Anda di halaman 1dari 20

PENGENALAN DAN IDENTIFIKASI GULMA

(Laporan Praktikum Ilmu dan Teknik Pengendalian Gulma)

Oleh

Tedy Prasetya
2014161011

JURUSAN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Areal budidaya tanaman sering ditemui kendala yang disebabkan oleh keberadaan
Organisme Pengganggu Tanaman, khususnya gulma. Gulma menjadi salah satu
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang menghambat partumbuhan,
perkembangan dan produktivitas tanaman. Kehadiran gulma disekitar tanaman
budidaya tidak dapat dihindarkan, terutama jika lahan tersebut ditelantarkan.
Kehadiran gulma di suatu areal pertanaman secara umum memberikan pengaruh
negatif terhadap tanaman, karena gulma memiliki daya kompetitif yang tinggi
sehingga memungkinkan terjadinya persaingan cahaya, CO2, air, unsur hara,
ruang tumbuh yang digunakan secarabersamaan. Selain itu gulma memiliki
peranan lain yaitu sebagai alelopati, alelomediasi dan alelopoli. Alelopati, karena
gulma dapat mengeluarkan bahan kimia untuk menekan bahkan mematikan
tumbuhan atau tanaman lain sedangkan alelomediasi, karena gulma merupakan
tempat tinggal bagi beberapa jenis hama tertentu atau gulma sebagai penghubung
antara hama dengan tanaman budidaya, dan alelopoli, karena gulma selalu bersifat
monopoli atas air, hara, CO2, O2 dan sinar matahari (Tanasale, 2010).

Kehadiran berbagai jenis gulma pada suatu daerah membentuk komunitas. Jenis
gulma dalam komunitas atau lebih, baru dapat dikatakan homogen, apabila indeks
kesamaan dari kedua komunitas lebih besar atau sama dengan 70%. Dengan
demikian, jika dua lahan memiliki indeks kesamaan kurang dari 70% dapat
dikatakan bahwa dua lahan tersebut memiliki jenis-jenis gulma yang berbeda atau
tidak homogen. Tipe komunitas terjadi karena adanya sifat yang berbeda dalam
dominasi jenis, komposisi jenis, struktur lapisan tajuk atau juga bentuk
pertumbuhan (Irwanto, 2007 dalam Tanasale, 2010).

Pengenalan jenis-jenis gulma dominan menjadi hal yang penting. Hal ini
merupakan langkah awal yang menentukan keberhasilan pengendalian gulma.
Oleh karena itu dengan mengetahui jenis-jenis gulma dapat membatu dalam
menentukan kebijakan tindakan pengendalian gulma di pertanaman.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Mampu mengenali dan membedakan jenis-jenis gulma yang tergolong
kelompok rumput, teki, dan daun lebar.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Gulma adalah spesies tumbuhan yang berasosiasi dengan tanaman budidaya dan
beradaptasi pada habitat buatan manusia. Gulma mengganggu manusia dengan
intensitas gaangguan yang beragam dan tertentu. Persaingan antara gulma dan
tanaman budidaya terjadi karena keterdekatan dalam ruang tumbuh. Keterdekatan
tersebut membuat terjadinya interaksi yang negatif (Moenandir, 2013).

Berdasarkan sifat morfologinya gulma dibedakan menjadi gulma berdaun sempit,


gulma berdaun lebar, dan gulma teki. Gulma berdaun sempit (grasses) adalah
gulma golongan rumput termasuk dalam famili Gramineae/Poacea dengan ciri
memiliki batang bulat atau agak popoh dan kebanyakan berongga. Daunnya
soliter pada buku-buku, tersusun dalam dua deret, umumnya bertulang daun
sejajar, terdiri atas dua bagian yaitu pelepah daun dan helaian daun. Gulma
berdaun lebar (broad leaves) adalah gulma yang umumnya termasuk
Dicotyledoneae dan Pterydophyta. Cirinya yaitu memiliki daun lebar dengan
tulang daun berbentuk jala. Gulma teki (sedges) adalah gulma yang termasuk
dalam family Cyperaceae. Ciri gulma teki ialah memiliki batang umumnya
berbentuk segitiga, kadang-kadang juga bulat dan biasanya tidak
berongga.Daunnya tersusun dalam tiga deretan, tidak memiliki lidah-lidah daun
(ligula). Ibu tangkai karangan bunga tidak berbuku-buku dan biasanya dilindungi
oleh suatu daun pelindung (Barus, 2003).

Gulma menjadi salah satu masalah utama dalam setiap budidaya yang dilakukan
petani. Gulma menjadi salah satu faktor pembatas pada produksi tanaman. Gulma
yang tumbuh disekitar tanaman utama akan menurunkan kualitas dan hasil panen
karena berkompetisi terhadap unsur hara, sinar matahari, air dan ruang tumbuh,
selain itu gulma juga mempunyai sifat yang lebih rakus, dibandingkan dengan
tanaman padi, dalam memperebutkan sarana tumbuh yaitu air, unsur hara, cahaya,
CO2, dan ruang tumbuh (Sukman dan Yakup, 2002). Sembodo (2010) juga
menyatakan bahwa keberadaan gulma dapat menurunkan jumlah hasil (kuantitas),
mutu hasil (kualitas), meracuni tanaman, menurunkan nilai tanah, merusak dan
menghambat penggunaan alat mekanik, menjadi inang hama dan penyakit
tumbuhan, menambahnya biaya produksi.

Setiap petani menginginkan tanaman yang ditaman menghasilkan hasil yang


maksimal. Oleh karena itu, pengendalian gulma menjadi hal yang penting.
Pengendalian gulma adalah tindakan untuk menghentikan keberlanjutan dari
tumbuhnya gulma. Pengendalian gulma dilakukan sebagai upaya dalam
mengurangi tingkat penurunan hasil produksi (Moenandir, 2013).

Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara langsung
dan tidak langsung. Pengendalian secara langsung meliputi penyiangan, mekanis
dan herbisida, sedangkan pengendalian tidak langsung meliputi pengolahan tanah
dan teknik budidaya (Noor dan Pane, 2002). Pengendalian gulma dengan
penyiangan, saat ini jarang dilakukan karena adanya keterbatasan tenaga
penyiang. Untuk sekarang, banyak petani yang memilih untuk melakukan
pengendalian secara kimiawi. Pengendalian secara kimiawi membutuhkan waktu
lebih cepat dan tenaga lebih sedikit tetapi juga menyebabkan kerusakan tanah
(Suryaningsih, 2018).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut:


(Assystasia gangetica)

Nama Ilmiah : Assystasia gangetica


Nama Lokal : Rumput israel
Famili : Acanthaceae
Ciri Utama : Asystasia gangetica tumbuh merambat dan bercabang, batangnya
berbentuk segi empat dengan panjang hingga 2 meter. Bentuk daun saling
berlawanan dan tidak terdapat stipula. Panjang tangkai daun 0,5-6 cm dengan
daun yang berbentuk ovutus dengan panjang 4-9 cm dan lebar 2-5 cm. Bentuk
pangkal daun segitiga sungsang (Cuneatus) atau berbentuk jantung (Cordatus)
saat daun masih kecil. Ujung daun berbentuk meruncing (Acuminatus) dan
permukaan daun berbulu pendek dan lembut (Pubescens).

(Grubben G.J. H, 2004 dalam Adli 2014)


(Eichornia crassipes (Mart.) Solms)

Nama Ilmiah : Eichornia crassipes (Mart.) Solms


Nama Lokal : Enceng Gondok
Famili : Pontederiacae
Ciri Utama : Memiliki daun yang melebar dengan tangkai membengkak pada
dasarnya. Bagian di bawah permukaan air adalah akar (serabut tidak bercabang
dan memiliki tudung akar), stolon dan rizhom (yang merupakan pangkal dari
akar-akar dan rizhom ini memiliki node dan internode. Stolon dalam hal ini
adalah rizhom yang horizontal, yang menghasilkan tunas (off shoots) pada
ujungnya (distal ends).
(Paiman, 2020)
( Ageratum conyzoides)
Nama Ilmiah : Ageratum conyzoides
Nama Lokal : Bandotan
Famili : Asteraceae
Ciri Utama : tumbuh tegak sampai 120 cm, bercabang, berbunga pada setiap
tunas daun. Daun berpasangan di bagian bawah batang dan berseling di bagian
atas. Bentuk daun oval dengan variasi ukuran 2-10 x 0,5-5 cm. Bunga rata pada
permukaan atas dengan 60-70 bunga, tangkai bunga 5-17 mm panjangnya.
Buah tipe achene oblong, berwarna hitam, berbulu 1,5-2 mm panjangnya.

(Paiman, 2020)

(Centella asiatica L.)

Nama Ilmiah : Centella asiatica L.


Nama Lokal : Pegagan
Famili : Apiaceae
Ciri Utama : tumbuh menjalar sampai 2,5 m, beraroma, dengan rhizom
pendek, berakar pada setiap ruasnya. Daun roset 2-10, berbentuk ginjal, agak
tebal remah, berbulu. Ukuran daun 1-7 x 1,5-9 cm. Bunga berkelamin
hermaprodit (bisexual), buah 2 x 1,5 mm, berkembang biak dengan biji atau
bagian vegetatifnya. Gulma ini tumbuh baik sampai ketinggian 0-2500 mdpl,
berbunga sepanjang tahun. Umumnya terdapat pada pertanaman padi sawah
tadah hujan.

(Paiman, 2020)

(Cyperus rotundus L.)

Nama Ilmiah : Cyperus rotundus L.


Nama Lokal :Rumput Teki
Famili : Cyperaceae
Ciri Utama : Gulma Cyperus. rotundus tumbuh sampai ketinggian tajuk 15-30
cm atau lebih tergantung ketersediaan sinar matahari. Daun daun roset, linier,
sekitar 1,5 cm lebar dengan 5-15 cm panjang, bervariasi tergantung
lingkungannya. Sementara bagian di bawah permukaan tanah, berupa akar,
rhizom, dan umbi. Bunga sederhana, kemerahan, dan didukung kelopak bunga
yang komplek. Buahnya adalah achene.

(Paiman, 2020)
(Scirpus maritimus L)

Nama Ilmiah : Scirpus maritimus L.


Nama Lokal : wlingi
Famili : Cyperaceae
Ciri Utama : Gulma ini membentuk umbi di dalam tanah, dengan masing-
masing ada sekitar 5 bakal tunas yang akan berkecambah apabila kondisi
lembab dengan 3-5 hari kemudian. Dan 3-5 minggu kemudian ujung-ujung
rhizomnya yang tumbuh akan segera membentuk umbi muda dari umbi
induknya, sehingga dalam waktu minggu kelima sudah terbentuk 22 umbi dari
setiap tajuk. Pada saat tajuk mulai tua dan mati, tertinggal umbi yang dorman,
sementara yang tidak dorman akan ikut mati.

(Paiman, 2020)
(Cyperus kyllingia L )
Nama Ilmiah : Cyperus kyllingia L
Nama Lokal : Udel-Udelan
Famili : Cyperaceae
Ciri Utama : Cyperus kyllingia L. termasuk family Cyperaceae. Teki-tekian,
tegak hingga 55 cm, berimbang, tidak berumbi dan termasuk gulma tahunan.
Daun berbentuk garis dan kaku, pada pangkal batangnya berwarna kemerahan.
Pembungaan berbentuk bongkol, terdapat diujung, berwarna putih.
Berkembangbiak dengan biji dan rimpang, tumbuh ditempat terbuka atau agak
terlindung hingga 1.300 m dpl.

(M. R. Uluputty, 2014)


(Imperata cylindrica)

Nama Ilmiah : Imperata cylindrica


Nama Lokal : Alang-Aalang
Famili : Cyperaceae
Ciri Utama : Daun yang masih muda berwarna hijau, sedangkan daun yang
lebih tua berwarna oranye-coklat. Alang-alang dapat tumbuh hingga
membentuk tandan yang tipis atau padat. Setiap tandan berisi beberapa daun
yang tumbuh dari permukaan tanah, bagian pinggir daun datar dan bergerigi,
dengan pelepah putih menonjol di bagian tengah, tinggi daun dapat mencapai 2-
6 kaki, bunga dari alang-alang berwarna putih dan berbentuk seperti bulu.
Rimpang alang- alang berwarna putih, tersegmentasi (memiliki simpul), dan
ada yang bercabang, ujung rimpang tajam dan bisa menembus akar tanaman
lainnya.

(Paiman, 2020)

(Eleusine indica L)

Nama Ilmiah : Eleusine indica L


Nama Lokal : Rumput Belulang
Famili : Poaceae
Ciri Utama : Gulma ini adalah gulma semusim dengan daun berbentuk pita,
membentuk rumpun yang rapat agak melebar dan rendah. Perakarannya tidak
dalam tetapi lebat dan kuat menjangkar tanah sehingga sukar untuk
mencabutnya. Berkembang biak terutama dengan biji, bijinya banyak dan kecil
serta mudah terbawa. Tumbuhan ini berbunga sepanjang tahun dan tiap
tanamannya dapat menghasilkan hingga 140.000 biji tiap musimnya.

(Razak, A. 2018)
(Axonopus compressus)

Nama Ilmiah : Axonopus compressus


Nama Lokal : Rumput Pahit
Famili : Poaceae
Ciri Utama :Axonopus compressus termasuk gulma tahuanan, berkembang
biak secara vegetatif dengan stolon dan generatif dengan biji. Gulma Axonopus
compressus tumbuh baik di daerah yang kering, agak lembab tapi tidak basah,
biasanya tumbuh di lahan perkebunan karet, kelapa sawit, dan juga di pinggir
jalan. Gulma Axonopus compressus dapat tumbuh di daerah tropis dan sub
tropis.

(Sriyani et al, 2014 dalam Utami, 2020)


IV. KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Gulma adalah tumbuhan yang keberadaanya tidak diinginkan oleh petani
karena dapat merugikan kegiatan budidaya tanaman.
2. Berdasarkan sifat morfologinya gulma dibedakan menjadi gulma berdaun
sempit, gulma berdaun lebar, dan gulma teki.
3. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara
langsung dan tidak langsung. Pengendalian secara langsung meliputi
penyiangan, mekanis dan herbisida, sedangkan pengendalian tidak langsung
meliputi pengolahan tanah dan teknik budidaya
DAFTAR PUSTAKA

Adli, A., S. 2014. Karakterisasi Ekstrak di Indonesia. UIN SYARIF


HIDAYATULLAH. Jakarta.

Barus, Emanuel. 2003. Pengendalian Gulma Perkebunan. Kanisius, Yogyakarta.

Moenandir, J. 2013. Ilmu Gulma. UB Press. Malang.

Paiman. 2020. Gulma Tanaman Pangan. UPY Press. Yogyakarta.

Razak, A. 2018. Survey Rumput Belulang (Eleusine indica L)Resisten Glifosat


pada Lahan Jagung di Provinsi Sumatra Utara, Lampung, dan Nangroe
Aceh Darussalam. Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara. Medan.

Sembodo, D. 2010. Gulma dan Pengelolaannya. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Suryaningsih, Y. 2018. PKM Upaya pengendalian gulma tanaman padi berbasis


teknologi pada kelompok tani Desa Semiring. Jurnal Pengabdian vol 2 no
1

Tanasale, V. 2010. Komunitas Gulma Pada Pertanaman Gandaria Belum


Menghasilkan dan Menghasilkan Pada Keringgian Tempat Yang Berbeda.
UGM, Yogyakarta.

Uluputty, M., R. 2014. Gulma utama pada tanaman terung di Desa Wanakarta
Kecamatan Waeapo Kabupaten Buru. Jurnal Agrologia, Vol. 3, No. 1, Hal.
37-43.

Utami, S., Murningsih., Fuad, M. 2020. Keanekaragaman dan Dominansi Jenis


Tumbuhan Gulma Pada Perkebunan Kopi di Hutan Wisata Nglimut Kendal
Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Lingungan Vol 18 (2) :411-416.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai