Disusun Oleh:
Kelompok 3
2019
Kata Pengantar
Samarinda, 10 Oktober2019
3
Penulis
Daftar Isi
Cover
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
I. Pendahuluan 4
a. Latar Belakang 4
b. Rumusan Masalah 6
c. Tujuan 6
d. Manfaat 6
II. Pembahasan 7
a. Pengertian Alga Hijau 7
b. Ciri-ciri Alga Hijau 8
c. Habitat Alga Hijau 12
d. Klasifikasi Alga Hijau 13
e. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Alga
Hijau 13
f. Sistem Reproduksi Alga Hijau 14
g. Manfaat Alga Hijau 18
III. Penutup 20
a. Kesimpulan 20
b. Saran 20
Daftar Pustaka
4
I. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai Negara yang subur dan kaya
akan sumber daya alam. Sebagai Negara dengan luas wilayah
lebih dari 70 %. Salah satu kekayaan alam yang bisa kita
manfaatkan adalah sumber daya alam hayati. Selain ikan,
alternative hasil laut yang bisa diolah adalah alga meskipun tidak
semua alga bisa digunakan. Alga dalam istilah Indonesia sering
disebut sebagai ganggang merupakan tumbuhan talus karena
belum memiliki akar, batang dan daun sejati. Algae (ganggang)
dapat dibedakan menjadi tujuh kelompok yaitu : Cyanophyta,
Chlorophyta, Euglenophyta, Pyrrophyta, Crysophyta,
Phaeophyta, dan Rhodophyta. Ditinjau secara biologi, alga
merupakan kelompok tumbuhan yang berklorofil yang terdiri dari
satu atau banyak sel dan berbentuk koloni. Di dilam alga
terkandung bahan-bahan organik seperti polisakarida, hormon,
vitamin, mineral, dan juga senyawa bioaktif. Sejauh ini
pemanfaatan alga sebagai komoditi perdagangan atau bahan baku
industri masih relatif kecil jika dibandingkan dengan
keanekaragaman jenis alga yang ada di Indonesia. Padahal
komponen kimiawi yang terdapat dalam alga sangat bermanfaat
bagi bahan baku industri makanan, kosmetik, farmasi dan lain-
lain. Ganggang hijau / Chlorohyta adalah salah satu klas dari
ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Ganggang
5
hijau ada yang bersel tunggal dan ada pula yang bersel banyak
berupa benang, lembaran atau membentuk koloni spesies
ganggang hijau yang bersel tunggal ada yang dapat berpindah
tempat, tetapi ada pula yang menetap.
Alga hijau merupakan alga yang hidup di laut. Alga hijau
memegang perenan penting dalam ekosistem perairan laut. Alga
hijau menjadi salah satu produsen utama dalam ekosistem laut.
Karena, dia mampu berfotosistensis untuk menghasilkan
makanan bagi dirinya sendiri dan bagi makhluk hidup lain.
Dalam sebuah piramida ekosistem, alga hijau menempati posisi
dasar. Alga hijau menjadi salah satu dasar terjadinya sebuah
ekosistem di dalam laut dan penopang kehidupan di dalamnya.
Alga hijau dapat ditemukan hampir diseleruh perairan laut
dangkal daerah tropis dan subtropis. Alga hijau memiliki
penyebaran yang luas. Alga hijau juga menyediakan rumah atau
tempat tinggal untuk berlindung bagi biota laut kecil. Alga hijau
merupakan makhluk hidup yang telah lama tinggal di bumi
sebelum manusia ada. Alga hijau telah menopang kehidupan
sebelum adanya manusia. Alga juga mempunyai banyak macam
spesies. Alga hijau juga bermanfaat bagi ekosistem, bioma, dan
manusia. Alga hijau mengandung banyak nutrisi dan mineral
yang bermanfaat bagi kehidupan (Gembong, 1994).
6
b. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
a. Apa pengertian dari alga hijau?
b. Bagaimana ciri-ciri dari alga hijau?
c. Dimana habitat dari alga hijau?
d. Sebutkan klasifikasi dari alga hijau?
e. Apa saya yang mempengaruhi pertumbuhan Alga Hijau?
f. Bagaimana sistem reproduksi dari Alga hijau?
g. Apa saja contoh dari Alga hijau?
h. Apa manfaat dari Alga hijau?
c. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengenalkan dan menjadi sumber informasi bagi
sang pembaca tentang alga hijau yang hidup di perairan
laut.
2. Untuk mengetahui lebih dekat tentang alga hijau dan
manfaatnya bagi kehidupan.
d. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini yaitu untuk dapat
menjadi sebuah pengenal dan sumber informasi tentang alga
hijau bagi sang pembaca.
7
II. Pembahasan
a. Pengertian Alga Hijau
Alga hijau juga disebut sebagai Chlorophyta. Hal itu
berkaitan dengan warnanya yang hijau. Warna hijau di alga
hijau dikarenakan oleh pigmen klorofil yang terkandung di
dalamnya. Selain itu, alga hijau juga memiliki pigmen karoten
yang memberi warna kuning. Sehingga, ada jenis alga yang
memiliki warna kekuningan. Pigmen-pigmen ini yang
menjadi salah satu dasar pengklasifikasian alga hijau ke
dalam filum Chlorophyta. Alga hijau diklasifikasikan ke
dalam kingdom Protista. Alga hijau termasuk dalam kingdom
Protista, karena dia terdiri dari sel eukariotik yang masih
sederhana. Alasan itu sama saat pengklasifikasian jamur dari
filum Mycomycota. Jamur Oomycota memiliki tubuh terdiri
dari filamen dan sel memiliki dinding sel yang terdiri dari zat
selulosa mirip dengan jamur dari kingdom Fungi. Tetapi,
jamur ini diklasifikasikan ke dalam kingdom Protista. Hal itu
dikarenakan, jamur dari filum Oomycota memiliki sel
eukariotik yang masih sederhana, seperti halnya Alga hijau.
Alga hijau dikelompokkan ke dalam makhluk hidup
fotoautotrof. “Foto” memiliki arti “cahaya” dan “autotrof”
memiliki arti “mampu menciptakan makanan sendiri”. Jadi,
alga mampu menciptakan makanannya sendiri dengan
bantuan cahaya matahari melalui proses fotosintesis, seperti
halnya tumbuhan. Hal itu, memungkinkan alga menjadi
8
2. Anisogami
Anisogami adalah peleburan sel gamet yang dapat
dibedakan kelaminnya, mana yang jantan dan mana
yang betina. Kedua sel gamet memiliki bentuk yang
sama, tetapi memiliki ukuran yang berbeda. Sel gamet
jantan pada umumnya memiliki ukuran yang lebih
kecil dibanding sel gamet betina.
3. Oogami
Oogami adalah peleburan sel gamet yang sangat
berbeda. Kedua sel gamet memiliki memiliki ukuran
dan bentuk yang sama. Pada umumnya sel gamet
jantan adalah yang berukuran lebih kecil dari sel
gamet betina dan memiliki flagel. Sedangkan, sel
gamet betina berukuran lebih besar daripada sel gamet
jantan dan tidak memiliki flagel. Alga hijau
mengalami pergiliran keturunan yang biasa disebut
dengan metagenesis. Pergiliran keturunan ini adalah
perubahan dari fase sporofit ke fase gametofit, atau
sebaliknya. Pertama alga hijau menjadi fase sporofit.
Fase sporofit adalah dimana alga hijau mengahasilkan
spora haploid. Pada saat alga hijau menjadi fase
sporofit yang memiliki kromosom sel diploid, alga
hijau akan menghasilkan empat spora yang memiliki
kromosom haploid hasil dari proses pembelahan sel
secara meiosis dari sel induk. Kedua spora itu akan
18
III. Penutup
a. Kesimpulan
Alga hijau diklasifikasikan ke dalam filum
Chlorophyta dan kingdom protista.
Alga hijau memiliki ciri-ciri sel eukariotik, klorofil a dan
b, pigmen karoten, multiseluler, tubuh berupa talus, gamet
biflagel, alga hijau dewasa tidak dapat bergerak aktif, dan
habitat di perairan laut dangkal. Alga hijau dapat
melakukan reproduksi dengan cara seksual dengan cara
peleburan sel gamet dan aseksual dengan cara
fragmentasi, zoospora, dan aplanospora. Alga hijau
memiliki banyak manfaat bagi ekosistem dan manusia.
Alga hijau dapat dimanfaatkan sebagai makanan.
b. Saran
Sebagai mahasiswa khususnya mahasiswa
manajemen sumberdaya perairan ditekankan untuk lebih
mengenal lebih dekat tentang alga hijau, mampu
mengenalinya, dan memanfaatkannya agar bermanfaat
bagi diri kita dan orang lain.
21
Daftar Pustaka
Gembong, T. 1994. Taksonomi Tumbuhan. Bhatara. Jakarta.
Latifah, Roimil. 2001. Botani tumbuhan rendah. Malang. Umm.
Priadi, Arif. 2009. Biology 1. Yudhistira. Bandung.
Alvin.2008. Chlorophyta.
<http://alvin53.blogspot.com/2008/11/Chlorophyta.html>.
[Diakses pada tanggal 30 September 2014].
Zaif. 2009. Ganggang-
alga.<http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/30/ Ganggang
alga.html>. [Diakses pada tanggal 30 September 2014].
Ivan,2009. Ulva sp. <http://biologi.ugm.ac.id/ulva.html>.
[Diakses pada tanggal 30
September 2014].