HIBRIDA
Disiapkan Oleh
Muhammad Idris
Metode
Benih sejumlah 150 butir ini telah dimasukkan ke dalam setiap amplop. Isi setiap
amplop adalah benih untuk SATU petakan. Jumlah petakan seluruhnya sama dengan
jumlah amplop, yakni adalah jumlah varietas/entries x jumlah ulangan. Setiap amplop
diberi Label dengan nomor entri, dan nomor petakan.
Pada saat tanam dan selama pemeliharaan diaplikasikan Furadan 3 G dengan dosis
8-10 kg/ha. Pemupukan pertama dilakukan pada 7-10 hari setelah tanam dengan
pemberian NPK Phonska 15:15:15 dengan dosis 350 kg/ha + urea dengan dosis 100
kg/ha. Sesaat setelah pemupukan dilakukan perjarangan dengan menyisakan 25 tanaman
per baris. Pemupukan kedua dilakukan pada umur 30 hari setelah tanam yaitu pemberian
Urea dengan dosis 250 kg/ha dan NPK Phonska 15:15:15 dengan dosis 100 kg/ha,
sedangkan pemupukan ketiga diberikan pada umur 45-50 hari setelah tanam dengan dosis
150 kg urea/ha, tergantung dari hasil analisis analisis daun dengan menggunakan bagan
warna daun. Penyiraman, penyiangan, dan pembumbunan dilakukan secara optimal,
sedangkan aplikasi herbisida/insektisida menyesuaikan kebutuhan.
Buku Lapangan
1
1. Jumlah Tanaman (plant stand) umur satu minggu.
Setiap petakan dihitung jumlah tanaman yang tumbuh. Ini dilakukan sebelum
penjarangan/penyisipan. Angka ini perlu untuk mengetahui persentase tumbuh yakni
dengan membagi jumlah tanaman tumbuh dengan jumlah biji yang ditanam setiap
petak.
6. Pengamatan Penyakit.
Pengamatan yang cermat dari serangan penyakit harus dilakukan pada stadia tumbuh
yang tepat dimana tanaman terinfeksi. Amati kerusakan pada setiap petakan terutama
terhadap penyakit utama setempat (Tabel 1 dan Tabel 2). Penyakit-penyakit yang
2
menginfeksi daun seperti hawar daun (Helminthosporium maydis atau turcicum),
penyakit karat (Puccinia sp. ), Physoderma dan lain-lain dapat dinilai (sekor) 1
(resisten) sampai 5 (rentan).
Data penyakit bulai, busuk batang, dan “smut” dicatat dengan menghitung jumlah
tanaman terserang untuk dipersentasekan kemudian. Pedoman umum penilaian sekor
disajikan pada Gambar 1.
8. Rebah Batang.
Hitung jumlah tanaman yang patah dibawah tongkol. Mungkin di petakan terdapat
tanaman yang lemah karena batangnya jelek tetapi belum rebah. Dorong tanaman
tersebut secara pelan. Bila rebah, mesti dicatat sebagai tanaman rebah batang. Dicatat
sehari atau menjelang panen. Adakalanya pertanaman mengalami rebah massal karena
angin sangat kencang disertai hujan lebat. Catat waktu kejadian ini.
9. Rebah Akar.
Waktu pencatatan bersamaan dengan rebah batang. Pencatatan dilakukan terhadap
jumlah tanaman yang condong/rebah dengan sudut <30° dari permukaan tanah. Data
6 dan 7 dilaporkan dalam persentase per petak, sehingga jumlah tanaman per petak
(biasanya cukup dari 2 baris tengah) harus pula dicatat.
4
11. Stay Green
Dilakukan pengamatan terhadap petakan dua baris tengah per nomor pada tanaman
menjelang panen dengan menghitung jumlah tanaman yang masih hijau, namun
klobotnya sudah berwarna coklat dan siap untuk panen.
1 = 0% tongkol terinfeksi,
2 = 10% tongkol terinfeksi,
3 = 20% tongkol terinfeksi,
4 = 30% tongkol terinfeksi,
5 = 40% atau lebih tongkol terinfeksi.
5
Gambar 3. Tingkat serangan dan sekor tongkol karena pathogen Diplodia spp. (gambar
atas) dan Fusarium sp (gambar bawah)
6
Rendemen diukur dengan menimbang 10 tongkol kupasan basah lemudian
dipipil. Janggel tongkol ditimbang kembali sehingga rendemen dapat
diketahui dengan rumus:
10000 100-KA
Hasil (kg/ha) = ----------- x ----------- x B x R
L.P 100-15
K.A =Kadar Air biji waktu panen
L.P = Luas Panen (m2).
B = Bobot Tongkol Kupasan (kg)
R = Rata-rata ‘shelling percentage/rendemen’
Menghitung luas panen : karena jarak tanam 75 x 20 cm (panen dua baris, 25 rumpun,
50 tanaman), luas petakan yang dipanen (LP) adalah 1,5 x 5 m = 7,5 m2.
Misalkan :
Berat tongkol-tongkol yang sudah dikupas pada satu petakan adalah 7,40 kg.
Kadar Air biji dari hasil pipilan sampel pada petakan tersebut adalah 29,5%
Rata-rata bobot pipilan/ bobot tongkol yg telah dipipil : 0,78
Maka,
Hasil (kg/ha) petakan tersebut dikonversi pada KA 15% adalah: