Anda di halaman 1dari 20

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH MANGGISMENJADI

EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana)

disusun Oleh:

Kenanga L1A016026
Inof Lilananda Lemaputri L1A017001
Dimas Setiawan L1A017008
Niken Putri Sya’bani L1A017019
Reyhan Adi Saputro T L1A017038
Siti Alifa Ramadhanti L1A017047

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU


KELAUTAN UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN PURWOKERTO
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

kesempatan, kekuatan dan kesehatan untuk bisa menyelesaikan tugas akhir ini guna

memenuhi tugas mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat, Jurusan Ilmu Kelautan,

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Jenderal Soedirman.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan makalah ini. Penulis sadar tanpa dukungan dari semua pihak,

penulis tidak akan mampu menyusun makalah ini dengan maksimal. Terlepas dari

semua itu, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi

susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka

penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat

memperbaiki makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat

memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Purwokerto, 23 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Produksi perikanan budidaya di Indonesia pada tahun 2014 mencapai

14.359.129 ton, termasuk di dalamnya nilai produksi yang dihasilkan dari

budidaya kolam air tawar yaitu sebesar 1.963.589 ton dengan nilai sebesar 35,9

triliun rupiah, meningkat sebanyak 14,46% dibandingkan tahun 2013. Ikan

gurame merupakan salah satu komoditas utama pada perikanan budidaya air

tawar di Indonesia bersama ikan mas, nila, lele dan patin, yang dibudidayakan

di dalam kolam dengan produksi 116.778 ton pada tahun 2014, meningkat

25,55% dari tahun sebelumnya (Pusat Data Statistik dan Informasi 2015). Ikan

gurame cukup umum, dikenal luas dan disukai oleh masyarakat Jawa Barat.

Ikan ini memiliki nilai ekonomis tinggi, dijual dengan harga yang relatif lebih

mahal di pasaran dibandingkan komoditas utama ikan air tawar komersial

lainnya. Ikan gurame secara tradisional banyak diolah menjadi berbagai menu

masakan khas Jawa Barat dengan cara digoreng, dibakar atau dipepes.

Pengolahan tradisional yang banyak dilakukan akan dapat memengaruhi

karakteristik flavor produk. Pengolahan menggunakan suhu tinggi misalnya

pengukusan pada umumnya banyak digunakan pada menu makanan khas

Jawa Barat dan dikenal dengan nama pepes. Pengukusan dapat memengaruhi
perubahan fisik dan reaksi kimia produk yang juga dapat memengaruhi

karakteristik produk terutama flavor dan tekstur (Lewis 2006). Fellows (2000)

menyatakan bahwa penggunaan uap air sebagai sumber panas pada proses

pengukusan memiliki keunggulan yaitu dapat meminimalkan risiko hilangnya

vitamin dan senyawa bahan pangan lainnya yang sensitif terhadap suhu tinggi.

Sifat-sifat yang menjadi karakteristik dasar ikan segar yang digunakan sebagai

bahan baku akan berubah dan dipengaruhi oleh proses pemanasan yang

dilakukan. Perubahan yang terjadi sebagian besar disebabkan oleh adanya

perubahan pada tekstur dan flavor dari bahan yang melalui tahapan

pengolahan. Berbagai jenis komoditas perikanan akan memiliki komposisi

kimia dan flavor yang berbeda-beda baik dalam bentuk segar maupun dalam

bentuk telah diolah (Pratama et al. 2017). Flavor termasuk faktor yang penting

pada bahan pangan segar dan olahan, terutama pada produk berbahan dasar

ikan. Hal ini disebabkan karena flavor dapat memengaruhi tingkat preferensi,

penerimaan dan konsumsi konsumen terhadap suatu produk. Senyawa-

senyawa yang dapat memengaruhi karakteristik flavor suatu komoditas dapat

dibagi menjadi dua kelompok, yaitu senyawa flavor volatil dan non-volatil.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara memanfaatkan limbah kulit buah manggis menjadi

ekstrak kulit buah manggis yang dapat menjadi bahan dasar dalam

pengolahan beberapa produk makanan dan minuman?


2. Bagaimana analisis peluang usaha dan strategi yang dapat digunakan

dalam bisnis ekstrak kulit buah manggis?

3. Bagaimana teknik pemasaran yang baik dan tepat dalam bisnis ekstrak

kulit buah manggis ini?

1.3. Tujuan Program

1. Untuk mengetahui cara memanfaatkan limbah kulit buah manggis

menjadi produk yang menguntungkan

2. Untuk mengetahui analisis peluang usaha dalam produksi ekstrak kulit

buah manggis
II. MATERI DAN METODE

2.1. Materi

2.1.1 Alat

Alat yang di gunakan pada pembuatan ekstrak kulit manggis adalah :

No Nama Alat Kegunaan


1 Air Digunakan untuk mencuci

bersih kulit manggis.


2 Pisau Memotong kulit manggis ke

bagian-bagian yang lebih kecil


3 Blender atau Menghaluskan kulit manggis

tumbuksn kering

tradisional
4 Saringan Menyaring serbuk

5 Toples Menyimpan bubuk kulit

manggis

2.1.2 Bahan
Bahan yang di gunakan dalam proses pembuatan ekstrak kulit manggis

adalah :

No Nama bahan Kegunaan


1 Kulit manggis Di gunakan sebagai bahan

utama yang kaya akan manfaat

2.2. Metode

Praktikum ini berlokasi di desa Gandatapan kecamatan Sumbang

Kabupaten Banyumas. Praktikum kali ini menggunakan metode sebagai

berikut :

1. Siapkan kulit manggis kering dalam kondisi baik dan bersih. Perhatikan hindari

kulit manggis yang sudah berjamur.

2. Cuci dan tiriskan. Potong-potong dalam ukuran yang memudahkan proses

penghancuran.

3. Haluskan kulit manggis kering dengan mesin blender atau tumbukan

tradisional.

4. Saring Kulit Manggis yang sudah dihaluskan menyerupai bubuk kopi.

5. Simpan dalam toples / wadah kedap udara supaya tahan lama.

6. Cara penyajiannya sama seperti kita membuat secangkir kopi. Aambil 2 sendok

teh bubuk kulit manggis ke dalam 1 gelas dan campurkan gula rendah kalori.
2.3 Media

Ada beberapa alternatif yang dapat digunakan dalam mempromosikan

produk ini, sehingga dapat dikenal oleh masyarakat dan menjadi pilihan

masyarakat. Media ini berupa pamflet, brosur, iklan di media massa cetak dan

elektronik, serta dapat dipromosikan secara langsung.


III. PEMBAHASAN

3.1 Tahap Pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan pada pembuatan batagor ikan gurame ini antara

lain sebagai berikut :

1. Tahapan pendahuluan

Pada proses kegiatan ini dilakukan persiapan pelaksanaan, yakni

menyiapkan branding, mendirikan tempat, menyiapkan display,

menghubungi toko-toko makanan (mitra kerja). Kemudian dilakukan

promosi dengan membuat leaflet, pamflet dan media promosi lainnya.

Kemudan yang terakhir dilakukan launching atau peluncuran produk.

Target yang ingin dicapai pada tahapan ini adalah matangnya persiapan

pelaksanaan, tersedianya materi dan proses produksi, serta peluncuran

produksi dapat berjalan lancar.

2. Tahapan pelaksanaan

Dalam tahapan pelaksanaan ini dilakukan pemasaran dan strategi

pemasaran. Target dalam tahap pelaksanaan ini adalah pemasaran dapat

berjalan dengan lancar dan mendapat mitra kerja/ link (jaringan) bisnis.

3. Tahapan monitoring
Tahapan monitoring dilakukan pemantauan dalam perkembangan

bisnis baik produksi maupun pemasaran produk. Target dalam tahapan

ini adalah bisnis terlaksana sesuai dengan jadwal.

4. Tahapan evaluasi

Dalam tahapan evaluasi ini dilakukan perhitungan laba yang

diperoleh dari hasil penjualan dan membahas kendala-kendala yang

dihadapi selama pelaksanaan program, sehingga dapat mengetahui laba

yang diperoleh dari hasil penjualan dan mengetahui kendala-kendala

yang dihadapi sehingga dapat dijadikan evaluasi dan pedoman untuk

pengembangan usaha.

3.2 Anggaran Dana Dan Produksi

No Nama Harga (Rp)

1. Pisau 7000,00

2. Blender 100000,00

3. Saringan 20000,00

4. Toples 4000,00

Jumlah 131.000,00
3.3 Analisis SWOT

Menurut Assauri (2013) menyatakan bahwa setiap kegiatan untuk

memulai usaha, maka hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah

mengukur kemampuan terhadap lingkungan dan pesaing, yaitu melalui

analisis SWOT :

Kekuatan (S) Kelemahan (W)

1. Ikan bergizi tinggi 1. Produk tidak bertahan lama


2. Proses pembuatan cepat 2. Harga ikan relatif tinggi
3. Tidak menggunakan bahan

pengawet

Peluang (O) Ancaman (T)

1. Banyak masyarakat yang 1. Makin banyak pesaing


2. Harga yang tidak stabil
menyukai makanan ringan

batagor
2. Aman dikonsumsi
3. Membuka lapangan kerja
4. Masih sedikit masyarakat yang

bisa mengolah batagor ikan

gurame secara mandiri


Berdasarkan tabel analisis SWOT tersebut dapat diperoleh bahwa kulit

manggis mengandung banyak manfaat yang sudah dikenal masyarakat,

terutama masyarakat yang lebih menyukai produk herbal daripada produk

kimia, walaupun tidak memakai bahan pengawet tapi dapat bertahan lama

dan tetap aman untuk dikonsumsi. Ekstrak kulit manggis dapat dibuat menjadi

berbagai olahan yang menyehatkan. Kulit manggis sendiri masih belum banyak

masyarakat yang dapat mengolahnya sendiri, padahal proses pembuatan

ekstrak tergolong cepat. Sehingga diharapkan dapat dijadikan sebagai lapangan

pekerjaan baru. Walaupun termasuk ke dalam buah yang aman dikonsumsi,

manggis juga termasuk ke dalam buah musiman yang tidak selalu ada setiap

saat, hal tersebut dapat menyebabkan fluktuasi harga jual dipasaran. Pada saat

tidak musim manggis namun permintaan produk tinggi, akan berdampak pada

harga. Cuaca yang tidak menentu juga akan mempengaruhi cepat dan atau

lambatnya saat proses pengeringan berlangsung. Karena proses pembuatan

ekstrak kulit manggis tergolong mudah dan cepat maka terdapat kemungkinan

bila akan banyak pesaing membuat produk yang sama. Jika terlalu banyak

pesaing juga dapat membuat harga jual dipasaran yang tidak stabil. Selain itu

walaupun ekstrak kulit manggis mempunyai banyak manfaat dan dapat diolah

kembali menjadi berbagai macam oalahan baik makanan maupun minuman,

masih belum semua atau sedikit masyarakat mengetahuinya.

Dari hasil analisis SWOT pengolahan ekstrak kulit manggis menjadi

bubuk kering, didapatkan hasil jika analisis terletak pada kuadran I (Rapid
Growth) dimana kekuatan yang lebih dominan daripada peluang. Maka analisis

kegiatan tersebut termasuk dalam perkembangan pesat. Selain analisis yang

telah dibuat dalam pengukuran kemampuan bisnis terhadap lingkungan dan

pesaing, dalam proses perencanaan bisnis/usaha juga memerlukan strategi

untuk mengatasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada. Dalam

strategi yang telah dibuat ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam mengatasi

permasalahan dan atau kendala yang ada, antara lain sebagai berikut :

Faktor Internal
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Faktor Eksternal
Peluang (O) Strategi SO : Strategi WO :

1. Mentargetkan 1. Mengenalkan pada

penjualan kepada masyarakat bagaimana

masyarakat yang lebih cara mengolah ekstrak

memilih produk herbal. kulit manggis.


2. Dapat menampilkan 2. Selalu mencari inovasi

kelebihan produk baru dalam bagaimana

seperti, aman cara mengolah manggis

dikonsumsi dan agar tidak bergantung

produk dapat bertahan cuaca.

lama walaupun tidak

menggunakan bahan

pengawet.
3. Walaupun masih
sedikit masyarakat

yang mengetahui

bagaimana proses

pengolahannya, tetapi

tetap dapat

diberdayakan.

Diharapkan dapat

membuka peluang

kerja baru
Ancaman (T) Strategi ST : Strategi WT :

1. Menggencarkan 1. Proses pengeringan

kegiatan promosi dan dicampur dengan cara

menampilkan modern (dioven) jadi

kelebihan dari tidak hanya

produknya daripada mengandalkan cahaya

produk pesaing lain. matahari saja.


2. Memberikan sosialisasi 2. Karena termasuk buah

dan pelatihan terhadap yang musiman, maka

masyarakat tentang apa harus selalu

saja manfaat dari menumpuk stok

manggis serta sebanyak-banyaknya

bagaimana cara untuk pada saat sedang panen

mengolahnya agar dan langsung diolah.


bernilai ekonomi. Namun tidak dijual
3. Harga produk dapat
sekaligus semuanya
tidak stabil jika terlalu
pada saat itu juga,
banyak pesaing yang
sehingga pada saat
muncul. Daripada
sedang tidak berbuah
menjual dengan harga
kita tetap dapat
tinggi dan keuntungan
menjualnya.
besar, maka lebih baik

menjual dengan

keuntungan sedikit tapi

penjualan banyak serta

selalu meningkat.

3.4 Cara Pemasaran Produk

Dalam pemasaran produk diperlukan teknik pemasaran yang baik dan

tepat (Hubeis, 2014). Pertama yang dilakukan untuk mempromosikan produk

ini adalah dengan mempublikasikan dan mengenalkan produk ekstrak kulit

buah manggis ini kepada masyarakat. Cara yang bisa ditempuh yaitu pertama

dengan membuat kesan pertama yang baik dan unik kepada masyarakat yaitu

dengan membuat sampel yberupa produk makanan, seperti bolu yang terbuat

dari bubuk kering ekstrak kulit buah manggis lalu masyarakat diminta untuk

mencicipinya dengan gratis. Yang kedua dengan selembaran tentang produk

ekstrak kulit buah manggis ini. Selembaran ini dapat ditempel di tempat-
tempat umum atau tempat-tempat yang mudah dilihat orang banyak guna

mempublikasikan produk ekstrak kulit buah manggis. Cara yang lain dengan

mempublikasikan produk ini melalui koperasi mahasiswa dan koperasi desa.

Setelah melewati tahap pempublikasian, ekstrak kulit buah manggis ini

diluncurkan ke masyarakat. Cara yang dapat ditempuh dengan menitipkan

produk-produk ini ke warung-warung atau toko, bisa juga dititipkan di

koperasi-koperasi. Mengikut sertakan produk ini dalam bazar juga merupakan

pilihan tepat untuk memasarkan produk ini karena dapat menjaring konsumen

baru. Strategi pemasaran yang akan diterapkan:

a. Kebijakan produk

Usaha ini bergerak dalam usaha produksi bahan dasar makanan dan

minuman.

b. Kebijakan harga

Harga yang ditawarkan yaitu Rp 10.00,00/toples

c. Kebijakan promosi

Media promosi yang digunakan adalah melalui promosi langsung, pamflet,

brosur, media massa dan lain-lain.

d. Kebijakan distribusi

Distribusi hasil produksi pada konsumen dilakukan secara tidak langsung

yaitu melalui kerjasama dengan koperasi, mini market, pasar tradisional,

warung, dan rumah kos ditempat usaha. Jika usaha ini sudah berkembang

maka jangkauan distribusi dapat diperluas.


IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut dapat diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1. Kulit buah naga dikategorikan sebagai limbah. Namun, karena

manfaat yang dikandungnya, kulit buah naga dapat dimanfaatkan dan

diolah menjadi ekstrak kulit buah naga yang dapat dijadikan sebagai

bahan dasar dalam produk makanan maupun minuman. Pertama-

tama, kulit buah manggis yang didapatkan, dicuci dan lalu dipotong-

potong menjadi bagian yang kecil. Kemudian dikeringkan dibawah

sinar matahari hingga kering, lalu dihancurkan dengan menggunakan

blender atau tumbukan tradisional hingga menjadi bubuk.

2. Dalam produksi ekstrak kulit buah manggis diperlukan analisis

peluang usaha untuk mengukur kemampuan suatu bisnis/usaha

terhadap lingkungan dan pesaing, yaitu melalui analisi SWOT

(Strength, Weakness, Oppurtunity, Threats) yang masing-masing


memiliki strategi untuk mengatasi permasalahan dan kendala yang

akan dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, B. 2010. Tumbuhan Dengan Kandungan Senyawa Aktif Yang Berpotensi Sebagai
Bahan Infertilitas. Jakarta: Adabia Press

Assauri. 2013. Strategic Management. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Dalimartha, S. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid III. Jakarta: Puspa Swara

Hubeis, M. 2014. Manajemen Stratejik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Anda mungkin juga menyukai