Anda di halaman 1dari 9

BIOCOLONY: Jurnal Pendidikan Biologi dan Biosains

Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair dari Limbah Kulit Buah Pisang
Lilin (Musa paradisiaca L.) terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam
Merah (Amaranthus tricolor L. var Blitum rubrum)
Eka Aulia Diatri*, Leni Marlina, Rozana Zuhri

Pendidikan Biologi STKIP YPM Bangko


Koresponden*: eka.aulia622@gmail.com

Abstract

The lack of utilization of waxy banana peel waste in Merangin District is a source
of environmental pollution. Wax banana peel waste has the potential as a liquid
organic fertilizer. This study aims to determine the effect of giving liquid organic
fertilizer from wax banana peel waste on the growth of red spinach plants and to
determine the dose of liquid organic fertilizer from waxy banana peel waste which
gives the best results for the growth of red spinach plants. The study used a
Completely Randomized Design (CRD) of one factor, consisting of 6 treatments
namely P0 (0 ml / control), P1 (10 ml), P2 (20 ml), P3 (30 ml), P4 (40 ml) and P5
(50 ml) with 4 repetitions. The parameters of this study were plant height, number
of leaves, leaf surface area and root length. Data were analyzed using variance
analysis and continued with Duncan test 5%. The results showed that liquid organic
fertilizer of wax banana peel waste had a significant effect on the number of leaves,
but did not give effect to plant height, leaf surface area and root length of red
spinach. Liquid organic fertilizer of wax banana peel waste 20 ml dose gives the
best results on the number of red spinach plant leaves.

Key words: Wax Banana Peel, Liquid Organic Fertilizer, Red Spinach

PENDAHULUAN Ada berbagai jenis pisang yang


Indonesia adalah salah satu negara terdapat di Indonesia, salah satunya pisang
penghasil tanaman hortikultura yang lilin (Musa paradisiaca L.). menurut
potensial. Salah satu produk hortikultura di Ermawati, dkk (2016:68) pisang lilin
Indonesia adalah tanaman buah. Komoditi termasuk salah satu buah yang paling
buah-buahan yang memberikan kontribusi banyak dikonsumsi dibandingkan dengan
terbesar untuk produksi buah nasional buah-buahan yang lain. Selain karena mudah
adalah buah pisang (Dirjen Hortikultura, didapat dan harganya terjangkau, pisang lilin
2015:30). Pisang merupakan tanaman herba juga memiliki nilai gizi yang tinggi dan
yang berasal dari kawasan Asia Tenggara, sebagai sumber vitamin, mineral serta
termasuk Indonesia (Saragih, 2016:1). karbohidrat yang bermanfaat bagi kesehatan
Indonesia merupakan penghasil pisang (Pary, dkk., 2016:112). Meningkatnya
terbesar di Asia, karena 50% produksi produksi pisang di Indonesia menandakan
pisang di Asia dihasilkan oleh Indonesia. tingginya kebutuhan masyarakat akan buah
Berdasarkan data dari Dirjen Hortikultura pisang tersebut. Hal tersebut berkaitan erat
Kementan, produksi pisang pada tahun 2014 dengan sisa hasil produksi atau limbah yang
yaitu sebesar 6.862.558 ton atau sekitar dihasilkan dari pisang. Menurut Abdi dkk
34,56% dari total produksi buah di (2015:9) kulit buah pisang merupakan bahan
Indonesia. buangan atau limbah pisang yang cukup
banyak jumlahnya.

BIOCOLONY Vol. 1 No. 2, Desember 2018. Hal: 16-4 16


BIOCOLONY: Jurnal Pendidikan Biologi dan Biosains

Salah satu daerah di Provinsi Jambi terhadap pertumbuhan tanaman bayam


yang masyarakatnya banyak memanfaatkan (Amaranthus tricolor L.). Pada penelitian
buah pisang lilin sebagai bahan baku industri ini, jenis tanaman yang digunakan adalah
yaitu Kabupaten Merangin. Berdasarkan tanaman bayam merah (Amaranthus tricolor
data dari Dinas Tanaman Pangan dan L. var Blitum rubrum) yang merupakan jenis
Hortikulturan Kabupaten Merangin sayuran yang mempunyai banyak manfaat
produksi pisang di Kabupaten Merangin bagi kesehatan. Proses penanaman tanaman
cukup banyak yaitu sebesar 302 ton pada bayam merah ini juga mudah dan cocok
tahun 2016. Banyaknya warga yang ditanam di dataran rendah seperti di
memiliki usaha pengolahan pisang Kabupaten Merangin.
menyebabkan banyaknya limbah kulit buah
pisang lilin di daerah tersebut. Sejauh ini MATERI DAN METODE
pemanfaatan kulit buah pisang lilin masih Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
kurang, hanya sebagian masyarakatnya yang Mei sampai dengan bulan Juni tahun 2018 di
memanfaatkannya sebagai pakan ternak dan Green House STKIP YPM Bangko. Alat dan
selebihnya dibuang begitu saja tanpa ada bahan yang digunakan adalah timbangan
pengolahan lebih lanjut. Lama kelamaan duduk jarum, pisau, ember plastik, alat
kulit buah pisang lilin tersebut dapat menjadi penumbuk, polybag ukuran 4 kg, gelas ukur
sumber pencemaran. Salah satu upaya yang 100 ml, saringan, corong, cangkul, kamera
dapat dilakukan untuk mengurangi masalah handphone, alat tulis, bibit bayam merah, 10
tersebut yaitu dengan memanfaatkan limbah kg kulit buah pisang lilin 10 L air, 250 ml
kulit buah pisang lilin menjadi pupuk Effective Microorganisme 4 (EM4), 250 ml
organik cair. tetes tebu, dan tanah humus.
Kulit buah pisang lilin yang selama ini Prosedur penelitian yang dilakukan
hanya dianggap sebagai limbah dapat antara lain: 1) Pembuatan tetes tebu, dengan
dijadikan sebagai pupuk organik cair karena memanaskan air sebanyak 500 ml sampai
mengandung unsur hara yang sangat mendidih dan memasukkan 500 gr gula pasir
bermanfaat bagi tanaman. Kandungan unsur aduk sampai tercampur secara merata
N, P, K, Ca, Mg, Na, dan Zn berfungsi untuk (Anonim, 2015). 2) Pembuatan pupuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman organik cair limbah kulit buah pisang lilin
yang berdampak pada peningkatan dengan menimbang sebanyak 10 kg kulit
produktivitas tanaman (Soeryoko dalam buah pisang lilin, dipotong bagian pangkal
Saragih, 2016:2). Kelebihan dari pupuk dan ujungnya, kemudian dipotong-potong
organik cair yaitu proses pembuatannya kecil. Setelah itu kulit buah pisang lilin
relatif mudah, lebih praktis digunakan, dan dihaluskan dengan cara ditumbuk.
biaya yang dibutuhkan juga tidak terlalu Kemudian kulit buah pisang lilin
besar (Saragih, 2016:5). Selain itu, dimasukkan ke dalam ember plastik, lalu
kelebihan dari penggunaan pupuk organik ditambahkan 250 ml EM4, 10 L air, dan 250
cair adalah dapat memberikan unsur hara ml tetes tebu dan diaduk hingga tercampur
sesuai dengan kebutuhan tanaman, rata. Ember plastik ditutup dan didiamkan
pemberiannya dapat lebih merata dan selama 1 minggu. Hasil fermentasi disaring
kepekatannya dapat diatur sesuai dengan sehingga ampas limbah kulit buah pisang
kebutuhan tanaman. lilin dan cairan terpisah Rambitan (2013). 3)
Penelitian mengenai pemanfaatan Penyiapan media tanam dengan menyiapkan
kulit buah pisang sebagai pupuk organik cair 24 polybag ukuran 4 kg dan diisi tanah
masih sedikit. Berdasarkan hasil analisis humus masing-masing sebanyak 2 kg.
pada pupuk organik cair dari kulit buah 4)Pembibitan bayam merah dengan
pisang yang telah dilakukan Sari (2016) menyiapkan 100 bibit bayam merah lalu
menunjukkan bahwa pupuk organik cair dari dibenihkan pada media tanah. Setelah 1
kulit buah pisang memberikan pengaruh minggu dipilih bibit yang baik, kemudian

BIOCOLONY Vol. 1 No. 2, Desember 2018. Hal: 16-4 17


BIOCOLONY: Jurnal Pendidikan Biologi dan Biosains

dipindahkan ke media tanam (Bandini dan


Aziz, 1995). 5) Penanaman bibit bayam Tabel 1. Analisis Sidik Ragam Tinggi
merah sedalam 3-5 cm. Lalu menanam bibit Tanaman Bayam Merah
bayam merah ke dalam polybag, setiap Sumber Db JK KT FHitung FTabel
polybag diisi 3 bibit. Keragaman
5% 1%
Penyiraman tanaman bayam merah Perlakuan 5 10,6871 2,137 1,1244tn 2,77 4,25
dengan menggunakan air dilakukan setiap Galat 18 34,2172 1,9009
satu hari sekali pada pagi hari sebanyak 100 Total 23 44,9043

ml. Sedangkan pemberian pupuk organik Keterangan: tn tidak berbeda nyata pada taraf α = 5%

cair limbah kulit buah pisang lilin dilakukan


Berdasarkan analisis sidik ragam
setiap 1 minggu sekali selama penelitian
menunjukkan bahwa perlakuan pemberian
sesuai dengan perlakuan. Untuk P0 tidak
pupuk organik cair limbah kulit buah pisang
diberi pupuk organik cair karena sebagai
lilin memberikan hasil yang tidak berbeda
kontrol, P1 diberi pupuk organik cair
nyata terhadap tinggi tanaman bayam merah.
sebanyak 10 ml, P2 sebanyak 20 ml, P3
Karena FHitung lebih kecil dibandingkan
sebanyak 30 ml, P4 sebanyak 40 ml dan P5
dengan FTabel 5% atau 1,1244 ˂ 2,77.
sebanyak 50 ml.
Pengambilan data terhadap tinggi
tanaman, jumlah daun dan luas permukaan 2. Jumlah Daun
daun tanaman bayam merah dilakukan Jumlah daun tanaman bayam merah dapat
sebanyak 3 kali yaitu pada minggu ke- 2, 3 dilihat pada diagram berikut ini:
dan 4. Sedangkan pengambilan data
terhadap panjang akar tanaman bayam 7
6,80
Jumlah Daun Tanaman Bayam Merah (helai)

6,77
merah dilakukan pada minggu ke- 3 atau saat 6,8 6,66
pemanenan. Data dianalisis menggunakan 6,6
analisis sidik ragam (ansira). Jika hasil 6,4 6,24
analisis sidik ragam menunjukkan 6,2 6,02
perbedaan, maka dilanjutkan dengan uji 6 5,83
lanjut Duncan New Multiple Range Test 5,8

(DNMRT) pada taraf kepercayaan 95%. 5,6


5,4
5,2
HASIL DAN PEMBAHASAN P0 (0ml) P1 (10ml)P2 (20ml)P3 (30ml)P4 (40ml) P5 (50
Hasil ml)
Dosis Pupuk Organik Cair Limbah Kulit Buah Pisang Lilin
1. Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman bayam merah dapat Gambar 2. Diagram Rata-rata Jumlah Daun Tanaman
dilihat pada Gambar 1. Bayam Merah dengan 6 Perlakuan

16
Tinggi Tanaman Bayam Merah (cm)

15,36 Tabel 2. Analisis Sidik Ragam Jumlah Daun


15,5
14,88 Tanaman Bayam Merah
15 14,63
14,5 14,29
Sumber Db JK KT FHitung FTabel
14 13,79 Keragaman
13,36 5% 1%
13,5 Perlakuan 5 3,4630 0,6926 3,5068* 2,77 4,25
13 Galat 18 3,5544 0,1975
12,5 Total 23 7,0174
12 Keterangan: * berbeda nyata pada taraf α = 5%
P0 (0ml) P1 P2 P3 P4 P5 (50
(10ml) (20ml) (30ml) (40ml) ml)
Dosis Pupuk Organik Cair Limbah Kulit Buah Pisang Lilin
Berdasarkan analisis sidik ragam
menunjukkan bahwa perlakuan pemberian
Gambar 1. Diagram Rata-rata Tinggi Tanaman Bayam
Merah dengan 6 Perlakuan pupuk organik cair limbah kulit buah pisang
lilin memberikan pengaruh yang berbeda

BIOCOLONY Vol. 1 No. 2, Desember 2018. Hal: 16-4 18


BIOCOLONY: Jurnal Pendidikan Biologi dan Biosains

nyata terhadap jumlah daun tanaman bayam Tabel 4. Analisis Sidik Ragam Luas
merah. Karena FHitung lebih besar Permukaan Daun Tanaman Bayam Merah
dibandingkan dengan FTabel 5% atau 3,5068
Sumber Db JK KT FHitung FTabel
> 2,77. Keragaman
5% 1%
Perlakuan 5 324,9782 64,9960 2,2050tn 2,77 4,25
Tabel 3. Uji Duncan terhadap Jumlah Daun Galat 18 530,6075 29,4782
Tanaman Bayam Merah Total 23 855,5857

Dosis Pupuk Rata-rata Keterangan: tn tidak berbeda nyata pada taraf α = 5%


Organik Cair
Berdasarkan analisis sidik ragam
20 ml 6,80a
40 ml 6,77a menunjukkan bahwa perlakuan pemberian
30 ml 6,66a b pupuk organik cair limbah kulit buah pisang
10 ml 6,24a b c lilin memberikan hasil yang tidak berbeda
0 ml 6,02b c
50 ml 5,83c nyata terhadap luas daun tanaman bayam
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang
merah. Karena FHitung lebih kecil
sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% pada tabel dibandingkan dengan FTabel 5% atau 2,2050
Duncan ˂ 2,77.
Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa
rata-rata jumlah daun tanaman bayam merah 4. Panjang Akar
pada perlakuan pemberian pupuk organik Panjang akar tanaman bayam merah dapat
cair limbah kulit buah pisang lilin dosis 20 dilihat pada diagram berikut ini:
ml tidak berbeda nyata dengan dosis 40 ml,
Panjang Akar Tanaman Bayam Merah (cm)

9
7,84 7,66
30 ml dan 10 ml. Dosis 30 ml tidak berbeda 8
6,88 6,75
7 6,42
nyata dengan dosis 10 ml dan 0 ml. Dosis 10 6,29
6
ml tidak berbeda nyata dengan dosis 0 ml
5
dan 50 ml. Namun dari semua perlakuan,
4
tanaman yang diberikan pupuk organik cair 3
limbah kulit buah pisang lilin dosis 20 ml 2
memiliki rata-rata jumlah daun yang lebih 1
banyak dibandingkan dengan dosis 40 ml, 30 0
ml, 10 ml, 0 ml dan 50 ml. P0 (0ml) P1 (10ml) P2 (20ml) P3 (30ml) P4 (40ml) P5 (50
ml)
Dosis Pupuk Organik Cair Limbah Kulit Buah Pisang Lilin
3. Luas Permukaan Daun
Luas permukaan daun tanaman bayam Gambar 4. Diagram Rata-rata Panjang Akar
Tanaman Bayam Merah dengan 6 Perlakuan
merah dapat dilihat pada Gambar 3.

37,83
Tabel 5. Analisis Sidik Ragam Panjang Akar
40
32,79
Tanaman Bayam Merah
Luas Pemukaan Daun Tanaman Bayam

35 30,81 31,94 Sumber Db JK KT FHitung FTabel


29,28 Keragaman
30 25,67 5% 1%
25 Perlakuan 5 8,1778 1,6355 1,9318tn 2,77 4,25
Merah (cm2)

20 Galat 18 15,2405 0,8466

15 Total 23 23,4183

10 Keterangan: tn tidak berbeda nyata pada taraf α = 5%

5
Berdasarkan analisis sidik ragam
0
P0 (0ml) P1 P2 P3 P4 P5 (50 menunjukkan bahwa perlakuan
(10ml) (20ml) (30ml) (40ml) ml)
Dosis Pupuk Organik Cair Limbah Kulit Buah Pisang Lilin
pemberian pupuk organik cair limbah
kulit buah pisang lilin memberikan hasil
Gambar 3. Diagram Rata-rata Luas Permukaan Daun yang tidak berbeda nyata terhadap
Tanaman Bayam Merah dengan 6 panjang akar tanaman bayam merah.
Perlakuan

BIOCOLONY Vol. 1 No. 2, Desember 2018. Hal: 16-4 19


BIOCOLONY: Jurnal Pendidikan Biologi dan Biosains

Karena FHitung lebih kecil dibandingkan Nitrogen diserap oleh tanaman dari dalam
dengan FTabel 5% atau 1,9318 ˂ 2,77. tanah dalam bentuk Nitrat (NO3-) dan
Amonium (NH4+) yang merupakan hasil
penguraian dari Nitrogen oleh
Pembahasan mikroorganisme dalam tanah. Nitrogen
1. Tinggi Tanaman merupakan bagian dari enzim yang
Berdasarkan Gambar 1 menunjukkan merupakan biokatalisator pada setiap reaksi
bahwa perlakuan pemberian pupuk organik metabolisme. Pasokan unsur nitrogen dalam
cair limbah kulit buah pisang lilin bentuk ion NO3- dan NH4+ akan
memberikan hasil yang tidak berbeda nyata mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
terhadap tinggi tanaman bayam merah. Kekurangan nitrogen menyebabkan
Tanaman bayam merah yang diberi pertumbuhan tanaman terhambat
perlakuan pupuk organik cair limbah kulit (Firmansyah dkk, 2013:79).
buah pisang lilin dengan berbagai dosis Faktor lain yang mempengaruhi
mempunyai rata-rata tinggi tanaman yang pertumbuhan tinggi tanaman bayam merah
hampir sama dengan tanaman yang tanpa yaitu faktor cahaya. Cahaya matahari dapat
diberi perlakuan pupuk organik cair limbah mempengaruhi kerja hormon auksin pada
kulit buah pisang lilin (kontrol). Rata-rata tanaman. Menurut Gardner dkk dalam Roidi
tinggi tanaman bayam merah dari yang (2016:60) hormon auksin berperan dalam
terbesar hingga yang terkecil yaitu 15,36 cm pertumbuhan untuk memacu proses
(P2); 14,88 cm (P3); 14,63 cm (P4); 14,29 pemanjangan sel. Jika terkena cahaya
cm (P1); 13,79 (P0); dan 13,36 (P5). matahari, hormon auksin menjadi tidak aktif.
Lama fermentasi pada saat pembuatan Tanaman bayam merah yang mendapatkan
pupuk organik cair limbah kulit buah pisang intensitas cahaya matahari yang berlebihan
lilin diduga menjadi salah satu penyebab dapat mempengaruhi kerja hormon auksin,
ketersediaan unsur hara relatif kecil yang sehingga tidak mengaktifkan hormon auksin
terdapat pada pupuk organik cair limbah pada tanaman dan berdampak pada
kulit buah pisang lilin. Fermentasi yang pertumbuhan tinggi tanaman bayam merah
hanya dilakukan selama 1 minggu belum yang menjadi terhambat.
mampu menguraikan bahan baku limbah
kulit buah pisang lilin tersebut secara 2. Jumlah Daun
optimal. Hal ini sejalan dengan pendapat Berdasarkan Gambar 2 menunjukkan
Setyorini (2017:10) yang menyatakan bahwa perlakuan pemberian pupuk organik
bahwa semakin lama waktu fermentasi maka cair limbah kulit buah pisang lilin
kandungan unsur hara dalam pupuk organik memberikan hasil yang berbeda nyata
cair akan semakin tinggi. Tingginya terhadap jumlah daun tanaman bayam
kandungan unsur hara inilah yang akan merah. Tanaman bayam merah yang
menunjang pertumbuhan tinggi tanaman. diberikan pupuk organik cair limbah kulit
Tanaman bayam merah membutuhkan buah pisang lilin dosis 20 ml mempunyai
unsur hara yang cukup bagi pertumbuhan jumlah daun yang lebih banyak jika
dan perkembangannya. Unsur hara makro dibandingkan dengan tanaman yang
seperti nitrogen (N) merupakan unsur hara diberikan pupuk organik cair limbah kulit
esensial yang dibutuhkan tanaman bayam buah pisang lilin dosis 10 ml, 30 ml, 40 ml,
merah dalam jumlah yang cukup besar 50 ml dan tanaman kontrol (0ml). Rata-rata
(Saragih, 2016:43). Unsur nitrogen jumlah daun tanaman bayam merah dari
merupakan unsur hara utama yang berperan yang terbesar hingga yang terkecil yaitu 6,80
dalam pembentukan dan pertumbuhan helai (P2); 6,77 helai (P4); 6,66 helai (P3);
bagian-bagian vegetatif tanaman, salah 6,24 (P1); 6,02 helai (P0) dan 5,83 helai
satunya pertumbuhan batang yang (P5).
berhubungan dengan tinggi tanaman.

BIOCOLONY Vol. 1 No. 2, Desember 2018. Hal: 16-4 20


BIOCOLONY: Jurnal Pendidikan Biologi dan Biosains

Berdasarkan hasil penelitian Nasution bayam merah. Menurut Bandini dan Aziz
dalam Akbari dkk (2014:3) diketahui bahwa (1995:20) kisaran pH tanah yang baik bagi
pupuk organik cair limbah kulit buah pisang pertumbuhan tanaman bayam merah yaitu
mengandung beberapa unsur hara utama antara 6-7. Pada tanah yang ber-pH diatas
bagi tanaman. Kandungan unsur hara atau dibawah kisaran tersebut, tanaman
tersebut yaitu C 0,55%; N 0,18%; P 0,043% bayam merah akan sukar tumbuh.
dan K 1,137%. Sedangkan kandungan unsur Faktor lain yang mempengaruhi
hara yang terdapat pada pupuk organik pertambahan jumlah daun tanaman bayam
padatnya yaitu C 6,19%; N 1,34%; P 0,05% merah yaitu berkaitan dengan kompetisi
dan K 1,478%. Unsur-unsur hara tersebut (persaingan) ruang dan habitus pertumbuhan
jika diberikan pada tanaman dalam jumlah tinggi tanaman dan pertambahan jumlah
yang cukup maka akan membantu daun tanaman bayam merah. Pertumbuhan
pertambahan jumlah daun tanaman. tinggi tanaman lebih ke atas yang
Menurut Roidi (2016:67) daun mempunyai ruang lebih sempit karena lebih
merupakan organ tanaman yang berfungsi banyak bertautan dengan organ tanaman
sebagai tempat mensintesis makanan untuk bayam lainnya. Sementara, pertambahan
kebutuhan tanaman maupun sebagai jumlah daun lebih ke samping sehingga
cadangan makanan. Daun memiliki klorofil mempunyai ruang yang lebih luas dan tidak
yang berperan dalam proses fotosintesis. bertautan dengan organ tanaman lainnya.
Semakin banyak jumlah daun, maka tempat Menurut Neltriana (2015:18) perbedaan
untuk melakukan proses fotosintesis juga ruang itu merupakan penyebab mengapa
lebih banyak. perbedaan ketersediaan unsur hara yang
Nitrogen merupakan unsur pembentuk relatif kecil dapat memberikan pengaruh
klorofil. Klorofil merupakan pigmen yang terhadap jumlah daun tanaman bayam
dibutuhkan sebagai absorben cahaya merah. Hal ini sesuai dengan pendapat
matahari yang digunakan dalam proses Weafer dan Frederic dalam Neltriana
fotosintesis. Apabila N meningkat maka (2015:18) yang menyatakan bahwa antar
klorofil juga meningkat, sehingga yang organ tanaman akan terjadi kompetisi ruang.
dihasilkan dan diakumulasikan ke Kompetisi ruang tanaman yang tumbuh pada
pertambahan jumlah daun tanaman juga tempat yang lebih luas akan lebih rendah jika
meningkat (Meirina dalam Roidi, 2016:68). dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh
Gardner dkk (2008:84) menyatakan bahwa ditempat yang sempit.
pertambahan jumlah daun tanaman terjadi
karena pembelahan sel, peningkatan jumlah
sel dan pembesaran ukuran sel yang 3. Luas Permukaan Daun
membutuhkan energi dalam bentuk ATP. Berdasarkan Gambar 3 menunjukkan
Unsur P dibutuhkan untuk pembetukan ATP bahwa perlakuan pemberian pupuk organik
tersebut. Unsur K berperan penting dalam cair limbah kulit buah pisang lilin
membuka dan menutupnya stomata serta memberikan hasil yang tidak berbeda nyata
berperan sebagai aktivator dari berbagai terhadap luas permukaan daun tanaman
enzim yang telibat dalam sintesis protein dan bayam merah. Tanaman bayam merah yang
karbohidrat. Apabila K meningkat maka diberi perlakuan pupuk organik cair limbah
karbohidrat juga meningkat, sehingga dapat kulit buah pisang lilin dengan berbagai dosis
digunakan untuk meningkatkan mempunyai rata-rata luas permukaan daun
pertambahan jumlah daun tanaman. tanaman yang hampir sama dengan tanaman
pH tanah juga merupakan faktor yang yang tanpa diberi perlakuan pupuk organik
mempengaruhi pertumbuhan jumlah daun cair limbah kulit buah pisang lilin (kontrol).
tanaman bayam merah. pH (derajat Rata-rata luas permukaan daun tanaman
keasaman) tanah pada penelitian ini yaitu 6 bayam merah dari yang terbesar hingga yang
yang merupakan pH yang baik bagi tanaman

BIOCOLONY Vol. 1 No. 2, Desember 2018. Hal: 16-4 21


BIOCOLONY: Jurnal Pendidikan Biologi dan Biosains

terkecil yaitu 37,83 (P2); 32,79 (P3); 31,94 Belum terpenuhinya kebutuhan unsur
(P4); 30,81 (P1); 29,28 (P0) dan 25,67 (P5). hara diduga menjadi penyebab tidak
Menurut Sari (2018:4) pertumbuhan berpengaruhnya pemberian pupuk organik
tanaman merupakan suatu proses yang cair limbah kulit buah pisang lilin terhadap
ditandai dengan bertambahnya ukuran dan pertumbuhan akan tanaman bayam merah.
berat tanaman. Pertambahan ini disebabkan Hal ini sejalan dengan pendapat
oleh bertambahnya ukuran organ tanaman Leiwakabessy dalam Rahmi, dkk (2017:252)
seperti luas permukaan daun sebagai akibat yang menyatakan bahwa pertumbuhan
dari metabolisme tanaman yang juga tanaman sangat ditentukan oleh unsur hara
dipengaruhi oleh unsur hara didalam tanah. yang tersedia dalam keadaan optimum dan
Luas permukaan daun menggambarkan seimbang. Apabila unsur hara yang
proses fotosintesis yang berlangsung. dibutuhkan tanaman berada dalam jumlah
Semakin besar luas daun maka proses yang cukup dan dapat diserap dengan baik,
fotosintesis yang berlangsung semakin maka tanaman akan tumbuh dengan optimal.
tinggi, sehingga hasil fotosintat yang Menurut Saragih (2016:46) unsur
terbentuk semakin banyak (Wibowo dkk nitrogen (N) merupakan unsur hara yang
dalam Sari, 2018:4). memegang peranan penting dalam fase
Faktor lain yang menyebabkan tidak vegetatif tanaman termasuk pertumbuhan
berpengaruhnya pupuk organik cair limbah akar tanaman. Nitrogen merupakan
kulit buah pisang lilin terhadap pertumbuhan komponen pembangun senyawa asam
luas daun yaitu berkaitan dengan interval amino, amida, protein dan beberapa zat
waktu pemupukan. Pemberian pupuk yang pengatur tumbuh yang terlibat dalam proses
hanya dilakukan setiap 1 minggu sekali metabolisme sel tanaman. Nitrogen berperan
diduga karena pada interval ini jumlah unsur dalam proses pembelahan dan pemanjangan
hara yang dibutuhkan tanaman belum sel (De Datta dalam Amanina, 2011:13).
tercukupi, sehingga pertumbuhan tanaman Nitrogen juga berperan meningkatkan
menjadi terganggu. Hal ini sesuai dengan pertumbuhan dan percabangan akar (Islami
pendapat Dwijoseputro dalam Agussimar dan Utomo, 1995:141). Selain unsur
(2016:46) yang menyatakan bahwa interval nitrogen, tanaman juga memerlukan fosfor
yang terlalu jarang menyebabkan (P) yang cukup untuk menambah perakaran
ketersediaan unsur hara bagi tanaman dan panjang akar tanaman sehingga akan
kurang terpenuhi, akibatnya pertumbuhan meningkatkan daya serap akar terhadap
tanaman terganggu. unsur hara (Lingga dan Marsono, 2001:8).
4. Panjang Akar
Berdasarkan Gambar 4 menunjukkan KESIMPULAN
bahwa perlakuan pemberian pupuk organik Berdasarkan hasil penelitian yang telah
cair limbah kulit buah pisang lilin dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
memberikan hasil yang tidak berbeda nyata 1. Pemberian pupuk organik cair limbah
terhadap panjang akar tanaman bayam kulit buah pisang lilin dengan berbagai
merah. Rata-rata panjang akar tanaman dosis memberikan pengaruh yang nyata
bayam merah yang dihasilkan dengan semua dalam meningkatkan pertambahan
dosis pupuk organik cair limbah kulit buah jumlah daun tanaman bayam merah,
pisang lilin yang diberikan ternyata hampir namun tidak memberikan pengaruh
sama dengan rata-rata panjang tanaman terhadap pertumbuhan tinggi, luas
bayam merah tanpa pemberian pupuk permukaan daun serta panjang akar
organik cair limbah kulit buah pisang lilin tanaman bayam merah.
(kontrol). Rata-rata panjang akar tanaman 2. Pupuk organik cair limbah kulit buah
bayam merah dari yang terbesar hingga yang pisang lilin dosis 20 ml memberikan
terkecil yaitu 7,84 (P2); 7,66 (P3); 6,88 (P0); hasil yang terbaik terhadap pertambahan
6,75 (P4); 6,42 (P1) dan 6,29 (P5). jumlah daun tanaman bayam merah.

BIOCOLONY Vol. 1 No. 2, Desember 2018. Hal: 16-4 22


BIOCOLONY: Jurnal Pendidikan Biologi dan Biosains

UCAPAN TERIMA KASIH Firmansyah, dkk. 2013. Pengaruh Dosis


Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pupuk N dan Varietas terhadap pH
semua pihak yang telah banyak membantu Tanah, N-Total Tanah, Serapan N, dan
selama penelitian. Hasil Umbi Bawang Merah (Allium
ascalonicum L.) pada Tanah Entisols-
Brebes Jawa Tengah. Jurnal Ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA Brebes.
Abdi, dkk. 2015. Pemanfaatan Limbah Kulit
Pisang Kepok (Musa acuminate L.) Gardner, dkk. 2008. Fisiologi Tanaman
sebagai Karbon Aktif untuk Budidaya. Jakarta : Universitas
Pengolahan Air Sumur Kota Indonesia
Banjarbaru: Fe dan Mn. Jurnal Teknik
Lingkungan. Banjarbaru: Universitas Islami, T., dan W.H. Utomo. 1995.
Lambung Mangkurat. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman.
Semarang : IKIP Semarang Press.
Agussimar, T. 2016. Pengaruh Konsentrasi
dan Interval Waktu Pemberian Pupuk Lingga, P. dan Marsono. 2001. Petunjuk
Organik Cair (POC) Nasa terhadap Penggunaan Pupuk. Jakarta : Penebar
Pertumbuhan Bibit Kakao Swadaya.
(Theobroma cacao L.). Skripsi. Aceh
Barat : Universitas Teuku Umar. Neltriana, N. 2015. Pengaruh Dosis Pupuk
Kandang Kotoran Sapi terhadap
Akbari, dkk. 2014. Pemanfaatan Kulit Pertumbuhan dan Hasil Ubi Jalar
Pisang dan Tanaman Mucuna (Ipomea batatas L.). Skripsi. Padang:
bracteata sebagai Pupuk Kompos. Universitas Andalas.
Jurnal. Pontianak : Universitas
Tanjungpura. Pary, C., dkk. Analisis Kandungan Gizi
Limbah Kulit Pisang Kepok (Musa
Amanina, A.M. 2011. Pengaruh Pemberian paradisiaca forma typica) sebagai
Strain Nostoc CPG8, CPG24, dan Bahan Baku Kerupuk. Jurnal Biology
CIM7 terhadap Pertumbuhan Science & Education. Vol 5 (1).
Vegetatif dan Generatif Tanaman Padi Ambon : FITK IAIN Ambon.
(Oryza sativa L.) Varietas Ciherang.
Skripsi. Depok: Universitas Indonesia. Rahmi, dkk. 2017. Pengaruh Waktu Aplikasi
dan Pemberian Pupuk Organik
Bandini, Y. dan N, Aziz. 1995. Bayam. terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Jakarta : Penebar Swadaya. Kedelai (Glycine max L.). Jurnal
Agrotropika Hayati. Vol 4 (4). Aceh :
Dirjen Hortikultura Kementan. 2015. Universitas Almuslim.
Statistik Produksi Hortikultura Tahun
2014. Jakarta : Direktorat Jenderal Roidi, A.A. 2016. Pengaruh Pemberian
Hortikultura Kementerian Pertanian. Pupuk Cair Daun Lamtoro (Leucaena
leucochepala) terhadap Pertumbuhan
Ermawati, W. O., dkk. 2016. Kajian dan Produktivitas Tanaman Sawi
Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Pakcoy (Brasicca chinensis L.).
Pisang Raja (Musa paradisiaca var Skripsi. Yogyakarta: Universitas
Raja) dalam Pembuatan Es Krim. Sanata Dharma.
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan.
Kendari : Universitas Halu Oleo.

BIOCOLONY Vol. 1 No. 2, Desember 2018. Hal: 16-4 23


BIOCOLONY: Jurnal Pendidikan Biologi dan Biosains

Saragih, Eka F. 2016. Pengaruh Pupuk Cair


Kulit Pisang Kepok (Musa
paradisiaca forma typica) terhadap
Pertumbuhan Tanaman Sawi Caisim
(Brassica juncea L.). Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.

Sari, M.P. 2016. Pengaruh Pupuk Organik


Cair Kulit Buah Pisang Kepok
terhadap Pertumbuhan Bayam. Jurnal.
Bandar Lampung: Universitas
Lampung.

Setyorini, E.W. 2017. Pengaruh Waktu


Fermentasi dan Massa Tepung
Cangkang Telur (TCT) terhadap
Kandungan N, P, K pada Pembuatan
Pupuk Organik Cair dari Limbah Cair
Tahu dengan Bioaktivator
EM4(Effective Microorganism 4).
Jurnal. Surakarta : Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

BIOCOLONY Vol. 1 No. 2, Desember 2018. Hal: 16-4 24

Anda mungkin juga menyukai