2337- 6597
Vol.2, No.2 : 726- 734 , Maret 2014
ABSTRACT
Researech on title test of efectivity nuclear polyhedrosis virus on controlling corn borer
Ostrina furnacalis Guenee (Lepidoptera:Pyralidae) on some instar in the laboratory. The research
aim to know the concentrate of NPV on some instar of corn borer controlling in the laboratory.
This research used randomized complete design factorial with two factor, i.e. instar of larva (3, 4
and 5) and dose of NPV (0, 1000, 2000, and 3000 ppm) with three replications. The results showed
that the highest percentage of mortality was 86,08% (virus dose 3000 ppm) and the lowest was
7,52% (control) .
ABSTRAK
Penelitian berjudul uji efektivitas nuclear polyhedrosis virus terhadap pengendalian hama
penggerek batang jagung Ostrinia furnacalis Guenee (Lepidoptera:Pyralidae) ada berbagai instar di
laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi NPV dalam pengendalian
hama penggerek batang jagung pada berbagai instar di laboratorium. Penelitian menggunakan
rancangan acak lengkap faktorial terdiri dari stadia larva (instar 3, 4 dan 5), dan dosis NPV (0,
1000, 2000 dan 3000 ppm) dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase
mortalitas tertinggi (86,08 %) terdapat pada perlakuan dosis virus 3000 ppm dan terendah (7,52%)
pada perlakuan kontrol.
adalah suatu metode dalam pengelolaan atau (dengan musuh alami). Pengendalian ini
pengendalian hama menggunakan berbagai dilakukan dengan strategi dan taktik PHT
kombinasi teknik yang diketahui dengan harus pula berdasarkan pada kondisi ekologi,
tujuan mengurangi tingkat populasi dan status ekonomi dan sosial. Strategi dan taktik PHT
726
Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.2, No.2 : 726- 734 , Maret 2014
Beberapa cara dapat digunakan untuk furnacalis, merupakan hama utama pada
menanggulangi serangan hama, antara lain tanaman jagung yang menyerang daun dan
predator dan microbial agents atau patogen larva pada batang adalah ditandai dengan
serangga). Beberapa patogen serangga (jamur, adanya kotoran berupa serbuk yang keluar
bakteri, virus dan nematoda) telah digunakan dari liang gerekan. Serangan yang berat
untuk mengendalikan ulat grayak pada menyebabkan batang patah sehingga aliran
tanaman kedelai, tembakau dan kapas. makanan terhambat. Kehilangan hasil jagung
Beberapa keuntungan pengendalian hama oleh infestasi hama ini berkisar antara 20 –
dengan menggunakan agens hayati seperti 80%. Di Sulawesi Selatan hama ini banyak
dalam Hall (1973) antara lain: 1) patogen Gowa, Sidrap, Wajo dan Luwu. Serangan
serangga relative aman bagi lingkungan; hama penggerek batang jagung mulai muncul
2) sebagian besar patogen tingkat pada tanaman jagung sejak tanaman bermur
spesifikasinya relatif tinggi sehingga 3-4 minggu dan berakhir sampai masaknya
relatif lebih murah dibandingkan insektisida adalah ditemukannya satu kelompok telur
727
Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.2, No.2 : 726- 734 , Maret 2014
Nuclear polyhedrosis virus (NPV) Fakultas Pertanian, USU. Pada bulan Mei.
merupakan salah satu jenis virus patogen Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
yang membunuh beberapa jenis serangga antara lain hama penggerek batang jagung
hama, antara lain ulat grayak dan ulat Ostrinia furnacalis, serbuk NPV yang
pemakan polong kedelai. NPV untuk ulat diperoleh dari Balai Penelitian Tebu dan
grayak disebut SlNPV (Borrelinavirus litura) Tembakau Deli (BPTD) Sampali, Medan,
dan untuk pemakan polong disebut HaNPV PTPN II, batang jagung, kertas stensil dan
(B. heliothis). Hasil percobaan laboratorium kain muslin. Alat yang digunakan dalam
menunjukkan bahwa NPV memiliki potensi penelitian ini antara lain stoples, handsprayer,
biotik tinggi, ditunjukkan oleh tingkat timbangan digital, gelas ukur, batang
populasi). LC SlNPV untuk ulat grayak rancangan acak lengkap (RAL) faktorial
adalah 5,4 x 103 polyhedra inclusion bodies dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor 1 :
(PIBs)/ml, sedangkan untuk ulat pemakan Konsentrasi NPV dengan 4 taraf, terdiri dari
polong 6 x 103 PIBs/ml (Arifin, 2006). V0 = 0 (kontrol) ppm, V1 = 1000 ppm (1 gr/
Penelitian ini bertujuan untuk 1 liter), V2 = 2000 ppm (2 gr/ 1 liter), dan V3
mendapatkan konsentrasi NPV dalam = 3000 ppm (3 gr/ 1 liter). Faktor 2 : Instar
pengendalian hama penggerek batang jagung larva dengan 3 taraf, terdiri dari L1 = instar 3,
728
Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.2, No.2 : 726- 734 , Maret 2014
dalam penelitian ini adalah mortalitas larva serangan yang dilakukan dengan melihat
hamparan kebun jagung Desa Namu Terasi, Berdasarkan hasil sidik ragam
dilakukan pembuatan suspensi virus npv beberapa dosis NPV berpengaruh nyata
dengan dosis yang telah ditentukan yatitu terhadap persentase mortalitas pada 2-10
1000 ppm, 2000 ppm, dan 3000 ppm. HSA. Perlakuan instar larva dan interaksi
Selanjutnya dilakukan aplikasi dengan cara keduanya bepengaruh tidak nyata terhadap
Adapun peubah amatan yang diamati adalah 1-10 hari setelah aplikasi dapat dilihat pada
Tabel 1. Rataan Persentase Mortalitas O. furnacalis Guenee untuk setiap perlakuan pada 10 kali
pengamatan
V0 4.05 4.05b 7.52b 7.52b 4.05b 5.75b 7.52b 7.52b 7.52b 7.52b
V1 7.52 13.60b 20.54b 29.64a 36.57a 47.84a 52.16a 60.41a 70.41a 82.16a
V2 7.52 14.46ab 17.93b 27.02a 40.90a 40.90a 52.61a 66.08a 68.25a 80.00a
V3 13.15 33.51a 41.34a 43.51a 52.16a 58.52a 68.25a 76.08a 80.00a 86.08a
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata
pada taraf 5% menurut Uji Jarak Duncan.
(86.08%) terdapat pada perlakuan pemberian efektif dibandingkan dengan perlakuan lain
dosis V3 (3000 ppm) dan terendah karena pada perlakuan terserbut semakin
terdapat pada perlakuan V0 (kontrol). Hal ini tinggi dosis virus maka semakin tinggi tingkat
729
Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.2, No.2 : 726- 734 , Maret 2014
kematian larva. Hal ini disebabkan banyaknya yang disebabkan NPV yang ditularkan
polyhedral virus yang tertelan oleh larva. Hal melalui kontaminasi pada makanan larva
ini sesuai dengan literatur Aizawa (1977 dimana NPV yang masuk kedalam saluran
dalam Rimadhani, et. al 2013) bahwa aplikasi pencernaan bagian tengah larva dan
virus semakin tinggi konsentrasinya akan memperbanyak diri didalam inti sel inangnya
mengakibatkan makin banyaknya polyhedral dan mulai menginfeksi inti sel inangnya. Hal
virus yang tertelan dan makin banyak jaringan ini sesuai dengan literatur Samsudin (2011)
larva yang terinfeksi virus sehingga akan NPV menyerang saluran tengah (mesenteron),
pada konsentrasi virus yang rendah akan menyerang sel sel dari organ tubuh yang lain
memperpanjang periode laten bagi virus Proses infeksi primer terjadi karena pada
Dari hasil sidik ragam terdapat tingkat akan terdegradasi dan virion lepas dari
perlakuan instar larva L1 (instar 3) dan Dari hasil sidik ragam didapat tingkat
terendah (62,30%) pada perlakuan instar larva mortalitas larva telah mencapai 52.16% pada
L3 (Instar 5). Ini menunjukkan bahwa instar 3 5 HSA. NPV sangat cepat membunuh
lebih peka terhadap perlakuan dengan NPV inangnya karena bersifat spesifik dalam
dibandingkan dengan instar 5. Hal ini membunuh inangnya. Hal ini sesuai dengan
disebabkan karena pada larva instar 5 telah literatur Laoh, et. al (2013) yang menyatakan
mengalami masa prapupa. sehingga larva NPV bersifat efektif, selektif, dan spesifik
kurang peka terhadap perlakuan virus NPV. untuk hama-hama yang telah resisten
mencapai 86,08%. kematian O. furnacalis dengan pemberian beberapa dosis virus NPV
730
Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.2, No.2 : 726- 734 , Maret 2014
Gambar 1. Hubungan persentase mortalitas pada beberapa dosis NPV pada 1-10 HSA
Grafik hubungan persentase mortalitas pada beberapa instar larva pada 1-10HSA dapat
Gambar 2. Hubungan persentase mortalitas pada beberapa instar larva pada 1-10 HSA
731
Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.2, No.2 : 726- 734 , Maret 2014
persentase mortalitas tertinggi ditunjukkan aktif. Hal ini sesuai dengan literatur Tanada
pada L1 (instar 3) dan terendah pada L3 dan Kaya (1993 dalam Nurhaedah, 2009)
(instar 5) pada 1-10 HSA. yang menyatakan larva yang terinfeksi NPV
Gejala Serangan Virus NPV (Nuclear menjadi kurang aktif dan selera makan yang
Polyhedrosis Virus)
berkurang.
Dari hasil pengamatan gejala serangan
Gejala serangan NPV yang terlihat
larva yang terinfeksi NPV ditandai dengan
sangat nyata yaitu perubahan warna pada
kurang aktifnya larva O.furnacalis. Larva
larva yaitu berwarna coklat kehitaman
O.furnacalis yang sebelum terinfeksi NPV
hampir seperti kelihatan gosong (a)
gerakannya sangat aktif. Tetapi setelah
sedangkan larva yang tidak
terinfeksi oleh virus warna tubuh larva masih berwarna krem (b) gambar berikut:
(a) (b)
Kulit larva yang terinfeksi virus mudah pecah bila tesentuh dan perubahan
menjadi sangat rapuh dan menjadi lunak hal warna yang terjadi yaitu berwarna coklat
yang menyatakan kulit larva yang terinfeksi Perubahan yang terjadi karena virus
virus sangat rapuh sehingga tubuh larva akan NPV yang terdapat pada larva O. furnacalis
732
Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.2, No.2 : 726- 734 , Maret 2014
yang disebabkan oleh virion-virion yang serangan visual yang diakibatkan oleh virus
terjadi pada infeksi primer dan skunder yang npv berubahnya warna tubuh larva menjadi
dilakukan oleh npv pada tubuh larva O. coklat kehitaman dan kondisi tubuh larva
mesenteron badan inklusi akan terdegradasi Abdullah, T dan A. Rauf, 2011. Karakteristik
Populasi dan Serangan Penggerek
dan virion-virion lepas dari selubung protein Jagung Asia, Ostrinia Furnacalis
(Lepidoptera: Pyralidae), dan
kemudian pada infeksi sekunder virion yang Hubungan dengan Kehilangan Hasil.
J. Fitomedika. 7(3). hal : 1.
baru akan menginfeksi seluruh sel jaringan
Arifin, M. 2006. Kompatibilitas SlNPV
serangga. Larva akan mati setelah sebagian dengan HaNPV dalam
PengendalianUlat Grayak dan Ulat
besar jaringan tubuhnya terinfeksi NPV. Pemakan Polong Kedelai. J.
Penelitian Pertanian Tanaman
Pangan 25(1).
mortalitas, dengan mortalitas tertinggi pada Laoh, J. H., F. Puspita dan Hendra., 2003.
Kerentanan Larva Spodoptera litura
V3 yaitu 86, 08% dan terendah pada V0 F. terhadap Virus Nuklear
Polyhedrosis. J. Natur Indonesia 5(2):
yaitu 7,52%. Perlakuan instar larva 145-151.
berpengaruh tidak nyata terhadap persentase Nurhaedah, M. 2009. Pengaruh Pakan Pada
Resistensi Ulat Sutera (Bombyx mori
mortalitas, namun terdapat kecendrungan L1 L.) Terhadap Penyakit Grasserie.
Tesis. Institut Pertanian Bogor.
lebih peka terhadap NPV dibandingkan
Rimadhani, A. D., D. Bakti., dan M. C.
dengan L2 dan L3. Interaksi aplikasi NPV Tobing, 2013. Virulensi Nuclear
Polyhedrosis Virus (NPV) Terhadap
dan instar larva berpengaruh tidak nyata Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)
(Lepidoptera : Nocudae) Pada
733
Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.2, No.2 : 726- 734 , Maret 2014
734