Anda di halaman 1dari 21

1

MAKALAH TUMBUHAN AIR

Alga Hijau (Clorophyta)

Disusun Oleh:

Kelompok 3

 Zul Rizky Laksmana (1706035026)


 Baso Dimas Faizal (1706035052)
 Sahrul Ramadhana (1806035003)
 Indiani Rahmawati (1806035008)
 Devani Febrianti (1806035016)
 Nur Risma A. (1806035028)
 Rian Pangestu (1806035047)
 Mega Puspita Sari (1808035058)
 Noor Asmy (1806035063)

MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2

2019
Kata Pengantar

Puji syukur patut kita hanturkan kehadirat Allah SWT.


Sebagai penguasa yang Akbar bagi seluruh alam semesta karena
atas rahmat dan berkat-Nyalah sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah Tumbuhan Air ini dengan waktu yang
telah ditentukan.

Makalah ini dibuat semaksimal mungkin dan dengan


berusaha menghindarkan dari kesalahan dan kekurangan. Karena
kami manyadari, bahwasanya manusia tidak akan pernah luput
dari kesalahan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat
membangun kami harapan demi perbaikkan penulisan makalah
selanjutnya.

Dengan adanya pembuatan Makalah ini tim kami tak lupa


mengucapkan terima kasih kepada ibu Lily Inderia Sari S.Pi.,
M.Si selaku dosen Tumbuhan Air. Dan terima kasih juga kepada
kedua orang tua kami ayahanda, ibunda, yang selalu memberi
dukungan moral, materi, dan doa. Sehingga pada akhirnya kami
dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Samarinda, 10 Oktober2019
3

Penulis
Daftar Isi
Cover
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
I. Pendahuluan 4
a. Latar Belakang 4
b. Rumusan Masalah 6
c. Tujuan 6
d. Manfaat 6
II. Pembahasan 7
a. Pengertian Alga Hijau 7
b. Ciri-ciri Alga Hijau 8
c. Habitat Alga Hijau 12
d. Klasifikasi Alga Hijau 13
e. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Alga
Hijau 13
f. Sistem Reproduksi Alga Hijau 14
g. Manfaat Alga Hijau 18
III. Penutup 20
a. Kesimpulan 20
b. Saran 20

Daftar Pustaka
4

I. Pendahuluan

a. Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai Negara yang subur dan kaya
akan sumber daya alam. Sebagai Negara dengan luas wilayah
lebih dari 70 %. Salah satu kekayaan alam yang bisa kita
manfaatkan adalah sumber daya alam hayati. Selain ikan,
alternative hasil laut yang bisa diolah adalah alga meskipun tidak
semua alga bisa digunakan. Alga dalam istilah Indonesia sering
disebut sebagai ganggang merupakan tumbuhan talus karena
belum memiliki akar, batang dan daun sejati. Algae (ganggang)
dapat dibedakan menjadi tujuh kelompok yaitu : Cyanophyta,
Chlorophyta, Euglenophyta, Pyrrophyta, Crysophyta,
Phaeophyta, dan Rhodophyta. Ditinjau secara biologi, alga
merupakan kelompok tumbuhan yang berklorofil yang terdiri dari
satu atau banyak sel dan berbentuk koloni. Di dilam alga
terkandung bahan-bahan organik seperti polisakarida, hormon,
vitamin, mineral, dan juga senyawa bioaktif. Sejauh ini
pemanfaatan alga sebagai komoditi perdagangan atau bahan baku
industri masih relatif kecil jika dibandingkan dengan
keanekaragaman jenis alga yang ada di Indonesia. Padahal
komponen kimiawi yang terdapat dalam alga sangat bermanfaat
bagi bahan baku industri makanan, kosmetik, farmasi dan lain-
lain. Ganggang hijau / Chlorohyta adalah salah satu klas dari
ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Ganggang
5

hijau ada yang bersel tunggal dan ada pula yang bersel banyak
berupa benang, lembaran atau membentuk koloni spesies
ganggang hijau yang bersel tunggal ada yang dapat berpindah
tempat, tetapi ada pula yang menetap.
Alga hijau merupakan alga yang hidup di laut. Alga hijau
memegang perenan penting dalam ekosistem perairan laut. Alga
hijau menjadi salah satu produsen utama dalam ekosistem laut.
Karena, dia mampu berfotosistensis untuk menghasilkan
makanan bagi dirinya sendiri dan bagi makhluk hidup lain.
Dalam sebuah piramida ekosistem, alga hijau menempati posisi
dasar. Alga hijau menjadi salah satu dasar terjadinya sebuah
ekosistem di dalam laut dan penopang kehidupan di dalamnya.
Alga hijau dapat ditemukan hampir diseleruh perairan laut
dangkal daerah tropis dan subtropis. Alga hijau memiliki
penyebaran yang luas. Alga hijau juga menyediakan rumah atau
tempat tinggal untuk berlindung bagi biota laut kecil. Alga hijau
merupakan makhluk hidup yang telah lama tinggal di bumi
sebelum manusia ada. Alga hijau telah menopang kehidupan
sebelum adanya manusia. Alga juga mempunyai banyak macam
spesies. Alga hijau juga bermanfaat bagi ekosistem, bioma, dan
manusia. Alga hijau mengandung banyak nutrisi dan mineral
yang bermanfaat bagi kehidupan (Gembong, 1994).
6

b. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
a. Apa pengertian dari alga hijau?
b. Bagaimana ciri-ciri dari alga hijau?
c. Dimana habitat dari alga hijau?
d. Sebutkan klasifikasi dari alga hijau?
e. Apa saya yang mempengaruhi pertumbuhan Alga Hijau?
f. Bagaimana sistem reproduksi dari Alga hijau?
g. Apa saja contoh dari Alga hijau?
h. Apa manfaat dari Alga hijau?
c. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengenalkan dan menjadi sumber informasi bagi
sang pembaca tentang alga hijau yang hidup di perairan
laut.
2. Untuk mengetahui lebih dekat tentang alga hijau dan
manfaatnya bagi kehidupan.
d. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini yaitu untuk dapat
menjadi sebuah pengenal dan sumber informasi tentang alga
hijau bagi sang pembaca.
7

II. Pembahasan
a. Pengertian Alga Hijau
Alga hijau juga disebut sebagai Chlorophyta. Hal itu
berkaitan dengan warnanya yang hijau. Warna hijau di alga
hijau dikarenakan oleh pigmen klorofil yang terkandung di
dalamnya. Selain itu, alga hijau juga memiliki pigmen karoten
yang memberi warna kuning. Sehingga, ada jenis alga yang
memiliki warna kekuningan. Pigmen-pigmen ini yang
menjadi salah satu dasar pengklasifikasian alga hijau ke
dalam filum Chlorophyta. Alga hijau diklasifikasikan ke
dalam kingdom Protista. Alga hijau termasuk dalam kingdom
Protista, karena dia terdiri dari sel eukariotik yang masih
sederhana. Alasan itu sama saat pengklasifikasian jamur dari
filum Mycomycota. Jamur Oomycota memiliki tubuh terdiri
dari filamen dan sel memiliki dinding sel yang terdiri dari zat
selulosa mirip dengan jamur dari kingdom Fungi. Tetapi,
jamur ini diklasifikasikan ke dalam kingdom Protista. Hal itu
dikarenakan, jamur dari filum Oomycota memiliki sel
eukariotik yang masih sederhana, seperti halnya Alga hijau.
Alga hijau dikelompokkan ke dalam makhluk hidup
fotoautotrof. “Foto” memiliki arti “cahaya” dan “autotrof”
memiliki arti “mampu menciptakan makanan sendiri”. Jadi,
alga mampu menciptakan makanannya sendiri dengan
bantuan cahaya matahari melalui proses fotosintesis, seperti
halnya tumbuhan. Hal itu, memungkinkan alga menjadi
8

produsen primer bagi ekosistem laut dan menjadi makanan


bagi individu lainnya (Zaif, 2009).
b. Ciri-ciri Alga Hijau
Alga hijau memiliki beberapa ciri-ciri yang membedakan
dengan individu lain, yaitu ( Alvin, 2008) :
1. Memiliki sel eukariotik
Sel eukariotik berbeda dengan sel prokariotik.
Perbedaan ini yang memisahkan kingdom protista dengan
kingdom arkebakteri dan eubakteri. Sel eukariotik
memiliki nukleus dan membran nukleus. Sehingga sel
lebih tersusun rapi dari pada sel prokariotik. Sedangkan,
sel prokariotik tidak memiliki keduanya. Sel prokariotik
hanya memiliki nukleoid.
2. Memiliki Kloroplas
Kloroplas pada alga memiliki banyak variasi
bentuk yang berbeda-beda. Di dalam kloroplas terdapat
klorofil.
3. Memiliki pigmen klorofil a dan b
Pigmen klorofil ini akan yang akan menjadi salah
satu pembeda dalam pengklasifikasian alga hijau dengan
alga lain. Klorofil akan memberi warna hijau pada alga
ini. Klorofil juga akan berperan dalam proses fotosintesis.
Alga hijau mampu membuat makanannya sendiri dan
mampu menjadi sumber makanan bagi individu lain.
Sehingga alga hijau dikelompokkan sebagai makhluk
9

hidup foto autotrof yang berarti mampu membuat


makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari dan
menjadi produsen primer yang berarti menjadi produsen
utama dalam ekosistem yang mampu menjadi sumber
makanan bagi individu lain. Alga hijau akan menyerap
karbon dioksida yang terlarut dalam air dan air
menggunakan selnya dengan proses osmosis melalui
membran semi-permeable. Setelah itu, proses fotosintesis
akan dimulai di dalam kloroplas dengan menggunakan
klorofil dan bantuan cahaya matahari. Enam molekul
karbon dioksida dan enam molekul air akan dirubah
difotosintesis oleh klorofil dengan bantuan cahaya
matahari. Hasil dari proses fotosintesis ini akan
menghasilkan satu molekul glukosa dan enam molekul
oksigen. Cadangan makanan akan disimpan di dalam
kloroplas dalam bentuk pirenoid. Pirenoid adalah butir-
butir protein pembentuk pati.
4. Memiliki pigmen karotenoid
Pigmen karotenoid ini juga akan menjadi salah
satu pembeda dalam pengklasifikasian alga hijau dengan
alga lain. Pigmen karotenoid akan memberi warna kuning
seperti wortel, karena wortel juga memiliki pigmen
karotenoid seperti pada alga. Sehingga, nantinya ada alga
hijau yang memiliki warna hijau kekuningan.
10

5. Tubuh berupa talus


Alga hijau tidak memiliki bagian tubuh daun,
batang, dan akar seperti tumbuhan tingkat atas pada
umumnya. Oleh karena itu, alga hijau juga disebut sebagai
talofita. Bagian tubuh dari alga hijau terdiri dari blade,
stipe, dan holdfast. Blade merupakan bagian tubuh dari
alga hijau yang menyerupai daun. Blade memiliki fungsi
sebagai tempat penyerapan zat hara, karbon dioksida, dan
air yang berguna bagi proses fotosintesis untuk
menghasilkan glukosa, fotosintesis tersebut juga terjadi
pada blade ini. Blade ini berbeda dengan daun pada
tumbuhan. Daun memiliki sisi atas dan sisi bawah, sisi
atas adalah untuk berfotosintesis dan sisi bawah adalah
tempat stomata yang berfungsi sebagai tempat pertukaran
gas. Sedangkan, blade pada alga hijau memiliki kedua sisi
yang sama, dan keduanya mampu berfotosintesis dan
menukar gas. Stipe merupakan bagian tubuh dari alga
hijau yang menyerupai batang. Stipe berfungsi sebagai
tempat percabangan bagi blade dan penghubung antara
blade dan holdfast. Dan yang terakhir adalah holdfast,
holdfast adalah bagian tubuh dari alga hijau yang
menyerupai akar. Ini berbeda dengan akar pada tumbuhan
tingkat atas. Holdfast hanya berfungsi sebagai alat perekat
pada substrat saja, tidak untuk menyerap air seperti akar
pada tumbuhan tingkat atas.
11

6. Tersusun atas banyak sel


Alga hijau tersusun dari banyak sel atau juga
disebut dengan multiseluler. Alga hijau bersifat
makroskopik, berarti alga hijau mampu dilihat
menggunakan mata telanjang. Oleh karena itu, alga hijau
juga dijuluki sebagai makroalga. Sebenarnya, alga hijau
memiliki banyak spesies yang terdiri dari satu sel atau
yang disebut dengan mikroalga. Tapi, itu tidak termasuk
dalam pokok bahasan ini.
7. Memiliki dinding sel
Alga hijau memiliki dinding sel yang terdiri dari
zat selulosa dan juga zat kapur, silika, protein, atau
campuran dari tiga zat tersebut. Tiga zat tersebut akan
membuat struktur yang kaku pada alga hijau.
8. Habitat di perairan air laut
Alga hijau dapat ditemukan di perairan air laut
dangkal terutama di wilayah pesisir melekat pada substrat
koral, pasir, dan pecahan karang dengan sebaran yang
luas. Alga hijau hidup pada daerah intertidal (pasang
surut) terendah hingga daerah subtidal. Alga hijau
beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan yang
memiliki salinitas air yang tinggi. Alga hijau toleran
terhadap salinitas air yang tinggi itu.
12

9. Alga hijau dewasa tidak dapat bergerak aktif


Alga hijau dewasa tidak memiliki alat gerak yang
memungkin untuk berpindah tempat atau bergerak. Alga
hijau hanya melekat pada substrat dengan bantuan
holdfast. Holdfast adalah bagian talus dari alga hijau yang
menyerupai akar, tapi ini bukan akar. Holdfast hanya bisa
membantu alga hijau untuk melekat pada substrat.
Sehingga, alga hijau tidak akan terbawa arus pantai
kemana-mana. Alga hijau memiliki alat gerak pada fase
hidupnya yang dimana dia menjadi gamet atau zoospora
pada spesies tertentu.
10. Memiliki gamet biflagel
Gamet dari alga hijau pada umumnya biflagel.
Biflagel berarti memiliki dua flagel.
c. Habitat Alga Hijau
Alga Hijau (Chlorophyta) merupakan golongan terbesar
diantara ganggang dan sebagian besar hidup di air tawar,
beberapa diantaranya hidup di air laut dan air payau. Pada
umumnya melekat pada batuan dan seringkali muncul apabila
air menjadi surut. Jenis yang hidup diair tawar, bersifat
kosmopolit, terutama hidup di tempat yang cahayanya cukup
seperti kolam, danau, genangan air. Alga hijau ditemukan
pula pada lingkungan semi akuatik yaitu pada batu-batuan,
tanah lembab dan kulit batang pohon yang lembab. Beberapa
anggotanya hidup di air mengapung atau melayang, sebagian
13

hidup sebagai plankton. Beberapa jenis ada yang hidup


melekat pada tumbuhan atau hewan.

d. Klasifikasi Alga Hijau

Kingdom           : Plantae

Divisio              : Chlorophyta

Class                : Chlorophyceae

Ordo                 : Halimedales

Genus               : Caulerpa

Species             : Caulepra racesmosa

e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Alga Hijau


Pertumbuhan alga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal
seperti factor lingkungan. Faktor lingkungan yang
mempengaruhi laju pertumbuhan algadiantaranya adalah
suhu, cahaya, pH, dan konsentrasi elemen-elemen
esensialatau nutrien yang dipakai untuk fotosintesis.
1. Suhu
Suhu juga sangat berperan mengendalikan kondisi
ekosistem perairan.Organismeakuatik memilki kisaran
suhu tertentu (batas atas dan batas bawah) yang
disukaibagi pertumbuhannya. misalnya alga dari filum
14

Chlorophyta akan tumbuh denganbaik pada kisaran suhu


200ºC-300ºC (Goldman danHorne, 1983).
2. Cahaya
Di perairan cahaya memiliki dua fungsi utama
yaitumemanasi airsehingga terjadi perubahan suhu dan
berat jenis (densitas) danselanjutnya menyebabkan
terjadinya pencampuran massa dan kimia air,
danmerupakan sumber energi bagi proses fotosintesis alga
dan tumbuhan air
3. pH
4. Nutrien
Suplai nutrien berasal dari hasil dekomposisi
bahan organik dan regenerasi darinutrien, dan oleh
pengadukan vertikal air yang memungkinkan sediaan
nutrienyang tersimpan di lapisan air di bawah dapat
dimanfaatkan di lapisan airpermukaan.Asimilasi nutrien
untuk pertumbuhan tumbuhan akan
mengurangikonsentrasinya di perairan, yang kelak pada
saat nutrien sangat rendah maka lajuproduksi menjadi
terbatas
f. Sistem Reproduksi Alga Hijau
Alga hijau mampu melakukan reproduksi aseksual dan
seksual. Alga hijau lebih dominan melakukan reproduksi
aseksual fragmentasi. Karena, hal ini lebih efektif dan efisien.
Jadi, alga hijau memungkin bereproduksi dengan cepat.
15

Reproduksi seksual atau aseksual untuk menghasilkan spora


dilakukan alga hijau apabila kondisi lingkungan tidak sesuai
dan tidak mendukung. Alga akan menghasilkan spor. Spora
ini akan terbawa arus laut kemana saja sampai menemukan
tempat yang sesuai untuk melangsungkan hidup kembali.
Setelah spora alga hijau menemukan tempat yang sesuai,
spora alga hijau akan melekat dan tumbuh disitu. Reproduksi
aseksual alga hijau dilakukan dengan cara, yaitu:
1. Fragmentasi
Fragmentasi pada alga hijau dilakukan dengan
cara pemutusan bagian tubuh atau bagian talus pada alga
hijau. Bagian talus yang terpisah tadi akan melekat pada
substrat baru dan membentuk suatu individu baru. Bagian
talus yang telah menjadi individu baru disebut
hormogonium.
2. Zoospora
Alga hijau mampu membentuk zoospora pada saat
kondisi lingkungan tidak mendukung. Zoospora adalah
spora berflagel dan hasil meiosis dari sel induk. Jadi,
zoospora memiliki ciri-ciri sel yang tidak indentik dengan
sel induk. Zoospora memiliki kromosom sel haploid atau
setengah dari kromosom sel induk. Zoospora akan akan
melepaskan diri dari sel induknya dan pergi untuk
menemukan tempat yang cocok untuk dirinya. Setelah
zoospora menemukan tempat yang cocok untuk dirinya,
16

dia akan melekatkan dirinya pada suatu substrat dan mulai


menjadi individu baru.
3. Aplanospora
Aplanospora tidak berbeda jauh dengan zoospora.
Perbedaan diantara zoospora dan aplanospora hanya pada
alat geraknya. Aplanospora tidak mempunyai flagel
seperti zoospora atau alat gerak lain yang memungkinkan
aplanospora untuk berpindah tempat dari tempat asalnya
ke tempat lain. Aplanospora tidak bisa bergerak aktif dan
juga tidak dapat berpindah tempat secara aktif seperti
zoospora. Aplanospora hanya berpindah tempat secara
pasif, apabila ada arus yang membawanya ke suatu
tempat.
Sedangkan reproduksi seksual alga hijau
dilakukan dengan cara peleburan sel gamet. Reproduksi
ini memiliki proses yang lebih panjang daripada
reproduksi aseksual. Reproduksi ini dilakukan oleh alga
hijau hanya pada saat lingkungan tidak mendukung dan
menguntungkan alga. Ada beberapa tipe reproduksi
seksual dari alga hijau ini, yaitu:
1. Isogami
Isogami adalah peleburan sel gamet yang yang
indentik, memiliki ukuran, dan bentuk yang sama.
Sehingga tidak dapat dibedakan mana yang sel gamet
betina dan mana yang sel gamet jantan.
17

2. Anisogami
Anisogami adalah peleburan sel gamet yang dapat
dibedakan kelaminnya, mana yang jantan dan mana
yang betina. Kedua sel gamet memiliki bentuk yang
sama, tetapi memiliki ukuran yang berbeda. Sel gamet
jantan pada umumnya memiliki ukuran yang lebih
kecil dibanding sel gamet betina.
3. Oogami
Oogami adalah peleburan sel gamet yang sangat
berbeda. Kedua sel gamet memiliki memiliki ukuran
dan bentuk yang sama. Pada umumnya sel gamet
jantan adalah yang berukuran lebih kecil dari sel
gamet betina dan memiliki flagel. Sedangkan, sel
gamet betina berukuran lebih besar daripada sel gamet
jantan dan tidak memiliki flagel. Alga hijau
mengalami pergiliran keturunan yang biasa disebut
dengan metagenesis. Pergiliran keturunan ini adalah
perubahan dari fase sporofit ke fase gametofit, atau
sebaliknya. Pertama alga hijau menjadi fase sporofit.
Fase sporofit adalah dimana alga hijau mengahasilkan
spora haploid. Pada saat alga hijau menjadi fase
sporofit yang memiliki kromosom sel diploid, alga
hijau akan menghasilkan empat spora yang memiliki
kromosom haploid hasil dari proses pembelahan sel
secara meiosis dari sel induk. Kedua spora itu akan
18

membelah lagi menjadi delapan secara mitosis. Spora


haploid ini akan menjadi individu dengan fase
gametofit. Fase gametofit adalah fase dimana sel alga
menghasilkan sel gamet haploid. Pada fase gametofit,
setiap sel alga hijau akan menghasilkan dua sel gamet
haploid hasil dari pembelahan sel secara mitosis dari
sel induk. Sel gamet jantan dan betina yang terjadi
fertilisasi akan membentuk diploid zygot. Diploid
zygot ini akan membelah secara mitosis menjadi dua
diploid zygot. Setiap diploid zygot akan tubuh
menjadi fase sporofit alga hijau kembali (Priadi,
2009).
g. Manfaat Alga Hijau
Alga hijau memiliki banyak manfaat bagi kehidupan.
Alga hijau adalah produsen primer yang menopang kebutuhan
nutrien konsumen dalam ekosistem perairan laut. Itu berarti
alga mempunyai peranan utama dalam suatu ekosistem
perairan laut. Alga hijau menempati posisi dasar dalam suatu
piramida ekosistem perairan laut yang menopang terjadinya
suatu kehidupan dalam suatu ekosistem.
Alga hijau juga memiliki manfaat bagi manusia. Alga
hijau memiliki kandungan karbohidrat, protein, lemak, dan
serat kasar. Alga hijau juga mengandung mineral, seperti
kalium, kalsium, fosfat, natrium, besi, dan iodium. Alga hijau
juga mengandung vitamin A, B1, B2, B6, B12, dan vitamin
19

C. sehingga, alga hijau mampu menjadi sumber makanan


yang baik bagi manusia. Alga hijau sering dimanfaatkan
sebagai bahan pokok dari pembuatan agar-agar dan pelengkap
makanan khas jepang sushi.
Alga hijau juga membantu dalam ketersediaan oksigen.
Karena, alga hijau mampu merubah karbon dioksida menjadi
oksigen untuk keberlangsungan mahkluk hidup termasuk
manusia. Alga hijau merubah karbon dioksida menjadi
oksigen melalui proses fotosintesis (Latifah, 2001).
20

III. Penutup
a. Kesimpulan
Alga hijau diklasifikasikan ke dalam filum
Chlorophyta dan kingdom protista.
Alga hijau memiliki ciri-ciri sel eukariotik, klorofil a dan
b, pigmen karoten, multiseluler, tubuh berupa talus, gamet
biflagel, alga hijau dewasa tidak dapat bergerak aktif, dan
habitat di perairan laut dangkal. Alga hijau dapat
melakukan reproduksi dengan cara seksual dengan cara
peleburan sel gamet dan aseksual dengan cara
fragmentasi, zoospora, dan aplanospora. Alga hijau
memiliki banyak manfaat bagi ekosistem dan manusia.
Alga hijau dapat dimanfaatkan sebagai makanan.
b. Saran
Sebagai mahasiswa khususnya mahasiswa
manajemen sumberdaya perairan ditekankan untuk lebih
mengenal lebih dekat tentang alga hijau, mampu
mengenalinya, dan memanfaatkannya agar bermanfaat
bagi diri kita dan orang lain.
21

Daftar Pustaka
Gembong, T. 1994. Taksonomi Tumbuhan. Bhatara. Jakarta.
Latifah, Roimil. 2001. Botani tumbuhan rendah. Malang. Umm.
Priadi, Arif. 2009. Biology 1. Yudhistira. Bandung.
Alvin.2008. Chlorophyta.
<http://alvin53.blogspot.com/2008/11/Chlorophyta.html>.
[Diakses pada tanggal 30 September 2014].
Zaif. 2009. Ganggang-
alga.<http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/30/ Ganggang
alga.html>. [Diakses pada tanggal 30 September 2014].
Ivan,2009. Ulva sp. <http://biologi.ugm.ac.id/ulva.html>.
[Diakses pada tanggal 30
September 2014].

Anda mungkin juga menyukai