Anda di halaman 1dari 6

Pengelompokan Gulma

A. Teki
1. Cyperus Rotundus

Rumput teki dengan nama ilmiah Cyperus rotundus Linn merupakan gulma
pertanian yang biasa dijumpai pada lahan terbuka. Tumbuhan tersebut dapat tumbuh
secara alami di daerah tropis maupun subtropis, dataran rendah dengan ketinggian
1000m di atas permukaan laut. Selain itu, juga dapat tumbuh di lahan pertanian yang
tidak terlalu kering, lading, dan kebun. Rimpang tumbuhan tersebut berkembang ke
atas dan mencapai permukaan tanah membentuk struktur berdiameter 2-25 mm yang
menghasilkan tunas. Jumlah teki yang terdapat dalam luas tanah 40 x 40 cm (pada
foto) adalah sekitar 10 jenis.
Tumbuhan rumput teki mempunyai ciri morfologi yaitu akar serabut, batang
memiliki ketinggian sekitar 25 cm, daun umumnya dalam peringkat tiga, bunganya
majemuk, berukuran kecil, berarna coklat, mempunyai benang sari tiga helai, tangkai
putik bercabang tiga , dan umbi bulat telur berwarna kehitaman. Secara tradisional,
msayarakat di berbagai daerah banyak memanfaatkan umbu (tuber) dari rumput teki
sebagai obat, terutama kandungan minyak atsirinya yang telah diteliti sebelumnya
mempunyai khasiat yang banyak untuk kesehatan.

Pengelompokan berdasarkan morfologi gulma diklelompokkan menjadi tiga


golongan yaitu golongan rumput-rumputan, golongan teki-tekian, dan golongan
gulma daun lebar. Cyperus Rotundus termasuk gulma teki-tekian (sedges), ciri khas
dari kelompok teki adalah batangnya berbentuk segitiga dan pada sebagian besar
sistem perakarannya terdiri dari akar rimpang dan umbi (tuber). Sedangkan
penglompokkan berdasarkan habitat, tanaman ini termasuk gulma sawah. Cyperus
Rotundus termasuk ke dalam pengelompokkan bentuk daun gulma berdaun sempit.
Perkembangbiakan teki termasuk ke dalam tuber (umbi). Pada beberapa bagian umbi
tersebut terdapat titik (mata) yang pada saatnya nanti bisa muncul atau keluar tunas
yang merupakan individu baru dari gulma tersebut.

Tumbuhan teki ini berpotensi sebagai gulma adalah rumput teki tumbuh di
sekitaran tanaman budi daya, dimana gulma sendiri meurpakan tumbuhan yang
kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena menurunkan hasil yang
bisa dicapai oleh tanaman produksi dan juga menjadi sarang hama dan
penyakit.Sebab itu rumput teki termasuk berpotensi gulma karena pertumbuhannya
yang berlangsung cepat sehingga dapat menyebabkan penurunan hasil produksi
tanaman utama.
B. Rumputan

1. Eleusin Indica

Rumput belulang (Eleusin indica) adalah sejenis tumbuhan yang tumbuh liar
di sekitar tanaman utama ataupun di lahan yang kosong. Tumbuhan ini termasuk ke
dalam suku poaceae yaitu suku rumput-rumputan. Tumput ini bisa hidup di atas
ketinggian 2000 mdpl. Tanaman rumput belulanh memiliki siklus tahunan. Ketika
rumput belulang tumbuh hingga 30 hari akan mengeluarkan bunga serta daunnya
akan lebih rapat dan hidup berumpun. Rumput belulang berkembang biak secara
alami menggunakan biji dimana rumput ini memiliki 140 biji. Hal ini menjadikan
rumput belulang bisa tumbuh secara lebih cepat. Jumlah tumbuhan rumput belulang
dalam ukuran 40x40 cm (pada foto) adalah sekitar 10 jenis.
Pengelompokan rumput belulang berdasarkan morfologi daun, Eleusin indica
termasuk gulma rumput-rumptan (grasses), yaitu semua tumbuhan gulma yang
berasal dari keluarga Gramineae. Gulma ini ukurannya bervariasi, tumbuh bisa tegak
maupun menjalar, hidup semusim atau tahunan. Secara umum, posisi daun rumput ini
akan memeluk batang, berbentuk pita, memiliki dua baris, lebar 1 cm, dan
panjangnya mencapai 10-20 cm. Bagian daun rumput belulang bisa digunakan
sebagai obat herbal, dimana rebusan dari daun rumput tersebut akan membantu
menurunkan penyakit hipertensi.

Sedangkan penglompokkan berdasarkan habitat, tanaman ini termasuk gulma


sawah. Eleusin Indica termasuk ke dalam pengelompokkan bentuk daun gulma
berdaun sempit. Tumbuhan ini mempunyai bentuk daun sempit dan memanjang,
umumnya mempunyai lintasan C4, nervatio (pertulangan daun) linearis atau garis-
garis seperti pita, jarum, garis, dll. Selain itu, tumbuhan ini lebih mudah ditemukan di
beberapa tempat yang basah seperti sawah. Perkembangbiakan teki termasuk ke
dalam tuber (umbi). Pada beberapa bagian umbi tersebut terdapat titik (mata) yang
pada saatnya nanti bisa muncul atau keluar tunas yang merupakan individu baru dari
gulma tersebut.

Rumput belulang dapat dikatakan berpotensi sebagai gulma karena mampu


berkembangbiak denga cepat dan tumbuh liar pada area pertanian dan perkarangan
rumah. Tanaman dianggap sebagai gulma karena memang sulit ditangani. Rumput ini
dikenal sebagai gulma yang sulit diatasi, untuk menangani gumla ini dapat digunakan
dua cara yaitu dengan menggunakan pembasmi kimia dan alami. Tanaman ini juga
dikatakan sebagai gulma karena hidup didekat tanaman utama yang dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman utama.
C. Gulma
1. Ageratum Conyzoides

Babadotan merupakan tanaman yang tumbuh liar baik di tepi jalan, tanah
lapang maupun halaman rumah. Babadotan dikenal sebagai tanaman gulma karena
belum banyak diketahui manfaat klinisnya oleh masyarakat. Babadotan merupakan
tumbuhan herbal yang memiliki tinggi mencapai 1,2 meter dan tegak dengan ciri
daun yang tunggal, letak berhadapan pada daun di bagian pangkal atau berseling pada
daun yang terletak di bagian atas. Bunga sari di dalam tabung mahkota. Memiliki biji
kecil kehitaman dengan akar tunggang, bercabang, dan berwarna putih kotor. Jumlah
jenis Ageratum conyzoides L. Jumlah tanaman Ageratum Conyzoides yang terdapat
dalam 40 x 40 cm (pada foto) yaitu sekitar 8 jenis.

Pengelompokan berdasarkan morfologi babadotan termasuk gulma berdaun


lebar (broad leaf weed), kelompok ini terdiri dari gulma yang berdaun lebar (luas)
yang umumnya terdiri dari kelas Dicotyledoneae, pertulangan daun umumnya
menyirip. Sedangkan penglompokkan berdasarkan habitat, babadotan termasuk
gulma kebun. Ageratum conyzoides termasuk kedalam pengelompokkan bentuk daun
gulma berdaun lebar. Tumbuhan ini mempunyai bentuk daun yang lebar dan luas
umumnya mempunyai lintasan C3, nervatio (pertulangan daun) menyirip, bentuk
helaian membulat, oval, lonjong, segitiga bentuk ginjal, dll. Babadotan berkembang
biak dengan cara biji atau dikotil. Perkembangbiakan babadotan sangat cepat
sedikitnya 2 bulan babadotan sudah mulai berkembang biak dan siklus hidup gulma
babadotan bisa mencapai tahunan.

Selain dikenal sebagai gulma, babadotan dapat dipercaya sebagai obat. Daun
tanaman ini dapat digunakan sebagai penyembuh luka, antipiretik, analgesik,
antimikroba, anyiinflamasi, antitumor, dan antioksidan. Tumbuhan Ageratum
conyzoides ini juga berpotensi sebagai gulma seperti teki dan rumput belulang.
Ageratum conyzoides tumbuh di sekitaran tanaman budi daya, dimana gulma sendiri
meurpakan tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian
karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi dan juga menjadi
sarang hama dan penyakit serta pertumbuhannya yang sangat cepat.

Anda mungkin juga menyukai