Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN MIKROORGANISME

ALGAE (GANGGANG)

OLEH KELOMPOK 4 :

NAMA : 1. JURIANI 201902032

2. KARINA DELLA ARDHANITA 201902033

3. KARTIKA CAHYANI PUTRI 201902034

4. KHAERUNNISA 201902035

5. KHUMAERAH 201902036

6. LAODE ABDULLAH 201902037

7. MAGFIRAH NUR RAHMADANI 201902038

8. M. FAHREIZHA DWIKI ANUGRAH 201902039

9. MIRNAWATI 201902040

10. MISRA 201902041

KELAS : FARMASI 1 A

STIKES PELAMONIA KESDAM VIX/HASANUDDIN


PROGRAM STUDI D-III FARMASI

2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan
limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nyalah Penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.

Penyusunan makalah demokrasi sebagai pandangan hidup ini dibuat


Penulis dalam rangka memenuhi tugas Mikrobiologi dan Parasitologi.

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.


Namun, Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi Penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Makassar, 20 Maret 2020

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

Hal
Halaman Judul..................................................................................................... 1
Kata Pengantar.................................................................................................... 2
Daftar Isi.............................................................................................................. 3
BAB I Pendahuluan....................................................................................... 4
A. Latar Belakang............................................................................ 4
B. Rumusan Masalah....................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan......................................................................... 5

BAB II Pembahasan........................................................................................ 6
1. Definisi Algae (Ganggang).......................................................... 6
2. Ciri-Ciri Algae............................................................................. 7
3. Habitat Algae............................................................................... 7
4. Reproduksi Algae........................................................................ 8
5. Morfologi Algae.......................................................................... 9
6. Fisiologi Algae............................................................................ 10
7. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Algae.................................. 10
8. Klasifikasi Algae......................................................................... 12
9. Kelompok Algae.......................................................................... 14
BAB III Penutup.............................................................................................. 16
A. Kesimpulan.................................................................................. 16
B. Saran............................................................................................ 16
Daftar Pustaka..................................................................................................... 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai Negara yang subur dan kaya akan sumber daya
alam. Sebagai Negara dengan luas wilayah lebih dari 70%, salah satu
kekayaan alam yang bisa kita manfaatkan adalah sumber daya alam hayati.
Selain ikan, alternative hasil laut yang bisa diolah adalah alga meskipun tidak
semua alga bisa digunakan.
Istilah ganggang pernah dipakai bagi alga, namun sekarang tidak
dianjurkan karena dapat menyebabkan kekacauan arti dengan sejumlah
tumbuhan yang hidup di air lainnya, seperti Hydrilla. Dalam taksonomi yang
banyak didukung para pakar biologi, alga tidak lagi dimasukkan dalam satu
kelompok divisi atau kelas tersendiri, namun dipisah-pisahkan sesuai dengan
fakta-fakta yang bermunculan saat ini. Dengan demikian alga bukanlah satu
kelompok takson tersendiri.
Alga (jamak Algae) adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak
memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat
dianggap tidak memiliki “organ” seperti yang dimiliki tumbuhan (akar,
batang, daun, dan sebagainya). Karena itu, alga pernah digolongkan pula
sebagai tumbuhan bertalus. Algae (ganggang) dapat dibedakan menjadi tujuh
kelompok yaitu : cyanophyta, cholrophyta, euglenophyta, pyrrophyta,
crysophyta, phaeophyta, rhodophyta. Berdasarkan pigmen dominannya
ketujuh kelompok tersebut meliputi: Chrysophyta, Phaeophyta, dan
Rhodophyta.

B. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
1. Perkembangan dan pertumbuhan mikroorganisme Algae (Ganggang) !

4
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui
tentang perkembangan dan pertumbuhan mikroorganisme Algae (Ganggang).

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Algae (Ganggang)


Alga adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki organ
dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap tidak
memiliki organ seperti yang dimiliki tumbuhan seperti akar, batang, daun, dan
sebagainya. Karena itu alga pernah digolongkan pula sebagai tumbuhan
bertalus (Campbell, 2003). Sangat banyak jenis alga di alam ini, salah satunya
adalah jenis fitoplankton.
Fitoplankton dapat berbentuk satu sel, koloni, atau bentuk filamen.
Fitoplankton merupakan organisme autotrof yang dapat menghasilkan
makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Fotosintesis yaitu proses
perubahan senyawa anorganik menjadi senyawa organik dengan bantuan sinar
matahari, atau sejumlah karbon yang difiksasi oleh organisme autotrof melalui
sintesis zat-zat organik dari senyawa anorganik seperti CO2 dah H2O. Sintesa
ini menggunakan energi dari radiasi cahaya matahari atau sebagian kecil
melalui reaksi kimia (Naimah, 1999).
Tubuh alga disebut thallus dan bersifat haploid. Thallus dapat tersusun
atas satu sel ataupun banyak sel dalam pengaturan yang bervariasi. Ada empat
tipe alga berdasarkan struktur tubuhnya, yaitu alga uniseluler, alga koloni,
alga berfilamen dan alga multiseluler. Struktur alga uniseluler mengandung
satu sel. Sebagian besar merupakan organisme akuatik dalam bentuk
fitoplankton, yaitu suatu populasi organisme fotosintetik yang menjadi dasar
rantai makanan. Alga kolonial memiliki struktur yang mengandung
sekelompok sel yang berkoordinasi dan terspesialisasi. Sel-sel ini
memungkinkan alga bergerak, makan dan bereproduksi secara efisien. Alga
berfilamen memiliki thallus berbentuk batang ramping yang tersusun atas
berderet-deret sel yang ujungnya terkait satu sama lain. Beberapa diantaranya
memiliki struktur terspesialisasi yang disebut struktur pemegang (holdfast)

6
yang bercabang dan tertanam pada batuan. Alga multiseluler memiliki thallus
serupa daun yang besar dan kompleks dengan bentuk seperti pisau atau silet.
Terdapat pula struktur berupa batang. Thallus tidak memiliki xilem dan floem.
Serta menyerap nutrisi dari air disekelilingnya. Batang alga tidak memiliki
lignin (tidak berkayu) sehingga tidak berfungsi seperti batang pada tanaman.
Alga mengapung diair dengan adanya struktur daun menyerupai silet atau
pisau yang berisi rongga udara disebut pneumatocyst. (J. Pelczar, 2010)

2. Ciri-ciri Algae

 Berseleukariotik (sudah mempunyai membrane sel yang sesungguhnya)


 Uniseluler (bersel satu) dan multiseluler (bersel banyak)
 Berhabitat di lingkungan air (air laut dan air tawar)
 Autotrof (dapat menghasilkan makanan sendiri, karena memiliki klorofil)
 Bereproduksi secara vegetative (aseksual) dan generative (seksual)

3. Habitat Algae
Algae dapat hidup di permukaan atau dalam perairan (aquatik) maupun
daratan (terestrial) yang terkena sinar matahari, namun kebanyakan hidup di
perairan. Algae laut mempunyai peranan yang sangat penting di dalam siklus
unsur-unsur di bumi, mengingat jumlah massanya yang sangat banyak yang
kemungkinan lebih besar dari jumlah tumbuhan di daratan.
Beberapa algae laut bersel satu bersimbiosis dengan hewan invertebrata
tertentu yang hidup di laut, misalnya spon, koral, cacing laut. Algae terestrial
dapat hidup di permukaan tanah, batang kayu, dan lain-lain. Algae darat dapat
bersimbiosis dengan jamur dan membentuk lumut kerak (Lichenes). Pada
lichenes algae bertindak sebagai fikobion, sedangkan jamur sebagai mikobion.
Algae yang dapat membentuk Lichenes adalah anggota dari Chlorophyta,
Xanthophyta, dan algae hijau biru (Cyanobacteria) yang termasuk bakteri.
Fikobion memanfaatkan sinar matahari untuk fotosintesa, sehingga dihasilkan
bahan organik yang dapat dimanfaatkan oleh mikobion.

7
Mikobion memberikan perlindungan dan berfungsi untuk menyerap
mineral bagi fikobion. Pada beberapa kasus mikobion dapat menghasilkan
faktor tumbuh yang dapat dimanfaatkan oleh fikobion. Lichenes sangat lambat
pertumbuhannya, tetapi dapat hidup pada tempat ekstrem yang tidak bias
digunakan untuk tempat tumbuh jasad hidup lain. Sebagai contoh Lichenes
dapat tumbuh pada batuan dengan keadaan yang sangat kering, panas dan
miskin unsur hara atau bahan organik. Lichenes menghasilkan asam-asam
organik yang dapat melarutkan mineral batuan. Kandungan beberapa pigmen
fotosintetik pada algae memberikan warna yang spesifik.

4. Reproduksi Algae
Alga bereproduksi secara aseksual maupun seksual :

a. Aseksual (Vegetatif)

Reproduksi aseksual alga multiseluler adalah dengan jalan fregmentasi

thallus atau filamen yang menghasilkan thallus atau filamen baru.

Reproduksi aseksual alga uniseluler berlangsung dengan cara mitosis

(pembelahan inti), selanjutnya kedua inti pindah sebagian yang

berlawanan pada sel dan sel membelah menjadi dua sel (sitokinesis).

Banyak spora aseksual alga aquatik berflagela dan motil, dinamakan

zoospora. Spora nonmotil atau aplanospora dibentuk oleh alga yang hidup

didarat.

b. Seksual (Generatif)

Pada reproduksi seksual terdapat konjugasi gamet sel jantan dan betina

sehingga dihasilkan zigot. Jika gamet secara morfologi serupa, proses

konjugasi tersebut dinamakan isogami, jika gamet berbeda ukuran maka

proses konjugasi tersebut dinamakan heterogami. Ovum (sel telur betina)

8
berukuran besar dan nonmotil, sedangkan gamet jantan (sel sperma)

berukuran kecil dan motil dengan aktif. Proses seksual ini disebut oogami

Isogami, perkembangbiakan secara kawin antara sel jantan dengan sel

betina yang berukuran sama.

1) Anisogami
Perkembangbiakan secara generative yang jenis kelaminnya dapat
dibedakan dari ukurannya (sel kelamin jantan lebih kecil dari pada sel
kelamin betina ).
2) Oogami
Perkembangbiakan antar organisme yang berbeda jenis kelaminnya
dan masing-masing jenis telah mempunyai gamet, yaitu gamet jantan
(spermatozoid) dan gamet betina (ovum).

5. Morfologi Algae
Genus alga kebanyakan terdapat sebagai sel tunggal yang berbentuk bola,
batang, gada dan kumparan. Alga ada yang bersel satu contohnya
Chlorococcus dan ada juga yang berkoloni seperti Volvox dan juga berupa
benang seperti Spirogyra, Oscillatoria, Vaucheria dan lain-lain. Alga yang
berupa lembaran contohnya Ulva, Padina, x Laminaria dan lain-lain. Dan alga
yang berupa rerumputan yaitu Chara, Nitella, Sargassum dan lain-lain. Alga,
sebagaimana protista eukariotik yang lain, mangandung nukleus yang dibatasi
oleh membran. Benda-benda lain yang ada di dalamnya adalah pati dan
butirbutir seperti pati, tetesan minyak dan vakuola. Setiap sel mengandung
satu atau lebih khloroplas yang dapat berbentuk pita atau seperti cakram-
cakram diskrit (satuan-satuan tersendiri) sebagaimana yang terdapat pada
tumbuhan hijau. Di dalam matriks khloroplast terdapat gelembung-gelembung
pipih bermembran yang dinamakan tilakoid. Membran tilakoid berisikan
khlorofil dan pigmenpigmen pelengkap yang merupakan suatu reaksi cahaya
pada fotosintesis (Pelczar & Chan, 2005).

9
6. Fisiologi Alga
Algae adalah mikroorganisme aerobic fotosintetik, dijumpai di mana saja
yang tersedia cukup cahaya, kelembapan, dan nutrient sederhana yang
memperpanjang hidupnya. Pertumbuhan algae berlangsung cepat di air yang
diam dengan bantuan sinar matahari. Phosphat dan Nitrat dalam air dapat
mendukung pertumbuhan Algae.Beberapa spesies algae hidup pada salju dan
es di daerah-daerah kutub dan puncak-puncak gunung. Beberapa ganggang
hidup dalam sumber air panas dan suhu setinggi 70 C. beberapa algae
0

beradaptasi pada tanah lembab, pepagan pohon, dan bahkan permukaan


batuan.
Alga (ganggang) mempunyai tiga macam pigmen fotosintetik yaitu
klorofil, karotenoid, dan fikobilin (ketiganya terdapat dalam kloroplas).
Sebagai hasil fotosintetiknya, algae menyimpan berbagai produk makanan
cadangan sebagai granul atau globul dalam sel-selnya. Ganggang hijau
menyimpan pati seperti yang terdapat pada tumbuhan. Algae lain dapat
menyimpan macam-macam karbohidrat, beberapa algae menyimpan minyak
atau lemak.

7. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Algae

1) Salinitas

Bagi golongan air laut/payau, salinitas sangat penting untuk


mempertahankan tekanan osmotik antara protoplasma dari organisme
dengan air sebagai lingkungan hidupnya. Hal ini akan berpengaruh pada
proses metabolismenya.

2) Suhu, pH dan intensitas cahaya

Hal ini merupakan faktor fisik yang mempengaruhi pertumbuhan alga.


Cahaya sangat diperlukan untuk proses fotosintesis. Beberapa alga
melakukan fotosintesis pada pH 7-8.

10
3) Aerasi
Dalam aerasi, selain terjadi proses pemasukan gasgas yang diperlukan
dalam proses fotosintesis juga akan timbul gesekan-gesekan antara
gelembung udara dan molekul-molekul air sehingga terjadi sirkulasi air.
Hal ini sangat penting untuk mempertahankan suhu tetap homogen serta
penyinaran dan nutrien tetap merata. Selain itu sirkulasi juga dapat
mencegah pengendapan plankton.

4) Parameter-parameter biologis
Hal-hal ini meliputi saat seeding dan aklimatisasi juga parasit-parasit yang
dapat mengganggu pertumbuhan alga. Selama pertumbuhannya
fitoplankton dapat mengalami beberapa fase pertumbuhan (Isnansetyo dan
Kurniastuty, 1995), yaitu :
a. Fase Lag (Fase Istirahat)
Dimulai setelah penambahan inokulum ke dalam media kultur hingga
beberapa saat sesudahnya. Pada fase ini peningkatan paling signifikan
terlihat pada ukuran sel karena secara fisiologis fitoplankton menjadi
sangat aktif. Proses sintesis protein baru juga terjadi dalam fase ini.
Metabolisme berjalan tetapi pembelahan sel belum terjadi sehingga
kepadatan sel belum meningkat karena fitoplankton masih beradaptasi
dengan lingkungan barunya.
b. Fase Logaritmik (Fase Eksponensial)
Fase ini dimulai dengan pembelahan sel dengan laju pertumbuhan
yang meningkat secara intensif. Bila kondisi kultur optimum maka laju
pertumbuhan pada fase ini dapat mencapai nilai maksimal dan pola
laju pertumbuhan dapat digambarkan dengan kurva logaritmik.
Menurut Isnansetyo dan Kurniastuty (1995), Chlorella sp. Dapat
mencapai fase ini dalam waktu 5-7 hari.

11
c. Fase Penurunan Laju Pertumbuhan

Pembelahan sel tetap terjadi pada fase ini. Namun tidak seintensif fase
sebelumnya, sehingga laju pertumbuhan juga mengalami penurunan
dibandingkan fase sebelumnya.

d. Fase Stasioner

Pada fase ini laju reproduksi dan laju kematian relatif sama.
Penambahan dan pengurangan jumlah fitoplankton seimbang sehingga
kepadatannya relatif tetap (stasioner).

e. Fase Kematian

Fase ini ditandai dengan laju kematian yang lebih besar daripada laju
reproduksi sehingga jumlah sel mengalami penurunan secara
geometrik. Penurunan kepadatan sel fitoplankton ditandai dengan
perubahan kondisi optimum yang dipengaruhi oleh suhu, cahaya, pH
media, ketersediaan hara, dan beberapa faktor lain yang saling terkait
satu sama lain.

8. Klasifikasi Algae (Fitoplankton)


Klasifikasi fitoplankton berdasarkan divisi, karakteristik dan
kandungan pigmen fotosintesisnya dapat dilihat pada Tabel 2.1:

Tabel 2.1 Divisi tumbuhan laut beserta kandungan pigmen fotosintesisnya

No Divisi (Nama Umum) Karakteristik Pigmen Fotosintetik


Chrysophyta (Algae
Coklat Emas, Klorofil-a, Klorofil-c,
1 Planktonik/bentik
Coccolithofora, Diatom, Santofil, Karoten
Silikoflagellata)
Klorofil-a, Santofil,
2 Xanthophyta Bentik
Karoten
3 Pyrrophyta Planktonik Klorofil-a, Klorofil-c,

12
(dinoflagellata) Santofil, Karoten
Euglenophyta Klorofil-a, Klorofil-b,
4 Planktonik/bentik
(Euglenoida) Santofil, Karoten
Klorofil-a, Klorofil-b,
5 Chlorophyta (alga hijau) Umumnya bentik
Karoten
Cyanophyta (alga hijau Klorofil-a, Karoten,
6 Umumnya bentik
biru) Fikobilin
Phaeophyta (alga Klorofil-a, Klorofil-c,
7 Umumnya bentik
coklat) Santofil, Karoten
Rhodophyta (alga Klorofil-a, Karoten,
8 Bentik
merah) Fikobilin
Sumber: Basmi, 1995

Ø fikosianin : warna biru

Ø klorofil : warna hijau

Ø fikosantin : warna perang/ coklat

Ø fikoeritrin : warna merah karoten : warna keemasan

Ø xantofil : warna kuning

9. Kelompok Algae

13
Alga Cokelat (Phaeophyta)

Alga Merah (Rhodophyta)

Alga Keemasan (Chrysophyta)

14
Alga Hijau (Chlorophyta)

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari berbagai pembahasan dibab sebelumnya, maka dapat di tarik
kesimpulan yaitu:
1. Alga adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki organ
dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap tidak
memiliki organ seperti yang dimiliki tumbuhan seperti akar, batang, daun,
dan sebagainya. Karena itu alga pernah digolongkan pula sebagai
tumbuhan bertalus (Campbell, 2003). Sangat banyak jenis alga di alam ini,
salah satunya adalah jenis fitoplankton.
2. Ciri-ciri alga, seperti bersel eukariotik, uniseluler dan multiseluler,
berhabitat air laut maupun air tawar, autotrof, dan bereproduksi secara
vegetative dan generative.
3. Klasifikasi alga ada empat, yaitu Chlorophyta (Alga Hijau), Chrysophyta
(Alga Keemasan), Phaeophyta (Alga Cokelat), dan Rhodophyta (Alga
Merah).

B. Saran
Penulis menyadari bahwa hasil makalah ini yang membahas tentang algae
belum lengkap dan masih jauh dari pengharapan, Hal ini disebabkan karena
keterbatasan ilmu dan literatur yang penulis miliki pada saat ini. Penulis
sangat mengharapkan kritikan terutama dari dosen dan pembaca. Adanya
kritikan yang membangun yang bisa melengkapi makalah ini di masa
mendatang.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/2663/05.2%20bab%202.pdf?
sequence=8&isAllowed=y

http://digilib.unila.ac.id.10222/14/BAB%20II.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai