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat para konsumen. Faktor lokasi

134
Syafruddin Rauf

berperan dalam meningkatkan omset penjualan, apakah berlokasi di jalan arteri ataupun di
jalan komplek perumahan. Factor lokasi ini bukan hanya menyangkut lokasi demografis
tetapi juga posisi atau letak lokasi toko sebagai area yang nyaman untuk customer waktu
berbelanja.
Kota Makassar tidak terlepas dari maraknya pembukaan gerai-gerai minimarket seperti
Alpamart dan Indomaret. Minimarket tersebut merupakan lokasi bangkitan dan tarikan
lalulintas. Hal tersebut dapat menyebabkan permasalahan transportasi seperti kemacetan
lalulintas dan polusi suara dan polusi udara. Dampak lainnya adalah bila lokasi minimarket
tersebut berdekatan dengan lokasi pasar tradisional. Hal tersebut akan berdampak pada
pasar tradisional dalam hal besarnya omset dan pelanggan. Pemilihan lokasi diduga erat
kaitannya dengan kepadatan penduduk dan tersedianya jarangan jalan yang memadai.

Tujuan Penelitian
Dari latar belakang tersebut dapat dinyatakan tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis karakteristik spasial lokasi minimarket Alfamart-Alfa Midi dan
Indomaret.
2. Menganalisis pola spasial lokasi minimarket.
3.
Metodologi Penelitian.
Penelitian ini dilakukan dengan metode survey lapangan untuk mengetahui koordinat
lokasi mimarket dengan menggunakan bantuan alat GPS, kamera dan Handphone. Hasil
survey berupa data koordinat dari minimarket yang berlokasi di Kota Makassar. Data yang
dianalisis adalah data yang diambil pada saat survey pada bulan Februari 2017 – Maret
2017.

LANDASAN TEORI
Analisis Spasial
analisis spasial adalah seperangkat teknik untuk menganalisis data spasial. Hasil analisis
spasial tergantung pada lokasi objek yang dianalisis. Software yang mengimplementasikan
teknik analisis spasial membutuhkan akses ke kedua lokasi objek dan atribut tersebut.

Pengetahuan mengenai bagaimana cara mengekstrak data dan bagaimana menggunakannya


merupakan kunci analisis di dalam SIG. Kemampuan analisis berdasarkan aspek spasial
yang dapat dilakukan oleh SIG antara lain:

Measurement.
Measurement adalah analisa spasial dasar yang digunakan untuk mengukur data spasial,
yang meliputi; Koordinat untuk data spasial yang berbentuk Point, Panjang dan koordinat
awal-akhir untuk data spasial yang berbentuk Garis.- Luas, Keliling, dan Koordinat Titik
Pusat untuk data spasial yang berbentuk Bidang.

Klasifikasi,
Yaitu mengelompokkan data spasial menjadi data spasial yang baru. Contohnya adalah
mengklasifikasikan tata guna lahan untuk pemukiman, pertanian, perkebunan ataupun
hutan berdasarkan analisis data kemiringan atau data ketinggian.

135
Syafruddin Rauf

Network
Network, adalah analisis yang bertitik tolak pada jaringan yang terdiri dari garis-garis dan
titik-titik yang saling terhubung. Analisis ini sering dipakai dalam berbagai bidang,
misalnya sistem jaringan telepon, kabel listrik, pipa minyak atau gas, air minum atau
saluran pembuangan, dan transportasi missal, trayek angkutan umum, kereta api dan jalur
pedestrian.
Adapun proses analisis spasial ditunjukkan pada gambar 1. dibawah.

Buffering
Buffering, yaitu analisis yang akan menghasilkan buffer atau penyangga yang bisa
berbentuk lingkaran atau poligon yang melingkupi suatu objek sebagai pusatnya, sehingga
kita bisa mengetahui berapa parameter objek dan luas wilayahnya. Buffering yang dapat
digunakan untuk menentukan jalur hijau, menggambarkan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE),
mengetahui daerah yang terjangkau BTS untuk telepon seluler, menetukan wilayah/zona
pelayanan angkutan umum, menentukan luas tumpahan minyak di laut dan menentukan
lokasi pasar, toko atau outlet dengan memperhatikan lokasi konsumen dan toko atau outlet
saingan

Gambar 1a: Proses Analisis Spasial Dengan Gambar 1b : Metode Analisis Baffur dalam
perangkat GIS analisis Spasial GIS

Pola Spatial.
Analisis spasial adalah seperangkat teknik untuk menganalisis data spasial.Hasil analisis
spasial tergantung pada lokasi objek yang dianalisis. Software yang mengimplementasikan
teknik analisis spasial membutuhkan akses ke data berupa lokasi (koordinat) dan atribut
dari data tersebut. Analisis spasial adalah teknik analitis untuk menentukan distribusi
variabel spasial, hubungan antara distribusi spasial variabel, dan asosiasi variabel suatu
daerah.Analisis spasial sering jugadisebut sebagai model spasial. Hal ini mengacu pada
analisis fenomena distribusi dalam ruang dan memiliki dimensi fisik misalnya lokasi, dekat
dengan, atau orientasi benda terhadap satu sama lain; berhubungan dengan area peta seperti
pada informasi spasial dan analisis spasial; dirujuk atau yang berkaitan ke lokasi tertentu di
permukaan bumi.
Analisis spasial adalah suatu proses penggalian informasi atau menciptakan informasi baru
tentang serangkaian fitur geografis untuk melakukan rutinitas pemeriksaan, penilaian,
evaluasi, analisis atau pemodelan data di wilayah penelitian berbasis spasial/geografis
berdasarkan kriteria dan standar yang telah ditetapkan sebelumnya dan dengan bantuan

136
Syafruddin Rauf

komputerisasi. Analisis spasial adalah proses pemodelan, memeriksa, dan menafsirkan


hasil model yang berguna untuk mengevaluasi kesesuaian dan kemampuan, untuk
memperkirakan dan memprediksi, dan untuk menafsirkan dan memahami pola yang
terjadi.

Hukum pertama tentang geografi dikemukakan oleh Tobler, menyatakan bahwa segala
sesuatu saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi sesuatu yang dekat lebih
mempunyai pengaruh daripada sesuatu yang jauh (Anselin, 1988). Hukum tersebut
merupakan dasar pengkajian permasalahan berdasarkan efek lokasi atau metode spasial.

Analisis Standard Deviational Ellipse


Analisis Spasial Standard Deviation Ellip adalah sebuah cara yang umum untuk
mengukur tren/kecenderungan pola sebaran data poin atau wilayah dengan cara
menghitung jarak standar secara terpisah di arah sumbuh x dan arah sumbu y. Kedua
langkah tersebut menentukan sumbu elips meliputi distribusi fitur. elips disebut sebagai
elips deviational standar, karena metode menghitung standar deviasi dari koordinat x- dan
koordinat y- dari pusat/median dan , metode tersebut untuk menentukan sumbu elips.
Bentuk elips memungkinkan untuk dapat menjelaskan apakah pola distribusi fitur
memanjang dan karenanya memiliki orientasi tertentu. Metode Directional Distribusi
(Standard Deviational Ellipse) adalah alat menentukan pola fitur yang baru yang berupai
polygon elips berpusat pada pusat rata-rata untuk semua fitur. Nilai atribut untuk keluaran
poligon elips ini termasuk dua jarak standar (sumbu panjang dan pendek); orientasi elips;
dan bidang kasus seperti pada gambar 3.

Penyimpangan standar membantu Anda memahami penyebaran atau penyebaran data


Anda. Ketika bekerja dengan data satu dimensi, aturan tiga sigma adalah aturan umum
yang menjelaskan persentase nilai data yang akan jatuh dalam satu, dua dan tiga standar
deviasi mean. Dalam distribusi normal, ini berarti 68%, 95% dan 99,7% dari nilai data
masing-masing akan jatuh dalam satu, dua dan tiga standar deviasi. Namun, ketika bekerja
dengan data spasial dimensi yang lebih tinggi (variabel x, y dan z), rincian persentase ini
jarang diamati. Aturan jempol yang lebih tepat yang berasal dari distribusi Rayleigh
menunjukkan bahwa satu standar deviasional elips akan mencakup sekitar 63 persen fitur;
Dua standar deviasi akan berisi sekitar 98 persen fitur; Dan tiga standar deviasi akan
mencakup sekitar 99,9 persen fitur dalam dua dimensi (x dan y). Demikian pula, untuk
kasus tiga dimensi (x, y dan z), aturan persentase 61-99-100 akan dihasilkan.
Untuk data dua dimensi, alat Directional Distribution (Standard Deviational Ellipse)
menciptakan kelas fitur baru yang mengandung poligon elips yang berpusat pada pusat
rata-rata untuk semua fitur (atau untuk semua kasus bila nilai ditentukan untuk Field
Kasus). Nilai atribut untuk poligon elips keluaran ini mencakup dua jarak standar (sumbu
panjang dan pendek); Orientasi elips; Dan bidang kasus, jika ditentukan. Orientasi
mewakili putaran sumbu panjang yang diukur searah jarum jam dari siang hari. Anda juga
dapat menentukan jumlah penyimpangan standar untuk mewakili (1, 2, atau 3).

Aplikasi potensial metode SDE


 Pemetaan tren distribusi untuk serangkaian kejahatan mungkin mengidentifikasi
hubungan dengan fitur fisik tertentu (serangkaian bar atau restoran, boulevard tertentu,
dan sebagainya).

137
Syafruddin Rauf

 Pemetaan sampel sumur air tanah untuk kontaminan tertentu mungkin menunjukkan
bagaimana toksin menyebar dan, akibatnya, mungkin berguna dalam menerapkan
strategi mitigasi.
 Membandingkan ukuran, bentuk, dan tumpang tindih elips untuk berbagai kelompok
ras atau etnis dapat memberikan wawasan mengenai segregasi rasial atau etnis.
 Merencanakan elips untuk wabah penyakit dari waktu ke waktu dapat digunakan untuk
memodelkan penyebarannya.
 Memeriksa distribusi elevasi untuk badai kategori tertentu akan menjadi faktor yang
berguna untuk dipertimbangkan saat menyelidiki hubungan antara kondisi atmosfir dan
kecelakaan pesawat terbang.

Gambar 2: Proses diagram analisis metode Standard Deviation Ellip

HASIL ANALISIS
Sebaran Perumahan/Pemukiman
Sebaran pemukiman di Kota Makassar berpusat di Kota Lama yaitu di kecamatan Wajo,
Kecamatan Tallo, Kecamatan Makassar, kecamatan Ujung Pandang, kecamatan
Mamajang, kecamatan Rappocini dan kecamatan panakkukang. Perkembangan pemukiman
yang sangat cepat cenderung kearah barat Kota Makassar seperti pada Kecamatan
Tamalanrea, Kecamatan Biringkanaya, dan Kecamatan Manggala seperti gambar 3

Gambar 3: Peta Sebaran Bangunan/Pemukiman di Kota Makassar


Analisis spasial Lokasi Minimarket
Alfa Mart-Alfa Midi dan Indomaret
Dari Hasil analisis berdasarkan lokasi minimarket berbasis kelurahan, lokasi yang terpadat
adalah kelurahan Tamalanrea, Paccerakkang dan Barabaraya untuk minimarket Alfamart,

138
Syafruddin Rauf

sedangkan minimarket Alfamart adalah Kelurahan Tamalanrea, gunungsari, kassi-kassi ,


seperti dijelaskan pada gambar 4a dan gambar 4b.

Gambar 4a: Jumlah Indomaret Per Wilayah Gambar 4b: Jumlah Alfa Mart Per Wilayah
Kelurahn di Kota Makassar Kelurahn di Kota Makassar

Gambar 4c: Kepadatan Indomaret berbasis Gambar 4d: Kepadatan Alfa Mart berbasis
Kecamatan di Kota makassar Kecamatan di Kota makassar

Berdasarkan wilayah kecamatan di Kota Makassar, maka jumlah lokasi Indomaret


diperoleh data hasil analisis dengan prosentase yang terbesar terdapat di Kecamatan
Biringkanaya dengan 20.09 % , selanjutnya adalah Kecamatan Tamalate dengn prosentase
13,97 %. Sedangkan prosentase terkecil keberadaan minimarket Indomaret adalah
Kecamatan Wajo dengan prosentase 1,33% dan disusul oleh Kecamatan Ujung Tanah.
Adapun lokasi Indomaret berbasis wilayah kecamatan, diperoleh dari hasil analisis adalah
Kecamatan Tamalate dan Kecamatan Manggala dengan prosentase sebesar 12,5-% dan
selanjutnya wilayah Kecamatan panakkukang dengan Prosentase sebesar
12,14%.Sedangkan prosentase terkecil adalahwilayah Kecamatan Ujung Tanah, seperti
dijelaskan pada tabel 1a dan Tabel 1b

139
Syafruddin Rauf

Tabel 1a: Prosentase Lokasi Indomaret Tabel 1b: Prosentase Lokasi Alfa Mart
berbasis Kecamatan berbasis Kecamatan

Hal yang menarik dari lokasi minimarket di Kota Makassar adalah terjadinya
persaingan yang cukup ketat dari dari kedua minimarket Alfa Mart dan Indomaret
ditinjau berdasarkan lokasi dan jarak. Berdasarkan wilayah kecamatan hampir
semua kecamatan terdapat lokasi Indomaret dan Alfa Mart. Dari analisis matriks
diperoleh jarak terdekat dari minimarket Indomaret dan Alfa Mart hanya berjarak
sekitar 3,32 meter, sedangkan rata-rata jarak antara kedua minimarket Alfa Mart
dan Indomaret sekitar 216,45 meter. Adapun jarak terjauh dari kedua minimarket
tersebut sekitar 844,46 meter. Hal tersebut menunjukkan bahwa dimana ada
Indomaret pasti disekitar wilayah tersebut pasti ada Alfa Mart seperti dijelaskan
pada tablel 2 dibawah

Analisis spasial Heatmap


Heat Map Bangunan
Untuk membuat peta heatmap kepadatan hunian Kota Makassar, data hunian diunduh dari
open street map melalui program QGIS berupa file shp. Setiap hunian dibuatkan titik
sentroid untuk mewakili setiap hunian dalam bentuk file shp. Dengan bantuan program
QGIS file centroid hunian diubah menjadi file raster dan selanjutnya dibuat klasifikasi
berdasarkan tingkat kepadatan lokasi hunian di Kota Makassar. File raster diklasifikasikan
dalam lima kategori yaitu klasifikasi, tidak padat, kategori kurang padat, kategori padat,
kategori lebih padat dan kategori paling padat seperti dijelaskan pada gambar 3.

Dari data tabel 1 diperoleh tingkat kepadatan bangunan berdasarkan wilayah kecamatan,
kecamatan yanag terpadat di Kota Makassar adalah Kecamatan Makassar dengan
prosentase 15,18%, dan disusul kecamatan Bontoala dengan prosentase 13,40 %,
sedangkan yang paling rendah tingkat kepadatannya adalah Kecamatan Ujung Tanah
sebesar 1,41 %. Seperti dijelaskan pada tabel 3

140
Syafruddin Rauf

Tabel 3 Tingkat Kepadatan Bangunan


berdasarkan wilayah Kecamatan

Gambar 5: Peta Heat Map Kepadatan


Bangunan di Kota Makassar

Heat Map
Untuk membuat Heat Map lokasi minimarket, data koordinat minimarket berupa data
koordinat itik-titik dalam bentuk shapefile diinterpolasi ke dalam bentuk file raster.
Hasilnya merupakan hasil file raster yang menunjukkan tingkat kepadatan lokasi
minimarket. Setiap sel hunian raster diberi nilai kepadatan dan seluruh lapisan
menggunakan gradient warna sesuai dengan kepadatan titik-titiknya. Analisis spasial
dengan metode heatmap berdasarkan klasifikasi tingkat kepadatan dijelaskan pada gambar
7 dan gambar 8 menjelaskan peta heat map gabungan antara Alfamart dan Indomaret

Gambar 6a :Peta Heat Map Lokasi Gambar 6b :Peta Heat Map Lokasi Alfa
Indomaret di Kota makassar Mart di Kota makassar

Peta Heat Map gabungan lokasi Peta Heat Map Lokasi Bangunan di Kota
Minimarket d Kota Makassar Makassar

141
Syafruddin Rauf

.Analisis Spasial
Berdasarkan lokasi minimarket telah dianalisis dengan metode Standard Deviation Ellips
tingkat satu dengan standard deviation sebesar 68% dari lokasi minimarket. Hasil analisis
dengan Metode SDE untuk kedua lokasi minimarket yaitu Alfa Mart dan Indomaret
menunjukkan pola yang terjadi mendekati pola yang sama. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa sebaran lokasi Indomaret dan Alfa Mart selalu terletak pada lokasi yang sama. Hal
tersebut dijelaskan dalam gambar 7a dan gambar 7b.

Dari data OSM, pola hunian Kota makassar dipetakan dengan metode Standard deviation
ellips, diperoleh metode yang terbaik adalah dengan menggunakan metode standard
deviation ellip. Hal tersebut dapat mencakup prosentase hunian Kota Makassar sebesar
64% dibandingkan dengan metode standard distance yang hanya dapat mecakup lokasi
hunian Kota Makassar sebesar 45,3%. Dan arah perkembangan Kota Makassar berdasarkan
metode Standard deviation ellips adalah kea rah Timur Laut (TL) seperti pada gambar 7c.

Dengan melakukan peta overlay antara SDE Indomaret, SDE Alfa Mart dan SDE
Baungunan, mengindikasikan bahwa lokasi minimarket di Kota Makassar mengikuti pola
sebaran bangunan di Kota Makassar. Jadi dapat disimulkan bahwa pembangunan
minimarket sangat mempertimbangkan variable lokasi bangunan, hal tersebut berkaitan
dengan jumlah pengunjung yang akan berbelanja di minimarket tersebut, seperti dijelaskan
pada gambar 7d.

Gambar 7a : Peta SDE Lokasi Indomaret di Gambar 7b: Peta SDE Lokasi Alfa mart di
Kota akassar Kota Makassar

Gambar 7c: Peta SDE Lokasi pemukiman di Gambar 7d : Peta Gabungan SDE lokasi
Kota Makassar Bangunan, Indomaret dan Alfa mart

Analisis Baffer

142
Syafruddin Rauf

Lokasi minimarket di Kota Makassar erat kaitannya dengan lokasi pemukiman dan
jaringan jalan. Dengan tersedianya jaringan jalan yang baik, akan memperlancar aktivitas
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan se hari hari dan dengan mudah dapat menjangkau
lokasi pusat perbelanjaan, pasar tradisional dan minimarket.
Berdasarkan analisis buffer diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa prosentase lokasi
Indomaret adalah terletak di jalan arteri dengan prosentase 22,17%, sedangkan Alfa Mart
dengan prosentase 20,00% terletak di Jalan Arteri seperti dijelaskan pada gambar 8a dan
gambar 8b, serta table 4 dibawah.

Tabel 4: Prosentase lokasi


minimarket di Jalan Arteri

Gambar 8a: Peta Baffer Gambar 8b:Peta Baffer lokasi


lokasi Alfa Mart di Jalan Indomaret Jalan Arteri
Arteri Makassar Makassar

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis lokasi minmarket di Kota Makassar, maka dapat disimpulkan
bahwa :
 Lokasi minimarket Alfa Mart dan Indomaret penyebarannya di Kota Makassar
khususnya hampir seluruh wilayah kecamatan terdapat terdapat terdapat minimarket.
Lokasi Indomaret berdasarkecamatan adalah Kecamatan Biringkanaya yang terbanyak
dengan prosentase 20,09% . Sedangkan Alfa Mart terbanyak ada di Kecamatan
Tamalate dengan prosentase sebesar 12,50 %.
 Berdasarkan Metode SDE diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa penyebaran lokasi
minimarket di Kota Makassar mempunyai pola yang identeik satu sama lainnya, hal
tersebut mengindikasikan bahwa dimana ada salah satu minimarket yang
dibangun/dibuka, maka yang lainnya cenderung membangun/membuka pada lokasi
yang sama. Dan lokasi minmarket di Kota Makassar mengikuti pola sebaran
Pemukiman atau Bamgunan.

DAFTAR PUSTAKA
Rauf, Syafruddin 2016. Model Spasial Perjalanan mahasiswa Di Kota Makassar.
Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Makassar.
Mohamed Y. Mohamad, Fatima Al Katheeri, Abul. Salam A GIS Application for Location
Selection and Customers' Preferences for Shopping Malls in Al Ain City;
UAE. American Journal of Geographic Information System 2015, 4(2): 76-86
http://pro.arcgis.com/en/pro-app/tool-reference/spatial-statistics/h-how-directional-
distribution-standard-deviationa.htm

143

Anda mungkin juga menyukai