Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TANAMAN

“Budi Daya Tanaman Padi (Oryza sativa) Di Kelurahan Bakunase II”

Oleh :

Nama : Agustinus Ferdinand

Nim : 2004060013

Kelas/Semester : Agroteknologi 3/IV

Dosen PA : Ir. Effy Roefaida , MS.

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena-Nya saya dapat
menyelesaikan tugas pembuatan Laporan Praktikum Budidaya Tanaman Padi di Desa Bakunase
II. Laporan ini disusun untuk memenuhi nilai praktikum mata kuliah Ekologi Tanaman. Selain itu
laporan ini bertujuan menambah wawasan tentang tahap-tahap dalam pengelolaan sawah bagi para
pembaca dan saya sendiri selaku pihak yang menyusun laporan ini. Saya menyadari bahwa laporan
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik diharapkan demi kesempurnaan
laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi saya dan pembaca

Kupang , 17 Mei 2022

Agustinus Ferdinand

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................................................. 2

Daftar Isi ....................................................................................................................................... 3

Identitas Petani .............................................................................................................................. 4

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................................ 5

A. Latar Belakang .................................................................................................................. 5


B. Tujuan ............................................................................................................................... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................. 6

A. Padi (Oryza sativa) ........................................................................................................... 6


B. Benih Padi ........................................................................................................................ 6
C. Budidaya Padi ................................................................................................................... 7

BAB III. PEMBAHASAN ............................................................................................................ 8

A. Persiapan Media Tanam .................................................................................................... 8


B. Penanaman Padi ................................................................................................................ 8
C. Jenis Hama Yang Menyerang ........................................................................................... 8
D. Perawatan Padi .................................................................................................................. 10
E. Pemanenan Padi ................................................................................................................ 12

BAB IV. PENUTUP ..................................................................................................................... 13

A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................................................. 13

Daftar Pustaka ............................................................................................................................... 14

3
IDENTITAS PETANI

Nama : Heri Liu

Umur : 49 Tahun

Status : Sudah Berkeluarga

Alamat : Jln. Semangka , Amnesi , RT 17/RW 05, Kelurahan Bakunase II

Lokasi Lahan : Mangga Lima

Luas Lahan : 60 Are Atau Sekitar 0,6 Hektare

Jenis Varietas : Inpari-30

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mahasiswa Program Studi (Prodi) Agroteknologi, Fakultas Pertanian (Faperta)
Undana Kupang menggelar bakti sosial di Kelurahan Bakunase II, Kecamatan Kota Raja,
Kota Kupang. Bakti sosial ini yakni membantu para petani memanen padi. Sabtu 7 Mei
2022, bakti sosial berupa panen padi ini berlangsung di lahan milik petani di Bakunase II.
Para mahasiswa sudah hadir sejak pagi hari di dampingi sejumlah dosen. Dosen yang hadir
pada kegiatan ini yakni, Dr. Jesayas A. Londingkene,,S.P., M.P, Ir. Elias O. Nguru, M. Si,
Petronella S. Nenotek, S.P., M.Si, Agustina E. Nahas, S.P., M. Si., Julinda B. D. Henuk,
S.P., M. Si., Don H. Kadja, S.P., M. Sc. Panen dilakukan dengan cara memotong padi di
areal yang luasnya sekitar 1 hektar lebih. Padi yang dipotong oleh mahasiswa dikumpulkan
pada salah satu petak sawah. kegiatan bakti sosial itu merupakan salah satu program
insidentil dan tidak rutin. Bakti sosial ini juga sebagai bentuk pelaksanaan Tri Dharma
Perguruan Tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat. Bakti sosial berupa panen padi
itu merupakan kegiatan yang baru pertama kali digelar oleh
mahasiswa Prodi Agroteknologi. Bakti sosial ini juga adalah kegiatan yang langsung
menyentuh masyarakat petani sehingga diharapkan mahasiswa juga bisa belajar di
lapangan ketika turun langsung seperti memanen padi.

B. Tujuan

Untuk membantu para petani dalam memanen padi dan juga sebagai kegiatan
praktikum ekologi tanaman bagi para mahasiswa untuk mengamati hubungan tanaman padi
dengan lingkungan sekitar secara biotik dan abiotik

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Padi (Oryza sativa)


Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun yang berasal dari dua
benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Penanaman padi sendiri sudah
dimulai sejak Tahun 3.000 sebelum masehi di Zhejiang, Tiongkok (Purwono dan
Purnamawati, 2007). Hampir setengah dari penduduk dunia terutama dari negara
berkembang termasuk Indonesia sebagian besar menjadikan padi sebagai makanan pokok
yang dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan pangannya setiap hari (Rahmawati, 2006).
Berdasarkan literatur Grist (1960), padi dalam sistematika tumbuhan diklasifikasikan ke
dalam :

Divisio : Spermatophyta

Sub division : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae,

Ordo : Poales,

Famili : Graminae

Genus : Oryza Linn

Species : Oryza sativa L.

B. Benih Padi
Benih padi merupakan gabah yang dipanen dengan tujuan untuk digunakan sebagai
input dalam usahatani. Benih unggul menjadi salah satu faktor penting dalam produksi padi
karena penggunaan benih unggul bermutu dapat menaikkan daya hasil sebesar 15%
dibandingkan dengan penggunaan benih yang tidak bermutu (Santoso et al., 2005).
Semakin unggul benih yang digunakan dalam usahatani, maka akan semakin tinggi pula
tingkat produksi yang akan diperoleh (Notarianto, 2011). Penggunaan benih dengan

6
varietas unggul memberikan sumbangan terhadap peningkatan produksi padi nasional
hingga mencapai 56%, sementara interaksi antara air irigasi, varietas unggul, dan
pemupukan terhadap laju kenaikan produksi padi memberikan kontribusi hingga 75%
(Syahri dan Somantri, 2016).

C. Budidaya Padi
Petani pada umumnya membudidayakan tanamannya secara turun temurun dari
orangtua atau pendahulunya. Hal tersebut apabila dilakukan tanpa adanya bimbingan serta
pelatihan yang intensif akan membuat petani terjebak pada pola budidaya konvensional
sehingga produksi padi tergolong minim bahkan dapat menurun (Utama, 2015). Budidaya
padi terdiri dari persiapan lahan, pemilihan benih, penyemaian, penanaman, pemupukan,
pemeliharaan tanaman, hingga panen dan pascapanen (Purwono dan Purnamawati, 2007).

7
BAB III

PEMBAHASAN

A. Persiapan Media Tanam


Perlu menggunakan perhitungan waktu dimana tergantung dari curah hujan, kalau
hujannya dimulai pada bulan desember maka itu sudah mulai melakukan persiapan lahan.
Dari perhitungan waktu yang ada penanaman padi tidak boleh sampai bulan februari karena
kalau sudah terlambat tanam maka muncul banyak hama sehingga penanaman paling
kurang dilakukan pada bulan januari. Alasan penanaman dilakukan di bulan januari karena
di pihak petani memperhitungkan kebutuhan air. Tanaman padi lebih subur kalau terkena
hujan setiap hari setelah tanam.

B. Penanaman Padi
Untuk penanaman padi sendiri dilakukan dengan dengan cara 2-3 pohon anakan
dalam 1 lubang, dengan dilakukan secara jajar legowo menggunakan ukuran 10-20 cm dan
25-30 cm. Pertama dimulai dari persemaian bibit , dengan jumlah bibit pada lahan seluas
60 are adalah 30 Kg. Bibit padi yang digunakan adalah jenis varietas Inpari-30.
Varietas Inpari-30 adalah varietas padi unggul baru yang tahan terhadap rendaman air.
Kalau banjir dan terendam air tanaman ini mampu menyimpan cadangan energi selama
terendam kemudian tumbuh kembali setelah air surut dan tidak mati, kalau padi varietas
yang lain pasti sudah mati. Pada persemaian ini minimal 14 hari bibit sudah harus
dipindahkan, tapi sebelum itu perlu melihat di dalam sawah jika ada hama maka harus
melakukan penyiangan. Setelah itu baru mulai dengan tractor untuk olah-lahan. Saat umur
bibit sudah 14 hari maka bibit dipindahkan dari lahan semai ke lahan tanam.

C. Jenis Hama Yang Menyerang


Usaha tani padi sawah di Kelurahan Bakunase II banyak mengalami kendala di
lapangan, terutama serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang meliputi hama
dan penyakit tanaman. Hama-hama yang banyak ditemui menyerang tanaman padi sawah

8
antara lain wereng cokelat (Nilaparvat alugens), Walang Sangit (Leptocorixa acuta), dan
Ulat Grayak (Spodoptera litura.).
1) Wereng Cokelat (Nilaparvat alugens)
Wereng coklat (Nilaparvata lugens) merupakan hama padi yang paling
berbahaya dan merugikan, khususnya di Indonesia. Serangga kecil ini menghisap
cairan tanaman padi dan sekaligus juga menyebarkan virus (reovirus) yang
menyebabkan tanaman padi terinfeksi penyakit tungro. Wereng coklat mulai
menyerang tanaman padi pada umur 15 hst dan gejala serangan akan nampak pada
umur tanaman 20-40 hst. tidak hanya menghisap cairan batang tanaman padi, hama
wereng coklat juga menularkan virus pada tanaman, sehingga tanaman terjangkit
penyakit virus kerdil rumput dan virus kerdil hampa. hingga saat ini kedua virus ini
belum dapat di obati. Serangan Virus Kerdil Hampa dicirikan dengan bengkoknya
daun sehingga pertumbuhan tanaman nampak tidak normal, daun berwarna hijau
gelap dan tinggi tanaman kerdil. jika tanaman telah diserang mulai awal
pertumbuhan (15Hst) mengakibatkan banyaknya malai hampa saat dewasa.
Serangan Virus Kerdil Rumput dicirikan banyaknya anakan yang muncul,
sedangkan daun berwarna kekuningan, lebar daun sempit (menyerupai rumput)
serangan diawal pertumbuhan mengakibatkan tanaman seperti terbakar saat umur
40-45 Hst. Kemungkinan sebesar 80% gagal panen jika tanaman mulai terserang
sejak umur 10-15 HST. Serangan hama wereng ini sering menyerang pada tanaman
padi sawah, jarang terjadi pada padi gogo. Dengan kondisi lahan yang lembab,
selalu tergenang air, lahan ternaungi, penggunaan pupuk N yang tinggi memicu
perkembangan hama wereng semakin tinggi.
2) Walang Sangit (Leptocorixa acuta)
Walang sangit (Leptcorisa oratorius) merupakan serangga pengganggu
atau hama yang sering merusak tanaman padi. Hama ini memiliki bau yang khas
dan sangat menyengat, karena baunya ini maka disebut walang sangit. Hama
walang sangit akan mengeluarkan aroma khasnya jika ia dalam bahaya, aroma
menyengat tersebut merupakan bentuk pertahanan diri dari ancaman predator.
Walang sangit menyerang tanaman padi dengan cara menghisap cairan tangkai
bunga serta bulir padi pada fase pengisian bulir dan pemasakan bulir sehingga

9
pengisian bulir padi tidak sempurna, bahkan seringkali menyebabkan bulir padi
hampa. Hama walang sangit dianggap hama penting yang berbahaya karena dapat
mengakibatkan menurunnya produksi padi sekaligus menurunkan kualitas gabah.
Tanaman padi yang terserang hama ini akan menghasilkan beras yang berkualitas
buruk, beras yang dihasilkan akan mengapur dan berubah warna. Serangan hama
walang sangit terjadi ketika tanaman padi memasuki fase generatif (pembungaan)
sampai fase matang susu. Pada serangan hebat, walang sangit dapat menyebabkan
kehilangan hasil antara 50% hingga 80%.
Di Indonesia walang sangit merupakan hama potensial yang pada kondisi
tertentu menjadi hama penting dan dapat menyebabkan kehilangan hasil hingga
mencapai 50%. Hasil penelitian menunjukkan populasi walang sangit 5 ekor per 9
rumpun padi akan menurunkan hasil 15%. Hubungan antara kepadatan populasi
walang sangit dengan penurunan hasil menunjukkan bahwa serangan satu ekor
walang sangit per malai dalam satu minggu dapat menurunkan hasil 27%.
3) Ulat Grayak (Spodoptera litura.)
Serangan ulat grayak pada tanaman padi yang masih umur vegetatif,
terkadang serangan juga terjadi saat masih dalam persemaian. Ulat grayak
(Leucania spp dan Spodoptera spp) menyerang tanaman padi pada semua stadia.
Serangan terjadi biasanya pada malam hari. Sedangkan siang harinya larva ulat
grayak bersembunyi pada pangkal tanaman, dalam tanah atau di tempat-tempat
yang tersembunyi. Serangan ulat ini memakan helai-helai daun dimulai dari ujung
daun dan tulang daun utama ditinggalkan sehingga tinggal tanaman padi tanpa helai
daun. Pada tanaman yang telah membentuk malai, ulat grayak seringkali memotong
tangkai malai, bahkan ulat grayak ini juga menyerang padi yang sudah mulai
menguning. Batang padi yang mulai menguning itu membusuk dan mati yang
akhirnya menyebabkan kegagalan panen. Serangan saat padi menguning atau
keluar malai inilah yang sangat merugikan petani.

D. Perawatan Padi
Perawatan dilakukan dengan tiga hal yaitu , pengairan penyiangan, pemupukan dan
pengendalian hama.

10
1) Pengairan
Pengairan diberikan sesuai kebutuhan, pengairan menggunakan irigasi yang berasal
dari sumber mata air Amnesi Bakunase. Tanaman padi tidak selamanya dalam keadaan
basah. Pemberhentian pengairan lahan sawah dilakukan satu minggu sebelum proses
permanen, dengan tujuan agar lahan sawah kering atau tidak berlumpur.
2) Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan menjaga kebersihan lahan dari tanaman pengganggu.
Penyiangan harus dilakukan dalam jangka waktu 14 hari tertentu bisa dilakukan dua
minggu sekali atau tiga minggu sekali.
3) Pemupukan
Pemupukan dilakukan pertama kali setelah tanaman padi berusia 8-10 HST. Jenis
pupuk yang diberikan adalah pupuk urea dengan dosis 100 Kg, pupuk SP-36 dengan
dosis 100 Kg, dan pupuk NPK dengan dosis 50 Kg. Pemupukan kedua dilakukan
setelah tanaman berusia 20-22 HST. Pemupukan ketiga dilakukan setelah tanaman
berusia 30-35 HST. Selain pemberian pupuk dengan cara disebar, juga menggunakan
pupuk peransang untuk memperbanyak anakan tanaman padi yaitu pupuk lily 2000
dengan cara disemprotkan pada tanaman.
4) Pengendalian hama dan penyakit, dilakukan dengan cara menabur dan menyemprot
pestisida dan insektisida.
- Cara pengendaliannya disesuaikan dengan
serangan hama. Hama ulat grayak menyerang
bagian tanaman padi pada batang dan daun, untuk
pengendaliannya menggunakan pestisida furadan
3GR dengan dicampur bersamaan dengan pupuk
urea SP-36 dan ditabur. Kemudian kalau masih
ada lagi hamanya maka harus disemprot lagi
dengan insektisida chloro mite 400 EC dengan
dosis menggunakan takaran 1 tutup botol 100 ml
dengan dicampur danke 40 WP dengan dosis 15 gr
( satu sendok makan). Hama walang sangit
menyerang bagian malai padi sehingga

11
dikendalikan menggunakan insektisida chloro mite 400 EC dan Danke 40 WP , dan
satu lagi adalah hama wereng cokelat dimana membuat pihak petani sangat
kewalahan untuk mengatasinya , walaupun dari PPL sudah menganjurkan kepada
petani untuk menggunakan insektisida Demolish 18EC 100ml dengan dosis 14 14
ml tetapi tidak ampuh untuk mengendalikan wereng cokelat.
- Pengaplikasian penyemprotan dilakukan pada pagi hari dari jam 5-9 dan sore hari
pada jam 4-6.

E. Pemanenan Padi
Tanaman padi siap di panen ketika padi sudah berumur 90-105 HST, dengan tanda
padi mulai menguning. Alat yang digunakan adalah sabit untuk memotong padi , karung
untuk mengangkat dan terpal untuk menyimpan padi yang sudah di panen.

12
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Padi (Bahasa latin : Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya
terpenting dalam peradaban. Padi diduga berasal dari india atau Indocina dan masuk ke
Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM.
Tanaman padi dapat hidup dengan baik di daerah dengan iklim panas dan banyak
mengandung uap air. Persiapan lahan dimulai sejak bulan desember (tergantung curah
hujan) persiapan dilakukan dengan mengolah tanah sebagai media tanam. Varietas yang
digunakan dalam penanaman padi musim ini menggunakan varietas Inpari-30.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://pertanian-mesuji.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-padi-oryza-sativa/

http://eprints.undip.ac.id/56074/3/BAB_II.pdf

https://agroteknologi.undana.ac.id/mahasiswa-prodi-agroteknologi-faperta-undana-gelar-bakti-
sosial-di-bakunase-ii/

https://mmc.kotawaringinbaratkab.go.id/berita/petani-desa-barambai-makmur-kembangkan-varietas-
padi-inpari-30-
sukamandi#:~:text=%22Varietas%20inpari%2030%20Ciherang%20Sub,yang%20lain%20pas
ti%20sudah%20mati.

https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pengendalian-hama-wereng-pada-tanaman-
padi-sawah-67

Manueke, Jusuf, Berty H. Assa, and Evangeline A. Pelealu. "Hama-hama pada tanaman padi sawah
(Oryza sativa L.) di kelurahan Makalonsow Kecamatan Tondano Timur Kabupaten
Minahasa." Eugenia 23.3 (2018).

http://distani.tulangbawangkab.go.id/news/read/3574/pengendalian-hama-walang-sangit-pada-
tanamanpadi#:~:text=Walang%20sangit%20menyerang%20tanaman%20padi,seringkali%20
menyebabkan%20bulir%20padi%20hampa.

https://dppp.bangkaselatankab.go.id/post/detail/781-pengendalian-hama-ulat-pada-tanaman-padi-
sawah-di-desa-batu-betumpang-kecamatan-pulau-besar

https://www.blibli.com/p/oem-furadan-3gr-pupuk-tanaman-1-kg/ps--TOL-60022-00099

14

Anda mungkin juga menyukai