NPM : 08190100007
JAKARTA
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Faringitis Dan Tiga Tanaman Herbalnya” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah fitofarmaka. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi pembaca dan penulis tentang faringitis dan tanaman
herbal yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasinya.
Saya menyadari makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
C. Manfaat Penulisan..................................................................................................2
1. Bagi pembaca.....................................................................................................2
2. Bagi penulis........................................................................................................2
3. Bagi institusi.......................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Konsep Penyakit.....................................................................................................3
1. Definisi...............................................................................................................3
2. Klasifikasi..........................................................................................................3
3. Penyebab............................................................................................................5
4. Tanda Gejala.......................................................................................................5
5. Patofisiologi.......................................................................................................5
6. Penaktalaksanaan Medis.....................................................................................6
7. Diagnosa Keperawatan.......................................................................................7
BAB III............................................................................................................................10
PENUTUP........................................................................................................................11
2
A. Kesimpulan...........................................................................................................11
B. Saran.....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
serta ada yang tumbuh liar di sembarang tempat. Namun demikian masih
banyak masyarakat yang belum menyadari dan mengetahui informasi
tentang berbagai jenis dan kegunaan tumbuhan yang berkhasiat sebagai
obat.
Selama ini masyarakat hanya mengandalkan obat-obatan yang
diberikan dari puskesmas, dokter praktik, dan membeli obat-obat bebas di
depot-depot obat untuk mengatasi radang tenggorokan. Hal ini mendorong
masyarakat melupakan obat-obatan tradisional yang harganya relatif lebih
murah dan bebas dari efek samping.
B. Tujuan Penulisan
Diharapkan dengan adanya makalah ini bisa menambah
pengetahuan kita terhadap faringitis. Makalah ini juga bertujuan agar kita
mengetahui tanaman-tanaman herbal yang dapat dimanfaatkan untuk
mengobati faringitis. Selain itu, diharapkan kita bisa mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi pembaca
Makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk
mengatasi faringitis, sehingga tidak selalu tergantung kepada obat-
obatan. Diharapkan juga dapat mendorong pembaca untuk
memanfaatkan tanaman herbal yang ada disekitar kita.
2. Bagi penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman serta merupakan kesempatan
untuk mempelajari lebih jauh tentang faringitis beserta tanaman-
tanaman herbal yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasinya.
3. Bagi institusi
Memberikan tambahan sumber kepustakaan dan pengetahuan tentang
faringitis dan tanaman-tanaman herbal yang dapat dimanfaatkan untuk
mengatasinya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
2. Klasifikasi
Secara umum faringitis dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Faringitis Akut
Faringitis virus atau bakterialis akut adalah penyakit yang sangat
penting. Beberapa usaha dilakukan pada klasifikasi peradangan
akut yang mengenai dinding faring. Yang paling logis untuk
mengelompokkan sejumlah infeksi-infeksi ini dibawah judul yang
relatif sederhana “Faringitis Akut”. Disini termasuk faringitis akut
yang terjadi pada pilek biasa sebagai akibat penyakit infeksi akut
seperti eksantema atau influenza dan dari berbagai penyebab yang
tidak biasa seperti manifestasi herpesdan sariawan.
b. Faringitis Kronis
1) Faringitis Kronis Hiperflasi
Pada faringitis kronis hiperflasi terjadi perubahan mukosa
dinding posterior. Tampak mukosa menebal serta hipertofi
kelenjar limfe di bawahnya dan di belakang arkus faring
3
posterior (lateral band). Dengan demikian tampak mukosa
dinding posterior tidak rata yang disebut granuler.
2) Faringitis Kronis Atrofi (Faringitis sika)
Faring kronis atrofi sering timbul bersama dengan rinitis atrofi.
Pada rinitis atrofi udara pernapasan tidak diatur suhu serta
kelembapannya sehingga menimbulkan rangsangan serta
infeksi faring.
3) Faringitis Spesifik
a) Faringitis Luetika
i) Stadium Primer
Kelainan pada stadium ini terdapat pada lidah,
palatum mole, tonsil, dan dinding faring
posterior.Kelainan ini berbentuk bercak keputihan di
tempat tersebut.
ii) Stadium Sekunder
Stadium ini jarang ditemukan.Pada stadium ini
terdapat pada dinding faring yang menjalar ke arah
laring.
iii) Stadium Tersier
Pada stadium ini terdapat guma.Tonsil dan pallatum
merupakan tempat predileksi untuk tumbuhnya
guma.Jarang ditemukan guma di dinding faring
posterior.
b) Faringitis Tuberkulosa
Kuman tahan asam dapat menyerang mukosa palatum
mole, tonsil, palatum durum, dasar lidah dan epiglotis.
Biasanya infeksi di daerah faring merupakan proses
sekunder dari tuberkulosis paru, kecuali bila terjadi infeksi
kuman tahan asam jenis bovinum, dapat timbul tuberkulosis
faring primer.
4
3. Penyebab
a. Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. Kebanyakan
disebabkan oleh virus, termasuk virus penyebab common cold, flu,
adenovirus, mononukleosis atau HIV. Bakteri yang menyebabkan
faringitis adalah streptokokus grup A, korinebakterium,
arkanobakterium, Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia
pneumoniae.
b. Virus, 80 % sakit tenggorokan disebabkan oleh virus, dapat
menyebabkan demam.
c. Virus coxsackie (hand, foot, and mouth disease).
d. Alergi dapat menyebabkan iritasi tenggorokan ringan yang bersifat
kronis (menetap).
e. Bakteri streptokokus, dipastikan dengan Kultur tenggorok. Tes ini
umumnya dilakukan di laboratorium menggunakan hasil usap
tenggorok pasien. Dapat ditemukan gejala klasik dari kuman
streptokokus seperti nyeri hebat saat menelan, terlihat bintik-bintik
putih, muntah–muntah, bernanah pada kelenjar amandelnya,
disertai pembesaran kelenjar amandel.
4. Tanda Gejala
a. Demam
b. Pembesaran kelenjar getah bening di leher
c. Peningkatan jumlah sel darah putih.
d. Rasa pedih atau gatal dan kering.
e. Batuk dan bersin.
f. Sedikit demam atau tanpa demam.
g. Suara serak atau parau.
h. Hidung meler dan adanya cairan di belakang hidung.
5. Patofisiologi
5
cenderung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring.
Dengan hiperemi, pembuluh darah dinding faring menjadi lebar.
Bentuk sumbatan yang berwarna kuning, putih, atau abu-abu terdapat
pada folikel atau jaringan limfoid. Tampak bahwa folikel limfoid dan
bercak-bercak pada dinding faring posterior atau terletak lebih ke
lateral menjadi meradang dan membengkak sehingaa timbul radang
pada tenggorok atau faringitis.
6. Penaktalaksanaan Medis
a. Antibiotik golongan penicilin atau sulfanomida
1) Faringitis streptokokus paling baik diobati peroral dengan
penisilin (125-250 mg)
2) penisilin V tiga kali sehari selama 10 hari)
b. Bila alergi penisilin dapat diberikan eritromisin (125 mg/6 jam
untuk usia 0-2 tahun dan 250 mg/6 jam untuk usia 2-8 tahun) atau
klindamisin.
c. Tirah Baring
d. Pemberian cairan yang adekuat
e. Diet ringan
6
B. Tanaman Obat Untuk Faringitis
1. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L)
a. Deskripsi Tumbuhan
Pohon kecil, tinggi mencapai 10 m dengan batang yang tidak
begitu besar dan mempunyai garis tengah hanya sekitar 30 cm.
Ditanam sebagai pohon buah, kadang tumbuh liar dan ditemukan
dari dataran rendah sampai 500 m. Belimbing wuluh mempunyai
batang kasar berbenjol-benjol, percabangan sedikit, arahnya
condong keatas. Cabang muda berambut halus seperti beludru,
warnanya coklat muda. Daun berupa daun majemuk menyirip
ganjil dengan 21-45 pasang anak daun. Perbungaan berupa mulai,
berkelompok, keluar dari batang atau percabangan yang besar,
bunga kecil-kecil berbentuk bintang warnanya ungu kemerahan.
Buahnya berbenuk bulat lonjong persegi, panjang 4-6 cm,
warnanya hijau kekuningan, bila masak berair banyak, rasanya
asam dan bijinya berbentuk bulat telur.
b. Bagian yang Digunakan
Bagian tumbuhan belimbing wuluh yang digunakan sebagai obat
radang tenggorokan adalah bagian bunga belimbing.
c. Kandungan Zat yang Terkandung
Kandungan kimia yang terkandung berupa: saponin, tanin,
glucoside, calsium, oksalat, sulfur, asam format dan peroksidae.
Pada daun zat yang terkandung berupa: tanin, sulfur, asam format,
peroksidae, calsium oksalat dan kalium sitrat.
d. Cara pengolahannya
Pada jenis tumbuhan ini cara pengolahannya dengan bunga
belimbing segar yang di ambil 1 genggam dan ditambahkan air ¼
cangkir, gula batu secukupnya, dipipis, diminum sehari 2 kali, 1
sendok makan.
7
2. Sirih (Piper betle L)
a. Deskripsi Tumbuhan
Tanaman ini akan tumbuh dan merambat atau bertumpu pada
batang pohon lain dapat meraih tinggi sampai 15 meter. Batang
sirih bewarna coklat kehijauan, berupa bulat, beruas dan menjadi
tempat keluarnya akar. Sementara daunnya tunggal berupa jantung,
juga dapat mengeluarkan bau yang enak apabila diremas. Daun
sirih panjangnya lebih kurang 5-8 cm serta lebar 2-5 cm. Bunganya
mejemuk berupa bulir dan ada daun pelindung 1 mm berupa bulat
panjang.
b. Bagian yang Digunakan
Bagian tumbuhan sirih yang digunakan untuk mengobati radang
tenggorokan adalah daunnya.
c. Kandungan Zat yang Terkandung
Minyak atsiri yang berasal dari daun sirih ini memiliki kandungan
betiephenol, seskuitterpen, pati, diatase, gula serta kavikol
(mempunyai kemampuan untuk membunuh kuman), anti oksidasi
dan juga fungisida, anti jamur.
d. Cara Pengolahannya
Cara yang digunakan untuk menghasilkan ramuan obat adalah
sebagai berikut :
1) Seduh 3 lembar daun sirih dalam satu gelas air panas.
2) Tunggu beberapa menit sampai agak mendingin, setelahnya
gunakan untuk berkumur dengan posisi kepala memandang
atap atau langit.
3) Pastikan beberapa debit air seduhan masuk kedalam
tenggorokan (hingga pangkalnya).
8
\
9
3) Jahe dimemarkan lalu dihisap-hisap.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Faringitis kadang juga disebut sebagai radang tenggorok. Faringitis
dapat disebabkan oleh virus ataupun bakteri. Terdapat 3 jenis tumbuhan
berkhasiat sebagai obat radang tenggorokan yaitu belimbing wuluh
(averrhoa bilimbi L), sirih (piper betle) dan jahe (zingiber officinale rosc).
Bagian yang digunakan adalah berupa akar/rimpang, daun dan bunga.
Tanaman herbal ini sering kita jumpai disekitar kita sehingga kita dapat
memanfaatkannya untuk mengatasi faringitis.
B. Saran
Diharapkan untuk tetap mempertahankan pengobatan tradisional
yang menggunakan rumuan obat radang tenggorokan yang berasal dari
10
tumbuhan supaya pengetahuan tentang obat tradisional diwariskan secara
turun temurun. Membudayakan kebiasaan menggunakan obat yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan dan melestarikan jenis tumbuhan obat itu sendiri
dengan memanfaatkan pekarangan rumah secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Aflinda, N., & Armi. (2015). Identifikasi Jenis Tumbuhan Obat Tradisional Yang
Digunakan Sebagai Obat Radang Tenggorokan Di Desa Reuhat Tuhan
Kecamatan Sukamakmur Aceh Besar. serambi academica,
http://www.ojs.serambimekkah.ac.id/index.php/serambi-
akademika/article/view/67/66.
https://www.academia.edu/11222434/ASKEP_FARINGITIS.
https://www.academia.edu/28445314/ASKEB_FARINGITIS.
11
12