Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No.

3 September 2020 (Hal 13 – 23)

Hasil Penelitian

PENGARUH ALLELOKIMIA ARBILA HUTAN (Phaseolus lunatus L.)


TERHADAP PERTUMBUHAN DAN AKTIVITAS PEROKSIDASE
PADA JAGUNG (Zea mays L.) Var. Piet Kuning

M. L. Gaol, Refli, Andriani N. Momo, Noveria L. Nubatonis

Program Studi Biologi FST Undana

ABSTRAK

Jagung varietas Piet Kuning merupakan salah satu bahan pangan lokal alternatif pengganti
beras. Namun dewasa ini konsumen jagung var. Piet Kuning semakin berkurang karena
rendahnya produksi jagung var. Piet Kuning sehingga mengakibatkan kondisi jagung Piet
Kuning yang sudah langkah untuk diperoleh. Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya
produksi tanaman jagung ini adalah cekaman lingkungan (allelokimia).Oleh karena itu
dilakukan penelitian mengenai pengaruh allelokimia terhadap tanaman Jagung. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh allelokimia Arbila Hutan terhadap pertumbuhan dan
aktivitas peroksidase pada jagung var. Piet Kuning. Penelitian ini menggunakan rancangan
acak lengkap yang meliputi5 perlakuan konsentrasi(0%, 10%, 20%, 30%, 40%) dengan 4
ulangan sehingga diperoleh 20 unit percobaan.Hasil analisis statistik menunjukan bahwa
pemberian allelokimia Arbila Hutan memberikan pengaruh yang signifikan (p<0,05).
Konsentrasi allelokimia yang diberikan dapat menurunkan laju pertumbuhan (tinggi tanaman,
luas daun, diameter batang) dan pertambahan jumlah daun namunmeningkatkan aktivitas
peroksidase pada jagung var. Piet Kuning.

Kata Kunci : Allelokimia, Arbila Hutan, Pertumbuhan, Peroksidase, aktivitas, Jagung, Piet
Kuning

13
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No. 3 September 2020 (Hal 13 – 23)

Hasil Penelitian

Indonesia memiliki beragam bahan Hasil penelitian lainnya dilaporkan


pangan lokal alternatif pengganti beras, bahwa beberapa tanaman seperti daun
diantaranya adalah jagung. Jagung (Zea alang-alang (Imperata cylindrica) yang
mays L.) varietas Piet Kuning merupakan memproduksi senyawa metabolit sekunder
salah satu yang disertifikasi sebagai (allelokimia) berpotensi menekan
jagung lokal NTT. Keunggulan jagung pertumbuhan dan perkembangan pada
var. Piet Kuning antara lain sangat adaptif jagung (Kamsurya, 2013). Arbila Hutan
terhadap kondisi iklim kering dan lahan merupakan salah satu keluarga
kering di NTT, memiliki daya tahan yang leguminosae. Arbila terdiri dari dua
cukup baik terhadap serangan hama kultivar yaitu Arbila yang dibudidaya (kot
gudang dan sangat responsive terhadap aem) dan Arbila Hutan (kot fui). Arbila
pemupukan (Hosang dkk., 2014). Namun yang dibudidaya dapat dikonsumsi
dewasa ini konsumen jagung var. Piet langsung dengan jagung dan bisa
Kuning semakin berkurang karena digunakan sebagai sayuran, sedangkan
rendahnya produksi jagung var. Piet Arbila Hutan memiliki kandungan asam
Kuning sehingga mengakibatkan kondisi sianida (HCN) yang tinggi sehingga bisa
jagung Piet Kuning yang sudah langkah dikonsumsi jika dilakukan pengolahan
untuk diperoleh. dengan cara perendaman dan perebusan
Salah satu faktor yang dalam jangka waktu yang lama.
mempengaruhi rendahnya produksi Berdasarkan pengamatan Arbila
tanaman jagung ini adalah cekaman Hutan ini juga tumbuh liar dan merambat
lingkungan. Sebagai bentuk adaptasi pada tanaman jagung sehingga tanaman
tanaman terhadap setiap cekaman jagung mengalami cekaman dan
lingkungan, tanaman akan meningkatkan mengakibatkan pertumbuhan tanaman
aktivitas enzim, salah satunya adalah jagung menjadi terhambat. Uji fitokimia
enzim peroksidase. Enzim peroksidase menunjukkan bahwa Arbila Hutan
berperan dalam sistem pertahanan diri saat mengandung senyawa fenol, flavonoid,
tanaman mengalami serangan tanin, saponin, terpenoid, steroid dan
virus/penyakit. Berbagai penelitian alkaloid, (Retnaningshi dkk, 2007)
melaporkan bahwa tanaman yang Berbagai penelitian telah dilakukan
mengalami cekaman lingkungan biotik untuk mengkaji, pengaruh allelokimia
atau abiotik menunjukkan peningkatan terhadap tanaman. Penggunaan ekstrak
aktivitas peroksidase (Artlip and daun sebagai sumber allelokimia
Funkhouser, 1995). sedangkan untuk kandungan allelokimia
Senyawa allelokima merupakan pada bagian biji tumbuhan tersebut belum
senyawa yang bersifat toksik yang dilaporkan serta pengaruh terhadap
dihasilkan oleh suatu tumbuhan dan pertumbuhan dan enzim peroksidase pada
mempengaruhi pertumbuhan dari tanaman jagung belum dilakukan. Tujuan yaitu
yang berada di sekitarnya. Senyawa Mengetahui pengaruh allelokimia Arbila
allelokimia dikelompokkan atas 5 jenis, Hutan (P. lunatus L.) terhadap
yaitu asam fenolat, koumarat, terpeinoid, pertumbuhan dan aktivitas peroksidase
flavonoid, scopulaten (Kilkoda, 2015). pada Jagung (Z. mays L.) var. Piet Kuning.

14
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No. 3 September 2020 (Hal 13 – 23)

Hasil Penelitian

MATERI DAN METODE Luas daun jagung (cm2) diukur dengan


metode Ld = p x l x k. p=panjang
Ekstraksi Allelokimia l=lebar, k=konstanta 0,7389 (Hartoyo,
Biji kacang Arbila Hutan sebanyak 2 2008). Untuk pengukuran panjang daun
kg dicuci besih dengan air, kemudian diukur dengan cara mengukur panjang
dikeringkan didalam oven pada suhu 50oC daun dari pangkal sampai ke ujung daun
selama 12 jam. Biji digiling dan diayak. terpanjang, sedangkan untuk lebar daun
Tepung yang diperoleh diambil sebanyak sedangkan lebarnya diukur pada tengah
1 kg direndam dengan aquades sebanyak daun terlebar. Diameter batang (cm),
3000 ml selama 5 hari, setiap 6 jam diukur dengan menggunakan meteran
dilakukan pengadukan, setelah itu cliper 10 cm dari permukaan tanah.
dilakukan penyaringan dengan Pengukuran Aktivitas enzim
menggunakan kertas saring. Filtrat yang peroksidase
diperoleh dari hasil penyaringan tersebut Satu gram sampel daun jagung
digunakan sebagai ekstrak allelokimia. digerus dengan menggunakan mortal,
Penyiapan media dan penanaman ditambahkan 2,5 ml larutan buffer fosfat
Media tanam berupa campuran pH 7 yang mengandung 500µl EDTA
tanah hitam dan pupuk kandang sapi 0,01 mM, 7,5 ml asam ascorbat 1 mM
dengan perbandingan 2:1 dimasukan diinkubasi selama 5 menit, setelah itu
sebanyak ± 6 kg yang terdiri dari tanah (4 disaring dengan menggunakan kertas
kg) dan pupuk (2 kg) ke dalam setiap saring. Filtrat yang diperoleh disenrifugasi
polibag. Media tersebut diberi air sampai pada kecepatan 1500 rpm suhu 40C selama
jenuh selama 4 hari. Kemudian, sebanyak 15 menit. Supernatan yang diperoleh
3 benih jagung ditanam dalam setiap digunakan untuk penentuan aktivitas
polibag ditumbuhkan dalam rumah kasa enzim peroksidase. Penentuan aktivitas
dengan pencahayaan dan temperatur enzim peroksidase diuji dengan
alami. Setelah benih jagung memasuki menggunakan metode spektofotometer,
fase pertumbuhan vegetatif, diukur (Refli, 2015). 500µl larutan bufer Kalium
parameter pertumbuhan awal (tinggi, luas Fosfat 0,05 mM pH (7,0), 10 µl pirogalol,
daun dan jumlah daun, diameter batang) dan 250 µl larutan H2O2 5mM dan
jagung pada setiap percobaan, kemudiaan dimasukan kedalam tabung, selanjutnya
diberikan perlakuan allelokimia pada kedalam tabung dimasukan 500 µl
masing-masing percobaan. ekstrak enzim dan diinkubasi dalam
Pengukuran Laju pertumbuhan jagung watherbath pada suhu 250C, selama 15
Laju pertumbuhan diukur pada saat menit. Setelah itu, ditambahkan 250 µl
tanaman mencapai fase vegetatif selama 1 larutan H2SO4 5% kemudian divorteks
minggu yaitu pada hari ke- 27 hingga perlahan selama 2 menit hingga
hari ke- 34 yang meliputi: tinggi tanaman homogen. Homogenat yang diperoleh
jagung (cm), yang diukur dari permukaan diukur dengan menggunakan
tanah sampai tajuk tertinggi. Jumlah daun spektrofotometer pada panjang gelombang
jagung yaitu jumlah total semua daun per 420 nm.
tanaman yang telah terbuka sempuna.

15
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No. 3 September 2020 (Hal 13 – 23)

Hasil Penelitian

Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN


Data hasil penelitian dianalisis
secara statistik menggunakan analisis Pengaruh allelokimia Arbila Hutan
varians (ANAVA) untuk mengetahui ada terhadap laju pertumbuhan tinggi
tidaknya pengaruh perlakuan terhadap tanaman Jagung var. Piet Kuning
respon pertumbuhan tanaman jagung. Jika Allelokimia merupakan senyawa
ada pengaruh yang signifikan maka kimia yang dieksresikan suatu tumbuhan
dilakukan uji lanjut dengan uji DMRT yang merangsang atau menghambat
sehingga dapat dilihat perbedaan antar pertumbuhan spesies lain. (Rice 1994;
pelakuan (Steel dan Torrie, 1993). Singh et al., 2003). Hasil uji analisis varians
pengaruh allelokimia Arbila Hutan terhadap
parameter pengujian pertumbuhan tanaman
jagung dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil uji analisis varians pengaruh allelokimia Arbila Hutan pada tanaman jagung
Parameter Db NTP NTG F t (0,05) Fh Ket

Laju pertumbuhan tinggi 19 3, 882 0,218 2,90 17, 795 S


tanaman (cm/hari)
Laju pertumbuhan luas 19 37, 823 0,218 2,90 113, 748 S
daun (cm2/hari)
Pertambahan jumlah daun 19 0,825 0,100 2,90 8,250 S
(helai)
Laju pertumbuhan 19 0,005 0,000 2,90 10,789 S
diameter batang (cm/hari)
Aktivitas peroksidase 19 0,99 0,01 2,90 196, 525 S
(unit.BS-1)
Keterangan: db= derajat bebas, NTP= nilai tengah perlakuan, NTG= nilai tengah galat, Ft(0,05)= F Tabel dengan
taraf kepercayaan 5%, Fh= Nilai F hitung, S=Signifikan

Tabel 1 terlihat bahwa hasil uji analisis


varians (Anava) menunjukkan adanya
pengaruh yang signifikan (p<0,001) terhadap
laju pertumbuhan tinggi tanaman jagung
yang diberi perlakuan konsentrasi
allelokimia Arbila Hutan. Hal ini
menunjukkan bahwa pemberian allelokimia
Arbila Hutan dapat menghambat Gambar 1. Pengaruh konsentrasi
pertumbuhan (tinggi tanaman) jagung. allelokimia Arbila Hutan terhadap tinggi
tanaman jagung; Nilai rata-rata yang diikuti
oleh huruf yang sama tidak berbeda pada (p >0,
05) dengan uji DMRT 5%.

16
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No. 3 September 2020 (Hal 13 – 23)

Hasil Penelitian

Gambar 1 menunjukkan bahwa Pengaruh allelokimia Arbila Hutan


perlakuan konsentrasi allelokimia 40% terhadap laju pertumbuhan luas daun
berbeda nyata dengan konsentrasi 0%, tanaman Jagung var. Piet Kuning
10% namun berbeda tidak nyata dengan Hasil uji Anava pada Tabel 1
perlakuan konsentrasi 20% dan 30%. menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang
Perlakuan konsentrasi 20-40% signifikan (p<0,001), terhadap laju
memberikan pengaruh penurunan laju pertambahan luas daun jagung yang diberi
pertumbuhan tinggi tanaman yang paling perlakuan konsentrasi allelokimia Arbila
buruk dibandingkan dengan tanaman Hutan. Hal ini menunjukkan bahwa
kontrol (0%) hal ini disebabkan karena pemberian allelokimia Arbila Hutan dapat
Arbila hutan diduga mengandung menghambat laju pertumbuhan luas daun
senyawa fenol yang dapat menghambat tanaman jagung.
pembelahan dan pemanjangan sel yang
akan berakibat tanaman menjadi pendek.
Watimena (1988) mengatakan bahwa
senyawa fenol dapat menghambat
pembelahan sel pada fase mitosis melalui
proses pengrusakan pembentukan dan
pemanjangan benang-benang spindel pada
tahap metafase sehingga sel tidak dapat
ditarik pada kutub yang berlawanan
akibatnya kromosom yang berada Gambar 2. Pengaruh konsentrasi
didalam sel menyebar (jumlah kromosom allelokimia Arbila Hutan terhadap luas
meningkat/bersifat poliploid) dan daun tanaman jagung ;Nilai rata-rata yang
diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda pada
menghambat pembentukan membran sel
(p >0, 05) dengan uji DMRT 5%.
baru (Addink, 2002 dalam Ernawiati,
2008). Di samping itu, rendahnya laju Laju pertumbuhan luas daun pada
pertumbuhan tanaman juga disebabkan tanaman jagung menurun seiring dengan
oleh adanya senyawa flavonoid pada peningkatan konsentrasi allelokimia
Arbila Hutan. Flavonoid dapat Arbila Hutan yang diberikan (Gambar 2).
menghambat aktivitas enzim IAA Hal ini didukung dengan penelitian
oksidase sehingga pemanjangan sel tidak (Kristanto, 2006) sebelumnya yang
berlangsung secara normal. Hal ini menemukan bahwa allelokimia teki dapat
didukung dengan penelitian sebelumnya menurunkan jumlah, luas daun dan
yang menemukan bahwa allelokimia teki kandungan klorofil daun pada tanaman
dan alang-alang dapat menurunkan tinggi jagung. Hasil uji DMRT dengan taraf
tanaman dan luas daun serta signifikan 5% menunjukkan bahwa
penghambatan aktivitas enzim berbagai pemberian konsentrasi allelokimia pada
tanaman graminae (Kristanto dkk., 2003) perlakuan 0%-40% berbeda nyata antara
perlakuan yang satu dengan perlakuan
yang lainnya.

17
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No. 3 September 2020 (Hal 13 – 23)

Hasil Penelitian

Perlakuan konsentrasi 40% dapat


menurunkan laju penambahan luas daun
hingga 2 cm2/hari dibandingkan dengan
tanaman kontrol dengan luas daun sebesar
9 cm2/hari
Penurunan luas daun ini
kemungkinan juga disebabkan oleh
senyawa metabolit sekunder seperti
senyawa fenol dari kacang Arbila Hutan
yang menghambat proses fotosintesis Gambar 3. Pengaruh konsentrasi
pada daun, hal ini ditandai dengan daun allelokimia Arbila Hutan terhadap jumlah
yang nampak tidak sehat, perubahan daun jagung ; Nilai rata-rata yang diikuti oleh
warna daun (hijau menjadi kekuning- huruf yang sama tidak berbeda pada (p >0, 05)
kuningan), adanya bercak hitam serta dengan uji DMRT 5%.
ujung daun yang nampak terbakar/ rusak.
(Gardner et al, 1991 dan Chayanti, 2013) Hasil uji DMRT 5% terlihat bahwa
melaporkan bahwa senyawa fenol dapat semakin tinggi perlakuan allelokimia
menghambat reaksi fotosintesis, sehingga Arbila Hutan yang diberikan cenderung
menurunkan laju pertumbuhan tanaman. menurunkan jumlah daun tanaman jagung
Pengaruh allelokimia Arbila Hutan (Gambar 3). Pemberian perlakuan
terhadap pertambahan jumlah daun konsentrasi allelokimia 0%, berbeda nyata
tanaman Jagung var. Piet Kuning dengan konsentrasi 30% dan 40% namun
Daun merupakan organ tempat berbeda tidak nyata dengan konsentrasi
utama proses fotosintesis karena pada 10% dan 20%. Perlakuan konsentrasi
daun dewasa mengandung kloroplas yang 30% dan 40% dapat menurunkan jumlah
berperan mengabsorbsi energi cahaya. daun hingga 1 helai dibandingkan dengan
Hasil uji analisis varian (Anava) pada Tabel peningkatan jumlah daun tanaman jagung
1 menunjukkan adanya pengaruh yang dengan perlakuan konsentrasi 0-20%
signifikan (p<0,001) terhadap laju Penurunan jumlah daun ini
pertambahan jumlah daun pada tanaman disebakan oleh senyawa allelokimia yang
jagung yang diberi perlakuan konsentrasi menghambat aktivitas yang berkaitan
allelokimia Arbila Hutan. Hal ini dengan fisiologi tanaman seperti
menunjukkan bahwa pemberian allelokimia penghambatan aktivitas enzim yang
Arbila Hutan dapat menghambat jumlah terlibat dalam proses fotosintesis,
daun tanaman jagung. pembukaan stomata, dan respirasi (Rice,
1974).

18
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No. 3 September 2020 (Hal 13 – 23)

Hasil Penelitian

Gangguan fisiologis ini disebakan adanya Semakin tinggi perlakuan


senyawa fenol yang ada pada Arbila konsentrasi allelokimia Arbila Hutan yang
Hutan yang dapat memengaruhi aktivitas diberikan semakin kecil diameter batang
hormon pertumbuhan yang berkaitan jagung (Gambar 4). Hasil uji DMRT
dengan proses pemanjangan batang. dengan taraf signifikan 5% menunjukkan
Siregar dkk,. (2017) mengatakan bahwa bahwa pemberian perlakuan konsentrasi
pemanjangan batang bekaitan dengan allelokimia 40% berbeda nyata dengan
pembentukan daun, jika pemanjangan perlakuan konsentrasi 0% namun berbeda
batang terganggu maka proses tidak nyata dengan konsentrasi 30%.
pembentukan daun akan terganggu karena Sedangkan konsentrasi 20% juga berbeda
perluasan daun helaian utama tergantung tidak nyata dengan konsentrasi 10%, 30%,
pada kegiatan meristem interkalar. dan 40%. Pemberian konsentrasi 40%
Pengaruh allelokimia Arbila Hutan dapat menurunkan laju pertumbuhan
terhadap laju pertumbuhan diameter diameter batang hingga 0,01 cm/hari
batang Jagung var. Piet Kuning dibandingkan dengan perlakuan
Pengaruh allelokimia Arbila Hutan konsentrasi pada tanaman kontrol dengan
yang terhadap laju pertumbuhan diameter diameter batang sebesar 0,1 cm/hari.
batang pada tanaman jagung sesuai hasil uji Kecilnya diameter batang ini diakibatkan
Anava (Tabel 1) memberikan pengaruh oleh adanya senyawa allelokimia berupa
yang signifikan (p<0,001). Hal ini fenol dan derivatnya seperti tanin,
menunjukkan bahwa pemberian allelokimia kumarin dan terpenoid yang
Arbila Hutan dapat menghambat laju memperhambat aktivitas fitohormon pada
pertumbuhan diameter batang tanaman tanaman jagung. Menurut Einhellig,
jagung. (1995) mekanisme kerja allelokimia
menghambat pertumbuhan tanaman salah
satunya melalui proses penghambatan
aktivitas fitohormon. Hal ini sesuai juga
dengan pernyataan Gardner, dkk., (1991)
yang menyatakan bahwa pemanjangan
ruas batang dipengaruhi oleh aktivitas
hormon giberelin. Hal yang sama juga
dilaporkan oleh Izah (2009) bahwa
pemberian ekstrak allelokimia serasah
daun mangga diduga menghambat
Gambar 4. Pengaruh konsentrasi aktivitas giberelin yang menyebabkan
allelokimia Arbila Hutan terhadap terganggunya pembelahan sel pada
diameter batang jagung ; Nilai rata-rata yang meristem interkalar sehingga
diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda pada pemanjangan dan pembesaran daun serta
(p >0, 05) dengan uji DMRT 5%. batang rumput ginting menjadi terhambat.

19
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No. 3 September 2020 (Hal 13 – 23)

Hasil Penelitian

Pengaruh allelokimia Arbila Hutan Namun berbeda tidak nyata dengan


terhadap aktivitas peroksidase perlakuan konsentrasi 30%. Perlakuan
tanaman Jagung var. Piet Kuning konsentrasi 10-40% allelokimia Arbila
Tanaman akan merespon masuknya Hutan cenderung mengalami peningkatan
senyawa allelokimia ke dalam jaringan aktivitas peroksidase hingga 1,4371
tumbuhan sebagai cekaman dengan unit/BS-1 dibandingkan tanaman kontrol
meningkatnya aktivitas enzim peroksidase. (0%). Hal ini sejalan penelitian yang
Berdasarkan hasil uji analisis varian pada dilakukan oleh Susilowati (2015) yang
Tabel 1 menunjukkan adanya pengaruh mengatakan bahwa aktivitas enzim
yang signifikan (p<0,001) terhadap peroksidase pada anakan anggrek bulan
aktivitas peroksidase pada tanaman jagung (Phalaenopsis amabilis (L.) BI.) yang
yang diberi perlakuan konsentrasi diimbas asam salisilat secara in vitro
allelokimia. Hal ini menunjukkan bahwa menunjukkan peningkatan yang signifikan
semakin tinggi perlakuan konsentrasi dibandingkan dengan kontrol (0 ppm).
alelokimia semakin rendah pertumbuhan Tingginya aktivitas enzim
pada tanaman jagung dan peningkatan peroksidase pada tanaman Jagung yang
aktivitas peroksidase berbanding terbalik diberi perlakuan allelokimia dengan
dengan pertumbuhan pada tanaman jagung. konsentrasi (10-40%) diduga dapat
menstimulasi biosintesis lignin sebagai
komponen pada dinding sel. Biosintesis
lignin akan menunjukkan ketahanan
tumbuhan terhadap cekaman lingkungan
(Phabiola dan Khalimi 2012). Tingginya
aktivitas Enzim peroksidase juga
disebabkan semakin tinggi konsentasi
yang diberikan maka reduksi radikal
bebas hidrogen peroksida (H2O2) menjadi
Gambar 5. Pengaruh allelokimia Arbila Air (H2O) dan oksigen (O2) semakin
Hutan terhadap aktivitas peroksidase pada banyak sehingga mencegah kerusakan
jagung ; Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf oksidatif sel pada tumbuhan. Selain
yang sama tidak berbeda pada (p >0, 05) adanya biosintesis dinding sel, adanya gen
dengan uji DMRT 5%. ketahanan. Morris et al., (1998)
melaporkan bahwa inducer kimia dapat
Gambar 5 terlihat bahwa aktivitas berfungsi pada tanaman jagung. Bahan
peroksidase meningkat seiring dengan penginduksi tersebut dapat meningkatkan
peningkatan perlakuan konsentrasi ketahanan dengan mengaktifkan ekspresi
allelokimia Arbila Hutan. Hasil uji gen PR-Protein ( PR-1 dan PR-5). Gen
statistik melalui uji DMRT 5 % juga tersebut juga akan aktif saat terjadi
menunjukan bahwa pemberian perlakuan infeksi oleh pathogen dan berfungsi
konsentrasi allelokimia 20% berbeda sebagai indikator rekasi pertahanan.
nyata dengan tanaman konsentrasi 0%,
10% dan 40%.

20
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No. 3 September 2020 (Hal 13 – 23)

Hasil Penelitian

PENUTUP Einhelling, F. A. 1995. Mechanism of


Action of Allelochemicals In
Simpulan Allelopathy Organism,Processes and
1. Pemberian senyawa allelokimia Arbila Applications. American Chemical
Hutan (P. lunatus L.) berpengaruh Society, Washington DC.
signifikan terhadap laju pertumbuhan Ernawiati E. 2008. Efek mutagenic umbi
pada tanman Jagung (Z. mays L.) var. kembang sungsang (Gloriosa superb
Piet Kuning. Semakin tinggi Lindl) terhadap pembelahan sel akar
konsentrasi allelokimia yang diberikan umi bawang bombai. Jurnal Sains
maka semakin rendah pertumbuhan Mipa, 14 (2): 129-132. Jurusan Biologi
pada jagung. FMIPA Universitas Bandar Lampung.
2. Pemberian senyawa allelokimia Arbila Gardner, F.P.R.B. Peark dan R.L. Mitchell,
Hutan (P. lunatus L.) terhadap aktivitas 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.
enzim peroksidase memberikan UI. Jakarta
pengaruh signifikan. Semakin tinggi Hartoyo, E. 2008. Pengaruh pemupukan
pemberian konsentrasi allelokimia semi organik dengan berbagai sumber
Arbila Hutan maka aktivitas enzim pupuk kandang terhadap serapan N,
peroksidase pada tanaman jagung (Z. Pertumbuhan dan hasil tanaman
mays L.) var. Piet Kuning semakin jagung (Zea mays L.). Skripsi.
meningkat. Program Studi Agronomi. Universitas
Saran Sebelas Maret.
1. Struktur senyawa kimia allelokimia Hosang, E., T. Basuki, I.R. Rohi, A. Pohan,
dari Arbila Hutan. D. Menge, Y.D. Bulu. K. Hanggongu,
2. Cekaman lingkungan (allelokimia) D.Y. Saefatu. 2014. Sumber Daya
yang mempengaruhi aktivitas gen pada Genetik (SDG) Tanaman Nusantara
tanaman. Spesifik Nusa Tenggara Timur. BPTP
NTT.
DAFTAR PUSTAKA Izah, Lailatul. 2009. Pengaruh Ekstrak
Beberapa Jenis Gulma Terhadap
Artlip, T.S., and E.A. Funkhouser. 1995. Perkecambahan Biji Jagung (Zea mays
Protein Synthetic Responses to L.). Skripsi. Jurusan Biologi, FST UIN
mosaic virus. Soviet Planth Physiol. Maulana Malik Ibrahim Malang.
36(4):667-674 Kamsurya, Y.M. 2013.Pengaruh senyawa
Chayanti, L. 2013. Potensi Alelopati allelopati dari ekstrak daun alang-
Daun Tanaman Pinus Sebagai alang (Imperata cilindrica) terhadap
Bioherbisida Pada Gulma Krokot. pertumbuhan dan perkembangan
Tesis. Pasca Sarjana Fakultas tanaman jagung (Zea mays L.) J.
pertanian Universitas Brawijaya Bimafika. 5, 2013: 566-569
Malang.

21
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No. 3 September 2020 (Hal 13 – 23)

Hasil Penelitian

Koten, B., R. D. Soetrisno, N Ngadiyono, Refli. 2015. Kajian pertahanan oksidatif


B. Soewignyo. 2013. Penampilan daun padi (Oryza sativa L.) terhadap
Produksi Hijauan Hasil Tumpangsari stress kekeringan selama fase
Arbila(Phaseolus lunatus) pengisian biji. Disertasi. Fakultas
Berinokulum Rhizobium dan Sorgum Biologi. UGM. Yogyakarta.
(Sorghum bicolor) pada Jarak Tanam Retnaningshi, Ch., W. Widowati,
Arbila dan Jumlah Baris Sorgum. Lindayani. 2007. Isolasi senyawa
Sains Peternakan Vol 11 (1): 26 -33. antioksidan dan antidiabetes dari biji
Kilkoda, 2015. Respon Alelopati Gulma Kacang Koro Benguk Rase (Mucuna
Ageratum conyzoides dan Borreria puriens L) dan biji Kacang Koro
alata Terhadap Pertumbuhan Dan Glinding (Phaseolus lunatus L.).
Hasil Tiga Varietas Kedelai (Glycine
max). Jurnal Agro Vol . II, No. 1, Hasil Penelitian. Program insentif
UNPATI. Ambon. riset dasar. Universitas Katolik
Kristanto, B. A., B. Sukamto,Nuraini dan Soegijapranata. Semarang.
E. Y. suryanti. 2003. Alelopati alang- Singh, H.P., D.R. Batish, Kohli. 2003.
alang (Imperata cylindrical. L. Allelopathic interaction and
Beauv.) dan teki (Cyperus rotundus allelochemicals: new possibilities for
L.) pada perkecambahan dan sustainable weed management. Crit
pertumbuhan berbagai tanaman Rev Plant Sci 22:239-311.
graminae dan legume. J. Pasutra Siergar, N. M., A. Nugroho., R. sulistyono.
7(2): 48-54. 2017. Uji alelopati ekstrak umbi teki
Kristianto, B. 2006. Perubahan Karakter pada gulma bayam duri (Amaranthus
Tanaman Jagung (Zea Mays L.) akibat Spinosus L.) dan pertumbuhan pada
alelopati dan persaingan teki tanaman jagung (Zea mays L.
(Cyperus rotundus L). J. Indon. Trop. Saccharata). J. Produksi tanaman.
Anim.Agric. 31(3). 5(2). 290-298.
Morris, S. W., B. Vernooij, S. Titatarn, M. Susilowati, E. 2015. Seleksi Planlet
Starrett, S. Thomas, C.C. Wiltse, R.A. Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis
Frederiksen, A. Bhandhufalck, S. (L.) BI.) dengan Asam Salisilat secara
Hulbert, and S. Uknes. 1998. nduced In Vitro terhadap Aktivitas Enzim
resistance responses in maize. The Peroksidase dan Kandungan
American Phytopathological Society Klorofil.Skripsi. Universitas Lampung.
MPMI. 11: 643–658 Steel, R.G.D. dan Torrie. 1993.
Non, M. 2018. Analisis Proksimat Pada Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu
‘Biji Kot Fui’ (Phaseolus lunatus L. Pendekatan Biometrik. Gramedia.
Walp). Skripsi. Jurusan Biologi. Jakarta.
Fakultas Keguruan dan ilmu Phabiola, T.A.dan K. Khalimi. 2012.
pendidikan. UKAW Kupang. Pengaruh Aplikasi Formula Pantoea
Rice E.L.1974. Allelopathy. Ed ke-1. Acad agglomerans Terhadap Aktivitas
Pr. Orlando Antioksidan dan Kandungan Klorofil
Daun Tanaman Strowberi. Jurnal
Agrotrop. 2(2). pp 125-131.

22
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No. 3 September 2020 (Hal 13 – 23)

Hasil Penelitian

Yanti, Y. 2011. Aktivitas Peroksidase


Mutan Pisang Kepok dengan Etyl
Methane Sulphonate (EMS) secara In
Vitro. Jurnal Natur Indonesia. 14 (1):
32 – 36.
Watimena, G. A. 1988. Zat pengatur
tumbuh tanaman. Laboratorium
Kultur Jaringan Tanaman PAU
Bioteknologi IPB. Bogor.

23

Anda mungkin juga menyukai