disusun Oleh:
Kenanga L1A016026
Inof Lilananda Lemaputri L1A017001
Dimas Setiawan L1A017008
Niken Putri Sya’bani L1A017019
Reyhan Adi Saputro T L1A017038
Siti Alifa Ramadhanti L1A017047
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kesempatan, kekuatan dan kesehatan untuk bisa menyelesaikan tugas akhir ini guna
dalam penyusunan makalah ini. Penulis sadar tanpa dukungan dari semua pihak,
penulis tidak akan mampu menyusun makalah ini dengan maksimal. Terlepas dari
semua itu, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat
Penulis
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
budidaya kolam air tawar yaitu sebesar 1.963.589 ton dengan nilai sebesar 35,9
gurame merupakan salah satu komoditas utama pada perikanan budidaya air
tawar di Indonesia bersama ikan mas, nila, lele dan patin, yang dibudidayakan
di dalam kolam dengan produksi 116.778 ton pada tahun 2014, meningkat
25,55% dari tahun sebelumnya (Pusat Data Statistik dan Informasi 2015). Ikan
gurame cukup umum, dikenal luas dan disukai oleh masyarakat Jawa Barat.
Ikan ini memiliki nilai ekonomis tinggi, dijual dengan harga yang relatif lebih
lainnya. Ikan gurame secara tradisional banyak diolah menjadi berbagai menu
masakan khas Jawa Barat dengan cara digoreng, dibakar atau dipepes.
Jawa Barat dan dikenal dengan nama pepes. Pengukusan dapat memengaruhi
perubahan fisik dan reaksi kimia produk yang juga dapat memengaruhi
karakteristik produk terutama flavor dan tekstur (Lewis 2006). Fellows (2000)
menyatakan bahwa penggunaan uap air sebagai sumber panas pada proses
vitamin dan senyawa bahan pangan lainnya yang sensitif terhadap suhu tinggi.
Sifat-sifat yang menjadi karakteristik dasar ikan segar yang digunakan sebagai
bahan baku akan berubah dan dipengaruhi oleh proses pemanasan yang
perubahan pada tekstur dan flavor dari bahan yang melalui tahapan
kimia dan flavor yang berbeda-beda baik dalam bentuk segar maupun dalam
bentuk telah diolah (Pratama et al. 2017). Flavor termasuk faktor yang penting
pada bahan pangan segar dan olahan, terutama pada produk berbahan dasar
ikan. Hal ini disebabkan karena flavor dapat memengaruhi tingkat preferensi,
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu senyawa flavor volatil dan non-volatil.
ekstrak kulit buah manggis yang dapat menjadi bahan dasar dalam
3. Bagaimana teknik pemasaran yang baik dan tepat dalam bisnis ekstrak
buah manggis
II. MATERI DAN METODE
2.1. Materi
2.1.1 Alat
tumbuksn kering
tradisional
4 Saringan Menyaring serbuk
manggis
2.1.2 Bahan
Bahan yang di gunakan dalam proses pembuatan ekstrak kulit manggis
adalah :
2.2. Metode
berikut :
1. Siapkan kulit manggis kering dalam kondisi baik dan bersih. Perhatikan hindari
penghancuran.
tradisional.
6. Cara penyajiannya sama seperti kita membuat secangkir kopi. Aambil 2 sendok
teh bubuk kulit manggis ke dalam 1 gelas dan campurkan gula rendah kalori.
2.3 Media
produk ini, sehingga dapat dikenal oleh masyarakat dan menjadi pilihan
masyarakat. Media ini berupa pamflet, brosur, iklan di media massa cetak dan
1. Tahapan pendahuluan
Target yang ingin dicapai pada tahapan ini adalah matangnya persiapan
2. Tahapan pelaksanaan
berjalan dengan lancar dan mendapat mitra kerja/ link (jaringan) bisnis.
3. Tahapan monitoring
Tahapan monitoring dilakukan pemantauan dalam perkembangan
4. Tahapan evaluasi
pengembangan usaha.
1. Pisau 7000,00
2. Blender 100000,00
3. Saringan 20000,00
4. Toples 4000,00
Jumlah 131.000,00
3.3 Analisis SWOT
memulai usaha, maka hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah
analisis SWOT :
pengawet
batagor
2. Aman dikonsumsi
3. Membuka lapangan kerja
4. Masih sedikit masyarakat yang
kimia, walaupun tidak memakai bahan pengawet tapi dapat bertahan lama
dan tetap aman untuk dikonsumsi. Ekstrak kulit manggis dapat dibuat menjadi
berbagai olahan yang menyehatkan. Kulit manggis sendiri masih belum banyak
manggis juga termasuk ke dalam buah musiman yang tidak selalu ada setiap
saat, hal tersebut dapat menyebabkan fluktuasi harga jual dipasaran. Pada saat
tidak musim manggis namun permintaan produk tinggi, akan berdampak pada
harga. Cuaca yang tidak menentu juga akan mempengaruhi cepat dan atau
ekstrak kulit manggis tergolong mudah dan cepat maka terdapat kemungkinan
bila akan banyak pesaing membuat produk yang sama. Jika terlalu banyak
pesaing juga dapat membuat harga jual dipasaran yang tidak stabil. Selain itu
walaupun ekstrak kulit manggis mempunyai banyak manfaat dan dapat diolah
bubuk kering, didapatkan hasil jika analisis terletak pada kuadran I (Rapid
Growth) dimana kekuatan yang lebih dominan daripada peluang. Maka analisis
untuk mengatasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada. Dalam
strategi yang telah dibuat ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam mengatasi
permasalahan dan atau kendala yang ada, antara lain sebagai berikut :
Faktor Internal
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Faktor Eksternal
Peluang (O) Strategi SO : Strategi WO :
menggunakan bahan
pengawet.
3. Walaupun masih
sedikit masyarakat
yang mengetahui
bagaimana proses
pengolahannya, tetapi
tetap dapat
diberdayakan.
Diharapkan dapat
membuka peluang
kerja baru
Ancaman (T) Strategi ST : Strategi WT :
menjual dengan
selalu meningkat.
buah manggis ini kepada masyarakat. Cara yang bisa ditempuh yaitu pertama
dengan membuat kesan pertama yang baik dan unik kepada masyarakat yaitu
dengan membuat sampel yberupa produk makanan, seperti bolu yang terbuat
dari bubuk kering ekstrak kulit buah manggis lalu masyarakat diminta untuk
ekstrak kulit buah manggis ini. Selembaran ini dapat ditempel di tempat-
tempat umum atau tempat-tempat yang mudah dilihat orang banyak guna
mempublikasikan produk ekstrak kulit buah manggis. Cara yang lain dengan
pilihan tepat untuk memasarkan produk ini karena dapat menjaring konsumen
a. Kebijakan produk
Usaha ini bergerak dalam usaha produksi bahan dasar makanan dan
minuman.
b. Kebijakan harga
c. Kebijakan promosi
d. Kebijakan distribusi
warung, dan rumah kos ditempat usaha. Jika usaha ini sudah berkembang
4.1 Kesimpulan
sebagai berikut :
diolah menjadi ekstrak kulit buah naga yang dapat dijadikan sebagai
tama, kulit buah manggis yang didapatkan, dicuci dan lalu dipotong-
akan dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, B. 2010. Tumbuhan Dengan Kandungan Senyawa Aktif Yang Berpotensi Sebagai
Bahan Infertilitas. Jakarta: Adabia Press
Dalimartha, S. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid III. Jakarta: Puspa Swara