Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

TUTORIAL MODUL II BLOK BOETIK


“INFEKSI KELAMIN”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3B

 Syahrul El Gufran 1102090009

 M.Taufik Syarifuddin 1102090010

 A. Rizal Zulli Doro 1102090034

 Ayesha Pratiwi 1102090035

 Nur Fadhillah Khalid 1102090058

 Ayu Arifitriana Dewi 1102090059

 Feny Rahayu 1102090082

 Fikriatul Fadhilah 1102090083

 Rhabiatul Ihrana 1102090117

 Isnaeni Salamiyah 1102090118

 Sigit Dwi Pramono 1102090133

 Nur Isna Asmaun 1102090135

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya kepada kita

semua sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan laporan modul I blok Bioetik yang

berjudul “Infeksi Kelamin”. Shalawat dan salam kita curahkan atas junjungan kita nabiullah

Muhammad SAW sebagai rahmatan lil alamin.

Pembelajaran tentang etika, humaniora, dan HAM untuk mahasiswa fakultas kedokteran

dalam masalah yang prularistik seperti di Indonesia merupakan tugas yang mendesak.

Pembelajaran tentang etika kedokteran dan humaniora kesehatan dapat membantu sisswa

mencapai kematangan secara individual, meningkatkan kewaspadaan etika, mampu bersikap

dalam wilayah moral yang nantinya akan menghasilkan dokter yang humanis dan professional

dalam pelayanan kesehatan.

Terima kasih terhadap semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian modul ini

khusunya kepada TUTOR kami yakni dr. A. Tenri Padad yang telah membinmbing kami

sehingga Laporan Hasil Tutorial ini dapat terselasaikan dengan baik. Saran dan kritik sangat

kami harapkan untuk penyempurnaan modul ini.

Makassar, 18 Maret 2010

Penyusun
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Etika telah menjadi suatu bagian dari dunia kedokteran sejak awal

perkembangannya.Pada masa seperempat abad terakhir dari abad ke 20 pertimbangan etika

menjadi perhatian utama oleh karena beberapa alasan. Etik merupakan seperangkat perilaku

yang benar atau norma-norma dalam suatu profesi. Etika kedokteran merupakan pengetahuan

tentang prilaku professional para dokter dan dokter gigi dalam menjalankan pekerjaannya,

sebagaimana tercantum dalam lafal sumpah dank ode etik masing-masing yang telah tersusun

oleh organisasi profesinya bersama pemerintah.

Dalam modul ini dititikberatkan pada scenario atau contoh kasus yang mengandung

dilema etik dan moral dalam praktek pelayanan kesehatan sehari hari.Oleh karena

itu,pelaksanaan PBL sangat penting dan diharapkan mampu melatih keterampilan kedokteran

dan sebagai perkenalan terhadap berbagai permasalahan dalam dunia kedokteran.

1.2 Tujuan Istruksional

- Tujuan Instruksional Umum :

Setelah selesai mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan mampu menganalisis

berbagai kasus dilema etik dalam situasi yang “conflicting”, sesuai dengan tuntutan

masyarakat dalam negara berkembang dan bertanggung jawab sebagai seorang dokter yang

professional.

- Tujuan Istruksional Khusus :

Setelah selesai mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan mampu :


 Menganalisis kasus dilema etik berdasarkan prinsip atau Kaidah Dasar Bioetika

dalam keputusan etik kedokteran.

 Menganalisis kasus dilema etik berdasarkan Prinsip Etika Klinik menurut Jonsen AR,

Siegler dalam keputusan etik kedokteran.

 Menganalisis kasus dilema etik berdasarkan Prinsip Etika Dasar Islam dalam

keputusan etik kedokteran.

 Memahami dan menerapkan prinsip atau Kaidah Dasar Bioetika, Etika Klinik

menurut Jonsen AR, Siegler, Prinsip Etika Dasar Islam terhadap dilemma etik dan

dalam mengambil keputusan etik kedokteran.


SKENARIO

Tuan Arief, 35 tahun dengan riwayat menderia penyakit gonore dan selalu ditangani oleh

dr.hendry, Sp.KK( salah seorang ahli kulit dan kelamin di RSBK tersebut. Waktu pertama kali

berobat dr.hendry telah memberi informasi dan meminta persetujuan sebelum memberikan obat

dr.hendry juga memberi saran tuan arief agar bisa berhenti jajan di luar.

Saat ini tuan arief kembali datang kontrol dr.hendry, Sp.KK dengan keluhan terasa panas

ketika buang air kecil (kencing) dan disertai dengan nanah yang keluar dari alat kelaminnya.

Dari anamnesis diperoleh informasi bahwa tuan arief tidak mengikuti saran untuk berhenti

melakukan seks di luar. Tuan arief tidak merasa cemas karena yakin akan sembuh setelah

mendapat obat dari dr.hendry.

Namun, dr.hendry ingin memberi pelajaran kepada tuan arief agar berhenti melakukan

seks diluar. Pada saat itu juga, dr.hendry memberi obat yang berbeda dari sebelumnya dan

akhirnya tuan arief pun pulang. Tiga hari setelah itu tuan arief datang lagi dengan keluhan yang

sama akan tetapi nanah yang keluar dari alat kelaminnya berwarna merah. Dr.hendry

menjelaskan dengan ekspresi yang cemas bahwa penyakit tuan arief sudah sangat berbahaya,

padahal sebenarnya tidak berbahaya.

Tuan arief bermohon kepada dr. hendry agar bisa menyembuhkannya dan berjanji tidak

akan mengulangi kembali perbuatannya. Kemudian dr.hendry memberikan obat kepada tuan

arief seperti biasanya dan akhirnya tuan arief sembuh.


Pertanyaan:

- Rumuskan beberapa dilemma etik pada kasus ini

- Dari dilema yang ada, cobalah anda analisis berdasarkan kaidah dasar bioetik, prima facia,

dan etika klinik Jonsen siegler. (gunakan table criteria KDB dan pertanyaan etik klinik

Jonsen S.)

- Bagaimana anda melihat kasus ini jika kita melihatnya dalam perspektif Islam.

KAIDAH DASAR BIOETIK I (ALTRUISME DALAM BERPRAKTEK)

BENEFICENCE

Prinsip beneficience merupakan prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan ke

kebaikan pasien atau penyediaan keuntungan dan menyeimbangan keuntungan tersebut dengan

resiko dan biaya. Dalam beneficence tidak hanya dikenal perbuatan untuk kebaikan saja,

melainkan juga perbuatan yang sisi baiknya lebih bsar daripada sisi buruknya.

Kriteria Ada Tidak ada

1. Mengutamakan altruisme yaitu menolong tanpa 

pamri, rela berkorban untuk kepentingan orang lain

2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia. 

3. Memandang pasien/ keluarga / sesuatu tak hanya 

sejauh menguntunggkan dokter

4. Mengusahakan agar / manfaatnya lebih banyak 

dibandingkan denagn keburkannya

5. Paternalism bertangguang jawab / kasih sayang 

6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia 

7. Pembatasan goal-based 
8. Maximalisasi pemuasan kebahagian / preferensi

pasian 

9. Meminimalisasi akibat buruk 

10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat 

11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan 

12. Tidak menarik honorarium di luar kepantasan 

13. Maximalisasi kekuasan tertinggi secara 

keseluruhan

14. Mengembangkan profesi secara teru menerus 

15. Memberikan obat berkhasiat namun murah 

16. Menerapkan Golden Rule Principle 

KAIDAH DASAR BIOETIK II ( DO NO HARM DALAM SITUASI EMERGENSI DAN

PRAKTEK KLINIK)

NONMALEFICENCE

Prinsip nonmaleficence merupakan prinsip menghindari terjadinya kerusakan atau prinsip moral

yang melarang tindakan yang memperburuk keadaan pasien. Prinsip ini dikenal sebagai “above

all do harm”.

Kriteria Ada Tidak Ada



1. Menolong pasien emergensi

2. Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah: Pasien 

dalam keadaan berbahaya, Dokter sanggup mencegah

bahaya atau kehilangan, Tindakan Kedokteran tadi

terbukti efektif, Manfaat bagi pasien > kerugian

dokter (hanya mengalami risik minimal).

3. Mengobati pasien yang luka. 

4. Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia) 

5. Tidak menghina/caci maki. 

6. Tidak memandang pasien sebagai objek 

7.Mengobati secara tidak proporsional 


8.Tidak mencegah pasien secara berbahaya

9.Menghindari misrepresentasi dari pasien


10. Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian



11. Tidak memberikan semangat hidup

12. Tidak melindungi pasien dari serangan 

13.Tidak melakukan white collar crime dalam bidang



kesehatan/kerumahsakitan yang merugikan pihak pasien

dan keluarganya

KAIDAH DASAR BIOETIK III (OTONOMI PASIEN DALAM BERBAGAI SITUASI)

AUTONOMI
Prinsip autonomy merupakan prinsip yang menghormati hak-hak pasien, terutama hak otonomi

pasien dan merupakan kekuatan yang dimiliki pasien untuk memutuskan suatu prosedur medis.

Prinsip moral inilah yang kemudian melahirkan doktrin informed consent.

Kriteria Ada Tidak Ada


1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai 

martabat pasien.

2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan

(pada kondisi elektif)

3. Berterus terang 

4. Menghargai privasi. 


5. Menjaga rahasia pribadi

6. Menghargai rasionalitas pasien.

7. Melaksanakan informed consent 

8. Membiarkann pasien dewasa dan kompeten mengambil 

keputusan sendiri.

9. TIdak mengintervensi atau meghalangi outonomi pasien. 


10. Mengcegah pihak lain mengintervensi pasien dan membuat

keputusan, termasuk, termasuk keluarga pasien sendiri.

11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada 

kasus non emergensi.



12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien.

13. Menjaga hubungan (kontra).
KAIDAH DASAR BIOETIK IV (PRINSIP KEADILAN DALAM KONTEKS

HUBUNGAN DOKTER-PASIEN)

JUSTICE

Prinsip justice merupakan prinsip moral ynag mementingkan fairness dan keadilan dalam

bersikap maupun dalam mendistribusikan sumer daya atau pendistribusian dari keuntungan,

biaya, resiko secara adil.

Kriteria Ada Tidak Ada


1. Memberlakukan segala sesuatu secara universal 

2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia 

lakukan.

3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi


yang sama.

4. Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality,



accessibility, availability, quality)

5. Menghargai hak hukum pasien.



6. Menghargai hak orang lain.

7. Menjaga kelompok yang rentan (yang paling dirugikan) 

8. Tidak melakukan penyalahgunaan.


9. Bijak dalam makro alokasi. 

10. Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan 

pasien
11. Meminta partisipasi pasien seusai dengan kemampuan.

12. Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya,

beban, sanksi) secara adil

13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat


dan kompeten.

14. Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan

sah/tepat.

15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan 

penyakit/ggn kesehatan.

16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status


sosial dll.

DINAMIKA KEPUTUSAN KLINIS YANG ETIS (KONSEP PRIMA FACIE)

General benefit result, most of people Elective, educated, bread-winner, mature

person

BENEFICENCE AUTONOMY
E
Vulnurables, emergency, life saving, minor >1 Person, other similarity, community/

social’s rights.
NON-MALIFICENCE
JUSTICE

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis menggunakan tabel-tabel Kaidah Dasar Bioetika

yakni Beneficence, Non Malificence, Autonomy, dan Justice. Maka dapat disimpulkan bahwa

prinsip dasar yang paling dominan dan mengeliminasi prinsip-prinsip KDB yang lain adalah
BENEFICENCE. Prinsip Autonomi tereliminasi dimana hak Autonomy Tuan Arif tidak

diberikan sepenuhnya. Ini terbukti dengan Informed Consent yang tidak benar diberikan kepada

Tuan Arif. Prinsip KDB lain yang tereliminasi adalah Non Malificence yang dibuktikan dengan

kerugian yang dialami oleh Tuan Arif dalam hal ini dampak psikis yang tertetekan serta dari segi

keuangan yang terbuang percuma untuk membeli obat yang tidak semestinya. Dan prinsip yang

ikut tereliminasi adalah Justice, dalam hal ini dr.Hendry mengambil keputusan secara sepihak

dan tidak memberikan keterangan yang sebenarnya kepada pasien yakni Tuan Henry.

DAFTAR TILIK PERTANYAAN ETIKA KLINIK JONSEN, SIEGLER DAN

WINSLADE

MEDICAL INDICATION

Pada topic medical indication dimasukkan semua prosedur diagnostic dan terapi yang sesuai

untuk mengevaluasi keadaan pasien dan mengobatinya. Penilaian aspek indikasi medis ini

ditinnjau dari sisi etiknya, dan terutaama menggunakan kaidah dasar bioetik beneficence dan

nonmalificenece.

PERTANYAAN ETIK ANALISA

1. Apakah masalah medis pasien? Riwayat? 1. Dalam skenario tersebut dr.Hendry telah
melakukan Anamnesis, Diagnosis, serta
Diagnosis? Prognosis?
Pengobatan yang terbaik.
2. Apakah masalah tersebut akut? kronik? 2. Dalam skenario penyakit yang diderita
kritis? gawat darurat? masih dapat oleh Tuan Arif tergolong masih Akut dan
disembuhkan? masih dapat disembuhkan.

3. Apakah tujuan akhir pengobatannya? 3. Tujuan akhir dari pengobatan yang ingin
dicapai baik oleh dr.Hendry maupun Tuan
Arif adalah kesembuhan yang sempurna.
4. Berapa besar kemungkinan 4. Dalam skenario dr.Hendry menyakini
keberhasilannya? dapat menyembuhkan penyakit dari Tuan
Arif dan ternyata berhasil
menyembuhkan penyakit dari Tuan Arif.

5. Adakah rencana lain bila terapi gagal?


5. Dalam skenario tidak ada rencana lain
yang dikemukakan oleh dr.Hendry
apabila pengobatan yang dilakukan
gagal.
6. Sebagai tambahan, bagaimana pasien ini
diuntungkan dengan perawatan medis, dan 6. Dalam perawatan medis ini pasien dapat
bagaimana kerugian dari pengobatan dapat disembuhkan dengan baik namun
dihindari? dampak dari pemberian obat yang
membuat urine bewarna merah tak dapat
dihindarkan guna member pelajaran
kepada Tuan Arif agar tidak mengulangi
perbuatannya lagi.

QUALITY OF LIFE

Topik quality of life merupakan aktualisasi salah satu tujuan kedokteran, yaitu memperbiki,

menjaga atau meningkatkan kualitas hidup insani. Apa,siapa, dan bagaimana melakukan

penilaian kualitas hidup merupakan pertanyaan etik sekitar prognosis, yang berkaitan dengan

kaidah dasar bioetik yaitu beneficence, nonmaificence dan autonomy.

PERTANYAAN ETIK ANALISA

1. Bagaimana prospek, dengan atau tanpa pengobatan 1. Dengan adanya pengobatan maka
penyakit yang diderita pasien dapat
untuk kembali ke kehidupan normal ?
disembuhkan dan kembali ke
kehidupan normal.

2. Apakah gangguan fisik, mental, dan sosial yang 2. Jika pengobatan yang dilakukan
pasien alami bila pengobatannya berhasil? berhasil maka tidak akan
menyebabkan gangguan fisik, mental,
dan sosial.
3. Apakah ada prasangka yang mungkin menimbulkan 3. Tidak kercurigaan yang timbul pada
kecurigaan terhadap evaluasi pemberi pelayanan pasien, ini terbukti dengan pasien
terhadap kualitas hidup pasien ? meminum semua obat yang diberikan
oleh dokter walaupun obatnya bukan
untuk penyakit yang dialami oleh
pasien.

4. Bagaimana kondisi pasien sekarang atau masa depan, 4. Kondisi pasien sekarang dan yang
akan dating dapat dinilai seperti yang
apakah kehidupan pasien selanjutnya dapat dinilai
diharapkan selama pasien mentaati
seperti yang diharapkan?
segala perintah dokter dan menjauhi
segala larangan dokter.

5. Apakah ada rencana alasan rasional untuk pengobatan 5. Tidak ada rencana rasional
selanjutnya ? selanjutnya untuk pengobatan yang
akan dilakukan oleh dr.Hendry
kepada Tuan Arief.

6. Apakah ada rencana untuk kenyamanan dan 6. Tidak ada, karena pasien tidak dalam
perawatan paliatif ? keaadaan yang gawat darurat dan
masih dapat disembuhkan

PATIENT PREFERRENCES

Pada topic patient preferences kita memperhatikan nilai dan penilaan tenang manfaat dan beban

yang akan diterimanya, yang berarti ceriman kaidah autonomy. Pertanyaan etiknya meliputi

pertnyaan tentang kompetensi pasien, sifat volunteer, sikap dan keputusannya, pemahaman atas

informasi, siapa pembuat keputusan bila pasien tidak berkompeten, nilai dan keyakinan yang

dianut pasien dan lain-lain.

PERTANYAAN ETIK ANALISA

1. Apakah pasien secara mental mampu dan kompeten 1. Berdasarkan skenario maka dapat
diketahui bahwa pasien secara mental
secara legal? apakah ada keadaan yang
mampu dan kompeten secara legal dan
menimbulkan ketidakmampuan ?
tidak ada keadaan yang dapat
menimbulkan ketidakmampuan.

2. Bila berkompeten, apa yang pasien katakan 2. Pasien hanya mengikuti segala
mengenai pilihan pengobatannya ? pengobatan yang diberikan oleh dokter
tanpa mempertanyakannya.

3. Apakah pasien telah diinformasikan mengenai 3. Pasien dalam hal ini tidak
keuntungan dan risikonya, mengerti atau tidak diinformasikan mengenai efek
terhadap informasi yang diberikan dan memberikan samping oleh obat yang telah
persetujuan ? diberikan dan dokter memberikan
tanpa meminta persetujuan dari pasien.

4. Bila tidak berkompeten, siapa yang pantas 4. Pasien tersebut dalam hal ini Tuan
Arief telah berkompeten.
menggantikannya ? apakah orang yang
berkompoten tersebut menggunakan standar yang
sesuai dalam pengambilan keputusan ?

5. Pasien telah menunjukkan sesuatu


5. Apakah pasien tersebut telah menunjukkan sesuatu yang lebih disukainya dan hal ini
yang lebih disukainya? dibuktikan dengan perbuatan pasien
yang tetap jajan di luar walaupun telah
dilarang.
6. Pasien tidak berkeinginan untuk
6. Apakah pasien tidak berkeinginan / tidak mampu bekerja sama dalam pengobatan yang
untuk bekerja sama dengan pengobatan yang diberikan. Hal ini terbukti dengan
diberikan ? kalau iya, kenapa? perbuatan pasien yang tetap jajan di
luar yang justru memperparah
penyakitnya tersebut.

7. Sebagai tambahan, apakah hak pasien untuk 7. Pasien dalam hal ini tidak dibeda-
memilih untuk dihormati tanpa memandang etnis bedakan dalam masalah haknya tanpa
dan agama ? memandang etnis dan agama.

CONTEXTUAL FEATURES

Prinsip dalam contextual features adalah loyality dan fairness. Disini dibahas pertanyaan etik

seputar aspek nonmedis yang memepengaruhi keputusan, seperti faktor keluarga, ekonomi,

agama, budaya, kerahasisaan, alokasi sumber daya dan faktor hukum.

PERTANYAAN ETIK ANALISA

1. Apakah ada masalah keluarga yang mungkin 1. Tidak masalah keluarga yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan mempengaruhi pengambilan
pengobatan ? keputusan pengobatan.
2. Apakah ada masalah sumber data (klinisi dan 2. Tidak ada masalah sumber data yang
perawat) yang mungkin mempengaruhi mungkin mempengaruhi
pengambilan keputusan pengobatan ? pengambilan keputusan pengobatan.
3. Apakah ada masalah faktor keuangan dan 3. Dalam skenario tidak masalah faktor
ekonomi ?
4. Apakah ada faktor relegius dan budaya ? keuangan dan ekonomi yang timbul.
4. Faktor reilgius dan budaya muncul
dalam skenario ketika pasien
melakukan tindakan yang
bertentangan dengan agama dan
budaya yakni Jajan di luar atau
berhubungan sex yang tidak sah.
5. Apakah ada batasan kepercayaan ?
5. Tidak ada batasan kepercayaan
antara pasien dan dokter.
6. Apakah ada masalah alokasi sumber daya ? 6. Tidak ada masalah alokasi sumber
daya yang dihadap oleh pasien dan
dokter.
7. Bagaimana hukum mempengaruhi
pengambilan keputusan pengobatan ? 7. Dalam pengambilan keputusan
hukum tidak mempengaruhi karena
dr.Hendry tetap memberikan obat
yang tidak semestinya walaupun
8. Apakah penelitian klinik atau pembelajaran bertentangan dengan hukum.
terlibat ?
8. Dalam skenario tidak hubungannya
dengan penelitian klinik atau
9. Apakah ada konflik kepentingan didalam pembelajaran.
bagian pengambilan keputusan didalam suatu 9. Tidak ada konflik kepentingan yang
institusi ? timbul dalam pengambilan
keputusan di dalam suatu institusi
karena ini menyangkut masalah
pribadi pasien.

DAFTAR TILIK PRINSIP ETIKA DASAR ISLAM

NO. PRINSIP ETIKA ANALISIS

1. Prinsip niat /intention (qa’idat al qasd) dr. Hendry telah memiliki niat yang tulus dan
ikhlas melakukan pengobatan demi
kesembuhan penyakit dari tuan Arief. Sesuai
dengan hadis Rasulullah saw. Yang artinya
“Sesungguhnya setiap amal perbuatan
tergantung pada niatnya dan sesungguhnya
bagi tiap-tiap apa yang ia niatkan. (HR.
Buqhari dan Muslim)

2. Prinsip kepastian /certainty (qa’idat al Dalam kasus ini dr.Hendry meyakini bahwa
yaqeen) penyakit Tuan Arief dapat sembuh asalkan
mau berobat dan berusaha untuk menjauhi
setiap larangan termasuk Jajan di luar. Dan
sesuai dengan pendapat beberapa ulama yang
memperbolehkan bagi kita untuk berusaha
selagi kita bisa tanpa ada rasa keraguan
berdasarkan hadis Rasulullah saw. Yang
artinya “Cobalah niscaya Kamu akan
mengetahui apa yang tidak Kamu ketahui.”

3. Prinsip kerugian /harm (qa’idat al dr.Hendry mempertimbangkan antara kerugian


dharar) yang diperoleh oleh Tuan Arief dengan
keuntungannya, dimana kebaikan lebih banyak
dari keburukannya. Dalam hal ini walaupun
obat memberikan efek samping namun dapat
memberikan efek jera kepada Tuan Arief
sehingga tidak mengulangi perbuatannya lagi
dan bisa sembuh dari penyakitnya. Sesuai
dengan QS. Al-Baqarah ayat 173:
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan
bagimu bangkai, darah, daging babi dan
binatang yang (ketika disembelih) disebut
(nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam
keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia
tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.

4. Prinsip kesukaran /difficulty (qa’idat al Sama dengan dasar yang digunakan dalam
mashaqqat) prinsip Kerugian dalam QS. Al-Baqarah ayat
173. Dimana dr.Hendry boleh melakukan
tindakan yang memberikan obat yang tidak
semestinya demi kebaikan pasien namun bila
keadaan kembali normal atau pasien telah
sembuh maka Haram hukumnya untuk
melakukan perbuatan yang sama.

5. Prinsip kebiasaan /custom (qa’idat al dr. Hendry melakukan prosedur pengobatan


aadat) yang biasa dilakukan oleh dokter-dokter lain
demi kesembuhan penyakit pasien dan
memberikan solusi yang baru dengan
memberikan obat yang memberikan efek jear
kepada pasien.
DILEMA ETIK

No Dilema Etik KDB Analisa


1. dr.Hendry memberikan obat yang Beneficence: Prinsip yang dominan dalam
berbeda dari hari sebelumnya ketika B1,B2,B3,B4, dilema ini adalah
tuan arief datang dan obat itu tidak B5,B6,B9 Beneficence, karena dokter
sesuai dengan indikasi penyakit melakukan tindakan yang
karena Tuan Arif yang keras kepala tidak semestinya demi
dan tidak mau mematuhi aturan atau kebaikan dan kesembuhan
saran yang diberikan oleh dari pasien. Sehingga prinsip-
dr.Hendry. prinsip yang lain tereliminasi.

 2. dr.Hendry berbohong atas Beneficence: Prinsip yang dominan dilema


penjelasan penyakit yang B1,B3,B4,B5, ini adalah Beneficence, itu
sebenarnya diderita oleh tuan arief. B6,B9 karena dokter lebih
mangutamakan kebaikan
untuk pasien agar sembuh
walaupun dokter harus
berbohong kepada pasien
mengenai penyakit yang
dideritanya.
3. dr. Hendry mengalami dilema yakni Autonomy: Prinsip yang dominan pada
berhak untuk memutuskan proses A7,A8,A13 dilema ini adalah prinsip
pengobatan atau tetap melanjutkan Autonomy dari pasien, ini
pengobatan terhadap tuan Arief karena terbukti dari tindakan pasien
tidak mematuhi nasehatnya, namun
yang tetap tidak
tuan Arif juga berhak menentukan
pilihan antara mengikuti nasehat
menghiraukan nasehat dan
dr.Hendry atau tidak. perintah dokter dimana
kekusaan sepenuhnya terletak
pada pasien, apakah dia mau
atau tidak mematuhinya.
 4. dr. Hendry melanggar KODEKI Beneficence: Prinsip yang dominan pada
semata-mata untuk kesembuhan B1,B3,B4,B5, dilema ini adalah prinsip
pasien dengan cara memberi B6,B8,B9 Beneficence, yakni dokter
pelajaran mengutamakan kebaikan
pasien walaupun harus
melanggar KODEKI yakni
tentang hak pasien untuk
memeperoleh Informed
Consent yang benar.
PENUTUP

Berdasarkan hasil TUTORIAL dan analisis menggunakan tabel-tabel Kaidah Dasar

Bioetika yakni Beneficence, Non Malificence, Autonomy, dan Justice . Maka dapat disimpulkan

secara umum dari skenario bahwa prinsip dasar yang paling dominan dan mengeliminasi prinsip-

prinsip KDB yang lain adalah BENEFICENCE. Prinsip Autonomi tereliminasi dimana hak

Autonomy Tuan Arif tidak diberikan sepenuhnya. Ini terbukti dengan Informed Consent yang

tidak benar diberikan kepada Tuan Arif. Prinsip KDB lain yang tereliminasi adalah Non

Malificence yang dibuktikan dengan kerugian yang dialami oleh Tuan Arif dalam hal ini dampak

psikis yang tertetekan serta dari segi keuangan yang terbuang percuma untuk membeli obat yang

tidak semestinya. Dan prinsip yang ikut tereliminasi adalah Justice, dalam hal ini dr.Hendry

mengambil keputusan secara sepihak dan tidak memberikan keterangan yang sebenarnya kepada

pasien yakni Tuan Arief.

Pengamatan dengan menggunakan pertanyaan etika klinik Jonsen dan Siegler maka

dalam skenario tersebut dr. Hendry secara umum sudah menggunakan Medical Indication,

Quality of Life, Patient Preference, dan Contextual Features dalam praktek klinik dan dalam

mengahadapi pasien yang akan dilayani.

Dan berdasarkan perpestik Islam tindakan-tindakan yang telah dilakukan oleh dr. Hendry

kepada pasiennya yakni Tuan Arief telah mengandung prinsip-prinsip Islam yaitu prinsip niat,

prinsip kepastian, prinsip kerugian, prinsip kesukaran, dan prinsip kebiasaan.


DAFTAR PUSTAKA

 Hanafiah, M. Yusuf., Prof.Dr.SPOG & Amri Amir, Dr.SpF. 2007. Etika Kedokteran dan

Hukum Kesehatan. Edisi 4: EGC Penerbit Buku Kedokteran.Jakarta.

 Andi Mappaware, Nasruddin.2009.Pengantar Bioetika, Hukum Kedokteran, dan Hak


Asasi Manusia. Makassar : FK-UMI

 M. Achadiat, Chrisdiono.2007.Dinamika Etika & Hukum Kedokteran dalam Tantangan


Zaman.Jakarta : EGC

 Diktat Kuliah dan Hand Out Para Nara sumber / Dosen Pengampu.

 Sumber lain: VCD, Film, Tape, Internet, dan Koran.

Anda mungkin juga menyukai