Diajukan sebagai salah satu syarat tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Dengan dosen pembimbing Perla Yualita, M.Pd.
disusun oleh
Fadlin Ilyasa
302022064
1B
Penyakit endemi akan selalu ada pada suatu wilayah tertentu, sehingga
masyarakat harus mengetahui tentang penyakit endemi yang mungkin atau bahkan
ada pada daerahnya, karena masyarakat sudah terbiasa dengan penyakit tersebut
biasanya mereka meremehkan untuk terjadinya suatu kasus penyakit. Di Indonesia
penyakit difteri tergolong ke dalam penyakit endemi. Difteri merupakan penyakit
menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheria serta
menyerang sistem pernapasan bagian atas yang terdiri atas hidung dan
tenggorokan, upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah peningkatan kasus
penyakit difteri adalah dengan melakukan imunisasi. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menambah pemahaman mengenai penyakit difteri, cara pencegahan dan
pengobatannya agar penambahan kasus difteri di Indonesia dapat dicegah. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini adalah studi pustaka dengan mencari
berbagai informasi dari buku, jurnal dan juga data yang diakses melalui media
online yang benar dan terpercaya/valid. Hasil dari penelitian ini diharapkan
kepada masyarakat mampu untuk mencegah terjadinya peningkatan kasus
penyakit difteri, dengan memahami penyakit ini dan cara pencegahan serta
pengobatannya.
i
DAFTAR KOSAKATA
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Alla Swt. Yang telah memberikan
rahmat, taufik, dan hidayah-nya saya bias menyusun makalah ini dengan baik dan
tepat waktu. Pada makalah ini saya akan membahas tentang penyakit “Difteri”
yang merupakan salah satu penyakit menular yang berbahaya.
Saya ucapkan terimakasih kepada Ibu Perla Yualita, S.Pd., M.Pd. dan Bu
Dr.Riskha Arfiyanti, M.Pd. dan juga kepada pihak yang sudah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Abstrak.........................................................................................................
Daftar Kosakata............................................................................................
Kata Pengantar.............................................................................................
Daftar Isi......................................................................................................
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang.................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................
C. Tujuan Penulisan..............................................................................
A. Landasan Teoretis............................................................................
B. Pembahasan......................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................
Daftar Pustaka..............................................................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jika tidak ditanggulangi akan menimbulkan kasus yang lebih berat, infeksi
dari penyakit ini dapat menyebar kepada organ tubuh lainnya, seperti sistem
persarafan dan jantung.
1
Dan penelitian lain menurut Saunders (2019) Difteri merupakan pemyakit
infeksi akut yang disebakan oleh Corynebacterium diphteriae (bakteri basil gram
positif). Difteri adalah salah satu penyakit yamg menginfeksi paling ditakuti sebab
dapat menjadi epidemik dengan CFR (case fatality rate) yamg tinggi, utamanya
terhadap anak-anak. Pada umumnya difteri menginfeksi anak-anak dengan usia 1-
10 tahun.
2
kesehatan harus mengetahui adanya penyakit ini, dan dapat mengatasi penyakit ini
apabila terjadi peningkatan kasus yang berkaitan dengan penyakit difteri.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Adapun tujuan pada makalah ini terbagi menjadi 2 yaitu, tujuan umum dan
tujuan khusus:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum adalah hal yang ingin dicapai secara menyeluruh dari
penyusunan makalah ini. Adapun tujuan umum dari makalah ini adalah
memberikan pengetahuan kepada masyarakan tentang penyakit Difteri, agar dapat
mengerti pentingnya mencegah penyakit ini untuk tidak menular.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus adalah tujuan yang ingin dicapai yang lebih terperinci,
dan spesifik. Adapun tujuan khusus dari makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Mampu mendefinisikan tentang penyakit Difteri pada menusia;
3
BAB II
TINJAU TEORETIS DAN PEMBAHASAN
A. Landasan Teoretis
1. Penyakit difteri pada manusia
Menurut Widoyono (2011) difteri merupakan penyakit akut,
penyebabnya adalah Corynebacterium diphtheriae yang menghasilkan
toksin. Adapun menurut Soedarto (2009) difteri merupakan penyakit
menular sangat berbahaya sebab dapat menimbulkan kematian, utamanya
pada anak kecil.
Jadi yang dimaksud difteri pada manusia pada makalah ini
mengacu pada pendapat Widoyono (2011) dan Soedarto (2009) yaitu
penyakit yang disebabkan oleh toksin dari bakteri Corynebacterium
diphtheriae, dan penyakit ini termasuk penyakit menular yang sangat
berbahaya terutama kepada anak-anak. Saya memilih ini karena kedua
pendapat di atas saling mendukung dan memperkuat satu sama lain, dan
memang selaras dengan apa yang saya cari untuk memperkuat argumentasi
pada makalah ini.
2. Identifikasi penularan penyakit difteri pada manusia
Penularan penyakit difteri terjadi melalui droplet ketika penderita
bersin, batuk, dan berbicara. Muntahan dan debu juga dapat menjadi media
penularan Widoyono (2011). Pendapat Noviya (2014) Susu anak juga
yang tidak dipasteurisasi bisa menjadi media penularan.
Jadi yang dimaksud penularan penyakit difteri pada manusia
dalam makalah ini mengacu pada pendapat Widoyono (2011) dan Noviya
(2014) penularan penyakit difteri dapat melalui droplet atau percikan air
liur penderita atau carrier, media yang dapat menularkan penyakit ini
seperti bersin, batuk, berbicara, debu, dan muntahan. Susu anak yang tidak
dipasteurisasi juga dapat menjadi media penularan yang tentunya
membahayakan anak-anak. Saya menuliskan ini karena pendapat diatas
sudah menjelaskan cara penularan penyakit difteri dengan argumentasi
yang sudah lengkap dan jelas.
4
3. Identifikasipencegahan agar terhindar dari penyakit difteri
Pencegahan difteri pada manusia menurut Soedarto (2009)
imunisasi aktif dengan menggunakan taksoid cair dan alum-precipitated
toxoid adalah tindakan pencegahan terbaik. Adapun menurut Widoyono
(2011) mendapatkan imunisasi DPT (difteria, pertusis, dan tetanus) untuk
bayi, dan vaksin DT (difteria, tetanus) untuk anak pada usia sekolah dasar.
Jadi yang dimaksudkan dengan pencegahan penyakit difteri pada
anak mengacu pada pendapat Soedarto (2009) dan Widoyono (2011)
bahawa penyakit difteri dapat dicegah dengan melakukan imunisasi aktif,
terutama kepada bayi dengan menggunakan imunisasi DPT, dan untuk
anak yang beusia sekolah dasar dengan vaksin DT. Saya menggunakan
pendapat ini tentunya karena salah satu rutinitas kita dalam menjaga
kesehatan masyarakat adalah dengan memberikan imunisasi terutama
untuk anak-anak dan bayi.
4. Identifikasi pengobatan penyakit difteri apabila terlanjur tertular
Pengobatan terhadap penyakit ini menurut Widoyono (2011)
pasien harus dirawat dalam ruang isolasi di rumah sakit agar dapat
menghindari penularan kepada pasien lain. Adapun menurut Noviya
(2014) pengobatan yang biasanya diberikan dari rumah sakit yaitu Anti
Diphtheria Serum (ADS), pemberian obat disesuaikan dengan adanya
komplikasi, lokasi penyakit, dan lama penyakit. Dokter juga biasanya
memberikan antiroksin dan antibiotik.
Jadi yang dimaksud dengan pengobatan penyakit difteria
mengacu pada pendapat Widoyono (2011) dan Noviya (2014) bahwa
penyakit ini dapat diobati dengan cara menempatkan pasien pada ruang
khusus(isolasi) agar tidak menyebar kepada orang lain, dan biasanya di
berikan antibiotik dan antiroksin, saya menggunakan pendapat ini karena
dalam tahap pengobatan pasien harus mencegah dulu penulaan dari pasien
difteri ke orang lain, lalu memberikan obat kepada pasien berupa
antibiotik atau antiroksin karena penyakit ini disebabkan oleh bakteri.
5
B. Pembahasan
1. Pengertian Penyakit Difteri
Penyakit difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh toksin dari
bakteri Corynebacterium diphtheriae, dan penyakit ini termasuk penyakit
menular yang sangat berbahaya terutama kepada anak-anak. Hal ini sesui
dengan pendapat Widoyono (2011) difteri merupakan penyakit akut,
penyebabnya adalah Corynebacterium diphtheriae yang menghasilkan
toksin, dan Soedarto (2009) difteri merupakan penyakit menular sangat
berbahaya sebab dapat menimbulkan kematian, utamanya pada anak kecil.
Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Saunders (2019) Difteri
merupakan pemyakit infeksi akut yang disebakan oleh Corynebacterium
diphteriae (bakteri basil gram positif). Difteri adalah salah satu penyakit
yamg menginfeksi paling ditakuti sebab dapat menjadi epidemik dengan
CFR (case fatality rate) yamg tinggi, utamanya terhadap anak-anak. Pada
umumnya difteri menginfeksi anak-anak dengan usia 1-10 tahun.
6
3. Pencegahan Penyakit Difteri
penyakit difteri dapat dicegah dengan melakukan imunisasi aktif,
terutama kepada bayi dengan menggunakan imunisasi DPT, dan untuk
anak yang beusia sekolah dasar dengan vaksin DT. Saya menggunakan
pendapat ini tentunya karena salah satu rutinitas kita dalam menjaga
kesehatan masyarakat adalah dengan memberikan imunisasi terutama
untuk anak-anak dan bayi. Hal ini sesuai pendapat Soedarto (2009)
imunisasi aktif dengan menggunakan taksoid cair dan alum-precipitated
toxoid adalah tindakan pencegahan terbaik. Adapun menurut dan
Widoyono (2011) mendapatkan imunisasi DPT (difteria, pertusis, dan
tetanus) untuk bayi, dan vaksin DT (difteria, tetanus) untuk anak pada usia
sekolah dasar.
Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Saunders (2019)
pencegahan difteri secara komunitas paling efektif dengan melakukan
imunisasi aktif. Imunisasi primer diberikan dengan toksoid tetanus, dan
vaksin pertusis dengan bentuk vaksin DTP dengan interval 4-6 minggu
sebanyak 3 kali.
7
yang telah dicurigai difteri harus/dapat diberikan antibiotik dan antitoksin
dengan dosis yang adekuat. Tatalaksana suportif terhadap jalan napas, dan
pernapasan juga harus diberikan apabila dibutuhkan.
8
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Penyakit ini dapat ditularkan melalui droplet atau percikan air liur
penderita atau carrier, media yang dapat menularkan penyakit ini seperti bersin,
batuk, berbicara, debu, dan muntahan. Susu anak yang tidak dipasteurisasi juga
dapat menjadi media penularan yang tentunya membahayakan anak-anak.
penyakit ini juga dapat diobati dengan cara menempatkan pasien pada
ruang khusus(isolasi) agar tidak menyebar kepada orang lain, dan biasanya di
berikan antibiotik dan antiroksin.
9
DAFTAR PUSTAKA
Sounders, R. I.K.S. (2019). Diagnosis dan Tatalaksana Difteri. Bali: SMF Ilmu
Kesehatan Anak.
10
PETUNJUK TEKNIS UJIAN PRAKTIK BAHASA INDONESIA
TINGKAT I SARJANA KEPERAWATAN TA 2022/ 2023
NO ASPEK SKOR
Kemutakhiran tema
3: Tema sedang berlangsung saat ini dan kemungkinan berlanjut ke masa yang akan
datang 3
1
2: Tema sedang saat ini tetapi kemungkinan akan segera berakhir
1: Tema sudah jarang terjadi
Orisinalitas tema
3: Tema benar-benar baru hasil penulis
2 2
2: Tema hasil perpaduan beberapa tema yang telah ada tetapi menjadi sesuatu yang baru
1: Tema telah banyak dibahas dan tidak ada kebaruan dari penulis
Kelengkapan 1) abstrak, 2)daftar kosakata, 3) kata pengantar, 4) daftar isi, 5) daftar tabel/
grafik/skema/lampiran
3: lengkap 5 unsur 2
3
2: lengkap 4 unsur
1: kurang dari 4 unsur
Tingkat Similaritas karya
3: Di bawah 20 persen
4 3
2: Di bawah atau sama dengan 40 persen
1: Lebih dari 40 persen
Kelengkapan latar belakang masalah: 1) prevalensi (angka kejadian), 2) dampak, 3) akibat
jika tidak ditanggulangi, 4) hasil karya penulis terdahulu, 5) alasan pemilihan judul
(keunikannya)
5 3: lengkap 5 unsur 3
2: lengkap 4 unsur
1: kurang dari 4 unsur
6 Penerapan keterkaitan 1. judul, 2. rumusan masalah, 3. tujuan, 4. isi (landasan teoretis dan
pembahasan), dan 5. kesimpulan
1
3: keterkaitan 5 unsur
3
2: keterkaitan 4 unsur
1: keterkaitan kurang dari 4 unsur
Penerapan paragraf pada setiap subjudul
3: menggunakan pengantar minimal 2 kalimat
7 2
2: menggunakan pengantar 1 kalimat
1: tidak memakai pengantar
Pencantuman sumber pada landasan teoretis
3: lebih dari 80% landasan teoretis disertai sumber
8 3
2: lebih dari 50 % landasan teoretis disertai sumber
1: kurang dari 50 % landasan teoretis disertai sumber
Pembahasan isi
3: adanya pembahasan isi yang membandingkan teori dari buku teks (pada bab 2) dengan
jurnal relevan minimal 2 pendapat untuk menghasilkan kesimpulan.
9 2
2: adanya pembahasan isi yang membahas hanya 1 teori dari buku teks (pada bab 2)
dengan jurnal relevan untuk menghasilkan kesimpulan
1: adanya pembahasan isi yang tidak dibandingkan dengan jurnal relevan.
Penerapan keterkaitan kutipan dan daftar pustaka
3: Semua sumber kutipan terdapat dalam daftar pustaka secara benar
10 3
2: Hampir 80% sumber kutipan terdapat dalam daftar pustaka secara benar
1: kurang dari 80% sumber kutipan terdapat dalam daftar pustaka secara benar
Penggunaan jenis, ukuran huruf, dan spasi
3: 100% penulisan rapi menggunakan jenis, ukuran huruf, dan spasi sesuai kaidah.
11 2
2: 80% penulisan rapi menggunakan jenis, ukuran huruf, dan spasi sesuai kaidah.
1: dibawah 80% penulisan rapi menggunakan jenis, ukuran huruf, dan spasi sesuai kaidah.
Penerapan penomoran halaman, isi, tabel/ gambar
12
3: penomoran secara menyeluruh sesuai kaidah yang berlaku
2
2: penomoran masih ditemukan 20% tidak sesuai kaidah yang berlaku
1: penomoran tidak sesuai kaidah yang berlaku
Penulisan daftar pustaka
13
3: mengikuti 80% aturan penulisan secara konsisten
3
2: masih ditemukan 20% ketidakkonsistenan dalam menganut aturan
1: tidak menganut satu aturan penulisan secara konsisten
Pemilihan daftar pustaka/ literature
14
3: lebih dari 3 sumber
3
2: hanya 3 sumber
1: kurang dari 3 sumber
Pemilihan kemutakhiran literature
15
3: seluruh literature menggunakan 5 tahun terakhir
2
2: lebih dari 50% menggunakan 5 tahun terakhir
1: kurang dari 50% menggunakan 5 tahun terakhir
Penerapan parafrasa dalam pengutipan
16
3: mampu mencontohkan parafrasa dari paragraf dalam makalah dengan lancar
2
2: mampu mencontohkan parafrasa dari paragraf dalam makalah dengan kurang lancar 3
1: mampu mencontohkan parafrasa dari paragraf dalam makalah dengan tidak lancar
Nilai = Skor/ 0,48 41/0,48=85,4
Hasil penilaian dari diri saya sendiri : 41/0,48 = 85,4
Untuk similiritas/plagiatisme
3
Contoh parafrase:
(Asli dari makalah)
“ Penyakit difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh toksin dari bakteri
Corynebacterium diphtheriae, dan penyakit ini termasuk penyakit menular yang
sangat berbahaya terutama kepada anak-anak. Hal ini sesui dengan pendapat
Widoyono (2011)”
4
5