Anda di halaman 1dari 28

U

LAPORAN PRAKTIKUM KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP


Alga Biru dan Alga Hijau

Disusun oleh:

Siska Oktafiana Dewi 18030654004

Muhammad Andika Putra 18030654033

Nimas Arumningtyas 18030654053

Risca Cornelia Katauhi 18030654074

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS

JURUSAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2019
ABSTRAK
Praktikum yang berjudul “Alga biru dan Alga Hijau” dilakukan sebanyak dua kali
pengamatan. Pengamatan yang pertama yaitu pada tanggal 4 Maret 2019 dan
pengamatan yang kedua yaitu pada tanggal 11 Maret 2019. Waktu pengamatan
dilaksanakan pada setiap pukul 09.30 pada tanggal tersebut. Praktikum ini
dilaksanakan di Laboratorium IPA FMIPA Unesa gedung C12 lantai 3. Praktikum
ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui ciri khas berbagai spesies Alga Biru
dan Alga Hijau dari berbagai habitat. Praktikum ini menggunakan metode
pengamatan karena pada praktikum ini tidak memiliki variabel. Hasil dari
praktikum ini adalah spesies dari alga biru dan alga hijau yang diamati pada dua
habitat berbeda yaitu pada sungai kuwung Sidoarjo dan sungai pabrik gula
Sidoarjo memiliki keanekaragaman jenis. Kesimpulan dari praktikum ini adalah
ciri-ciri dari alga hijau yaitu struktur tubuhnya ada yang bersel satu, juga ada yang
berupa koloni, benang, lembaran atau tabung, mempunyai klorofil yang terdapat
dalam kloroplas. Ciri-ciri alga biru yaitu struktur tubuh terdiri atas satu sel, ada, ,
mempunyai pigmen fikosianin. Saran yang dapat disampaikan dalam praktikum
ini adalah agar lebih teliti dalam melakukan pengamatan terhadap alga biru dan
alga hijau.

Kata Kunci : Alga biru, alga hijau, klorofil, prokariotik

ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK………………………………………………………………………...ii
DAFTAR ISI………………………………………...…………………….……..iii
BAB I PENDAHULUAN ....…………………….……………………………..…1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Pertanyaan Penelitian ………………………………………………………..1
C. Tujuan..............................................................................................................1
BAB II KAJIAN TEORI………………………………………………………..…2
A. Bakteri.............................................................................................................2
B. Medium pertumbuhan bakteri.........................................................................3
C. Pertumbuhan bakteri........................................................................................4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................6
A. Alat dan Bahan................................................................................................6
B. Rancangan penelitian.......................................................................................6
C. Langkah Kerja.................................................................................................7
D. Alur Percobaan................................................................................................8
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN.................................................................10
A. Data...............................................................................................................10
B. Analisis…………….…..……………………………………………………
15
C. Pembahasan...................................................................................................15
BAB V PENUTUP.................................................................................................20
A. Kesimpulan....................................................................................................20
B. Saran..............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................21
LAMPIRAN ………......…………………………………………………………22
LAPORAN SEMENTARA 24
LEMBAR KERJA MAHASISWA…………………………………………........27

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alga adalah tumbuhan yang hidup di air, baik air tawar maupun air
laut, setidak-tidaknya selalu menempati habitat yang lembab dan basah.
Alga adalah tumbuhan bersel banyak yang tidak meiliki sistem vaskuler
serta tidak meiliki daun, tunas atau akar. Berdasarkan ukurannya, alga
terbagi menjadi dua yaitu mikroalga dan makroalga. Contoh dari
mikroalga yaitu Chlorophyceae (alga hijau) dan Cyanophyceae (alga
biru).
Alga biru (Cyanophyceae) disebut juga alga hijau-biru karena
berwarna hijau kebiruan. Warna itu diakibatkan oleh warna klorofil dan
pigmen biru (fikosianin). Alga hijau-biru banyak dijumpai di tempat-
tempat lembab, misalnya di atas tanah, batu, tembok, sawah, parit,dan di
laut. Jika mongering, koloni alga hijau-biru mengelupas seperti kerak.
Alga hijau-biru biasanya hidup hidup di lingkungan yang sedikit asam
hingga basa. Selain hidup bebas, alga hijau- biru juga ada yang hidup
bersimbiosis mutualisme dengan organisme lain.
Alga hijau (Chloropyta) berdasarkan kloroplasnya yang berwarna
hijau adalah salah satu kelas dari alga berdasarkan zat warna atau
pigmentasinya. Sel-sel alga hijau bersifat eukariotik (materi inti dibungkus
oleh membrane inti). Beberapa anggota atau bagian yang bergabung dalam
devisi chlorophyta memiliki persamaan Pigmen, tempat penyimpanan dan
susunan kloroplas. Habitat alga hijau 10% dari jenis-jenisnya yang ada
dilaut, sedangkan sisanya hidup pada air tawar, tanah, pohon, dan batu. Di
air tawar kebanyakan hidup disungai, danau, waduk dan kolam ikan.
Dengan ini akan dilaksanakan praktikum untuk mengetahui ciri-ciri dan
mengenal spesies alga yang berada pada habitat disekitar kita.

B. Pertanyaan Penelitian

ii
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pertanyaan penelitian dalam
praktikum ini adalah bagaimana ciri khas berbagai spesies Alga Biru dan
Alga Hijau dari berbagai habitat ?
C. Tujuan
Berdasarkan pertanyaan penilitian diatas, maka tujuan dari praktikum
ini adalah untuk mengetahui ciri khas berbagai spesies Alga Biru dan Alga
Hijau dari berbagai habitat.

BAB II
KAJIAN TEORI

ii
1. Alga
Alga adalah organisme berklorofil, tubuhnya merupakan thalus (uniseluler
dan multiseluler), alat reproduksi pada umumnya berupa sel tunggal, meskipun
ada juga yang alat reproduksinya tersusun dari banyak sel.
Algae memiliki habitat mulai dari perairan, baik air tawar maupun air laut,
sampai dengan daratan yang lembab atau basah, Algae yang hidup di air ada
yang bergerak aktif ada yang tidak dengan pertumbuhan dan reproduksi yang
dipengaruhi kandungan nutrien dalam perairan. Kebutuhan kandungan dan
jenis nutrien Algae sangat tergantung pada kelas atau jenisnya pada habitat
tersebut. Nutrien yang paling penting untuk pertumbuhan Algae antara lain
adalah nitrogen dan fosfor.
Alga prokariotik terbagi menjadi dua kelompok yaitu Cyanophyta dan
Prochlorophyta. Keduanya dibedakan atas dasar ada tidaknya pigmen fikobilin
dan klorofil b. Cyanophyta biasanya dikenal dengan nama alga biru, yang
mencakup 160 marga dengan 150 spesies. Golongan makhluk hidup ini
termasuk kosmopolit yang merupakan wakil dari fotoautotrof sederhana.
Alga umumnya hidup terestrial didalam tanah, maupun lautan. Dalam
lingkungan akuatik, alga tumbuh sebagai bentos, perifiton atau fitoplankton.
Alga yang melekat pada permukaan batuan disebut litoftik, jika alga terdapat di
dalam batuan disebut epipelik. Perifiton adalah organisme yang melekat pada
tumbuhtumbuhan. Perifiton adalah epifit jika melekat pada permukaan
tumbuhan akuatik dan endofitik jika hidup di dalam tumbuhan yang lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan alga :
a) Suhu
Perubahan suhu yang ekstrim akan mengakibatkan kematian bagi
makroalga, terganggunya tahap-tahap reproduksi dan terhambatnya
pertumbuhan. Selanjutnya secara fisiologis, suhu rendah mengakibatkan
aktifitas biokimia dalam tubuh thalus berhenti, sedangkan suhu yang
terlalu tinggi akan mengakibatkan rusaknya enzim dan hancurnya
mekanisme biokimiawi dalam thalus makroalga. Beberapa jenis alga
memiliki suhu optimum yang lebih tinggi atau lebih rendah dari kisaran
tersebut.
b) Derajat Keasaman

ii
Organisme air dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai
pH netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basa lemah.
Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme air pada umumnya terdapat
antara 7 sampai 8,5. Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun
sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena
akan menyebabkan gangguan metabolisme dan respirasi. Derajat
keasaman (pH) mempengaruhi pertumbuhan alga. Pertumbuhan makroalga
dapat berlangsung terusmenerus pada kisaran pH 7-8, kuat arus ideal untuk
pertumbuhan makroalga adalah 20-40, dan pada kedalaman air 30-90 cm
makroalga masih dapat hidup, karena sinar matahari masih dapat
menembus sampai dasar perairan sehingga makroalga dapat melakukan
fotosintesis.
c) Oksigen Terlarut
Oksigen merupakan faktor yang paling penting bagi organisme air.
Semua tumbuhan dan hewan yang hidup dalam air membutuhkan oksigen
yang terlarut. Oksigen yang terlarut dalam air berasal dari udara dan hasil
fotosintesis tumbuhtumbuhan yang ada dalam air. Oksigen yang berasal
dari hasil fotosintesis tergantung pada kerapatan tumbuh-tumbuhan air dan
lama serta intensitas cahaya sampai ke badan air tersebut
a. Alga Biru
Ganggang hijau-biru (cyanobacteria) atau dikenal juga dengan istilah
Cyanophyta merupakan filum bakteria yang mendapatkan energi melalui
proses fotosintesis. Ganggang hijau-biru memanen cahaya sebagai sumber
energi menggunakan klorofil, energi yang didapatkan kemudian akan
ditransfer ke pusat reaksi fotosintesis. Organisme fototrof aerobik seperti
ganggang hijau-biru utamanya menyerap energi matahari pada area sinar
tampak (400 – 700 nm). Ganggang hijau-biru bisa berbentuk sel tunggal
atau koloni. Koloni ganggang hijau-biru dapat membentuk filamen
ataupun lembaran. Beberapa koloni filamen memiliki kemampuan untuk
berdiferensiasi menjadi tiga tipe sel yang berbeda: sel vegetatif adalah
yang paling umum dijumpai, sel fotosintesis pada kondisi lingkungan yang
baik, dan tipe heterokista yang berdinding tebal yang mengandung enzim
nitrogenase pada kondisi lingkungan.

ii
Cyanobacteria atau ganggang hijau-biru adalah filum (atau divisi)
bakteri yang mendapat energi melalui fotosintesis. Jejak fosil ganggang
hijau-biru telah ditemukan sejak 3,8 miliar tahun lalu dan merupakan salah
satu kelompok bakteri terbesar dan terpenting di bumi. Ganggang hijau-
biru dapat ditemukan di hampir semua habitat yang bisa dibayangkan, dari
samudera ke air tawar bahkan sampai ke batu dan tanah. Kebanyakan
ganggang hijau-biru ditemukan di air tawar, sedangkan beberapa spesies
ditemukan tinggal di lautan, terdapat di tanah lembab, atau bahkan kadang-
kadang melembabkan batuan di gurun. Beberapa ganggang hijau-biru
bersimbiosis dengan lumut kerak, tumbuhan, berbagai jenis protista dan
menyediakan energi bagi inangnya.
Ganggang hijau-biru yang berasal dari kelas Myxophyceae adalah
mikroorganisme primitif dan dikelompokkan dalam prokariota. Sel-sel
ganggang ini tidak memiliki inti yang terbagi dengan baik dan pembelahan
sel yang terjadi adalah pembelahan biner sederhana. Organisme ini
memiliki warna hijau-biru, dengan pigmen utamanya dapat berupa hijau
klorofil a, karoten, xanthofil, c-phycocyanin dan c-phycoerythryn. Produk
dari aktivitas fotosintetisnya adalah glikogen. Setiap individu sel
umumnya memiliki dinding sel yang tebal dan lentur, serta bersifat Gram
negatif. Ganggang hijau-biru tidak memiliki flagela. Mereka bergerak
dengan meluncur sepanjang permukaan. Ganggang hijau-biru secara
tradisional diklasifikasikan menjadi lima kelompok, berdasar struktur
tubuhnya yaitu: Chroococcales, Pleurocapsales, Oscillatoriales, Nostocales
dan Stigonematales. Ganggang hijau-biru adalah satu-satunya kelompok
organisme yang mampu mereduksi nitrogen dan karbon dalam kondisi
tidak ada oksigen (anaerob). Mereka melakukannya dengan mengoksidasi
belerang (sulfur) sebagai pengganti oksigen. Beberapa spesies ganggang
hijau-biru memproduksi neurotoksin, hepatotoksin, sitotoksin, dan
endotoksin, membuat mereka berbahaya bagi hewan dan manusia.

ii

Oscillatoria Anabaena
chroococcus sp

b. Alga Hijau
Alga hijau (Chlorophyceae) Ganggang hijau atau Chlorophyta sesuai
dengan namanya, kelompok dari alga ini berwarna hijau berasal dari pigmen
pada kloroplas. Kloroplas mengandung pigmen yang digunakan untuk
fotosintesis, yaitu klorofil-a dan klorofil-b serta berbagai karotinoid. Alga hijau
menghasilkan dinding sel yang sebagian besar terdiri dari karbonhidrat yang
berselulosa. Kelompok alga ini memiliki bentuk yang sangat beranekaragam,
tetapi bentuk yang umum dijumpai adalah seperti benang (filamen) dengan atau
tanpa sekat dan berbentuk lembaran.
Chlorophyta merupakan divisi terbesar dari semua divisi alga, sekitar 6500
jenis anggota divisi ini telah berhasil diidentifikasi. Divisi Cholorophyta
tersebar luas dan menempati beragam substrat seperti tanah yang lembab,
batang pohon, batuan basah, danau, laut hingga batuan bersalju. Sebagian besar
(90%) hidup di air tawar dan umumnya merupakan penyusun komunitas
plankton. Sebagian kecil hidup sebagai makro alga di air laut. Indonesia
tercatat sedikitnya 12 marga alga hijau, yang banyak di antaranya sering
dijumpai di perairan pantai. Berikut ini adalah marga-marga alga hijau tersebut.
a. Caulerpa yang dikenal beberapa penduduk pulau sebagai anggur laut
terdiri sari 15 jenis dan lima varietas.
b. Ulva mempunyai Talus berbentuk lembaran tipis seperti sla, oleh
karenanya dinamakan sla laut. Ada tiga jenis yang tercatat, salah satu

ii
diantaranya Ulva reticulata. Alga ini biasanya melekat dengan
menggunakan alat pelekat berbentuk cakram pada batu atau pada substrat
lain. Daunnya tipis dan lebar 0,1 mm tebalnya, bentuk dan ukurannya tidak
teratur. Daun yang lebar dapat mencapai ukuran 400 cm².
c. Valonia (V.ventricosa) mempunyai talus yang membentuk gelembung
berisi cairan verwarna ungu atau hijau menhkilat, menempel pada karang
mati atau batu karang. Alga ini berbenang hijau bercabang dan beruas,
garis tengahnya 18 kira-kira 1 mm, tumbuh ke aras membentuk sebuah
talus yang permukaan atasnya berbentuk kubah.
d. Dictyosphaera (D.cavernosa) dan jenis-jenis marga ini di Nusa Tenggara
Barat dinamakan bulung dan dimanfaatkan untuk sayuran.
e. Halimeda terdiri dari 18 jenis, marga alga ini berkapur dan menjadi salah
satu penyumbang endapan kapur dilaut. Halimeda tuna terdiri dari rantai
bercabang dari potongan tipis berbentuk kipas.
f. Chaetomorpha mempunyai talus atau daunnya berbentuk benang yang
menggumpal. Jenis yang diketahui adalah C.crassa yang sering menjadi
gulma bagi budidaya rumput laut.
g. Codium hidup menempel pada batu atau batuan karang.
h. Marga Udotea tercatat dua jenis dan banyak terdapat di perairan Sulawesi,
seperti di Kepulauan Spermonde dan Selat Makasar. Alga ini tumbuh di
dasar pasir dan terumbu karang.
i. Tydemania (T.expeditionis) tumbuh di paparan terumbu karang yang
dangkal dan di daerah tubir pada kejelukan 5-30 m di perairan jernih.
j. Bernetella (B.nitida) menempel pada karang mati dan pecahan karang di
paparan terumbu.
k. Burgensia (B.forbesii) mempunyai talus berbentuk kantung silendrik berisi
cairan warna hijau tua atau hijau kekuning-kuningan, menempel di batu
karang atau pada tumbuh-tumbuhan lain.
l. Neomeris (N.annulata), tumbuh menempel pada substrat dari karang mati
di dasar laut. N.annulata hidup didaerah pasut di seluruh perairan
Indonesia.

ii
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. AlatdanBahan
1. Alat
a. Mikroskop elektron 2buah
b. Kaca benda 2 buah
c. Kaca penutup 2 buah
d. Pipettetes 2 buah
e. Gelas kimia 50 ml 2 buah
2. Bahan
a. Air sungai kuwung sidoarjo 20 ml
b. Air sungai pabrik gula sidoarjo 20 ml
c. Tissu secukupnya
B. RancanganPenelitian

ii
Gambar 3.1 Gambar 3.2
Menyiapkan alat dan Meneteskan air sungai di kaca
bahan objek menggunnakan pipet
tetes

Gambar 3.4 Gambar 3.3


Mengamati preparat di Meletakkan preparat di
bawah mikroskop meja objek mikroskop

C. LangkahKerja
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menyiapkan mikroskop dengan mengatur pencahayaan dan focus
mikroskop menggukan makromikronya.
3. Membersihkan gelas benda dan gelas penutup dari lemak atau pun
debu menggunakan tissue yang telah diberi alcohol.
4. Meneteskan 1 tetes air sungai kuwung menggunakan pipet tetes
5. Meletakkan gelas penutup di atas tetesan air secara hati-hati sehingga
tidak terbentuk rongga udara.
6. Meletakkan preparat dibawah mikroskop kemudian mengamati
berbagai mikroorganisme yang ditemukan dengan perbesaran lemah
dan kuat.
7. Menggambar mikroorganisme yang ditemukan pada lembar hasil
pengamatan dan mencocokkan dengan lampiran identifikasi untuk
mengetahui jenis dari mikroorganisme tersebut.
8. Melakukankegiatan yang sama untuk air yang berasal dari sungai
pabrik gula.

ii
D. Alur
Air Sungai Kuwung Air Sungai Pabrikgula

Ditetesakan pada kaca benda


sebanyak satu tetes
menggunakan pipet tetes.
Ditutup menggunakan kaca
penutup dengan hati-hati agar
tidak terbentuk rongga udara.

Preparat

Diletakkan di atas meja objek


mikroskop yang telah diatur
pencahayaannya.

ii
Diamati di bawah mikroskop
dengan mengatur makro dan
mikro mikroskop.

Gambar

Digambar pada lembar hasil


pengamatan.
Dicocokkan dengan lampiran
identifikasi untuk mengetahui
nama dan jenis.
Hasil

BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Alga Biru Sungai Pabrik Gula Sidoarjo
No. Gambar Keterangan
1. Chamaesiphon
Perbesaran 400x

2. Perbesaran 400x

3. Perbesaran 400x

ii
4. Perbesaran 100x

5. Perbesaran 100x

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Alga Biru Sungai Kuwung Sidoarjo


No. Gambar Keterangan
1. Chamaesiphon
Perbesaran 400x

ii
2. Perbesaran 100x

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Alga Hijau Sungai Pabrik Gula Sidoarjo
No. Gambar Keterangan
1. Perbesaran 100x

ii
2. Perbesaran 100x

3. Perbesaran 100x

4. Perbesaran 100x

ii
5. Perbesaran 100x

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Alga Hijau Sungai Kuwung Sidoarjo


No. Gambar Keterangan
1. Cladophora
Perbesaran 400x

2. Perbesaran 100x

ii
3. Perbesaran 100x

4. Perbesaran 100x

5. Perbesaran 100x

6. Perbesaran 100x

ii
7. Perbesaran 100x

8. Perbesaran 100x

B. Analisis
Pengamatan “Alga Biru dan Alga Hijau” menggunakan air dari Sungai
Kuwung Sidoarjo dan air Sungai Pabrik Gula Sidoarjo. Pada pengamatan
yang dilakukan pada air yang berasal dari sungai pabrik gula Sidoarjo
terdapat lima jenis alga biru. Pada pengamatan terdapat alga
Chamaesiphon yang diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran
400 kali. Selain itu, pada air sungai pabrik gula Sidoarjo ini juga terdapat
jenis alga biru yang belum teridentifikasi namanya dan diamati
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 400 kali dan 100 kali. Hasil
pengamatan alga biru pada tetesan air sungai dari sungai kuwung Sidoarjo
hanya menghasilkan dua alga biru. Alga biru yang pertama yaitu
Chamaesiphon yang diamati menggunakan perbesaran mikroskop 400
kali. Alga biru yang kedua yaitu jenis alga biru yang belum teridentifikasi
namanya yang dilihat dari perbesaran mikroskop sebesar 100 kali.
Pada pengamatan alga hijau yang airnya diambil dari sungai pabrik
gula Sidoarjo ditemukan 5 jenis alga hijau yang belum teridentifikasi
namanya, seluruh alga hijau pada air dari sungai pabrik gula Sidoarjo ini

ii
diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 100 kali. Pengamatan
alga hijau dari air sungai kuwun Sidoarjo mendapatkan lima jenis alga
hijau. Alga hijau yang pertama yaitu Cladophora yang diamati dengan
mikroskop dengan perbesaran 400 kali. Untuk keempat jenis lainnya ini
belum teridentifikasi namanya dan diamati dengan menggunakan
perbesaran 100 kali.
C. Pembahasan
Alga adalah organisme holoplankton yang hidup bebas terapung dalam
air dan selama hidupnya merupakan plankton. Alga memiliki pigmen
hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis.
Selain itu juga memiliki pigmen-pigmen tambahan lain yang dominan.
Dalam perairan alga merupakan penyusun fitoplankton yang hidup
melayang-layang di dalam air, tetapi juga dapat hidup melekat di dasar
perairan. Alga dapat ditemukan diseluruh air mulai dari permukaan sampai
pada kedalaman, dimana intensitas cahaya matahari masih memungkinkan
untuk digunakan dalam proses fotosintesis. Hasil fotosintesis alga
merupakan mata rantai yang sangat penting bagi zooplankton.
Alga prokariotik terbagi menjadi dua kelompok yaitu Cyanophyta dan
Chlorophyta.
Cyanophyta memiliki struktur sel prokariotik seperti halnya bakteri,
namun mampu melakukan fotosisntesis langsung karena memiliki klorofil.
Sebelumnya, alga ini bersama bakteri masuk ke dalam kerajaan monera.
Akan tetapi, dalam perkembangannya diketahui bahwa alga ini lebih
banyak memiliki karakteristik bakteri sehingga dimasukkan ke dalam
kelompok Eubacteria. Pigmen dari alga kelompok ini terdapat di dalam
tilakoid, tidak membentuk platida. Pigmen – pigmen yang terkandung
dalam kelompok alga tersebut meliputi klorofil a (hijau), karoten (jingga),
fikosianin (biru), dan fikoeretrin (merah). Cadangan makanannya berupa
polyglucan dan butir – butir cyanophycin. Dinding sel tersusun oleh
alanin, glukosamin, asam muramik, asam glutamat, dan asam
diaminopimelat. Dinding sel bagian luar seringkali dikelilingi selaput
bergelatin. Cyanophyta terdiri atas spesies yang uniseluler, koloni, atau
filamen. Pada alga uniseluler, reproduksi dilakukan dengan pembelahan
sel. Alga berbentuk filamen (berbentuk seperti benang) tersusun atas atau

ii
beberapa deret sel yang disebut trichoma, dan memperbanyak diri dengan
fragmentasi (potongan filamen yang terpisah dari induknya dan tumbuh
menjadi individu baru). Bagian fragmen dari trichoma (potongan filamen)
itu disebut hormogonia dan bersifat motil.
Chlorophyta atau alga hijau adalah alga yang memiliki pigmen klorofil
dengan jumlah terbanyak sehingga ganggang ini berwarna hijau. Pigmen
yang dimiliki oleh alga hijau ini yaitu Karoten dan Xantofil. Klorofil
dalam pigmen lain terdapat dalam kloroplas yang bentuknya bermacam-
macam seperti gelang, pita spiral, jala, dan bintang.
Berdasarkan pada praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil
bahwa keanekaragaman alga biru pada sungai kuwung Sidoarjo sangatlah
sedikit. Sedangkan alga biru yang didapatkan dari sungai pabrik gula
Sidoarjo banyak dan telah mencapai target. Sedangkan pengamatan pada
alga hijau sendiri mendapatkan hasil yang sesuai target.
Keberagaman alga yang ditemukan ini terjadi karena beberapa faktor.
Seperti halnya yang sudah dijelaskan pada kajian teori diatas bahwa yang
mempengaruhi keanekaragaman makhluk hidup yaitu :
a) Suhu
Menurut (Chapman, 1997 dalam Palalo, 2013, h.24), perubahan suhu
yang ekstrim akan mengakibatkan kematian bagi makroalga, terganggunya
tahap-tahap reproduksi dan terhambatnya pertumbuhan.
b) Derajat Keasaman
Organisme air dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai
pH netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basa lemah.
Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme air pada umumnya terdapat
antara 7 sampai 8,5.
c) Oksigen Terlarut
Oksigen merupakan faktor yang paling penting bagi organisme air.
Semua tumbuhan dan hewan yang hidup dalam air membutuhkan oksigen
yang terlarut.
Lingkungan yang tercermar pada air sungai kuwung seperti sampah yang
dibuang ke dalam aliran sungai akan mengkomsumsi oksigen yang
tersedia di dalam air sehingga beberapa jenis organisme tidak mampu
bertahan dan kemudian mati sehingga akhirnya hanya ada beberapa jenis
organisme saja yang mampu bertahan hidup dalam kondisi tersebut. Proses
di atas yang disebut dengan pencemaran.

ii
Selain beberapa faktor di atas, waktu pengambilan air juga menjadi
faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberagaman makhluk
mikroskopis di dalamnya. Faktor tersebut yaitu kondisi air dan waktu
pengambilan air. Air dari sungai kuwung diambil pada pagi hari sedangkan
air pada pabrik gula juga diambil pada pagi hari. Air sungai kuwung
sendiri adalah sungai yang tergenang dan dipenuhi dengan sampah
sehingga membuat hanya beberapa alga yang dapat bertahan hidup dalam
air sungai tersebut. Sedangkan air pada pabrik gula sendiri dia meskipun
berasal dari limbah pabrik, air pada sanitasi limbah tersebut mengalir. Air
pada pabrik gula tersebut tidak menggenang jadi banyak makhluk
mikroskopik yang bertahan disana. Selain itu, meskipun air pabrik gula
bersala dari limbah tetapi air tersebut tidak mengandun banyak sampah.
Jadi oksigen dalam air tersebut tercukupi bagi makhluk mikroskopik di
dalamnya untuk bertahan hidup.

BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan didapatkan
kesimpulan berupa :

ii
Ciri-ciri dari alga hijau yaitu struktur tubuhnya ada yang bersel satu,
juga ada yang berupa koloni, benang, lembaran atau tabung,
mempunyai klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Ciri-ciri alga biru
yaitu struktur tubuh terdiri atas satu sel, ada pula yang bersel banyak
yang bersel banyak berupa benang atau koloni, tidak berkloroplas,
tetapi berklorofil, mempunyai pigmen fikosianin. Faktor-faktor yang
mempengaruhi keanekaragaman alga yaitu tempat pengambilan air
berpengaruh dengan keberagaman alga yang ditemukan, waktu yang
bagus untuk mengambil air tersebut adalah pada saat pagi hari, kondisi
air tergenang atau mengalir , tingkat pH air, suhu air dan derajat
keasaman.

Saran
Saran yang dapat disampaikan terkait dengan praktikum ini yaitu
dibutuhkan ketelitian dalam mengamati dan mengidentifikasi objek yang
sedang diamati menggunakan mikroskop, maka sangatlah disarankan
untuk memaksimalkan ketelitian dalam melakukan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Blatchley, W.S. 2012. Prostist. Indianapolis: The Nature Publishing Co.


Campbell, Neil A, J.B Reece dan L.G Mitchell. 2003. Biologi Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Kirby, W.F.2010. Marine of Allgae. London : British Museum.
Michael J. Pelczar, dkk. 2010.Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarata : Univ.
Indonesia.
Smith GM. 1950.The Fresh Water Algae of The United State II. New York:Mc.
Graw Hill Book Co.
Smith GM. 1955. Algae and Fungi Vol I. New York:Mc. Graw Hill Book Co.
Sulisetjono. 2009. Bahan Serahan Alga. Malang: UIN Malang.

ii
Tjitrosoepomo, G. 2003. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta, Thallophyta,
Bryophyta, Pteridophyta). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Tubalawony, S. 2007. Kajian klorofil-a dan Nutrien serta Interelasinya dengan
Dinamika Massa Air di Perairan Barat Sumatera dan Selatan Jawa –
Sumbawa. Sekolah pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Wisanti dan Ahmad Qosyim. 2015. Modul Praktikum Lembar kegiatan
Mahasiswa (KMH). Surabaya: UNESA UNIPRESS

LAMPIRAN
LAMPIRAN

Gambar1. Gambar2.
Menyiapkanalatdanbahan Meneteskan air sungai di
kacaobjekmenggunnakan
pipet tetes

ii
Gambar 3.
Gambar 4.
Meletakkanpreparat di
Mengamatipreparat di
mejaobjekmikroskop
bawahmikroskop

Gambar 5. Gambar 6.
Alga Biru Alga Biru

Gambar 9.
Gambar 7. Gambar 8. Alga Biru
Alga Biru Alga Biru

ii
Gambar 10. Gambar 11. Gambar 12.
Alga Biru Alga Biru Alga Hijau

Gambar 13. Gambar 14. Gambar15.


Alga Hijau Alga Hijau Alga Hijau

Gambar 19. Gambar 20. Gambar 21.


Alga Hijau
Gambar 16. Alga Hijau Gambar 17.
Alga Hijau Gambar 18.
Alga Hijau Alga Hijau Alga Hijau

ii
Gambar 22. Gambar 24.
Gambar 23.
Alga Hijau Alga Hijau
Alga Hijau

Gambar 25. Gambar 26. Gambar 27.


Alga Hijau Alga Hijau Alga Hijau

ii

Anda mungkin juga menyukai