Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KONTRUKSI BANGUNAN TIDAK BERTINGKAT


Rangka Atap Galvalum
DOSEN PENGAMPU: Hendra Wahyu Cahyaka, S.T., M.T

KELOMPOK 10 :

Jesica Pebertiga Br Ginting (18050534039)


Hafiyan Naufal Adhistya (18050534011)
Faizal Zein Tri Handoyo (18050534032)
Muhamad Risqi Febriyanto (18050534038)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


2018

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini kami susun agar pembaca dapat mengetahui dan mengerti tentang
konstruksi atap baja ringan yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang “Konstruksi Atap Baja Ringan/Galvalum” karena ini
adalah materi yang didapat penulis dari pembagian materi yang diberikan oleh dosen mata
kuliah ini, juga menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari
semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Kontruksi
Bangunan Tidak Bertingkat yang telah banyak membantu penyusun agar dapat
menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran
dan kritiknya. Terima kasih.

Penulis

2
DAFTAR ISI

1. Cover…………………………………………………………………………………………………………………….1
2. Kata Pengantar……………………………………………………………………………………………………..2
3. Daftar Isi……………………………………………………………………………………………………………….3
4. Daftar Gambar………………………………………………………………………………………………………4
5. Bab I Pendahuluan………………………………………………………………………………………………..5
a. Latar Belakang……………………………………………………………….….…………………………….5
b. Rumusan Masalah…………………………………………………………..……………………………...5
c. Tujuan……………………………………………………………………………..……………………………..6
d. Batasan…………………………………………………………………………..……………………………...6
6. Bab II Kajian Pustaka……………………………………………………………………………………………7
a. Pengertian Baja Ringan………………………………………………………………………………….7
b. Jenis-jenis Baja RIngan…………………………………………………………………………………..8
c. Bahan Dan Keunggulan Baja Ringan……………………………………………………………..11
d. Kelebihan Dan Kekurangan Baja Ringan……………………………………………………….12
e. Konstruksi Baja Ringan…………………………………………………………………………………13
f. Teknik Pembuatan Dan Cara Pemasangan……………………………………………………14
7. Bab III Pembahasan Dan Hasil Desain………………………………………………………………..20
8. Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………………………21

3
DAFTAR GAMBAR

1. Wide Flange (WF)…………………………………………………………………………………..8


2. UNP……………………………………………………………………………………………………….8
3. Equal Angle (HOT ROLLED)…………………………………………………………………….8
4. Unequal Angle (HOT ROLLED)………………………………………………………………..8
5. Lipped Channel……………………………………………………………………………………..9
6. Equal Angle (COLD FORMED)…………………………………………………………………9
7. Unequal Angle (COLD FORMED)…………………………………………………………….9
8. RHS ( Rectangular Hollow Section ) – COLD FORMED…………………………….9
9. SHS ( Square Holllow Section) – COLD FORMED……………………………………10
10. Steel Pipe……………………………………………………………………………………………..10
11. T-Beam (HOT ROLLED)………………………………………………………………………….10
12. Struktur Kuda-kuda………………………………………………………………………………13
13. Spesifikasi Baut………………………………….…………………………………………………14
14. Wallplate dengan Ringbalk…………………..……………………………………………..15
15. Wallplate dengan Boxed………………………………………………………………………15
16. Leveling dan Marking……………………………………………………………………………16
17. Penandaan posisi Truss……………………………………………………………………….17
18. Pengangkatan dan Pemasangan Kuda – Kuda………………………………………17
19. Pengencangan Kuda – Kuda dengan Plat L…………………………………………..18
20. Pembahasan dan Hasil Desain………………………………………………………………20

4
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Pada umumnya, atap rumah menggunakan genteng dengan kuda-kuda dari kayu.
Namun, karena proses pembalakan liar, kebakaran hutan, dan alih fungsi lahan, jumlah kayu
berkualitas di Indonesia terus menyusut. Akibatnya, harga kayu di pasaran terus merangkak
naik. Parahnya, harga mahal pun tidak menjamin kualitas kayu. Padahal, atap sangat penting.
Selain melindungi dari panas dan hujan, atap merupakan pelindung isi rumah seperti
furniture, alat elektronik, dan peralatan lainnya.

Seiring Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan,
sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. sejak 1995,
Indonesia mulai mengenal atap baja ringan. Namun, atap baja ringan ini baru booming pada
2000-an.

Atap baja ringan lebih terbukti kuat, praktis, irit desain, perawatannya mudah, dan
ketahanannya bisa mencapai 15 tahun. Dilihat dari strukturnya, baja ringan lebih tipis.
Ketebalan yang banyak ditemui di pasaran mulai 0,4 milimeter hingga 1 milimeter. Derajat
kekuatan tarik baja ringan mencapai 550 Mpa, lebih tinggi dibanding baja biasa sekitar 300
MPa. Kekuatan tarik dan tegangan ini untuk mengompensasi bentuknya yang tipis.Tidak
mudah ambruk ataupun patah. Bahkan, jika gempa menerjang. Hal ini disebabkan elastisitas
baja yang baik.Ketika terjadi kebakaran, atap baja ringan tidak langsung dilalap api. Bukan
berarti atap baja ringan tahan terhadap api, namun atap baja ringan tidak seperti kayu, jika
terjadi kebakaran malah memperbesar api.Tidak dimakan rayap, berbeda dengan kayu yang
setiap saat terancam rayap.

B.RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kontruksi atap baja ringan?
2. Apa saja type-type dan bahan dari kontruksi atap baja ringan?
3. Bagaimana kontruksi, detail ,dan cara pemasangan atap baja ringan ini?
4. Bagaimana menerapkan atap baja ringan ini sendiri ke dalam denah ?

5
C.TUJUAN
Berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan sebelumnya,penelitian ini ditujukan untuk:

1. Agar mahasiswa dapat mengerti mengenai kontruksi atap baja ringan/galvalum ini
sendiri.
2. Agar mahasiswa dapat mengaplikasikan kontruksi atap baja ringan ini langsung ke
denah yang ada.

D.BATASAN
Dalam makalah ini penulis membatasi masalah dengan memberikan penegasan terhadap
variable judul sebagai berikut :

a. Definisi atap galvalum


b. Tipe atap galvalum
c. Bahan atap galvalum
d. Konstruksi dan detail serta cara pemasangan atap galvalum
e. Pembahasan dan hasil desain yang meliputi :
1. Tampak atas
2. Kuda-kuda

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Baja ringan

Baja ringan adalah baja berkualitas tinggi yang bersifat ringan dan tipis, namun
kekuatannya tidak kalah dari baja konvensional Meskipun tipis, baja ringan memiliki derajat
kekuatan tarik 550 Mpa, sementara baja biasa sekitar 300 Mpa. Kekuatan tarik dan tegangan
ini untuk mengompensasi bentuknya yang tipis. Ada beberapa macam baja ringan yang
terbagi berdasarkan nilai tegangan tariknya (tensile strength). Kemampuan tegangan tarik ini
umumnya didasari pada fungsi akhir dari baja ringan tersebut. Contohnya untuk berbagai
produk struktur seperti rangka atap baja ringan haruslah menggunakan baja ringan dengan
tegangan tarik tinggi (G550). Namun untuk berbagai produk home appliances misalnya,
diperlukan baja ringan dengan tegangan tarik lebih rendah (G300,G250,dll) dan yang lebih
lentur dan lunak sehingga lebih mudah dibentuk. Karna tingkat kualitas dan kuat tariknya
tinggi, tak heran baja ringan lebih tipis dan ringan dibandingkan baja konvensional. Baja
G550 bisa diartikan sebagai baja yang mempunyai kuat tarik 550MPa (Mega Pascal). Uji
kualitas ini hanya dapat dibuktikan di laboratorium.
Untuk ketebalan baja ringan umumnya berkisar antara 0,2-2,0 mm. Variasi ketebalan
ini ditentukan oleh fungsi besar beban yang ditopang, dan ukuran bentangan baja itu sendiri.
Dengan adanya variasi ketebalan yang ditentukan oleh faktor-faktor diatas, baja ringan
memiliki tingkat efektivitas yang lebih baik. Baja ringan memang lebih tipis dibanding baja
konvensional yang memiliki ketebalan 3mm atau lebih.Dengan ketipisannya, kita mungkin
meragukan kekuatan material ini.Namun kita tidak perlu khawatir, kekuatannya sangat bisa
diandalkan karna baja ringan terbuat dari baja bermutu tinggi.Masalah yang timbul karna
ketipisan baja ringan adalah,kurang kakunya struktur rangka baja itu sendiri dan disinilah
pengaku (bracing) dibutuhkan. Karna berbahan baja, maka baja ringan juga bisa berkarat,
agar awet, tahan lama dan tidak mudah berkarat, baja ringan biasanya sudah dilapis antikarat.

7
B.Jenis-jenis Baja Ringan

. 1. Wide Flange (WF)


WF biasa digunakan untuk: balok, kolom, tiang pancang, top & bottom
chord member pada truss, composite beam atau column, kantilever
kanopi, dan lain-lain.
Istilah lain: IWF, WF, H-Beam, UB, UC, balok H, balok I, balok W.

2. UNP

Penggunaan UNP hampir sama dengan WF, kecuali untuk kolom


jarang digunakan karena relatif lebih mudah mengalami tekuk.
Istilah lain: Kanal U, U-channel, Profil U

3. Equal Angle (Hot Rolled)

Biasa digunakan untuk : member pada truss, bracing, balok,


dan struktur ringan lainnya.
Istilah lain : profil siku, profil L, L-shape.

4. Unequal Angle (Hot Rolled)


Biasa digunakan untuk : member pada truss, bracing, balok, dan
struktur ringan lainnya.
Istilah lain : profil siku, profil L, L-shape Penggunaan dan istilah
lain hampir sama dengan Equal Angle.

8
5. Lipped Channel

Biasa digunakan untuk : purlin (balok dudukan penutup atap),


girts (elemen yang memegang penutup dinding misalnya metal
sheet, dan lain-lain), member pada truss, rangka komponen
arsitektural.
Istilah lain : balok purlin, kanal C, C-channel, profil C

6. Equal Angle (Cold Formed)


Biasa digunakan untuk : bracing struktur ringan
(kecil), rangka komponen arsitektural, support
komponen-komponen ME.
Istilah lain : hampir sama dengan EA hot rolled.

7. Unequal Angle (Cold Formed)


Pengunaan dan istilah lain hampir sama dengan Equal Angle.

8. RHS (Rectangular Hollow Section) – cold formed

Pengunaan : komponen rangka arsitektural (ceiling, partisi


gipsum, dan lain-lain), rangka dan support ornamen-ornamen non
struktural.
Istilah lain : besi hollow (istilah pasar), profil persegi, profil

9
9. SHS (Square Hollow Section) – cold formed

Pengunaan dan istilah lain hampir sama dengan RHS.

10. Steel Pipe


Penggunaan : bracing (horizontal dan vertikal), secondary
beam (biasanya pada rangka atap), kolom arsitektural,
support komponen arsitektural (biasanya eksposed, karena
bentuknya yang silinder mempunyai nilai artistik)
Istilah lain : steel tube, pipa

11. T-Beam (Hot Rolled)


Pengunaan : balok lantai, balok kantilever (kanopi)
Istilah lain : balok T

10
C.Bahan Dan Keunggulan Baja Ringan

Baja ringan untuk konstruksi atap adalah rangka atap dengan bahan t ringan Zinc-
Aluminium (Zin Calume) dengan komposisi sbb: 5O % Aluminium, 43,5%Zinc, 1,5 %
Silicon. Anti karat yang terkandung di truss adalah unsur yang menyatukan dengan bahan
dasar sebagai lapisan daya tahan 4 kali lipat dan lapisan pelindung seng biasa/Galvanis. Truss
terbuat dan Zinc-Aluminium Hi Tensile (kekuatan tank, lipat, punter
G550 atau truss sanggup menopang 550 kg / 1 cm2.

Keunggulan Baja Ringan adalah sebagai berikut :

1. Menggunakan Metal Zinc Calume dan Blue Scope Steel yang merupakan pemegang
lisensi baja ringan original
2. 5 kali lebih kuat dan baja galvanis
3. 40 % lebih kuat dan Mild Steel
4. Anti Karat / korosi
5. Fabrikasi dilakukan di proyek untuk menghindani salah konstruksi/ tidak perlu
merubah mengurangi ring balok bangunan yang ada.
6. Truss memiliki standar bentuk dan ukuran yang tetap karena semua komponen di
produksi dengan menggunakan mesin teknologi tinggi.

11
D.Kelebihan dan Kekurangan Baja Ringan

 Kelebihan:

1. Karena bobot rangka atap yang ringan menurut konstruksi sipil maka dibandingkan
kayu, beban yang harus ditanggung oleh struktur di bawahnya lebih rendah (jadi lebih
irit strukturnya)
2. Baja ringan bersifat tidak membesarkan api (non-combustible).
3. Tidak bisa dimakan rayap (memangnya rayap makan baja atap
ringan…?.)Pemasangan rangka baja relatif lebih cepat apabila dibandingkan rangka
kayu.
4. Baja ringan nyaris tidak memiliki nilai muai dan susut, jadi tidak berubah karena
panas dan dingin (itu kata aplikatornya lho).

 Kekurangannya :

1. Kerangka atap baja ringan tidak bisa diekspos seperti rangka kayu, sistem rangkanya
yang berbentuk jaring kurang menarik bila tanpa penutup plafon.
2. Karena strukturnya yang seperti jaring ini maka bila ada salah satu bagian struktur
yang salah hitung ia akan menyeret bagian lainnya maksudnya jika salah satu bagian
kurang memenuhi syarat keamanan, maka kegagalan bisa terjadi secara keseluruhan
(biasanya perhitungan strukturnya langsung dilakukan oleh structural engineer dari
aplikatornya)
3. Rangka atap baja ringan tidak sefleksibel kayu yang dapat dipotong dan dibentuk
berbagai profil. (makanya jarang digunakan pada bangunan tradisional…)

12
E.Kontruksi Baja Ringan

Konstruksi atap rangka baja ringan adalah konstruksi atap rangka baja ringan yang
strukturnya tidak jauh berbeda dengan konstruksi atap rangka kayu, hanya saja bahan
pembuatnya dari bahan rangka baja ringan atau sering disebut truss. R.angka atap (kuda-
kuda) baja ringan atau yang biasa disebut Truss adalah rangka yang terbuat dan baja lapis
Zincalume dengan kandungan Alumunium, Zinc, dan Silikon. Produk mi digunakan sebagai
alternatif pengganti rangka atap kayu yang selama ini masih digunakan. Spesifikasi produk
baja ringan/truss adalah sebagai berikut :

Rangka atap (roof truss) adalah sistem struktur yang berfungsi untuk
menopang/menyangga penutup atap, dengan elemen-elemen pokok yang diri dari: kuda-kuda
(truss), usuk/kasau (rafter), dan reng (roof batten). Truss merupakan struktur rangka batang
(kuda-kuda) sebagai penyangga utama rangka atap, yang terdiri dan batang utama luar
(chords) dan batang Iam (webs), dan yang berfungsi untuk menahan gaya aksial (tarik dan
tekan), maupun momen lentur.

Gambar 2 dibawah ini merupakan struktur kuda-kuda baja ringan secata utuh.

Berdasakan bentuk geometninya, kuda-kuda (truss) baja ringan dapat dibedakan 3


yaitu:

- Kuda-kuda utuh / standard truss merupakan kuda-kuda berbentuk segitiga utuh, kuda-
kudajenis ini dapat digunaka pada atap pelana, maupun bagian tengah dan atap limasan,

- Kuda-kua terpancung (truncated truss), merupakan kuda-kuda berbentuk , liga


terpancung,

- Saddle truss, merupakan kuda-kuda berbentuk segitiga kecil, yang berfungsi untuk
menyatukan dua bidang atap pada rencana atap bangunan yang berbentuk Lesser L.

13
F.Teknik Pembuatan & Cara pemasangan

Dalam perakitan dan pemasangan struktur rangka atap baja ringan, perlu diperhatikan
ketentuan pemilihan dan pemasangan alat sambung agar diperoleh sistem struktur yang
stabil, kuat, dan tidak merusak lapisan anti karat. Sehubungan pada konstruksi baja ringan
tidak dilakukan dengan cara pengelasan melainkan sambungan dengan menggunakan baut
khusus.. Alat sambung yang digunakan biasanya berupa baut (screw) khusus, yang terbuat
dan baja mutu tinggi, dan telah dilengkapi lapisan anti karat (coating), seperti halnya elemen-
eleman struktur ringan yang digunakan. Hal ini harus diperhatikan karena beberapa alasan :

a. Untuk menjamin stabilitas kekuatan dan kekakuan struktur, maka diperlukan alat
sambung dengan kekuatan dan kekakuan yang sama dengan elemen/komponen utama
sistem struktur.
b. Alat sambung harus dilapisi dengan lapisan anti karat yang sama dengan
elemen/komponen struktur, karena jika terjadi korosi pada baut, maka akan ada resiko
penjalaran korosi pada elemen/komponen struktur baja ringan itu sendiri.

Biasanya spesifikasi baut yang memenuhi persyaratan untuk digunakan pada struktur
rangka atap baja ringan adalah Jenis baut yang digunakan untuk usuk (rafter) 12- 14×20 HEX
dan baut untuk digunakan untuk menyambung reng 10- 16×26 HEX

Elemen-elemen baja ringan relatif tipis, maka untuk menghindari kerusakan pada saat
pemasangan baut ataupun kerusakan pada masa layan (beban rencana dikerjakan), cara
pemasangan alat sambung harus memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1. Jarak antara baut, yang terletak di ujung sambungan (paling tepi) dengan ujung batang
yang disambung, minimal 2 kali diameter baut yang digunakan.
2. Jarak antara baut satu dengan baut yang lainnya, minimal 3 kali diameter baut yang
digunakan.
3. Pemasangan baut harus menggunakan alat screw-driver, berkecepatan 2000 rpm
hingga 2500 rpm, dengan posisi tegak lurus bidang sambungan, dan alat harus segera
dihentikan ketika screw telah cukup kencang.
14
4. Baut tidak diletakkan segaris dengan garis kerja atau garis berat elemen batang,
melainkan ditempatkan di bagian tepi, dengan posisi yang diusahakan simetris, dan
membagi sama besar pada sudut-sudut pertemuan antar elemen.

 Pemasangan konstruksi rangka atap baja ringan


Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas kedua tumpuannya dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu:

a. Dipasang langsung di atas ringbalk.


b. Dipasang di atas ringbalk dengan perantara wall-plate.

Penggunaan sistem tumpuan dengan wall-plate sedapat mungkin harus dihindari, karena
tumpuan dengan wall-plate hanya ditujukan untuk meratakan (leveling) ringbalk, jika
ringbalk tidak rata. Penggunaan wall-plate akan berakibat kedalaman dynabolt yang tertanam
di dalam ringbalk menjadi berkurang. Selain itu, juga terdapat ruang kosong di dalam wall-
plate yang dapat mengakibatkan perletakan kuda-kuda menjadi kurang
stabil.

Tumpuan dengan Wall-plate dan Langsung ringbalk

Contoh sistem tumpuan Wall-Plate Kuda-kuda ditumpukan


pada boxed C75.100 , diikat dengan grip segitiga

15
Pemasangan kuda-kuda harus mengikuti beberapa langkah kerja
sebagai berikut:

A. Langkah 1:

Persiapan kerja
1. Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakkan kuda- kuda, dan tidak
diperkenankan menggunakan gambar draft sebagai panduan
2. Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja, dan
memperhatikan petunjuk tentang persyaratan melakukan pekerjaan di atas ketinggian
(lihat bagian keselamatan kerja).
3. Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda, antara lain: bor dan
hexagonal socket, meteran, selang air (waterpass), alat penyiku, mesin pemotong,
gergaji besi, palu, dan sebagainya.

B. Langkah2:
Leveling dan marking
1. Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan siku, dengan
menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu

2. Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian bangunan
dan tersambung secara benar (monolith) dengan kolom yang ada di bawahnya.

16
3. Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar rencana
atap.Mengukur jarak antar kuda-kuda

C. Langkah 3:
Pengangkatan dan pemasangan kuda-kuda

1. Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak meng akibatkan kerusakan pada
rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit .

2. Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan kiri
kuda-kuda dapat ditentukan dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-kuda,
dengan mulut web dapat dilihat oleh pekerja.
Bagian di sebelah kiri pekerja disebut sisi kiri, sedangkan yang berada di sebelah
kanannya adalah sisi kanan.
3. Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus dengan ringbalok
menggunakan benang dan lot (unting-unting)

17
4. Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan menggunakan 4 buah
screw 12 – 14 x 20 HEX.

5. Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan menambahkan


balok penopang sementara, agar posisi kuda-kuda tidak berubah.
6. Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda, sesuai
dengan posisinya dalam gambar kerja.
7. Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum 1,2 meter).
8. Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex), dan memastikan
garis nok memiliki ketinggian yang sama (datar)
9. Memasang balok nok.
10. Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin. Bracing
dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.
11. Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas truss,
jurai dan rafter
12. Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap yang
digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai screw ukuran
10-16×16 sebanyak 2 (dua) buah
13. Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang menumpu
ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat dipasang sebagai overhang dengan
panjang maksimal 120 cm dari kuda- kuda terluar, dan jarak antar outrigger 120 cm.
outrigger harus diletakkan dan di-screw dengan dua buah kuda-kuda yang terdekat.
14. Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing ceilling battens adalah
120 cm. Komponen ini dipasang pada permukaan bagian atas bottom chord kuda-
kuda dan di-screw. Untuk pertemuan ceilling battens dengan ring balok di beri
bantalan bracket yang diikat memakai 2 (dua) buah dynabolt.
Fungsi ceilling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar kuda-kuda. Jika
diperlukan, sambungan memanjang ceilling battens sebaiknya tepat diatas bottom
chord. Setiap sambungan harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan dengan bottom
chord harus di-screw. Ceiling battens selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan
plafond dan penggantungnya

18
D. Pemasangan ceiling battens

Sambungan ceilling battens atau top span overlap sepanjang 40 cm dengan


perkuatan 4 buah screw

E. Pemasangan penutup atap

1. Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor, kedataran nok


maupun sisi atap, dan memastikan support overhang terpasang dengan benar.
2. Bila menggunakan Aluminium Foil, maka lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas
jurai dan rafter,
3. Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap yang digunakan, kemudian
dilanjutkan dengan pemasangan reng (roof battens) dengan screw 10 – 16 x 16 HEX.
4. Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah ke atas. Pemasangan
penutup atap harus lurus dan rapi agar polanya menjadi rapi dan tidak berbelok –
belok

19
BAB III
PEMBAHASAN DAN HASIL DESAIN

20
Daftar Pustaka

http://blog.propertykita.com/arsitektur/pengertian-baja-ringan-dan-beberapa-alasan-memilih-
baja-ringan/

http://www.infobangunan.com/component/content/article/69-umum/140-penggunaan-struktur-baja-
dalam-konstruksi.html?directory=1

http://www.crayonpedia.org/mw/TEKNIK_STRUKTUR_BANGUNAN_DENGAN_KONSTRUKSI
_BAJA_12.1

https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:WJavH2Izs-
gJ:repository.binus.ac.id/content/S0094/S009413522.ppt+bangunan+dengan+struktur+baja&hl=en&p
id=bl&srcid=ADGEEShJt7tiXsmLN5KzS8U96o_HarsFW67yLYmn3yeqUSzxfvQX6Ig9bIYEMvU--
ExAmeCNlQun2lsKRb1CJE4f41mV9DOY9f3wMzKybDFb69CdqEOj16fCuAVhID3RTm8rukLtcn
DN&sig=AHIEtbQTZDorVwH_9hhQtGTAvkTsFSzDbw

http://proyeksipil.blogspot.com/2012/11/bahan-apa-saja-yang-dipakai-pada.html

http://www.megatrussglobal.com/2012/05/tips-trik-cara-pasang-rangka-baja.html

http://jayawan.com/cara-pasang-rangka-atap-baja-ringan/

http://manusi4biasa.wordpress.com/2010/10/10/konstruksi-baja-ringan/

http://roofinnovation.com/atap-baja-ringan/

http://debuh.com/berita-selebriti/kelebihan-atap-baja-ringan/18420/

21

Anda mungkin juga menyukai