DISUSUN OLEH
ARSYAD SILA RAHMANA
21060113140134
PLTU Tanjung Jati B adalah salah satu pembangkit yang terletak di wilayah Kota
Jepara. PLTU Tanjung Jati B adalah pembangkit listrik berbahan bakar batubara
dengan daya kotor 2 x 719 MW dengan daya bersih 2 x 661 MW, terletak di
pantai utara Jawa Tengah. PLTU Tanjung Jati B menerapkan teknologi terbaru
yang ramah lingkungan dalam menangani gas buang pembakaran batubara.
Teknologi ini menjadikan PLTU Tanjung Jati B pembangkit yang mampu
memanfaatkan keunggulan keekonomian batubara sebagai bahan bakar
pembangkit yang murah serta tergolong pembangkit listrik yang ramah
lingkungan.
Bila dibanding pembangkit listrik lainnya di Indonesia, PLTU tanjung Jati B juga
memiliki keunikan dalam hal satu-satunya PLTU yang menggunakan dollar.
Sebut aja teknologi FGD (Flue Gas Desulphurization) yang berfungsi menangkap
materi belerang (sulfur) dari gas buang. FGD mereduksi kandungan belerang yang
merupakan konsekwensi penggunaan batubara sebagai bahan bakar pembangkit
ini lebih dari 99%.
Beberapa pembangkit di Indonesia sudah dibekali dengan teknologi ini. Namun
FGD yang menggunakan batu kapur sebagai pengikat belerang baru digunakan di
pembangkit Tanjung Jati B saja. Maklum, investasi alat ini tidaklah sedikit. Untuk
menyediakan alat ini, pembangkit baru harus menambah angka investasi hingga
30%.
Selain FGD masih ada banyak alat yang dipersiapkan untuk meminimalisir yang
mungkin muncul akibat proses produksi listrik. Misal ESP (Electrostatitc
Precipitator) Alat ini dipasang untuk mengumpulkan debu yang berasal dari
pembakaran batu bara dalam Boiler dengan kemampuan menagkap 99,3% debu
pembakaran.
Pembangkit ini juga menggunakan air laut untuk pendingin Kondesor dan
menggunakan air laut untuk proses pembangkit, pemindahan energi panas dan
penguapan. Alat desalinasi akan memproses air laut dan menyuplai air
demineralisasi ke Boiler untuk konsumsi Pembangkit. Air buangan dari
Pembangkit akan diarahkan ke Tempat Pengolahan Limbah Cair. Di sana akan
dilakukan pembekuan, flokulasi dan netralisasi. Air yang sudah bersih kemudian
dialirkan kembali ke laut.
Cerobong
yang
terdapat di Tanjung
jati B juga memiliki
fungsi
khusus.
Tingginya
yang
mencapai 245 meter
dimaksudkan untuk
menghindarkan
wilayah sekitar dari
kontak
dengan
partikel yang keluar
dari
pembangkit.
Untuk limbah yang
berbahaya/B3,
pembangkit
Tanjung Jati B
melibatkan
perusahaan
yang
mampu untuk membuang dan memproses limbah-limbah itu berdasarkan regulasi
B3 yang dipakai.
Coal Jetty
CW Inlet
Limestone Jetty
CW Outlet
WTP
Coal Yard
#1
#3
Ash Lagoon
500 kV sub station
150 kV S/S
Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati B menggunakan air bebas mineral
(demineralized water) sebagai air umpan boiler. Di boiler terjadi pemanasan air
tersebut menjadi uap super heated yang digunakan untuk memutar turbin.
Air bebas mineral didapatkan melalui sistem pemurnian air laut yang diproses di
water treatment plant.
C. Boiler
Boiler adalah salah satu alat penukar panas. Dalam Boiler, terjadi pembakaran
bahan bakar (batubara). Panas hasil pembakaran digunakan untuk merubah fase
air menjadi uap. Batubara sebelum masuk ke ruang pembakaran (furnace)
disalurkan oleh coal feeders menuju coal pulverizer. Temperatur dari ruang bakar
furnace dapat mencapai + 1.000 C.
Proses penggerusan batubara terjadi di pulverizer yang mengubah batubara
ukuran + 50 mm menjadi berukuran 200 mass sebanyak minimal 70%.
Penggerusan ini berfungsi untuk memaksimalkan luas permukaan kontak
pembakaran dari partikel batubara. Selanjutnya hasil penggerusan batubara
dihembuskan dengan udara bertemperatur tertentu (+ 60 C ) menujur ruang
bakar. Sedangkan untuk kesempurnaan pembakaran di sistem boiler diperlukan
jumlah udara pembakaran yang optimum, sehingga didapatkan energi panas hasil
pembakaran yang maksimal.
Konstruksi boiler terdiri dari ribuan tube (tube raiser, tube saturated, dan
superheated steam), di mana air diubah menjadi uap lewat jenuh dengan
temperatur (530 C) dengan tekanan 166 bar sebelum masuk ke turbin.
Operating Pressure
: 541 oC
: 291 oC
Coal Mill/Feeders
: 5 operasi, 1 stand by
Coal Rate
Burner System
Boiler Efficiency
D. Turbin
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi kinetik. Uap
hasil pembakaran dari boiler melewati fase tekanan tinggi, sedang, dan rendah
dalam tubin. Untuk uap tekanan tinggi, akan masuk ke high pressure turbine
selanjutnya keluaran dari uap tersebut akan masuk ke sistem reheater (pemanasan
ulang) untuk menaikkan temperatur sebelum masuk ke intermediate pressure
turbine lalu hasilnya masuk ke low pressure turbine. Uap hasil keluaran low
pressure turbine langsung masuk ke kondesor. Putaran turbin adalah 3.000 rpm.
E. Generator
Generator adalah peralatan pengubah energi kinetik menjadi energi listrik. Rotor
Generator terpasang 1 poros dengan rotor turbin sehingga putaran rotor generator
sama dengan putaran rotor turbin sebesar 3.000 rpm yang ekuivalen dengan
keluaran frekuensi energi listrik sebesar 50 Hz.
Saat berputar, medan magnet pada rotor generator memotong penghantar pada
lilitan-lilitan stator sehingga menimbulkan tegangan pada stator generator
mengacu pada induksi elektromagnetik. Arus listrik mengalir saat generator
terhubung ke beban. Besarnya arus listrik yang mengalir tergantung pada besarnya
hambatan listrik (resistansi) pada beban.
F. Transformer (Trafo)
Ada dua jenis transformer utama, yakni step up dan step down. Tranformer step
up berfungsi menaikkan tegangan generator dari 22,8 kV menjadi 500 kV sebelum
dialirkan ke sistem interkoneksi Jamali. Transformer step down berfungsi
menurunkan tegangan generator dari 22,8 kV menjadi 10 kV sebelum digunakan
untuk Sistem Pemakaian Sendiri Pembangkit.
G. Kondensor
Condensor berfungsi untuk mengembunkan uap air yang telah digunakan untuk
memutar turbin menjadi air kondensat. Proses pengembunan uap air
menggunakan mekanisme pendinginan dengan bantuan air laut. Air kondensat
selanjutnya dipompa kembali ke boiler untuk dipanaskan dan diubah menjadi uap
air yang digunakan untuk memutar turbin lagi (close cycle). Sedangkan air laut
yang telah digunakan, dialirkan kembali ke laut (open cycle)..
Pemakaian FGD di Tanjung Jati B adalah FGD batu kapur yang pertama di
Indonesia. Satu Sistem FGD ini akan disuplai untuk setiap boiler. Proses
pemisahan CO2 dari asap yang sisa pembakaran dilakukan dengan menggunakan
penyerap batu kapur atau Ca(OH)2. Gas buang dari proses pembakaran sebelum
dibuang melalui cerobong, dimasukkan ke mesin FGD dan disemprotkan udara
hingga teroksidasi menjadi SO3. Kemudian didingankan dengan menggunakan air
(H20) agar bereaksi menjadi asam sulfat (H2SO4). Asam sulfat kemudian
direaksikan dengan batu kapur hingga diperoleh hasil pemisahan berupa gipsum.
Gas yang kemudian dibuang kini tinggal uap air tanpa ada kandungan oksida
sulfur.
Sistem FGD ini didesain untuk mengurangi emisi oksidasi belerang dan mematuhi
Regulasi Emisi Menteri Lingkungan Hidup.
Dewatering
Absorber Area
Reagent Preparation Limestone Jetty
Area
Area
And Conveyor
I. Electro Static Precipitator (ESP)
Casing B
(4 FIELDS)
Casing A
(4 FIELDS)
J. Kolam Abu
Abu sisa pembakaran batubara yang berhasil baik abu dasar yang dikumpulkan
dari boiler dan abu terbang yang berhasil dijepak oleh alat ESP dikumpulkan
dalam Ash Pond. Ash pond adalah titik pengumpul sisa pembakaran berupa abu
batubara. Abu batubara ini dikumpulkan sebelum kemudian dimanfaatkan dalam
pembuatan semen oleh para produsen semen. Metode Pengangkutan Abu :
Penghisap angin
Pada system penyaluran / transmisi, PLTU Tanjung Jati B mensuplai untuk system
interkoneksi. Penyalurannya menggunakan Transmisi 500kV dan 150 kV.
Selengkapnya dapat dilihat pada Single Line Diagram (SLD) di bawah ini.
SKEMA PRODUKSI
: 56.6 MW (B-MCR)
BOILER :
: 541 oC
: 291 oC
Coal Mill/Feeders
: 5 operasi, 1 stand by
Coal Rate
Burner System
Boiler Efficiency
TURBINE :
Type
: Three cylinder Impulse type,
Tandem Compound Reheat Condensing Turbine
Max. T-MCR
: 719 MW
Rated Output
: 710 MW
: 1861 kcal/kWh
: 2213.1 ton/hour
Speed
: 3,000 rpm
Steam pressure
Steam Temperature
: 538 oC
Exhaust pressure
Operating Pressure
GENERATOR TRANSFORMER :
Rated power
Phase
:3
Voltage
: 22.8/525 kV
Vector Groups
: YNd11
Cooling
: ODAF
Tap Changer
: NO-LOAD, + 5 %, 5 steps
: 70,000 DWT
: 1,500/1,000 MT/hour
: Pneumatic Vacuum
: 48 hours x 2 units
SSC capacity
: Landfill + 23 ha
: 2 X 50 %
Capacity
: 925 m3/mnt
: 90 ton/hour
A. STEAM TURBINE
Tipe
Manufaktur
: TOSHIBA
Ouput Rated
Tekanan Uap
: 166 Bar
: TAKS-LCH
Poles
:2
Tegangan
: 22,8 KV
Kapasitas
: 802 MVA
Aliran Uap
: 2.285 t/jam
Operating Pressure
: 174,3 Bar
Operating Temp.
: 541 C
Number of Burner
: 36 Low Nox
Efficiency
: Grab
Quantity
: Two (2)
F. STACKER-RECLAIMER
Capacity : 1500/1000 ton/hour
G. LIMESTONE CONVEYOR
Capacity : 70 ton / hour ( total)
Quantity : One ( 1 )
H.
: 279,9 m x 27 m
b. Connecting Trestle
: 493,12 m x 12 m
d. Perlengkapan :
Mooring Bollard
Cathodic Protection
Lampu Penerangan
a. Trestle
: 180 m x 7,25 m
c. Perlengkapan
Mooring Bollard
Cathodic Protection
Lampu Navigasi
Lampu Penerangan
Daftar Pustaka
www.google.com
www.wikipedia.com
profile company PT Central Java Power
PT PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B
Leaflet PLTU Tanjung Jati B
LAMPIRAN