DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
1. MUH. REZA FAHREZI
2. MUH HAERUL HANIF
3. NUR LINA BURHANUDDIN
4. SAFRI SYAMSUDDIN
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur bagi Tuhan Allah Yang Maha Kuasa atas berkat dan
karuniaNya Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini guna
memenuhi kewajiban tugas Pengantar yang diberikan Dosen pengampuh.
Makalah ini belum sempurna disebabkan karena terbatasnya kemampuan
pengetahuan baik teori maupun praktek. Dengan demikian kami mengharapkan
dengan sangat! kritik dan saran yang bersifat membangun dan menambah
wawasan pengetahuan kami guna tercapainya sebuah makalah yang baik.Akhir
kata kami ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami dan semua pihak yang membutuhkan.
KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................
1.3 Tujuan.....................................................................................................................................
1.4 Manfaat...................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................
2.1 Pengertian atap kayu .............................................................................................................
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui apa itu rangka atap kayu
b. Mengetahui komponen atap kayu
1.4 Manfaat
a. Untuk mengetahui dan mempelajari bahan-bahan bangunan seperti jenis atap kayu
yang baik dan standar menurut jenis bangunannya.
b. Sebagai wadah pembelajaran bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang
didapat dalam mata pelajaran bahan bangunan .
c. Sebagai salah satu referensi bagi mahasiswa jurusan pendidikan teknik bangunan
dalam membuat makalah selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Atap merupakan bagian dari bangunan gedung (rumah) yang letaknya berada
dibagian paling atas, sehingga untuk perencanaannya atap ini haruslah diperhitungkan
dan harus mendapat perhatian yang khusus dari si perencana (arsitek). Karena dilihat
dari penampakannya ataplah yang paling pertama kali terlihat oleh pandangan setiap
yang memperhatikannya. Rangka atap kayu merupakan rangka atap yang terbuat dari
kayu. Untuk itu dalam merencanakan bentuk atap harus mempunyai daya arstistik.
Bisa juga dikatakan bahwa atap merupakan mahkota dari suatu bangunan rumah.
Atap sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya, sehingga akan
terlindung dari panas, hujan, angin dan binatang buas serta keamanan.
Atap merupakan bagian dari struktur bangunan yng berfungsi sebagai
penutup/pelindung bangunan dari panas terik matahari dan hujan sehingga
memberikan kenyamanan bagi penggunan bangunan.Struktur atap pada umumnya
terdiri dari tiga bagian utama yaitu : struktur penutup atap, gording dan rangka kuda-
kuda. Penutup atap akan didukung oleh struktur rangka atap, yang terdiri dari kuda-
kuda, gording, usuk dan reng. Beban-beban atap akan diteruskan ke dalam fondasi
melalui kolom dan atau balok.
Konstruksi atap yang baik memungkinkan terjadinya sirkulasi udara dengan
baik. Sudah sewajarnya setiap rumah dilengkapi dengan atap. Atap rumah merupakan
bagian dari bangunan yang befungsi sebagai penutup atau pelindung bangunan dari
panas terik matahari dan hujan, sehingga memberikan kenyamanan bagi pengguna
bangunan.
Atap rumah merupakan bagian penting pada konstruksi bangunan rumah
karena berada di atas untuk menutupi seluruh bagian bangunan.Untuk konstruksi atau
struktur, pada umumnya, atap terdiri dari tiga bagian utama yaitu struktur penutup
atap, gording dan rangka kuda-kuda. Penutup atap akan didukung oleh struktur
rangka atap, yang terdiri dari kuda-kuda, gording, usuk dan reng. Beban-beban atap
akan diteruskan ke dalam fondasi melalui kolom dan atau balok
Struktur atap pada umumnya juga dibuat dengan mengikuti atau menyesuaikan dengan
Sdenah atau bentuk keseluruhan bangunan (desain atap rumah). Jika rumah terdiri atas
dua lantai, struktur atap dibuat mengikuti denah atau layout rumah pada lantai dua.
1. kuda-kuda
Konstruksi kuda-kuda ialah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk
mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri, sekaligus sanggup
memperlihatkan bentuk dan kemiringan pada atapnya.Balok kayu yang disusun
membentuk segitiga,disebut dengan istilah kuda-kuda sebagai pengaku. Bagian atas
kuda-kuda disangkutkan pada balok bubungan, sementara kedua kakinya dihubungkan
dengan kolom struktur untuk mengalirkan beban ke tanah.Semua komponen dari
kuda-kuda terdiri dari kayu dengan ukuran 8/12. Tapi khususnya untuk Tiang Raja,
kayu biasanya dipakai dengan ukuran 8/12 atau bisa juga 10/10 tergantung jeni
ayunya.
Jenis kayu yang digunakan untuk kuda-kuda, haruslah kayu dengan kualitas terbaik
atau kelas I. Karena kuda-kuda merupakan rangkaian komponen utama dari struktur
rangka atap itu sendiri.Jarak antar kuda kuda digunakan antara 2 meter sampai dengan
4 meter, atau bisa juga lebih dari itu tergantung dengan perhitungan besar dan lebar
ruangan yang akan dikerjakan.Kemiringan rangka kuda-kuda tergantung pulan dengan
jenis atap yang digunakan. Untuk atap genteng dan roof, kemiringannya antara 25
derajat sampaI dengan 65 derajat. Sedangkan untuk atap yang menggunakan seng
dengan bahan aluminium, kemiringan atapnya sebesar 18 derajat sampai dengan 30
derajat.
2. Gording
Gording adalah pembagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil
pada proyeksi horizontal. Gording berfungsi meneruskan beban dari atap, reng, usuk ,
beban angin, beban air hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda.Ini merupakan salah satu
kontruksi vital yang diletakan diatas beberapa kuda-kuda, dengan tugas menopang dan
menahan beban atap. Beban yang bekerja tersebut perlu dianalisis yaitu, beban mati,
beban hidup, dan beban angin.Gording biasanya tegak lurus dengan arah kuda-kuda.
Dan juga menjadi daerah ikatan bagi usuk. Posisi gording biasanya diubah sesuai
panjang usuk yang tersedia.
3. Usuk
Usuk atau sering disebut kaso merupakan balok kayu yang diletakkan
melintang diatas gording, kasau berbentuk memanjang, mulai dari balok dinding
hingga keluar bagian dinding. Usuk berfungsi mendapatkan beban dari atap dan reng
lalu meneruskannya ke gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7 cm dan
panjang maksimal 4m.Umumnya, usuk hanya digunakan pada jenis atap genteng atau
roof, tidak terhadap jenis atap seng yang langsung menggunakan gording. Usuk
dipasang dengan jarak 40 sampai dengan 50 cm antara satu dengan yang lainnya pada
arah tegak lurus gording. Pada kondisi tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum
dipaku untuk menghindari pecah pada ujung-ujung usuk.
4. Reng
Sama halnya dengan Usuk atau kaso, reng hanya digunakan untuk rangka atap
genteng atau roof. Dimana Reng biasa dijadikan sebagai tumpuan langsung penutup
atap dan meneruskan beban ke bagian usuk atau kaso.Reng berfungsi sebagai tempat
mengaitkan dan menhan penutup atap. Dengan adanya reng, genteng mudah disusun
dalam jarak yang teratur dan rapi. Jarak antar genteng tergantung pada besar ukuran
genteng atau penutup atap yang dipakai. Dengan kata lain, pemakaian bahan reng
dapat dikurangi sehingga biaya konstuksi bangunan pun bisa ditekan. Reng memiliki
ukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang kurang lebih 3 m. Biasanya reng dipasang
pada arah lurus sesuai usuk dengan jarak yang harus sesuai dengan panjang dari
genteng.
5. Jurai
Jurai adalah sambungan antar bidang atap satu dengan yang lainnya . Jurai
hanya digunakan pada rumah – rumah yang memiliki atap lebih dari satu bidang .
Jurai sendiri terbagi menjadi dua yaitu Jurai Luar dan Jurai Dalam. Jurai Luar adalah
bagian yang tajam pada atap atau bagian sudut yang timbul pada sambungan yang
mengarah keluar.Sedangkan untuk Jurai Dalam adalah bagian sambungan atap yang
mana juga merupakan garis tiris atap sampai bubungan, dan terdapat pada pertemuan
dua bidang atap pada sudut bangunan kearah dalam, yang juga sebagai garis talang
untuk mengalirkan air dari atap.
6. Papan Reuter
Papan Reuter adalah papan yang dipasang memanjang diatas balok Nok yang
berfungsi sebagai penutup bumbungan sekaligus penentu kerataan pada bumbungan
atap.Papan ini hanya digunakan pada konstruksi atap jenis genteng maupun roof, yang
mana merupakan komponen akhir dari struktur rangka kayu. Pada jenis atap yang
menggunakan seng, digunakan papan Nok tanpapapan Reuter atua sebaliknya. Karena
hanya berfungsi sebagai pengaku bentang tiap kuda-kuda.Ukuran papan Reuter
bervarisasi tergantung efisiensi tukang dalam mengerjakan. Bisa dengan ukuran, 3/20,
2/20 atau ukuran lain yang sekiranya cocok dan sesuai.
7. Lisplank
Lisplank berupa papan yang dipasang pada ujung bawah kaso, berfungsi
sebagai pengikat ujung kasau agar susunan tidak berubah.Selain untuk menutupi kayu
agar tidak cepat lapuk, lisplank juga berfungsi sebagai estetika bangunan yang
menutupi kaso secara sejajar dibawah susunan atap agar atap terlihat rapi.Pada
pemasangan rangka penahan atap, batang-batang kaso hanya ditahan oleh paku
sehingga ada kemungkinan posisinya bergeser. Disinilah lisplank berfungsi untuk
mengunci susunan kaso tersebut agar tetap berada pada tempatnya.Lisplank dapat
dibentuk dengan ukuran yang bervariasi dengan model yang seimbang dengan jenis
atap yang digunakan. Dan ukurannyapun tergantung pada kebutuhan dari susunan
rangka atap itu sendiri.Dengan material papan, lisplank dapat digunakan satu susun
maupun dua susun jika dianggap baik atau efisien dari segi konstruksi maupun
estetikannya.
8. Talang
Talang adalah saluran air pada atap yang berfungsi mengarahkan air agar jatuh
ketanah dan tidak tergenang pada atap bangunan.Talang dipasang mendatar mengikuti
tiris atap kemudian dialirkan ke bawah melalui pipa vertikal. Pelapis talang bisa
terbuat dari seng, plastik, maupun pelat semen berserat.Fungsi pelapis adalah
mencegah air hujan merembes masuk ke dalam rumah. Khusus bagi yang tinggal di
daerah tropis dengan curah hujan tinggi, pelapis ini menjadi bagian yang harus betul –
betul diperhatikan.
9. Atap bangunan
Atap adalah pelindung bangunan dari panas dan hujan. Bahan dasar yang
digunakan sebagai penutup atap harus memiliki sifat kedap air, agar nantinya air hujan
tidak merembes ataupun bocor.Beberapa bahan atap antara lain kayu (sirap), asbes,
genteng keramik, genteng beton, seng, plat beton, polycarbonat, dan lain
sebagainya.Pemilihan bahan untuk penutup atap tidak hanya dilihat dari segi kekuatan
dan keawetan, namun harus juga dari segi estetisnya. Apalagi penutup atap juga
menentukan imej bangunan.Penentuan jenis atap yang digunakan pada bangunan
rumah adalah yang paling awal dilakukan. Karena tiap jenis atap memiliki konstruksi
rangka dan rancangan yang berbeda beda.Karena pada beberapa jenis atap seperti
genteng dan roof, perlu penambahan kokomponen lain seperti kaso dan reng,
sedangkan pada atap dengan bahan seng hanya memerlukan gording.Atap sanggup
dikatakan berkualitas bila strukturnya kuat/kokoh dan awet/tahan lama. Faktor iklim
menjadi materi pertimbangan penting dalam merancang bentuk dan konstruksi atap
bangunan.
10.Penutup bubungan
Penutup Bumbungan yaitu elemen paling luar dari struktur atap. Penutup atap
harus memiliki sifat kedap air, untuk mencegah terjadinya rembesan air selama hujan.
Sifat tidak rembes air ini diuji dengan pengujian serapan air dan rembesan.Bisa terbuat
dari seng, plastik, maupun pelat semen berserat. Material ini dipasang pada tiap-tiap
bumbungan atap baik yang horizontal maupun diagonal.Tipenya sendiri bervariasi
dengan berbagai macam bentuk Dapat dibuat sendiri maupun dibeli atau dipesan
sesuai keperluan.
C. Teknik Pengerjaan
Penutup atap dari seng dan asbes gelombang harus diikat pada gording dengan
paku paling sedikit 6 paku tiap 1 m2. Penutup atap genteng harus diikat dengan kawat
tiap 5 jalur genteng, sedangkan untuk genteng yang ada lubangnya dapat dipakukan
ke reng. Pengerjaan atap harus dibuat secermat mungkin sesuai dengan karakteristik
yang mengikuti setiap jenis bahan. Beberapa contoh persyaratan berikut ini harus
diikuti.
1. Bentang Maksimal
Setiap jenis material memiliki karakteristik tersendiri. Rangka atap baja
memiliki kemampuan bentang lebih panjang daripada material kayu. Baja atau
kayu,dapat disambung dengan sambungan khusus dengan memerhatikan
dimensi/ukuran batang dan perilaku gaya pada batang yang akan disambung.
2. Teknik Sambungan
Kekuatan sambungan antar elemen yang digunakan untuk rangka juga harus
diperhatikan. Misalnya,kayu yang mempunyai keterbatasan ukuran maka
penyambungan yang baik dan benar adalah kunci kekuatan atap.
Ketika dibaut. Jumlah baut disesuaikan dengan kekuatan struktur yang
akan membebani sambungan tersebut dan dimensi kayunya.Paku dimensi paku
disesuaikan dengan dimensi kayu,yakni 2x ketebalan kayu yg disambung.
3. Pemasangan
Kerapian pemasangan penutup atap (presisi), jika menggunakan genteng,
maka jarak reng harus sesuai spesifikasi dan rekomendasi dari produsen. Beberapa
contoh pengerjaan atap yangtidak cermat sering terjadi pada jurai dalam, yaitu
terdapatnya sambungan tekuk ke bagian dalam; susunan atap yang tidak berpresisi;
atau bidang atap yang bergelombang akibat dari pemasangan reng yg tidak rapi.
Semua ini mengakibatkan munculnya gangguan pada atap dan mempengaruhi
kekuatan atap.
4. Keawetan material
Awet atau tidaknya atap dikaitkan dengan faktor lingkungan termasuk cuaca
dan organisme perusak yang dapat menyebabkan menurunnya kemampuan struktur.
Misalnya,serangan rayap terhadap kayu. Kayu yang diserang akan terlihat masih utuh
meski bagian dalamnya keropos. Maka,untuk menciptakan atap yang kuat perlu
dilakukan teknik perlindungan terhadap material bangunan. Contohnya,sebelum
digunakan kayu harus diberi treatment yang dapat meningkatkan daya tahan kayu.
Bahan dari metal biasanya diberi coating atau lapisan khusus yang melindungi
material dari korosi atau karat.
1. Terserang Hama
Rangka dengan bahan kayu meskipun memiliki kualitas yang baik akan tetapi rawan terhadap
serangan hama. Rangka atap berbahan kayu dapat dengan mudah diserang rayap sehingga
rentan rusak.
2.Mudah Lapuk
Rangka atap yang terbuat dari kayu relatif lebih mudah lapuk. Bahan kayu yang terkena hujan
akan membuat rangka kayu menjadi lebih mudah lapuk dan rusak. Selain itu hujan yang terus
menerus pun dapat membuat material kayu lebih lembab dan mudah berjamur.
3.Bobot Relatif Berat
Rangka atap dengan material kayu relatif lebih berat. Meskipun kuat untuk menyangga atap
dan melindungi rumah Anda, tapi beban berat dari rangka atap kayu dapat membebani
struktur bangunan bagian bawah atap tersebut.
1. Kayu Meranti
Kayu meranti memiliki karakteristik berukuran besar dan batang pohon yang lurus.
Kayunya tahan lama walaupun tekstur agak kasar namun pohon tidak memiliki banyak
cabang.
2. Kayu Mersawa
Jenis kayu ini sering pula digunakan pada pembuatan kapal. Teksturnya agak kasar
namun permukaannya merata.
3.Kayu Mahoni
Kayu mahoni sangat mudah ditemukan di pasaran. Tekstur pohon sedang dan sering
dipakai pula sebagai pintu maupun jendela rumah.
4.Kayu Sonokeling
Tekstur dari kayu sonokeling sangat halus dan kuat. Bahan kayu ini sering pula
diekspor hingga ke luar negeri. Selain sebagai rangka atap juga diolah menjadi peralatan
olahraga.
5.Kayu Bayur
Tekstur kayu bayur agak kasar dengan ketahanan pada level sedang. Selain bisa untuk
atap juga digunakan sebagai material korek api, sisir hingga lantai pertukangan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Atap merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam
pembuatan bangunan. Selain berfungsi sebagai penutup ruangan, atap juga dapat
memperindahrumah penghuninya. Pemilihan bentuk dan pemasangan atap yang kurang
baik berisikoterjadinya kebocoran sehingga penghuni bangunan tersebut akan merasa tidak
nyaman.Memang hal ini dapat diperbaiki, tetapi diperlukan biaya dan energi cukup
banyak. Biayatersebut bukan hanya untuk perbaikan atau tetapi juga biaya keamanan
benda-benda atau barang-barang yang ada di bawahnya atau di dalam rumah.
3.2 SARAN
Sebelum membangun sebuah gedung khususnya atap harus direncanakan
sedetail mungkin, agar atap yang digunakan dalam sebuah gedung tersebut berkualitas
baik. Pemilihan atap hendaknya memperhatikan iklim setempat, tampak atap yang
dikehendaki, biaya yang tersedia dan bahan-bahannya dengan mudah di dapat
dimana bangunan itu didirikan.
DAFTAR PUSTAKA
Kusjuliadi P, Danang,. Ragam Bentuk dan Perawatan Atap, Jakarta: Penebar Swadaya, 2007
Supribadi, Drs. Ik., Ilmu Bangunan gedung, Jakarta: Armico, 1993,
Teknik Sipil KH: makalah atap (tsikh.blogspot.com)
https://www.rumah.com/panduan-properti/rangka-atap-kayu-5941
https://arana.co.id/blog/rangka-atap-kayu-rumah-minimalis
https://hargaper.com/jarak-gording-atap.html
https://jayawan.com/komponen-atap/