Anda di halaman 1dari 14

KARYA GAGASAN TERTULIS MAHASISWA

INOVASI PRODUK CC’19 REED DIFFUSER SEBAGAI


TERAPI NON-FARMAKOLOGI COVID-19

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

Oleh

Ni Wayan Ari Widyaningsih 181051

Putu Ayu Suantari 181052

Ni Wayan Rias Samidya 181091

Fakultas Farmasi

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

Universitas Mahasaraswati

2020
DAFTAR ISI

Daftar Isi........................................................................................................ i

Ringkasan ...................................................................................................... ii

Bab I Pendahuluan

i. Latar Belakang ................................................................................ 1


ii. Uraian ............................................................................................. 3
iii. Tujuan ............................................................................................ 3
iv. Manfaat .......................................................................................... 3

Bab II Gagasan

i. Landasan Teori ............................................................................... 4


ii. Solusi Atau Pendapat Terdahulu ..................................................... 5
iii. Pemecahan Masalah ....................................................................... 5
iv. Pihak-Pihak Yang Terlibat .............................................................. 6

Bab III Penutup

i. Kesimpulan .................................................................................... 7
Daftar Pustaka ............................................................................................... 8
Lampiran

i
RINGKASAN

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari
gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui
menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum
pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Tanda-tanda dan gejala klinis yang
dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus
mengalami kesulitan bernapas. Pada penderita COVID-19, sesak napas sering
disebabkan karena pneumonia yang terus memburuk. Faktor penyebab tekanan
yang mempengaruhi masyarakat saat pandemi COVID-19 diantaranaya yaitu resiko
terinfeksi dan menginfeksi orang lain, terutama jika cara penularan COVID-19
belum diketahui 100 % (IASC (Inter Agency Standing Committee), 2020), selain
itu karena tingginya kasus COVID-19 mengharuskan sekolah dan perusahaan
melalukan sistem daring bahkan ada yang sampai melakukan pengurangan jumlah
karyawan sehingga menyebabkan rasa cemas dan stress. Individu yang mengalami
stress secara berlebih dapat menyebabkan sulit tidur, sulit berkonsentrasi,
berkurang atau hilangnya nafsu makan, panik berlebihan, dan rentan melemahkan
imun tubuh sehingga menjadi mudah sakit. Terapi yang dapat dilakukan untuk
mengatasi kecemasan yaitu dengan terapi farmakologi dan terapi non farmakologi.
Salah satu cara terapi non farmakologi yaitu terapi relaksasi dengan aromaterapi.
Minyak atsiri lemon yang mengandung senyawa limonena dapat bermanfaat
sebagai anticemas, antidepresi dan antistress. Sedangkan cajuput oil dapat
digunakan sebagai alternatif pencegahan ISPA. Minyak kayu putih (cajuput oil)
secara tradisional digunakan untuk mengurangi gangguan saluran pernapasan dan
mengobati infeksi. CC’19 Reed Diffuser merupakan produk kombinasi aromaterapi
Citrus limon oil dan cajuput oil yang dibuat dari rotan dengan berbagai macam
bentuk stik yang mampu melegakan pernapasan dan mengatasi stress atau cemas.

Kata kunci: COVID-19, Cemas, ISPA, Aromaterapi, Citrus limon oil, Cajuput oil.

ii
BAB I
PENDAHULUAN
i. Latar Belakang
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai
dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang
diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis
baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia (Kemenkes RI,
2020).
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan
pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas, menurunnya limfosit, dan
perburukan lesi di paru. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan
pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-
tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam,
dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas. Pada penderita COVID-19,
sesak napas sering disebabkan karena pneumonia yang terus memburuk. Hal ini
terjadi karena virus menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan sehingga
memicu iritasi di jaringan saraf pada saluran pernapasan, menyerang organ paru-
paru dan memenuhi kantung udara dengan cairan dan sel-sel yang menghambat
jalur oksigen.
Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan jumlah
kasus meningkat dengan signifikan. Di Indonesia per bulan Desember tahun 2020
kasus COVID-19 telah terkonfirmasi sebanyak 598.933 kasus dengan angka
kesembuhan sebanyak 491.975 kasus dan kematian sebanyak 18.336 (KPCPEN,
2020). Menurut WHO (2020), pada masa pandemi COVID-19 terjadi peningkatan
tingkat kecemasan dan stress. Faktor penyebab tekanan yang mempengaruhi
masyarakat saat pandemi COVID-19 diantaranaya yaitu resiko terinfeksi dan
menginfeksi orang lain, terutama jika cara penularan COVID-19 belum diketahui
100 % (IASC (Inter Agency Standing Committee), 2020), selain itu karena
tingginya kasus COVID-19 mengharuskan sekolah dan perusahaan melalukan

1
sistem daring bahkan ada yang sampai melakukan pengurangan jumlah karyawan
sehingga menyebabkan rasa cemas dan stress. Penambahan tingkat kecemasan
mengakibatkan masyarakat merasa tertekan dan lelah secara emosional (Roy et al,
2020). Munculnya perasaan cemas secara terus-menerus dapat menyebabkan
individu menjadi rentan terhadap stress. Individu yang mengalami stress secara
berlebih dapat menyebabkan sulit tidur, sulit berkonsentrasi, berkurang atau
hilangnya nafsu makan, panik berlebihan, dan rentan melemahkan imun tubuh
sehingga menjadi mudah sakit.
Aromaterapi adalah cara pengobatan alternatif yang menggunakan uap dari
minyak esensial dari berbagai macam tanaman yang bisa dihirup untuk
menyembuhkan berbagai macam kondisi. Pada umumnya aromaterapi dilakukan
untuk tujuan meningkatkan mood, mengubah area kognitif, dan juga dapat
digunakan sebagai obat tambahan. Aromaterapi bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan tubuh, pikiran, dan jiwa. Aromaterapi adalah salah satu pengobatan
penyakit dengan menggunakan bau-bauan dari minyak essensial. Secara umum
aromaterapi dapat digunakan untuk antidepresan, meningkatkan sistem kekebalan
tubuh, meningkatkan memori, meningkatkan jumlah energi, penyembuhan dan
pemulihan, sakit kepala, serta mengatasi insomnia.
Aromaterapi dari minyak atsiri lemon dan cajuput oil berguna sebagai
pencegahan dari COVID-19. Berdasarkan penelitian Bansod et al. (2012), minyak
atsiri lemon yang mengandung senyawa limonena dapat bermanfaat sebagai
anticemas, antidepresi dan antistress. Sehingga cocok dimanfaatkan di masa
pandemi, dimana pada masa pandemi tekanan akan takut terinfeksi dan tertular
virus umumnya menyebabkan seseorang mudah merasa stress. Sedangkan cajuput
oil dapat digunakan sebagai alternatif pencegahan ISPA. Minyak kayu putih
(cajuput oil) secara tradisional digunakan untuk mengurangi gangguan saluran
pernafasan dan mengobati infeksi. Jika dilihat dari gejala umum pasien yang
terinfeksi COVID-19 yaitu sesak napas dan gangguan pernapasan, penggunaan
cajuput oil sangat bermanfaat. Minyak kayu putih diproduksi dari daun tumbuhan
Melaleuca leucadendra dengan kandungan terbesarnya adalah eucalyptol (cineole).
Hasil penelitian tentang khasiat cineole menjelaskan bahwa cineole memberikan

2
efek mukolitik (mengencerkan dahak), bronchodilating (melegakan pernafasan),
anti inflamasi dan menurunkan rata-rata eksaserbasi kasus paru obstruktif kronis
dengan baik seperti pada kasus pasien dengan asma dan rhinosinusitis (Agustina
dan Suharmiati, 2017).
Kombinasi minyak atsiri lemon dan cajuput oil sebagai aromaterapi dalam
bentuk reed diffuser dapat dimanfaatkan dalam upaya pencegahan COVID-19.
Reed diffuser adalah diffuser yang terbuat dari stik kayu, bambu atau fiber yang
dapat menyerap minyak aromaterapi dan menyebarkan wanginya ke seluruh ruang.
Reed diffuser ini tidak menggunakan listrik sehingga lebih hemat serta lebih aman
karena tidak menggunakan api atau lilin. Mekanisme aromaterapi reed diffuser
adalah melalui inhalasi atau dihirup, dimana komponen aroma dari minyak atsiri
setelah dihirup akan berinteraksi dengan sistem saraf pusat.
ii. Uraian Singkat Gagasan
CC’19 Reed Diffuser merupakan sebuah produk stik aromaterapi yang dibuat
dari kombinasi Citrus limon oil dan cajuput oil yang bermanfaat sebagai anticemas,
melegakan pernapasan dan juga mengatasi infeksi saluran pernapasan. Produk
CC’19 Reed Diffuser digunakan sebagai terapi non farmakologi untuk mengatasi
masalah pernapasan yang diderita oleh pasien COVID-19 serta mengurangi dan
mencegah peningkatan rasa cemas dan stress pada masa pandemi COVID-19. Stik
produk CC’19 Reed Diffuser terbuat dari batang rotan dengan berbagai macam
bentuk, tidak menggunakan listrik atau api sehingga lebih praktis dan aman saat
digunakan serta mempercantik ruangan.
iii. Tujuan
Produk CC’19 Reed Diffuser diharapkan dapat menjadi produk yang berguna
dalam pencegahan COVID-19.
iv. Manfaat
Produk CC’19 Reed Diffuser adalah produk inovasi reed diffuser aromaterapi
Citrus limon oil dan cajuput oil yang dapat bermanfaat dalam upaya pencegahan
COVID-19 maupun bagi seseorang yang telah terinfeksi dan menjalani karantina.

3
BAB II
GAGASAN
i. Kondisi Terkini
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan
pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Infeksi Saluran Pernapasan
Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan yang bersifat akut dengan
berbagai macam gejala (sindrom), disebabkan oleh bakteri atau virus. Berdasarkan
tingkat keparahan, ISPA dibagi menjadi ISPA ringan/bukan pneumonia, ISPA
sedang/pneumonia dan ISPA berat/pneumonia berat (Maakh dkk, 2017). Diagnosis
paling umum pada pasien COVID-19 parah adalah pneumonia berat. Dari gejala
umum COVID-19, mulai dari gangguan pernapasan ringan (batuk dan bersin)
hingga gangguan pernapasan berat (pneumonia), banyak masyarakat beranggapan
bahwa telah terinfeksi virus Corona sehingga menimbulkan kecemasan dan stress.
Pandemi COVID-19 menimbulkan masalah kesehatan mental yang
diperkirakan akan meningkat hari demi hari selama epidemi ini (Roy et al, 2020).
Stress didefinisikan sebagai stimulus eksternal yang kuat baik fisiologis dan
psikologis yang menyebabkan respon fisiologis dalam tubuh seseorang (Larasati,
2016). Kecemasan atau ansietas merupakan rasa takut yang tidak jelas disertai
dengan perasaan ketidakpastian, ketidakberdayaan, isolasi dan ketidakamanan
(Stuart, 2016). Secara sederhana depresi adalah suatu pengalaman yang
menyakitkan maupun suatu perasaan tidak memiliki harapan lagi. Depresi juga
diartikan sebagai suatu perasaan sendu atau sedih dimana pada umumnya
pergerakan fisik dan fungsi tubuh menjadi lambat, kehilangan kegembiraan/gairah,
gangguan tidur maupun selera makan (Lubis, 2009).
Pada pasien yang telah terinfeksi COVID-19, pasien diwajibkan menjalani
isolasi selama 14 hari baik di rumah sakit maupun secara mandiri. Hal ini tentu saja
akan membuat pasien merasa cemas dan stress. Stress umumnya disebabkan karena
akses pasien dibatasi ditambah lagi pandangan negatif dari masyarakat dapat
menambah tingkat stress. Selain itu, masyarakat yang takut tertular mengucilkan
pasien positif COVID-19 walaupun mereka sudah menjalani pengobatan dan
dinyatakan negatif.

4
ii. Solusi/Pendapat Terdahulu
Terapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kecemasan yaitu dengan terapi
farmakologi (obat analgesik, obat penenang dan anti depresi) dan terapi non
farmakologi (pola nutrisi yang sehat, olahraga, tidur yang cukup, menghindari
rokok, menghindari stress, dan terapi relaksasi). Salah satu cara terapi non
farmakologi yaitu terapi relaksasi dengan aromaterapi. Aromaterapi adalah teknik
pengobatan dengan aroma minyak esensial dari proses penyulingan berbagai bagian
tanaman, bunga, maupun pohon yang masing-masing mengandung sifat terapi yang
berbeda (Ramadhan dan Zettira, 2017). Berdasarkan penelitian, berbagai minyak
aroma dari bunga-bungaan dan kayu-kayuan memiliki sifat terapeutik dan
psikoterapeutik (Anwar, 2006). Aromaterapi didasarkan pada teori bahwa inhalasi
atau penyerapan minyak esensial memicu perubahan dalam sistem limbik, bagian
dari otak yang berhubungan dengan memori dan emosi. Hal ini dapat merangsang
respon fisiologis saraf, endokrin atau sistem kekebalan tubuh, yang mempengaruhi
denyut jantung, tekanan darah, pernafasan, aktifitas gelombang otak dan pelepasan
berbagai hormon di seluruh tubuh. Efeknya pada otak dapat menjadikan tenang atau
merangsang sistem saraf, serta mungkin membantu dalam menormalkan sekresi
hormon. Menghirup minyak esensial dapat meredakan gejala pernafasan.
Saat ini sudah banyak penelitian yang membuktikan manfaat dari minyak
aromaterapi. Penelitian medis akhir-akhir ini mengungkapkan bahwa bau yang
terhirup memiliki dampak yang signifikan pada perasaan manusia. Wewangian
dapat mempengaruhi kondisi fisik, daya ingat, dan emosi seseorang. Organ
penciuman merupakan sarana kominikasi alamiah pada manusia. Beberapa kajian
yang menunjukan bahwa penciuman dapat mempengaruhi kesehatan dalam jangka
panjang dan daya ingat serta emosi dalam jangka pendek (Primadiati, 2002).
Jadi, terapi non farmakologi menggunakan aromaterapi dapat membantu
mengatasi masalah pernapasan yang diderita oleh pasien COVID-19 serta
mengurangi dan mencegah peningkatan rasa cemas dan stress pada masa pandemi
COVID-19.
iii. Pemecahan Masalah

5
Reed diffuser merupakan salah satu jenis aromaterapi yang praktis karena
diffuser ini tidak menggunakan listrik dan juga aman karena tidak menggunakan
api. CC’19 Reed Diffuser merupakan produk kombinasi aromaterapi Citrus limon
oil dan cajuput oil yang dibuat dari rotan dengan berbagai macam bentuk stik yang
mampu melegakan pernapasan dan mengatasi stress atau cemas. CC’19 Reed
Diffuser bisa diletakkan di ruangan, mobil, maupun rumah sakit tempat karantina
dan isolasi sebagai terapi non farmakologi pasien positif COVID-19. Selain itu,
CC’19 Reed Diffuser juga bisa dijadikan sebagai penghias ruangan karena
bentuknya yang menarik.
iv. Pihak-pihak yang Berperan dan Langkah Strategis
Pihak-pihak yang paling berperan dalam mengembangkan produk ini yaitu
industri farmasi, rumah sakit, tenaga kesehatan, dan masyarakat.

6
BAB III
PENUTUP

i. Kesimpulan
Produk CC’19 Reed Diffuser yang dibuat dari rotan dengan berbagai macam
bentuk, diharapkan dapat mengatasi gangguan pernapasan pada pasien COVID-19
serta mengurangi dan mencegah peningkatan rasa cemas dan stress pada masa
pandemi COVID-19.

7
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Z. A. and Suharmiati, S. (2017) ‘Pemanfaatan Minyak Kayu Putih


(Melaleuca leucadendra Linn) sebagai Alternatif Pencegahan Kasus Infeksi
Saluran Pernafasan Akut di Pulau Buru’, Jurnal Kefarmasian Indonesia, 7(2),
pp. 120–126. doi: 10.22435/jki.v7i2.5654.120-126.
Anwar, Uci, 2006. Aromaterapi tak Sekadar Wewangian. (https://www.mail-
archive.com/milis-nova@news.gramedia-majalah.com/msg01240.html).
Bansod, K.U., Sadafale S, Jain NS, Dixit PV, Bhutada PS, Umathe SN. 2012.
Limonen attenuates anxiogenic- and depression-like effects of corticotropin-
releasing factor in mice. Vol 1/Issue 6.
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. 2020. Pedoman
pencegahan. Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19: Kemenkes RI).
IASC. 2020. Catatan tentang aspek Kesehatan jiwa dan Psikososial wabah
COVID19 Versi 1.0. Inter-Agency Standing Commite, Reference group for
Mental Health and Psychological Support in Emergency Settings.
(https://www.who.int/docs/default-source/searo/indonesia/covid19/catatan-
tentang-aspek-kesehatan-jiwa-dan-psikososial-wabah-covid-19-feb-2020-
indonesian.pdf?sfvrsn=ebae5645_2).
Imanniar O. 2018. PENGARUH KECEMASAN DAN DEPRESI TERHADAP
ATTENTIONAL BLINK PADA MAHASISWA.FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG. Malang.
Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. 2020. Data
Sebaran. Available from: https://covid19.go.id/ (Diakses pada: 11 Desember
2020).
Kurniasari F et al. 2017. Pemanfaatan Aromaterapi Pada Berbagai Produk (Parfum
Solid, Lipbalm, dan Lilin Anti Nyamuk). Jurnal Pengabdian kepada
Masyarakat. Vol.1. No. 2. Hal 13-17.
Larasati TA, Alatas F. Dismenore primer dan faktor risiko dismenore primer pada
remaja. Majority. 2016; 5(3): 79-84.
Lubis, N. L., 2009. Depresi dan tinjauan psikologis. Jakarta: Prenada Media Group.

8
Maakh Yorida Febry, Ivonne Laning, Rambu Tattu. 2017. Profil Pengobatan
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Balita Di Puskesmas.
Rambangaru Tahun 2015. Jurnal Info Kesehatan. Farmasi, Poltekkes
Kemenkes Kupang.
Priambodo O. S, 2015, ENKAPSULASI MINYAK LEMON (Citrus limon)
MENGGUNAKAN PENYALUT β-SIKLODEKSTRIN TERASETILASI,
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG, Semarang.
Primadiati, Rachmi. 2002. Aromaterapi Perawatan Alami untuk Sehat dan Cantik.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Ramadhan, M. R. and Zettira, O. Z. (2017) ‘Aromaterapi Bunga Lavender (
Lavandula angustifolia ) dalam Menurunkan Risiko Insomnia’, Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung, 6, pp. 60–63.
Roy, D. et al., 2020. Study of knowledge, attitude, anxiety & perceived mental
healthcare need in Indian population during COVID-19 pandemic. Elsevier
Public Health Emergency Collection.
Stuart.Gail.W (2016). Keperawatan Kesehatan Jiwa. Indonesia: Elsever.
World Health Organization W. WHO Director-General’s opening remarks at the
media briefing on COVID-19. Available from:
https://www.who.int/dg/speeches/detail/who-director-general-sopening-
remarks-at-the-media-briefing-on-covid-19--3-april-2020

9
BIODATA PESERTA

1. Nama : Ni Wayan Ari Widyaningsih


Nim : 181051
Tempat dan Tanggal lahir : Umadiwang, 30 September 2020
Alamat : Jln. Wisnu, Br. Umadiwang, Ds. Batannyuh,
Belayu, Kec. Marga, Kab. Tabanan

2. Nama : Putu Ayu Suantari


Nim : 181052
Tempat dan Tanggal Lahir : Klungkung, 12 April 2000
Alamat : Dusun Penasan, Desa Tihingan, Kecamatan
Banjarangkan, Kabupaten Klumgkung

3. Nama : Ni Wayan Rias Samidya


Nim : 181091
Tempat dan Tanggal Lahir : Br. Apuan Singapadu, 29 November 1999
Alamat : Jln. Selat No. 18, Br. Apuan, Desa Singapadu,
Kec. Sukawati, Kab. Gianyar
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS GAGASAN TERTULIS TINGKAT
MAHASISWA 2020

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ni Wayan Ari Widyaningsih

NIM : 181051

Menyatakan bahwa Gagasan Tertulis dengan judul “Inovasi Produk CC’19 Reed
Diffuser Sebagai Terapi Non-Farmakologi COVID-19” memang benar merupakan
karya orisinal saya dan belum pernah dipublikasikan.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, dan apabila terbukti terdapat
pelanggaran di dalamnya, maka saya siap untuk didiskualifikasi dari kompetisi ini
sebagai bentuk tanggung jawab saya.

Denpasar, 18 Desember 2020

(Ni Wayan Ari Widyaningsih)

Anda mungkin juga menyukai