1. KOTA EPOLIS: Sebuah kota yang berupa pusat dari daerah pertanian serta yang
mempunyai adat-istiadat yang sederhana.
2. KOTA POLIS: Tempat yang merupakan sebuah pusat keagamaan dan pemerintahan
yang bentuknya berupa sebuah benteng yang kokoh dan di dalamnya terdapat tempat
ibadah, pasar dan gilda (tempat menghasilkan barang).
3. KOTA METROPOLIS: Sebuah kota yang mempunyai ciri wilayah kurang luas
namun memiliki banyak penduduk yang terdiri dari orang-orang berbagai bangsa
selain itu dicirikan adanya perkawinan campuran antar bangsa, menampilkan sisi
kemegahan tetapi dari aspek sosial sangat kontras antara golongan kaya dan miskin.
4. KOTA MEGAPOLIS: Sebuah kota dimana di dalam masyarakatnya muncul sebuah
gejala patologis (penyakit sosial) yang sangat menonjol.
5. KOTA TIRANOPOLIS: Sebuah kota dimana pemerintahan memiliki kekuasaan yang
sangat kuat atau otoriter sehingga rakyat miskin akan cenderung berbuat maksiat
(demoralisasi) karena tidak sanggup melawan kekuasaan penguasa.
6. KOTA NEKROPOLIS: Sebuah kota yang mengalami kehancuran akibat peperangan
penduduk dengan pemerintahnya.
Dalam perkembangannya, suatu kota dapat mengalami perubahan pada fungsinya. Hal ini
sering terjadi pada kota-kota di Benua Eropa. Ada beberapa kota-kota tertentu yang sekarang
mempunayai fungsi sebagai pusat perdaganagan yang mulanya merupakan kota yang
berfungsi sebagai pusat keagamaan atau pusat pemerintahan. Yang dapat dikatakan bahwa
kota kota tersebut memiliki fungsi yang tunggal.
Perubahan fungsi kota-kota tersebut sejalan dengan semakin majunya fisilitas-fasilitas
perkotaan yang ada, dimana kemajuan teknologi merupakan faktor yang sangat berpengaruh.
Semakin majunya teknik dibidang komunikasi dan transportasi, sumberdaya alam dari
peripheralnya.
Pada masa saat ini, kebanyakan kota-kota yang ada memilki fungsi yang banyak (multi
function city). Hal ini terjadi karena manusia memiliki kegiatan yang beragam misalnya
kegiatan politik, kegiatan sosial, kegiatan ekonomi, kegiatan budaya, yang umumnya
berpusat pada kota-kota tersebut.
Masing-masing kota memiliki potensi dan penonjolan fungsi-fungsi yang berbeda. Hal ini
tekait dengan latar belakang historikal, kultural, fisikal, kemasyarakatan, ekonomi, dan lainlain yang saling berkaitan yang secara bersamaan memberikan corak yang khas terhadap
masing-masing kota.
Terdapat beberapa cara yang dilakukan dalam mengklasifikasikan kota, yang didapatkan
melalui usaha yang bersifat sugestif dimana fungsi yang dianggap paling menonjol diantara
kegiatan-kegiatan yang ada, digunakan sebagai dasar klasifikasi
Pembahasan
Terdapat beberapa klasifikasi kota atas dasar fungsinya antara lain :
Klasifikasi Gist, N.P & Halbert L.A.
Mengemukakan 6 jenis kelas kota atas dasar fungsinya yaitu :
(1) Kota berfungsi sebagai pusat industri
Dikatakan sebagai kota industri karena kegiatan industri merupakan kegiatan yang paling
menonjoldibandingkan dengan kegiatan-kegiatan bukan industri. Pengertian industri itu
sendiri meliputi berbagai jenis kegiatan, antara lain berdasarkan jenisnya ( industri primer,
industri sekunder, dan industri tersier) berdasarkan jenis produksi ( industri kapal laut,
industri kapal terbang, industri mainan anak dan lain-lain). Contoh dari kota industri antara
lain: kota Detroit dengan industri mobilnya, Kota Mumbai dengan industri tekstilnya dan
Kota Dresden dengan industri keramiknya.
(2) Kota berfungsi sebagai pusat perdagangan
Kota berfungsi sebagai pusat perdagangan dapat dilihat dari cirinya yang memiliki
pelabuhan-pelabuhan sebagai penunjang aktivitasnya. Contoh kota-kota perdagangan besar
bertaraf internasional antara lain : New York, London, Mumbay, Hamburg, Napels,
Hongkong dan lain sebagainya.
(3) Kota berfungsi sebagai pusat politik
Kota yang berfungsi sebagai pusat Politik dimana kota tersebut terdapat pusat pemerintahan,
pusat administrasi dan politik yang umumnya untuk suatu negara atau Ibu kota Negara.
Misalnya Kota New Delhi di India; Kota Jakarta di Indonesia; Kota Bangkok di Thailand,
kota Canberra di Aaustralia, dan lain sebagainya.
(4) Kota berfungsi sebagai pusat kebudayaan
Dalam hal ini potensi kulturalnya lebih menonjol dibanding dengan fungsi-fungsi lainnya.
Sebagai contoh Kota Mekkah sebagai kota leligius umat islam dan juga Kota Roma bagi
Umat Kristiani.
(5) Kota berfungsi sebagai pusat rekreasi atau kesehatan.
Kota-kota yang berfungsi sebagai pusat rekreasi di dalamnya mengandung sesuatu yang
menarik bagi orang luar untuk dituju sebagai tempat untuk berekreasi. Misalnya Kota
Palmbeach dengan pantainya yang indah, Kota Monte Carlo, Kota Monaco, Kota Denpasar
dan kota-kota lainnya.
(6) Kota yang tidak mempunyai fungsi tertentu yang menonjolKota Monte Carlo
Merupakan kota-kota yang usianya masih sangat muda/baru biasanya kota kecil dengan
fungsi-fungsinya sangat kompleks sehingga penonjolan sesuatu masih terlihat lemah akibat
dari belum mampu mengembangkan diri. Contohnya kota Philladelpia, Kota Pitsburg, Kota
Tokyo, kota London, dan lain sebagainya.
Klasifikasi Hudson, F.S
Hudson, F.S mengklasifikasikan fungsi kota menjadi 9 macam, dan masing-masing kelas kota
dan dibedakan menjadi sun kelas. Kesembilan kelas kota tersebut adalah sebagai berikut :
(1) Kota Pertambangan dan penggalian bahan-bahan alami lainnya
(a) Kota-kota pertambangan antara lain : kota workshop (coal); kota Butte; Kota Broken
Hill ( Lead& zinc); Kota kalgorlie (gold); dan lain-lain
(b) Kota penggalian bahan-bahan alami lainnya antara lain kota bethesda (slate); kota shap
(granite); kota hibbing( iron ore).
(2) Kota Industri
Contohnya : kota rotherham; kota pittsburg dengan industri bajanya; kota Nottingham dengan
industri yang banyak jenis dan jumlahnya; kota Tourcoing dengan industri tekstilnya; kota
stoke on trent dan Meisen sebagai kota-kota yang terkenal dengan industri Potteriesnya.
(3) Kota-kota sebagai pusat pengangkutan
Kota-kota jenis ini dapat dibedakan menjadi kota-kota yang melayani pengangkutan umum
dan kota pengangkutan khusus. Dimana contoh kota pengangkutan umum adalah
pengangkutan yang terdapat di kota Sunderland dengan manufacturing shipsnya, Kota Detroit
dengan kendaraan bermotornya, kota Wichta dengan kapal terbangnya, dan lain-lain.
(4) Kota-kota sebagai perdagangan
Kota perdagangan yang bervariasi, seperti Kota Manchester, dan kota St. Louis
(b)
(c)
Kota-kota konversi, misalnya Kota Harrogate, Kota Chicago, dan kota Brighton
(b) Kota-kota rekreasi daerah pegunungan, misalnya kota Daves, dan kota Dajeeling
(c) Kota Pulau yang digunakan untuk tujuan rekreasi, misalya kota Tsucon, dan kota
stadford-on-avon
(9) Kota-kota permukiman
(a)
(b) Sub urban growth, misal kota Beverly Hill (dekat LA)
(c) Overspill towns, Misalnya Wilmslow dekat dengan kota Manchester dan kota-kota baru
dekat London
Klasifikasi Harris, Chauncy, D
Dalam klasifikasi kota yang diajukan terdapat 9 macam fungsi kota yang dikemukakan
berdasarkan dalam gambaran kuantitatif. Secara garis besar, klasifikasinya adalah sebagai
berikut :
(1) Kota Manufaktur
Kota manufaktur merupakan kota yang 60% kegiatan kotanya pada bidang manufaktur yang
melebihi dari seluruh kegiatan kota yang bersangkutan
(2) Kota yang mempunyai berbagai macam fungsi
Suatu kota dapat dikatakan fungsi beragam apabila kegiatan manufaktur kurang dari 60%,
kegiatan wholesale kurang dari 20% dan kegiatan retail kurang dari 50%
(3) Kota yang berfungsi sebagai penjual barang-barang dalam partai besar (wholesaling
cities)
Apabila kegiatan kota lebih dari 20% kegiatan penjualan pada partai besar dibandingkan
seluruh kegiatan lainnya.
(4)
Kota dapat dikatakan fungsi pengecer apabila kegiatan ini meliputi lebih dari 50% dari
seluruh kegiatan total.
(5) Kota-kota Transport
Suatu kota dapat dikatakan kota transport apabila pekerja-pekerja yng berkaitan dengan
masalah pengangkutan meliputi sekurang-kurangnya 11% seluruh pekerja-pekerja yang ada
Menurut Yunus (1987), permasalahan permukiman perkotaan menyangkut halhal yang berkaitan dengan upaya penyediaan air bersih, sistem pembuangan
sampah, sistem pembuangan kotoran, air limbah, tata bangunan, saluran air
hujan, penanggulangan bahaya kebakaran, serta pencemaran air, udara, dan
tanah.
Kotamadya Pekanbaru ini mempunyai luas sekitar 632,26 km2 (63.226 ha). Dari luas
itu, sekitar 57.135 ha nya belum terbangun. Kota mempunyai percepatan penduduk
yang cukup tinggi, semenjak dicanangkannya kawasan SIJORI (Singapore - Johor Riau), banyak pendatang dan investor berbondong bondong datang dan bermukim di
Kota ini.
Penduduk:
Sebagian besar penduduknya merupakan pendatang dari berbagai pulau (provinsi/suku)
di Indonesia, yang terbanyak seperti Suku-suku Minang (Sumatra Barat), Batak
(Sumatra Utara), Jawa (Jawa Tengah dan Timur), Sunda (Jawa Barat). Jumlah penduduk
pendatang itu justru lebih banyak dari Penduduk aslinya (suku Melayu Riau).
Sejak tahun 2010, Pekanbaru telah menjadi kota ketiga berpenduduk terbanyak
di Pulau Sumatera, setelah Medan dan Palembang. Laju pertumbuhan ekonomi
Pekanbaru yang cukup pesat, menjadi pendorong laju pertumbuhan
penduduknya.
Pekanbaru merupakan Ibukota Propinsi Riau dengan luas wilayah sekitar 632,26
Km2. Jumlah penduduk sekitar 800.000 jiwa (tahun 2008) meningkat dari 586.000
jiwa (tahun 2000). Tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata 4% per tahun.
Diproyeksikan jumlah penduduk akan meningkat menjadi 1,1 juta (tahun 2015) dan
1,5 juta (tahun 2026). Kepadatan penduduk yang tertinggi terutama di kecamatankecamatan di pusat kota (Pekanbaru Kota dan Sukajadi), dan adanya
kecenderungan peningkatan jumlah penduduk di kawasan pemukiman baru
(Tampan, Marpoyan Damai, Tenayan Raya, dll).
Investasi sektor swasta masih terbatas, karena masih dinilai kurang layak
merupakan penjabaran lebih lanjut dari visi dan misi kota, strategi, rencana tata
ruang, dan program pembangunan Kota Pekanbaru. SSK juga menampung
masukan masyarakat yang diperoleh melalui wawancara, rapat & workshop, dan
selama pelaksanaan proyek percontohan yang berbasis masyarakat (communitybased sanitation).
Strategi Sanitasi Kota (SSK) Pekanbaru berisikan visi dan misi sanitasi, tujuan,
sasaran, kebijakan, strategi dan program pembangunan sektor sanitasi (2010
2026). Ruang lingkup SSK mencakup sistem pengelolaan air limbah domestik,
persampahan dan drainase lingkungan, dengan mempertimbangkan aspek teknis
dan kualitas pelayanan, pengembangan kelembagaan, penegakan hukum dan
peraturan, pengembangan sistem pendanaan, peningkatan partisipasi masyarakat
dan dunia usaha.
Permasalahan dalam pengelolaan air limbah domestik (waste water) antara lain
adalah:
Masih rendahnya skala prioritas penanganan air limbah domestik, dan masih
terbatasnya anggaran yang tersedia.
Pembuangan air limbah rumah tangga, terutama air bekas cuci dan dapur,
masih menyatu dengan saluran / drainase air hujan.
Jarak angkut yang relatif jauh ke lokasi TPA Muara Fajar (sekitar 20 Km)
Banjir tahunan masih terus terjadi terutama di daerah pinggiran Sungai Siak
dan anak-anak sungainya
Beberapa tantangan yang akan dihadapi oleh Pemerintah dan masyarakat Kota
Pekanbaru di sektor sanitasi di antaranya adalah:
1. Pertumbuhan penduduk dan tingkat urbanisasi yang tinggi. Tahun 2008
jumlah penduduk Kota Pekanbaru sebesar 800.000 jiwa dan pada tahun 2026
diperkirakan akan meningkat menjadi 1,5 juta jiwa. Peningkatan jumlah
penduduk yang relatif besar ini tentunya harus diikuiti dengan penyediaan
sarana dan prasarana yang memadai, termasuk di dalamnya sanitasi.
2. Saat ini cakupan dan tingkat pelayanan sanitasi masih rendah. Hal ini
merupakan faktor penyebab masih tingginya angka penyakit terkait air
(waterborne disease), dan mengakibatkan merosotnya kualitas lingkungan
permukiman, kualitas air tanah dan air permukaan sebagai sumber air baku
untuk air minum. DI masa mendatang, adalah bagaimana mengejar
ketertinggalan yang ada dan sekaligus memenuhi kebutuhan baru sebagai
akibat dari meningkatnya jumlah penduduk.
3. Adanya target-target jangka menengah dan panjang yang harus dicapai oleh
Pemerintah Kota Pekanbaru, utamanya :
Berbagai permasalahan yang terjadi di kota Pekanbaru terus menjadi sorotan. Namun,
Pemerintah Kota Pekanbaru terus melakukan pembenahan pada beberapa masalah-masalah
tersebut. Diantaranya adalah realisasi jalan lingkar, pembenahan lahan Agus Salim,
pembenahan kawasan kumuh, dan relokasi warga di bantaran sungai Siak.
Menurut Walikota Pekanbaru, Firdaus MT, masalah-masalah tersebut secara bertahap akan
direalisasikan. Dikatakannya, koordinasi sudah dilakukan dengan masing-masing SKPD
terkait.
"Ya, kita sudah kumpulkan berbagai permasalahan yang mesti segera di bereskan. Dan itu
tentu perlu waktu agar semua masalah tersebut bisa terselesaikan, " ujar Wako, kemarin
dilansir dari Tribun Pekanbaru.
Ditambahkan Wako, seluruh masalah tersebut penting. Termasuk perlunya pembentukan
lahan terbuka hijau, pelebaran jalan Pekanbaru-Bangkinang, pelebaran jalan Riau.
Pesatnya perkembangan Kota Pekanbaru adalah suatu hal yang tidak dapat dielakkan lagi.
Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi menuntut Kota Pekanbaru untuk semakin
besar.
Salah satu permasalahan yang dapat dilihat di Pekanbaru adalah transportasi. Upaya
pemerintah dengan mengadakan angkutan umum masal seperti dengan diresmikannya
pemakaian Sistim Angkutan Umum Masal Trans Metro Pekanbaru diharapkan akan
memecahkan permasalahan angkutan umum di Kota Pekanbaru.
Trans Metro Pekanbaru, jika diibaratkan sebuah sapu lidi adalah sebatang lidi. Kita tidak
akan dapat membersihkan sampah di halaman bila hanya menggunakan sebatang lidi. Lidi ini
harus disatukan dengan lidi-lidi lainnya menjadi sebuah sapu yang utuh. Pengoperasian Trans
Metro Pekanbaru tidak akan dapat memecahkan masalah transportasi Kota Pekanbaru bila
tidak didukung oleh komponen lain yang terkait.
Penataan Parkir
Tempat-tempat parkir terutama yang ada di badan jalan (on street parking) harus ditata
kembali, seperti pemberlakuan larangan parkir di badan jalan pad ruas-ruas tertentu, sehingga
jalur bus Trans Metro Pekanbaru ini bersih dari parkir sehingga bus dapat berjalan dengan
lancar tidak ada hambatan di jalan. Diharapkan ke depannya direncanakan kantong-kantong
parkir di sekitar pusat-pusat keramaian, sehingga di pusat-pusat keramaian ini tidak lagi
ditemukan kendaraan yang parkir di badan jalan.
Penataan Jalur Angkutan Kota
Jalur angkutan kota yang ada di Kota Pekanbaru sudah semestinya ditata kembali, misalkan
Kota Pekanbaru memiliki jalur utama transportasi yang hanya dilayani oleh Trans Metro
Pekanbaru sedangkan mikrolet angkutan kota akan berfungsi sebagai angkutan pengumpan
(feeder) dari kantong-kantong penumpang menuju halte-halte terdekat. Dengan adanya
perubahan ini tentunya akan terjadi perubahan tentunya akan menimbulkan pro dan kontra di
kalangan pengusaha angkutan umum yang ada saat ini, untuk hal ini tentunya pemerintah
diharapkan bekerja sama dengan perguruan tinggi yang ada melakukan pengkajian mengenai
kelayakan sebuah jalur angkutan kota yang baru, sehingga nantinya tidak ada lagi istilah jalur
basah dan jalur kering.
Penambahan Terminal Angkutan Umum
Pertumbuhan penduduk dan perkembangan pembangunan perkotaan yang semakin pesat
menuntut Kota Pekanbaru tidak hanya memiliki 1 (satu) buah terminal penumpang angkutan
umum. Minimal Kota Pekanbaru harus memiliki 3 (tiga) buah terminal. Di Bagian Barat Kota
Pekanbaru telah ada Terminal Bandar Raya Payung Sekaki, sebaiknya di bagian Timur seperti
di daerah Tenayan Raya dan di Selatan di Wilayah Rumbai terdapat juga terminal angkutan
penumpang, sehingga seluruh bagian Kota Pekanbaru terlayani oleh angkutan umum.
Terminal Angkutan Umum ini akan berfungsi sebagai gerbang kedatangan di Kota
Pekanbaru, seperti seluruh kendaraan umum yang menuju ke Timur ( Pelalawan, Air Molek,
Rengat dll ) dipusatkan di Terminal Tenayan Raya ini sehingga tidak lagi ditemukan
banyaknya angkutan menuju Timur mencari penumpang di sepanjang Jl. Harapan Raya,
begitu juga untuk angkutan umum yang menuju Duri, Dumai, Bagan Siapi-api dan
sebagainya dipusatkan di Terminal Rumbai. Terminal Bandarraya sendiri nantinya selain
melayani angkutan antar kota dalam propinsi juga melayani angkutan antar kota antar antar
propinsi, tentunya akses dari dan ke terminal ini harus dapat diperoleh dengan mudah.
Pemilikan Kendaraan Bermotor
Kepemilikan kendaraan bermotor di Kota Pekanbaru saat ini cukup tinggi. Hal ini juga
semestinya sudah menjadi perhatian pemerintah mengenai dampak yang akan terjadi bila