Anda di halaman 1dari 15

Tugas Metode Penelitian

No

Judul

Penulis

No.Vol.Tahun

Metode

Kesimpulan

1.

PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK


PADA BLOK PASAR MODERN DAN
APARTEMEN DI GEDUNG KAWASAN
PASAR TERPADU BLIMBING
MALANG

IKSAN SANTOSO
NIM. 0910633053-63

2014

A. Studi Literatur
Kajian penulis atas referensireferensi yang ada baik
berupa buku maupun karyakarya ilmiah yang
berhubungan dengan
penulisan laporan ini.
Referensi yang digunakan
diantaranya: persyaratan
Umum Instalasi Listrik
(PUIL) 2000 dan Undangundang ketenagalistrikan
serta Standard Nasional
Indonesia.
B. Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan antara
lain: gambar rancangan
bangunan, letak bangunan,
luas dan tinggi bangunan, dan
fungsi suatu ruangan tersebut.
Data ini berupa data sekunder
yang didapat dari Unit Usaha
dan Kerjasama Bidang
Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat Fakultas
Teknik Universitas
Brawijaya. Lokasi rencana
pembangunan dan
pengelolaan kawasan pasar
terpadu terletak di daerah
Blimbing Kota Malang
Provinsi Jawa Timur.
C. Perhitungan dan

Dari analisis yang


dilakukan pada
pembahasan
sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa
total daya yang
dibutuhkan untuk
menyuplai blok
pasar modern dan
apartemen digedung
kawasan pasar
terpadu sebesar
669490 VA yang
dibagi menjadi 5
MEE. MEE
Condotel sebesar
224580 VA, MEE
Apartemen 156117
VA, MEE 1 sebesar
126000 VA, MEE 2
sebesar 124560 VA
dan untuk motor
sebesar 37333 VA.
Dengan drop
tegangan di beban
terjauh dari MDP
yaitu sebesar 7,41
volt atau sebesar 3,
37%.

Perancangan
Data yang telah didapat
berupa dimensi ruang, warna
dinding dan lantai, kegunaan
ruangan, sistem penerangan
yang dikehendaki kemudian
di analisis. Data tersebut
dijadikan acuan untuk
menentukan sistem
penerangan listrik misalnya
daya dan jenis lampu yang
akan digunakan . Dalam
rancangan ini juga dilengkapi
dengan perhitungan teknis
mengenai susut tegangan,
beban terpasang dan
kebutuhan beban maksimum
dan kapasitas daya.
Pengolahan dan analisa data
yang dihasilkan digunakan
sebagai masukan dalam
perhitungan secara manual
untuk menentukan jenis
kabel, menentukan letak
peralatan hubung bagi dan
pengamannya.
D. Penarikan Kesimpulan
dan Saran
Sebagai akhir dari kegiatan
penyusunan skripsi ini
disusunlah suatu kesimpulan
dari semua proses analisis
yang telah dilakukan dan
penyusunan saran yang di
dalamnya termasuk
rekomendasi kepada pihakpihak terkait yang dalam hal
ini adalah Unit Usaha dan

2.

Analisis Sistem Instalasi Listrik Rumah


Tinggal dan Gedung
untuk Mencegah Bahaya Kebakaran

Indra Z, dan Ikhsan Kamil

VOL. 2, NO. 1,
MARET 2011

Kerjasama Bidang Penelitian


dan Pengabdian kepada
Masyarakat Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya dan
pihak swasta yang mungkin
ingin mengembangkan dan
melaksanakan proyek
pembangunan ini.
Apabila hendak memasang
instalasi listrik, maka harus
mengetahui terlebih dahulu
gambaran secara umum
keadaan dari suatu bangunan
yang akan dipasang
instalasi listriknya. Hal ini
akan lebih mudah dalam
mengatur tata letak
komponen dan peralatan serta
penentuan titik-titik cahaya
sesuai dengan kebutuhan
ruangan. Pemasangan
peralatan pengaman listrik
harus
memperhitungkan besarnya
arus listrik dari bebanbeban
instalasi listrik atau besarnya
arus dan tegangan
listrik yang masih mampu
ditanggung dalam beberapa
saat, apabila suatu instalasi
maupun peralatan listrik
yang digunakan mengalami
gangguan.
Gangguangangguan

Dari hasil penelitian


mengenai dampak
kerugian, bila
instalasi listrik
rumah dan gedung
tidak standar, maka:
1) Kebakaran nyata
yang timbul karena
kelalaian dan
pemakaian listrik
yang salah, yang
dapat
mengakibatkan
kerusakan material
yang cukup besar
dan juga dapat
mengakibatkan
hilangnya nyawa; 2)
Salah satu
penyalah gunaan
dalam pemanfaatan
instalasi listrik
yang khas adalah
penggunaan yang
tidak tepat terhadap
penginstalasian

yang terjadi pada instalasi


listrik diantaranya
(PUIL 2000, butir 4.2.7.2,
halaman 112): a) arus beban
lebih, b) arus hubung singkat
(arus hubung pendek), c)
arus bocor ke bumi

listrik, dan
merupakan masalah
yang
umum di kalangan
masyarakat
pengguna listrik di
Indonesia; 3)
Instalasi listrik harus
diadakan
pemeriksaan dan
pengujian secara
teratur oleh instansi
yang berwenang
terhadap
penyalahgunaan,
kerusakan
atau pelaksanaan
pemasangan yang
tidak standar;
4) Peralatan yang
dipilih untuk
dipasang dalam
instalasi
listrik harus
memenuhi standar
yang berlaku dan
mentaati ketentuan
PUIL 2000, serta
harus cocok
pemakaiannya
terhadap
lingkungannya, dan
mengikuti

3.

EVALUASI INSTALASI LISTRIK


GEDUNG
DI HOTEL MAQNA GORONTALO

Moh Rifki Binol, Sabhan


Kanata, Tri Pratiwi
HandayaniJurusan Teknik
Elektro, Fakultas Teknik
Universitas Ichsan Gorontalo

VOL. 1, NO.1, MEI


2014

Dalam system penyaluran


energi listrik di
semua negara, dibuat suatu
peraturan dan
standarisasi. Di Indonesia dan
negara-negara lain di
dunia, diberlakukan peraturan
tentang instalasi
listrik. Persyaratan umum
instalasi listrik di
Indonesia diselenggarakan
oleh komisi para ahli.
Komisi ini beranggotakan
utusan dari gabungan
industry kelistrikan serta
jawatan-jawatan
pemerintah, dengan

instruksi pabrik
pembuat peralatan
tersebut; 5)
Mengigat
vitalitas dan
strategisnya fungsi
dan peranan listrik,
bagi
yang menyediakan
maupun yang
memanfaatkannya,
maka
ketersediaannya
harus memenuhi
azaz andal,aman dan
akrab lingkungan.
1. Setelah di
evaluasi untuk
instalasi listrik dan
pembebanan di tiap
lantai gedung Hotel
Maqna
Gorontalo maka
tidak akan
mengalami drop
tegangan jika terjadi
beban puncak.
2. Dengan adanya
evaluasi ini maka
instalasi listrik
dan pembebanan
tiap lantai gedung di
Hotel

4.

ASESMEN INSTALATUR LISTRIK


BERBASIS KEBUTUHAN
INDUSTRI JASA KONSTRUKSI
KETENAGALISTRIKAN

Sukardi, Soenarto
Universitas Negeri Padang,
Universitas Negeri
Yogyakarta

Volume 19, No 2,
Desember 2015

persetujuan komisi besar


untuk
normalisasi yang bertempat
di Belanda,dalam terbitan
PUIL 2000, usaha
untuk lebih mengacu IEC ke
dalam PUIL terus
dilakukan, walaupun
demikian dari segi
kemanfaatan atau kesesuaian
dengan keadaan di
Indonesia beberapa ketentuan
mengacu pada
standar dari NEC (National
Electric Code), VDE (
Verband Deutscher
Elektrotechniker) .
Jenis penelitian ini adalah
research and development,
yang bertujuan menghasilkan
produk berupa Asesmen
Instalatur Listrik Berbasis
Industri Usaha Jasa
Konstruksi Ketenagalistrikan
(AILIS). Penelitian dan
pengembangan AILIS
merupakan jenis pe-nelitian
yang digunakan untuk
memecahkan masalah praktis
dan teknis bidang asesmen
instalatur listrik di industri
usaha jasa konstruksi
ketenagalistrikan. Penelitian

Penelitian Asesmen
Instalatur Listrik
Berbasis Industri
Usaha Jasa
Konstruksi
Ketenagalistrikan
dikembangkan
melalui ti-ga
tahapan, yaitu uji
coba awal, uji coba
ter-batas, dan uji
coba diperluas.
Berdasarkan hasil
analisis data,
penelitian Asesmen
In-stalatur Listrik

dan pengembangan AILIS


diawali dengan studi
pendahuluan, pengembangan,
analisis fit dan implementasi
AILIS.

Berbasis Industri
Usaha Jasa
Konstruksi
Ketenagalistrikan ini
dapat di-simpulkan
sebagai berikut.
Pertama,
berdasarkan hasil
penilaian para ahli
dan praktisi,
panduan instrumen
dan rubik asesmen
instalatur listrik
berbasis kebutuhan
industri jasa
konstruksi ketenagalistrikan
merupakan panduan
dan rubrik yang
jelas, sederhana,
sangat mudah dipahami, komunikatif,
efisien, dan mudah
di-gunakan.
Kedua, berdasarkan
hasil penilaian para
ahli dan pengguna
serta hasil uji
statitstik, instrumeninstrumen yang
dikem-bangkan
dalam penelitian
asesmen instalatur

5.

PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK


PADA RUMAH SAKIT

Rudi Irawan

Vol.2
,No.29,Thn.2002

A. Studi literatur
Studi literatur digunakan
dalam pengumpulan data
dengan membaca buku-buku
dan artikel yang relevan
dengan masalah yang akan
dibahas.
B. Studi Lapangan
Studi lapangan ini
dilakukan untuk memperoleh
data-data penunjang yang
diperlukan.
C. Bimbingan
Yaitu melakukan
bimbingan dengan dosen
pembimbing guna
mengevaluasi isi serta
susunan tugas akhir ini

listrik berbasis
kebutuhan industri
jasa kon-struksi
ketenagalistrikan
merupakan instrumen yang dapat
menghasilkan hasil
peng-ukuran yang
valid dan reliabel.
1. Daya total pada
rumah sakit 416.260
Watt, maka daya
terpasang dikalikan
faktor beban (0,75)
sebesar 312.195 VA,
sehingga daya yang
dibutuhkan dari
PLN untuk
penyambungan
sebesar 329.000 VA.
2. Untuk
meningkatkan
kenyamanan dan
kehandalan sistem
kelistrikan di rumah
sakit
ini, maka suplai
daya listriknya
selain sumber listrik
dari PLN juga
dilengkapi dengan
generator listrik
cadangan sebesar

6.

Analisa Teknis dan Keselamatan Sistem


Bushbar Trunking pada Sistem
Kelistrikan Kapal Utility 52 Meter

Rizki Satria, Sardono


Sarwito dan Indra Ranu
Kusuma

Vol. 3, No. 1, (2014)

Metodologi yang digunakan


dalam penyelesaian tugas
akhir ini adalah studi literatur
untuk menganalisa penerapan
busbar trunking pada sistem
kelistrikan kapal AHTS 52
meter ditinjau dari aspek
teknis dan keselamatan
penggunaan busbar trunking
jika dibandingkan dengan

400 KVA, genset ini


mensuplai SDP 1
sampai SDP 5 yang
mempunyai total
beban 347.318 Watt,
dengan
pengoperasian
atomatis.
3. Untuk
mempermudah
pemeliharaan, maka
pengaman instalasi
listrik penerangan
dan instalasi daya
terpisah.
4. Pada pentanahan
rumah sakit ini
menggunakan
elektroda batang
yang ditanam
sedalam 5-6 meter
dengan diparalel
empat buat
elektroda.
Berdasarkan dari
analisa dan
pembahasan yang
telah dilakukan,
maka diperoleh hasil
sebagai berikut:
1. Aspek Teknis
Bentuk yang
kompak (compact
size) dan terintegrasi

kabel.
A. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan
dengan cara studi langsung
ke lapangan untuk
mendapatkan data yang
akurat sehingga diperoleh
hasil yang mendekati kondisi
yang sebenarnya. Adapun
data data tersebut adalah
sebagai berikut:
Data catalogue busbar
trunking (Canalis 2011 dan Iline II 2012) Schneider
electric.
Gambar rencana umum
kapal AHTS BNI Castor 52
meter.
Data dan spesifikasi
peralatan kapal AHTS BNI
Castor 52 meter.
Peraturan instalasi sistem
kelistrikan kapal (GL, IRS,
dan IEC).
B. Pengolahan Data
Data data yang telah
dikumpulkan diolah ke dalam
bentuk desain (load ballance
dan perhitungan wiring)
untuk sistem kelistrikan kapal
AHTS BNI Castor 52 meter
menggunakan sistem busbar
trunking. Sehingga akan
terlihat perbedaan antara
sistem busbar trunking
dengan sistem konvensional
(kabel).

menyebabkan sistem
busbar trunking
lebih sederhana dan
praktis baik dalam
hal desain, instalasi,
pemeriksaan dan
perawatan jika
dibandingkan
dengan sistem
konvensional.
(Simplicity)
2. Aspek
Keselamatan
Busbar trunking
memiliki ketahanan
yang baik terhadap
api yang telah lolos
uji sesuai yang
dipersyaratkan oleh
IEC 60439-1&2
sehingga sangat
kompatibel jika
diinstal di kamar
mesin kapal yang
berpotensi tinggi
terhadap terjadinya
kebakaran.

C. Analisis Data dan


Pembahasan
Hasil pengolahan data yang
telah dilakukan dianalisa dan
dikaji lebih lanjut dengan
pertimbangan aspek teknis
dan keselamatan pada masing
masing sistem
kelistrikannya, baik
menggunakan busbar
trunking maupun kabel
dengan mengacupada
peraturan sistem kelistrikan
kapal yang tersedia.
Kemudian hasil tersebut
dibandingkan sehingga
diperoleh hasil berupa
keunggulan dan kelemahan
dari masing masing sistem
tersebut.
D. Kesimpulan dan Saran
Setelah dilakukan analisa dan
pembahasan terhadap masing
- masing sistem maka dapat
ditarik kesimpulan dari hasil
penelitian dalam tugas akhir
ini. Selanjutnya saran dibuat
untuk memberikan masukan
kepada pihak terkait yang
berhubungan dengan desain
instalasi kelistrikan di kapal,
serta diharapkan hasil
penelitian tugas akhir ini
dapat dijadikan rujukan untuk
penyempurnaan pengerjaan

7.

APLIKASI PERENCANAAN
PERHITUNGAN INSTALASI LISTRIK
PENERANGAN MENGGUNAKAN
SISTEM PAKAR

Indra Mustika R. P., Chris


Timotius K., Hasbullah

VOL.12, NO.1,
MARET 2013

tugas akhir selanjutnya.


Perancangan Model Sistem
Aplikasi
Model sistem aplikasi ini
menggunakan pola pemikiran
serta pengetahuan pakar yang
disimpan dalam sebuah basis
data komputer. Informasi atau
masukan dari pakar
digunakan untuk
mengembangkan model
sistem aplikasi yang dikaji
dengan metode inferensi.
Metode inferensi adalah
program komputer yang
memberikan metedologi
untuk penalaran tentang
informasi yang ada dalam
basis pengetahuan, dan untuk
memformulasikan
kesimpulan

Sistem aplikasi
perencanaan
perhitungan instalasi
listrik penerangan
menggunakan
sistem pakar
membantu dalam
melakukan proses
perhitungan yang
mudah, cepat, dan
akurat. Hal tersebut
dibuktikan dengan
melakukan
pengujian pada
ruang kuliah (R.130)
gedung FPTK lantai
4 UPI. Dari hasil
perhitungan baik
secara manual
maupun
menggunakan
sistem pakar didapat
hasil yang sama
yakni untuk jumlah
armatur sebanyak 6
armatur, besar
kapasitor perbaikan
daya 62 f dan besar
kebutuhan daya
serta pengaman
sebelum faktor daya
diperbaiki sebesar

8.

PEMBUATAN SISTEM CATU DAYA


DENGAN AUTOMATIC MAIN
FAILURE
UNTUK RUANG PERTEMUAN
GEDUNG-71

R.Enggar Timbul Santosa,


Maradu Sibarani, Suripto,
Rahmad Widodo

Volume 9, Nomor 2,
November 2012

Perangkat Automatic
Controller for Emergency
and Stanby Power System
tipe NB2
1. Perangkat ini mempunyai
mode-mode operasi sebagai
berikut :
Manual Automatic
Test O (Push Button
OFF)
Dalam hal ini akan dibuat
system catu daya emergency
genset ( 200 KVA) yang
dapat
menghidupkan atau
mematikan (ON-OFF) engine
genset secara otomatis (tanpa
peranan
operator) dengan dilengkapi
pengaman alarm dan
pengaman trip yang dapat
bekerja
cepat dalam mengisolir
gangguan agar tidak terjadi
kerusakan yang fatal.

2200 VA dan 10 A.
Setelah faktor daya
diperbaiki besar
kebutuhan daya
menjadi 1300 VA
dengan pengaman 6
A.
Telah dibuat sistem
catu daya
emergency genset
(Ats-Amf) untuk
ruang pertemuan
gedung 71 dengan
Automatic
Controller for
Emergency and
Stanby Power
system type
NB2. Sistem
dilengkapi dengan
dua macam proteksi
yaitu pengaman
alarm dan
pengaman trip.
Sistem Catu daya
emergency genset
Ats-Amf
diperlengkapi
dengan
sistim
kuncian/pengaman
berlapis sehingga
aman dan dapat

9.

KONTROL JARAK JAUH INSTALASI


RUMAH TINGGAL BERBASIS PLC
DENGAN PEMANFAATAN JARINGAN
INTERNET

Dewi Setiyo Ningrum

10.

TINGKAT KEANDALAN UTILITAS


KELISTRIKAN
BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT
DI KOTA SEMARANG

Suyono, M. Tony Prasetyo,


Luqman Assafat

2012

Vol. 4 No. 1, Juni


2011

Metodologi yang digunakan


dalam penelitian ini adalah
metode
eksperimen
pembuatan alat. Langkahlangkah yang dilakukan
adalah
menggabungkan
antara PLC, komputer utama
ke komputer atau telepon
genggem pengendali, dan
pengaturan jaringan internet
yang
digunakan
dalam
penghubung antara komputer
utama
ke
komputer
pengguna, juga pemasangan
aplikasi program (software)
pada alat yang digunakan
dalam pengendalian dan
kontrol jarak jauh instalasi
listrik rumah.
Penelitian ini menggunakan
dua
buah metode pendekatan,
yaitu metode
kuantitatif dan metode
kualitatif. Metode

menghidupkan dan
mematikan tanpa
bantuan operator,
dengan mode
operasi Manual,
Automatic, Test
danO ( Phus Button
OFF ).
PLC dapat
diaplikasikan
sebagai basis system
kontrol jarak jauh
instalasi listrik
rumah.
Rancangan bangun
sistem kontrol
pengendali jarak
jauh dapat
dikendalikan dari
mana saja, komputer
maupun telepon
genggam dengan
adanya jaringan
internet.

Tingkat keandalan
komponen utilitas
instalasi listrik
gedung bertingkat
dikota Semarang
mempunyai nilai

kualitatif adalah menjelaskan


tentang
jumlah komponen yang
terpenuhi oleh
suatu sistem utilitas dan
apakah
komponen utilitas kelistrikan
tersebut
dalam keadaan baik atau
tidak.
Pendekatan kualitatif ini
menggunakan
metode skoring yang
menggambarkan
keadaan di lapangan. Sebagai
dasar
penentuan skoring adalah
Petunjuk
Teknis Pemeriksaan
Keandalan
Bangunan PU Cipta Karya
2008.

ratarata95,83 dengan
kategori
kurangandal.
Tingkat keandalan
komponen utilitas
instalasi genset
gedung nertingkat
dikota Semarang
mempunyai nilai
ratarata84,29 dengan
kategori tidakandal
Tingkat keandalan
komponen utilitas
instalasi petir
gedung bertingkat di
kota Semarang
mempunyai nilai
ratarata
98,06 dengan
kategori andal

Anda mungkin juga menyukai