Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KUNJUNGAN

PLTU TANJUNG JATI B JEPARA

DISUSUN OLEH
ARSYAD SILA RAHMANA
21060113140134

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2015

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU)


TANJUNG JATI B (JEPARA)

PLTU Tanjung Jati B adalah salah satu pembangkit yang terletak di wilayah Kota
Jepara. PLTU Tanjung Jati B adalah pembangkit listrik berbahan bakar batubara
dengan daya kotor 2 x 719 MW dengan daya bersih 2 x 661 MW, terletak di
pantai utara Jawa Tengah. PLTU Tanjung Jati B menerapkan teknologi terbaru
yang ramah lingkungan dalam menangani gas buang pembakaran batubara.
Teknologi ini menjadikan PLTU Tanjung Jati B pembangkit yang mampu
memanfaatkan keunggulan keekonomian batubara sebagai bahan bakar
pembangkit yang murah serta tergolong pembangkit listrik yang ramah
lingkungan.
Bila dibanding pembangkit listrik lainnya di Indonesia, PLTU tanjung Jati B juga
memiliki keunikan dalam hal satu-satunya PLTU yang menggunakan dollar.
Sebut aja teknologi FGD (Flue Gas Desulphurization) yang berfungsi menangkap
materi belerang (sulfur) dari gas buang. FGD mereduksi kandungan belerang yang
merupakan konsekwensi penggunaan batubara sebagai bahan bakar pembangkit
ini lebih dari 99%.
Beberapa pembangkit di Indonesia sudah dibekali dengan teknologi ini. Namun
FGD yang menggunakan batu kapur sebagai pengikat belerang baru digunakan di
pembangkit Tanjung Jati B saja. Maklum, investasi alat ini tidaklah sedikit. Untuk
menyediakan alat ini, pembangkit baru harus menambah angka investasi hingga
30%.
Selain FGD masih ada banyak alat yang dipersiapkan untuk meminimalisir yang
mungkin muncul akibat proses produksi listrik. Misal ESP (Electrostatitc
Precipitator) Alat ini dipasang untuk mengumpulkan debu yang berasal dari
pembakaran batu bara dalam Boiler dengan kemampuan menagkap 99,3% debu
pembakaran.

Pembangkit ini juga menggunakan air laut untuk pendingin Kondesor dan
menggunakan air laut untuk proses pembangkit, pemindahan energi panas dan
penguapan. Alat desalinasi akan memproses air laut dan menyuplai air
demineralisasi ke Boiler untuk konsumsi Pembangkit. Air buangan dari
Pembangkit akan diarahkan ke Tempat Pengolahan Limbah Cair. Di sana akan
dilakukan pembekuan, flokulasi dan netralisasi. Air yang sudah bersih kemudian
dialirkan kembali ke laut.
Cerobong
yang
terdapat di Tanjung
jati B juga memiliki
fungsi
khusus.
Tingginya
yang
mencapai 245 meter
dimaksudkan untuk
menghindarkan
wilayah sekitar dari
kontak
dengan
partikel yang keluar
dari
pembangkit.
Untuk limbah yang
berbahaya/B3,
pembangkit
Tanjung Jati B
melibatkan
perusahaan
yang
mampu untuk membuang dan memproses limbah-limbah itu berdasarkan regulasi
B3 yang dipakai.

KUALITAS EMISI UDARA

Program Pengawasan Lingkungan rutin dilakukan menurut persetujuan RKL/RPL


yang dilaksanakan secara independen oleh Konsultan Lingkungan dan diakui oleh
Laboratorium yang ditugaskan TJBPS. Sampel air lain dan analisisnya juga
dilakukan untuk memenuhi Perizinan Pembuangan Limbah Cair dan Perizinan
Penimbunan Abu. Semua laporan tersebut diserahkan kepada Otoritas Lingkungan
setiap tiga bulan sekali.

Pengelolaan PLTU Tanjung Jati B memiliki keunikan yang belum pernah


diaplikasikan pada pengelolaan pembangkit listrik di Indonesia. Kepemilikan
instalasi pembangkitan masih di bawah kewenangan PT Central Java Power
(CJP), perusahaan grup Sumitomo Co. Pada pembangunan PLTU Tanjung Jati B,
Sumitomo Corporations mendapat kepercayaan menangani kontrak Engineering,
Procurement, and Construction (EPC).
PLTU Tanjung Jati B sinkron ke sistem kelistrikan Jawa Bali tanggal 18 April
2006 (Unit 1) dan 6 Juni 2006 (Unit 2). Selanjutnya beroperasi komersial ditandai
COD (commercial operation date) 1 Oktober 2006 (Unit 1) dan 1 November 2006
(Unit 2). Status pemanfaatan oleh PT PLN (Persero) adalah berdasarkan
perjanjian Sewa Guna Usaha selama 23 tahun dengan opsi membeli di akhir
perjanjian.

GENERAL LAYOUT PLTU TANJUNG JATI B

Coal Jetty

CW Inlet

Limestone Jetty
CW Outlet
WTP

Coal Yard

#1&#2
#3&#4
Ash Lagoon
500 kV sub station

150 kV S/S

Area-area yang terdapat pada PLTU Tanjung Jati B :


A. Pengelolaan Batubara

Coal handling adalah fasilitas penunjang terhadap kelangsungan produksi listrik


dari PLTU Tanjung Jati B.
Penerimaan batubara dari supplier batubara dilakukan di jetty atau pelabuhan
khusus yang panjang pelabuhannya 240 meter. Akses menuju dermaga tersebut
menggunakan access road sepanjang 1,37 Km, yang membentang dari dari garis
pantai.
Batubara diangkut oleh kapal (jenis tongkang dengan kapasitas deadweight
66.000 metrik ton dan dibongkar di fasilitas Pembongkaran Batu Bara (Dermaga
Batu Bara).
Peralatan utama untuk membongkar batubara terdiri dari 2 unit shunlo (ship
unloader) dan 2 line conveyor. Selanjutnya menggunakan belt conveyor menuju
ke coal stockpile, yang mampu menampung konsumsi batubara selama 2 bulan.
Dari stockpile batu bara didistribusikan dengan Stacker Reclaimer dan sistem
Conveyor, menuju ke coal silo. Batubara yang ditampung di coal silo akan
dihancurkan menggunakan coal pulverizer selanjutnya masuk ke ruang bakar atau
furnace.

B. Instalasi Pengolah Air

Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati B menggunakan air bebas mineral
(demineralized water) sebagai air umpan boiler. Di boiler terjadi pemanasan air
tersebut menjadi uap super heated yang digunakan untuk memutar turbin.
Air bebas mineral didapatkan melalui sistem pemurnian air laut yang diproses di
water treatment plant.

C. Boiler

Boiler adalah salah satu alat penukar panas. Dalam Boiler, terjadi pembakaran
bahan bakar (batubara). Panas hasil pembakaran digunakan untuk merubah fase
air menjadi uap. Batubara sebelum masuk ke ruang pembakaran (furnace)
disalurkan oleh coal feeders menuju coal pulverizer. Temperatur dari ruang bakar
furnace dapat mencapai + 1.000 C.
Proses penggerusan batubara terjadi di pulverizer yang mengubah batubara
ukuran + 50 mm menjadi berukuran 200 mass sebanyak minimal 70%.
Penggerusan ini berfungsi untuk memaksimalkan luas permukaan kontak
pembakaran dari partikel batubara. Selanjutnya hasil penggerusan batubara
dihembuskan dengan udara bertemperatur tertentu (+ 60 C ) menujur ruang
bakar. Sedangkan untuk kesempurnaan pembakaran di sistem boiler diperlukan
jumlah udara pembakaran yang optimum, sehingga didapatkan energi panas hasil
pembakaran yang maksimal.
Konstruksi boiler terdiri dari ribuan tube (tube raiser, tube saturated, dan
superheated steam), di mana air diubah menjadi uap lewat jenuh dengan
temperatur (530 C) dengan tekanan 166 bar sebelum masuk ke turbin.

Data Teknik Boiler :

Operating Pressure

: 175 bar a (B-MCR)

Main Steam Flow

: 2,313 T/H (B-MCR)

Main Steam Temp.

: 541 oC

Feed Water Temp.

: 291 oC

Coal Mill/Feeders

: 5 operasi, 1 stand by

Coal Rate

: 263.58 ton/h (B-MCR)

Burner System

: 36 Low Nox Burners

Boiler Efficiency

: 88.81 % HHV (ECR)

D. Turbin

Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi kinetik. Uap
hasil pembakaran dari boiler melewati fase tekanan tinggi, sedang, dan rendah
dalam tubin. Untuk uap tekanan tinggi, akan masuk ke high pressure turbine
selanjutnya keluaran dari uap tersebut akan masuk ke sistem reheater (pemanasan
ulang) untuk menaikkan temperatur sebelum masuk ke intermediate pressure
turbine lalu hasilnya masuk ke low pressure turbine. Uap hasil keluaran low
pressure turbine langsung masuk ke kondesor. Putaran turbin adalah 3.000 rpm.

E. Generator

Generator adalah peralatan pengubah energi kinetik menjadi energi listrik. Rotor
Generator terpasang 1 poros dengan rotor turbin sehingga putaran rotor generator
sama dengan putaran rotor turbin sebesar 3.000 rpm yang ekuivalen dengan
keluaran frekuensi energi listrik sebesar 50 Hz.

Saat berputar, medan magnet pada rotor generator memotong penghantar pada
lilitan-lilitan stator sehingga menimbulkan tegangan pada stator generator
mengacu pada induksi elektromagnetik. Arus listrik mengalir saat generator
terhubung ke beban. Besarnya arus listrik yang mengalir tergantung pada besarnya
hambatan listrik (resistansi) pada beban.
F. Transformer (Trafo)

Ada dua jenis transformer utama, yakni step up dan step down. Tranformer step
up berfungsi menaikkan tegangan generator dari 22,8 kV menjadi 500 kV sebelum
dialirkan ke sistem interkoneksi Jamali. Transformer step down berfungsi
menurunkan tegangan generator dari 22,8 kV menjadi 10 kV sebelum digunakan
untuk Sistem Pemakaian Sendiri Pembangkit.

G. Kondensor

Condensor berfungsi untuk mengembunkan uap air yang telah digunakan untuk
memutar turbin menjadi air kondensat. Proses pengembunan uap air
menggunakan mekanisme pendinginan dengan bantuan air laut. Air kondensat
selanjutnya dipompa kembali ke boiler untuk dipanaskan dan diubah menjadi uap
air yang digunakan untuk memutar turbin lagi (close cycle). Sedangkan air laut
yang telah digunakan, dialirkan kembali ke laut (open cycle)..

H. Flue Gas Desulphurization (FGD)

Pemakaian FGD di Tanjung Jati B adalah FGD batu kapur yang pertama di
Indonesia. Satu Sistem FGD ini akan disuplai untuk setiap boiler. Proses
pemisahan CO2 dari asap yang sisa pembakaran dilakukan dengan menggunakan
penyerap batu kapur atau Ca(OH)2. Gas buang dari proses pembakaran sebelum
dibuang melalui cerobong, dimasukkan ke mesin FGD dan disemprotkan udara
hingga teroksidasi menjadi SO3. Kemudian didingankan dengan menggunakan air
(H20) agar bereaksi menjadi asam sulfat (H2SO4). Asam sulfat kemudian
direaksikan dengan batu kapur hingga diperoleh hasil pemisahan berupa gipsum.
Gas yang kemudian dibuang kini tinggal uap air tanpa ada kandungan oksida
sulfur.
Sistem FGD ini didesain untuk mengurangi emisi oksidasi belerang dan mematuhi
Regulasi Emisi Menteri Lingkungan Hidup.

FGD System-General Overview

Dewatering
Absorber Area
Reagent Preparation Limestone Jetty
Area
Area
And Conveyor
I. Electro Static Precipitator (ESP)

Elektrostatik static precipitators yang dipasangkan pada sistem cerobong asap


digunakan untuk menjebak abu terbang sisa pembakaran yang ikut terbawa dalam
asap. Teknik yang digunakan adalah dengan menjebak partikel halus
menggunakan listrik bertegangan tinggi dan menampungnya di adah khusus.
ESP mengurangi lebih dari 99% partikel-partikel pembakaran.
Jumlah unit presipitator yang disediakan: 2 per boiler.

ESP System-General Overview

Casing B
(4 FIELDS)

Casing A
(4 FIELDS)
J. Kolam Abu

Abu sisa pembakaran batubara yang berhasil baik abu dasar yang dikumpulkan
dari boiler dan abu terbang yang berhasil dijepak oleh alat ESP dikumpulkan
dalam Ash Pond. Ash pond adalah titik pengumpul sisa pembakaran berupa abu
batubara. Abu batubara ini dikumpulkan sebelum kemudian dimanfaatkan dalam
pembuatan semen oleh para produsen semen. Metode Pengangkutan Abu :
Penghisap angin
Pada system penyaluran / transmisi, PLTU Tanjung Jati B mensuplai untuk system
interkoneksi. Penyalurannya menggunakan Transmisi 500kV dan 150 kV.
Selengkapnya dapat dilihat pada Single Line Diagram (SLD) di bawah ini.

SKEMA PRODUKSI

DATA TEKNIK PLTU TANJUNG JATI B


UNIT 1 dan 2

Unit MCR (net)

: 661 MW per unit

Unit Min. Load without oil support

: 160 MW per unit

Heat Rated at 100 % rated output

: 2273 kcal/kWh (ECR)

Unit Continuous Auxiliary Power

: 56.6 MW (B-MCR)

BOILER :

: 175 bar a (B-MCR)

Main Steam Flow

: 2,313 T/H (B-MCR)

Main Steam Temp.

: 541 oC

Feed Water Temp.

: 291 oC

Coal Mill/Feeders

: 5 operasi, 1 stand by

Coal Rate

: 263.58 ton/h (B-MCR)

Burner System

: 36 Low Nox Burners

Boiler Efficiency

: 88.81 % HHV (ECR)

TURBINE :
Type
: Three cylinder Impulse type,
Tandem Compound Reheat Condensing Turbine

Max. T-MCR

: 719 MW

Rated Output

: 710 MW

Heat rated (at ECR)

: 1861 kcal/kWh

Steam Flow (at T-MCR)

: 2213.1 ton/hour

Speed

: 3,000 rpm

Steam pressure

: 167 bar abs

Steam Temperature

: 538 oC

Reheat temp. at comb. heat vlv : 538 oC

Exhaust pressure

HP Turbine Bypass Capacity : 35 % (at 176 bar)

Operating Pressure

: 0.0832 bar abs

LP Turbine Bypass Capacity : HP Bypass steam flow +


desuperheating spray water flow

GENERATOR TRANSFORMER :

Rated power

: 786 MVA at 65 oC winding temp.

Phase

:3

Voltage

: 22.8/525 kV

Vector Groups

: YNd11

Cooling

: ODAF

Tap Changer

: NO-LOAD, + 5 %, 5 steps

COAL HANDLING SYSTEM:


Vessel Capacity

: 70,000 DWT

Ship Unloading rate

: 1,500 MT/hour x 2 Units

Rate of coal conveyor

: 1,500/1,000 MT/hour

Rate for staking out

: 1,500 MT/hour x 2 Units

Rate for reclaiming

: 1,000 MT/hour x 2 Units

Coal Storage Capacity

: 630,000 ton (+ 2 month)

ASH HANDLING SYSTEM:


Fly Ash Transp. Method

: Pneumatic Vacuum

Ash Silo Capacity

: 48 hours x 2 units

Bottom Ash Mill Reject

: 13,000 kg/hour (Peak)

SSC capacity

: 18,000 kg/hour (Peak)

Ash Storage Area

: Landfill + 23 ha

CIRCULATING WATER PUMP:


Number

: 2 X 50 %

Capacity

: 925 m3/mnt

DESALINATION PLANT & WTP:


Desal. Plant Quantity : 3 x 50 %
Desal. Plant Type

: Reverse Osmosis (R.O)

Desal. Plant Capacity : 2,030 m3/day


WTP Capacity

: 90 ton/hour

Demin Tank Capacity : 1000 m3 x 3


UNIT 3 dan 4

A. STEAM TURBINE
Tipe

: Reheat Condesing Turbine

Manufaktur

: TOSHIBA

Ouput Rated

: 708,3 MW (Untuk TMCR)

Tekanan Uap

: 166 Bar

Tekanan Temperatur : 538 oC


B. GENERATOR
Tipe

: TAKS-LCH

Poles

:2

Tegangan

: 22,8 KV

Kapasitas

: 802 MVA

Faktor Tenaga : 0,9


C. BOILER
Type

: Pulverized fuel-fired, forced circulation, single


reheat, variable pressure, dua-pass, top-supported

Aliran Uap

: 2.285 t/jam

Operating Pressure

: 174,3 Bar

Operating Temp.

: 541 C

Main steam Flow

: 2.313 ton / hour

Number of Burner

: 36 Low Nox

Efficiency

: 88,81 % HHV @ ECR

D. COAL HANDLING/ SHIP UNLOADER SYSTEM


Type

: Grab

Quantity

: Two (2)

Nominal capacity : 1,500 Ton/hour each


E. CONVEYOR BELT
Capacity : 1.500 ton/hour
Quantity : Two ( 2 )

F. STACKER-RECLAIMER
Capacity : 1500/1000 ton/hour
G. LIMESTONE CONVEYOR
Capacity : 70 ton / hour ( total)
Quantity : One ( 1 )

H.

COAL UNLOADING JETTY


a. Dermaga

: 279,9 m x 27 m

b. Connecting Trestle

: 493,12 m x 12 m

c. Kapasitas Sandar Kapal

: 8000 DWT 70.000 DWT

d. Perlengkapan :

Guard Rail & Hand Rail

Rubber Fender System

Mooring Bollard

Cathodic Protection

Mooring Dolphin & Catwalks

Lampu Navigasi & Buoy

Lampu Penerangan

I. LIMESTONE UNLOADING JETTY


a. Dermaga/wharf

: 80m x 15m (existing) 80 m x 24 m


(plus extension)

a. Trestle

: 180 m x 7,25 m

b. Kapasitas Sandar Kapal

: 2.000 DWT 3.000 DWT

c. Perlengkapan

Guard Rail & Hand Rail

Rubber Fender System

Mooring Bollard

Cathodic Protection

Lampu Navigasi

Lampu Penerangan

Daftar Pustaka
www.google.com
www.wikipedia.com
profile company PT Central Java Power
PT PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B
Leaflet PLTU Tanjung Jati B

LAMPIRAN

Foto foto PLTU Tanjung Jati B

Gambar 1. Peta PLTU TJB

Gambar 2. Foto Bersama Depan PLTU TJB

Gambar 3. Foto Lines Stone Slurry Tank

Gambar 4. Pendistribusian Batu Bara Dengan Conveyor

Gambar 5. Foto PLTU TJB dari Tempat Distribusi Batubara

Gambar 6. Coal Yard

Anda mungkin juga menyukai