Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH BIOLOGI LAUT

THALLOPHYTA

DOSEN PENGAMPU :

DISUSUN OLEH :

Cilsa Nabila Hilal Mandaliko 190384205058

Sri Wahyuni 1903842050

Khairani 1903842050

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN BIOLOGI

TANJUNG PINANG

2021

Page | 1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi tuhan yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Makalah ini di susun oleh kami dengan berbagai rintangan. Baik
itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran
dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami membutuhkan kritik dan saran
dari pembaca yang membangun.Terimakasih.

Tanjungpinang, 25 April 2022

Penyusun

Page | 2
DAFTAR ISI

Daftar Isi
BAB 1...................................................................................................................................................... 4

Pendahuluan............................................................................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang................................................................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................................. 5

1.3 Tujuan............................................................................................................................................. 6

BAB 2...................................................................................................................................................... 7

Pembahasan............................................................................................................................................. 7

2.1 Pengertian Thallophyta...................................................................................................................... 7

2.2 Ganggang atau Algae......................................................................................................................... 7

2.3 Kelompok Alga................................................................................................................................ 8

2.4 Suksesi.......................................................................................................................................... 14

2.5 Ekosistem dan Interaksi Alga........................................................................................................... 16

2.6 Reproduksi Alga............................................................................................................................. 17

2.7 Faktor- Faktor Ekologis Yang Mempengaruhi Kehidupan Alga............................................................18

BAB 3................................................................................................................................................... 21

Penutup................................................................................................................................................ 21

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................... 21

3.2 Saran............................................................................................................................................. 21

Page | 3
BAB 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki sekitar 17.508 pulau dengan Panjang pantai
sekitar 81.000 km. Sepanjang garis pantai ini tersimpan potensi sumber daya wilayah pesisir dan
laut yang sangat besar. Potensi tersebut meliputi sumber daya alam dan sumber daya hayati yang
sangat produktif yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan dan ekonomi untuk membantu
meningkatkan kesejahteraan manusia. Salah satu dari sumber daya hayati yang memiliki peranan
penting bagi kehidupan laut adalah makroalga atau ganggang (seaweed). Makroalga merupakan
salah satu organisme tingkat rendah dari divisi Thallophyta yang seluruh anggotanya merupakan
tumbuhan multiseluler. Alga dalam istilah Indonesia sering disebut sebagai ganggang merupakan
tumbuhan talus karena belum memiliki akar, batang dan daun sejati. Alga biasanya berupa
fitoplankton yang hidup melayang di dalam air. Akan tetapi ada pula alga yang hidup di dasar
perairan. Algae (ganggang) dapat dibedakan menjadi tujuh kelompok yaitu : cyanophyta,
cholrophyta, euglenophyta, pyrrophyta, crysophyta, phaeophyta, rhodophyta. Berdasarkan pigmen
dominannya ketujuh kelompok tersebut meliputi: Chrysophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta.
Salah satu manfaat dari alga adalah Chrysophyta yang merupakan bagian yang terdiri dari
fitoplankton. Navicula merupakan fitoplankton dilaut sehingga dikenal sebagai grass of the sea.
Beberapa hewan laut kecil seperti udang-udangan dan larva ikan memperoleh karbohidrat, lemak,
dan protein dari diatomae. Tumbuhan tingkat rendah dikelompokkan menjadi beberapa Divisi,
yaitu:

1) Divisi Schizophyta (tumbuhan belah),

2) Thallophyta (tumbuhan talus),

3) Bryophyta (tumbuhan lumut),

4) Pteridophyta (tumbuhan paku).

Page | 4
Alga termasuk mikroorganisme eukariotik. Mereka umumnya bersifat fotosintetik dengan
pigmen fotosintetik hijau (klorofil), biru kehijauan (fikobilin), coklat (fikosantin), dan merah
(fikoeritrin). Menurut Volk and Wheeler (1993) dalam Anitamuina, 2013, alga yang
menguntungkan bagi kehidupan manusia adalah :

1. Pembebas energi, banyak terdapat pada divisi Chlorophyta yang memiliki klorofil.

2. Penyusun biomassa

3. PST (Protein Sel Tunggal) contohnya divisi chlorophyta yaitu Chlorella sp.

4. Pengolahan limbah.

5. Pembuat agar, contohnya divisi Rhodophyta marga Gelidium.

6. Pembuat makanan, contohnya divisi Rhodophyta marga Poriphyra untuk pembuatan sushi.

7. Penghasil O2 yaitu kemampuannya sebagai organisme autotrof, namun hanya algae yang
mempunyai klorofil yang mampu berfotosintesis.

Alga yang merugikan kehidupan manusia adalah :

1. Blooming alga. Merupakan salah satu peranan merugikan dari alga dimana suatu ekosistem air
terjadi peledakan biomassa alga yang dapat menutupi perairan sehingga organisme dibawahnya
tertutup cahaya matahari khususnya produsen sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis.

2. Penyebab penyakit, contohnya di Amerika Serikat disebut dengan istilah “Pasang Merah”,
oleh divisi pyrrophyta (genus Gymnodium dan Gonyaulaz) yang menyebabkan keracunan,
kelumpuhan hingga kematian.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dirumuskan sebagai
berikut:

a) Apa pengertian dari thallophyte dan alga?

Page | 5
b) Apa saja pengelompokan thallophyte dan alga ?

c) Bagaimakah Suksesi pada Thallophyta?

d) Bagaimanakah Ekosistem dan interaksi ada Thallophyta?

e) Bagaimana reproduksi pada Alga ?

f) Apa saja faktor-faktor ekologi yang mempengaruhi kehidupan alga ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini yakni sebagai berikut:

a) Mengetahui keragaman Thallophyta khususnya pada algae

b) Mengetahui pengelompokan thallophyta dan alga

c) Mengetahui suksesi pada Thallophyta

d) Mengetahui ekosistem dan interaksi alga

e) Mengetahui faktor-faktor ekologi yang mempengaruhi kehidupan alga

f) Mengetahui manfaat dari alga

Page | 6
BAB 2

Pembahasan

2.1 Pengertian Thallophyta

Thallophyta adalah tumbuhan yang belum memiliki daun, akar dan batang yang jelas dan
thallophyta merupakan tumbuhan yang berthalus termasuk diantaranya adalah golongan
jamur/fungi, bakteri dan ganggang/alga. Yang termasuk golongan Thallophyta adalah ganggang
(alga), jamur (fungi), dan lumut kerak (lichenes). Thallophyta merupan kelompok tumbuhan yang
mempunyai ciri utama yaitu tubuh berbentuk talus. Tumbuhan talus merupakan tumbuhan yang
struktur tubuhnya masih belum bisa dibedakan antara akar, batang dan daun. Sedangkan
tumbuhan yang sudah dapat dibedakan antara akar, batang dan daun disebut dengan tumbuhan
kormus. Ciri – ciri dari tumbuhan talus ini adalah tersusun oleh satu sel yang berbentuk bulat
hingga banyak sel yang kadang-kadang mirip dengan tumbuhan tingkat tinggi (sudah mengalami
diferensiasi).

Perkembangbiakan pada umumnya secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual) dengan
spora sebagai alat perkembangbiakannya. Perkembangbiakan secara generatif terjadi melalui
peleburan gamet yang terbentuk didalam organ yang disebut gametangium. Cara hidup pada
tumbuhan talus ada tiga cara yaitu : autotrof (asimilasi dengan fotosintesis), heterotrof dan
simbiosis.

Berdasar ciri-ciri utama yang menyangkut cara hidupnya itu, divisi Thallophyta dibedakan
menjadi 3 anak divisi yaitu :

a. Ganggang (algae)
b. Jamur (Fungi)
c. Lumut kerak (Lichens)

Page | 7
2.2 Ganggang atau Algae

Alga adalah tumbuhan tingkat rendah yang seluruh anggotanya menyesuaikan diri dengan
lingkungan berair. Alga adalah sekelompok organism autotrof yang tidak memiliki organ dengan
perbedaan fungsi yangnyata . Alga bahkan dapat dianggap tidak memiliki organ seperti yang
dimiliki oleh tumbuhan seperti akar, batang dan daun. Karena itu alga digolongkan sebagai
tumbuhan berthalus. Pembagian Anak Divisi Algae ( Tumbuhan Ganggang ) Dalam dunia
tumbuhan ganggang termasuk kedalam dunia tallopyta (tumbuhan talus), karena belum
mempunyai akar, batang dan daun secara jelas.dan ganggang ada yang bersel tunggal dan juga ada
yang bersel banyak dengan bentuk Alga (jamak Algae) juga adalah sekelompok organisme
autotrof yang tidak memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat
dianggap tidak memiliki “organ” seperti yang dimiliki tumbuhan (akar, batang, daun, dan
sebagainya). serupa benang atau lembaran. Tubuh ganggang terdapat zat warna (pigmen), yaitu :

 fikosianin : warna biru


 klorofil : warna hijau
 fikosantin : warna perang/ coklat
 fikoeritrin : warna merah
 karoten : warna keemasan
 xantofil : warna kuning

Ganggang bersifat autotrof (dapat menyusun makanannya sendiri). Hampir semua ganggang
bersifat eukaryotik. Habitat hidupnya di air tawar, laut dan tempat-tempat yang lembab. Ganggang
terbagi menjadi beberapa kelas :

a. Cyanophyta (ganggang biru), masih prokaryotik.


b. Chlorophyta (ganggang hijau)
c. Chrysophyta (ganggang keemasan)
d. Phaeophyta (ganggang coklat/ perang)
e. Rhodophyta (ganggang merah)

Page | 8
2.3 Kelompok Alga

Alga yang hidup melayang-layang di permukaan air disebut neuston, sedangkan yang hidup di
dasar perairan disebut bersifat bentik. Pengelompokkan alga dapat dibedakan menjadi beberapa
antara lain :

1. Berdasarkan sifat bentiknya, alga digolongkan menjadi :

a) Epilitik (hidup di atas batu)

b) Epipalik (melekat pada lumpur atau pasir)

c) Epipitik (melekat pada tanaman)

d) Epizoik (melekat pada hewan)

2. Berdasarkan habitatnva di perairan, alga dibedakan atas :

a) Alga subaerial, yaitu alga yang hidup di daerah permukaan

b) Alga intertidal, yaitu alga yang secara periodik muncul di permukaan karena naik turunnya air
akibat pasang surut

c) Alga sublitoral, yaitu alga yang hidup di bawah permukaan air

d) Alga edafik, yaitu alga yang hidup di dalam tanah.

3. Berdasarkan dominansi pigmennya, alga dapat dibedakan menjadi:


A. Pyrrophyta (ganggang api)
Filum Pyrrophyta disebut ganggang api karena memiliki cangkang yang mengandung
fosfor yang mampu memendarkan cahaya bewarna merah menyala seperti api atau berwarna
hijau biru yang sangat indah terutama dalam kondisi gelap pada malam hari di air laut.
Peristiwa perpendaran cahaya ini disebut dengan bioluminesens. Contohnya adalah Noctiluca
sp., dan Ceratium sp. Timbulnya warna merah karena pada Protista ini banyak mengandung
karotenoid, sehingga penampakannya lebih sering bewarna emas, cokelat atau merah daripada
bewarna hijau. Pyrrophyta atau Dinoflagellata ini kebanyakan mempunyai vakuola non-

Page | 9
kontraktil, kloroplas, dan mempunyai klorofil a dan b. Pyrrophyta atau Dinoflagellata atau
Ganggang Api memiliki ciri atau karakteristik secara umum, yaitu sebagai berikut.
- Uniseluler (bersel tunggal)
- Bersifat motil (aktif bergerak)
- Memiliki flagela (bulu cambuk)
- Memiliki dinding sel nyata yang terdiri atas lempengan-lempengan yang mengandung
selulose, tetapi ada beberapa yang tidak memiliki dinding sel, misalnya Gymnodinium
sp.
- Memiliki sel dengan ciri khas yaitu terdapat celah dan alur serta di dalam sel terdapat
plastida yang mengandung pigmen klorofil a dan c, serta karotenoid sehingga bewarna
cokelat kekuning-kuningan.
- Bersifat autotrof (mampu melakukan fotosintesis atau bersifat fotosintetik) dan
berperan sebagai fitoplankton di lautan.
- Bersifat yang bersifat heterotrof yang hidup dengan cara menelan materi organik dan
sel-sel hidup lain.
- Ada juga yang bersifat sebagai parasit yang hidup dengan cara menempel pada tubuh
berbagai hewan laut, contohnya Protogonyaulax catenella.
- Hidup bebas atau bersimbiosis pada tubuh beberapa jenis karang, anemon laut, cacing
pipih, dan kerang raksaksa.
- Pada beberapa jenis, cangkagnya mengandung fosfor sehingga memendarkan cahaya
di malam hari.
- Sebagian besar berhabitat di air laut tetapi adapula yang hidup di air tawar.
- Memiliki vakuola non-kontraktil yang berfungsi untuk mengapung dan osmoregulasi.
- Contoh alga api, antara lain: Pfiesteria piscicidia, Gonyaulax catanella, dan Noctiluca
scintillans.

Pfiesteria piscicidia Noctiluca scintillans Gonyaulax catanella


B. Phaeophyta (ganggang cokelat)

Page | 10
Warna alga cokelat ditimbulkan oleh adanya pigmen cokelat (fIkosantin) yang secara
dominan menyelubungi warna hijau dari klorofil pada jaringan. Alga cokelat merupakan alga
yang memiliki talus terbesar dibandingkan jenis alga lainnya. Pada kondisi yang sesuai,
Macrocystis sp. atau alga cokelat raksasa dapat mencapai panjang 100 meter dan kecepatan
tumbuh mencapai 15 cm per hari. Alga cokelat yang sering ditemukan di tepi pantai sedang
mengalami fase diploid dari siklus hidupnya. Ciri-ciri alga cokelat adalah sebagai berikut.
- Ukuran talus mulai dari mikroskopis sampai makroskopis. Berbentuk tegak,
bercabang, atau filamen tidak bercabang.
- Berbentuk lembaran atau benang.
- Memiliki kloroplas tunggal. Ada kloroplas yang berbentuk lempengan diskoid
(cakram) dan ada pula yang berbentuk benang.
- Mempunyai gelembung-gelembung udara yang berfungsi sebagai pelampung.
- Memiliki pirenoid yang terdapat di dalam kloroplas. Pirenoid merupakan tempat
menyimpan cadangan makanan. Cadangan makanan yang terdapat pada alga ini berupa
laminarin.
- Habitat Alga cokelat umumnya hidup di air laut, terutama laut yang bersuhu agak
dingin dan sedang, hanya ada beberapa jenis alga cokelat yang hidup di air tawar.
- Contoh alga cokelat, antara lain: Lamina sp, Sargassum sp, Fucus sp dan Macrocystis
sp.

C. Chrysophyta (ganggang keemasan)


Chrysophyta diambil dari kata Yunani chrysos yang berarti emas. Kelompok alga
keemasan memiliki keragaman komposisi pigmen, dinding sel, dan tipe flagela sel. Alga

Page | 11
keemasan mengandung klorofil a dan c, karoten, dan santofil. Ciri-ciri alga keemasan adalah
sebagai berikut :
- Bentuk talus ada yang berupa batang atau telapak tangan.
- Uniseluler, multiseluler berupa koloni atau filamen.
- Bersifat eukariotik
- Kloroplas berbentuk cakram, pita, atau oval.
- Kandungan pigmen karotin dan xantofil lebih banyak dibanding klorofil sehingga
berwarna keemasan.
- Pada kloropas alga keemasan jenis tertentu, ditemukan pirenoid yang merupakan
tempat persediaan makanan. Persediaan makanan berupa krisolaminarin (dahulu
disebut leukosin). Selain itu di dalam vakuola terdapat tetes-tetes minyak.
- Habitatnya di air tawar atau air laut, serta tempat-tempat yang basah.
- Contoh alga keemasan : Synura, Navicula sp dan Vaucheria

D. Rhodophyta (ganggang merah)


Alga merah berwarna merah sampai ungu, tetapi ada juga yang lembayung atau kemerah-
merahan. Kromatofora berbentuk cakram atau lembaran dan mengandung klorofil a, klorofil b,
serta karotenoid. Akan tetapi, warna lain tertutup oleh warna merah fikoeritrin sebagai pigmen
utama yang mengadakan fluoresensi. Jenis Rhodophyta tertentu memiliki fikosianin yang
memberi warna biru. Ciri-ciri alga merah adalah :
- Bersifat eukariotik
- Pigmen fikoeritrin lebih dominan dibanding pigmen lain, sehingga berwarna merah
- Berukuran makroskopis,sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang

Page | 12
- Talus berupa helaian atau berbentuk seperti pohon. Banyak alga merah yang tubuhnya
dilapisi kalsium karbonat.
- Habitat Alga merah umumnya hidup di laut yang dalam, lebih dalam daripada tempat
hidup alga cokelat. Sepertiga dari 2500 spesies yang telah diketahui, hidup di perairan
tawar dan ada juga yang hidup di tanah.
- Biasanya organisme ini merupakan penyusun terumbu karang laut dalam.
- Contoh anggota-anggota Rhodophyta antara lain: Eucheuma spinosum, Gigartina
mamilosa, dan Gelidium robustum.

E. Chlorophyta (ganggang hijau)


Alga hijau memiliki pigmen, hasil metabolisme, dan struktur dinding sel yang mirip
dengan tumbuhan darat. Berdasarkan data molekuler saat ini, banyak ilmuwan yang
memasukkan kelompok ini dalam kingdom Plantae. Ciri-ciri Chlorophyta adalah sebagai
berikut :
- Memiliki klorofil bersifat dominan sehingga bewarna hijau.
- Umumnya hidup di air tawar.
- Tubuhnya bersel satu seperti benang, lembaran, dan tumbuhan tinggi ada yang
membentuk koloni.
- Bentuk tubuhnya ada yang bulat, filamen, lembaran, dan ada yang menyerupai
tumbuhan tinggi.
- Bentuk dan ukuran kloroplas beraneka ragam, ada yang seperti mangkok, busa, jala,
atau bintang. Pada sel reproduktif yang motil terdapat pigmen yang disebut stigma
(bintik mata merah).
- Inti sel alga hijau memiliki dinding, sehingga bentuknya tetap.

Page | 13
- Habitat alga ini di air tawar, air laut, tanah-tanah yang basah dan di tempat yang
kering.
- Contoh jenis protista yang mirip tumbuhan adalah chlorella (bentuk bola-bola kecil
biasanya untuk obat-obatan, kosmetik, dan bahan makanan), ulva dikenal sebagai
selada laut.

2.4 Suksesi

Suksesi merupakan proses perubahan yang terjadi secara teratur dan dalam kurun waktu
tertentu pada suatu komunitas atau ekosistem hingga terbentuk suatu ekosistem dan komunitas
yang baru dan berbeda dengan yang semula. Ketika ada suatu gangguan terjadi besar-besaran dan
menghapuskan suatu kehidupan di suatu daerah, komusitas harus mulai dari awal. Biasanya
spesies yang pertama yang tumbuh di daerah yang baru yakin spesies yang mampu berkembang
biak dengan cepat dan biasa di sebut dengan tumbuhan pionir atau tumbuhan perintis. Tumbuhan
perintis inilah yang merupakan bagian dari thallophyta. Salah satu contohnya adalah lumut kerak
dan alga.

Suksesi primer dapat kita amati pada daerah yang baru saja mengalami letusan gunung berapi.
Mula-mula daerah tersebut gersang dan tandus. Setelah beberapa saat tanah akan ditumbuhi oleh
spesies pionir (perintis), misalnya lumut kerak. Spesies pionir ini akan melapukkan batuan dan
menggemburkan tanah sehingga tanah dapat ditumbuhi rumput-rumputan yang tahan kekeringan.
Setelah rumput-rumput ini tumbuh dengan suburnya, tanah akan semakin gembur karena akar-

Page | 14
akar rumput dapat menembus dan melapukkan tanah, juga karena rumput yang mati akan
mengundang datangnya dekomposer (pengurai) untuk menguraikan sisa tumbuhan yang mati.

Dengan semakin subur dan gemburnya tanah maka biji-biji semak yang terbawa dari luar
daerah itu akan tumbuh sehingga proses pelapukan akan semakin banyak. Dengan makin
gemburnya tanah, pohonpohon akan mulai tumbuh. Kehadiran pohon-pohon akan mendesak
kehidupan rumput dan semak sehingga akhirnya tanah akan didominasi oleh pepohonan. Sejalan
dengan perubahan vegetasi, hewan-hewan yang menghuni daerah tersebut juga mengalami
perubahan tergantung pada perubahan jenis vegetasi yang ada. Ada hewan yang datang dan ada
hewan yang pergi. Akhirnya terbentuklah komunitas klimaks atau ekosistem seimbang yang tahan
terhadap perubahan.

Komunitas klimaks yang terbentuk dapat berupa komunitas yang homogen, tetapi dapat juga
berupa komunitas yang heterogen. Contoh komunitas klimaks homogen adalah hutan pinus dan
hutan jati. Contoh komunitas klimaks yang heterogen misalnya hutan hujan tropis. Perhatikan
mekanisme suksesi primer hingga terbentuk komunitas klimaks berikut!

Gambar 2.6 Suksesi pada Alga

Keterangan gambar:
Penjelasan:

a. Suksesi yang berlangsung pada danau yang telah mengalami kerusakan diawali dengan
tumbuhnya spesies pionir seperti fitoplankton, Algae, dan beberapa tumbuhan yang hidup di

Page | 15
dasar perairan, misal Hydrilla sp., Cabomba sp., dan Elodea sp. Tumbuhan-tumbuhan ini
mampu beradaptasi dengan baik karena akarnya yang berserabut mampu menembus tanah
dan menyerap nutrien.
b. Tumbuhnya berbagai tumbuhan yang hidup melayang di permukaan air, misal eceng gondok
(Eichornia sp.).
c. Semakin banyak tumbuhan yang hidup melayang di permukaan air, mengakibatkan tumbuhan
yang hidup di dasar air mati karena cahaya matahari tidak dapat menembus masuk dalam air
sehingga tumbuhan dasar air tersebut tidak dapat melakukan fotosintesis.
d. Semakin banyak tumbuhan yang hidup melayang di permukaan air mengakibatkan danau
semakin dangkal.
e. Tumbuhan air banyak yang mati karena danau telah kering. Tumbuhan yang mati diuraikan
oleh dekomposer. Dalam waktu bersamaan berlangsung proses erosi dan sedimentasi yang
mengakibatkan danau dipenuhi oleh tanah.
f. Setelah itu, danau menjadi rata dengan tanah dan dipenuhi oleh tumbuhan darat yang lama-
kelamaan terbentuklah komunitas klimaks.

2.5 Ekosistem dan Interaksi Alga

Alga merupakan kelompok tumbuhan yang meskipun tidak memiliki batang dan daun sejati
seperti tanaman daratan lainnya, tetapi memiliki klorofil sehingga memampukan mereka melakukan
fotosintesis. Alga mengandung berbagai bahan seperti vitamin, hormon, mineral, dan segenap
senyawa bioaktif untuk menjadi bahan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Selain dijadikan menjadi bahan industri, alga sangat berperan dalam ekosistem perairan karena
merupakan produsen terbesar dalam ekosistem perairan. Alga merupakan organisme bersel satu yang
berperan aktif menyusun fitoplankton, misalnya alga hijau. Alga yang berfotosintesis tadi akan
bertambah banyak menghasilkan cadangan makanan bagi ikan-ikan di lautan. Berdasarkan warna
pigmen alga masing-masing, mereka memiliki peranan yang sama dengan lingkungan yang berbeda.

Hubungan simbiosis antara jamur dan ganggang adalah hubungan yang saling
menguntungkan. Simbiosis jamur dengan alga ini hadir untuk saling melengkapi kebutuhan hidup
satu sama lain.

Page | 16
Simbiosis antara jamur dan ganggang pada lumut kerak adalah salah satu contoh simbiosis
mutualisme pada tumbuhan yang paling sering kita jumpai. Tanda-tanda simbiosis mutualisme ini
adalah pembentukan lumut kerak (Lichenes).

2.6 Reproduksi Alga

Ganggang (Alga) bereproduksi terdiri atas dua cara yakni seksual dan aseksual.
Reproduksisecara aseksual melalui pembelahan sel, fragmentasi, dan pembentukan zoospora.
Sedangkan secara seksual melalui isogami dan oogami antara lain sebagai berikut...

a. Reproduksi Aseksual

Reproduksi aseksual terjadi dengan pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anak yang
masing-masing mejadi individu baru. Umumnya reproduksi dengan sel terjadi pada alga bersel
tunggal. Alga berbentuk koloni tanpa filamen atau yang berbentuk filamen umumnya bereproduksi
secara fragmentasi. Fragmentasi adalah terpecah-pecah koloni dengan beberapa bagian.

Selain dengan pembelahan sel dan fragmentasi, ganggang (alga) juga bereproduksi dengan
pembentukan zoospora. Zoospora adalah sel tunggal yang diselubungi oleh selaput dan bergerak atau
berenang bebas dengan menggunakan satu atau lebih flagela. Setiap zoospora merupakan calon
individu baru.

b. Reproduksi Seksual

Reproduksi secara seksual melibatkan peleburan dua gamet untuk membentuk zigot dan
tumbuh menjadi individu baru. Terdapat dua tipe reproduksi seksual yaitu dengan isogami dan
oogami.

Tipe isogami, gamet jantan dan gamet betina akan berukuran sama besar yang umumnya dapat
bergerak. Jika zigot hasil dari peleburan gamet betina dengan jantan dengan mengalami dormansi.
maka disebut dengan zigospora.

Page | 17
Sedangkan untuk tipe oogami, ukuran gamet jantan berbedan dengan ukuran gamet betina.
Gamet betina atau telur berukuran besar dan tidak dapat bergerak, sedangkan pada gamet jantan
berukuran kecil dan mampu bergerak. Jika zigot yang terbentuk tidak berkecambah namun mengalami
dormansi, maka hal ini disebut dengan oospora.

2.7 Faktor- Faktor Ekologis Yang Mempengaruhi Kehidupan Alga

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan alga antara lain sebagai berikut :

1. Salinitas

Bagi golongan air laut/payau, salinitas sangat penting untuk mempertahankan tekanan osmotik
antara protoplasma dari organisme dengan air sebagai lingkungan hidupnya. Hal ini akan berpengaruh
pada proses metabolismenya.

2. Suhu, pH dan intensitas cahaya

Hal ini merupakan faktor fisik yang mempengaruhi pertumbuhan alga. Cahaya sangat
diperlukan untuk proses fotosintesis. Beberapa alga melakukan fotosintesis pada pH 7-8.

3. Aerasi

Dalam aerasi, selain terjadi proses pemasukan gasgas yang diperlukan dalam proses
fotosintesis juga akan timbul gesekan-gesekan antara gelembung udara dan molekul-molekul air
sehingga terjadi sirkulasi air. Hal ini sangat penting untuk mempertahankan suhu tetap homogen serta
penyinaran dan nutrien tetap merata. Selain itu sirkulasi juga dapat mencegah pengendapan plankton.

4. Parameter-parameter biologis

Hal-hal ini meliputi saat seeding dan aklimatisasi juga parasit-parasit yang dapat mengganggu
pertumbuhan alga. Selama pertumbuhannya fitoplankton dapat mengalami beberapa fase
pertumbuhan (Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995), yaitu :

Page | 18
a. Fase Lag (Fase Istirahat)

Dimulai setelah penambahan inokulum ke dalam media kultur hingga beberapa saat
sesudahnya. Pada fase ini peningkatan paling signifikan terlihat pada ukuran sel karena secara
fisiologis fitoplankton menjadi sangat aktif. Proses sintesis protein baru juga terjadi dalam fase ini.
Metabolisme berjalan tetapi pembelahan sel belum terjadi sehingga kepadatan sel belum meningkat
karena fitoplankton masih beradaptasi dengan lingkungan barunya.

b. Fase Logaritmik (Fase Eksponensial)

Fase ini dimulai dengan pembelahan sel dengan laju pertumbuhan yang meningkat secara
intensif. Bila kondisi kultur optimum maka laju pertumbuhan pada fase ini dapat mencapai nilai
maksimal dan pola laju pertumbuhan dapat digambarkan dengan kurva logaritmik. Menurut
Isnansetyo dan Kurniastuty (1995), Chlorella sp. Dapat mencapai fase ini dalam waktu 5-7 hari.

c. Fase Penurunan Laju Pertumbuhan

Pembelahan sel tetap terjadi pada fase ini. Namun tidak seintensif fase sebelumnya, sehingga
laju pertumbuhan juga mengalami penurunan dibandingkan fase sebelumnya.

d. Fase Stasioner

Pada fase ini laju reproduksi dan laju kematian relatif sama. Penambahan dan pengurangan
jumlah fitoplankton seimbang sehingga kepadatannya relatif tetap (stasioner).

e. Fase Kematian

Fase ini ditandai dengan laju kematian yang lebih besar daripada laju reproduksi sehingga
jumlah sel mengalami penurunan secara geometrik. Penurunan kepadatan sel fitoplankton ditandai
dengan perubahan kondisi optimum yang dipengaruhi oleh suhu, cahaya, pH media, ketersediaan
hara, dan beberapa faktor lain yang saling terkait satu sama lain.

2.7 Manfaat Alga

Banyak sekali manfaat yang dapat peroleh dari alga, tidak hanya untuk dikonsumsinsaja tapi bisa
digunakan di bidang kesehatan. Secara umum alga mempunyai manfaat sebagai berikut:

Page | 19
1. Alga merah jenis tertentu dapat menghasilkan agar yang dimanfaatkan antara lain sebagai bahan
makanan dan kosmetik, misalnya Eucheuma spinosum.
2. Alga keemasan merupakan penyusun utama plankton yang berperan penting sebagai produsen di
lingkungan perairan laut.
3. Diatom yang mati di lautan akan mengendap di dasar laut menjadi tanah diatom. Tanah diatom
berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat, dinamit, pembuat saringan,
bahan penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis dan piringan hitam (Mader 2004; Solomon et al.
2005).
4. Alga cokelat bermanfaat bagi industri makanan dan farmasi. Algin (asam alginat) yang merupakan
bagian koloid dari alga cokelat digunakan dalam pembuatan es krim, pil, tablet, salep, obat
pembersih gigi, losion, dan krem sehabis bercukur. Selain itu, alga cokelat digunakan untuk
makanan ternak dan sebagai pupuk karena kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi
sedangkan fosfornya rendah.
5. Alga hijau fitoplankton dalam ekosistem air sebagai bahan makanan

Page | 20
BAB 3

Penutup

3.1 Kesimpulan

Alga termasuk mikroorganisme eukariotik. Mereka umumnya bersifat fotosintetik dengan


pigmen fotosintetik hijau (klorofil), biru kehijauan (fikobilin), coklat (fikosantin), dan merah
(fikoeritrin). Walaupun alga tidak memiliki organ batang, akar, daun, dan bunga, namun bentuknya
berkisar dari tumbuhan yang bersel tunggal (mikroskopik) sampai yang bersel banyak (makroskopik)
yang sangat kompleks yang panjangnya mencapai 70 meter. Tiap spesies alga memiliki toleransi yang
berbeda-beda terhadap faktor-faktor ekologis. Alga bereproduksi baik secara seksual ataupun
aseksual. Reproduksi seksual pada alga melibatkan konyugasi gamet (sel seks) sehingga akan
terbentuk zigot. Jika morfologi pada gamet-gamet itu sama, maka disebut isogami walaupun jika
berbeda ukuran disebut dengan heterogami. Sedangkan reproduksi aseksual dilakukan dengan
pembelahan sel ataupun dengan spora. Salah satu contoh spora uniseluler yang dihasilkan disebut
dengan akinet, selain itu ada pula spora yang berflagella dan motil yang dinamakan zoospora
sedangkan spora nonmotil disebut juga dengan aplanospora.

3.2 Saran

Penulis berharap pembaca dapat memahami materi tentang Thallophyta (Alga) untuk menambah
wawasan pembaca kami saran kan agar pembaca dapat referansi lain supaya dapat melengkapi
pengetahuan pembaca.

Page | 21
DAFTAR PUSTAKA

Campbell et al, 2008, Biologi, Erlangga, Jakarta

Dwidjosoeputro, 1994, Ekologi Manusia Dengan Lingkungannya. Erlangga, Jakarta.

Hayati Soeprapto, 2009, Manfaat cahaya bagi algae khususnya chlorophyta, Pena aquatika, vol 1:1,
April 2009.

Tjitrosoepomo, Gembong, 2003,Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta,Thallophyta, Bryophyta,


Pteridophyta). Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Yasmin, P. (2022). Jenis Protista yang Mirip Tumbuhan, Ini 6 Macam dan Cirinya. Retrieved 27 April 2022,

from https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5702236/jenis-protista-yang-mirip-tumbuhan-ini-6-macam-

dan-cirinya.

Indonesia, B., Indonesia, B., Data, B., Operasi, R., Operasi, S., & Indonesia, B. et al. (2022). Pengertian

Thallophyta, Algae, Flagellata dan Manfaat. Retrieved 27 April 2022, from

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-thallophyta/

Page | 22

Anda mungkin juga menyukai