Anda di halaman 1dari 33

“NASKAH BUKU MANGSA (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN

PRAGMATIK)”

Oleh: Sugiyanti

NIM 13010116120025

Program Studi Sastra Indonesia

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Diponegoro

2020

ABSTRACT

Sugiyanti 2020. Manuscript Buku Mangsa (Text Editing and Pragmatic Studies). Essay
(S1) Indonesian Literature. Faculty of Cultural Studies. Undip Semarang. Supervisor:
Dra. Rukiyah, M.Hum. and Drs. M. Muzakka, M.Hum.

The manuscript studied by researchers in this study is the Buku Mangsa (Text
Editing and Pragmatic Studies) is a manuscript obtained by buying the manuscript at the
Gladak Solo ancient book market. Buku Mangsa is presented in the form of prose. The
values contained in the Buku Mangsa are the order for human life so that in carrying out
life should be in harmony and friendly with nature.

This study describer the description of the manuscript, transliteration, translation


of text and text edit. The theoretical basis used is philological theory to obtain text edits
that are free from errors and pragmatic theory that refers to the role of the reader to
express the meaning contained in the text of the Buku Mangsa. The research methods
used include; data inventory, data processing and presentation of data analysis results.

The results of the pragmatic analysis by the author include that every human
being should protect the environment. Every human being is required to maintain the
passions, always be patient and know and read the signs of nature as a lesson in life.
Every human being also has an obligation to preserve nature and be careful in living life.

Keywords: Buku Mangsa, Philological Theory, Pragmatic Theory.


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang mendekatkan jarak antara masa lalu

Kebudayaan masa lampau memiliki dan masa kini.

nilai yang sangat tinggi, peninggalan Objek kajian filologi yang


kebudayaan masa lampau ini didapat lain adalah teks. Menurut
dari nenek moyang terdahulu. Wujud Fathurahman (2015: 22) teks adalah
dari kebudayaan itu di antaranya tulisan atau kandungan isi yang
adalah candi, prasasti, keraton, kain terdapat di dalam naskah. Naskah
daerah, karya sastra dan lain kuno yang berumur puluhan hingga
sebagainya. Jumlah kebudayaan ratusan tahun bisa saja sudah tidak
sangat banyak dan sebagian besar bisa bertahan lama. Hal ini
tersimpan di berbagai museum di disebabkan karena beberapa faktor di
Indonesia. antaranya perubahan iklim, serangga,

Salah satu kebudayaan bencana alam dan sebagainya. Oleh

Indonesia adalah karya sastra lama, sebab itu perawatan dan pelestarian

karya sastra ini terbagi atas sastra naskah diperlukan untuk menjaga

lisan dan sastra tulis. Sastra lisan dan melestarikan naskah.

biasanya berkembang dari mulut ke Perawatan naskah dapat


mulut, sedangkan sastra tulis dilakukan dengan beberapa cara
berkembang dengan adanya tradisi antara lain dengan mengatur suhu
tulis. Karya sastra tulis di antaranya udara tempat penyimpanan naskah,
adalah karya sastra tulis daerah. mengangin-anginkan naskah bila
Naskah adalah bahan tulisan tangan cuaca cerah, menjaga kelembaban
peninggalan nenek moyang kita pada naskah, melapisi naskah dengan
kertas, lontar, kulit kayu dan rotan plastik atau kertas washi dan upaya
(Djamaris, 2002: 3). Naskah sangat pelestarian naskah dengan
perlu mendapatkan perhatian khusus mendigitalkan naskah.
pada era sekarang ini karena naskah Adanya penjelajahan
merupakan salah satu sumber primer mengenai naskah kuno sangat
paling otentik yang dapat terbantu dengan ilmu filologi,
dengan adanya metode penelitian berdasarkan karakter alam yang
filologi penyuntingan naskah dapat terjadi, kedua belas mangsa itu
dipertanggungjawabkan secara adalah kasa, karo, katelu, kapat,
ilmiah. Dalam rangka melestarikan kalima, kanem, kapitu, kawolu,
naskah kuno, penulis melakukan kasonga, kasapuluh, dhesta, dan
pembelian naskah yang didapatkan di sadha.
pasar buku kuno Gladak Solo. Pranata mangsa adalah
Naskah tersebut berjudul Buku sistem penanggalan yang menjadikan
Mangsa. Naskah ditulis dengan huruf alam sebagai petunjuk tentang apa-
Jawa dan berbahasa Jawa. Naskah apa yang harus petani lakukan dan
Buku Mangsa dapat diketahui isi berikan pada pertanaman (Nugroho:
kandungannya jika ditulis dalam 2016). Sistem ini sangat membantu
bahasa Latin dan berbahasa petani dalam mengamati dan
Indonesia, oleh karena itu perlu membaca tanda-tanda alam. Dengan
ditransliterasikan ke dalam huruf adanya sistem pranata mangsa
Latin, dan ditranslasi ke bahasa pertanian di Nusantara pernah sangat
Indonesia. Hal ini sejalan dengan maju. Untuk memahami pranata
pendapat Baried bahwa transliterasi mangsa haruslah menanggapi
sangat penting untuk berbagai macam perubahan yang
memperkenalkan teks-teks lama terjadi di alam, di antaranya desir
yang tertulis dalam bahasa daerah angin, maupun cahaya matahari yang
karena kebanyakan orang sudah tidak dapat dijadikan petunjuk bagi petani,
akrab lagi dengan bahasa daerah penggunaan sistem penanggalan ini
(Baried dkk, 1985: 65). adalah sebuah teknologi yang cerdas.
Isi naskah Buku Mangsa di Secara langsung sistem pranata
antaranya adalah pranata mangsa mangsa mengharmonisasikan antara
yang dikenal dengan siklus tahunan alam dan manusia.
bertani, dalam siklus ini terdapat 12 Pada masa sekarang ini, para
musim atau waktu dengan indikator petani muda mulai meninggalkan
yang berbeda-beda. Nama tiap sistem penanggalan Jawa yang
mangsa dibuat berbeda-beda dipakai sejak dulu dan digantikan
dengan sistem penanggalan Masehi Jawa yang berorientasi pada relasi
dan Qomariyah, demikian pula kehidupan manusia dan alam
dalam menentukan musim lebih semesta. Menyadari arti penting
mengacu pada perkiraan musim yang kandungan naskah tersebut, maka
didasarkan pada keadaan alam oleh naskah perlu diteliti. Selain itu,
BMKG (Badan Meteorologi, sejauh pengetahuan peneliti sampai
Klimatologi, dan geofisika) karena saat ini belum pernah ada peneliti
lebih ilmiah dan terpercaya lain yang menyunting dan mengkaji
(Nugroho: 2016). Oleh karena itu naskah Buku Mangsa.
pertanda musim yang muncul dengan Berdasarkan uraian di atas
diiringi kejadian alam yang ada di peneliti memilih pendekatan filologi
sekitar sudah mulai dilupakan. untuk menghasilkan suntingan teks
Menyunting naskah Buku Mangsa agar bersih dari kesalahan. Dan
dilakukan sebagai salah satu bentuk timbul keinginan peneliti untuk
untuk melestarikan, mengungkap dan melakukan penelitian terhadap
mengetahui isi naskah. naskah Buku Mangsa dengan
Adapun alasan peneliti pendekatan pragmatik, yaitu untuk
meneliti naskah Buku Mangsa, menganalisis nilai-nilai yang
pertama karena peneliti ingin terkandung di dalam naskah Buku
mengkaji atau melestarikan naskah Mangsa. Alasan inilah yang
Jawa. Kemudian alasan kedua mendorong peneliti tertarik untuk
peneliti meneliti naskah Buku membahasnya dalam skripsi dengan
Mangsa yaitu peneliti tertarik dengan judul “Naskah Buku Mangsa
naskah Jawa yang berbentuk (Suntingan Teks Dan
primbon, karena naskah Jawa yang Kajian...Pragmatik)”.
berbentuk primbon merupakan kitab
B. Rumusan Masalah dari tujuan penelitian. Berdasarkan
dari latar belakang dan uraian
Rumusan masalah sangat diperlukan
persoalan di atas, dapat penulis
dalam suatu penelitian, agar
rumuskan masalah penelitian ini
penelitian tersebut tidak melenceng
sebagai berikut :
a. Bagaimanakah deskripsi naskah, a. Manfaat Teoritis
suntingan teks dan translasi teks Hasil dari penelitian ini diharapkan
Buku Mangsa? dapat memberikan kontribusi dalam
b. Apa saja nilai-nilai yang menambah khazanah ilmu
terkandung dalam pranata mangsa pengetahuan di bidang filologi,
pada teks Buku Mangsa? khususnya dalam bidang pengkajian

C. Tujuan Penelitian naskah. Secara khusus, penelitian ini


diharapkan dapat menjadi referensi
Berdasarkan rumusan masalah di penelitian terhadap naskah Buku
atas, maka tujuan yang hendak Mangsa maupun penelitian yang
dicapai dalam penelitian ini adalah lainnya yang berkaitan dengan
sebagai berikut : primbon yang ada pada masyarakat
a. Membuat deskripsi naskah, Jawa.
suntingan teks dan translasi teks
b. Manfaat Praktis
Buku Mangsa.
b. Menjabarkan nilai-nilai yang Hasil penelitian ini diharapkan dapat
terkandung dalam pranata mangsa dijadikan rujukan penelitian lain
pada teks Buku Mangsa yang sejenis. Selain itu, hasil

D. Manfaat Penelitian penelitian ini juga bermanfaat untuk


memperkaya pengetahuan tentang
Suatu penelitian diharapkan dapat
latar belakang, fungsi, dan makna
memberikan manfaat, baik secara teks Buku Mangsa bagi masyarakat
agar tetap menjaga dan melestarikan
teoritis maupun praktis. Hasil
alam.
penelitian naskah Buku Mangsa
1. Pada akhirnya hasil yang
diharapkan dapat memberi manfaat
diharapkan dari penelitian ini adalah
bagi para pembaca pada umumnya. menjadi pedoman bagi masyarakat

Adapun manfaat yang diharapkan dalam bidang pertanian, yaitu


menjadi acuan bagi para petani untuk
dari hasil penelitian Buku Mangsa
masa tanam.
tersebut yaitu sebagai berikut :
2. Diharapkan dapat memberikan 1. Teori Filologi
pendidikan tentang sikap dan
Secara etimologis, filologi berasal
perilaku manusia selama menjalani
dari bahasa Yunani philologia, dan
kehidupan, serta menjaga keasrian
terdiri dari dua kata, yakni: philos
alam.
dan logos. Philos berarti “yang
3. Mendorong masyarakat pada
tercinta” (affection, loved, beloved,
umumnya agar bersedia
dear, friend), sedangkan logos berarti
melestarikan, mempelajari, serta
“kata, artikulasi, alasan” (word,
menjaga kebudayaan nenek moyang
articulation, reason) (Fathurahman,
yang diwariskan melalui naskah
2015: 13). Filologi dikenal sebagai
lama.
ilmu yang berhubungan dengan

E. landasan Teori karya masa lampau yang berupa

Sebagaimana naskah yang dikaji tulisan. Studi terhadap karya tulis


masa lampau dilakukan karena
yaitu naskah Buku Mangsa maka
adanya anggapan bahwa dalam
secara bertahap peneliti akan peninggalan tulisan terkandung nilai-

mengkaji teori yang berkaitan nilai yang masih relevan dengan


kehidupan masa kini (Baried
dengan studi filologi dan studi
dkk,1994:1).
pragmatik. Yang pertama, teori yang
Menurut Robson (1988: 11)
dilakukan sebagaimana tradisi tugas utama seorang filolog adalah
filologi, yang kedua adalah teori atau menjembatani gap (celah)
komunikasi antara pengarang masa
pendekatan pragmatik yang
lalu dengan pembaca masa kini.
digunakan untuk mengetahui Karenanya dikenal istilah “making a
bagaimana kegunaan naskah bagi text available” yakni mengupayakan
dengan berbagai cara agar sebuah
pembaca.
teks lama dapat diakses dan
dinikmati oleh lebih banyak pembaca
masa kini.
Tujuan utama dari penelitian 2. Teori Pragmatik
filologi adalah merekonstruksi teks
Naskah Buku Mangsa merupakan
hingga mendekati bentuk semula
salah satu naskah primbon yang oleh
yang ditulis oleh pengarang, teks
pengarangnya tentu memiliki
perlu direkonstruksi karena teks
maksud dan tujuan tertentu agar
disalin kembali puluhan atau ratusan
dapat dimanfaatkan oleh
tahun setelah masa pertama kali
pembacanya. Oleh karena itu,
diciptakan oleh pengarangnya
peneliti menggunakan teori
(Fathurahman, 2015: 19). Tradisi
pragmatik. Menurut Abrams
penyalinan biasanya tidak luput dari
(1957: 7) teori pragmatik merupakan
kesalahan atau penyimpangan,
bagian dari empat teori sastra yaitu
kesalahan atau penyimpangan itu
menitikberatkan semesta (mimetik),
disebabkan adanya perubahan dalam
menitikberatkan penulis (ekspresif),
penyajian baik secara sengaja
menitikberatkan karya itu sendiri
maupun tidak sengaja, sehingga
(objektif), dan menitikberatkan
untuk memurnikan teks diperlukan
pembaca (pragmatik). Dalam
adanya kritik teks. Hal ini ditegaskan
penelitian ini, peneliti
oleh Pail Maas dalam bukunya
menitikberatkan fokus kajian pada
Textual Criticism bahwa “The text
kegunaan dan manfaat naskah, atau
business of textual criticism is to
disebut kajian pragmatik.
produce the text as close as possible
to the original” (Dalam Muzakka, Yang dimaksud dengan
2020: 3). Kritik teks tidak dapat pragmatik adalah teori yang
dipisahkan dengan naskah sebab teks menitikberatkan pada unsur pembaca
tertuang dalam naskah sehingga (audience). Dalam teori pragmatik
penelitian filologi berfokus ganda, itu terdapat sejumlah pandangan, di
yakni persoalan yang terkait dengan antaranya ialah yang diungkapkan
naskah (codex) dan isi naskah atau oleh George Yule (1996: 3)
teks (text) (Muzakka, 2020: 2). pragmatik adalah studi tentang
makna yang disampaikan oleh
penutur dan ditafsirkan oleh Sejalan dengan pendapat A.
pendengar (pembaca). Teeuw, bagi Wellek dan Warren
(1990: 26), sebuah karya sastra harus
Menurut A. Teeuw
bermanfaat dan menghibur,
menyebutkan bahwa, istilah
“Bermanfaat” dalam arti luas sama
pragmatik menunjuk pada efek
dengan “tidak membuang-buang
komunikasi yang sering dirumuskan
waktu”, bukan sekadar “kegiatan
dalam istilah Horatius: seniman
iseng”, jadi, sesuatu yang perlu
bertugas untuk decore dan declarate,
mendapat perhatian serius.
memberi ajaran dan kenikmatan:
“Menghibur” sama dengan “tidak
sering kali ditambah lagi movere,
membosankan”, “bukan kewajiban”,
menggerakkan pembaca ke kegiatan
dan “memberikan kesenangan”.
yang bertanggungjawab: seni harus
Setiap pengarang pasti
menggabungkan sifat utile dan dulce,
memiliki tujuan dalam menciptakan
bermanfaat dan menyenangkan
suatu karya sastra.
(1984: 51)
Tujuan dalam sebuah karya
Abrams (1953: 15) telah
disampaikan kepada pembaca yang
memaparkan beberapa tujuan teori
merupakan hasil pemikiran atau
pragmatik, yaitu:
keadaan sekitar. Oleh karena itu di
1) Memahami karya sastra sebagai setiap karya mengandung nilai-nilai
sesuatu yang dibuat untuk yang sangat berpengaruh terhadap
memberikan efek dan respon pembaca. Karya sastra merupakan
terhadap pembaca. hasil keadaan atau situasi sekitar
dengan faktor-faktor sosial budaya
2) Mempertimbangkan penulis dari
yang mempengaruhi karya tersebut.
sudut pandang kekuasaan.
Dalam penelitian ini, naskah Buku
3) Mengklasifikasi dan membedah Mangsa dikaji dengan pragmatik
karya yang luas pada efek khusus sehingga diperoleh manfaat berupa
dari setiap komponennya. pemahaman akan pentingnya
membaca tanda-tanda alam dalam penelitian bertolak dari sisi teks,
bidang pertanian. maka metode pengumpulan datanya
dilakukan dengan cara inventarisasi
F. Metode Penelitian
naskah dan pengumpulan data yang
Naskah yang dikaji dalam penelitian digunakan menggunakan metode
ini adalah naskah Buku Mangsa. studi pustaka. Sumber data yang
Naskah Buku Mangsa melalui dua digunakan terdiri dari dua kategori,
proses penelitian. Pertama, proses yaitu naskah Buku Mangsa sebagai
penelitian filologi yang bertujuan sumber data primer yang peneliti
untuk membersihkan teks dari beli di Pasar Buku Kuno Gladak
kesalahan serta dapat dibaca dan Solo sedangkan data sekunder yang
dipahami oleh pembaca masa kini. digunakan berupa buku-buku, jurnal
Kedua, proses penelitian pragmatik maupun sumber informasi lainnya
yang bertujuan untuk merumuskan yang dapat membantu memberikan
fungsi teks bagi pembaca. informasi yang berkaitan dengan
penelitian yang peneliti lakukan.
Metode penelitian terhadap edisi
teks dalam filologi dapat Peneliti melakukan pencarian
disederhanakan menjadi tiga bagian, terkait naskah Buku Mangsa dengan
yaitu tahap pengumpulan data, tahap mendatangi Museum, di antaranya
analisis data, dan tahap penyajian adalah Museum “Sonobudoyo”
hasil (Muzakka, 2020: 22). Langkah- Yogyakarta, Museum
langkah yang digunakan adalah “Ranggawarsita” Semarang,
sebagai berikut: Museum Negeri Jawa Barat “Sri
Baduga”. Dan peneliti juga
1. Metode Pengumpulan Data
mendatangi tempat khusus yang
Metode pengumpulan data dalam menaruh perhatian terhadap naskah
penelitian teks dapat dikelompokkan yaitu Yayasan sastra Lestari
menjadi dua, yaitu metode yang (YASTRI) Surakarta. Di samping
bertolak dari sisi teksnya dan itu peneliti juga melakukan
metode yang bertolak dari luar teks pencarian melalui sistem daring
(Muzakka, 2020: 22). Apabila
pada layanan katalog online dari metode dalam rangka analisis
beberapa Universitas, antara lain: pragmatis. Dalam rangka edisi teks,
Katalog Online Universitas Gajah peneliti menggunakan metode
Mada dalam halaman standar dan kritik teks yang diikuti
http://lib.ugm.ac.id/ind/. Kemudian terjemahan, sedangkan dalam
pada Katalog Online Universitas rangka analisis pragmatis peneliti
Indonesia dalam halaman menggunakan metode deskriptif
http://www.lib.ui.ac.id/. Katalog untuk analisis pranata mangsa pada
Online Yayasan Sastra Lestari pertanian Jawa.
dalam halaman
2.1 Analisis Filologi
http://www.sastra.org/. Dan katalog
Online Perpustakaan Nasional Penyalinan teks tidak luput dari
Republik Indonesia dalam halaman kesalahan-kesalahan penulisan,
opac.perpusnas.go.id/. Peneliti juga sehingga dalam setiap penurunan
melakukan penelitian melalui teks terjadi perubahan huruf maupun
Katalog Induk Naskah-naskah kata. Seorang peneliti berusaha
Nusantara Jilid 1 Museum memurnikan teks yang sedekat
Sonobudoyo dan Katalog Induk mungkin dengan aslinya. Oleh
Naskah-naskah Nusantara Jilid 4 karena itu dalam pengolahan data,
Perpustakaan Nasional Republik peneliti menggunakan pendekatan
Indonesia yang terdapat di Kantor filologi.
Program Studi Sastra Indonesia
Pendekatan filologi adalah
Universitas Diponegoro. Akan tetapi
pendekatan naskah yang bertujuan
penulis tidak menemukan naskah
untuk mendapatkan kembali naskah
dengan kata kunci Buku Mangsa
yang bersih dari kesalahan. Peneliti
tersebut.
menggunakan langkah pengolahan
2. Metode Analisis data berdasarkan buku Metode
Penelitian Filologi oleh Edwar
Metode dalam analisis data
Djamaris (2002: 9). Adapun langkah-
dibedakan menjadi dua, yaitu
langkah sebagai berikut :
metode dalam rangka edisi teks dan
a. Deskripsi Naskah Suntingan teks digunakan untuk
mendapatkan teks yang bersih dari
Naskah dianalisis dari segi keadaan
kesalahan dan segala perubahan yang
naskahnya, dalam hal ini dilakukan
dilakukan saat penyuntingan dicatat
analisis tentang tulisan naskah,
dalam aparat kritik. Peneliti
keadaan naskah, ukuran naskah, dan
menggunakan metode penyuntingan
lain-lain.
edisi standar karna naskah Buku
b. Garis besar isi teks Mangsa bukan merupakan naskah
sakral. Metode edisi standar yaitu
Peneliti mendeskripsikan ringkasan
menerbitkan teks dengan
isi naskah. Hal ini bertujuan untuk
membetulkan kesalahan-kesalahan
mempermudah pembaca dalam
kecil dan ketidakajegan, dan
memahami isi naskah.
ejaannya disesuaikan dengan
c. Transliterasi ketentuan ejaan yang berlaku.

Transliterasi adalah pengalihan atau e. Terjemahan


penggantian huruf demi huruf dari
Menurut Darusuprapta terjemahan
abjad satu ke abjad lain (Djamaris,
ialah penggantian bahasa yang satu
2002: 19). Transliterasi pada
dengan bahasa yang lain atau
penelitian ini adalah transliterasi
pemindahan makna dari bahasa
naskah yang bertuliskan huruf Jawa
sumber ke bahasa sasaran
ke dalam huruf Latin. Transliterasi
(Darusuprapta, 1984: 9).
dilakukan untuk memperkenalkan
teks lama yang ditulis dengan huruf Peneliti melakukan alih
daerah kepada masyarakat yang bahasa dari bahasa Jawa ke dalam
sudah tidak mengenal tulisan daerah. bahasa Indonesia dengan metode
Dalam tahap ini naskah Buku terjemahan. Metode terjemahan Pada
Mangsa dialihaksarakan oleh peneliti naskah Buku Mangsa merupakan
sendiri. model terjemahan setengah bebas.
Terjemahan ini dilakukan dengan
d. Suntingan teks
tujuan agar hasil terjemahan ini dapat bermanfaat (Horatius dalam
dipahami dan dimengerti pembaca. A.Teeuw).

2.2 Analisis Pragmatik Langkah-langkah dalam analisis


pragmatik adalah sebagai berikut :
Abrams berpendapat bahwa ada
empat pendekatan terhadap suatu a. Membaca secara keseluruhan teks
karya sastra, yaitu pendekatan yang Buku Mangsa agar dapat memahami
menitikberatkan kepada karya itu nilai-nilai kandungannya.
sendiri (objektif); pendekatan yang
b. Memahami ajaran yang
menitikberatkan kepada penulis
terkandung di dalam teks Buku
(ekspresif); pendekatan yang
Mangsa.
menitikberatkan kepada semesta
(mimetik); pendekatan yang c. Ajaran-ajaran yang telah
menitikberatkan kepada pembaca ditemukan kemudian dianalisis untuk
(pragmatik) (Dalam A.Teeuw, 1984: mengungkap nilai-nilai yang ingin
41). disampaikan.

Adapun pendekatan yang 3. Penyajian Hasil


peneliti gunakan adalah pendekatan
Tahap terakhir yang dilakukan oleh
pragmatik atau pendekatan yang
peneliti adalah penyajian hasil
menitikberatkan kepada pembaca.
analisis. Peneliti menggunakan
Istilah pragmatik menunjuk pada
metode deskriptif dalam menyajikan
efek komunikasi yang sering
hasil penelitian, yaitu dengan
dirumuskan dalam istilah Horatius:
menggambarkan hasil analisis objek
seniman bertugas untuk decore dan
dengan sebenarnya. Menyajikan
declarate, memberi ajaran dan
paparan tentang pranata mangsa
kenikmatan: sering kali ditambah
untuk pertanian pada masyarakat
lagi movere, menggerakkan pembaca
Jawa.
ke kegiatan yang bertanggungjawab:
seni harus menggabungkan sifat utile
dan dulce, yaitu indah dan
PEMBAHASAN dapat menerapkan nilai-nilai tersebut
pada kehidupan masa kini.
A. Pengertian Pragmatik
Naskah Buku Mangsa
Naskah Buku Mangsa merupakan
merupakan naskah primbon
salah satu karya sastra lama yang
mengenai perhitungan tanggal dalam
berisi tentang pranata mangsa dalam
pranata mangsa, penanggalan Jawa
pertanian Jawa serta primbon Jawa.
untuk bercocok tanam serta watak
Melalui karya sastra ini pengarang
pada setiap bulannya. Nilai - nilai
ingin menyampaian maksud dan
yang terkandung dalam naskah Buku
pesan, yakni berupa nilai
Mangsa dipaparkan secara tersirat,
perhitungan, nilai kebahasaan dan
sehingga penulis dapat menarik
nilai budaya. Karya sastra pada
kesimpulan dari apa yang penulis
naskah Buku Mangsa perlu dikaji
baca.
menggunakan pendekatan pragmatik
agar nilai-nilai yang terkandung B. Kajian Pragmatik Naskah
dalam naskah Buku Mangsa dapat Buku Mangsa
diaplikasikan dalam kehidupan saat
Studi filologi memiliki dua aspek,
ini.
yaitu aspek formal dan aspek
Pendekatan pragmatik adalah material. Aspek formal dalam kajian
salah satu bagian ilmu sastra atau ini adalah naskah Buku Mangsa
pragmatik kajian sastra yang untuk diidentifikasi, disunting,
menitikberatkan dimensi pembaca ditranslasi dari bahasa Jawa ke dalam
sebagai penangkap dan pemberi bahasa Indonesia dan penjelasan
makna terhadap karya sastra (Teeuw, pranata mangsa yang terkandung
1984: 41). Pendekatan pragmatik dalam naskah Buku Mangsa. Aspek
memberikan perhatian utama materialnya adalah teori pragmatik
terhadap peran pembaca agar yang digunakan untuk merumuskan
pembaca dapat mengambil nilai-nilai nilai-nilai yang terkandung
positif yang terkandung di dalam berdasarkan perspektif masyarakat
naskah Buku Mangsa dan supaya Jawa dalam bidang pertanian.
Menurut Teeuw (2003: 43), teori perhitungan watak seseorang. Dari
pendekatan pragmatik adalah salah perhitungan tersebut diketahui hal-
satu bagian dari ilmu sastra yang hal yang dilakukan baik atau tidak
merupakan kajian sastra yang dan selamat atau tidak. Salah satu
menitikberatkan pada pembaca perhitungan yang paling terkenal
sebagai penangkap dan pemberi adalah pranata mangsa.
makna terhadap karya sastra.
Bagi orang Jawa, pranata
Pendekatan pragmatik memberikan
mangsa digunakan sebagai pedoman
perhatian paling utama pada peranan
dalam bercocok tanam dan melaut.
pembaca supaya pembaca dapat
Orang Jawa menggunakan pranata
mengambil ajaran-ajaran positif yang
mangsa untuk memperkirakan waktu
terkandung di dalam naskah Buku
yang tepat untuk masa tanam dan
Mangsa serta dapat mengaplikasikan
masa panen. Namun seiring
ajaran untuk kehidupan masa kini.
berjalannya waktu, pranata mangsa
Dari hasil analisis secara pragmatik,
sudah mulai ditinggalkan. Meski
penulis menemukan nilai yang
sudah mulai ditinggalkan bukan
terkandung di dalam naskah Buku
berarti tidak digunakan lagi, banyak
Mangsa, yakni:
ahli spiritual yang tetap
1. Nilai Perhitungan menggunakan pranata mangsa untuk
menghitung nasib seseorang.
Hubungan manusia dengan alam
Membaca karakter seseorang,
tidak dapat terpisahkan, karena tanpa
keberuntungan, nasib seseorang ini
alam manusia tidak bisa
tergantung pada bulan lahirnya
melangsungkan hidupannya.
masing-masing.
Manusia sudah berusaha untuk
menyelaraskan hidupnya dengan Dalam membaca watak
alam sekitar dan karena itu manusia seseorang, pranata mangsa
lebih paham dalam melihat gejala disejajarkan dengan bidang ilmu
alam. Hal-hal inilah yang mendasari astrologi, yaitu zodiak. Zodiak
adanya primbon. Salah satu isi merupakan simbol perhitungan yang
primbon adalah mengenai sangat terkenal sebagai acuan
seseorang untuk membaca watak perumpamaan gejala-gejala yang
sesuai pertanda zodiak kelahirannya ditunjukkan di alam. Misalnya
(Tierney, 2004). Dari kesamaan menggunakan ungkapan hewan yang
inilah yang membuat orang-orang menyuapi atau kumpulan hewan
beranggapan bahwa pranata mangsa yang bersuara keras. Dari
sama dengan zodiak. Memiliki dua perumpamaan ini diketahui gejala
belas mangsa sama layaknya zodiak alam yang terjadi pada musim
yang mempunyai dua belas pertanda tersebut. Selain ungkapan dan
zodiak. Meski memiliki kemampuan perumpamaan, ada pula yang
dalam membaca watak mangsa, menjelaskan pranata mangsa
namun kegunaan awal keduanya langsung mengenai watak seseorang
berbeda. yang lahir dan kegiatan pertanian.
Dalam menjelaskan watak lahir
1.1 Pranata mangsa dan Zodiak
seseorang ini tidak menggunakan
Pranata mangsa disimbolkan dengan perumpamaan seperti perumpamaan
banyak ungkapan. Simbol dalam untuk mendeskripsikan kondisi alam.
bentuk ungkapan ini merupakan
Zodiak adalah simbolisasi
simbol yang menjelaskan mengenai
yang melintasi jalur matahari melalui
keadaan alam pada tiap musim.
bintang yang ditetapkan, dan konsep
Penggunaan simbol berupa ungkapan
zodiak berkembang pada masa
digunakan sebagai rasa hormat.
Babilonia (Tierney, 2004). Zodiak
Dapat dibuktikan dengan ragam
terdiri dari 12 yaitu Cancer, Leo,
bahasa yang digunakan pada
Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius,
ungkapan, yaitu ragam bahasa Jawa
Capricorn, Aquarius, Pisces, Aries,
Krama dan bahasa Kawi yang
Taurus, dan Gemini. Zodiak-zodiak
merupakan ragam bahasa yang
tersebut disimbolkan hewan,
menunjukan sikap hormat.
terkecuali pada Aquarius, Gemini
Ungkapan yang digunakan dan Virgo yang disimbolkan manusia
dalam menggambarkan pranata dan Libra yang disimbolkan alat
mangsa biasanya menggunakan penimbang.
1.2 Musim pada Pranata mangsa musim labuh atau peralihan dari
dan Zodiak musim kemarau ke musim hujan.
Mangsa Kapitu dan mangsa Kawolu
Musim-musim yang digunakan pada
mulai musim penghujan. Pada
pranata mangsa sesuai dengan
mangsa Kasonga dan mangsa
musim di Indonesia, terutama di
Kasadasa turunnya hujan sudah
pulau Jawa, yang menerapkan sistem
mulai jarang. Di mangsa Dhesta
perhitungan pranata mangsa. Kedua
masuk pada musim mareng atau
musim yang ada di Indonesia adalah
peralihan dari musim hujan ke
musim hujan dan musim kemarau.
musim kemarau. Di mangsa Sadha
Musim-musim dalam zodiak ini adalah musim dimana kondisi
sesuai dengan musim-musim yang sekitar dingin.
berlaku pada belahan bumi di bagian
Berbeda halnya dengan
utara. Menurut Tierney (2004: 8)
pranata mangsa, zodiak memiliki
alasan zodiak menggunakan musim
empat musim. Zodiak Cancer, Leo,
yang berlaku pada belahan bumi
dan Virgo terjadi pada musim panas.
utara karena di sanalah ilmu astrologi
Zodiak Libra, Scorpio, dan
itu berkembang. Musim-musim
Sagitarius memasuki musim gugur.
tersebut adalah musim panas, musim
Zodiak Capricorn, Aquarius, dan
gugur, musim dingin dan musim
Pisces berada pada musim dingin.
semi.
Dan Zodiak Aries, Taurus, dan
Pada pranata mangsa terdapat Gemini berada pada musim semi.
mangsa yang memiliki musim serupa
1.3 Watak manusia di Pranata
namun juga beberapa mangsa
mangsa dan Zodiak
merupakan musim peralihan.
Mangsa Kasa sampai mangsa Katelu Analisis watak dengan mengaitkan
merupakan musim yang berada pada gambaran watak yang dijelaskan
musim kemarau. Mangsa Kapat singkat pada naskah Buku Mangsa
mulai turun hujan, mangsa Kalima dengan gambaran watak pada zodiak,
dan mangsa Kanem mengalami sebagai berikut:
1) Mangsa Kasa Pada naskah Buku Mangsa
halaman 5 yang berbunyi “Usume
Terdapat ungkapan “Sotya murca
randhu alas karuk lan randhu jawa
saking embanan” (Buku Mangsa, hal
uga karuk, darbe watak cobo”,
4) adalah ungkapan yang
dijelaskan bahwa gambaran watak
menggambarkan mangsa Kasa.
seseorang yang lahir pada mangsa
Artinya yaitu permata yang hilang
Karo adalah ceroboh. Ceroboh
dari asalnya, yang kondisi alamnya
diartikan sebagai sifat yang kurang
berarti dedaunan pada musim ini
berhati-hati dalam mengambil
sedang berguguran dari pohonnya.
keputusan. Dan bila dikaitkan
Pada mangsa Kasa, dengan zodiak yang sejajar dengan
disebutkan bahwa gambaran watak penanggalan mangsa Karo adalah
seseorang pada mangsa ini adalah Leo dan Virgo.
belas kasih. Belas kasih diartikan
3) Mangsa Katelu
sebagai sifat kepedulian terhadap
orang lain. Watak mangsa ini Terdapat ungkapan “Suta manut ing
memiliki keterkaitan dengan naskah bapa” (Buku Mangsa, hal 6).
Buku Mangsa pada halaman 4 yang Ungkapan ini memiliki arti “seorang
berbunyi “watak kasih iku ing buda anak yang patuh pada orang tuanya”.
masa kartika”, dan zodiak yang Kondisi alam pada mangsa Katelu
sejajar dengan penanggalan mangsa adalah tanaman yang merambat pada
tersebut adalah Cancer dan Leo. sarana yang dirambatnya.

2) Mangsa Karo Gambaran watak seseorang


yang lahir pada mangsa Katelu yaitu
Terdapat ungkapan “Bantala
kikir. Kikir adalah sifat yang terlalu
Wangka” (Buku Mangsa, hal 5).
hemat dalam memakai harta.
Ungkapan ini memiliki arti “bumi
Gambaran watak ini seperti
atau tanah yang retak”. Ini mengacu
dijelaskan pada mangsa Katelu di
pada kondisi alam yaitu tanah yang
dalam naskah Buku Mangsa halaman
menjadi retak.
6 yang berbunyi “kang lunglungan
padha mrambat iku darbe takumet”, ini adalah kiasan yang digunakan
dan gambaran watak pada mangsa untuk menggambarkan hujan,
Katelu tidak bisa dikaitkan dengan kondisi alam pada mangsa Kalima
watak zodiak Virgo. yaitu turunnya hujan ke bumi. Hujan
mengguyur bumi siang dan malam.
4) Mangsa Kapat
Gambaran watak seseorang
Terdapat ungkapan “Waspa
yang lahir pada mangsa Kalima
kumembang jroning kalbu” (Buku
adalah pembohong. Pembohong
Mangsa, hal 7). Ungkapan ini
diartikan sebagai sifat dusta dalam
memiliki arti bahwa “air mata yang
bertutur kata maupun bertindak.
tergenang di dalam hati”. Kiasan ini
Gambaran watak ini memiliki
menggambarkan kondisi alam yang
keterkaitan dengan naskah Buku
sedang bersedih.
Mangsa halaman 8 yang berbunyi
Gambaran watak seseorang “laron sulung mangsaning brubul,
pada mangsa Kapat adalah senang iku darbe watek goroh reco”.
kebersihan. Senang kebersihan Mangsa Kalima disejajarkan dengan
berarti sifat yang peduli akan penanggalan zodiak Libra dan
keindahan dan kerapihan lingkungan Scorpio, namun Libra dan Scorpio
sekitar. Gambaran watak ini tidak memiliki keterkaitan watak
memiliki keterkaitan dengan naskah dengan watak mangsa Kalima.
Buku Mangsa pada halaman 7 yang
6) Mangsa Kanem
berbunyi “masaning pepet sumber
lapantuk iku darbe watak resikan”. Terdapat ungkapan “Rasa mulya ing
Mangsa Kapat sejajar dengan zodiak kasucian” (Buku Mangsa, hal 9)
Virgo dan Libra. yang memiliki arti “rasa mulia yang
menjadi kesucian”. Hal ini sesuai
5) Mangsa Kalima
dengan kondisi alam yaitu musim
Terdapat ungkapan “Pancuran emas tumbuhnya banyak buah.
sumawur ing jagad” (Buku Mangsa,
Gambaran watak pada
hal 8) yang artinya “pancuran emas
mangsa Kanem adalah tidak
yang jatuh ke dunia”. Pancuran emas
mempunyai pekerjaan. Tidak iku darbe watak cengkiling”. Mangsa
mempunyai pekerjaan diartikan Kapitu sejajar dengan penanggalan
sebagai sifat seorang pengangguran, zodiak Capricorn dan Aquarius,
kurangnya semangat dalam namun zodiak Capricorn dan
menjalani kehidupan. Gambaran ini Aquarius tidak memiliki keterkaitan
memiliki keterkaitan dengan naskah watak dengan watak mangsa Kapitu.
Buku Mangsa pada halaman 9 yang
8) Mangsa Kawolu
berbunyi “rasa mulya ing kasuciyan
lagi anedheng”. Pada penanggalan Terdapat ungkapan “Ajrah Jroning
mangsa Kanem zodiak yang sejajar kayun” (Buku Mangsa, hal 11).
adalah Scorpio dan Sagitarius, Ungkapan tersebut memiliki arti
namun Scorpio dan Sagitarius tidak “merata dalam keinginan”, dalam
memiliki keterkaitan watak dengan mangsa Kawolu kondisi hewan
watak mangsa Kanem. digunakan sebagai pertanda
datangnya musim. Sebagai contoh
7) Mangsa Kapitu
kucing hamil.
Terdapat ungkapan “Wisa kentir ing
Gambaran watak seseorang
maruta” (Buku Mangsa, hal 10).
yang lahir pada mangsa Kawolu
Ungkapan tersebut memiliki arti
adalah mudah menangis. Mudah
“racun yang dibawa oleh angin”.
menangis diartikan sebagai perasaan
Kondisi alam pada mangsa Kapitu
yang mudah tersentuh. Gambaran
adalah tersebarnya berbagai jenis
watak pada mangsa ini memiliki
penyakit.
keterkaitan dalam naskah Buku
Gambaran watak mangsa Mangsa pada halaman 11 yang
Kapitu adalah ringan tangan. Ringan berbunyi “nuju kucing samya
tangan adalah sifat seseorang yang agandhik, iku darbe watak cengeng”.
suka memukul. Dijelaskan dalam Mangsa Kawolu sejajar
naskah Buku Mangsa pada halaman penanggalannya dengan zodiak
10 yang berbunyi “wisa kentir ing Aquarius dan Pisces. Namun zodiak
maruta nuju praptaning panyaket, Aquarius dan Pisces tidak memiliki
keterkaitan dengan watak mangsa menggambarkan mangsa Kesepuluh.
Kawolu. Artinya yaitu “gedung yang tertutup
dalam hati”. Kondisi yang mengikuti
9) Mangsa Kasonga
mangsa Kasepuluh adalah siklus
Terdapat ungkapan “Wedharing hewan, seperti kehamilan pada
wacana mulya” (Buku Mangsa, hal hewan.
12), adalah ungkapan yang
Gambaran watak seseorang
menggambarkan mangsa Kasonga.
yang lahir pada mangsa Kasepuluh
Artinya yaitu “lepasnya kabar
adalah lazim atau biasa. Lazim
bahagia” yang kondisi alamnya
diartikan sebagai sifat umum atau
berarti membahagiakan baik bagi
sudah menjadi kebiasaan seseorang.
manusia maupun bagi hewan.
Gambaran watak pada mangsa ini
Gambaran watak seseorang memiliki keterkaitan dalam naskah
yang lahir pada mangsa Kasonga Buku Mangsa pada halaman 13 yang
adalah marah perkataan. Marah berbunyi “padha meteng manuk-
perkataan adalah sifat seseorang manuk pada unjal, iku darbe watek
yang mudah meluapkan emosi. lumrah”. Mangsa Kasepuluh sejajar
Gambaran watak pada mangsa ini penanggalannya dengan zodiak
memiliki keterkaitan dalam naskah Aries.
Buku Mangsa pada halaman 12 yang
11) Mangsa Dhesta
berbunyi “wedharing wacana mulya
sako gareng, asu, gancet, gangsir Terdapat ungkapan “Sotya
ngenthir, iku darbe watak brabah Sinarawedi” (Buku Mangsa, hal 14),
ujar”. Mangsa Kawolu sejajar adalah ungkapan yang
penanggalannya dengan zodiak menggambarkan mangsa Dhesta.
Pisces dan Aries. Artinya yaitu “permata yang
dilindungi”. Kondisi yang mengikuti
10) Mangsa Kasepuluh
mangsa Kasepuluh adalah siklus
Terdapat ungkapan “Gedhong minep hewan, seperti burung-burung pada
jroning kalbu” (Buku Mangsa, hal menyuapi anaknya.
13), adalah ungkapan yang
Gambaran watak seseorang diketahui akibat tidak ditemukannya
yang lahir pada mangsa Dhesta ungkapan pada mangsa tersebut.
adalah mudah pindah hati. Mudah Akibatnya gambaran watak mangsa
pindah hati adalah sifat tidak setia Sadha tidak dapat dianalisis. Berikut
terhadap pasangan dan hal ini ini adalah watak seseorang yang
mengakibatkan perselingkuhan terdapat dalam zodiak:
mudah terjadi. Gambaran watak pada
a. Cancer, disimbolkan dengan
mangsa ini memiliki keterkaitan
kepiting, dimulai pada tanggal 22
dalam naskah Buku Mangsa pada
Juni - 22 Juli. Mempunyai sifat
halaman 14 yang berbunyi “Manuk-
sensitif, setia dan perhatian.
manuk padha angloloh, iku darbe
watek juti culi kang tyas”. Mangsa b. Leo, disimbolkan dengan singa,
Dhesta sejajar penanggalannya dimulai pada tanggal 23 Juli - 23
dengan posisi zodiak Aries dan Agustus. Mempunyai sifat ceroboh,
Taurus. Namun zodiak Aries dan dermawan dan percaya diri.
Taurus tidak memiliki keterkaitan
c. Virgo, disimbolkan dengan gadis,
dengan watak mangsa Dhesta.
dimulai pada tanggal 24 Agustus - 22
12) Sadha September. Mempunyai sifat kritis,
logis dan sederhana.
Tidak ditemukan ungkapan yang
menggambarkan mangsa Sadha d. Libra, disimbolkan dengan
dalam naskah Buku Mangsa, timbangan, dimulai pada tanggal 23
khususnya pada halaman 15. Namun September - 23 Oktober. Mempunyai
dijelaskan kondisi alam pada mangsa sifat suka kebersihan lingkungan,
ini adalah pengaruh angin kadang pandai bermuka dua dan memesona.
rasa dingin kadang juga rasa gerah
e. Scorpio, disimbolkan dengan
dan juga kayu-kayu mulai pada
kalajengking, dimulai pada tanggal
roboh.
24 Oktober - 22 November.
Gambaran watak seseorang Mempunyai sifat pendendam, gigih,
yang lahir pada mangsa Sadha tidak dan tekun.
f. Sagitarius, disimbolkan dengan - 21 Juni. Mempunyai sifat mudah
pemanah, dimulai pada tanggal 23 gugup, peka dan pandai bicara.
November - 21 Desember. Kemudian selain nilai perhitungan,
Mempunyai sifat jiwa petualang, di dalam naskah Buku Mangsa juga
suka kebebasan dan mandiri. terdapat nilai-nilai yang lain, yaitu
nilai kebahasaan dan nilai budaya.
g. Capricorn, disimbolkan dengan
kambing jantan, dimulai pada 2. Nilai Kebahasaan
tanggal 22 Desember - 20 Januari.
Ekspresi kebahasaan yang terdapat
Mempunyai sifat materialistis,
dalam pranata mangsa pada naskah
ambisius dan gengsi tinggi.
Buku Mangsa menggunakan bahasa
h. Aquarius, disimbolkan dengan Jawa dan banyak menggunakan
pembawa air, dimulai pada tanggal ungkapan bahasa Kawi. Penggunaan
21 Januari - 19 Februari. Mempunyai bahasa Kawi memiliki nilai lebih
sifat objektif, tenang dan genius. bila dibandingkan dengan bahasa
Jawa, di antaranya adalah memiliki
i. Pisces, disimbolkan dengan ikan,
aspek estetik yang tinggi dan
dimulai pada tanggal 20 Februari -
mempunyai nilai cendikiawan
20 Maret. Mempunyai sifat penuh
(Badrudin, 2014: 240). Hal ini
cinta, praktis dan suka mengkhayal.
penulis temukan dalam diksi-diksi
j. Aries, disimbolkan dengan domba yang ada di dalam naskah dengan
jantan, dimulai pada tanggal 21 perumpamaan untuk
Maret - 19 April. Mempunyai sifat menggambarkan tiap-tiap mangsa.
cepat emosi, agresif dan energik.
2.1 Kategori perumpamaan dalam
k.Taurus, disimbolkan dengan kebahasaan
banteng, dimulai pada tanggal 20
1) Alam/Bumi
April - 20 Mei. Mempunyai sifat
keras kepala, ramah dan setia. Untuk menjelaskan musim kedua,
masyarakat Jawa memberikan
l. Gemini, disimbolkan dengan anak
perumpamaan “Bantala wangka”
kembar, dimulai pada tanggal 21 Mei
Bantala - Bumi dan wangka - pecah.
Adapun artinya bahwa pada mangsa adalah menuju musim penghujan,
ini kondisi bumi atau tanah sedang musimnya ulat putih menetas.
pecah-pecah. Ciri dan kondisi alam
Musim kesepuluh, di dalam
tersebut digunakan masyarakat Jawa
naskah disebutkan “Gedhong menep
untuk mengetahui bahwa musim
jroning kalbu” artinya adalah
kedua telah tiba.
pintu/bangunan yang tertutup dalam
2) Tubuh manusia hati. Penciri alam pada musim ini
mengangkat musim peralihan musim
Pada musim keempat, “Waspa
hujan ke musim kemarau, burung-
kumembang jroning kalbu” Waspa -
burung pada hamil dan mulai
Air mata, kumembang - memenuhi
membuat sarangnya.
dan kalbu - hati. Artinya adalah
orang-orang dalam musim tersebut 3) Angin
sedang mengalami kesulitan. Mata
Pada musim ketujuh, tertulis “Wisa
airpun kering sehingga tanaman-
kentir ing maruta” Wisa - racun,
tanaman tidak berbuah.
kentir - hanyut, maruta - angin.
Pada musim keenam, Kondisi alamnya adalah banyak
digambarkan perumpamaan “Rasa mendatangkan penyakit, sehingga
mulya kasucian”. Maksudnya adalah banyak orang-orang yang jatuh sakit.
rasa yang muncul ketika berbuat baik Anginnya kencang dan turunnya
terhadap sesama. Pada musim ini curah hujan yang tinggi.
ditandai dengan ciri alam menuju
4) Perhiasan
musim peralihan musim kemarau ke
musim hujan, mulai hujan sehingga Pada musim kesebelas, tertulis
banyak tanaman yang bersemi. “Sotya Sinarawedi” Sotya - Mutiara
dan sinarawedi - sangat disayangi.
Musim kedelapan, tertuliskan
Pada musim ini diibaratkan seperti
“Ajrah jroning kayun”, Ajrah -
mutiara yang disayang. Ditandai
tersebar, kayun - keinginan hati. Jadi
dengan ciri burung-burung pada
pada musim ini masyarakat Jawa
menyuapi.
memiliki keinginan. Penciri alamnya
Musim pertama, tertulis “Sotya 7) Kekeluargaan
murca saking embanan” Sotya -
Musim ketiga, candra atau bulan
mutiara, murca - hilang, saking - dari
yang disebutkan adalah “Suta manut
dan embanan - pangkuan.
ing bapa”. Maksudnya adalah
Maksudnya adalah mutiara yang
seorang anak yang patuh kepada
hilang dari tempatnya. Hal ini
bapaknya. Penciri alamnya adalah
merupakan ciri pada mangsa tersebut
ubi jalar akarnya merambat,
yaitu daun berguguran, menandai
anginnya tidak teratur sehingga lahan
datangnya musim kemarau.
tidak ditanami.
5) Bunyi/suara
2.2 Ekspresi kebahasaan pada
Pada musim kesembilan, candra atau pranata mangsa dalam naskah
bulannya adalah “Wedharing Buku Mangsa
wacana mulya” Wedhar - keluar,
1) kesatuan kebahasaan mengenai
wacana - ucapan/suara, dan mulya -
nama-nama mangsa
mulia. Artinya keluar banyak suara
untuk didengar, seperti suara Kasa (musim kesatu); Karo (musim
serangga (gareng angengkeng), kedua); Katelu (musim ketiga);
kodok (gancet), anjing (asu), Kapat (musim keempat); Kalima
jangkrik (gangsir) bersuara (musim kelima); Kanem (musim
menyambut alam. keenam); Kapitu (musim ketujuh);
Kawolu (musim kedelapan),
6) Air
Kasonga (musim kesembilan),
Musim kelima, tertuliskan Kasepuluh (musim kesepuluh);
“Pancuran emas sumawur ing Dhesta (musim kesebelas); dan
jagad” artinya adalah pancuran emas Sadha (musim kedua belas).
menyebar di bumi. Emas di sini
2) Kesatuan kebahasaan mengenai
digambarkan sebagai hujan yang
karakter mangsa
turun, pada saat ini para petani mulai
membenahi lahan pertanian. a. Sotya murca saking embanan
(permata yang lepas dari tempatnya),
musimnya daun-daun berjatuhan dari keempat); Manggakala (musim
pohonnya, menandakan datangnya kelima); Naya (musim kebahagiaan);
musim kemarau. Palguna (musim tidak bermanfaat);
Wisaka (musim lahir); Jita (musim
b. Suta manut ing bapa (anak yang
kemarau); Srawanang (musim
patuh pada bapaknya) ditandai
pergaulan); Padrawana (musim
dengan ciri pohon ubi jalar yang
kesebelas) dan ketiga - musim
merambat pada tempat atau sarana
kemarau, labuh - musim peralihan
yang dirambatnya, menuju tengah
dari musim kemarau menuju musim
kemarau.
hujan, rendheng - musim penghujan
c. Bantala wangka (tanah/bumi yang dan mareng - musim peralihan dari
retak-merekah) tanah yang musim hujan menuju musim
mengering akibat musim kemarau kemarau.
dan kondisi tanah retak-retak.
4) Kesatuan kebahasaan tentang
d. Waspa kumembang jroning kalbu aneka jenis tanaman dalam
(air mata yang menggenang dalam pranata mangsa
hati) menandakan datangnya musim
Randhu alas (pohon randu hutan),
labuh (peralihan musim kemarau ke
randhu Jawa (pohon randu Jawa),
musim hujan).
palawija (buah tanam yang biasa
e. Pancuran emas sumawur ing ditanam di sawah atau di ladang),
jagad (pancuran emas/hujan empon-empon (tanaman obat-
menyirami alam semesta) masih obatan), lunglungan (pohon ubi
berada di musim labuh (peralihan jalar).
musim kemarau ke musim hujan).
5) Kesatuan kebahasaan yang
3) Kesatuan kebahasaan yang terkait tentang penciri alam
terkait dengan mangsa
a. Kucing samya agandhik
Kartika (musim bintang); Pusa (musimnya kucing-kucing kawin)
(musim tidak ada hasil); Manggagri musim kucing kawin ditandai dengan
(musim bertani); Sitra (musim suara maungan kucing yang keras,
hal ini menandakan musim Untuk itu dapat disimpulkan bahwa
penghujan. budaya sangat dekat dengan
kehidupan masyarakat.
b. Manuk pada angloloh (burung
pada menyuapi) musim saat burung- Primbon merupakan hasil dari
burung sedang bertelur, menandakan kebudayaan. Sebagian masyarakat
musim mareng (peralihan musim Jawa masih percaya dan
hujan ke musim kemarau) telah tiba. menggunakan primbon untuk
kehidupan sehari-hari. Naskah Buku
c. Gangsir ngenthir (jangkrik yang
Mangsa ini memuat primbon pranata
bersuara keras sekali) suara tersebut
mangsa, pranata mangsa adalah
menandakan musim penghujan, suara
pengetahuan yang dipegang para
jangkrik keras biasanya terdengar di
petani atau nelayan dan diwariskan
ladang atau sawah.
secara turun-temurun dari mulut ke
d. Bumi beser (bumi dengan volume mulut. Para perani menggunakan
air yang banyak) kondisi alam pranata mangsa untuk pedoman
sedang hujan deras dan hujan turun dalam menentukan awal masa tanam,
di setiap malam. nelayan menggunakannya sebagai
pedoman untuk melaut.
3. Nilai Budaya
Pranata mangsa pada mulanya
Budaya adalah keterkaitan antara
adalah cara orang Jawa dalam
kepercayaan, moral, hukum, adat,
membaca fenomena alam yang
pengetahuan, dan kemampuan
berfungsi sebagai penentuan masa
masyarakat di dalam kehidupan (B.
tanam, pengendalian hama pada
Taylor). Budaya merupakan
tanaman, dan masa panen atau
pandangan hidup dari sekelompok
disebut dengan ilmu titen. Ilmu titen
orang dalam bentuk perilaku,
berasal dari kata niti yang artinya
kepercayaan, nilai, simbol-simbol
menuntun. Niti atau niteni adalah
yang mereka terima tanpa sadar yang
melihat, memahami, mendengar
semuanya diwariskan melalui proses
berbagai macam hal yang dilakukan
komunikasi dari generasi ke genarasi
oleh indra manusia. Ilmu titen
berikutnya (Liliweri, 2002: 62).
melekat pada tubuh manusia, apabila hari/tahun panjang). Pada teks Buku
manusia tersebut diberi kelebihan Mangsa terdapat kutipan yang
khusus oleh Allah Swt. Dan adapula menjelaskan mengenai perhitungan
manusia yang sengaja mendapatkan tahun Wastu dan Wuntu.
ilmu tersebut dengan dipelajari. Ilmu
Adanya revolusi bumi,
tersebut dipelajari dengan metode
mengakibatkan pergantian musim di
awal yaitu dzikir, puasa, tapa dengan
bumi. Indonesia yang merupakan
sungguh-sungguh dan hati yang
daerah tropis memiliki dua musim,
bersih untuk dipermudah
yaitu musim kemarau dan musim
mendapatkannya. Petani Jawa zaman
hujan.
dahulu didorong untuk cermat dalam
mengenali watak alam agar dapat Pranata mangsa dalam satu
menerapkan konsep pranata mangsa tahun terdiri dari 12 mangsa
dengan baik, sehingga terciptalah kemudian dibagi menjadi 4 mangsa
hubungan simbiosis mutualisme utamanya: mangsa terangan (88
(hubungan saling menguntungkan) hari), mangsa labuh (95 hari),
antara petani oleh alam dan alam mangsa rendhengan (95 hari) dan
oleh petani. mangsa marengan (88 hari). Mangsa
terangan (musim kemarau) terdiri
Pranata mangsa berasal dari
dari mangsa kesatu, kedua dan
dua kata, yaitu pranata yang berarti
ketiga. Kemudian mangsa labuh
tataran dan mangsa yang berarti
(musim peralihan dari musim
musim atau waktu. Pranata mangsa
kemarau ke musim hujan) yang
didasarkan pada penanggalan
terdiri dari mangsa keempat, kelima,
Syamsiyah, sehingga penanggalan ini
dan keenam. Mangsa rendhengan
memiliki perhitungan berdasarkan
(musim penghujan) terdiri dari
pada perjalanan revolusi bumi
mangsa ketujuh, kedelapan dan
terhadap matahari. Pranata mangsa
kesembilan. Kemudian mangsa
dalam naskah Buku Mangsa terdiri
berikutnya adalah mangsa marengan
dari tahun Wastu (360 hari/tahun
(musim peralihan dari musim hujan
pendek) dan tahun Wuntu (366
ke musim kemarau) terdiri dari
mangsa kesepuluh, kesebelas dan adalah metode standar, yaitu
kedua belas. kesalahan yang terdapat dalam teks
disunting dan dibenarkan. Metode
SIMPULAN
tersebut digunakan karena naskah
Naskah Buku Mangsa merupakan Buku Mangsa bukanlah naskah
naskah berbahasa Jawa yang sakral.
didapatkan penulis dari membeli
Pentingnya pranata mangsa
naskah di Pasar Buku Kuno Gladak,
untuk masyarakat Jawa menjadikan
Solo. Buku Mangsa berisi pranata
naskah Buku Mangsa patut untuk
mangsa dalam masyarakat Jawa.
dikaji dengan pendekatan pragmatik,
Pranata mangsa yang terkandung
yaitu mengkaji manfaat suatu karya
dalam naskah Buku Mangsa di
bagi masyarakat pembaca. Oleh
antaranya adalah: kasa, karo, katelu,
karena itu dapat tersaji nilai manfaat
kapat, kalima, kanem, kapitu,
naskah Buku Mangsa. Berdasarkan
kawolu, kasonga, kasapuluh, dhesta,
penelitian penulis, nilai yang dapat
dan sadha yang dijelaskan dalam tiap
diambil dari naskah Buku Mangsa
mangsa.
adalah:
Hasil penelitian berupa
1. Nilai Perhitungan
deskripsi naskah, transliterasi,
translasi teks dan suntingan teks. Pranata mangsa memiliki kelebihan
Dalam penelitian ini, peneliti tersendiri sebagai ilmu perhitungan,
menggunakan dua teori, pertama seperti pada naskah Buku Mangsa
teori filologi dan kedua teori dijelaskan mengenai kondisi alam,
pragmatik. Teori filologi digunakan pertanian, maupun watak seseorang
untuk menyajikan suntingan teks yang lahir menggunakan ungkapan
yang bersih dari kesalahan. Hasil dan perumpamaan. Ungkapan dan
suntingan mengenai perbaikan perumpamaan tersebut digunakan
dipertanggungjawabkan dan dengan tujuan mempermudah
dilaporkan di aparat kritik. Metode penyampaian dengan sopan.
suntingan teks yang digunakan
Dalam penelitian penulis, karakteristik mangsa, satuan yang
zodiak disebutkan sebagai kaitan terkait dengan mangsa, satuan aneka
dengan pranata mangsa, terutama jenis tanaman pada pranata mangsa,
pada watak seseorang. Hasil dan satuan tentang penciri alam.
penelitian ini menunjukkan kaitan
3. Nilai Budaya
antara watak yang ada pada naskah
Buku Mangsa dengan watak yang Budaya merupakan pikiran dan budi,
terdapat pada zodiak. Ada beberapa sedangkan kebudayaan adalah hasil
mangsa yang memiliki keterkaitan kegiatan dan penciptaan batin (akal
dengan zodiak dan ada pula yang budi) manusia seperti kepercayaan,
tidak memiliki keterkaitan dalam hal kesenian, dan adat istiadat. Primbon
watak seseorang. merupakan hasil dari kebudayaan.
Sebagian masyarakat Jawa masih
2. Nilai Kebahasaan
percaya dan menggunakan primbon
Sifat mangsa dalam pranata mangsa untuk kehidupan sehari-hari.
diungkapkan dalam bentuk
Dengan demikian, dapat
perumpamaan. Perumpamaan-
penulis simpulkan bahwa hasil dari
perumpamaan tersebut diungkapkan
kebudayaan Jawa tidak kalah dengan
dengan menggunakan bahasa Kawi,
hasil dari kebudayaan daerah lain.
meskipun naskah ditulis dengan
Bukti dari kecerdasan kebudayaan
bahasa Jawa. Bahasa kawi digunakan
Jawa dapat dilihat dari naskah
sebagai bahasa dalam kesusastraan
primbon yang mencatat ilmu titen
Jawa dan memiliki nilai estetika
atau ilmu yang dihasilkan dari
yang lebih.
membaca fenomena alam sekitar.
Perumpamaan tersebut Ilmu titen berasal dari kata niteni
menggambarkan alam/bumi, tubuh, yang berarti memperhatikan,
angin, bunyi/suara, perhiasan, air, mengingat dan memahami. Ilmu
hubungan kekeluargaan. Satuan Titen didapatkan oleh ahli spiritual
kebahasaan diklasifikasikan menjadi dengan meminta, mempelajari,
satuan tentang nama mangsa, satuan melalui metode dzikir dan tapa.
Kemudian ada pula ilmu titen yang pada tanggal 14 Februari
melekat dalam tubuh manusia, yaitu 2020.
kelebihan yang diturunkan langsung Baried, Siti Baroroh dkk. 1985.
oleh Allah Swt. Kepada orang-orang Pengantar Ilmu Filologi.
pilihan. Dari ilmu titen tersebut Jakarta: Pusat Pembinaan dan
diketahui Pranata mangsa yang Pengembangan Bahasa
merupakan salah satu hasil dari Departemen Pendidikan dan
kecerdasan masyarakat Jawa pada Kebudayaan.
masa lalu. Behrend, T. E. 1990. Katalog Induk

DAFTAR PUSTAKA Naskah - naskah Nusantara


Jilid 1 Museum Sonobudoyo
Abrams, M. H. The Mirror and The
Yogyakarta. Jakarta:
Lamp. Oxford University
Djambatan.
Press.
__________. 1998. Katalog Induk
Alo, Liliweri. 2002. Makna Budaya Naskah - naskah Nusantara
dalam Komunikasi antar Jilid 4 Perpustakaan
Budaya. Yogyakarta: PT Nasional Republik Indonesia.
LKIS Pelangi Aksara Jakarta: Yayasan Obor

Badrudin, Ali. 2014. “Pranata Indonesia Bersama I’Ecole

Mangsa Jawa (Cermin Francaise d’Extreme Orient.

Pengetahuan Kolektif Bernadhi, Oktaviane Nancy. 2017.


Masyarakat Petani di Jawa)”. “Serat Kridhawasita
Jurnal Adabiyyat. Vol. XIII, (Suntingan dan Analisis Isi
No. 2 dalam Teks)”. Skripsi Sarjana.
http://researchgate.net/public Fakultas Ilmu Budaya
ation/33201367_Pranata_Ma Universitas Diponegoro
ngsa_Jawa_Cermin_Pengeta Semarang.
huan_Kolektif_Masyarakat_ Darusuprapta. 1984. Beberapa
Petani_di_Jawa. Diakses Masalah Kebahasaan dalam
Penelitian Naskah.
Yogyakarta: Balai Penelitian Jaringan (Offine). 2016-
Bahasa. 2019. Badan Pengembangan
__________. 2002. Pedoman Bahasa dan Perbukuan
Penulisan Aksara Jawa. Kementerian Pendidikan dan
Yogyakarta: Yayasan Kebudayaan Republik
Pustaka Nusatama. Indonesia dalam

Djamaris, Edwar. 1977. “Filologi kbbi.kemdikbud.go.id.

dan Cara Kerja Penelitian Katalog Online Perpustakaan


Filologi”. Dalam Bahasa dan Nasional Republik Indonesia
Sastra. Depok: Fakultas dalam opac.perpusnas.go.id/.
Sastra UI. Diakses pada tanggal 5

__________. 2002. Metode Februari 2020.

Penelitian Filologi. Jakarta: Katalog Online Universitas Gajah


CV Manasco. Mada dalam

Fathurahman, Oman. 2015. Filologi http://lib.ugm.ac.id/ind/.

Indonesia: Teori dan Metode. Diakses pada tanggal 5

Jakarta: Kharisma Putra Februari 2020.

Utama. Katalog Online Universitas

Handayani, Dwi & Retno Asih Indonesia dalam

Wulandari. 2008. “Kajian http://www.lib.ui.ac.id/.

Filologis dan Kajian Diakses pada tanggal 5

Pragmatik Serat Patiwinadi”. Februari 2020.

Jurnal Penelitian Sosial. Vol. 7, No Katalog Online Yayasan Sastra

2: 108-115 dalam Lestari dalam

www.journal.unair.ac.id.dow http://www.sastra.org/.

nload-fullpaper-109-116.pdf. Diakses pada tanggal 5

Diakses pada tanggal 6 Februari 2020.

Februari 2020. Minani, Nihayatul. 2017.

Kamus Besar Bahasa Indonesia “Penanggalan Jawa Pranata

(KBBI) Edisi V Luar Mangsa Perspektif Ilmu


Klimatologi Pada Saat Tahun Purwadi & Eko Priyo Purnomo.
Terjadinya El Nino dan La 2008. Kamus Sansekerta
Nina (Implementasi dalam Indonesia. Yogyakarta:
Penentuan Arah Kiblat)”. BudayaJawa.com.
Skripsi Sarjana. Universitas Robson. 1994. Prinsip - Prinsip
Islam Negeri Walisongo Filologi Indonesia. Jakarta:
Semarang. Pusat Pembinaan dan
Muzakka, Moh. 2020. Pengembangan Bahasa.
Pengkajian Naskah - Naskah Saeroni, Ahmad. 2018. “Sistem
Nusantara Metodologi dan Penanggalan dalam Serat
Aplikasinya. Semarang: Mustaka Rancang (Suntingan
Lembaga Pendidikan Sukarno Teks dan Analisis Isi Naskah
Pressindo. Koleksi Warsadiningrat)”.
Nugroho, Wahyu Aziz. 2016. Skripsi Sarjana. Fakultas
“Belajar dari Leluhur: Ilmu Budaya Universitas
Pranata Mangsa”. Dema Diponegoro Semarang.
Pertanian UGM. Yogyakarta Sindhunata. 2011. Seri Lawasan
dalam Pranata Mangsa. Jakarta:
https://dema.faperta.ugm.ac.i Kepustakaan Populer
d. Diakses pada tanggal 30 Gramedia.
Maret 2019. Sudarmanto. 2017. Kamus Lengkap
Padmosoekotjo, S. 1989. Wawaton Bahasa Jawa: Jawa -
Panulise Bahasa Jawa Indonesia. Semarang: Widya
Nganggo Aksara Jawa. Karya.
Surabaya: PT Citra Jaya Suryani, Elis. 2011. Filologi. Ghalia
Murti. Indonesia: Bogor.
Poerwadarminta. 1939. Sastra Jawa - Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu
Bausastra Jawa. Jakarta: J.B Sastra. Bandung: Pustaka
Wolters Groningen Batavia. Jaya.
Tierney, Bill. 2004. All Around The
Zodiac: Exploring
Astrology’s Twelve Signs. St.
Paul: Liewellyn Publications.
Tylor, Edward. 1920. Primitive
Culture. New York: J.P.
Putnam’s Sons.410.
Wellek, Rene & Austin Warren.
1990. Teori Kesusasteraan.
(DiIndonesiakan oleh Melani
Budiantara). Jakarta:
Gramedia.
Wojowasito. 1977. Kamus Kawi -
Indonesia. Malang: CV
Pengarang.
Yule, george. 1996. Pragmatik.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Vrij, A. 2002. Detecting lies and
deceit: The psychology of
lying and the implications for
professional practice. New
York: John Wiley and Sons,
Ltd

Anda mungkin juga menyukai