Dosen Koordinator:
Fredyantoni F. Anji, ST., MT.
(19790909 200501 1 002)
KELOMPOK 5
1. Obet Nego Saragih (DBB118022)
2. Cecilia Putri Utami (193010502007)
3. Holong Hartaro Siahaan (DBB 118 051)
4. Helsa Felia M.S (193030502050)
5. Lina Yolanda (193010502004)
6. Rahmat Perdana (DBB 118 015)
7. Edo Simarmata (DBB 117 037)
8. Josua Silalahi (193020502032)
9. Wilhelmus Telaumbanua (193020502030)
10. Dico Elfredo Purba (193020502035)
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
Kolom dapat dikatakan sebagai komponen yang cukup penting bagi ketahanan suatu
bangunan. Pasalnya, jika kolom pada bangunan runtuh, maka seluruh komponen yang
terdapat pada bangunan juga runtuh.
Struktur bangunan pada kolom sendiri terbuat dari besi dan beton. Kedua material ini
memungkinkan kolom atau bagian struktur lain, seperti sloof dan balok mampu menahan
gaya tekan dan tarik bangunan.
2. Balok
Tak kalah dengan kolom, fungsi balok pada struktur bangunan juga cukup krusial,
yakni sebagai rangka penguat horizontal. Balok digunakan sebagai dudukan lantai dan
pengikat kolom lantai atas.
3. Tangga
Seperti yang kita ketahui bersama, tangga merupakan komponen struktur rumah yang
berguna menghubungkan lantai satu ruangan dengan lantai di atasnya. Terdapat beberapa
macam tipe tangga, seperti tangga membentang horizontal, tangga membentang memanjang,
cantilever stairs yang bertumpuk oleh balok tengah, tangga spiral, dan tangga melayang.
4. Plat
Plat lantai dan lantai biasa adalah dua hal yang berbeda, plat lantai tidak terletak di
atas tanah secara langsung, atau dapat dikatakan sebagai lantai tingkat. Biasanya, plat lantai
didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom struktur bangunan. Bahan plat lantai
juga bermacam-macam, mulai dari kayu, beton, hingga kayu semen (yumen).
5. Atap
Atap merupakan komponen terpenting yang harus dimiliki sebuah bangunan, apalagi
jika bangunan yang dibangun diperuntukan sebagai tempat tinggal, atap akan melindungi kita
dari sinar matahari dan hujan. Pada umumnya, material yang dipakai sebagai penopang
rangka atap adalah balok kayu atau baja. Material ini kemudian disusun hingga membentuk
segitiga dan disebut sebagai kuda-kuda.
6. Kuda-Kuda
Ya, kuda-kuda sendiri berperan sebagai penyangga utama pada struktur atap. Kuda-
kuda umumnya terbuat dari kayu (12 meter), bambu (10 meter), baja (75 meter), dan beton
bertulang (10-12 meter).
7. Pondasi
Jika berbicara struktur bangunan, agaknya kurang pas jika kita tidak membahas soal
pondasi bangunan. Secara umum, pondasi diartikan sebagai bagian bangunan yang
berhubungan langsung dengan tanah. Sehingga, fungsi dari pondasi sendiri bisa dikatakan
sebagai penahan beban bagian bangunan lain yang terdapat di atasnya. Selain itu, pondasi
juga dibuat tahan akan tekanan angin, gempa bumi, dan lain-lain.
8. Galian Tanah
9. Struktur Basement
Pada struktur bangunan, basement difungsikan sebagai cara dalam mengatasi keterbatasan
lahan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan galian basement adalah beban
dan metode galian. Metode galian struktur basement sendiri dibagi atas beberapa macam,
seperti open cut, cantilever, angker, dan strut.
https://www.99.co/id/panduan/seluk-beluk-struktur-bangunan#:~:text=Secara%20harfiah
%2C%20struktur%20bangunan%20dapat,kuda%2Dkuda%2C%20hingga%20atap.
BAB II
PEMBAHASAN
Klasifikasi Struktur
• Elemen garis atau elemen yang disusun dari elemen-elemen garis, adalah klasifikasi
elemen yang panjang dan langsing dengan potongan melintangnya lebih kecil dibandingkan
ukuran panjangnya. Elemen garis dapat dibedakan atas garis lurus dan garis lengkung.
• Elemen permukaan adalah klasifikasi elemen yang ketebalannya lebih kecil dibandingkan
ukuran panjangnya. Elemen permukaan, dapat berupa datar atau lengkung. Elemen
permukaan lengkung bisa berupa lengkung tunggal ataupun lengkung ganda Klasifikasi
struktur berdasarkan
• Elemen tidak kaku atau fleksibel, misalnya kabel yang cenderung berubah menjadi bentuk
tertentu pada suatu kondisi pembebanan. Bentuk struktur ini dapat berubah drastis sesuai
perubahan pembebanannya. Struktur fleksibel akan mempertahankan keutuhan fisiknya
meskipun bentuknya berubah-ubah.
• Sistem satu arah, dengan mekanisme transfer beban dari struktur untuk menyalurkan ke
tanah merupakan aksi satu arah saja. Sebuah balok yang terbentang pada dua titik tumpuan
adalah contoh sistem satu arah.
• Sistem dua arah, dengan dua elemen bersilangan yang terletak di atas dua titik tumpuan dan
tidak terletak di atas garis yang sama. Suatu pelat bujur sangkar datar yang kaku dan terletak
di atas tumpuan pada tepi-tepinya
• Struktur kayu
• Struktur baja
• Struktur beton
• Elemen kaku yang umum digunakan: balok, kolom, pelengkung, pelat datar, pelat
berkelengkungan tunggal dan cangkang.
• Elemen tidak kaku atau fleksibel: kabel, membran atau bidang berpelengkung tunggal
maupun ganda.
b) Rangka
Rangka batang (trusses) adalah struktur yang dibuat dengan menyusun elemen
linier berbentuk batang-batang yang relatif pendek dan lurus menjadi pola-pola
segitiga. Rangka batang yang terdiri atas elemenelemen diskrit akan melendut secara
keseluruhan apabila mengalami pembebanan seperti halnya balok yang terbebani
transversal. Setiap elemen batangnya tidak melentur tetapi hanya akan mengalami gaya
tarik atau tekan saja.
d)Pelengkung
adalah struktur yang dibentuk oleh elemen garis yang melengkung dan
membentang antara dua titik. Struktur ini umumnya terdiri atas potongan-potongan kecil
yang mempertahankan posisinya akibat adanya pembebanan. Bentuk lengkung dan
perilaku beban merupakan hal pokon yang menentukan apakah struktur tersebut stabil
atau tidak. Kekuatan struktur tergantung dari bahan penyusunnya serta beban yang akan
bekerja padanya. Contoh struktur pelengkung adalah pelengkung yang dibentuk dari
susunan bata. Bentuk struktur pelengkung yang banyak digunakan pada bangunan
modern adalah pelengkung kaku (rigid arch). Struktur ini hampir sama dengan
pelengkung bata tetapi terbuat dari material kaku. Struktur pelengkung kaku dapat
menahan beban aksial lebih baik tanpa terjadi lendutan atau bengkokan pada elemen
strukturnya, jika dibandingkan dengan pelengkung bata.
e.) Dinding dan Plat
Pelat datar dan dinding adalah struktur kaku pembentuk permukaan. Suatu dinding
pemikul beban dapat memikul beban baik beban yang bekerja dalam arah vertikal
maupun beban lateral seperti beban angin maupun gempa. Jika struktur dinding terbuat
dari susunan material kecil seperti bata, maka kekuatan terhadap beban dalam arah tegak
lurus menjadi sangat terbatas. Struktur pelat datar digunakan secara horisontal dan
memikul beban sebagai lentur dan meneruskannya ke tumpuan. Struktur pelat dapat
terbuat dari beton bertulang ataupun baja. Pelat horisontal dapat dibuat dengan pola
susunan elemen garis yang kaku dan pendek, dan bentuk segitiga tiga dimensi digunakan
untuk memperoleh kekakuan yang lebih baik. Struktur pelat dapat berupa pelat lipat
(folded plate) yang merupakan pelat kaku, sempit, panjang, yang digabungkan di
sepanjang sisi panjangnya dan digunakan dengan bentang horisontal.
h) Kabel
Kabel adalah elemen struktur fleksibel. Bentuk struktur kabel tergantung dari basar
dan perilaku beban yang bekerja padanya. Struktur kabel yang ditarik pada kedua
ujungnya, berbentuk lurus saja disebut tierod. Jika pada bentangan kabel terdapat beban
titik eksternal maka bentuk kabel akan berupa segmen-segmen garis. Jika beban yang
dipikul adalah beban terbagi merata, maka kabel akan berbentuk lengkungan, sedangkan
berat sendiri struktur kabel akan menyebabkan bentuk lengkung yang disebut catenary-
curve.
i) Membran, Tenda dan Jaring
Membran adalah lembaran tipis dan fleksibel. Tenda biasanya dibentuk dari
permukaan membran. Bentuk strukturnya dapat berbentuk sederhana maupun kompleks
dengan menggunakan membran-membran. Untuk permukaan dengan kelengkungan
ganda seperti permukaan bola, permukaan aktual harus tersusun dari segmen-segmen
yang jauh lebih kecil karena umumnya membran hanya tersedia dalam bentuk
lembaranlembaran datar. Membran fleksibel yang dipakai pada permukaan dengan
menggantungkan pada sisi cembung berarah ke bawah, atau jika berarah keatas harus
ditambahkan mekanisme tertentu agar bentuknya dapat tetap. Mekanisme lain adalah
dengan menarik membran agar mempunyai bentuk tertentu. Jaring adalah permukaan
tiga dimensi yang terbuat dari sekumpulan kabel lengkung yang melintang.
c) Beban Gempa
Gempa bumi adalah fenomena getaran yang dikaitkan dengan kejutan pada
kerak bumi. Kejutan yang berkaitan dengan benturan tersebut akan menjalar
dalam bentuk gelombang. Gelombang ini menyebabkan permukaan bumi dan
bangunan di atasnya bergetar.
Pada saat bangunan bergetar, timbul gaya-gaya pada struktur bangunan karena
adanya kecenderungan massa bangunan untuk mempertahankan dirinya dari
gerakan. Gaya yang timbul ini disebut gaya inersia. Besar gaya-gaya tersebut
bergantung pada banyak faktor. Massa bangunan merupakan faktor yang paling
utama karena gaya tersebut melibatkan inersia. Faktor lain adalah cara massa
tersebut terdistribusi, kekakuan struktur, kekakuan tanah, jenis pondasi, adanya
mekanisme redaman pada bangunan, dan tentu saja perilaku dan besar getaran itu
sendiri. Perilaku dan besar getaran merupakan aspek yang sulit ditentukan secara
tepat karena sifatnya yang acak (random), sekalipun kadang kala dapat ditentukan
juga. Gerakan yang diakibatkan tersebut berperilaku tiga dimensi. Gerakan tanah
horisontal biasanya merupakan yang terpenting dalam tinjauan desain struktural.
Massa dan kekakuan struktur, yang juga periode alami dari getaran yang
berkaitan, merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi respons keseluruhan
struktur terhadap gerakan dan besar serta perilaku gaya-gaya yang timbul sebagai
akibat dari gerakan tersebut. Salah satu cara untuk memahami fenomena respons
yang terlihat dapat diperhatikan terlebih dahulu bagaimana suatu struktur kaku
memberikan respons terhadap getaran sederhana gedung. Strukturnya cukup
fleksibel, seperti yang umumnya terdapat pada semua struktur gedung.
d) Kombinasi Pembebanan
Pada setiap sistem struktur terdapat berbagai jenis beban yang bekerja. Hal
yang penting dalam menentukan beban desain adalah apakah semua beban
tersebut bekerja secara simultan atau tidak. Perlu diperhatikan sekali lagi bahwa
beban mati selalu terdapat pada struktur, sedangkan yang selalu berubah-ubah
harganya adalah besar beban hidup dan kombinasi beban hidup.
Struktur dapat dirancang untuk memikul semua beban maksimum yang
bekerja secara simultan, tetapi model struktur yang demikian, akan berkekuatan
sangat berlebihan untuk kombinasi beban yang secara aktual mungkin terjadi
selama umur struktur. Berkenaan dengan hal ini, banyak peraturan atau
rekomendasi mengenai reduksi beban desain apabila ada kombinasi beban
tertentu.
Untuk beban penggunaan pada gedung bertingkat banyak, sangat tidak
mungkin semua lantai secara simultan memikul beban penggunaan maksimum.
Oleh sebab itu ada reduksi yang diizinkan dalam beban desain untuk
merencanakan elemen struktur dengan memperhatikan efek kombinasi dan beban
hidup dari banyak lantai.
https://mirror.unpad.ac.id/bse/Kurikulum_2006/11_SMK/kelas11_SMK_teknik-struktur-
bangunan_Dian.p
2.1. Konsep Pemilihan Struktur
Aspek ini merupakan aspek yang harus dipenuhi karena berhubungan dengan besarnya
kekuatan dan kekakuan struktur dalam menerima beban-beban yang bekerja, baik beban
vertikal maupun beban horizontal.
Aspek ini berkaitan dengan denah dan bentuk gedung yang diharapkan memiliki nilai estetika
dan fungsi ruang yang optimal yang nantinya berkaitan dengan dimensi dari elemen struktur.
Meliputi jumlah pembiayaan yang diperlukan agar dalam proses pelaksanaannya perencana
dapat memberikan alternatif rencana yang relatif murah dan memenuhi aspek mekanika,
arsitektural, dan fungsionalnya.
Keadaan tanah ini berhubungan dengan pemilihan tipe pondasi yang sesuai, yaitu jenis tanah,
daya dukung tanah, kedalaman lapisan tanah keras.
Keadaan struktur sangat mempengaruhi pemilihan jenis pondasi, yaitu kondisi beban dari
struktur diatasnya (besar beban, arah beban, penyebaran beban).
Meliputi: lokasi proyek, dimana pekerjaan pondasi tidak boleh mengganggu atau
membahayakan bangunan dan lingkungan di sekitarnya.
4. Biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan
1. Material struktur
a. Struktur kayu
Struktur kayu merupakan struktur dengan ketahanan yang cukup, kelemahan dari material ini
adalah tidak tahan terhadap api, dan adanya bahaya pelapukan. Oleh karena itu material ini
hanya digunakan pada bangunan tingkat rendah.
b. Struktur baja
Struktur baja sangat tepat digunakan pada bangunan bertingkat tinggi karena material baja
mempunyai kekuatan serta tingkat daktilitas yang tinggi bila dibandingkan dengan material-
material struktur yang lain
Spesifikasi material yang digunakan dalam perencanaan struktur gedung ini adalah sebagai
berikut:
Baja
c. Struktur beton
Struktur beton banyak digunakan pada bangunan tingkat menengah sampai dengan bangunan
tingkat tinggi. Struktur ini paling banyak digunakan bila dibandingkan dengan struktur
lainnya karena struktur ini lebih monolit dan mempunyai umur rencana yang cukup panjang.
Spesifikasi material yang digunakan dalam perencanaan struktur gedung ini adalah sebagai
berikut:
d. Struktur komposit
Struktur ini merupakan gabungan dari dua jenis material atau lebih. Pada umumnya yang
sering digunakan adalah kombinasi antara baja struktural dengan beton bertulang. Kombinasi
tersebut menjadikan struktur komposit memiliki perilaku struktur antara struktur baja dan
struktur beton bertulang. Struktur komposit digunakan untuk bangunan tingkat menengah
sampai dengan bangunan tingkat tinggi.
Setiap jenis material mempunyai karakteristik tersendiri sehingga suatu jenis bahan bangunan
tidak dapat digunakan untuk semua jenis bangunan.
- Konfigurasi horisontal
Denah bangunan diusahakan memiliki bentuk yang sederhana, kompak, dan simetris tanpa
mengesampingkan unsur estetika. Hal tersebut bertujuan agar struktur mempunyai titik pusat
kekakuan yang sama dengan titik pusat massa bangunan atau memiliki eksentrisitas yang
tidak terlalu besar sehingga tidak terjadi torsi. Struktur dengan bagian-bagian yang menonjol
dan tidak simetris perlu adanya dilatasi gempa (seismic joint) untuk memisahkan bagian
struktur yang menonjol dengan struktur utamanya. Dilatasi tersebut harus memberikan ruang
yang cukup agar bagian-bagian struktur yang dipisahkan tidak saling berbenturan saat terjadi
gempa.
Gedung yang mempunyai denah sangat panjang sebaiknya dipisahkan menjadi beberapa
bagian menggunakan seismic joint karena kemampuan untuk menahan gaya akibat gerakan
tanah sepanjang gedung relatif lebih kecil.
- Konfigurasi vertikal
Konfigurasi struktur pada arah vertikal perlu dihindari adanya perubahan bentuk struktur
yang tidak menerus. Hal ini dikarenakan apabila terjadi gempa maka akan terjadi pula getaran
yang besar pada daerah tertentu dari struktur. Gedung yang relatif langsing akan mempunyai
kemampuan yang lebih kecil dalam memikul momen guling akibat gempa.
Ada dua macam yaitu: rangka penahan momen yang terdiri dari konstruksi beton bertulang
berupa balok dan kolom, dan rangka dengan difragma vertikal,
adalah rangka yang digunakan bila rangka struktural tidak mencukupi untuk mendukung
beban horizontal (gempa) yang bekerja pada struktur. Dapat berupa dinding geser (shear
wall ) yang dapat juga berfungsi sebagai core walls.
Perencanaan struktur di daerah gempa terlebih dahulu harus ditentukan elemen kritisnya.
Mekanisme tersebut diusahakan agar sendi-sendi plastis terbentuk pada balok terlebih dahulu
dan bukannya pada kolom. Hal ini dimaksudkan karena adanya bahaya ketidakstabilan akibat
perpindahan balok jauh lebih kecil dibandingkan dengan kolom, selain itu kolom juga lebih
sulit untuk diperbaiki daripada balok sehingga harus dilindungi dengan tingkat keamanan
yang lebih tinggi. Oleh sebab itu konsep yang diterapkan adalah kolom harus lebih kuat
daripada balok (strong coloum weak beam).Oleh karena perencanaan ini berada dalam zona
gempa ringan maka prinsip yang digunakan adalah disain biasa.
Struktur atas adalah bangunan gedung yang secara visual berada di atas tanah yang terdiri
dari atap, pelat, tangga, lift, balok anak dan struktur portal utama yaitu kesatuan antara balok,
kolom dan shear wall. Perencanaan struktur portal utama direncanakan dengan menggunakan
prinsip strong columm weak beam, dimana sendi- sendi plastis diusahakan terletak pada
balok.
2.3.1 Metode Analisis Gedung Struktur Beton
Kestabilan lateral dalam desain struktur merupakan faktor yang sangat penting, karena gaya
lateral tersebut akan mempengaruhi elemen-elemen vertikal dan horisontal dari struktur.
Beban lateral yang sangat berpengaruh adalah beban gempa dimana efek dinamisnya
menjadikan analisisnya lebih komplek. Pada dasarnya ada dua buah metode analisis yang
digunakan untuk menghitung pengaruh beban gempa pada struktur yaitu:
yang hanya digunakan pada bangunan sederhana dan simetris, penyebaran kekakuan massa
merata, dan tinggi struktur kurang dari 40 meter.
Analisa statik pada prinsipnya adalah menggantikan beban gempa dengan gaya-gaya statik
ekivalen yang bertujuan menyederhanakan dan memudahkan perhitungan. Metode ini disebut
juga Metode Gaya Lateral Ekivalen (Equivalent Lateral Force Method), yang
mengasumsikan besarnya gaya gempa berdasarkan hasil perkalian suatu konstanta / massa
dari elemen tersebut.
Besarnya beban geser dasar nominal statik ekivalen V yang terjadi di tingkat dasar menurut
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2003 pasal
6.1.2) dapat dihitung menurut persamaan:
C.I.Wt
V
R
Dimana :
2) Bila digunakan dinding partisi pada perencanaan lantai maka harus diperhitungkan
tambahan beban sebesar 0.5 kPa;
4) Beban tetap total dari seluruh peralatan dalam struktur bangunan gedung harus
diperhitungkan..
C = Faktor spektrum respon gempa yang didapat dari spektrum respon gempa
http://eprints.undip.ac.id/34487/4/1750_chapter_II.pdf
BAB III
KESIMPULAN
Metode umum yang sering digunakan adalah mengklasifikasikan elemen struktur dan
sistemnya menurut bentuk dan sifat fisik dasar dari suatu konstruksi, Klasifikasi struktur
berdasarkan geometri atau bentuk dasarnya:
• Elemen garis atau elemen yang disusun dari elemen-elemen garis, adalah klasifikasi elemen
yang panjang dan langsing dengan potongan melintangnya lebih kecil dibandingkan ukuran
panjangnya.
Suatu pelat bujur sangkar datar yang kaku dan terletak di atas tumpuan pada tepi-tepinya
Berdasarkan material pembentuknya, dibedakan:
• Struktur kayu
• Struktur baja
• Struktur beton
Struktur rangka secara sederhana sama dengan jenis balok-tiang (post-and-beam), tetapi
dengan aksi struktural yang berbeda karena adanya titik hubung kaku antar elemen vertikal
dan elemen horisontalnya.
Rangka batang (trusses) adalah struktur yang dibuat dengan menyusun elemen linier
berbentuk batang-batang yang relatif pendek dan lurus menjadi pola-pola segitiga.
Pelat horisontal dapat dibuat dengan pola susunan elemen garis yang kaku dan pendek, dan
bentuk segitiga tiga dimensi digunakan untuk memperoleh kekakuan yang lebih baik.
Struktur pelat dapat berupa pelat lipat (folded plate) yang merupakan pelat kaku, sempit,
panjang, yang digabungkan di sepanjang sisi panjangnya dan digunakan dengan bentang
horisontal.
Kubah dan cangkang bola adalah struktur yang sangat efisien yang digunakan pada bentang
besar, dengan penggunaan material yang relatif sedikit.
Jika beban yang dipikul adalah beban terbagi merata, maka kabel akan berbentuk
lengkungan, sedangkan berat sendiri struktur kabel akan menyebabkan bentuk lengkung yang
disebut catenary-curve.
Kriteria desain struktur Untuk melakukan desain dan analisis struktur perlu ditetapkan
kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan bahwa struktur sesuai dengan manfaat
penggunaannya.
Setiap sistem struktur dapat memerlukan material yang berbeda untuk memberikan
kemampuan layan struktur yang sama.
Pada umumnya perakitan dengan bagian-bagian yang bentuk dan ukurannya mudah
dikerjakan dengan peralatan konstruksi yang ada merupakan hal yang dikehendaki.
Pembebanan pada Struktur Dalam melakukan analisis desain suatu struktur, perlu ada
gambaran yang jelas mengenai perilaku dan besar beban yang bekerja pada struktur.
Beban Mati adalah beban-beban yang bekerja vertikal ke bawah pada struktur dan
mempunyai karakteristik bangunan, seperti misalnya penutup lantai, alat mekanis, partisi
yang dapat dipindahkan, adalah beban mati.
Beban hidup adalah beban-beban yang bisa ada atau tidak ada pada struktur untuk suatu
waktu yang diberikan.
Yang termasuk ke dalam beban penggunaan adalah berat manusia, perabot, barang yang
disimpan, dan sebagainya. Beban Angin Struktur yang berada pada lintasan angin akan
menyebabkan angin berbelok atau dapat berhenti.
Besar tekanan atau isapan yang diakibatkan oleh angin pada suatu titik akan bergantung pada
kecepatan angin, rapat massa udara, lokasi yang ditinjau pada struktur, perilaku permukaan
struktur, bentuk geometris, dimensi dan orientasi struktur.
Massa dan kekakuan struktur, yang juga periode alami dari getaran yang berkaitan,
merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi respons keseluruhan struktur terhadap
gerakan dan besar serta perilaku gaya-gaya yang timbul sebagai akibat dari gerakan tersebut.
Struktur dapat dirancang untuk memikul semua beban maksimum yang bekerja secara
simultan, tetapi model struktur yang demikian, akan berkekuatan sangat berlebihan untuk
kombinasi beban yang secara aktual mungkin terjadi selama umur struktur.
2. Aspek arsitektural dan ruang Aspek ini berkaitan dengan denah dan bentuk gedung
yang diharapkan memiliki nilai estetika dan fungsi ruang yang optimal yang nantinya
berkaitan dengan dimensi dari elemen struktur.
3. Batasan akibat struktur di atasnya Keadaan struktur sangat mempengaruhi pemilihan
jenis pondasi, yaitu kondisi beban dari struktur diatasnya (besar beban, arah beban,
penyebaran beban).
Kriteria Dasar Perancangan Beberapa kriteria dasar yang perlu diperhatikan antara lain: 1.
Material struktur Material struktur dapat dibagi menjadi empat (4) golongan yaitu:
a. Struktur kayu Struktur kayu merupakan struktur dengan ketahanan yang cukup,
kelemahan dari material ini adalah tidak tahan terhadap api, dan adanya bahaya
pelapukan.
b. Struktur baja Struktur baja sangat tepat digunakan pada bangunan bertingkat tinggi
karena material baja mempunyai kekuatan serta tingkat daktilitas yang tinggi bila
dibandingkan dengan material-material struktur yang lain Spesifikasi material yang
digunakan dalam perencanaan struktur gedung ini adalah sebagai berikut:
•Tulangan Utamafy = 400 Mpa
•Tulangan Geserfy = 240 Mpa
•Baja Profilfy = 240 Mpa
c. Struktur beton Struktur beton banyak digunakan pada bangunan tingkat menengah
sampai dengan bangunan tingkat tinggi. Struktur ini paling banyak digunakan bila
dibandingkan dengan struktur lainnya karena struktur ini lebih monolit dan mempunyai
umur rencana yang cukup panjang. Spesifikasi material yang digunakan dalam
perencanaan struktur gedung ini adalah sebagai berikut: Beton f’c = 25 Mpa
d. Struktur komposit Struktur ini merupakan gabungan dari dua jenis material atau lebih.
Kombinasi tersebut menjadikan struktur komposit memiliki perilaku struktur antara
struktur baja dan struktur beton bertulang. Struktur dengan bagian-bagian yang menonjol
dan tidak simetris perlu adanya dilatasi gempa (seismic joint) untuk memisahkan bagian
struktur yang menonjol dengan struktur utamanya. adalah rangka yang digunakan bila
rangka struktural tidak mencukupi untuk mendukung beban horizontal (gempa) yang
bekerja pada struktur.
Perencanaan Struktur Atas Struktur atas adalah bangunan gedung yang secara visual
berada di atas tanah yang terdiri dari atap, pelat, tangga, lift, balok anak dan struktur
portal utama yaitu kesatuan antara balok, kolom dan shear wall.
Tinjauan terhadap beban lateral (gempa) Kestabilan lateral dalam desain struktur
merupakan faktor yang sangat penting, karena gaya lateral tersebut akan mempengaruhi
elemen-elemen vertikal dan horisontal dari struktur.
Dimana : V= Beban gempa dasar nominal Wt= Berat total struktur sebagai jumlah dari
beban-beban berikut ini:
( http://eprints.undip.ac.id/34487/4/1750_chapter_II.pdf )