TINJAUAN PUSTAKA
tanaman tersebut tidak dapat melakukan fungsi fisiologisnya dengan normal. Menurut
Semangun (1996), penyakit pada tumbuhan dapat didefinisikan dari dua sudut
penyimpangan dari sifat normal, yang menyebabkan tumbuhan atau bagian tumbuhan
tidak dapat melakukan kegiatan fisiologis seperti biasa. Sedangkan dari sudut
pasaran yang terdistribusi pada beberapa toko benih, berada dalam kemasan yang
berlebel maupun yang tidak berlebel. Kemasan berlebel adalah kemasan yang
memuat informasi tentang keadaan benih yang meliputi benih murni bebas dari
varietas lain, berukuran penuh dan seragam, daya kecambah di atas 80% dengan bibit
yang tumbuh kekar, bebas dari biji gulma, bebas hama dan penyakit yang
yang tidak berlebel adalah benih lokal yang tidak memuat informasi tentang keadaan
bebas dari infeksi ataupun kontaminasi patogen. Patogen yang menginfeksi benih
terdiri atas beberapa jenis jamur, bakteri dan virus. Berbeda dengan penyakit pada
bagian vegetatif tanaman seperti daun dan batang, penyakit benih seringkali tanpa
gejala kerusakan sehingga sulit diketahui secara visual. Penyakit terbawa benih
memiliki arti penting karena merugikan secara kualitas dan kuantitas terhadap
produksi tanaman atapun industri makanan berbahan baku biji (Rahayu, 2016).
dilakukan melalui media udara (air borne disease), percikan air hujan (water borne
disease), serangga yang menjadi vektor (insect borne disease) (Sudantha, 2009).
Tanaman atau benih yang sakit akan menunjukkan gejala (symptom) dan tanda
(sign). Gejala merupakan perubahan yang ditunjukkan oleh tanaman sebagai reaksi
terhadap patogen. Perubahannya dapat dilihat pada warna daun, bentuk dan terjadinya
layu pada tanaman. Tanda penyakit atau sign adalah indikasi penyakit tanaman yang
umumnya berupa busuk biji (seed rot), rebah bibit (damping-off) atau tanaman mati
menjadi penting karena dua hal yaitu mengganggu perkecambahan, pertumbuhan dan
produktivitas tanaman dan menyebarkan penyakit lewat biji dan bibit (seed and seed-
lings disease) melalui infeksi yang berkembang sistemik atau lokal (Rahayu, 2016).
Selain benih, komoditas pasca panen seperti buah dan sayuran juga dapat
dan kuantitas buah dan sayuran. Selain itu penyakit pasca panen juga mengakibatkan
buah dan sayuan tersebut tidak layak untuk dikonsumsi. Serangan beberapa penyakit
pascapanen dapat disebabkan oleh mikroorganisme seperti jamur, bakteri dan virus.
Untuk mengamati patogen yang menyerang benih dan komoditas pasca panen
perlu dilakukan isolasi dan identifikasi patogen. Setelah jamur diisolasi dan
diidentifikasi maka dapat diamati lebih lanjut tentang patogen pada tanaman tersebut.
penyakit tanaman harus melewati beberapa tahap uji, seseorang tidak boleh langsung
kemungkinan mikroorganisme itu hanya bersifat sekunder atau saprofitik yang hanya
yang dibuat oleh Robert Koch atau sering disebut postulat Koch.
Uji Postulat Koch mempunyai kriteria tertentu untuk menentukan patogen
penyebab penyakit. Ada 4 tahapan yang dilakukan dalam uji Postulat Koch, tahapan-
tahapan dalam Postulat Koch adalah: a). Patogen atau mikroorganisme tertentu harus
didapatkan dari tanaman inang yang sakit; b). mikroorganisme penyebab penyakit
harus dapat diisolasi dan dibuatkan biakkan murninya; c). Jika patogen
harus menghasilkan gejala yang sama dan d). Mikroorganisme yang menimbulkan
Agrios, G. N. 2005. Plant Pathology. Fifth Edition. Elsevier Academic Press. USA.
Chatri, M. 2016. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Edisi ke-1. Penerbit Kencana.
Jakarta.
Lesilolo, M. K., J. Riry dan E. A. Matatula. 2013. Pengujian Viabilitas dan Vigor
Benih Beberapa Jenis Tanaman yang Beredar di Pasaran Kota Ambon. Jurnal
Agrologia. 2 (1): 1-9.