Anda di halaman 1dari 5

RUMAH GADANG MINANGKABAU

By: Kelompok 3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Gadang adalah rumah adat tradisional masyarakat Minangkabau. Disebut
rumah gadang bukan karena bentuknya yang besar melainkan karena rumah gadang
memiliki fungsi yang besar. Semua aktifitas keseharian masyarakat dilakukan disini,
dimulai darihunian sebagai tempat tinggal, makan, tidur, tempat untuk membesarkan
anak- anak sertauntuk melangsungkan kegiatan-kegiatan adat dan keagamaan sebagai
ajang untuk bersosialisasi dengan masyarakat sekitarnya.
Secara umum, tipologi dari fasilitas hunian masyarakat Minangkabau dapat kita
lihat pada nilai-nilai serta elemen-elemen yang terdapat bagian dalam maupun luar dari
fasilitas hunian tersebut, diantaranya adalah:
1.Masyarakat Minangkabau merupakan masyarakat yang hidup secara berkelompok,
serta memiliki ikatan kekerabatan yang kuat. Hal ini tercermin dari terdapatnya ruang
terbuka yang terdapat pada setiap kelompok mereka yang merupakan wadah untuk
tempat bersosialisasi bagimasyarakatnya.
2.Terdapatnya hirarki-hirarki ruang yang jelas yang terdapat pada fasilitas hunian mereka
tersebut, hal ini tidak tertutup pada bangunan rumah gadang saja, tetapi hal ini
masih dapat kita temukan pada rumah-rumah non rumah gadang yang terdapat
diMinangkabau. Salah satunya adalah masih ditemukannya ruang-ruang lepas dan besar
pada bagian- bagian rumah Masyarakat

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah sirkulasi yang ada dalam rumah adat Minangkabau ini?
b. Bagaimanakah pencahayaan dalam rumah gadang?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bahan dan Material


Rumah Gadang Minangkabau merupakan rumah milik bersama sebuah
kaum(keluarga besar). Oleh karena itu, pembangunan rumah yang dibangun di atas tanah
kaum ini dilakukan secara bergotong-royong. Namun demikian, yang bertanggungjawab
dalam proses pembangunannya adalah tukang ahli. Tukang yang dikatakan sebagai
tukang ahli adalah tukang yang dapat memanfaatkan setiap bahan yang tersedia menurut
kondisinya atau biasanya disebut :
“indak tukang mambuang kayu”
Sebab, setiap kayu ada manfaatnya dan dapat digunakan secara tepat jika tukangnya
adalah tukang ahli. Beberapa bahan- bahan yang digunakan untuk membuat Rumah
Gadang diantaranya :
 Kayu, merupakan unsur terpenting untuk membangun Rumah Gadang, khususnya
untuk tonggak tuo. Oleh karena tonggak tuo merupakan penentu kokoh tidaknya
Rumah Gadang, maka kayu yang digunakan adalah kayu-kayu pilihan yang
pengadaannya selalu didasarkan pada adat-istiadat masyarakat.
 Ijuk, digunakan untuk membuat atap rumah.
 Jerami. selain ijuk, jerami juga digunakan untuk membuat atap rumah.
 Bambu, digunakan untuk membuat dinding pada bagian belakang rumah.
 Papan, merupakan kayu yang dibelah tipis sekitar 3-5 cm dan digunakan untuk
membuat dinding

B. Tahapan Pembangunan Rumah Gadang


Pembangunan Rumah Gadang Minangkabau membutuhkan waktu yang cukup
lama, bertahun-tahun, bahkan kadang-kadang sampai belasan tahun. Adapun prosesnya
adalah sebagai berikut :
1.PERSIAPAN
a. Musyawarah
Proses paling awal pembangunan Rumah Gadang adalah musyawarah,
adok-adok, antarasesama saudara pada suatu kaum, dan dilanjutkan musyawarah
dengan seluruh kaum dalam pesukuan itu. Dalam musyawarah ini, dikaji letak
yang tepat, ukuran rumah, dan kapan waktu untuk mulai mengerjakannya. Hasil
musyawarah disampaikan kepada penghulu suku. Kemudian penghulu
suku menyampaikan rencana mendirikan Rumah Gadang itu kepada penghulu suku
yang lain (para ninik-mamak dalam nagari) sampai ditemukan kata mufakat bahwa niat
mendirikan rumah dapat diterima. Persetujuan terhadap rencana pembangunan
rumah biasanya tercapai karena telah sesuai dengan adat istiadat yang berlaku di
masyarakat, batuanglah tumbuh dimato (apa yang telah diputuskan itu pada
tempatnya).
b. Mengumpulkan Bahan
Merupakan tahap pembangunan yang paling sulit dan membutuhkan
waktu paling lama. Dalam mengumpulkan bahan harus berpegang pada aturan adat yang
berlaku, misalnya tidak boleh menebang kayu yang sedang berbunga. Adapun
prosesnya adalah :
Pengumpulan bahan diawali dengan mencari tonggak tuo (tiang tua) di hutan.
Ketika waktu yang telah ditentukan dalam musyawarah tiba, berangkatlah orang-
orang ke hutan. Namun sebelum berangkat, diadakan upacara yang bertujuan agar
tujuan ke hutan tercapai.Upacara tersebut diakhiri dengan makan bersama. Bila
kayu yang dicari sudah didapat, maka kayu tersebut diberi tanda (dikatuah).
Dengan tujuan untuk memberitahukan kepada kelompok lain bahwa kayu tersebut
sudah ada yang punya. Cara ini dilakukan karena belum tentu kayu yang cocok
dapat ditebang pada saat itu juga. Menurut pengetahuan lokal masyarakat
Minangkabau, Karena mereka berkeyakinan bahwa setua apapun kayunya, jika
ditebang pada saat berbunga, maka kayu tersebut akan dimakan rayap. Kemudian
kayu tersebut dipotong-potong (ditarah) sesuai dengan kegunaannya. Setelah itu,
seluruh anggota kaum secara beramai-ramai membawanya ke tempat di
mana Rumah Gadang itu akan didirikan. Orang-orang dari kaum dan suku lain akan ikut
membantu sambil membawa alat bunyi-bunyian untuk memeriahkan suasana.
Sedangkan kaum perempuan membawa makanan. Peristiwa ini disebut maelo
kayu (menghela kayu). Setelah tiba di kampung, kayu tersebut direndam ke dalam
lunau atau lumpur yang airnya mengalir. Demikian juga bambu dan ruyung yang akan
digunakan. Tujuannya agar kayu, bambu, dan ruyung tersebut awet, tidak mudah
lapuk, dan tahan rayap. Setelah kayu direndam, diadakan upacara syukuran dan
diakhiri dengan makan bersama. Sedangkan papan (kayu yang dibelah atara 3-5
cm) dikeringkan tanpa kena sinar matahari. Tahap selanjutnya adalah mencari
kayu- kayu lain (untuk tiang dan papan) yang tidak lagi disertai dengan upacara-
upacara.

2. PEMBANGUNAN
Apabila bahan-bahan yang dibutuhkan untuk mendirikan rumah sudah tersedia,
maka dimulailah tahap pengolahan kayu. Tahap pertama adalah mancatak tunggak tuo,
yaitu membuat tiang utama. Pembuatan tunggak tuo ini diawali dengan mengadakan
kenduri. Kenduri ini bertujuan agar pembangunan rumah berjalan dengan lancar dan
rumah yang dibangun memberikan ketentraman bagi penghuninya.Setelah tunggak tuo
selesai, maka para tukang mulai membuat bagian-bagian rumah yangl ain sesuai dengan
keahliannya. Jika pembuatan bagian-bagian rumah telah selesai, maka dilanjutkan dengan
menegakkan dan merangkai bagian-bagian tersebut. Pekerjaan yang membutuhkan
banyak tenaga dilakukan secara gotong-royong, seperti Ketika batagak tunggak
(menegakkan tiang), yaitu tahap menegakkan seluruh tiang dan merangkainya dengan
balok-balok yang tersedia. Proses batagak tunggak biasanya diawali dengan acara
kenduri dan diakhiri dengan makan bersama.Setelah semua tunggak telah terangkai
(tersambung) dengan bagian-bagian lain, maka dilanjutkan dengan membuat bagian
tengah rumah, diantaranya adalah pemasangan lantai dan dinding. Kemudian dilanjutkan
dengan membuat bagian atas Rumah Gadang. Pembangunan bagian atas Rumah Gadang
ditandai dengan
manaikkan kudo-kudo (menaikkan kuda-kuda).Pada saat manaikkan kudo-kudo, tuan
rumah biasanya mengadakan kenduri. Tujuan praktis dari pelaksanaan kenduri adalah
mengumpulkan orang-orang untuk melaksanakan gotong royong manaikkan kudo-kudo.
Pembangunan bagian atas Rumah Gadang diakhiri dengan pemasangan atap. Apabila
pembangunan rumah sudah selesai, maka pemilik rumah sebelum menempatinya terlebih
dahulu mengadakan kenduri manaiki rumah. Kenduri dihadiri oleh semua orang yang
terlibat dalam pembangunan rumah. Oleh karena kenduri ini merupakan upacara
syukuran dan tanda terima kasih kepada semua orang yang telah membantu, maka dalam
perjamuan ini semua tamu tidak membawa apa-apa.

3. ELEMEN BANGUNAN
Ada beberapa elemen yang terdapat pada suatu rumah gadang :
 Sandi, merupakan pondasi yang terdapat pada sebuah rumah gadang yang berasal
dari batu alam.
 Tangga, terbuat dari material kayu dan biasanya jumlah anak tangga berjumlah
ganjil.
 Tiang, ada berbagai nama dan jenis tiang pada suatu rumah yang disesuaikan
dengan fungsi dan letkanya pada rumah gadang.
 Balok, Pengikat antara tiang dengan tiang.
 Ruang, ruang yang terbentuk oleh deretan tiang-tiang yang membujur dalam
rumah gadang.
 Bilik, daerah privat bagi penghuni rumah gadang. Bilik pangkal dihuni oleh orang
tua dan anak gadis yang belum menikah, Bilik ujung dihuni oleh pasangan
pengantin.
 Dinding, terbagi atas 3 bagian yaitu dinding depan, dinding sasak serta dinding
samping. Terbuat dari bambu yang diikat oleh papan sebagai tulangnya.
 Atap, terdiri dari ijuk. Bisa diganti dengan seng.
 Gonjong, merupakan ciri khas dari rumah tinggal tradisional Masyarakat
Minangkabau, sehingga dikenal dengan istilah rumah bergonjong.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Rumah Gadang Minangkabau merupakan rumah milik bersama sebuah
kaum(keluarga besar). Oleh karena itu, pembangunan rumah yang dibangun di
atas tanah kaum ini dilakukan secara bergotong-royong. Bahan-bahan yang
digunakan untuk membuat Rumah Gadang di antaranya adalah: Kayu, Ijuk,
Jerami, Bambu, dan Papan.Adapun prosesnya adalah sebagai berikut:
• PERSIAPAN
1)Musyawarah
2) Mengumpulkan bahan
• PEMBANGUNAN
Elemen-elemenbangunan yang terdapat padarumah gadang antara lain:
•Sandi
•Tangga
•Tiang
•Balok
•Ruang
•Bilik
•Dinding
•Atap

Anda mungkin juga menyukai