Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Iqbal Khalis

NPM : 1904110010029
Mata Kuliah : Metode Penelitian

KOMPARASI POLA RUANG KOTA BANDA ACEH MASA KINI DAN MASA
KESULTANAN ISKANDAR MUDA
(Studi Kasus: Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh)

LATAR BELAKANG
Terciptanya tata ruang kota merupakan wujud dari struktur dan pola ruang yang
membentuk sebuah kawasan atau kota baik itu terencana maupun tidak terencana (Harris,
2015). Dinamika perubahan jaman akan selalu berdampak kepada perkembangan manusia dari
segala aspek, baik dari segi sosial, perekonomian, politik, pertahanan dan keamanan, serta
aspek-aspek lain yang termasuk di dalamnya terkait dengan kondisi kawasan. Kehidupan
manusia akan selalu terikat kepada ruang sebagai wadah untuk berkatifitas atau sekedar hidup.
Ruang itu sendiri akan terus mengalami perubahan pada komposisi internalnya dengan seiring
berjalannya waktu. Perkembangan pola keruangan ini tentunya akan terus terjadi sepanjang
sejarah dan di pelopori oleh berbagai kondisi atau sekenario, seperti peperangan, bencana alam,
dan hal-hal sejenisnya. Kota Banda Aceh adalah salah satu kota yang berada pada kawasan
yang memiliki nilai sejarah tinggi, dikenal dengan pengaruh nilai Islam yang kental (Kerajaan
Aceh Darussalam) serta dibangun diatas puing-puing pengaruh kerajaan Hindu-Buddha. Selain
itu, kondisi kota yang berada pada semenanjung pulau Sumatera membuatnya menjadi sebagai
salah satu kota dermaga yang menjadi pusat perhubungan maritim antara pedagang Eropa, Asia
Selatan, dan Timur Tengah. Kondisi ini menjadi salah satu penyebab terjadinya perkembangan
pesat pada kota.

Pada masa tersebut juga (Masa Kesultanan Iskandar Muda) dibentuk aturan mengenai tata
bermasyarakat serta tata kehidupan kerajaan yang dikenal dengan nama Qanun / peraturan
Meukuta Alam (Dispar, 2003). Dari penjabaran tersebut terdapat hal menarik untuk diamati,
yaitu terkait dengan bagaimana kondisi pola ruang pada masa Kesultanan serta bagaimana
pengaruh perubahan terhadap masa kini dan apakah ada hal yang dapat dipelajari dari
perubahan tersebut untuk menjadikan pengelolaan terhadap penataan ruang kota Banda Aceh
saat ini.
Oleh karena itu, berdasarkan kepada permasalahan yang terjadi serta mengingat
pentingnya mengetahui perkembangan dan gambaran peradaban pada masa lalu dalam
perencanaan kota, maka perlu diidentifikasi perkembangan pola ruang kota pada masa
Kesultanan Iskandar Muda hingga Masa Pemerintahan Belanda sehingga dapat dilakukan
perbandingan dengan kondisi penataan ruang kota Banda Aceh masa kini melalui deskripsi
analisis dengan temuan tata ruang serta pola ruang Kesultanan Iskandar Muda sebagai
bandingan atau sumber pelajaran untuk pembangunan kota kedepannya.

RUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah yang akan menjadi pembahasan pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana bentuk Pola Ruang Kesultanan Aceh Darussalam?
2. Apa faktor utama yang menyebabkan terjadinya perubahan Pola Ruang pada Masa
Kesultanan Aceh Darussalam?

TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menemukan bentuk Pola Ruang Kesultanan Aceh Darussalam.
2. Mengetahui apa saja penyebab dan bagaimana proses perubahan pola ruang pada masa
Kesultanan Aceh Darussalam.

MANFAAT PENELITIAN
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa:
1. Dapat menjadi salah satu sumber atau referensi untuk dilanjutkannya penelitian terkait
dengan analisis pola ruang Kota Banda Aceh berdasarkan perkambangan sejarah.
2. Menjadi masukan bagi pemerintah untuk melestarikan nilai sejarah tidak hanya dari
benda, akan tetapi dari aspek keruangan dan perencanaan sebagai bentuk ciri khas
kawasan.
3. Sebagai bentuk pelestarian nilai sejarah agar dapat terjaga dan terpetakan, sehingga
tidak akan hilang dari perkembangan generasi.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah dengan menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk meneliti objek alamiah,
dimana peneliti menjadi instrumen kunci untuk pengumpilan dan penggabungan data, hasil
penelitian lebih menekankan kepada makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2016:9).
Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan, melukiskan, menerangkan,
menjelaskan dan menjawab secara lebih rinci permasalahan yang akan diteliti dengan
mempelajari seorang individu, suatu kelompok atau suatu kejadian.
Bentuk pengamatan yang akan dilakukan adalah mengamati kondisi eksisting kawasan
Kecamatan Baiturrahman yang merupakan kawasan dengan jejak sejarah Kota Banda Aceh
terkait dengan kondisi lingkungan, pola guna lahan, sebaran penduduk, morfologi lingkungan,
topografi, hingga jenis kegiatan pada kawasan. Selain itu perlu dilaksanakan pengamatan
menyeluruh untuk mengetahui kondisi historis kawasan, seperti dengan melakukan wawancara
dengan tokoh sejarawan, kunjungan pada museum, rangkuman catatan ekspedisi (catatan kaki),
serta beberapa dokumen sejarah yang menjadi acuan untuk mengetahui kondisi Kota Banda
Aceh pada masa lampau. Hasil dari pengamatan ini diharapkan akan memunculkan data berupa
gambaran terkait kondisi fisik dan pola penggunaan lahan pada kawasan Kecamatan
Baiturrahman pada masa lampau sehingga mampu di visualisasikan melalui pemetaan ataupun
tampilan augmentasi 3 dimensi untuk dapat dilakukan perbandingan pola guna lahan serta
regulasi pengunaan lahan pada masa kerajaan Aceh Darussalam dan pada kondisi sekarang.

Anda mungkin juga menyukai