Anda di halaman 1dari 17

KARYA GAGASAN TERTULIS MAHASISWA

POTENSI KHASIAT MUKOLITIK PADA DAUN PARE


(Momordica charantia L)

Disusun oleh :
Ade Dwi Karisma Maharani 2009484010001
Dewi Cahayani Ariawa 209484010004
Kadek Tetri Ida Saraswati 2009484010018

FAKULTAS FARMASI
PRODI DIII FARMASI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
2020
RINGKASAN

Batuk merupakan salah satu gejala umum yang mengakibatkan terinfeksi


virus coronadimasa pandemi. Batuk corona sangatlah mirip dengan batuk pada
umumnya. Batuk umumnya disebabkan oleh infeksi disaluran pernafasan bagian
atas yang merupakan gejala flu, infeksi saluran pernafasan bagian atas (ISPA),
alergi, asma atau tuberculosis, benda asing yang masuk kedalam saluran nafas,
tersedak akibat minuman, menghirup asap rokok dari orang sekitar, masalah
emosi dan psikologis (untuk batuk psikogenik), sedangkan batuk corona muncul
tanpa ada pemicu yang jelas. Batuk merupakan upaya pertahanan paru terhadap
berbagai rangsangan yang ada dan refleks fisiologis yang melindungi paru dari
trauma mekanik, kimia dan suhu. Penyebab batuk bisa berasal dari kebiasaan
merokok, paparan asap rokok, dan paparan polusi lingkungan. Batuk membantu
membersihkan jalan nafas saat ada banyak partikel-partikel asing yang terhirup,
lendir dalam jumlah yang berlebihan, dan jika ada substansi abnormal pada jalan
nafas, seperti cairan edema atau nanah. trakea (Ikawati, 2016).
Batuk saat ini dinyatakan sebagai salah satu gejala COVID-19 yang cukup
menganggu dan diderita sebagian besar pasien, gejala ini termasuk dalam gejala
tahap ringan kerap diabaikan oleh masyarakat padahal gejala batuk biasa dapat
bermanifestasi menjadi batuk berdahak yang kemudian dapat berubah menjadi
ISPA seperti pneumonia.
Contoh tanaman obat yang dapat dijadikan obat tradisional dalam
mengatasi batuk adalah pare (Momordica charantina L.) yang dipercaya memiliki
khasiat pereda batuk dan anti asma yang telah digunakan secara turun-temurun.
Potensi khasiat daun dapat membantu masyarakat yang mencari alternative obat
batuk guna meringankan gejala batuk, terutama untuk pasien yang melakukan
home isolation.

i
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,
Puji dan Syukur Puji dan Syukur Kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang
telah melimpahkan karunia dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Lomba Gagasan Tertulis yang berjudul “POTENSI KHASIAT MUKOLITIK
PADA DAUN PARE (Momordica charantia L)” yang diikut sertakan dalam
Lomba GASS 2020.
Terima kasi kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu
sehingga gagasan ini bisa terlaksana, ucapan ini ditujukan kepada :

1. Seluruh Panitia Lomba GASS 2020 yang tidak bisa kami sebutkan satu
persatu
2. Seluruh Keluarga Besar Universitas Mahasaraswati Denpasar
3. Teman-teman mahasiswa Program Studi DIII Universitas Mahasaraswati
Denpasar terima kasih atas semangat, dorongan dan persahabatan selama
ini

Kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan in,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar Karya
Tulis ini dapat menjadi lebih baik lagi.Penulis berharap semoga Karya Tulis ini
dapat memberikan manfaat dan sumbangsih bagi perkembangan kesehatan di
masyarakat.
Om Santi, Santi, Santi, Om
Gianyar, 18 Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

RINGKASAN ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH ................................................... 1


B. TUJUAN ............................................................................................ 3
C. MANFAAT ........................................................................................ 3

BAB II GAGASAN ....................................................................................... 5


SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 10
LAMPIRAN ................................................................................................... 11
SURAT PERNYATAAN............................................................................... 12

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Daun pare(Momordica charantia L.) ............................................ 2


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Batuk merupakan salah satu gejala umum yang mengakibatkan
terinfeksi virus corona dimasa pandemic ini.Batuk corona sangatlah mirip
dengan batuk pada umumnya.Batuk bukanlah suatu penyakit. Batuk
merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernapasan dan
merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di
tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap, dan sebagainya.
Batuk terjadi kerena rangsangan tertentu, misalnya debu di reseptor batuk
(hidung, saluran pernapasan, bahkan telinga). Kemudian reseptor akan
mengalirkan lewat saraf ke pusat batuk yang beraa di otak. Disini akan
memberi sinyal kepada otot-otot tubuh untuk mengeluarkan benda asing
tadi, sehingga terjadilah batuk.
Batuk umumnya disebabkan oleh infeksi disaluran pernafasan
bagian atas yang merupakan gejala flu, infeksi saluran pernafasan bagian
atas (ISPA), alergi, asma atau tuberculosis, benda asing yang masuk
kedalam saluran nafas, tersedak akibat minuman, menghirup asap rokok
dari orang sekitar, dan masalah emosi dan psikologis (untuk batuk
psikogenik).
Ciri batuk corona yang lain adalah batuk kering yang muncul
secara tiba-tiba. Bagi beberapa orang, batuk kerap muncul karena
kebiasaan, misalnya sering merokok.Sedangkan batuk corona muncul
tanpa ada pemicu yang jelas.Dalam penelitian di China, sebanyak 60
persen lebih pasien positif Covid-19 menunjukkan gejala batuk.Meski
begitu, tak selamanya batuk tersebut kering.Batuk kering bisa pula
berubah menjadi basah.Sebagai contoh, pneumonia infeksi paru-paru
sering dimulai dengan batuk kering yang dapat menyebabkan sesak
napas.Ketika infeksi berlanjut, kantong udara paru-paru dapat terisi oleh
sekresi peradangan, seperti cairan jaringan paru-paru dan darah, dan

1
kemudian batuk menjadi basah.Pada tahap ini, dahak menjadi berbusa dan
berwarna merah darah.
Dikutip dari Science Alert, 17 April 2020, batuk basah
mengeluarkan dahak dari saluran pernapasan bagian bawah ke dalam
mulut.Bunyi batuk basah ini disebabkan oleh cairan di saluran napas dan
dapat disertai dengan suara mengi saat menarik napas.Saluran napas
bagian bawah memiliki lebih banyak kelenjar sekretorik daripada
tenggorokan Anda, itulah sebabnya infeksi saluran pernapasan bagian
bawah menyebabkan batuk basah.
Indonesia memiliki kekayaan tanaman yang beraneka ragam,
hampir seluruh tanaman di Indonesia dapat digunakan sebagai obat herbal,
Indonesia juga kaya akan tanaman obat yang berkhasiat sebagai obat batuk
khususnya yang bermanfaat sebagai mukolitik (Aprilina,2013). Salah
satunya tanaman yang berpotensi tersebut adalah daun pare (Momordica
charantia L.) yang tentunya jarang dikonsumsi oleh masyarakat, namun
mengandung khasiat yang besar dibidang kesehatan. Umumnya yang
sering masyarakat olah itu adalah bagian buah pare bukan bagian daun
pare (Momordica charantia L.).

Gambar 1 Daun pare(Momordica charantia L.)

Daun pare diketahui dapat digunakan sebagai obat batuk. Menurut


penelitian Asrofi (2014) membuktikan bahwa aktivitas mukolitik ekstrak
etanol daun pare 5% sebanding dengan asetilsistein 0,2%, serta
mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol yang dapat membantu
mengencerkan dahak. Daun pare (Momordica charantia L.) dapat

2
direkomendasikan untuk menjadi alternative terapi dalam bidang herbal
karena mudah didapat, mudah diolah, murah, berkhasiat besar, dan minim
efek samping.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka gagasan mengenai ekstrak
daun pare (Momordica charantia L.) sebagai alternative lain untuk
mengurangi resiko terpapar batuk yang dapat menimbulkan kecurigaan
terjangkin virus corona di masa pandemic ini, serta agar nantinya
masyarakat lebih mengetahui bahwa tidak hanya buah pare saja yang bisa
diolah melainkan daun pare juga bisa diolah dan memiliki khasiat yang
sangat berguna untuk masyarakat di Indonesia.

B. Tujuan
Berdasarkan gagasan tertulis yang dibuat, tujuan dari penulisan ini
adalah mengetahui potensi ekstrak daun pare (Momordica charantia L.)
sebagai terapi alternative untuk menurunkan resiko penyakit batuk yang
berkepanjangan yang dapat berpotensi juga terjangkin virus corona di
masa pandemic ini.

C. Manfaat
Untuk Masyarakat
Melalui pemanfaatan maksimal Ekstrak daun pare (Momordica
charantia L.) sebagai alternative untuk pengobatan batuk dimasa pandemic
ini diharapkan mampu untuk mengurangi penularan batuk secara berantai
dan dapat membuka pandangan masyarakat bahwa ada tanaman di
Indonesia yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan dibidang kesehatan.

Untuk Lembaga Kesehatan


Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadikan Ekstrak daun
pare (Momordica charantia L.) sebagai salah satu obat herbal yang dapat

3
digunakan untuk pengobatan batuk kepada pasien sehingga dapat memutus
rantai penyebaran virus corona khususnya dimasa pandemic ini

Untuk Perusahaan Farmasi


Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memunculkan produk
inovasi baru untuk mengatasi batuk dengan menggunakan bahan tanaman
herbal terutama ekstrak daun pare (Momordica charantia L.) dengan
memanfaatkan secara maksimal tanaman pare yang mudah didapat, diolah,
dan tentunya minim efek samping.

4
BAB II
GAGASAN

Batuk merupakan upaya pertahanan paru terhadap berbagai rangsangan


yang ada dan refleks fisiologis yang melindungi paru dari trauma mekanik, kimia
dan suhu.Batuk menjadi patologis bila dirasakan sebagai gangguan.Batuk seperti
itu sering merupakan tanda suatu penyakit di dalam atau diluar paru dan kadang
berupa gejala awal dari suatu penyakit.Batuk merupakan gejala tersering penyakit
pernapasan dan masalah yang sering kali dihadapi dokter dalam praktik sehari-
hari (Tamaweol et al., 2016). Pada Purwanto et.al (2018), Pavort et. al (2008)
menjelakan bahwa batuk adalah tindakan refleks dari saluran pernapasan yang
digunakan untuk membersihkan saluran napas atas. Batuk yang berlangsung
selama lebih dari 8 minggu disebut batuk kronis. Penyebab batuk bisa berasal dari
kebiasaan merokok, paparan asap rokok, dan paparan polusi lingkungan.
Batuk membantu membersihkan jalan nafas saat ada banyak partikel-
partikel asing yang terhirup, lendir dalam jumlah yang berlebihan, dan jika ada
substansi abnormal pada jalan nafas, seperti cairan edema atau nanah. Refleks
batuk dimulai dengan adanya stimulasi pada reseptor, dimana reseptor batuk
merupakan golongan reseptor yang secara cepat beradaptasi terhadap adanya
iritan. Ada ujung syaraf yang berlokasi di dalam epitelium di hampir sepanang
saluran nafas yang paling banyak dijumpai pada dindng posterior trakea, karina,
dan daerah percabangan saluran nafas utama. Pada bagian faring juga terdapat
reseptor batuk yang dapat dipicu oleh adanya stimulus kimia maupun mekanis.
Reseptor mekanis sensitif terhadap sentuhan an perubahan; terkonsentrasi di
laring, trakea, dan karina. Reseptor kimia sensitif pada adanya gas dan bau-bauan
berbahaya; terkonsentrasi di laring, bronkus, dan trakea (Ikawati, 2016)
Batuk saat dinyatakan sebagai salah satu gejala COVID-19 yang cukup
menganggu dan diderita sebagian besar pasien, gejala ini termasuk dalam gejala
tahap ringan kerap diabaikan oleh masyarakat padahal gejala batuk biasa dapat
bermanifestasi menjadi batuk berdahak yang kemudian dapat berubah menjadi
ISPA seperti pneumonia.Pasien yang terkonfirmasi positif dengan gejala ringan

5
seperti batuk dianjurkan oleh WHO (2020) untuk melakukan isolasi mandiri
dirumah selama 14 hari didampingin dengan penggunaan obat swamedikasi yang
sebelumnya telah diberikan oleh fasilitas kesehatan seperti rumah sakit atau
dokter.Namun, dengan peraturan pemerintah Stay at Home yang melarang orang-
orang untuk berpergian serta tingginya angka kematian tenaga kesehatan yang
tertular COVID-19 menyebabkan banyak fasilitas kesehatan membatasi jumlah
pasien yang datang (Setiati dan Anzwar, 2020).Padahal dengan meningkatnya
penyebaran COVID-19 dimasyarakat maka fasilitas kesehatan seharusnya
diperbanyak. Hal ini mengakibatkan banyak orang mencari cara mengobati
dirinya sendiri, salah satunya dengan menggunakan tanaman obat yang diramu
menjadi obat tradisional.
Contoh tanaman obat yang dapat dijadikan obat tradisional dalam
mengatasi batuk adalah pare (Momordica charantina L.) yang dipercaya memiliki
khasiat pereda batuk dan anti asma yang telah digunakan secara turun-temurun.
Potensi khasiat daun dapat membantu masyarakat yang mencari alternative obat
batuk guna meringankan gejala batuk, terutama untuk pasien yang melakukan
home isolateion. Pare dapat ditemukan dengan mudah di Indonesia dikarenakan
pare sering dikonsumsi sebagai sayur. Daun pare mengandung flavonoid, saponin
dan polifenol yang bersifat ekspetoran (Cahyanta, 2016 : Wulandari, 2018) dan
aktivitas mukolitik yang sebanding dengan asetilsistenin 0,2% pada ekstrak etanol
daun pare 0,5% (Wahyu, 2008 : Wulandari, 2018).
Dalam pengujian ekstrak daun paru, sampel daun harus dijadikan serbuk
dan diekstraksi. Metode pembuatan serbuk daun pare dalam penelitian Wulandari
dan Sugiyono, daun pare dikumpulkan terlebih dahulu lalu dicuci bersih dengan
air mengalir dan dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 45C. Simplisia
yang sudah dikeringkan kemudian dihaluskan dengan menggunakan blender dan
diayak dengan ayakan 30 mesh. Serbuk kemudian dicek susut pengeringan
menggunakan moisture contect balance (Wulandari dan Sugiyono).
Pengekstraksian dilakukan dengan perkolasi, menurut Handa (2008) penelitian
Wulandari, et.al (2018), bahan-bahan padat (serbuk) dibasahi dengan etaniol 96%
(pelarut spesifik) dan didiamkan selama 4 jam di dalam suatu wadah yang

6
tertutup. Campuran tersebut kemudian dimasukkan ke dalam perkolator yang
sebelumnya bagian ujung berbentuk kerucut dimasukkan kapas yang berfungsi
sebagai penahan sekaligus filter dari simplisia. Bagian atas simplisia kemudian
ditutup menggunakan kertas saring.Setelah ditambahkan pelarut hingga
ketinggian ± 1 cm diatas kertas saring. Pelarut ditambahkan untuk membentuk
suatu lapisan dangkal diatas massa dan campuran itu dibiarkan dalam waktu 24
jam. Setelah didiamkan kran percolator dibuka dan cairan diatur menetes
perlahan.Cairan yang menetes ditampung dalam Erlenmeyer. Bila cairan penyari
hanya tersisa selapis diatas permukaan simplisia, maka etanol ditambahkan sesuai
dengan sampai batas lapisan kertas saring ± 3 cm diatasnya.Menstruum tambahan
ditambahkan sesuai yang diperlukan, sampai ukuran perkolat tiga perempat dari
volume yang diperlukan untuk menyelesaikan produk akhir, ekstrak cair tersebut
kemudian diuapkan dengan menggunaka rotary evaporator.
Pengujian aktivitas mukolitik dilakukan secara in vitro dengan mengukur
viskositas mucus dari mukosa usus sapi. Mukus usus sapi berasal dari usus sapi
segar yang diperoleh dari penjagal sapi. Mukus usus sapi dipisahkan dari usus
dengan cara dikeruk menggunakan sendok dan diletakkan dalam satu wadah.
Konsentrasi mukus yang digunakan sebagai sistem uji yaitu 20% dapar fosfat pH
7 (Kurniawati et.al, 2018). Hasilnya, ekstrak daun pare (Momordica charantia L.)
dengan konsentrasi 5,00% dan 7,50% memiliki efek mukolitik, yang dimana
konsentrasi sebesar 5,00% setara dengan Fluimucil 3% (Wijayanti, 2008 : Andhi,
2016)
Pihak-pihak yang dapat membantu gagasan ini antara lain :

1. Mahasiswa Farmasi
Dalam hal ini penulis mencetuskan agar mahasiswa Farmasi lebih
mengetahui alternatif lain terutama dalam bidang pengobatan tradisional
dalam mengatasi batuk.
2. Dosen atau dokter pangampu

7
Membimbing mahasiswa farmasi dalam membuat gagasan tertulis ini
berdasarkan literature searching yang dikumpulkan sehingga solusi yang
digunakan yaitu ekstrak daun pare mampu menangani batuk.
Langkah-langkah strategis yang dilakukan agar gagasan bisa berjalan dengan baik
dan diterima masyarakat luas, yaitu :
1. Edukasi
Memberitahukan kepada masyarakat bahwa ada obat alternatif lain
berbahan
dasar herbal yang bisa mengatasi batuk.

Promosi
Promosi akan dilakukan melalui brosur, famplet, website, blog, maupun
situs jejaring sosial. Dengan cara promosi ini, diharapkan jangkauan konsumen
dapat meluas sehingga distribusi produk ini tidak hanya sampai di lingkungan
lokal saja.

8
SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN
Batuk umumnya disebabkan oleh infeksi disaluran pernafasan bagian atas
yang merupakan gejala flu, infeksi saluran pernafasan bagian atas (ISPA), alergi,
asma atau tuberculosis, benda asing yang masuk kedalam saluran nafas, tersedak
akibat minuman, menghirup asap rokok dari orang sekitar, masalah emosi dan
psikologis (untuk batuk psikogenik).

Contoh tanaman obat yang dapat dijadikan obat tradisional dalam


mengatasi batuk adalah pare (Momordica charantina L.) yang dipercaya memiliki
khasiat pereda batuk dan anti asma yang telah digunakan secara turun-temurun.
Potensi khasiat daun dapat membantu masyarakat yang mencari alternative obat
batuk guna meringankan gejala batuk, terutama untuk pasien yang melakukan
home isolateion.

SARAN

1. Perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efektifitas dari


kandungan yang terdapat dalam daun pare pada efektifitas obat batuk
khusunya terapi herbal dikarenakan karya tulis ini masih berupa gagasan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Wijayanti , Alfiyah Wahyu. 2008. Uji Aktivitas Mukolitik Infusa Daun Pare
(Momordica Charantia L.) Pada Mukus Usus Sapi Secara In
Vitro.Skripsi Thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Z Ikawati.2016 Farmakoterapi Penyakit Sistem Pernapasan. Pustaka Adipura,


Yogyakarta

Azhari N, Adhi. 2016. Uji Aktivitas Mukolitik Ekstrak Etanol Daun Pare
(Momordica Charantia L.) Secara In Vitro. Skripsi. Fakultas Mipa
Universitas Islam Bandung (Unisba)

Tamaweol, D., Ali, R.H., Simanjuntak, M.L. 2016. Gambaran Foto Toraks Pada
Penderita Batuk Kronis Di Bagian/Smf Radiologi Fk Unsrat/Rsup Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal E-Clinic (Ecl).Vol. 4, No.1

Purwanto, Intan & Imandiri, Ario & Arifanti, Lusiana. 2018. Combination Of
Acupuncture Therapy And Turmericliquorice Herbs For Chronic
Coughing Case. Journal Of Vocational Health Studies. 1. 121.
10.20473/Jvhs.V1.I3.2018.121-125.

Setiati, Siti & Azwar, Muhammad. 2020. Covid-19 And Indonesia.Acta Medica
Indonesiana. 84-89.

10
LAMPIRAN

A. DAFTAR RIWAYAT HIDUP


NAMA LENGKAP : ADE DWI KARISMA MAHARANI
TEMPAT TGL LAHIR : GIANYAR, 08-07-2002
KARYA ILMIAH :-
YANG PERNAH DIBUAT
PENGHARGAAN :-
YANG PERNAH DICAPAI

B. DAFTAR RIWAYAT HIDUP


NAMA LENGKAP : DEWI CAHAYANI ARIAWA
TEMPAT TGL LAHIR : DENPASAR, 23-07-1997
KARYA ILMIAH :-
YANG PERNAH DIBUAT
PENGHARGAAN :-
YANG PERNAH DICAPAI

C. DAFTAR RIWAYAT HIDUP


NAMA LENGKAP : KADEK TETRI IDA SARASWATI
TEMPAT TGL LAHIR : BANTUL, 08-02-1997
KARYA ILMIAH :-
YANG PERNAH DIBUAT
PENGHARGAAN :-
YANG PERNAH DICAPAI

11
12

Anda mungkin juga menyukai