Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU

PRAKTIKUM HAMA DAN PENYAKIT PENTING TANAMAN


PENYAKIT PENTING TANAMAN HOLTIKULTURA
“Virus Kuning pada Tanaman Cabai”

Disusun Oleh
Nama : Johannes M M N
NIM : 205040201111040
Kelas :O
Asisten : Ulfina Dayinta Puspa

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
A. Klasifikasi
Tanaman cabai merupakan salah satu tanaman inang dari penyakit virus kuning ini.
Seperti pada umumnya, semua penaykit pada tanaman merupakan hasil bawaan dari
vector atau si pembawa bibit penyakit. Jadi untuk virus kuning ini disebabkan oleh
hama Kutu kebul. Hal ini diutarakan oleh Ariyanti, (2012) dalam Sulandari et al.,
(2001) bahwa penyakit virus kuning ini di sebabkan oleh virus gemini yang dibawa
kutu kebul pada tanaman cabai. Bahkan menurut Suseno et al., (2003) penyakit ini
adalah penyakit yang sangat cepat menular pada tanaman cabai.

Gambar 1. Virus Kuning pada Tanaman Cabai


Sumber: Meilin, (2014)
Menurut Ariyanti, (2012) dalam Sudiono et al., (2001), virus ini dapat ditularkan
melalui teknik penyambungan dan melalui perantara kutu kebul. Secara mekanik
virus ini tidak dapat ditularkan melalui biji. Masa inkubasi virus ini antara 15-29
hari setelah inokulasi. Tanaman cabai yang terinfeksi berat tidakdapat
menghasilkan bunga dan buah. Bila serangan terjadi pada fase vegetatif jumlah
tunas menjadi lebih banyak namun pertumbuhan tanaman kerdil. Klasifikasi virus
gemini yang merupakan awal penyakit dari tanama cabai ini terdiri dari:

Virus
Realm: Monodnaviria
Kingdom: Shotokuvirae
Phylum: Cressdnaviricota
Class: Repensiviricetes
Order: Geplafuvirales
Family: Geminiviridae
Genus: Begomovirus
Table 1. Taksonomi Virus Gemini
Sumber: Valverde et al., (2003)
B. Tanaman Inang

Cabai merupakan produk hortikultura unggulan yang sangat penting di


Indonesia. Namun dalam budidayanya banyak mengalami kendala yang
menghambat produksi, salah satunya disebabkan oleh penyakit tumbuhan.
Geminivirus merupakan famili dari virus tanaman yang banyak menyebabkan
penyakit tanaman dan kerugian secara ekonomi di dunia. Geminivirus atau virus
kuning gemini tergolong dalam famili Geminiviridae yang dikelompokkan lagi ke
dalam empat genus berdasarkan kisaran inang, serangga vektor dan organisasi
genom. Kelompok virus ini kemudian dibedakan dalam tiga subgrup, subgrup
pertama memiliki genom yang monopartit, menginfeksi tanaman-tanaman
monokotiledon dan ditularkan oleh vektor wereng (leafhopper); subgrup kedua juga
ditularkan oleh vektor wereng daun, dan memiliki genom monopartit, tetapi
menginfeksi tanaman-tanaman dikotiledon; subgrup ketiga memiliki anggota yang
paling banyak dan beragam, dengan genom bipartit, menginfeksi tanaman-tanaman
dikotiledon dan ditularkan oleh serangga vektor kutu kebul (Trisno et al., 2010). Di
Indonesia, virus ini banyak menginfeksi tanaman cabai. Spesies dari Geminivirus
yang menginfeksi tanaman cabai disebut juga dengan Pepper Yellow Leaf Curl
Virus. Penyakit virus kuning ini disebabkan oleh virus dari kelompok/Genus
Begomovirus (singkatan dari: Bean golden mosaic virus).

C. Gejala atau Tanda


Virus gemini dapat menular dari satu tanaman ke tanaman lain melalui
beberapa cara, yang paling banyak ditemukan ditularkan oleh kutu kebul Bemisia
tabaci. Pada dasarnya, gejala yang ditimbulkan oleh virus gemini berbeda beda,
tergantung pada genus dan spesies tanaman yang terinfeksi. Gejala yang paling
umum dijumpai pada tanaman cabai berupa klorosis pada anak tulang daun dan
ukuran daun mengecil. Gejala penyakit virus pada tanaman cabai tampak sejak
tanaman berumur 45 hst, yaitu adanya gejala mozaik atau hijau muda yang
mencolok. Kemudian pucuk daun mengeriting dan menumpuk dengan bentuk
helaian yang menyempit dengan warna agak pucat dan menguning (Pramono,
2019). Virus kuning keriting mengakibatkan tanaman cabai daunnya menguning
cerah/pucat, daun keriting (curl), daun kecil-kecil, tanaman kerdil, bunga rontok,
tanaman tinggal ranting dan batang saja (Sudiono, 2013). Infeksi virus pada awal
pertumbuhan tanaman cabai akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan tidak
menghasilkan bunga dan buah. Penyebaran penyakit virus gemini penyebab kuning
keriting cenderung mengelompok atau spot-spot meskipun penyebaran vektornya
terutama kutu kebul hampir merata di seluruh pertanaman cabai. Dengan adanya
pola penyebaran vektor yang relatif merata dikhawatirkan untuk musim tanam
berikutnya ancaman penyakit kuning keriting cenderung lebih tinggi.

Gambar 2. Perkembangan Gejala Serangan Virus Kuning Cabai


Sumber : Novrianty et al. (2013)
D. Bioekologi
Penyakit ini disebabkan oleh virus gemini dengan diameter partikel isometri
berukuran 18–22 nm. Virus gemini mempunyai genome sirkular DNA tunggal.
Virus kuning keriting dapat ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain melalui
penyambungan (grafting) dan melalui serangga vektor (Tuhumury &
Amanupunyo, 2018). Serangga vektor yang dimaksud adalah kutu kebul (Bemisia
tabaci), serangga lain yang dapat menularkan virus kuning keriting aphids dan
thrips. Virus tersebut menyebar di dalam tanaman, virus membentuk gen yang dapat
merusak jaringan pada tanaman yang berupa kromosom atau RNA/DNA dan juga
menghentikan kerja gen kromosom/klorofil yang berupa asam amino sehingga
tanaman tersebut dikuasai oleh gen virus kuning keriting (Semangun 2008). Hal ini
bersesuaian dengan pendapat Nurtjahyani & Murtini (2015) yang menyatakan
bahwa penularan Geminivirus tidak dapat ditularkan melalui biji dan lewat kontak
langsung antar tanaman, tetapi virus ditularkan oleh serangga vektor dan teknik
penyambungan. Masa inkubasi virus ini antara 15-29 hari setelah inokulasi. Virus
ditularkan secara persisten oleh kutu kebul, yang artinya virus akan terkandung di
dalam tubuh kutu tersebut selama fase hidupnya. Hal inilah yang menyebabkan
penyakit ini sulit untuk dikendalikan. Virus ini dapat ditemukan di dataran rendah
dari 100 m dpl hingga dataran tinggi di atas 1000 m dpl (pada pertanaman cabai
lahan pantai belum ditemukan infeksi virus). Virus dapat menyerang berbagai umur
tanaman. Virus menyerang berbagai varietas cabai. Kehilangan hasil 20 – 100%
(Gunaeni et al., 2008).
E. Pengendalian
Pencegahan serangan virus kuning keriting antara lain dengan cara
penggunaan bibit yang sehat, sanitasi, rotasi tanaman, menggunakan tanaman
pembatas, perangkap kuning dan eradikasi tanaman yang sudah terserang. Upaya-
upaya lain terkait pengendalian penyakit kuning pada tanaman cabai terus
dilakukan seperti penggunaan varietas tahan/toleran, penggunaan benih berkualitas,
penggunaan persemaian yang benar, pengolahan tanah dan pemupukan berimbang,
penggunaan mulsa plastik hitam perak, penanaman tanaman penghadang (barrier),
sanitasi dan pencabutan tanaman sakit, tumpang sari, penggunaan perangkap
kuning, penggunaan predator, penggunaan pestisida nabati serta insektisida selektif
untuk vektor (Sudiono, 2013). Secara rinci Meilin (2014) juga menyebutkan
beberapa pengendalian yang dapat dilakukan untuk menanggulangi virus gemini
pada tanaman cabai ini, diantaranya sebagai berikut.
a) Mengendalikan serangga vektor virus kuning yaitu kutu kebul (Bemisia tabaci)
dengan menggunakan musuh alami predator seperti Menochilus sexmaculatus
atau jamur patogen serangga seperti Beauveria bassiana atau Verticillium
lecani.
b) Penanaman varietas tahan seperti hotchilli.
c) Melakukan sanitasi lingkungan terutama tanaman inang seperti ciplukan,
terong, gulma bunga kancing.
d) Pemupukan tambahan untuk meningkatkan daya tahan tanaman sehingga
tanaman tetap berproduksi walaupun terserang virus kuning.
e) Kultur teknik yang meliputi : perendaman benih, penggunaan mulsa plastik
(untuk menekan gulma inang, populasi vektor, menunda perkembangan virus)
f) Penanaman tanaman pembatas seperti jagung dan tagetes.
DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti, N. A. (2012). Mekanisme infeksi virus kuning cabai (Pepper yellow leaf
curl virus) dan pengaruhnya terhadap proses fisiologi tanaman cabai. In
Prosiding Seminar Biologi (Vol. 9, No. 1).
Gunaeni, N., Setiawati, W., Murtiningsih., & Rubiati, T. 2008. Penyakit Virus
Kuning dan Vektornya Serta Cara Pengendaliannya Pada Tanaman
Sayuran. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung.
Meilin, A. 2014. Hama dan Penyakit Pada Tanaman Cabai Serta Pengendaliannya.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Jambi.
Novrianty, E., Nasrianti., & Fauziah. 2013. Pengendalian Virus Kuning Tanaman
Cabai. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Lampung.
Nurtjahyani, S. D., & Murtini, I.2015. Karakterisasi Tanaman Cabai Yang
Terserang Hama Kutu Kebul (Bemisia tabaci). University Research
Colloqium. 195–200.
Pramono, S. 2019. Pengendalian Penyebaran Virus Kuning Keriting Cabai (Pepper
Yellow Curl Leaf Virus). [Online].
http://repository.lppm.unila.ac.id/15839/1/PFI%20BANJARMASIN%20F
INAL%20Pengendalian%20%20Virus%20Kuning%20Keriting%20Cabai.
pdf. Diakses pada 28 Septermber 2021.
Semangun, H. 2008. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.
Sudiono. 2013. Penyebaran Penyakit Kuning pada Tanaman Cabai di Kabupaten
Tanggamus dan Lampung Barat. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan,
13(1): 1-7.
Suseno, R., S. S. Hidayat, J. Harjosudarmono dan S. Sosromarsono. (2003). Respon
Beberapa Kultivar Cabai terhadap Penyebab Penyakit Daun Keriting
Kuning Cabai. Prosid. Konggres Nasional XVII. PFI. Bandung . 6-8
Agustus.
Trisno, J., Hidayat, S, H., Jamsari., Habazar, T., & Manti, I. 2010. Identifikasi
Molekuler Begomovirus Penyebab Penyakit Kuning Keriting pada
Tanaman Cabai (Capcisum annum L.) di Sumatera Barat. Jurnal Natur
Indonesia, 13(1): 41-46.
Tuhumury, G. N., &Amanupunyo, H. R. 2018. Kerusakan Tanaman Cabai Akibat
Penyakit Virus Di Desa Waimital Kecamatan Kairatu. Agrologia, 2(1).
Valverde, R. A., Clark, C. A., & Fauquet, C. M. (2003). Properties of a begomovirus
isolated from sweet potato [Ipomoea batatas (L.) Lam.] infected with Sweet
potato leaf curl virus. Revista Mexicana de Fitopatologia, 21(2), 128-136.

Anda mungkin juga menyukai