Sumber:
http://sprucepinecottage.com/
HAMA WERENG
Sumber:
http://deptan.go.id/
Ada berbagai jenis hama yang menyerang tanaman pertanian, antara lain:
2. Walang sangit (Leptocorisa acuta) yang menyerang biji padi yang masih muda dan lunak. Akibatnya biji
padi menjadi kosong, kadang berisi tetapi isinya tidak sempurna.
4. Kumbang tanduk atau wangwung (Artona cartoxantha dan Oryctes rhinoceros) yang menyerang tanaman
kelapa
Jenis hama yang berupa serangga dapat menyerang tanaman pada stadium yang berbeda, misalnya ulat penggerek.
Ulat penggerek ini mampu merusak tanaman padi pada saat larva. Namun, ketika pada saat menjadi kupu-kupu,
ulat ini tidak lagi menjadi hama. Ulat ini menggerek dan merusak batang kemudian menyerbu titik tumbuh padi
yang sedang disemai. Serangan ulat pada pucuk padi menyebabkan padi tidak dapat membentuk daun baru.
Akibatnya, pucuk daun menguning dan akhirnya tanaman padi mati.
Selain dari kelompok serangga, hama yang menyerang tanaman juga berasal dari kelompok burung (aves).
Umumnya, burung menyerang areal persawahan padi secara bergerombol pada saat padi sedang disemaikan
ataupun ketika hampir masa panen. Kelompok burung yang menjadi hama pada tanaman padi, antara lain:
5. Burung pipit
6. Perkutut
BAYA
Sumber:
http://kolkatabirds.com/
BONDOL HIJAU
Sumber:
http://pragtfinker.com/
BURUNG GEREJA
Sumber:
http://fotografer.net/
GELATIK
Sumber:
http://upload.wikimedia.org/
BURUNG PIPIT
Sumber:
http://fairislebirdobs.co.uk/
PERKUTUT
Sumber:
http://freehomepages.com/
Binatang menyusui (mamalia) juga dapat menjadi hama tanaman. Jenis mamalia yang
biasanya menyerang tanaman pertanian, antara lain:
2. Codot (Cynopterus sphink Vahl) yang gemar memakan bunga pisang, buah pepaya
dan jambu biji.
3. Kera bedes (Macaca fascicularis Raffles) yang seringkali menyerang lading ubi
kayu, jagung dan padi.
4. Tikus belukar (Rattus tiomanicus Miller) yang merusak tangkai tandan buah kelapa
sawit.
5. Tikus sawah (Rattus argentiventer Robinson & Kloss) yang mengerat bagian
pangkal batang yang muda, makan bunga dan buah padi serta merusak
persemaian kelapa sawit.
BAJING
Sumber:
http://kompas.com/
CODOT
http://oz.irtc.org/
KERA
Sumber:
http://photo.net/
TIKUS BELUKAR
Sumber:
http://jurnalcelebes.com/
TIKUS SAWAH
sumber:
http://img58.imageshack.us/
Dunia binatang ( Animal Kingdom ) terbagi menjadi beberapa golongan besar yang
masing-masing disebut Filum. Dari masing-masing filum tersebut dapat dibedakan lagi menjadi
golongan-golongan yang lebih kecil yang disebut Klas. Dari Klas ini kemudian digolongkan lagi
menjadi Ordo (Bangsa) kemudian Famili (suku), Genus (Marga) dan Spesies (jenis).
Beberapa filum yang anggotanya diketahui berpotensi sebagai hama tanaman adalah
Aschelminthes (nematoda), Mollusca (siput), Chordata (binatang bertulang belakang), dan
Arthropoda (serangga, tunggau, dan lain-lain). Dalam uraian berikut akan dibicarakan secara
singkat tentang sifat-sifat morfologi luar anggota filum tersebut.
a. Filum Nematoda
Sastrosuwignyo (1990) menyatakan bahwa tidak semua anggota Nematoda berperan sebagai
hama tanaman atau bersifat parasitik, namun ada juga yang bersifat saprofag yang tidak merugikan
tanaman. Nematoda sering ditemukan pada tempat-tempat atau habitat yang basah, misalnya dalam
air, tanah, tanaman, binatang, dan manusia.
Nematoda berukuran sangat kecil, berbentuk silindris, tidak berwarna (transparan), bilateral
simetris, tidak beruas, mempunyai rongga tubuh semu (pseudocoelomates), bagian kepala agak
tumpul, sedangkan bagian ekornya agak runcing. Selama hidupnya nematoda dapat mengalami
pegantian kulit sebanyak empat kali.
Nematoda parasitik ditandai dengan adanya stilet yang berfungsi mencucuk dan mengisap
jaringan tanaman. Sementara itu, nematoda saprofag tidak mempunyai alat ini. Ada dua jenis stilet,
yaitu Odontostilet dan Stomatostilet. Odontostilet adalah stilet yang berbentuk seperti pisau tanpa
knobb (pompa) pada bagian pangkal. Sedangkan stomatostilet berbentuk seperti pisau dengan knobb
pada bagian pangkalnya. Tipe odontostilet terdapat pada ordo Dorylaimida, sedangkan tipe
stomatostilet terdapat pada ordo Tylenchida.
Cara nematoda menyerang tanaman bervariasi, yaitu :
a. Ektoparasit, yaitu menyerang dari luar jaringan tanaman, misalnya Criconemoides sp
dan Xiphinema sp.
b. Endoparasit, yaitu menyerang dari dalam jaringan tanaman. Ada yang bersifat sedentary (menetap),
misalnya nematoda puru akar (Meloidogyne spp.), dan ada yang bersifat migratory (berpindah),
misalnya Pratylenchus sp.
c. Ektoendoparasit, yaitu setelah dewasa nematoda meletakkan sebagian tubuhnya ke dalam tanaman,
misalnyaRotylenchus sp.
d. Endoektoparasit, yaitu telur dan larva berkembang dalam tubuh tanaman, kemudian sebagian
tubuhnya keluar dari jaringan tanaman, misalnya Heterodera sp.
Akibat serangan nematoda, maka tanaman akan mengalami gejala kerusakan yang beragam,
tergantung jenis nematodanya. Berdasarkan gejala kerusakannya, nematoda dibedakan menjadi :
a. Nematoda puru/bengkak (gall nematodes), misalnya Anguina tritici penyebab puru pada daun dan
biji gandum.
b. Nematoda batang (stem nematodes), misalnya Ditylenchus dipsaci yang menyebabkan
pembengkakan batang dan pembusukan umbi lapis (bawang).
c. Nematoda daun (leaf nematodes), misalnya Aphelenchoides besseyi yang menyebabkan pucuk daun
memutih pada tanaman padi.
d. Nematoda puru akar (root-knot nematodes), misalnya Meloidogyne sp yang menyebabkan
perakaran membengkak pada famili Solanaceae, sehingga pertumbuhan tidak normal.
Nematoda dapat berperan sebagai vektor penyakit, misalnya dari ordo Dorylaimida yaitu
nematoda jarum (Longidorus sp.) dan nematoda keris (Xiphinema sp.). Keduanya bersifat ektoparasit
dan dapat menularkan penyakit virus. Nematoda ini menyerang tanaman dengan cara mencucuk dan
mengisap cairan sel akar. Luka tusukan tersebut sering diikuti oleh serangan mikroorganisme
sekunder (bakteri dan cendawan) sehingga menimbulkan pembusukan. Akibatnya pertumbuhan
tanaman merana dan perkembangannya terhambat.
b. Filum Mollusca
Kelas Gastropoda merupakan salah satu kelas anggota filum Mollusca yang banyak berperan
sebagai hama tanaman. Tubuh anggota kelas Gastropoda ada yang dilindungi oleh cangkang (shell),
adapula yang tidak. Sebagai contoh yaitu bekicot (Achatina fullica Bowd.), Semperula
maculata, siput bugil (Parmarion pupillaris Humb.), dan Sumpil (Lamellaxis gracilis Hutt.).
Bekicot berasal dari Afrika Timur atau Afrika Selatan ini memiliki panjang tubuh 10 cm-13
cm. Cangkang bekicot berbentuk kerucut berulir, berwarna coklat-kekuningan dengan bercak coklat
kehitaman yang memanjang. Tubuh berwarna coklat, berlendir dan perutnya berfungsi sebagai kaki.
Mempunyai dua pasang sungut (antena), yaitu sungut depan yang berfungsi sebagai peraba dan
sungut di belakang yang berfungsi sebagai mata. Bekicot dan anggota Gastropoda yang lain
menggunakan gigi parut (radula) untuk menggigit dan mengunyah bagian tanaman yang berdaging
tebal dan berair. Biasanya menyerang tanaman pada malam hari, dan banyak ditemukan di tempat-
tempat yang berair dan mempunyai kelembaban tinggi (Rukmana dan Saputra, 1997).
Semperula maculata banyak ditemukan menyerang daun tembakau yang masih muda,
anggrek dan karet. Tubuhnya berwarna kelabu kehijauan, berukuran sebesar kelingking (Kalshoven,
1981).
Siput bugil (Parmarion pupillaris Humb.), tubuhnya tidak dilindungi cangkang. Warna
cokelat kekuningan, abu-abu atau hitam, dengan panjang tubuh 3 cm-5 cm. Biasanya siput ini
menyerang daun tembakau muda, daun teh (menggulung daun teh), dan pucuk tanaman karet
(Rukmana dan Saputra, 1997).
Sumpil (Lamellaxis gracilis Hutt) memiliki pelindung (rumah) berbentuk silindris, kecil,
berwarna kuning muda. Panjang tubuhnya ± 11 mm. Sumpil sering merusak persemaian bermacam-
macam sayuran dan tanaman hias (Rukmana dan Saputra, 1997).
c. Filum Chordata
Filum Chordata mempunyai banyak anggota, namun tidak semuanya berperan sebagai hama
tanaman. Anggota filum ini yang banyak berperan sebagai hama adalah Kelas Mamalia (hewan
menyusui) dan kelas Aves (burung).
Dari kelas mamalia, ordo Rodentia (binatang mengerat) merupakan ordo yang paling
merugikan, misalnya tupai (Callosciurus notatus) dan tikus sawah (Rattus rattus argentiventer).
Disamping itu kelelawar, musang, landak, dan satwa liar seperti gajah, kera, babi hutan, rusa, dan
beruang juga dapat berperan sebagai hama yang merugikan. Sedangkan dari kelas aves yang
berperan sebagai hama misalnya burung pipit (Lonchura leucogastroides (Horsf. dan Moore)).
1. Tupai (Callosciurus notatus)
Tupai banyak merusak buah kelapa dengan cara mengerat, baik pada waktu siang maupun
malam. Tubuh tupai berwarna kelabu sampai hitam pada bagian perut sampai kepalanya, dan di
bagian punggung berwarna hitam pada pangkal dan kuning di ujung. Tupai betina mempunyai 6
pasang kelenjar susu dan satu tahun mampu beranak 8 kali (Kalshoven,1981).
Tupai menyerang buah kelapa yang sudah tua, dengan ciri serangan terdapat lubang bekas
gigitan pada ujung buah dengan sisi yang rapi/rata (Rukmana dan Saputra, 1997).
2. Tikus (Rattus-rattus spp.)
Tikus merupakan hama paling penting dibandingkan dengan hama-hama dari golongan
mamalia lainnya. Perkembangbiakan tikus sangat cepat, dan tanaman yang disukainya cukup banyak.
Tikus dapat menyebabkan kerusakan tanaman padi pada areal yang luas sejak di persemaian sampai
menjelang panen. Disamping itu tikus juga menyerang tanaman lainnya yaitu jagung, kedelai, kacang
tanah, ubi jalar, tebu, kelapa, dan kelapa sawit (Kalshoven,1981).
Pada umumnya tikus menyerang tanpa mengenal tempat, sejak di persemaian, pertanaman
sampai di tempat penyimpanan. Tikus aktif menyerang tanaman pada malam hari. Tikus yang lapar
akan memakan hampir semua benda yang dijumpainya. Jika makanan cukup tersedia, tikus akan
memilih jenis makanan yang paling disukai, seperti padi yang sedang bunting, dan jagung muda.
Pada saat makanan banyak tersedia, perkembangbiakan tikus berlangsung sangat cepat (Rukmana
dan Saputra, 1997).
Menurut Priyambodo (1995), terdapat 8 spesies tikus yang berperan sebagai hama, yaitu :
a. Tikus sawah (Rattus rattus argentiventer (Rob. & Kl.))
b. Tikus rumah (Rattus rattus diardi (Jent.))
c. Tikus cokelat/tikus riul (Rattus rattus norvegicus Berk.)
d. Mencit rumah (Mus musculus)
e. Tikus pohon (Rattus tiomanicus Miller)
f. Tikus huma/ladang (Rattus exulans Peale)
g. Tikus wirok (Bandicota indica Bechst.)
h. Mencit ladang (Mus caroli)
Pada umumnya tekstur rambut/bulu tikus agak kasar, kecuali pada mencit yang lembut dan
halus. Hidung tikus berbentuk kerucut, kecuali tikus wirok dan tikus cokelat hidungnya berbentuk
kerucut terpotong. Tikus wirok, tikus cokelat, tikus sawah, dan mencit ladang, disebut hewan
terestrial dengan ciri-ciri : ekor pendek, panjangnya sama dengan panjang tubuh, ujung jari halus,
tonjolan pada telapak kaki kecil dan halus. Sedangkan tikus pohon, tikus rumah, tikus huma, dan
mencit rumah, disebut hewan arboreal dengan ciri-ciri : ekor panjang lebih panjang dari ukuran
tubuh, ujung jari kasar, tonjolan pada telapak kaki besar dan kasar. Tikus pohon merupakan hama
utama kelapa, biasanya melubangi buah kelapa yang masak/tua dengan lubang tidak teratur di dekat
tangkai (Priyambodo, 1995).
Tiga jenis tikus yang sering merusak tanaman pertanian menurut Kalshoven (1981) adalah
sebagai berikut :
a. Tikus sawah (Rattus rattus argentiventer).
Tikus sawah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Panjang dari hidung sampai ujung ekor antara 270 mm – 370 mm.
2. Berat badan rata-rata ± 130 gram.
3. Panjang ekor ± 95 persen panjang badan (dari kepala sampai pangkal ekor).
4. Tikus betina mempunyai 12 puting susu, yaitu terdiri atas tiga pasang di bagian dada dan tiga pasang
di bagian perut.
5. Warna badan kelabu gelap, sedang bagian dada dan perutnya berwarna keputih-putihan.
b. Tikus rumah (Rattus rattus diardi).
Tikus rumah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Panjang dari hidung sampai ujung ekor antara 220 mm – 370 mm.
2. Panjang ekor sama atau lebih panjang 105 persen dari panjang badan (hidung sampai pangkal ekor).
3. Tikus betina mempunyai puting susu 10 buah, yaitu terdiri dari dua pasang di bagian dada dan tiga
pasang di bagian perut.
4. Warna bulu badan bagian atas dan bagian bawah cokelat tua kelabu.
5. Makanan tikus rumah diperoleh dari sisa makanan manusia, atau makanan yang disimpan tidak rapi,
dan hasil pertanaman yang disimpan di gudang atau tanaman-tanaman yang berada di kebun dekat
rumah.
Kerusakan (kerugian) yang ditimbulkan oleh hama tanaman menurut Rukmana dan Saputra
(1997), antara lain sebagai berikut :
1. Kerugian secara kuantitas (berkurangnya hasil atau produksi) antara lain sebagai berikut :
a. Serangan kumbang daun Aulacophora similis Oliver dengan cara memakan daun dan bunga pada
famili Cucurbitaceae (semangka, melon, mentimun, dan pare) menyebabkan produksi tanaman
tersebut menurun (rendah).
b. Serangan kumbang penggerek buah kapas Amorphoidea sp. dapat menyebabkan buah tersebut gugur
sebelum masak.
c. Serangan serangga Amrasca flavescens F. atau Empoasca flavescens F. pada tanaman kapas yang
masih muda dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut tidak normal sehingga produksi
menurun.
d. Serangan ulat tanah Agrotis ipsilon Hufn. yang memakan berbagai jenis tanaman (polifag), terutama
tanaman muda, dapat menyebabkan tanaman terkulai (layu) atau mati.
2. Kerugian secara kualitas (menurunnya mutu hasil), antara lain sebagai berikut :
a. Perubahan warna pada beberapa macam produk tanaman (ubi, daun, bunga, maupun buah),
misalnya :
1. Ubi jalar Ipomoea batatas L. yang terserang hama lanas Cylas formicarius Fabr. akan
berwarna cokelat kehitam-hitaman.
2. Biji kedelai yang terserang kepik hijau Nezara viridula L. dan kepik polong atau kepik
cokelat Riptortus linearis F. akan berwarna kehitam-hitaman.
3. Daun dan buah pada beberapa jenis tanaman yang terserang hama penggerek batang akan mengalami
perubahan warna menjadi lebih pucat daripada warna asli (normal), dan buah masak sebelum
waktunya ataupun berguguran.
b. Perubahan rasa, misalnya :
1. Ubi jalar yang terserang hama lanas Cylas formicarius Fabr. rasanya menjadi pahit.
2. Buah durian yang terserang hama penggerek Tirathaba ruptilinea Wlk. rasanya menjadi kemasam-
masaman.
c. Bercak atau bintik-bintik hitam, misalnya :
1. Daun kangkung yang terserang walang sangit Leptocorisa oratorius Thumb. akan menunjukkan
gejala berbintik-bintik hitam atau kecokelat-cokelatan.
2. Kulit biji kedelai ataupun kacang hiaju yang terserang kepik hijau Nezara viridula L. akan
berbercak-bercak cokelat.
d. Rusak atau abnormal, misalnya :
1. Daun kedelai yang terserang ulat jengkal Chrysodeixis chalcites Esp. akan menjadi berlubang-lubang
(Gambar 1.1).
2. Umbi kentang yang terserang nematoda Meloidogyne sp. akan berbintil-bintil (abnormal), atau
berlubang dan membusuk akibat serangan hama uret.
3. Daun tembakau yang terserang Thrips spp., Myzus persicae Sulz. dan Bemisia tabaci akan menjadi
keriting dan ukurannya kecil-kecil.
4. Buah tomat yang terserang ulat penggerek buah Helicoverpa armigera Hbn. akan menjadi
berlubang-lubang.
5. Krop kubis yang terserang ulat titik tumbuh Crocidolomia binotalis Zeller akan tampak berlubang-
lubang dan rusak, sehingga menyebabkan berkurangnya hasil atau produksi (Gambar 1.2).
6. Biji kacang panjang berlubang-lubang akibat serangan hama gudang Callosobruchus chinensis L.
(Gambar 1.3)
Organisme yang berperan sebagai hama tanaman menurut Rasdiman (1994), meliputi filum
Nemathelminthes/Aschelminthes termasuk nematoda, Mollusca, Arthropoda, dan Chordata. Filum
Nemathelminthes, Mollusca , dan Arthropoda, karena tidak bertulang belakang dimasukkan ke dalam
kelompok Invertebrata, sedangkan filum Chordata yang bertulang belakang dimasukkan ke dalam
kelompok Vertebrata. Dari fila tersebut, maka filum Arthropodalah yang paling berperan sebagai
hama, terutama dari kelas insekta (serangga).
Serangga dan tanaman inang mempunyai hubungan yang erat sekali, karena serangga
membutuhkan tempat berlindung, kawin, meletakkan telur dan nutrisi yang dapat diperolehnya dari
tanaman. Kecenderungan serangga hama dalam memilih tanaman sebagai inang sangat ditentukan
oleh sifat-sifat yang terkandung dalam tanaman tersebut. Apabila tanaman memiliki sifat-sifat yang
disukai oleh serangga hama, maka ada kecenderungan bahwa tanaman mengalami kerusakan yang
lebih berat.
Hama merusak tanaman secara langsung, yaitu menyerang bagian-bagian tanaman seperti
akar, batang, daun, bunga, buah atau tanaman seluruhnya. Pengertiannya adalah bahwa ada jenis
hama yang menyerang satu bagian tanaman, atau menyerang bagian tanaman tertentu, namun
mengakibatkan tanaman tidak dapat dipanen. Sebagai contoh adalah hama penggerek batang padi
kuning Tryporyza incertulas yang menyerang titik tumbuh tanaman padi. Akibatnya akan timbul
gejala mati pucuk (dead heart) atau sundep pada tanaman padi pada fase pertumbuhan vegetatif. Pada
fase generatif, hama ini menimbulkan gejala beluk, yaitu bulir-bulir tanaman padi yang terserang
akan tegak, kosong dan berwarna keabu-abuan. Tanaman padi yang terserang hama tersebut tidak
akan pernah diharapkan hasilnya.
Tingkat kerusakan tanaman akibat serangan hama sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat hama
dalam cara menyerangnya. Beberapa jenis hama hanya menyerang sasaran utama bagian daun atau
batang, dahan, akar, ubi, bunga, buah, dan biji, namun ada pula hama yang menyerang lebih dari satu
bagian tanaman. Berikut ini contoh jenis hama yang menyerang bagian tertentu dari tanaman.
Hama Pemakan Daun atau Pengisap Cairan Tanaman :
1. Ordo Coleoptera
a. Kumbang kelapa Oryctes rhinoceros Linnaeus
b. Kumbang catut atau kumbang penjepit Xylotrupes gideon L.
c. Kumbang daun semangka Aulacophora similis Oliver
d. Kumbang Epilachna sparsa Herbst.
e. Kumbang daun kedelai Phaedonia inclusa Stal
2. Ordo Hemiptera
a. Kepik hijau pada tanaman kacang-kacangan Nezara viridula
b. Walang sangit Leptocorixa acuta (= Leptocorisa oratorius)
c. Kepinding tanah atau kepik padi hitam Scotinophara lurida Brum
d. Kepik Helopeltis antonii Sign.
3. Ordo Homoptera
a. Wereng cokelat Nilaparvata lugens Stil.
b. Wereng hijau Nephotettix virescens Distant.
c. Kutu putih atau kutu kebul Bemisia tabaci Genn
d. Kutu daun Aphis sp.
4. Ordo Lepidoptera
a. Ulat bawang Spodoptera exigua Hbn.
b. Ulat jengkal Plusia chalcites (= Chrysodeixis chalcites Esp.)
c. Ulat kubis Plutella xylostella L.
5. Ordo Orthoptera
a. Belalang kayu Valanga nigricornis Burn.
b. Belalang setan Aularches miliaris L.
c. Belalang Sexava spp.
d. Belalang china Oxya chinensis L.
6. Ordo Thysanoptera
a. Thrips tabaci Lindeman
• PENGERTIAN HAMA
Hama adalah organisme perusak tanaman pada akar, batang, daun atau bagian tanaman lainnya
sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan sempurna atau mati.
Secara garis besar, hama tanaman dikelompokkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut :
• Kelompok hewan menyusui (Mamalia), seperti tikus
• Kelompok serangga (Insekta), seperti belalang
• Kelompok burung (Aves), seperti burung pipit
Tikus merupakan hama yang sering kali membuat pusing para petani. Di Purwakarta, Hama tikus
adalah urutan pertama penyerang padi. Hal ini disebabkan tikus sulit dikendalikan karena memiliki
daya adaptasi, mobilitas, dan kemampuan untuk berkembang biak yang sangat tinggi. Masa
reproduksi yang relatif singkat menyebabkan tikus cepat bertambah banyak. Potensi perkembang
biakan tikus sangat tergantung dari makanan yang tersedia. Tikus sangat aktif di malam hari.
Tikus menyerang berbagai tumbuhan. Bagian tumbuhan yang diserang tidak hanya biji-bijian tetapi
juga batang tumbuhan muda. Yang membuat para tikus kuat memakan biji-bijian sehingga
merugikan para petani adalah gigi serinya yang kuat dan tajam, sehingga tikus mudah unuk
memakan biji-bijian. Tikus membuat lubang-lubang pada pematang sawah dan sering berlindung di
semak-semak. Apabila keadaan sawah itu rusak berarti sawah tersebut di serang tikus.
Gejala serangan :
- Tikus menyerang berbagai tumbuhan
- Menyerang di pesemaian, masa vegetatif, masa generatif, masa panen, dan tempat penyimpanan
- Bagian tumbuhan yang diserang tidak hanya biji-bijian, tetapi juga batang tumbuhan muda
- Tikus membuat lubang-lubang pada pematang sawah dan sering berlindung di semak-semak
Pengendalian :
- Membongkar dan menutup lubang tempat bersembunyi para tikus dan menangkap tikusnya
- Pengendalin Hayati, yaitu dengan menggunakan musuh alami tikus, yaitu ular
- Menanam tanaman secara bersamaan agar dapat menuai dalam waktu yang sama pula sehingga
tidak ada kesempatan bagi tikus untuk mendapatkan makanan setelah tanaman dipanen
- Pengendalian Kimia, yaitu dengan menggunakan rodentisida (pembasmi tikus) atau dengan
memasang umpan beracun, yaitu irisan ubi jalar atau singkong yang telah direndam sebelumnya
dengan fosforus. Peracunan ini sebaiknya dilakukan sebelum tanaman padi berbunga dan berbiji.
Selain itu penggunaan racun harus hati-hati karena juga berbahaya bagi hewan ternak dan
manusia.
Wereng adalah sejenis kepik yang menyebabkan daun dan batang tumbuhan berlubang-lubang,
kemudian kering, dan pada akhirnya ,mati.
Hama wereng dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Hama Wereng coklat
Nama latin dari hama wereng coklat adalah Nilapervata lungens. Hama ini selalu menghisap cairan
dan air dari batang padi muda atau bulir-bulir buah padi yang masih lunak. Hama wereng hidup di
habitat yang lembab, gelap dan teduh. Pemberantasan hama ini dapat dilakukan dengan
menggunakan insektisida dan membasmi bibit-bibit wereng dengan membakarnya
2. Hama Wereng hijau
Hama yang memiliki nama latin Nephotettix apocalis ini merusak kelopak dan urat-urat pada
tanaman padi. Hama wereng hijau mempunyai alat penghisap yang kuat pada moncongnya.
Pemberantasan hama ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan obat insektisida, rotasi
tanaman, pembunuhan hama dan perangkap lampu jebak.
Walang sangit merupakan salah satu hama yang juga meresahkan petani. Hewan ini jika diganggu,
akan meloncat dan tebang sambil mengeluarkan bau. Serangga ini berwarna kemerah-merahan.
Walang sangit menghisap butir-butir padi yang masih cair. Biji yang sudah dihisap akan menjadi
hampa, agak hampa, atau liat. Kulit biji itu akan berwarna kehitam-hitaman.
4. TUNGAU
Tungau (kutu kecil) biasanya terdapat di bawah daun untuk mengisap daun tersebut. Hama ini
banyak terdapat pada musim kemarau. Pada daun yang terserang kutu Tungau (kutu kecil)
bisaanya terdapat di sebuah bawah daun untuk mengisap daun tersebut. Hama ini banyak terdapat
pada musim kemarau. Pada daun yang terserang kutu akan timbul bercak – bercak kecil kemudian
daun akan menjadi kuning lalu gugur. Hama ini dapat diatasi dengan cara mengumpulkan daun –
daun yang terserang hama pada suatu tempat dan dibakar.
5. ULAT KUPU-KUPU
Kupu-kupu merupakan serangga yang memiliki sayap yang indah dan benareka ragam. Kupu-kupu
meletakkan telurnya dibawah daun dan jika menetas menjadi larva. Kita bisa sebut larva kupu -kupu
sebagai ulat. Pada fase ini, ulat aktif memakan dedaunan bahkan pangkal batang, terutama pada
malam hari. Daun yang dimakan oleh ulat hanya tersisa rangka atau tulang daunya saja.
Upaya pemberantasan dapat dilakukan sebagai berikut :
- Membuang telur-telur kupu-kupu yang melekat pada bagian bawah daun
- Menggenangi tempat persemaian dengan air dalam jumlah banyak sehingga ulat akan bergerak ke
atas sehingga mudah untuk dikumpulkan dan dibasmi.
- Apabila kedua cara diatas tidak berhasil, maka dapat dilakukan penyemprotan dengan
menggunakan pestisida
Gejala serangan: Salah satu gejala awal serangan ulat grayak ialah daun – daun cabe yang
meranggas dan berlubang-lubang. Ulat grayak mulai memakan daun dari bagian tepi kemudian ke
bagian atas maupun bawah daun. Pada tingkat serangan yang parah daun hanya tertinggal
epidermisnya saja. Sehingga daun menjadi tidak berfungsi sebagai tempat fotosintesis, akibatnya
pertumbuhan tanaman yang diserangnya menjadi terhambat dan menurun. Tanaman yang sering
diserang oleh Ulat grayak salah satunya adalah tanaman cabe
Gejala serangan: Lalat ini menusuk pangkal buah sehingga terlihat ada bintik hitam kecil bekas
tusukan lalat buah untuk memasukkan telur. Buah yang terserang akan menjadi bercak-bercak
bulat, kemudian membusuk, dan berlobang. Setelah telur menetas menjadi larva (belatung) dan
hidup di dalam buah sampai buah rontok dan membusuk larva akan keluar ke tanah dan seminggu
kemudian berubah menjadi lalat muda.
Umbi kentang yang terkena hama penggerak umbi kentang menunjukkan gejala – gejala yakni pada
kuit umbi nterdapat kumpulan kotoran ulat berwarna coklat tua. Jika umbi dibelah, didalamnya
terdapat alur – alur. Warna daun merah tua dan terdapat jalinan benang yang meliputi ulat.
Hama penggerek disebut Phthorimaea operculella, yakni berupa ulat berwarna kelabu dengan
panjang tubuhnya 1 cm. Ulat ini akan tumbuh menjadi ngengat berwarna kelabu dengan sayap
berumbai – rumbai.
Pengendalian yang harus dilakukan pada hama tersebut adalah dengan bakteri (disterilkan)
sebelum digunakan.
Hama pemakan daun kubis ini disebut Plutella xylostella, atau biasa disebut hama putih dengan ciri
– cirinya: ulat berwarna hijau muda, berbulu hitam, kepala kekuningan dengan bercak – bercak
gelap, dan ukuran tubuhnya 9 mm.
Daun kubis yang terserang hama menunjukan gejala – gejala sebagai berikut.
- Hama (ulat) memakan daun kubis tanpa epidermisnya (kulit arinya) sehingga daun “berjendela”
dan tampak memutih bahkan jika serangan hamanya berat,
- Daun akan tampak berlubang – lubang dan hanya tinggal tulang daunnya saja.
Cara pengendalian terhadap hama pemakan daun kubis diantaranya sebagai berikut.
- Melakukan pergiliran tanaman selama 3 – 4 bulan. Langkah ini dilakukan dengan cara menanam
tanaman yang bukan se-famili dengan kubis – kubisan pada lahan yang akan ditanami kubis. Hal ini
dilakukan dengan tujuan untuk memutuskan siklus hama.
- Secara biologis dengan menggunakan bakteri Bacillus thuringiensis.
- Secara kimiawi dengan menggunakan insektisida.
- Secara mekanik dengan melakukan penjebakan dengan menggunakan lampu dan cawan berisi
air.
Hama ini berukuran sangat kecil dan lembut. Ketika muda berwarna kuning dan dewasa
kecokelatan dengan kepala hitam. Hama ini berupa serangga Thrips sp. dengan ciri – cirinya tubuh
berwarna kunimg hingga cokelat kehitaman dan ukuran tubuhnya 1 mm. Didaun yang terkena hama
thrips terdapat titik-titik putih keperakan bekas tusukan, kemudian berubah menjadi kecokelatan.
Daun yang cairannya diisap menjadi keriput dan melengkung ke atas. Thrips sering bersarang di
bunga, ia juga menjadi perantara penyebaran virus. sebaiknya dihindari penanaman cabai dalam
skala luas dapa satu hamparan.
Cabai yang terkena hama Thrips menunjukkan gejala – gejala, yakni daun cabai yang terserang
hama berubah menjadi keriting. Bila serangannya berat, daun mengerut dan lapisannya berkurang,
sehingga daun yang baru menyempit. Permukaan bawah daun yang terserang hama berwarna putih
keperakan. Buah yang terserang berubah bentuk dan terlihat jaringan seperti kalus berwarna
cokelat muda di kulit buah.
Pengendalian hama Thrips dilakukan secara kimiawi, yaitu dengan melakukan penyemprotan
insektisida.
Bawang putih yang terkena hama, daunnya berlubang dengan meninggalkan bekas gigitan
berwarna putih, atau daun menjadi berselaput tipis dan layu.
Hama pada bawang putih ini berupa ulat Spedoptera exigua berwarna hijau atau cokelat tua dengan
garis kekuningan dan ukuran tubuhnya mencapai 25 mm.
Pengendalian hama pada bawang putih ini dilakukan dengan menggenangi lahan sebelum ditanami,
pembersihan lahan dari gulma, pengendalian secara biologis dengan menggunakan bakteri
Baccillus thuringiensis, dan pengendalian secara kimiawi dengan melakukan penyemprotan
insektisida.
Buah tomat yang terkena hama penggerak menunjuukkan gejala – gejala, seperti bagian ujung atau
dekat ujung buah berlubang dan didekat lubang terdapat kotoran hama. Jumlah lubangnya bisa
lebih dari satu.
Hama pada buah tomat ini berupa ulat Helicoverpa armigera, dengan ciri – ciri: warna tubuh pada
ulat dewasa bervariasi dari hijau kekuningan, hijau kecoklatan atau kehitaman. Tubuh berbulu dan
ukuran tubuh mencapai 34,5 mm.
Pengendalian hama penggerek buah tomat dilakukan dengan melakukan rotasi tanaman dengan
tanaman terhadap hama tersebut. Pengendalian hama juga dapat dilakukan secara biologis dengan
menggunakan musuh alaminya yaitu Microptilis manilae untuk kepompong dan ulat, Diadegma
argentiopilosa untuk ulat, atau Trichogramma nana untuk telurnya.
Polong buncis yang terserang hama menunjukkan gejala – gejala, yaitu pada polong terdapat
lubang gerakan berwarna cokelat tua. Daerah seitar lubang menjadi cokelat kehitaman. Jika polong
dibuka, akan tampak ulat (hama) dan kotorannya.
Hama pada polong buncis ini berupa ulat Etiella zinckenella. Larva muda berwarna hijau pucat,
kemudian berubah menjadi kemerahan, kepala berwarna hitam, dan tubuh berukuran 15 mm.
Pengendalian hama penggerek polong buncis dilakukan dengan membuang tanaman orok – orok
disekitar tanaman buncis tersebut atau dengan meakukan penyemprotan insektisida.
Buah mangga yang terserang hama menunjukkan gejala –gejala, yaitu buah berlubang – lubang
dan sekitarnya terdapat kotoran yang meleleh dari dalam. Lubang tersebut menembus sampai ke
biji. Jika buah tersebut dibelah, bagian dalamnya sudah rusak dan busuk.
Lembing hijau memiliki nama latin Nezara viridula dan berkembang di daerah beriklim tropis. Hama
lembing hijau hidup dengan berkoloni. Serangan hama ini tidak sampai menghampakan padi,
namun dampaknya membuat kualitas padi menjadi jelek. Hama ini dapat dibasmi dengan
menggunakan insektisida sesuai aturan.
Gejala serangan: Serangannya mengisap cairan,tetapi tidak sampai menghampa padi, tetapi
menghasilakan padi berkualitas jelek (goresan-goresan membujur pada kulit gabah dan pecah
apabila dilakukan penggilinga/penumbukan)
19. Kumbang cula / kumbang penjepit / kumbang catut / kumbang kakatua
( xylotrupes Gideon . L)
Kumbang ini banyak terdapat di Indonesia, Malaysia, dan Filiphina, dan lain-lain. Kumbang betina
mengebor pucuk kelapa seperti kumbang badak. Kumbang ini sering memakan bagian pelepah
daun tengah sehingga daunnya patah. Akibatnya adalah bentuk mahkota daun menjadi jelek.
Sementara itu kumbang jantan sering
Kali terdapat pada mayang (bunga) yang baru saja membuka. Selain menyerang kelapa, hama ini
juga menyerang flamboyan, jeruk, akasia, dan tanaman lainnya.
Pengendalian terhadap kumbang ini antara lain yaitu
- Membersihkan sampah-sampah disekitar pertanaman
- Penyemprotan insektisida sistemik
- Penaburan insektisida butiran ; dan
- Pelepasan parasit
Hama yang memiliki nama latin Pachydiplosis oryzae berkembang di daerah persawahan di China,
India, dan Asia Tenggara. Hama ganjur menyerang tanaman padi yang penanamnya terlambat,
sekitar bulan Februari dan April. Hama ini meletakkan telur-telurnya pada kelopak daun padi. Telur-
telur tersebut nantinya akan menjadi larva yang bergerak menuju dan memasuki batang padi. Hama
tersebut menyerang padi dengan membuat daun menjadi selongsong dan lama-lama padi akan mati
dikarenakan tidak dapat berfotosintesis. Cara untuk mengatasinya adalah dengan mengatur
pengairan jangan sampai padi terendam dan disinari dengan lampu petromak. Untuk pembasmian
hama ganjur dapat disemprot menggunakan pestisida dengan dosis tepat secara teratur.
Hama ini menyerang daun padi muda yang menyebabkan daun menguning dan lama-lama akan
mati. Untuk membasmi hama ini dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain sebagai berikut:
- Menghancurkan dan memberantas telur sebelum menetas.
- Disemprot dengan obat pestisida.
penyakit//////////////////////////////
• PENGERTIAN PENYAKIT PADA TUMBUHAN
Penyakit adalah sesuatu yang menyebabkan gangguan pada tanaman sehingga tanaman tersebut
tidak dapat bereproduksi atau mati secara perlahan-lahan.
Ciri-ciri penyakit pada tumbuhan :
- Penyebab penyakit sukar dilihat oleh mata telanjang
- Penyebab penyakit antara lain mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, atau cendawan) dan
kekurangan zat tertentudalam tanah
- Serangan penyakit umumnya tidak langsung sehingga tanaman mati secara perlahan-lahan
1. Jamur
Jamur adalah salah satu organisme penyebab penyakit yang menyerang hampir semua bagian
tumbuhan, mulai dari akar, batang, ranting, daun, bunga, hingga buahnya. Penyebaran jenis
penyakit ini dapat disebabkan oleh angin, air, serangga, atau sentuhan tangan.
Penyakit ini menyebabkan bagian tumbuhan yang terserang, misalnya buah, akan menjadi busuk.
Jika menyerang bagian ranting dan permukaan daun, akan menyebabkan bercak – bercak
kecokelatan. Dari bercak – bercak tersebut akan keluar jamur berwarna putih atau oranye yang
dapat meluas ke seluruh permukaan ranting atau daun sehingga pada akhirnya kering dan rontok.
Jika jamur ini mengganggu proses fotosintesis karena menutupi permukaan daun. Batang yang
terserang umumnya akan membusuk, mula – mula dari arah kulit kemudian menjalar ke dalam, dan
kemudian membusukkan jaringan kayu. Jaringan yang terserang akan mengeluarkan getah atau
cairan. Jika kondisi ini dibiarkan, jaringan kayu akan membusuk, kemudian seluruh dahan yang ada
di atasnya akan layu dan mati.
Contoh penyakit yang disebabkan oleh jamur adalah sebagai berikut.
Langkah – langkah yang harus dilakukan agar tumbuhan tidak tersenang penyakit antara lain
sebagai berikut.
a) Usahakan tumbuhan selalu dalam kondisi prima atau sehat dengan cara tercukupi segala
kebutuhan zat haranya.
b) Jangan membiarkan tumbuhan terlalu rimbun, pangkaslah sehingga selaruh bagian tumbuhan
mendapatkan sinar matahari yang cukup.
c) Jangan biarkan tumbuhan terserang kutu, tungau, atau hewan yang lain yang serung membawa
bakteri atau jamur.
d) Usahakan lingkungan selalu bersih.
e) Perhatikan tumbuhan sesering mungkun sehingga penyakit dapat terdeteksi sedini mungkin.
f) Jika terdapat gejala – gejala yang tampak, pangkaslah bagian tumbuhan (daun, buah, ranting)
yang terserang, kemudian dibakar agar tidak menular ke bagian atau tumbuhan yang lainnya.
g) Penggunaan pertisida sebagai alternative terakhir untuk pengobatan hama dan penyakit pada
tumbuhan.
Penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur dan kapang pada dasarnya banyak jenis dan banyak juga responsnya
terhadap tanaman yang kita budidayakan. untuk itu pembahasan kali ini hanya membahas beberapa dampak saja :
1. Penyakit Antraknosa pada Tanaman Cabai
Penyebab dari penyakit ini adalah adannya cendawan yang bernaman Colletotrichum capsici. Cendawan ini
menyerang bagian buah tanaman cabai. Gejala awal yang dapat dikenali dari serangan penyakit tanaman cabai ini
adalah adanya bercak yang agak mengkilap, sedikit terbenam dan berair. Dalam waktu yang tidak lama maka buah
akan berubah menjadi coklat kehitaman dan membusuk. Belum ada cara untuk mengembalikan buah yang terkena
cendawan in 100%.
2. Penyakit garis kuning pada daun
Penyebab dari penyakit ini adalah cendawan yang bernama Fusarium oxysporum. Cendawan ini menyerang bagian
daun tanaman yang belum terbuka. Menyerang pada tanaman kelapa terutama bibit.Gejala serangan yang
ditimbulkan adalah Infeksi penyakit sudah terjadi pada saat daun belum membuka, Setelah daun membuka akan
tampak adanya bulatanbulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat tempat konidiofora, Bagian
bagian tersebut kemudian mengering.
3. Penyakit batang dry basal rot
Penyebab dari penyakit ini adalah cendawan yang bernama Ceratocyctis paradoxa.cendawan n menyerang bagian
buah pada tanaman. Menyerang pada tanaman kelapa kelapan. Gejala serangan yang bisa diamati tandan buah
yang sedang berbunga mengalami pembusukan, pelepahnya mudah patah, tetapi daun tetap berwarna hijau untuk
beberapa saat, meskipun pada akhirnya akan membusuk dan mongering. Semua gejala tersebut sesungguhnya
disebabkan karena terjadinya pembusukan (busuk kering) pada pangkal batang.
4. Penyakit busuk tandan (bunch rot)
Penyebab dari penykit ini adalah cendawan yang bernama Marasmius palmivorus sharples. Tanaman ini juga
menyerang tanaman kelapa sawit. Gejala serangan buah yang matang dan dapat menembus daging buah, sehingga
menurunkan kualitas minyak sawit. Pengendalian tindakan pencegahan dilakukan dengan melakukan penyerbukan
buatan dan sanitasi kebun terutama pada musim hujan.
5. Penyekit Akar Putih
Penyebabnya adalah cendawan yang bernaman Rigidoporus lignosus. Cendawan ini menyerang tanamann karet.
gejala yang bisa diamati adalah tanaman yang terserang warna daunnya menjadi pucat, rantingranting ujungnya
mati, dan kadangkadang tanaman muda yang teserang berbunga lebih awal. Akar tanaman yang terserang terdapat
hifa cendawan yang berwarna putih. Penularan penyakit akar putih terjadi melalui persinggungan antara akar karet
dengan sisasisa akar tanaman lama.
Cara Memberantas Penyakit Dalam Padi – Padi adalah salah satu tanaman budidaya pangan
terpenting di dunia. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia setelah jagung
dan gandum.Padi juga merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia.
Namun, tanaman padi juga mempunyai kendala dalam pembudidayaannya yaitu adanya beberapa
penyakit pada tanaman padi
Cara memberantas penyakit dalam padi
Penyakit Blast
Penyebab: jamur Pyricularia oryzae. Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai
malai. Serangan menyebabakn daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai
membusuk. Proses pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa. Cara mengatasi
penyakit padi blast : membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani,
Cimandirim IR 48, IR 36, pemberian pupuk N di saaat pertengahan fase vegetatif dan fase
pembentukan bulir, menyemprotkan insektisida Fujiwan 400 EC, Fongorene 50 WP, Kasumin 20 AS
atau Rabcide 50 WP.
Penyakit daun coklat
Penyebab: jamur Helmintosporium oryzae). Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru
tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi
dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati..
Cara mengatasi : Perkembangan penyakit sangat erat hubungannya dengan keadaan hara tanah
khususnya nitrogen, kalium, magnesium, dan mangan. Penanaman varietas tahan di Indonesia masih
sangat terbatas. Rabcide 50 WP merupakan fungisida yang dianjurkan untuk mengendalikan penyakit
bercak daun coklat H. oryzae pada pertanaman padi gogo.
Penyakit busuk batang
Fungisida berbahan aktif difenoconazol dianjurkan untuk mengendalikan penyakit busuk batang.
Pengendalian dengan teknik pengelolaan lingkungan yang dilaporkan dapat menekan penyakit busuk
batang diantaranya adalah: jerami dan tunggul dari tanaman yang terinfeksi diangkut keluar petakan
sawah dan dibakar, pengeringan sawah secara berkala, pemupukan komplit dan nitrogen diberikan
sesuai kebutuh tanaman, jarak tanam tidak terlalu rapat, dan memilih varietas padi yang tidak mudah
rebah.
Penyebab: virus yang ditularkan oleh wereng Nephotettix impicticeps. Gejala: menyerang semua
bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning hingga kecoklatan, jumlah
tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak berisi. Pengendalian: menanam padi
tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42.
1. Penyakit Layu
Penyakit layu ini menyerang tanaman nilam Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum dan dapat
menurunkan produksi nilam 60%. Gejala awal serangan penyakit berupa salah satu daun pucuk layu dan diikuti
dengan daun bagian bawah. Setelah terlihat gejala lanjut dengan intensitas serangan di atas 50%, tanaman akan mati
dalam waktu 7 hari.
2. Penyakit Hawar Daun Tanaman Padi
Penyakit ini menyerang tanaman padi. Tanaman ini menyerang pada bagian daun padi. Penyakit ini disebabkan olr
bakteri yang bernama Xanthomonas oryzae. Kerugian yang ditimbulkan sangatlah nyata, penurunan produksi yang
diakibatkannya mencapai 50%. Serangan penyakit ini dimulai dengan gejala bercak kuning sampai putih berawal
terbentuknya garis lebam berair pada bagian tepi helaian daun. Bercak dimulai dari salah satu atau kedua tepi helaia
daun, atau pada tiap bagian helaian daun yang rusak dan berkembang hingga menutupi seluruh bagian helaian daun.
3. Penyakit Layu pada Cabai
Penyebab layu ini adalah Pseudomonas solanacearum yang serangannya ditandai dengan gejala layu pada tanaman
cabe yang mengalami kesembuhan pada waktu sore hari, tetapi lama kelamaan kelayuannya terjadi secara
keseluruhan dan menetap. Bakteri ini menyerang hamper seluruh bagian tanaman cabai. Intensitas serangan
ditimbulkan bervariasi.
4. Penyakit Busuk Akar Tanaman Anggrek
Penyakit ini disebabkan oleh Bakteri pseudomonas (bakteri penyebab) menyerang bagian akar tanaman anggrek
grammatophyllum sehingga mengakibatkan akar busuk.dikenal. Jenis bakteri aerob atau bakteri yang dapat hidup
dan menyebar melalui oksigen. Sehingga jika menemukan tanaman anggrek yang akarnya membusuk harus segera
dibuang atau dibakar agar tidak menyebar ke anggrek yang lain.
5. Hama Nematoda pada tanaman
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Nematoda rhadinaphelenchus cocophilus. Bakteri ini menyerang tanaman
kelapa Gejala yang terserang hama ini adalah daun baru yang akan membuka menjadi tergulung dan tumbuh tegak,
daun berubah menjadi kuning kemudian mongering, tandan bunga membusuk dan tidak membuka sehingga tidak
menghasilkan buah, pengendaliannya meracuni pohon yang terserang dengan natrium arsenit dan setelah mati /
kering segera dibongkar untuk menghilangkan sumber infeksi.