Anda di halaman 1dari 41

Jenis Hama Tumbuhan

JENIS HAMA TUMBUHAN


1. JENIS HAMA TUMBUHAN JENIS SERANGGA

Sumber:
http://sprucepinecottage.com/

HAMA WERENG

Sumber:
http://deptan.go.id/

Ada berbagai jenis hama yang menyerang tanaman pertanian, antara lain:

1. Wereng coklat (Nilaparvata lugens) yang menyerang tanaman padi

2. Walang sangit (Leptocorisa acuta) yang menyerang biji padi yang masih muda dan lunak. Akibatnya biji
padi menjadi kosong, kadang berisi tetapi isinya tidak sempurna.

3. Kutu daun (Aphis sp.) yang merusak beberapa jenis tanaman

4. Kumbang tanduk atau wangwung (Artona cartoxantha dan Oryctes rhinoceros) yang menyerang tanaman
kelapa

5. Chilo sp. Yang merusak tunas dan batang tebu

6. Ulat penggerek (Tryporiza innotata) menyerang tanaman padi

Jenis hama yang berupa serangga dapat menyerang tanaman pada stadium yang berbeda, misalnya ulat penggerek.
Ulat penggerek ini mampu merusak tanaman padi pada saat larva. Namun, ketika pada saat menjadi kupu-kupu,
ulat ini tidak lagi menjadi hama. Ulat ini menggerek dan merusak batang kemudian menyerbu titik tumbuh padi
yang sedang disemai. Serangan ulat pada pucuk padi menyebabkan padi tidak dapat membentuk daun baru.
Akibatnya, pucuk daun menguning dan akhirnya tanaman padi mati.

2. JENIS HAMA TUMBUHAN DARI KELOMPOK BURUNG (AVES)

Selain dari kelompok serangga, hama yang menyerang tanaman juga berasal dari kelompok burung (aves).
Umumnya, burung menyerang areal persawahan padi secara bergerombol pada saat padi sedang disemaikan
ataupun ketika hampir masa panen. Kelompok burung yang menjadi hama pada tanaman padi, antara lain:

1. Baya (Ploceus philippinus)

2. Bondol hijau (Erythrina prasina Sparman)

3. Burung gereja (Passer montanus Oates)

4. Gelatik (Padda oryzifora Linnaeus)

5. Burung pipit

6. Perkutut

BAYA

Sumber:
http://kolkatabirds.com/

BONDOL HIJAU
Sumber:
http://pragtfinker.com/

BURUNG GEREJA

Sumber:
http://fotografer.net/

GELATIK

Sumber:
http://upload.wikimedia.org/

BURUNG PIPIT

Sumber:
http://fairislebirdobs.co.uk/
PERKUTUT

Sumber:
http://freehomepages.com/

3. JENIS HAMA TUMBUHAN DARI KELOMPOK MAMALIA (BINATANG MENYUSUI)

Binatang menyusui (mamalia) juga dapat menjadi hama tanaman. Jenis mamalia yang
biasanya menyerang tanaman pertanian, antara lain:

1. Bajing (Callosciurus notatus Boddaert) yang merusak pohon kelapa.

2. Codot (Cynopterus sphink Vahl) yang gemar memakan bunga pisang, buah pepaya
dan jambu biji.

3. Kera bedes (Macaca fascicularis Raffles) yang seringkali menyerang lading ubi
kayu, jagung dan padi.

4. Tikus belukar (Rattus tiomanicus Miller) yang merusak tangkai tandan buah kelapa
sawit.

5. Tikus sawah (Rattus argentiventer Robinson & Kloss) yang mengerat bagian
pangkal batang yang muda, makan bunga dan buah padi serta merusak
persemaian kelapa sawit.

BAJING
Sumber:
http://kompas.com/

CODOT

http://oz.irtc.org/

KERA

Sumber:
http://photo.net/

TIKUS BELUKAR

Sumber:
http://jurnalcelebes.com/
TIKUS SAWAH

sumber:

http://img58.imageshack.us/

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Golongan Binatang Hama

Dunia binatang ( Animal Kingdom ) terbagi menjadi beberapa golongan besar yang
masing-masing disebut Filum. Dari masing-masing filum tersebut dapat dibedakan lagi menjadi
golongan-golongan yang lebih kecil yang disebut Klas. Dari Klas ini kemudian digolongkan lagi
menjadi Ordo (Bangsa) kemudian Famili (suku), Genus (Marga) dan Spesies (jenis).
Beberapa filum yang anggotanya diketahui berpotensi sebagai hama tanaman adalah
Aschelminthes (nematoda), Mollusca (siput), Chordata (binatang bertulang belakang), dan
Arthropoda (serangga, tunggau, dan lain-lain). Dalam uraian berikut akan dibicarakan secara
singkat tentang sifat-sifat morfologi luar anggota filum tersebut.
a. Filum Nematoda
Sastrosuwignyo (1990) menyatakan bahwa tidak semua anggota Nematoda berperan sebagai
hama tanaman atau bersifat parasitik, namun ada juga yang bersifat saprofag yang tidak merugikan
tanaman. Nematoda sering ditemukan pada tempat-tempat atau habitat yang basah, misalnya dalam
air, tanah, tanaman, binatang, dan manusia.
Nematoda berukuran sangat kecil, berbentuk silindris, tidak berwarna (transparan), bilateral
simetris, tidak beruas, mempunyai rongga tubuh semu (pseudocoelomates), bagian kepala agak
tumpul, sedangkan bagian ekornya agak runcing. Selama hidupnya nematoda dapat mengalami
pegantian kulit sebanyak empat kali.
Nematoda parasitik ditandai dengan adanya stilet yang berfungsi mencucuk dan mengisap
jaringan tanaman. Sementara itu, nematoda saprofag tidak mempunyai alat ini. Ada dua jenis stilet,
yaitu Odontostilet dan Stomatostilet. Odontostilet adalah stilet yang berbentuk seperti pisau tanpa
knobb (pompa) pada bagian pangkal. Sedangkan stomatostilet berbentuk seperti pisau dengan knobb
pada bagian pangkalnya. Tipe odontostilet terdapat pada ordo Dorylaimida, sedangkan tipe
stomatostilet terdapat pada ordo Tylenchida.
Cara nematoda menyerang tanaman bervariasi, yaitu :
a. Ektoparasit, yaitu menyerang dari luar jaringan tanaman, misalnya Criconemoides sp
dan Xiphinema sp.
b. Endoparasit, yaitu menyerang dari dalam jaringan tanaman. Ada yang bersifat sedentary (menetap),
misalnya nematoda puru akar (Meloidogyne spp.), dan ada yang bersifat migratory (berpindah),
misalnya Pratylenchus sp.
c. Ektoendoparasit, yaitu setelah dewasa nematoda meletakkan sebagian tubuhnya ke dalam tanaman,
misalnyaRotylenchus sp.
d. Endoektoparasit, yaitu telur dan larva berkembang dalam tubuh tanaman, kemudian sebagian
tubuhnya keluar dari jaringan tanaman, misalnya Heterodera sp.
Akibat serangan nematoda, maka tanaman akan mengalami gejala kerusakan yang beragam,
tergantung jenis nematodanya. Berdasarkan gejala kerusakannya, nematoda dibedakan menjadi :
a. Nematoda puru/bengkak (gall nematodes), misalnya Anguina tritici penyebab puru pada daun dan
biji gandum.
b. Nematoda batang (stem nematodes), misalnya Ditylenchus dipsaci yang menyebabkan
pembengkakan batang dan pembusukan umbi lapis (bawang).
c. Nematoda daun (leaf nematodes), misalnya Aphelenchoides besseyi yang menyebabkan pucuk daun
memutih pada tanaman padi.
d. Nematoda puru akar (root-knot nematodes), misalnya Meloidogyne sp yang menyebabkan
perakaran membengkak pada famili Solanaceae, sehingga pertumbuhan tidak normal.
Nematoda dapat berperan sebagai vektor penyakit, misalnya dari ordo Dorylaimida yaitu
nematoda jarum (Longidorus sp.) dan nematoda keris (Xiphinema sp.). Keduanya bersifat ektoparasit
dan dapat menularkan penyakit virus. Nematoda ini menyerang tanaman dengan cara mencucuk dan
mengisap cairan sel akar. Luka tusukan tersebut sering diikuti oleh serangan mikroorganisme
sekunder (bakteri dan cendawan) sehingga menimbulkan pembusukan. Akibatnya pertumbuhan
tanaman merana dan perkembangannya terhambat.
b. Filum Mollusca
Kelas Gastropoda merupakan salah satu kelas anggota filum Mollusca yang banyak berperan
sebagai hama tanaman. Tubuh anggota kelas Gastropoda ada yang dilindungi oleh cangkang (shell),
adapula yang tidak. Sebagai contoh yaitu bekicot (Achatina fullica Bowd.), Semperula
maculata, siput bugil (Parmarion pupillaris Humb.), dan Sumpil (Lamellaxis gracilis Hutt.).
Bekicot berasal dari Afrika Timur atau Afrika Selatan ini memiliki panjang tubuh 10 cm-13
cm. Cangkang bekicot berbentuk kerucut berulir, berwarna coklat-kekuningan dengan bercak coklat
kehitaman yang memanjang. Tubuh berwarna coklat, berlendir dan perutnya berfungsi sebagai kaki.
Mempunyai dua pasang sungut (antena), yaitu sungut depan yang berfungsi sebagai peraba dan
sungut di belakang yang berfungsi sebagai mata. Bekicot dan anggota Gastropoda yang lain
menggunakan gigi parut (radula) untuk menggigit dan mengunyah bagian tanaman yang berdaging
tebal dan berair. Biasanya menyerang tanaman pada malam hari, dan banyak ditemukan di tempat-
tempat yang berair dan mempunyai kelembaban tinggi (Rukmana dan Saputra, 1997).
Semperula maculata banyak ditemukan menyerang daun tembakau yang masih muda,
anggrek dan karet. Tubuhnya berwarna kelabu kehijauan, berukuran sebesar kelingking (Kalshoven,
1981).
Siput bugil (Parmarion pupillaris Humb.), tubuhnya tidak dilindungi cangkang. Warna
cokelat kekuningan, abu-abu atau hitam, dengan panjang tubuh 3 cm-5 cm. Biasanya siput ini
menyerang daun tembakau muda, daun teh (menggulung daun teh), dan pucuk tanaman karet
(Rukmana dan Saputra, 1997).
Sumpil (Lamellaxis gracilis Hutt) memiliki pelindung (rumah) berbentuk silindris, kecil,
berwarna kuning muda. Panjang tubuhnya ± 11 mm. Sumpil sering merusak persemaian bermacam-
macam sayuran dan tanaman hias (Rukmana dan Saputra, 1997).
c. Filum Chordata
Filum Chordata mempunyai banyak anggota, namun tidak semuanya berperan sebagai hama
tanaman. Anggota filum ini yang banyak berperan sebagai hama adalah Kelas Mamalia (hewan
menyusui) dan kelas Aves (burung).
Dari kelas mamalia, ordo Rodentia (binatang mengerat) merupakan ordo yang paling
merugikan, misalnya tupai (Callosciurus notatus) dan tikus sawah (Rattus rattus argentiventer).
Disamping itu kelelawar, musang, landak, dan satwa liar seperti gajah, kera, babi hutan, rusa, dan
beruang juga dapat berperan sebagai hama yang merugikan. Sedangkan dari kelas aves yang
berperan sebagai hama misalnya burung pipit (Lonchura leucogastroides (Horsf. dan Moore)).
1. Tupai (Callosciurus notatus)
Tupai banyak merusak buah kelapa dengan cara mengerat, baik pada waktu siang maupun
malam. Tubuh tupai berwarna kelabu sampai hitam pada bagian perut sampai kepalanya, dan di
bagian punggung berwarna hitam pada pangkal dan kuning di ujung. Tupai betina mempunyai 6
pasang kelenjar susu dan satu tahun mampu beranak 8 kali (Kalshoven,1981).
Tupai menyerang buah kelapa yang sudah tua, dengan ciri serangan terdapat lubang bekas
gigitan pada ujung buah dengan sisi yang rapi/rata (Rukmana dan Saputra, 1997).
2. Tikus (Rattus-rattus spp.)
Tikus merupakan hama paling penting dibandingkan dengan hama-hama dari golongan
mamalia lainnya. Perkembangbiakan tikus sangat cepat, dan tanaman yang disukainya cukup banyak.
Tikus dapat menyebabkan kerusakan tanaman padi pada areal yang luas sejak di persemaian sampai
menjelang panen. Disamping itu tikus juga menyerang tanaman lainnya yaitu jagung, kedelai, kacang
tanah, ubi jalar, tebu, kelapa, dan kelapa sawit (Kalshoven,1981).
Pada umumnya tikus menyerang tanpa mengenal tempat, sejak di persemaian, pertanaman
sampai di tempat penyimpanan. Tikus aktif menyerang tanaman pada malam hari. Tikus yang lapar
akan memakan hampir semua benda yang dijumpainya. Jika makanan cukup tersedia, tikus akan
memilih jenis makanan yang paling disukai, seperti padi yang sedang bunting, dan jagung muda.
Pada saat makanan banyak tersedia, perkembangbiakan tikus berlangsung sangat cepat (Rukmana
dan Saputra, 1997).
Menurut Priyambodo (1995), terdapat 8 spesies tikus yang berperan sebagai hama, yaitu :
a. Tikus sawah (Rattus rattus argentiventer (Rob. & Kl.))
b. Tikus rumah (Rattus rattus diardi (Jent.))
c. Tikus cokelat/tikus riul (Rattus rattus norvegicus Berk.)
d. Mencit rumah (Mus musculus)
e. Tikus pohon (Rattus tiomanicus Miller)
f. Tikus huma/ladang (Rattus exulans Peale)
g. Tikus wirok (Bandicota indica Bechst.)
h. Mencit ladang (Mus caroli)
Pada umumnya tekstur rambut/bulu tikus agak kasar, kecuali pada mencit yang lembut dan
halus. Hidung tikus berbentuk kerucut, kecuali tikus wirok dan tikus cokelat hidungnya berbentuk
kerucut terpotong. Tikus wirok, tikus cokelat, tikus sawah, dan mencit ladang, disebut hewan
terestrial dengan ciri-ciri : ekor pendek, panjangnya sama dengan panjang tubuh, ujung jari halus,
tonjolan pada telapak kaki kecil dan halus. Sedangkan tikus pohon, tikus rumah, tikus huma, dan
mencit rumah, disebut hewan arboreal dengan ciri-ciri : ekor panjang lebih panjang dari ukuran
tubuh, ujung jari kasar, tonjolan pada telapak kaki besar dan kasar. Tikus pohon merupakan hama
utama kelapa, biasanya melubangi buah kelapa yang masak/tua dengan lubang tidak teratur di dekat
tangkai (Priyambodo, 1995).
Tiga jenis tikus yang sering merusak tanaman pertanian menurut Kalshoven (1981) adalah
sebagai berikut :
a. Tikus sawah (Rattus rattus argentiventer).
Tikus sawah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Panjang dari hidung sampai ujung ekor antara 270 mm – 370 mm.
2. Berat badan rata-rata ± 130 gram.
3. Panjang ekor ± 95 persen panjang badan (dari kepala sampai pangkal ekor).
4. Tikus betina mempunyai 12 puting susu, yaitu terdiri atas tiga pasang di bagian dada dan tiga pasang
di bagian perut.
5. Warna badan kelabu gelap, sedang bagian dada dan perutnya berwarna keputih-putihan.
b. Tikus rumah (Rattus rattus diardi).
Tikus rumah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Panjang dari hidung sampai ujung ekor antara 220 mm – 370 mm.
2. Panjang ekor sama atau lebih panjang 105 persen dari panjang badan (hidung sampai pangkal ekor).
3. Tikus betina mempunyai puting susu 10 buah, yaitu terdiri dari dua pasang di bagian dada dan tiga
pasang di bagian perut.
4. Warna bulu badan bagian atas dan bagian bawah cokelat tua kelabu.
5. Makanan tikus rumah diperoleh dari sisa makanan manusia, atau makanan yang disimpan tidak rapi,
dan hasil pertanaman yang disimpan di gudang atau tanaman-tanaman yang berada di kebun dekat
rumah.

c. Tikus pohon (Rattus tiomanicus).


Ciri-ciri tikus pohon adalah sebagai berikut :
1. Ekor lebih panjang 110 persen dari panjang badan (hidung sampai pangkal ekor).
2. Jumlah puting susu betina 10 buah yaitu terdiri atas dua pasang di bagian dada dan tiga pasang di
bagian perut.
3. Warna bulu badan pada bagian punggung kemerah-merahan, sedangkan pada bagian perut hampir
seluruhnya putih.
4. Tikus ini sering menyerang buah kelapa, kakao, dan kopi.

3. Kelelawar (Pteropus vampyrus)


Kelelawar merusak tanaman dengan cara memakan buah-buahan yang sudah masak di
pohon, seperti buah pisang, mangga, pepaya, durian, dan jambu-jambuan. Waktu penyerangan
kelelawar pada umumnya terjadi malam hari (Rukmana dan Saputra, 1997).
4. Musang (Paradoxurus hermaphroditus)
Populasi musang di habitat alam tergolong relatif rendah, namun dapat menimbulkan
kerugian bagi para petani. Binatang ini menyukai buah-buahan yang sudah tua atau masak.
Disamping itu, musang bersifat rakus, pemakan segala jenis tanaman atau hewan, antara lain
pemangsa anak ayam (Rukmana dan Saputra, 1997).
5. Landak (Acantyon brachyurum (L.) = Hystrix javanicus)
Landak biasanya membuat sarang pada tebing-tebing berupa lubang-lubang atau gua kecil
seperti tikus. Aktif pada malam hari dan menyerang akar tanaman umbi-umbian, dapat pula
menyerang jagung, ketela pohon, nenas, dan tebu (Kalshoven, 1981).
Satwa liar yang dapat berperan sebagai hama antara lain : gajah (Elephas maximus L.), babi
hutan (Sus vitatus), banteng (Bos sondaicus), rusa (Rusa timorensis), beruang (Helarctos malayanus)
(Triharso, 1994). Bahkan hewan ternak seperti kambing, domba, dan sapi yang tidak diikat atau
dimasukkan ke dalam kandang dapat berpotensi sebagai hama.
Binatang yang termasuk ke dalam golongan aves (burung) pada umumnya tubuhnya ditutupi
kulit dan berbulu, mempunyai paruh, serta kakinya bersisik. Anggota bagian depan pada burung
yang berupa sayap digunakan untuk terbang. Meskipun demikian, ada golongan burung yang tidak
bisa terbang, misalnya kasuari, kiwi, dan unta (Rukmana dan Saputra, 1997).
Menurut Harahap dan Tjahjono (1994) beberapa jenis burung/aves yang berpotensi sebagai
hama adalah sebagai berikut :
a. Burung pipit haji (Lonchura maja leucocephala Raffles)
Nama lainnya adalah bondol uban. Kepalanya berwarna putih keabu-abuan seperti sorban
haji. Bulu tubuhnya berwarna hitam kecoklatan. Warna leher putih dan secara bertahap berubah
warna menjadi coklat merah ke arah bagian dadanya. Matanya berwarna coklat hitam. Ukurannya
sebesar burung gelatik. Burung jantan dan betina seukuran dan serupa.
Daerah penyebarannya adalah Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
Timur, dan lain-lain mengikuti pola penyebaran pertanaman padi. Penyebaran secara vertikal belum
diketahui.
Burung pipit haji ini hidup berkelompok. Membuat sarang dari alang-alang, batang padi atau
rumput-rumputan lainnya. Dalam satu sarang terdapat lima ekor burung. Bentuk sarang seperti
tabung memanjang, lebih kecil dari sarang burung manyar. Pada umumnya pipit haji membuat sarang
bersama-sama pada satu pohon atau tempat sampai berjumlah puluhan. Burung ini bertelur dua kali
setahun. Jumlah telur yang dihasilkan 4-5 butir tiap kali bertelur.
Kerusakan ditimbulkan oleh gerombolan burung pada saat padi sedang menguning. Pada
umumnya gerombolan burung ini terdiri atas kurang dari 50 ekor dan datang berkali-kali.
b. Pipit jawa (Lonchura leucogastroides Horsfield dan Moore)
Burung pipit ini berbentuk hampir sama dengan pipit haji, tetapi tanpa warna pada kepala.
Tubuh bagian atas dan sayapnya berwarna merah coklat, lehernya hitam, perut putih, mata coklat,
paruh hitam dan ekor kehitam-hitaman. Panjang tubuh sampai ke ujung ekornya kurang lebih 9 – 10
cm. Burung jantan dan betina seukuran dan serupa.
Daerah penyebarannya adalah Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
Timur, dan lain-lain mengikuti pola penyebaran pertanaman padi. Penyebaran secara vertikal belum
diketahui.
Burung pipit ini membuat sarang dari alang-alang, batang padi atau rumput-rumputan
lainnya. Hidupnya selalu bergerombol dan lebih sering berpasangan. Bersarang tidak saja dalam
hutan, tetapi juga di dekat rumah peduduk bahkan pada pohon-pohon yang rendah. Dalam satu
sarang terdapat 5 ekor burung. Masa bertelur sepanjang tahun. Dalam satu kali masa bertelur dapat
menghasilkan 4-6 butir telur. Saat mengeram mereka tidak terganggu oleh suara manusia, cahaya
lampu dan sebagainya.
Burung menyukai lingkungan yang bersemak-semak, hutan sekunder, persawahan, atau
pekarangan terutama yang berdekatan dengan pertanaman padi. Pada saat padi menguning burung
pipit ini datang bergerombol berkali-kali untuk makan padi yang sudah masak. Di Jawa burung ini
pernah menjadi hama padi yang sangat potensial. Demikian pula di Nusa Tenggara Timur, burung
pipit ini termasuk hama potensial pada pertanaman padi.
c. Burung pipit bertungging putih (Lonchura striata Linnaeus)
Warna bulu burung ini coklat kehitaman dengan tungging berwarna putih dan bercak di dada
berwarna kuning tua. Ekor berwarna kuning tua dan bintik-bintik putih. Pada umumnya sebesar
burung gelatik atau burung gereja. Burung jantan dan betina seukuran dan serupa.
Daerah penyebaran adalah India, Kepulauan Andaman, Nicober, Cina Selatan, Taiwan dan
Sumatra, pada ketinggian 50 – 600 mdpl.
Sarang dibuat dari daun alang-alang, batang padi atau batang rumput-rumput lainnya,
berbentuk genta dengan lubang membuka ke bawah. Sarangnya dibuat pada pepohonan di tengah
atau di pinggir sawah dan semak-semak yang berdekatan dengan persawahan. Dalam satu sarang
biasanya terdapat 5-6 ekor burung.
Burung ini mempunyai potensi sebagai hama padi karena selalu datang secara bergerombol
mencari makanan berupa butiran-butiran padi.

d. Burung peking (Lonchura punctata punctata (Horsf dan Moore))


Panjang tubuh burung peking 10 – 11 cm. Warna punggung, dagu dan leher merah coklat.
Bulu dada dan perut berwarna putih dengan pinggir coklat hitam. Mata berwarna coklat merah.
Burung peking hidup bergerombol, bersarang pada pohon-pohon tinggi, misalnya pada
pohon-pohon aren. Pada satu pohon terdapat lebih dari satu sarang. Sarang terbuat dari rumput-
rumputan, kadang-kadang bersarang diantara buah pisang. Di daerah Nusa Tenggara Timur, burung
ini juga berpotensi sebagai hama pada pertanaman padi.
e. Bebek manila (nama lokal di NTT)
Merupakan jenis binatang yang biasa hidup di laut, sungai dan di danau. Ciri-cirinya antara
lain adalah bulu berwarna hitam, warna bulu pada bagian perut agak kehitaman, paruhnya mirip
dengan bebek/itik peliharaan dan bentuknya mirip dengan ayam.
Dengan adanya kebiasaan petani di daerah Nusa Tenggara Timur menggunakan sistem tabela
yaitu langsung menebar benih padi pada areal yang telah diolah tanpa tahap pembibitan, hal ini dapat
memberi pelaung bagi bebek manila untuk memakan biji padi tersebut terutama pada saat air dalam
keadaan kering. Disamping itu juga menyerang bibit padi yang baru tumbuh atau yang masih muda.
Disamping jenis-jenis burung di atas juga terdapat beberapa burung yang mengganggu
tanaman padi, tetapi bukan merupakan hama potensial di Nusa Tenggara Timur. Jenis-jenis burung
tersebut, misalnya : burung perkutut (Geopeli striata Linnaeus), manyar bintik (Amandava sp.),
gelatik (Pada oryzivora Linnaeus), bondol hijau (Erythrura prasina Sparman), burung gereja
(Passer montanus malacensis Dubois) dan burung baya (Ploceus philippinus Linnaeus).
d. Filum Arthropoda
Sebagian besar hama tanaman yang kita kenal merupakan anggota filum Arthropoda. Filum
ini mempunyai ciri yang sangat khas yaitu :
1. Tubuh terbagi menjadi 2 atau 3 bagian.
2. Tubuh dan kaki beruas-ruas.
3. Alat tambahan beruas-ruas dan berpasangan.
4. Dinding tubuh bagian luar berupa skeleton yang secara periodik dilepas dan diperbaiki/diganti.
Anggota filum Arthropoda yang berperan sebagai hama berasal dari Kelas Acharina dan
Insecta (serangga) (Ananda, 1983).
1. Kelas Arachnida
Menurut Ananda (1983), anggota kelas Arachnida ada yang berperan sebagai hama tanaman,
dan adapula yang berperan sebagai predator hama tanaman. Salah satu contoh jenis yang berperan
sebagai hama tanaman adalah tungau merah Tetranichus bimaculatus yang menyerang tanaman
ketela pohon terutama pada musim kemarau. Gejala yang ditimbulkannya berupa bercak-bercak
kekuningan, karena cairan sel daun diisapnya. Daun ini akhirnya kering dan rontok. Contoh yang
berperan sebagai predator adalah laba-laba.
Ciri khas Arachnida adalah :
1. Kaki empat pasang yang terdiri atas tujuh ruas, yaitu coxa, trochanter, patela, femur, tibia, metatarsus
dan tarsus.
2. Tubuh terbagi menjadi dua bagian, yaitu gabungan kepala dan dada (cephalothorax) serta
abdomen.
3. Tidak bersayap dan memiliki alat tambahan berupa sepasang pedipalpus.
2. Kelas Insecta atau Hexapoda
Anggota kelas insecta disebut juga hexapoda karena memiliki 6 kaki. Anggota kelas ini
menempati peringkat paling atas dalam hal peranannya sebagai hama tanaman. Ciri khas kelas
insecta menurut Ananda (1983). adalah :
1. Tubuh terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala (caput), dada (thorax) dan perut (abdomen).
2. Mempunyai 3 pasang kaki yang terdiri atas 6 ruas, yaitu coxa, trochanter, femur, tibia, metatarsus
dan tarsus.
3. Sayap satu pasang atau dua pasang dan adapula yang tidak bersayap.
4. Mempunyai satu pasang antena.
Beberapa jenis ordo dari kelas insecta atau hexapoda yang menjadi hama penting adalah
sebagai berikut :
1. Ordo Orthoptera
Orthoptera berasal dari kata orthos yang berarti lurus dan pteron artinya sayap.
Golongan serangga ini pada waktu istirahat berperilaku khas, yaitu sayap belakangnya dilipat
lurus di bawah sayap depan. Alat mulut nimfa dan imagonya penggigit-pengunyah.
Perkembangan hidup hama ini termasuk tipe paurometabola (telur-nimfa-imago). Nimfa dan
imago hidup pada habitat yang sama. Stadium nimfa dan imago bersifat merusak tanaman.
Beberapa jenis serangga hama yang termasuk ke dalam ordo Orthoptera adalah :
a. Belalang kayu (Valanga nigricornis Burn.)
b. Belalang kembara (Locusta migratoria manilensis Mayen)
c. Belalang pedang (Sexava spp.)
d. Belalang china atau belalang berantena pendek (Oxya chinensis)
e. Gangsir (Brachytrypus portentosus Linch)
f. Jengkerik (Gryllus mitratus Burn.) dan (Gryllus bimaculatus De G.)
g. Anjing tanah (Gryllotalpa africana Pal.)
2. Ordo Hemiptera
Hemi berarti setengah dan pteron artinya sayap. Golongan serangga yang termasuk ordo
Hemiptera ini mempunyai sayap depan yang mengalami modifikasi sebagai hemelitron, yaitu
setengah bagian di daerah pangkal menebal, sedangkan sisanya berstruktur seperti selaput, dan
sayap belakangnya mirip selaput tipis (membran). Tipe perkembangan hidup ordo Hemiptera
adalah paurometabola (telur-nimfa-imago). Tipe alat mulut, baik nimfa maupun imago
pencucuk-pengisap, dan keduanya hidup dalam habitat yang sama. Stadium serangga yang
merusak tanaman adalah nimfa dan imago. Jenis serangga yang termasuk ordo Hemiptera, antara
lain :
a. Hama pengisap daun teh, kina, dan buah kakao (Helopeltis antonii)
b. Kepik buah lada (Dasynus piperis)
c. Kepik hijau (Nezara viridula)
d. Walang sangit (Leptocorixa acuta) (= Leptocorisa oratorius)
e. Kepik hijau Rhynchocoris poseidon Kirk.
3. Ordo Homoptera
Homo artinya sama dan pteron berarti sayap. Serangga golongan ini mempunyai sayap depan
berstruktur sama, yaitu seperti selaput (membran). Sebagian dari serangga ordo Homoptera ini
mempunyai dua bentuk, yaitu serangga bersayap dan tidak bersayap. Misalnya, kutu daun Aphis sp.
sejak menetas sampai dewasa tidak bersayap. Tetapi bila populasinya tinggi sebagian serangga tadi
membentuk sayap untuk memudahkan pindah dari satu tempat ke tempat lain. Tipe perkembangan
hidup ordo Homoptera adalah paurometabola (telur-nimfa-imago). Kutu daun bersifat
partenogenetik, yaitu embrio berkembang di dalam imago betina tanpa pembuahan terlebih dahulu.
Jenis serangga dari ordo Homoptera ini antara lain :
a. Wereng hijau (Nephotettix apicalis)
b. Wereng cokelat (Nilaparvata lugens)
c. Kutu loncat (Heteropsylla sp.)
d. Kutu daun penular CVPD (Diaphorina citri)
e. Kutu daun (Aphis sp.)
f. Kutu daun persik (hijau) (Myzus persicae)
g. Kutu daun atau white fly (Bemisia tabaci Genn)
h. Kutu daun jeruk dan mawar (Aleurocanthus spiniferus)
i. Kutu daun kelapa (Aspidiotus destructor)
j. Kutu putih pada tebu (Oregma lanigera Zehntn)
k. Kutu sisik atau kutu perisai hijau pada kopi dan cengkeh (Coccus viridis Gr.)
l. Kutu dompolan (Pseudococcus citri Risso)
4. Ordo Lepidoptera
Lepidos berarti sisik dan pteron artinya sayap. Kedua pasang sayap ordo Lepidoptera mirip
membran yang penuh denagn sisik. Sisik-sisik ini sebenarnya merupakan modifikasi dari rambut
biasa. Bila sisik tersebut dipegang akan mudah menempel pada tangan. Serangga dewasa dibedakan
atas dua macam, yaitu kupu-kupu dan ngengat. Kupu-kupu aktif pada siang hari, sedangkan ngengat
aktif pada malam hari. Perkembangbiakan serangga ordo Lepidoptera adalah holometabola(telur-
larva/ulat-pupa/kepompong-imago). Alat mulut larva tipe penggigit-pengunyah, sedangkan alat
mulut imagonya bertipe pengisap. Srtadium serangga yang sering merusak tanaman adalah larva,
sedangkan imagonya hanya mengisap nektar (madu) dari bunga-bungaan. Jenis serangga hama yang
termasuk ordo Lepidoptera, antara lain:
a. Ulat daun kubis (Plutella xylostella)
b. Ulat titik tumbuh (ulat krop) (Crocidolomia binotalis Zeller)
c. Ulat tanah (Agrotis ipsilon)
d. Penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis Guenee)
e. Penggerek polong kedelai (Etiella zinckenella Treitschke)
f. Penggerek buah kakao dan rambutan (Conopomorpha cramerella)
g. Ulat penggulung daun melintang pada teh (Catoptilia theivora Wls)
h. Penggerek pucuk tebu putih (Scirpophaga nivella intacta Sn)
i. Ulat peliang daun jeruk (kupu-kupu pastur) (Papilio memnon L.)
j. Penggerek batang padi putih (Tryporyza innotata Walker)
k. Penggerek batang padi kuning (Tryporyza incertulas Walker)
l. Penggerek batang padi bergaris (Chilo supressalis Walker)
m. Penggerek batang padi merah jambu (Sesamia inferens Walker)
n. Ulat perusak/penggerek tongkol jagung (Heliothis armigera) (= Helicoverpa armigera Hubn.)
o. Ulat jengkal Plusia chalcites ( = Chrysodeixis chalcites)
p. Ulat penggulung daun pisang (Erionota thrax L.)
5. Ordo Coleoptera
Coleoptera berasal dari kata coleos atau seludang dan pteron atau sayap. Serangga dari ordo
Coleoptera ini memiliki sayap depan yang mengalami modifikasi, yaitu mengeras dan tebal seperti
seludang. Sayap depan atau seludang ini berfungsi untuk menutupi sayap belakang dan bagian
tubuhnya. Sayap depan yang bersifat demikian disebut elitron, sedangkan sayap belakang strukturnya
tipis seperti selaput. Pada saat terbang kedua sayap depan tidak berfungsi, namun pada waktu
istirahat sayap belakang dilipat di bawah sayap depan. Perkembangbiakan hidup serangga ordo
Coleoptera adalah holometabola (telur-larva-pupa-iamgo). Tipe alat mulut larva dan imago memiliki
struktur yang sama, yaitu penggigit-pengunyah. Coleoptera adalah ordo serangga yang paling besar
di antara ordo-ordo serangga hama. Oleh karena itu, ordo serangga ini banyak bentuknya. Sifat hidup
serangga ordo Coleoptera sebagian ada yang merusak tanaman, namun adapula yang bersifat
predator. Serangga ordo Coleoptera yang berperan sebagai hama/perusak tanaman, antara lain :
a. Kumbang kelapa atau kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros L.)
b. Penggerek batang albizzia (Xystrosera festiva)
c. Kumbang perusak pucuk kelapa (Brontispa longissima)
d. Penggerek buah kopi (Stephanoderes hampei)
e. Kumbang daun kangkung dan terung (Epilachna sp.)
f. Kumbang daun kedelai (Phaedonia inclusa Stal.)
g. Kumabng pemakan daun semangka, melon (Aulacophora abdominalis (Fabricius)) dan
(Aulacophora hilaris(Boisduval))
h. Penggerek batang cengkeh (Nothopeus fasciatipennis Wat.)
i. Hama bubuk beras (Sitophilus oryzae) dan (Sitophilus zeamais)
j. Penggerek ubi jalar (Cylas formicarius)
k. Penggerek cabang kopi (Xyleborus morigerus)
6. Ordo Diptera
Di artinya dua dan pteron berarti sayap. Diptera artinya serangga yang hanya mempunyai
sepasang sayap depan sebab sepasang sayap belakangnya telah berubah bentuk menjadi bulatan
(halter). Sayap ini berfungsi sebagi alat keseimbangan pada saat terbang, alat untuk mengetahui arah
angin, dan juga alat pendengaran. Stadium larva Diptera disebut tempayak atau belatung atau set.
Larva tidak mempunyai kaki, dan hidupnya menyukai tempat-tempat yang lembab dan basah.
Perkembangan hidup ordo Diptera adalah holometabola (telur-larva-pupa-imago). Tipe alat mulut
larva penggigit-pengunyah, sedang imagonya memiliki tipe alat mulut penjilat-pengisap. Jenis
serangga ordo Diptera yang sering merusak tanaman antara lain adalah :
a. Lalat bibit kedelai (Agromyza phaseoli Tryon)
b. Lalat buah (Bactrocera spp.)
c. Lalat penggerek batang padi (Atherigona exigua)
d. Lalat bibit padi (Hydrellia philippina)
e. Hama ganjur (Orseolia oryzae Wood Mason)
7. Ordo Thysanoptera
Thysanos artinya rumbai dan pteron berarti sayap. Serangga dari ordo Thysanoptera ini
berukuran sangat kecil. Sayapnya berjumlah dua pasang dengan bentuk memanjang, sempit,
membranus, dan pada bagian tepinya terdapat rambut-rambut halus berumbai. Perkembangan hidup
serangga Thysanoptera adalah paurometabola (telur-nimfa-imago). Tipe alat mulut nimfa dan imago
pencucuk-pengisap. Serangga dari ordo ini dapat merusak daun, bunga, dan buah tanaman. Daun
yang terserang menjadi keriting atau salah bentuk. Bunga yang terserang menjadi salah bentuk atau
gugur, sedangkan serangan pada buah menyebabkan bercak-bercak atau gugur. Jenis serangga dari
ordo Thysanoptera yang sering merusak tanaman antara lain :
a. Thrips hitam pada tanaman jagung (Heliothrips striatoptera Kob)
b. Thrips pada bibit padi dan jagung (Thrips oryzae Will)
c. Thrips bawang (Thrips tabaci Lind)

Kerusakan (kerugian) yang ditimbulkan oleh hama tanaman menurut Rukmana dan Saputra
(1997), antara lain sebagai berikut :
1. Kerugian secara kuantitas (berkurangnya hasil atau produksi) antara lain sebagai berikut :
a. Serangan kumbang daun Aulacophora similis Oliver dengan cara memakan daun dan bunga pada
famili Cucurbitaceae (semangka, melon, mentimun, dan pare) menyebabkan produksi tanaman
tersebut menurun (rendah).
b. Serangan kumbang penggerek buah kapas Amorphoidea sp. dapat menyebabkan buah tersebut gugur
sebelum masak.
c. Serangan serangga Amrasca flavescens F. atau Empoasca flavescens F. pada tanaman kapas yang
masih muda dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut tidak normal sehingga produksi
menurun.
d. Serangan ulat tanah Agrotis ipsilon Hufn. yang memakan berbagai jenis tanaman (polifag), terutama
tanaman muda, dapat menyebabkan tanaman terkulai (layu) atau mati.
2. Kerugian secara kualitas (menurunnya mutu hasil), antara lain sebagai berikut :
a. Perubahan warna pada beberapa macam produk tanaman (ubi, daun, bunga, maupun buah),
misalnya :
1. Ubi jalar Ipomoea batatas L. yang terserang hama lanas Cylas formicarius Fabr. akan
berwarna cokelat kehitam-hitaman.
2. Biji kedelai yang terserang kepik hijau Nezara viridula L. dan kepik polong atau kepik
cokelat Riptortus linearis F. akan berwarna kehitam-hitaman.
3. Daun dan buah pada beberapa jenis tanaman yang terserang hama penggerek batang akan mengalami
perubahan warna menjadi lebih pucat daripada warna asli (normal), dan buah masak sebelum
waktunya ataupun berguguran.
b. Perubahan rasa, misalnya :
1. Ubi jalar yang terserang hama lanas Cylas formicarius Fabr. rasanya menjadi pahit.
2. Buah durian yang terserang hama penggerek Tirathaba ruptilinea Wlk. rasanya menjadi kemasam-
masaman.
c. Bercak atau bintik-bintik hitam, misalnya :
1. Daun kangkung yang terserang walang sangit Leptocorisa oratorius Thumb. akan menunjukkan
gejala berbintik-bintik hitam atau kecokelat-cokelatan.
2. Kulit biji kedelai ataupun kacang hiaju yang terserang kepik hijau Nezara viridula L. akan
berbercak-bercak cokelat.
d. Rusak atau abnormal, misalnya :
1. Daun kedelai yang terserang ulat jengkal Chrysodeixis chalcites Esp. akan menjadi berlubang-lubang
(Gambar 1.1).
2. Umbi kentang yang terserang nematoda Meloidogyne sp. akan berbintil-bintil (abnormal), atau
berlubang dan membusuk akibat serangan hama uret.
3. Daun tembakau yang terserang Thrips spp., Myzus persicae Sulz. dan Bemisia tabaci akan menjadi
keriting dan ukurannya kecil-kecil.
4. Buah tomat yang terserang ulat penggerek buah Helicoverpa armigera Hbn. akan menjadi
berlubang-lubang.
5. Krop kubis yang terserang ulat titik tumbuh Crocidolomia binotalis Zeller akan tampak berlubang-
lubang dan rusak, sehingga menyebabkan berkurangnya hasil atau produksi (Gambar 1.2).
6. Biji kacang panjang berlubang-lubang akibat serangan hama gudang Callosobruchus chinensis L.
(Gambar 1.3)
Organisme yang berperan sebagai hama tanaman menurut Rasdiman (1994), meliputi filum
Nemathelminthes/Aschelminthes termasuk nematoda, Mollusca, Arthropoda, dan Chordata. Filum
Nemathelminthes, Mollusca , dan Arthropoda, karena tidak bertulang belakang dimasukkan ke dalam
kelompok Invertebrata, sedangkan filum Chordata yang bertulang belakang dimasukkan ke dalam
kelompok Vertebrata. Dari fila tersebut, maka filum Arthropodalah yang paling berperan sebagai
hama, terutama dari kelas insekta (serangga).
Serangga dan tanaman inang mempunyai hubungan yang erat sekali, karena serangga
membutuhkan tempat berlindung, kawin, meletakkan telur dan nutrisi yang dapat diperolehnya dari
tanaman. Kecenderungan serangga hama dalam memilih tanaman sebagai inang sangat ditentukan
oleh sifat-sifat yang terkandung dalam tanaman tersebut. Apabila tanaman memiliki sifat-sifat yang
disukai oleh serangga hama, maka ada kecenderungan bahwa tanaman mengalami kerusakan yang
lebih berat.
Hama merusak tanaman secara langsung, yaitu menyerang bagian-bagian tanaman seperti
akar, batang, daun, bunga, buah atau tanaman seluruhnya. Pengertiannya adalah bahwa ada jenis
hama yang menyerang satu bagian tanaman, atau menyerang bagian tanaman tertentu, namun
mengakibatkan tanaman tidak dapat dipanen. Sebagai contoh adalah hama penggerek batang padi
kuning Tryporyza incertulas yang menyerang titik tumbuh tanaman padi. Akibatnya akan timbul
gejala mati pucuk (dead heart) atau sundep pada tanaman padi pada fase pertumbuhan vegetatif. Pada
fase generatif, hama ini menimbulkan gejala beluk, yaitu bulir-bulir tanaman padi yang terserang
akan tegak, kosong dan berwarna keabu-abuan. Tanaman padi yang terserang hama tersebut tidak
akan pernah diharapkan hasilnya.
Tingkat kerusakan tanaman akibat serangan hama sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat hama
dalam cara menyerangnya. Beberapa jenis hama hanya menyerang sasaran utama bagian daun atau
batang, dahan, akar, ubi, bunga, buah, dan biji, namun ada pula hama yang menyerang lebih dari satu
bagian tanaman. Berikut ini contoh jenis hama yang menyerang bagian tertentu dari tanaman.
Hama Pemakan Daun atau Pengisap Cairan Tanaman :
1. Ordo Coleoptera
a. Kumbang kelapa Oryctes rhinoceros Linnaeus
b. Kumbang catut atau kumbang penjepit Xylotrupes gideon L.
c. Kumbang daun semangka Aulacophora similis Oliver
d. Kumbang Epilachna sparsa Herbst.
e. Kumbang daun kedelai Phaedonia inclusa Stal
2. Ordo Hemiptera
a. Kepik hijau pada tanaman kacang-kacangan Nezara viridula
b. Walang sangit Leptocorixa acuta (= Leptocorisa oratorius)
c. Kepinding tanah atau kepik padi hitam Scotinophara lurida Brum
d. Kepik Helopeltis antonii Sign.
3. Ordo Homoptera
a. Wereng cokelat Nilaparvata lugens Stil.
b. Wereng hijau Nephotettix virescens Distant.
c. Kutu putih atau kutu kebul Bemisia tabaci Genn
d. Kutu daun Aphis sp.
4. Ordo Lepidoptera
a. Ulat bawang Spodoptera exigua Hbn.
b. Ulat jengkal Plusia chalcites (= Chrysodeixis chalcites Esp.)
c. Ulat kubis Plutella xylostella L.
5. Ordo Orthoptera
a. Belalang kayu Valanga nigricornis Burn.
b. Belalang setan Aularches miliaris L.
c. Belalang Sexava spp.
d. Belalang china Oxya chinensis L.
6. Ordo Thysanoptera
a. Thrips tabaci Lindeman

Hama Perusak Batang dan Ranting


1. Ordo Coleoptera
a. Penggerek batang keluarga Myrtaceae Nothopeus himipterus Ol
b. Penggerek batang tanaman mangga Batocera rufomaculata Gerr.
c. Kumbang bubuk dahan atau ranting kopi Xyleborus compactus Eichh.
d. Kumbang kelapa merah Rynchophorus ferrugineus Oliver
2. Ordo Lepidoptera
a. Penggerek batang padi kuning Tryporyza incertulas Wlk.
b. Penggerek batang padi putih Tryporyza innotata Wlk.
c. Penggerek batang padi merah jambu Sesamia inferens Wlk.
d. Penggerek batang padi bergaris Chilo suppressalis Wlk.
e. Penggerek batang tanaman kopi dan kakao Zeuzera coffeae Nietn.
f. Penggerek batang muda pada beberapa jenis tanaman Agrotis spp.
3. Ordo Homoptera
a. Hama pengisap cairan batang jeruk Asterolecanium striatum Russ
Hama yang Merusak Bunga dan Buah :
1. Golongan Aves
a. Burung gereja Passer montanus
b. Burung manyar Ploceus manyar
c. Burung gelatik Padda oryzivora
d. Burung emprit Munia leucogastroides
2. Ordo Hemiptera
a. Walang sangit Leptocorixa acuta (= Leptorisa oratorius)
b. Kepik Helopeltis antonii Sign.
3. Ordo Homoptera
a. Kutu sisik daun dan buah jeruk Parlatoria pergandii Comst
b. Kutu dompolan putih Pseudococcus citri Risso
4. Ordo Lepidoptera
a. Ulat bunga jeruk Prays citri Mill.
b. Ulat bisul buah jeruk Prays endocarpa Meyr.
c. Ulat buah kapas kemerahan Platyedra gossypiella
d. Ulat buah mangga Philotroctis eutraphera Meyr.
e. Ulat buah petai Mussidia pectnicornella Hamps
f. Ulat pemakan segala tanaman melubangi buah-buahan Heliothis armigera Hubner (= Helicoverpa
armigeraHubner)
5. Golongan Mamalia
a. Kelelawar Pteropus vampyrus
b. Tupai Callosciurus notatus
c. Tikus Rattus-rattus spp.
d. Musang Paradoxurus hermaphroditus
e. Kera Macaca irus
Hama Pemakan Biji-bijian di Gudang Penyimpanan :
1. Ordo Coleoptera
a. Kumbang bubuk beras Calandra oryzae L.
b. Kumbang bubuk jagung Sitophilus zeamais Motsch
c. Kumbang tepung merah karat Tribolium castaneum
d. Kumbang bubuk gabah Rhyzopertha dominica F.
e. Kumbang biji-bijian Trogoderma granarium Everts
2. Ordo Lepidoptera
a. Ngengat bubuk Ephestia cautella Walk.
b. Ngengat gabah Sitotroga cerealella Oliv.
c. Ngengat beras Plodia interpunctella Hubn.
Hama Perusak akar atau umbi :
1. Lanas perusak ubi jalar Cylas formicarius
2. Nematoda puru akar Meloidogyne sp.
3. Penggerek ubi kentang Phthorimaea operculella
Hama Penular (vektor) Penyakit Tanaman :
1. Wereng hijau Nephotettix spp. penular virus tungro dan penyakit kerdil kuning pada tanaman padi
2. Wereng cokelat Nilaparvata lugens Stil., penular virus kerdil rumput, dan kerdil hampa pada
tanaman padi
3. Kutu daun Diaphorina citri Kuw., penular penyakit CVPD pada tanaman jeruk
4. Wereng zigzag Recilia dorsalis, penular penyakit kerdil puru dan penyakit daun jingga pada tanaman
padi
5. Kutu daun Aphis spp., penular penyakit keriting pada cabai
6. Kutu kebul Bemisia tabaci, penular penyakit virus pada tanaman kedelai, cabai, dan tembakau.

Hama dan penyakit pada tumbuhan


Posted by debby on 21 June 2012

• PENGERTIAN HAMA

Hama adalah organisme perusak tanaman pada akar, batang, daun atau bagian tanaman lainnya
sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan sempurna atau mati.

Ciri-ciri hama antara lain :


 Hama dapat dilihat oleh mata telanjang
 Umumnya berasal dari golongan hewan ( tikus, serangga, ulat, dan lain-lain)
 Hama cenderung merusak bagian tanaman tertentu sehinggatanaman menjadi mati atau tetap
hidup tetapi tidak banyak memberikan hasil
 Organisme hama biasanya lebih mudah diatasi karena hama tampak oleh mata dan dapat dilihat
secara langsung

Secara garis besar, hama tanaman dikelompokkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut :
• Kelompok hewan menyusui (Mamalia), seperti tikus
• Kelompok serangga (Insekta), seperti belalang
• Kelompok burung (Aves), seperti burung pipit

Berikut adalah macam-macam hewan yang berpotensi sebagai hama di Indonesia :

1. TIKUS (Rattus Norvegicus)

Tikus merupakan hama yang sering kali membuat pusing para petani. Di Purwakarta, Hama tikus
adalah urutan pertama penyerang padi. Hal ini disebabkan tikus sulit dikendalikan karena memiliki
daya adaptasi, mobilitas, dan kemampuan untuk berkembang biak yang sangat tinggi. Masa
reproduksi yang relatif singkat menyebabkan tikus cepat bertambah banyak. Potensi perkembang
biakan tikus sangat tergantung dari makanan yang tersedia. Tikus sangat aktif di malam hari.
Tikus menyerang berbagai tumbuhan. Bagian tumbuhan yang diserang tidak hanya biji-bijian tetapi
juga batang tumbuhan muda. Yang membuat para tikus kuat memakan biji-bijian sehingga
merugikan para petani adalah gigi serinya yang kuat dan tajam, sehingga tikus mudah unuk
memakan biji-bijian. Tikus membuat lubang-lubang pada pematang sawah dan sering berlindung di
semak-semak. Apabila keadaan sawah itu rusak berarti sawah tersebut di serang tikus.

Gejala serangan :
- Tikus menyerang berbagai tumbuhan
- Menyerang di pesemaian, masa vegetatif, masa generatif, masa panen, dan tempat penyimpanan
- Bagian tumbuhan yang diserang tidak hanya biji-bijian, tetapi juga batang tumbuhan muda
- Tikus membuat lubang-lubang pada pematang sawah dan sering berlindung di semak-semak

Pengendalian :
- Membongkar dan menutup lubang tempat bersembunyi para tikus dan menangkap tikusnya
- Pengendalin Hayati, yaitu dengan menggunakan musuh alami tikus, yaitu ular
- Menanam tanaman secara bersamaan agar dapat menuai dalam waktu yang sama pula sehingga
tidak ada kesempatan bagi tikus untuk mendapatkan makanan setelah tanaman dipanen
- Pengendalian Kimia, yaitu dengan menggunakan rodentisida (pembasmi tikus) atau dengan
memasang umpan beracun, yaitu irisan ubi jalar atau singkong yang telah direndam sebelumnya
dengan fosforus. Peracunan ini sebaiknya dilakukan sebelum tanaman padi berbunga dan berbiji.
Selain itu penggunaan racun harus hati-hati karena juga berbahaya bagi hewan ternak dan
manusia.

2. WERENG COKLAT (Nilaparvata Lugens)

Wereng adalah sejenis kepik yang menyebabkan daun dan batang tumbuhan berlubang-lubang,
kemudian kering, dan pada akhirnya ,mati.
Hama wereng dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Hama Wereng coklat

Nama latin dari hama wereng coklat adalah Nilapervata lungens. Hama ini selalu menghisap cairan
dan air dari batang padi muda atau bulir-bulir buah padi yang masih lunak. Hama wereng hidup di
habitat yang lembab, gelap dan teduh. Pemberantasan hama ini dapat dilakukan dengan
menggunakan insektisida dan membasmi bibit-bibit wereng dengan membakarnya
2. Hama Wereng hijau

Hama yang memiliki nama latin Nephotettix apocalis ini merusak kelopak dan urat-urat pada
tanaman padi. Hama wereng hijau mempunyai alat penghisap yang kuat pada moncongnya.
Pemberantasan hama ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan obat insektisida, rotasi
tanaman, pembunuhan hama dan perangkap lampu jebak.

3. WALANG SANGIT (Leptocorixa acuta)


Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
famili : Alydidae
Genus : Leptocorisa
Spesies : Leptocorisa acuta

Walang sangit merupakan salah satu hama yang juga meresahkan petani. Hewan ini jika diganggu,
akan meloncat dan tebang sambil mengeluarkan bau. Serangga ini berwarna kemerah-merahan.
Walang sangit menghisap butir-butir padi yang masih cair. Biji yang sudah dihisap akan menjadi
hampa, agak hampa, atau liat. Kulit biji itu akan berwarna kehitam-hitaman.

Faktor-faktor yang mendukung populasi walang sangit :


- Sawah sangat dekat dengan perhutanan
- Populasi gulma disekitar sawah cukup tinggi
- Penanaman tidak serentak

Pengendalian terhadap hama walang sangit :


- Menanam secara serentak
- Membersihkan sawah dari segala macam rumput yang tumbuh di sekitar sawah agar tidak menjadi
tempat berkembang biak bagi walang sangit.
- Menangkap walang sangit pada pagi hari menggunakan jala penangkap.
- Penangkapan menggunakan umpan bangkai kodok, ketam sawah, atau dengan alga
- Melakukan pengendalian hayati dengan cara melepaskan musuh alami walang sangit
- Menyemprot insektisida pada saat gabah masak susu pada umur 70-80 hari setelah tanam

4. TUNGAU
Tungau (kutu kecil) biasanya terdapat di bawah daun untuk mengisap daun tersebut. Hama ini
banyak terdapat pada musim kemarau. Pada daun yang terserang kutu Tungau (kutu kecil)
bisaanya terdapat di sebuah bawah daun untuk mengisap daun tersebut. Hama ini banyak terdapat
pada musim kemarau. Pada daun yang terserang kutu akan timbul bercak – bercak kecil kemudian
daun akan menjadi kuning lalu gugur. Hama ini dapat diatasi dengan cara mengumpulkan daun –
daun yang terserang hama pada suatu tempat dan dibakar.

5. ULAT KUPU-KUPU

Kupu-kupu merupakan serangga yang memiliki sayap yang indah dan benareka ragam. Kupu-kupu
meletakkan telurnya dibawah daun dan jika menetas menjadi larva. Kita bisa sebut larva kupu -kupu
sebagai ulat. Pada fase ini, ulat aktif memakan dedaunan bahkan pangkal batang, terutama pada
malam hari. Daun yang dimakan oleh ulat hanya tersisa rangka atau tulang daunya saja.
Upaya pemberantasan dapat dilakukan sebagai berikut :
- Membuang telur-telur kupu-kupu yang melekat pada bagian bawah daun
- Menggenangi tempat persemaian dengan air dalam jumlah banyak sehingga ulat akan bergerak ke
atas sehingga mudah untuk dikumpulkan dan dibasmi.
- Apabila kedua cara diatas tidak berhasil, maka dapat dilakukan penyemprotan dengan
menggunakan pestisida

6. ULAT GRAYAK (Spodoptera litura)

Gejala serangan: Salah satu gejala awal serangan ulat grayak ialah daun – daun cabe yang
meranggas dan berlubang-lubang. Ulat grayak mulai memakan daun dari bagian tepi kemudian ke
bagian atas maupun bawah daun. Pada tingkat serangan yang parah daun hanya tertinggal
epidermisnya saja. Sehingga daun menjadi tidak berfungsi sebagai tempat fotosintesis, akibatnya
pertumbuhan tanaman yang diserangnya menjadi terhambat dan menurun. Tanaman yang sering
diserang oleh Ulat grayak salah satunya adalah tanaman cabe

7. ULAT BUAH (Dacus ferrugineus Coquillet atau Dacus Dorsalis Hend)

Gejala serangan: Lalat ini menusuk pangkal buah sehingga terlihat ada bintik hitam kecil bekas
tusukan lalat buah untuk memasukkan telur. Buah yang terserang akan menjadi bercak-bercak
bulat, kemudian membusuk, dan berlobang. Setelah telur menetas menjadi larva (belatung) dan
hidup di dalam buah sampai buah rontok dan membusuk larva akan keluar ke tanah dan seminggu
kemudian berubah menjadi lalat muda.

8. Hama Penggerek Umbi Kentang

Umbi kentang yang terkena hama penggerak umbi kentang menunjukkan gejala – gejala yakni pada
kuit umbi nterdapat kumpulan kotoran ulat berwarna coklat tua. Jika umbi dibelah, didalamnya
terdapat alur – alur. Warna daun merah tua dan terdapat jalinan benang yang meliputi ulat.

Hama penggerek disebut Phthorimaea operculella, yakni berupa ulat berwarna kelabu dengan
panjang tubuhnya 1 cm. Ulat ini akan tumbuh menjadi ngengat berwarna kelabu dengan sayap
berumbai – rumbai.

Pengendalian yang harus dilakukan pada hama tersebut adalah dengan bakteri (disterilkan)
sebelum digunakan.

9. Hama Pemakan Daun Kubis

Hama pemakan daun kubis ini disebut Plutella xylostella, atau biasa disebut hama putih dengan ciri
– cirinya: ulat berwarna hijau muda, berbulu hitam, kepala kekuningan dengan bercak – bercak
gelap, dan ukuran tubuhnya 9 mm.
Daun kubis yang terserang hama menunjukan gejala – gejala sebagai berikut.
- Hama (ulat) memakan daun kubis tanpa epidermisnya (kulit arinya) sehingga daun “berjendela”
dan tampak memutih bahkan jika serangan hamanya berat,
- Daun akan tampak berlubang – lubang dan hanya tinggal tulang daunnya saja.

Cara pengendalian terhadap hama pemakan daun kubis diantaranya sebagai berikut.
- Melakukan pergiliran tanaman selama 3 – 4 bulan. Langkah ini dilakukan dengan cara menanam
tanaman yang bukan se-famili dengan kubis – kubisan pada lahan yang akan ditanami kubis. Hal ini
dilakukan dengan tujuan untuk memutuskan siklus hama.
- Secara biologis dengan menggunakan bakteri Bacillus thuringiensis.
- Secara kimiawi dengan menggunakan insektisida.
- Secara mekanik dengan melakukan penjebakan dengan menggunakan lampu dan cawan berisi
air.

10. Hama Thrips pada cabai / kemreki

Hama ini berukuran sangat kecil dan lembut. Ketika muda berwarna kuning dan dewasa
kecokelatan dengan kepala hitam. Hama ini berupa serangga Thrips sp. dengan ciri – cirinya tubuh
berwarna kunimg hingga cokelat kehitaman dan ukuran tubuhnya 1 mm. Didaun yang terkena hama
thrips terdapat titik-titik putih keperakan bekas tusukan, kemudian berubah menjadi kecokelatan.
Daun yang cairannya diisap menjadi keriput dan melengkung ke atas. Thrips sering bersarang di
bunga, ia juga menjadi perantara penyebaran virus. sebaiknya dihindari penanaman cabai dalam
skala luas dapa satu hamparan.
Cabai yang terkena hama Thrips menunjukkan gejala – gejala, yakni daun cabai yang terserang
hama berubah menjadi keriting. Bila serangannya berat, daun mengerut dan lapisannya berkurang,
sehingga daun yang baru menyempit. Permukaan bawah daun yang terserang hama berwarna putih
keperakan. Buah yang terserang berubah bentuk dan terlihat jaringan seperti kalus berwarna
cokelat muda di kulit buah.
Pengendalian hama Thrips dilakukan secara kimiawi, yaitu dengan melakukan penyemprotan
insektisida.

11. Hama pada Bawang putih

Bawang putih yang terkena hama, daunnya berlubang dengan meninggalkan bekas gigitan
berwarna putih, atau daun menjadi berselaput tipis dan layu.
Hama pada bawang putih ini berupa ulat Spedoptera exigua berwarna hijau atau cokelat tua dengan
garis kekuningan dan ukuran tubuhnya mencapai 25 mm.
Pengendalian hama pada bawang putih ini dilakukan dengan menggenangi lahan sebelum ditanami,
pembersihan lahan dari gulma, pengendalian secara biologis dengan menggunakan bakteri
Baccillus thuringiensis, dan pengendalian secara kimiawi dengan melakukan penyemprotan
insektisida.

12. Hama Penggerek Buah Tomat

Buah tomat yang terkena hama penggerak menunjuukkan gejala – gejala, seperti bagian ujung atau
dekat ujung buah berlubang dan didekat lubang terdapat kotoran hama. Jumlah lubangnya bisa
lebih dari satu.
Hama pada buah tomat ini berupa ulat Helicoverpa armigera, dengan ciri – ciri: warna tubuh pada
ulat dewasa bervariasi dari hijau kekuningan, hijau kecoklatan atau kehitaman. Tubuh berbulu dan
ukuran tubuh mencapai 34,5 mm.
Pengendalian hama penggerek buah tomat dilakukan dengan melakukan rotasi tanaman dengan
tanaman terhadap hama tersebut. Pengendalian hama juga dapat dilakukan secara biologis dengan
menggunakan musuh alaminya yaitu Microptilis manilae untuk kepompong dan ulat, Diadegma
argentiopilosa untuk ulat, atau Trichogramma nana untuk telurnya.

13. Hama Penggerek Polong Buncis

Polong buncis yang terserang hama menunjukkan gejala – gejala, yaitu pada polong terdapat
lubang gerakan berwarna cokelat tua. Daerah seitar lubang menjadi cokelat kehitaman. Jika polong
dibuka, akan tampak ulat (hama) dan kotorannya.
Hama pada polong buncis ini berupa ulat Etiella zinckenella. Larva muda berwarna hijau pucat,
kemudian berubah menjadi kemerahan, kepala berwarna hitam, dan tubuh berukuran 15 mm.
Pengendalian hama penggerek polong buncis dilakukan dengan membuang tanaman orok – orok
disekitar tanaman buncis tersebut atau dengan meakukan penyemprotan insektisida.

14. Hama Penggerek Buah Mangga

Buah mangga yang terserang hama menunjukkan gejala –gejala, yaitu buah berlubang – lubang
dan sekitarnya terdapat kotoran yang meleleh dari dalam. Lubang tersebut menembus sampai ke
biji. Jika buah tersebut dibelah, bagian dalamnya sudah rusak dan busuk.

Hama pada buah mangga ada dua jenis, yaitu:


- Ulat dengan warna tubuh berselang – selang merah dan putih, panjangnya kurang lebih 2 cm,
besarnya hampir seukuran pangkal lidi dan merupakan larva dari kupu – kupu Noorda albizonalia.
- Ulat dengan warna tubuh cokelat kehitaman, panjangnya kira – kira 1 cm, beasrnya menyamai lidi
yang kecil, dan merupakan larva dari kupu – kupu Philotroctis eutraphera.
Penanggulangan hama penggerek pada buah mangga dilakukan dengan cara menyemprotkan
insektisida pada buah mangga yang masih muda atau dengan membungkus buah muda satu
persatu sebelum kupu – kupu Noorda albizonalia dan Philotroctis eutraphera sempat bertelur pada
buah mangga tersebut.

15. Tupai (Callosciurus notatus )

Tanaman yang diserang : buah kelapa buah kakao


Gejala : merusak buah yang hampir masak, sehingga buah menjadi rontok.
Pengendalian : penjagaan di kebun, dan memasang perangkap,

16. Burung Gereja ( Passer montanus , Oates )


Menyerang : padi dan biji rumput-ruputan lainnya

17. Codot ( Cynopterus sphinx , vahl )


Menyerang : buah dan sari bunga

18. Kepik hijau ( nesara viridula .L) / Lembing hijau

Lembing hijau memiliki nama latin Nezara viridula dan berkembang di daerah beriklim tropis. Hama
lembing hijau hidup dengan berkoloni. Serangan hama ini tidak sampai menghampakan padi,
namun dampaknya membuat kualitas padi menjadi jelek. Hama ini dapat dibasmi dengan
menggunakan insektisida sesuai aturan.
Gejala serangan: Serangannya mengisap cairan,tetapi tidak sampai menghampa padi, tetapi
menghasilakan padi berkualitas jelek (goresan-goresan membujur pada kulit gabah dan pecah
apabila dilakukan penggilinga/penumbukan)
19. Kumbang cula / kumbang penjepit / kumbang catut / kumbang kakatua
( xylotrupes Gideon . L)

Kumbang ini banyak terdapat di Indonesia, Malaysia, dan Filiphina, dan lain-lain. Kumbang betina
mengebor pucuk kelapa seperti kumbang badak. Kumbang ini sering memakan bagian pelepah
daun tengah sehingga daunnya patah. Akibatnya adalah bentuk mahkota daun menjadi jelek.
Sementara itu kumbang jantan sering
Kali terdapat pada mayang (bunga) yang baru saja membuka. Selain menyerang kelapa, hama ini
juga menyerang flamboyan, jeruk, akasia, dan tanaman lainnya.
Pengendalian terhadap kumbang ini antara lain yaitu
- Membersihkan sampah-sampah disekitar pertanaman
- Penyemprotan insektisida sistemik
- Penaburan insektisida butiran ; dan
- Pelepasan parasit

20. Kumbang badak / wangwung kelapa (oryctes rhinoceros, L)


Klasifikasi:
Kingdom :Animalia
Filum :Arthropoda
Kelas :Insecta
Ordo :Coleoptera
Famili :Scarabaeidae
Genus :Oryctes
Spesies :Oryctes rhinoceros L.
Gejala serangan: pucuk batang atau Daun yang belum terbuka dirusak, sehingga pada saat daun
membuka, terlihat bekas potongan yang simetris berbentuk segitiga atau seperti huruf V. Akibatnya
mahkota daun tampak compang – camping, semrawut dan tidak teratur. Kumbang badak O.
rhinoceros menyebabkan kerusakan dengan cara melubangi tanaman, begitu juga menurut Loring
(2007) tanda serangan terlihat pada bekas lubang gerekan pada pangkal batang, selanjutnya
mengakibatkan pelepah daun muda putus dan membusuk kering. Sedangkan Prawirosukarto dkk.
(2003) mengatakan, dengan dilakukannya pemberian mulsa tandan kelapa sawit menyebabkan
masalah. Hama ini sekarang juga dijumpai pada areal tanaman yang menghasilkan. O. rhinoceros
ini dapat merusak pertumbuhan tanaman dan dapat mengakibatkan tanaman mati.
21. Penggerek batang jagung (pyrausta nubilalis , hubner)
menyerang batang dan biji jagung

22. Hama Ganjur (Pachydiplosis oryzae)

Hama yang memiliki nama latin Pachydiplosis oryzae berkembang di daerah persawahan di China,
India, dan Asia Tenggara. Hama ganjur menyerang tanaman padi yang penanamnya terlambat,
sekitar bulan Februari dan April. Hama ini meletakkan telur-telurnya pada kelopak daun padi. Telur-
telur tersebut nantinya akan menjadi larva yang bergerak menuju dan memasuki batang padi. Hama
tersebut menyerang padi dengan membuat daun menjadi selongsong dan lama-lama padi akan mati
dikarenakan tidak dapat berfotosintesis. Cara untuk mengatasinya adalah dengan mengatur
pengairan jangan sampai padi terendam dan disinari dengan lampu petromak. Untuk pembasmian
hama ganjur dapat disemprot menggunakan pestisida dengan dosis tepat secara teratur.

23. Hama Sundep


Hama dengan nama latin Scirpophaga innotata berkembang di daerah pantai dan pedalaman yang
memiliki ketinggian 200 meter di atas permukaan laut. Hama ini muncul dari telur-telur yang dibawa
oleh kupu-kupu kecil bewarna putih. Kupu-kupu tersebut melakukan invasi ketika musim hujan yang
terjadi pada bulan Oktober-November. Telur-telur itu menetas menjadi ulat yang merusak padi.

Hama ini menyerang daun padi muda yang menyebabkan daun menguning dan lama-lama akan
mati. Untuk membasmi hama ini dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain sebagai berikut:
- Menghancurkan dan memberantas telur sebelum menetas.
- Disemprot dengan obat pestisida.

penyakit//////////////////////////////
• PENGERTIAN PENYAKIT PADA TUMBUHAN
Penyakit adalah sesuatu yang menyebabkan gangguan pada tanaman sehingga tanaman tersebut
tidak dapat bereproduksi atau mati secara perlahan-lahan.
Ciri-ciri penyakit pada tumbuhan :
- Penyebab penyakit sukar dilihat oleh mata telanjang
- Penyebab penyakit antara lain mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, atau cendawan) dan
kekurangan zat tertentudalam tanah
- Serangan penyakit umumnya tidak langsung sehingga tanaman mati secara perlahan-lahan
1. Jamur
Jamur adalah salah satu organisme penyebab penyakit yang menyerang hampir semua bagian
tumbuhan, mulai dari akar, batang, ranting, daun, bunga, hingga buahnya. Penyebaran jenis
penyakit ini dapat disebabkan oleh angin, air, serangga, atau sentuhan tangan.
Penyakit ini menyebabkan bagian tumbuhan yang terserang, misalnya buah, akan menjadi busuk.
Jika menyerang bagian ranting dan permukaan daun, akan menyebabkan bercak – bercak
kecokelatan. Dari bercak – bercak tersebut akan keluar jamur berwarna putih atau oranye yang
dapat meluas ke seluruh permukaan ranting atau daun sehingga pada akhirnya kering dan rontok.
Jika jamur ini mengganggu proses fotosintesis karena menutupi permukaan daun. Batang yang
terserang umumnya akan membusuk, mula – mula dari arah kulit kemudian menjalar ke dalam, dan
kemudian membusukkan jaringan kayu. Jaringan yang terserang akan mengeluarkan getah atau
cairan. Jika kondisi ini dibiarkan, jaringan kayu akan membusuk, kemudian seluruh dahan yang ada
di atasnya akan layu dan mati.
Contoh penyakit yang disebabkan oleh jamur adalah sebagai berikut.

1. Penyakit Antraknosa pada Tanaman Cabai


Penyebab dari penyakit ini adalah adannya cendawan yang bernama Colletotrichum capsici.
Cendawan ini menyerang bagian buah tanaman cabai. Gejala awal yang dapat dikenali dari
serangan penyakit tanaman cabai ini adalah adanya bercak yang agak mengkilap, sedikit terbenam
dan berair. Dalam waktu yang tidak lama maka buah akan berubah menjadi coklat kehitaman dan
membusuk. Belum ada cara untuk mengembalikan buah yang terkena cendawan ini 100%.

2. Penyakit garis kuning pada daun


Penyebab dari penyakit ini adalah cendawan yang bernama Fusarium oxysporum. Cendawan ini
menyerang bagian daun tanaman yang belum terbuka. Menyerang pada tanaman kelapa terutama
bibit. Gejala serangan yang ditimbulkan adalah Infeksi penyakit sudah terjadi pada saat daun belum
membuka, Setelah daun membuka akan tampak adanya bulatan-bulatan oval berwarna kuning
pucat mengelilingi warna coklat tempat konidiofora, Bagian-bagian tersebut kemudian mengering.

3. Penyakit batang dry basal rot.


Penyebab dari penyakit ini adalah cendawan yang bernama Ceratocyctis paradoxa.cendawan ini
menyerang bagian buah pada tanaman. Menyerang pada tanaman kelapa – kelapan. Gejala
serangan yang bisa diamati tandan buah yang sedang berbunga mengalami pembusukan,
pelepahnya mudah patah, tetapi daun tetap berwarna hijau untuk beberapa saat, meskipun pada
akhirnya akan membusuk dan mongering. Semua gejala tersebut sesungguhnya disebabkan karena
terjadinya pembusukan (busuk kering) pada pangkal batang.

4. Penyakit busuk tandan (bunch rot)


Penyebab dari penykit ini adalah cendawan yang bernama Marasmius palmivorus sharples.
Tanaman ini juga menyerang tanaman kelapa sawit. Gejala serangan buah yang matang dan dapat
menembus daging buah, sehingga menurunkan kualitas minyak sawit. Pengendalian tindakan
pencegahan dilakukan dengan melakukan penyerbukan buatan dan sanitasi kebun terutama pada
musim hujan.

5. Penyekit Akar Putih


Penyebabnya adalah cendawan yang bernama Rigidoporus lignosus. Cendawan ini menyerang
tanaman karet. Gejala yang bisa diamati adalah tanaman yang terserang warna daunnya menjadi
pucat, ranting-ranting ujungnya mati, dan kadang-kadang tanaman muda yang teserang berbunga
lebih awal. Akar tanaman yang terserang terdapat hifa cendawan yang berwarna putih. Penularan
penyakit akar putih terjadi melalui persinggungan antara akar karet dengan sisa-sisa akar tanaman
lama.

6. Penyakit Hawar Daun Kentang.


Daun kentang yang terkena penyakit ini menunjukkan gejala – gejala yaitu bercak nekrosis di tepi –
tepi daun, terutama pada suhu rendah dan kelembaban serta curah hujan tinggi.
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Phytophthora infestans. Pengendalian terhadap penyakit
tersebut adalah dengan menenam kentang yang tahan penyakit, menggunakan bibit kentang yang
sehat, dan melakukan penyemprotan dengan fungisida.

7. Penyakit pada padi


Penyakit pada ruas batang dan butir padi disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzea. Ruas – ruas
batang menjadi mudah patah dan tanaman padi akhirnya mati. Selain itu, terdapat pula penyakit
yang menyebabkan daun padi menguning. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Magnaporthegrisea.
8. Penyakit embun tepung.
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Peronospora parasitica. Jamur ini kadang – kadang menyerang
biji yang sedang berkecambah sehingga biji menjadi keropos dan akhirnya mati. Jamur ini kadang –
kadang menyerang daun pertama pada kecambah sehingga tumbuhan menjadi kerdil. Tumbuhan
kerdil dapat tumbuh terus tapi pada daun – daunnya terdapat kercak – bercak hitam. Untuk
memberantas jamur ini dilakukan pengendalian secara kimia, yaitu dengan pemberian fungsida
pada tanaman yang terserang jamur.

9. Penyakit Bercak Daun


Petogen penyebab penyakit ini adalah jamur pestalotia palmarum. Gejala bercak timbul pada daun
tanaman yang masih muda, mula-mula bercak tersebut transparan, kemudian bercak menjadi
kuning kecoklatan sampai kelabu. Daun yang terserang menjadi lebih cepat gugur. Pada tanaman
yang sudah berbuah penyakit ini tidak terlalu berbahaya.
Pengendalian dilakukan dengan memusnahkan bagian tanaman yang terserang. Untuk mencegah
serangan di pembibitan biasanya dilakukan penyemprotan dengan larutan fungisida.

10. Penyakit Busuk Daun Bawang Merah


Daun bawang merak yang terkena penyakit busuk daun menunjukkan gejala –gejala, yaitu didekat
ujung daun timbul bercak hijau pucat. Jika kondisi lingkungan lembab, dipermukaan daun
berkembang jamur berwarna putih ungu. Daun kemudian menguning, layu, dan mongering. Daun
yang telah mati berwarna putih dan banyak terdapat jamur hitam.
Penyakit busuk daun disebabkan oleh jamur Perenospora destructor. Pengendalian terhadap
penyakit tersebut dapat dilakukan dengan cara menggunakan benih yang sehat atau bebas dari
penyakit, membakar daun – daun sisa panen, dan menyemprotkan fungisida.

11. Penyakit Bercak Ungu pada Bawang Putih


Bawang putih yang terkena penyakit bercak ungu menunjukkan gejala – gejala, yaitu pada daunnya
tampak bercak kecil, melekuk berwarna putih hingga kelabu. Jika ukurannya membesar, bercak
terlihat “bercincin – cincin” dan warnanya agak keunguan. Tepi bercak berwarna kemerahan atau
keunguan, dikelilingi oleh warna kuning yang bisa meluas ke atas atau ke bawah.
Penyakit bercak ungu pada bawang putih disebabkan oleh jamur Alternaria porri. Pengendalian
terhadap penyakit tersebut dilakukan dengan cara menanam bawang putih pada lahan yang
mempunyai saluran air baik, melakukan rotasi tanaman, dan melakukan penyemprotan fungisida.
2. Bakteri
Bakteri dapat membusukkan daun, batang, dan akar tumbuhan. Bagian tumbuh tumbuhan yang
diserang bakteri akan mengeluarkan lendir keruh, baunya sangat menusuk, dan lengket jika
disentuh. Setelah membusuk, lama – kelamaan tumbuhan akan mati. Tumbuhan yang diserang
bakteri dapat diatasi dengan menggunakan bakterisida.
Contoh penyakit yang disebabkan oleh bakteri adalah
1. Penyakit Layu
Penyakit layu ini menyerang tanaman nilam. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Ralstonia
solanacearum dan dapat menurunkan produksi nilam 60%. Gejala awal serangan penyakit berupa
salah satu daun pucuk layu dan diikuti dengan daun bagian bawah. Setelah terlihat gejala lanjut
dengan intensitas serangan di atas 50%, tanaman akan mati dalam waktu 7 hari.
2. Penyakit Hawar Daun Tanaman Padi
Penyakit ini menyerang tanaman padi. Tanaman ini menyerang pada bagian daun padi. Penyakit ini
disebabkan olr bakteri yang bernama Xanthomonas oryzae. Kerugian yang ditimbulkan sangatlah
nyata, penurunan produksi yang diakibatkannya mencapai 50%. Serangan penyakit ini dimulai
dengan gejala bercak kuning sampai putih berawal terbentuknya garis lebam berair pada bagian tepi
helaian daun. Bercak dimulai dari salah satu atau kedua tepi helaia daun, atau pada tiap bagian
helaian daun yang rusak dan berkembang hingga menutupi seluruh bagian helaian daun.
3. Penyakit Layu pada Cabai
Penyebab layu ini adalah Pseudomonas solanacearum yang serangannya ditandai dengan gejala
yaitu daun muda layu diikuti dengan menguningnya daun – daun tua. Jika pangkal batang dipotong
dan ditekan, maka dari lingkungan berkas pembuluh akan keluar lender berwarna keabu –
abuan.Layu pada tanaman cabe mengalami kesembuhan pada waktu sore hari, tetapi lama
kelamaan kelayuannya terjadi secara keseluruhan dan menetap. Bakteri ini menyerang hampir
seluruh bagian tanaman cabai. Intensitas serangan ditimbulkan bervariasi.
Pengendalian terhadap penyakit tersebut dapat dilakukan dengan mengurangi populasi bakteri
dalam tanah dengan cara menutup tanah dengan plastic transparan selama satu bulan, melakukan
rotasi tanaman, pengaturan perairan, dan secara kimia dengan menggunakan bakterisida serta
sterilisasi tanah.
4. Penyakit Busuk Akar Tanaman Anggrek
Penyakit ini disebabkan oleh Bakteri pseudomonas (bakteri penyebab) menyerang bagian akar
tanaman anggrek grammatophyllum sehingga mengakibatkan akar busuk.dikenal. Jenis bakteri
aerob atau bakteri yang dapat hidup dan menyebar melalui oksigen. Sehingga jika menemukan
tanaman anggrek yang akarnya membusuk harus segera dibuang atau dibakar agar tidak menyebar
ke anggrek yang lain.
5. Hama Nematoda pada tanaman
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Nematoda rhadinaphelenchus cocophilus. Bakteri ini
menyerang tanaman kelapa Gejala yang terserang hama ini adalah daun baru yang akan membuka
menjadi tergulung dan tumbuh tegak, daun berubah menjadi kuning kemudian mongering, tandan
bunga membusuk dan tidak membuka sehingga tidak menghasilkan buah, pengendaliannya
meracuni pohon yang terserang dengan natrium arsenit dan setelah mati / kering segera dibongkar
untuk menghilangkan sumber infeksi.
6. Penyakit yang menyerang pembuluh tapis batang jeruk (citrus vein phloem degeneration atau
CVPD).
CVPD disebabken oleh bakteri Serratia marcescens. Gejalanya adalah kuncup daun menjadi kecil
dan berwarna kuning, buah menjadi kuning, sehingga lama – kelamaan akan mati.
Penyakit CVPD yang belum parang dapat disembuhkan dengan terramycin, yang merupakan
sejenis antibiotik.
7. Penyakit Akar Gada Kubis
Kubis yang terkena penyakit akar gada menunjukkan gejala – gejala, yaitu akarnya mengalami
reaksi pembelahan dan pembesaran sel. Kemudian terbentuk bintil atau kelenjar yang tidak teratur,
bintil – bintil tersebut bersatu menjadi bengkakan memanjang seperti gada. Akhirnya daun menjadi
hijau kelabu dan lebih cepat layu karena jaringan pengangkutnya rusak. Bila lingkungan basah, akar
terserang infeksi sekunder sehingga akar busuk sama sekali.
Penyakit akar gada disebabkan oleh jamur Plasmodiophora brassica.
Pengendalian terhadap penyakit tersebut dapat dilakukan dengan cara mencegah masuknya jamur
penyebab penyakit ke lahan – lahan yang bebas dari serangan jamur, pembibitan dilahan bebas
pathogen, dan pengapuran. Pengapuran dilakukan jika pada lahan tersebut tidak akan ditanami
kentang.
3. Virus
Selain bakteri dan jamur, dalam kondisi yang sehat, tumbuhan dapat terserang oleh virus. Penyakit
yang disebabkan oleh virus cukup berbahaya karena dapat menular dan menyebar ke seluruh
tumbuhan dengan cepat. Tumbuhan yang sudah terlanjur diserang sulit untuk disembuhkan.
Virus pada tumbuhan antara lain :
1. Virus TMV (Tabacco Mozaik Virus) penyebab mozaik pada daun
tembakau.menimbulkan bercak-bercak putih, menyerang permukaan atas daun tebakau
2. Virus Tungro: penyebab penyakit kerdil pada padi. Penularan virus
ini dengan perantara wereng coklat dan wereng hijau.
3. Virus CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) menyerang tanaman
jeruk, penularan melalui serangga.

Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus antara lain :


1. Penyakit Virus Belang
Penyakit virus belang menyerang pada tanaman kacang tanah. Kehilangan basil akibat serangan
penyakit virus belang berkisar 10 -60% tergantung dari jenis kacang tanah. Penyakit belang
disebabkan oleh virus yang diidentifikasi sebagai virus Belang Kacang Tanah atau Groundnut Mottle
Virus. Gejala yang sering dijumpai di lapang adalah gejala belang berwama hijau tua dikelilingi
daerah yang lebih terang atau hijau kekuning-kuningan. Pada umumnya gejala awal pada daun
muda terluhat adanya bintik- bintik klorotik yang selanjutnya berkembang menjadi belang-belang
melingkar. a terdapat pada lembaga biji tanaman sakit.
2. Penyakit Tungro
Penykit ini menyerang pada padi tepatnya pada bagian daun padi. Intensitas serangan bergantung
pada tingkat ketahanan varietas padi dan umur tanaman pada saat terinfeksi. Gejalanya tampak
pada perubahan warna pada daun muda menjadi kuning oranye dimulai dari ujung daun, jumlah
anakan berkurang, tanaman kerdil dan pertumbuhannya terhambat. Gejala penyakit tersebar
mengelompok, hamparan tanaman padi terlihat seperti bergelombang karena adanya perbedaan
tinggi tanaman antara tanaman sehat dan yang terinfeksi.
3. Penyakit Mozaik (Belang – Belang) jeruk
Penyebabnya adalah virus CVPD (Citru vein Phloem Degeneration). Yang diserang bagian batang,
daun, dan buah. Gejalanya daun menguning dan belang-belang, tulang-tulang daunnya seperti jala.
Virus ini merang pembuluh tapis jeruk, kuncup daun jeruk bewarna kuning.
4. Penyakit mozaik pada pada Tembakau
Virus yang menyerang tanaman tembakau ini adalah virus yang bernama TMV (Tobacco Mosaic
Virus) menyerang daun tembakau dan juga dapat menyerang buah. Gejala yang yang bisa diamati
adalah daun menguning.
5. Penyakit Bercak
Virus yang menyerang tanaman ini adalah virus TYMV (Turnip Yellow Mozaik Virus). Penyakit ini
menyrang bagian daun tanaman lobak. Gejala yang bisa diamati adalah lobak menjadi berwarna
kuning (menguning).
Penyakit pada tumbuhan dapat pula dibedakan berdasarkan organ tanaman yang diserang yaitu
antara lain :
1. Penyakit rebah kecambah (damping off)
Penyebab: pythium, phytophthora, fusarium, dan thizoctinia.Gejala: pre emergence damping off,
patogen menyerang benih tanaman sebelum benih muncul ke permukaan tanah
2. Penyakit busuk akar (root rot)
Penyebab: thielaviopsis basicola, fusarium solani, armillaria mellea.Gejala: kelayuan dan kematian
tanaman secara cepat, perubahan warna kuning pada daun, pertumbuhan kerdil, dan gugur daun
sebelum waktunya
3. Penyakit layu pembuluh
Penyebab: fusarium oxysporum, verticillium dahliae, v. alboatrum. Gejala: patogen menyerang
pembuluh xylem tanaman, sehingga tanaman kehilangan turgor dan layu. Jika dibelah, pembuluh di
dalam batang berwarna coklat.
4. Penyakit embun bulu (downy mildew)
Penyebab: sclerospora maydis, pseudoperorospora cubensis. Gejala: pada kondisi kelembaban
yang cocok, cendawan ini tumbuh seperti bulu putih keabu-abuan, yang terdiri dari tangkai spora
dan spora. Pada gejala sistemik menyebabkan daun menjadi klorosis
5. Penyakit embun tepung (powdery mildew)
Penyebab: oidium spp dan erysiphe spp
Gejala: gejala awal ditandai dengan adanya tepung putih pada daun terbawah dari tanaman, daun
yang terserang menjadi kuning, coklat dan akhirnya mengering. Lama kelamaan daun akan
terserang semua dan dapat mengakibatkan kematian pada tanaman.

Langkah – langkah yang harus dilakukan agar tumbuhan tidak tersenang penyakit antara lain
sebagai berikut.
a) Usahakan tumbuhan selalu dalam kondisi prima atau sehat dengan cara tercukupi segala
kebutuhan zat haranya.
b) Jangan membiarkan tumbuhan terlalu rimbun, pangkaslah sehingga selaruh bagian tumbuhan
mendapatkan sinar matahari yang cukup.
c) Jangan biarkan tumbuhan terserang kutu, tungau, atau hewan yang lain yang serung membawa
bakteri atau jamur.
d) Usahakan lingkungan selalu bersih.
e) Perhatikan tumbuhan sesering mungkun sehingga penyakit dapat terdeteksi sedini mungkin.
f) Jika terdapat gejala – gejala yang tampak, pangkaslah bagian tumbuhan (daun, buah, ranting)
yang terserang, kemudian dibakar agar tidak menular ke bagian atau tumbuhan yang lainnya.
g) Penggunaan pertisida sebagai alternative terakhir untuk pengobatan hama dan penyakit pada
tumbuhan.

Penyakit Tanaman Disebabkan Jamur dan Kapang


Penyakit   Tanaman   Disebabkan   Jamur   dan   Kapang |   Jamur   dan   kapang   pada   hakikatnya   sama,   hanya   saja
perbedaan jamur dan kapang, jamur ukurannya lebih besar dan bisa dilihat oleh mata kita sedangkan kapang harus
menggunakan alat bantu mikroskop.

Penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur dan kapang pada dasarnya banyak jenis dan banyak juga responsnya
terhadap tanaman yang kita  budidayakan. untuk itu pembahasan kali ini hanya membahas beberapa dampak saja :

1. Penyakit Antraknosa pada Tanaman Cabai

Penyebab dari penyakit ini adalah adannya cendawan yang bernaman Colletotrichum capsici. Cendawan ini 
menyerang bagian buah tanaman cabai. Gejala awal yang dapat dikenali dari serangan penyakit tanaman cabai ini 
adalah adanya bercak yang agak mengkilap, sedikit terbenam dan berair. Dalam waktu yang tidak lama maka buah 
akan berubah menjadi coklat kehitaman dan membusuk. Belum ada cara untuk mengembalikan buah yang terkena 
cendawan in 100%.

2. Penyakit garis kuning pada daun

Penyebab dari penyakit ini adalah cendawan yang bernama Fusarium oxysporum. Cendawan ini menyerang bagian 
daun tanaman yang belum terbuka. Menyerang pada tanaman kelapa terutama bibit.Gejala serangan yang 
ditimbulkan adalah Infeksi penyakit sudah terjadi pada saat daun belum membuka, Setelah daun membuka akan 
tampak adanya bulatan­bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat tempat konidiofora, Bagian­
bagian tersebut kemudian mengering. 

3. Penyakit batang dry basal rot

Penyebab dari penyakit ini adalah cendawan yang bernama Ceratocyctis paradoxa.cendawan n menyerang bagian 
buah pada tanaman. Menyerang pada tanaman kelapa ­ kelapan. Gejala serangan yang bisa diamati tandan buah 
yang sedang berbunga mengalami pembusukan, pelepahnya mudah patah, tetapi daun tetap berwarna hijau untuk 
beberapa saat, meskipun pada akhirnya akan membusuk dan mongering. Semua gejala tersebut sesungguhnya 
disebabkan karena terjadinya pembusukan (busuk kering) pada pangkal batang.

4. Penyakit busuk tandan (bunch rot)

Penyebab dari penykit ini adalah cendawan yang bernama Marasmius palmivorus sharples. Tanaman ini juga 
menyerang tanaman kelapa sawit. Gejala serangan buah yang matang dan dapat menembus daging buah, sehingga 
menurunkan kualitas minyak sawit. Pengendalian tindakan pencegahan dilakukan dengan melakukan penyerbukan 
buatan dan sanitasi kebun terutama pada musim hujan.

5. Penyekit Akar Putih

Penyebabnya adalah cendawan yang bernaman Rigidoporus lignosus. Cendawan ini menyerang tanamann karet.
gejala yang bisa diamati adalah tanaman yang terserang warna daunnya menjadi pucat, ranting­ranting ujungnya
mati, dan kadang­kadang tanaman muda yang teserang berbunga lebih awal. Akar tanaman yang terserang terdapat
hifa cendawan yang berwarna putih. Penularan penyakit akar putih terjadi melalui persinggungan antara akar karet
dengan sisa­sisa akar tanaman lama.

Cara Memberantas Penyakit Dalam Padi – Padi adalah salah satu tanaman budidaya pangan
terpenting di dunia. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia setelah jagung
dan gandum.Padi juga merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia.
Namun, tanaman padi juga mempunyai kendala dalam pembudidayaannya yaitu adanya beberapa
penyakit pada tanaman padi
Cara memberantas penyakit dalam padi
Penyakit Blast
Penyebab: jamur Pyricularia oryzae. Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai
malai. Serangan menyebabakn daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai
membusuk. Proses pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa. Cara mengatasi
penyakit padi blast : membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani,
Cimandirim IR 48, IR 36, pemberian pupuk N di saaat pertengahan fase vegetatif dan fase
pembentukan bulir, menyemprotkan insektisida Fujiwan 400 EC, Fongorene 50 WP, Kasumin 20 AS
atau Rabcide 50 WP.
Penyakit daun coklat
Penyebab: jamur Helmintosporium oryzae). Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru
tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi
dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati..

Cara mengatasi : Perkembangan penyakit sangat erat hubungannya dengan keadaan hara tanah
khususnya nitrogen, kalium, magnesium, dan mangan. Penanaman varietas tahan di Indonesia masih
sangat terbatas. Rabcide 50 WP merupakan fungisida yang dianjurkan untuk mengendalikan penyakit
bercak daun coklat H. oryzae pada pertanaman padi gogo.
Penyakit busuk batang

Fungisida berbahan aktif difenoconazol dianjurkan untuk mengendalikan penyakit busuk batang.
Pengendalian dengan teknik pengelolaan lingkungan yang dilaporkan dapat menekan penyakit busuk
batang diantaranya adalah: jerami dan tunggul dari tanaman yang terinfeksi diangkut keluar petakan
sawah dan dibakar, pengeringan sawah secara berkala, pemupukan komplit dan nitrogen diberikan
sesuai kebutuh tanaman, jarak tanam tidak terlalu rapat, dan memilih varietas padi yang tidak mudah
rebah.

Penyakit hawar pelepah


Cara memberantas penyakit dalam padi ini yaitu dengan menerapkan jarak tanam tidak terlalu rapat,
pemupukan komplit dengan pemberian nitrogen sesuai kebutuhan, serta didukung oleh cara
pengairan yang berselang. Cara ini dapat menekan laju infeksi cendawan R. solani pada tanaman
padi. Disamping itu, pengurangan sumber inokulum di lapangan dapat dilakukan dengan sanitasi
terhadap gulma-gulma disekitar sawah.
Penyakit tungro

Penyebab: virus yang ditularkan oleh wereng Nephotettix impicticeps. Gejala: menyerang semua
bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning hingga kecoklatan, jumlah
tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak berisi. Pengendalian: menanam padi
tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42.

Penyakit Tanaman Disebabkan Bakteri


Penyakit Tanaman Disebabkan Bakteri | Pada dasarnya Penyakit pada tanaman terutama yang disebabkan oleh
Bakteri sangat banyak sekali. Penyakit yang sebabkan Bakteri bisa menimbulkan berbagai macam dampak Pada
tanaman yang di budidayakan oleh Para petani. Berikut adalah uraian singkat tentang Penyakit Yang Disebabkan
Bakteri :

1. Penyakit Layu
Penyakit layu ini menyerang tanaman nilam Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum dan dapat
menurunkan produksi nilam 60%. Gejala awal serangan penyakit berupa salah satu daun pucuk layu dan diikuti
dengan daun bagian bawah. Setelah terlihat gejala lanjut dengan intensitas serangan di atas 50%, tanaman akan mati
dalam waktu 7 hari.

2. Penyakit Hawar Daun Tanaman Padi

Penyakit ini menyerang tanaman padi. Tanaman ini menyerang pada bagian daun padi. Penyakit ini disebabkan olr
bakteri yang bernama Xanthomonas oryzae. Kerugian yang ditimbulkan sangatlah nyata, penurunan produksi yang
diakibatkannya mencapai 50%. Serangan penyakit ini dimulai dengan gejala bercak kuning sampai putih berawal
terbentuknya garis lebam berair pada bagian tepi helaian daun. Bercak dimulai dari salah satu atau kedua tepi helaia
daun, atau pada tiap bagian helaian daun yang rusak dan berkembang hingga menutupi seluruh bagian helaian daun.

3. Penyakit Layu pada Cabai

Penyebab layu ini adalah Pseudomonas solanacearum yang serangannya ditandai dengan gejala layu pada tanaman
cabe   yang   mengalami   kesembuhan   pada   waktu   sore   hari,   tetapi   lama   kelamaan   kelayuannya   terjadi   secara
keseluruhan   dan   menetap.   Bakteri   ini   menyerang   hamper   seluruh   bagian   tanaman   cabai.   Intensitas   serangan
ditimbulkan bervariasi.

4. Penyakit Busuk Akar Tanaman Anggrek

Penyakit ini disebabkan oleh Bakteri pseudomonas (bakteri penyebab) menyerang bagian akar tanaman anggrek
grammatophyllum sehingga mengakibatkan akar busuk.dikenal. Jenis bakteri aerob atau bakteri yang dapat hidup
dan menyebar melalui oksigen. Sehingga jika menemukan tanaman anggrek yang akarnya membusuk harus segera
dibuang atau dibakar agar tidak menyebar ke anggrek yang lain.

5. Hama Nematoda pada tanaman

Penyakit   ini   disebabkan   oleh   bakteri   Nematoda   rhadinaphelenchus   cocophilus.   Bakteri   ini   menyerang   tanaman
kelapa Gejala yang terserang hama ini adalah daun baru yang akan membuka menjadi tergulung dan tumbuh tegak,
daun berubah menjadi kuning kemudian mongering, tandan bunga membusuk dan tidak membuka sehingga tidak
menghasilkan buah, pengendaliannya meracuni pohon yang terserang dengan natrium arsenit dan setelah mati /
kering segera dibongkar untuk menghilangkan sumber infeksi.

Anda mungkin juga menyukai