Anda di halaman 1dari 9

Sistematika

Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Euphorbia
Spesies : Euphorbia hirta L.

Botani Tanaman
Akar Patikan kebo sistem perakarannya tunggang. Akar Patikan kebo
memiliki banyak cabang- cabang akar. Memiliki banyak rambut-rambut atau
bulu-bulu halus. Memiliki tudung akar atau kaliptera.Berwarna kecoklatan.
Batang Patikan kebo memiliki ruas-ruas. Berbentuk bulat silinder.
Memiliki warna merah sedikit keunug-unguan. Memiliki bulu-bulu halus
diseluruh permukaannya. Pangkal batang tumbuh ke atas. Percabangan batang
selalu mengarah keluar.
Daun Patikan kebo memiliki ukuran kecil. Daun menempel di buku-buku
batangnya. Termasuk kedalam golongan daun tunggal dengan duduk daun saling
berseberangan satu daun dengan daun lainnya. Panjang daun berkisar antara 0.5-5
cm. Warna daunya hijau bercak ungu.
Bunga patikan kebo memiliki ukuran yang kecil dan memiliki jumlah yang
banyak. Tergolong kedalam bunga majemuk. jika diperhatikan secara cermat
tampak bahwa bunga betina di kelilingi oleh beberapa bunga jantan. Warna
bunganya hijau keungu unguan.
Buah Patikan kebo memiliki bentuk seperti kapsul. Memiliki 3 tonjololan
bulat. Ditumbuhi rambut-rambut halus atau bulu-bulu halus. Buah patikan kebo
tumbuh bersama dengan bunganya yang muncul di ketiak daun sama seperti
daunnya.
Biji Patikan memiliki warna kecoklat-coklatan. Berbentuk bulat. Tidak
memiliki rambut-rambut atau bulu-bulu halus diseluruh permukaan bijinya.
Digunakan sebagai alat perkembang biakan tanaman itu sendiri. Berwarna merah
kecoklatan.

Pengendalian
 Pengendalian dilakukan secara mekanik dengan cara dicabut
 Secara kimiawi dengan menggunakan 2,5 lb MSMA + 5 lb Sodium
Chlorate dalam 4 gallon air dengan penyemprotan dilakukan setiap lima
minggu.

Daftar Pustaka
Nasution, U. 1989. Gulma dan Pengendaliannya di
Perkebunan Karet Sumatera dan Aceh. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
Tanjung Morawa (P4TM), Tanjung Morawa. Diperiksa Oleh
Sukman, Yernelis. 2002. Gulma dan Teknik Asisten Korektor
Pengendaliannya. Rajawali Press, Jakarta.
Steenis, C. G. G. J. Van. 2003. Flora. Pradnya
Pramitha, Jakarta. (Muhammad Fitrah Hanif)
NIM. 130301098
Sistematika
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Asterales
Family : Asteraceae
Genus : Ageratum
Spesies : Ageratum conyzoides L.

Botani Tanaman
Akar Babandotan (Ageratum conyzoides L.) merupakan sistem perakaran
tunggang. Akar babandotan memiliki panyak percabangan. Akar babandotan
memliki warna coklat keputih-putihan. Akar babandotan keluar dari pangkal
batang yang tegak dan kadang terbaring.
Batang Babandotan (Ageratum conyzoides L.) tumbuh tegak, buku-
bukunya dan permukaan bagian batang yang lebih muda ditumbuhi rambut halus
(sebagian rambutnya getas), tingginya berkisar dari 25-50 cm.
Daun Babandotan (Ageratum Ageratum conyzoides L m conyzoides
L.) berbangun daun bulat telur, segitiga-bulat telur atau belah ketupat telur,
ukuran helai daun panjangnya 2-10 cm dan lebarnya 0,5-5 cm, berambut halus,
tepi daun bergigi atau berombak.
Bunga Babandotan (Ageratum conyzoides L.) merupakan kelompok
kepala bunga. Dalam satu kelompok terdiri dari tiga atau empat kepala bunga.
Terdiri dari 60-75 bunga yang tersusun dalam daun pembalut, bentuknya
menyerupai mangkok, mahkota lima berwarna putih atau lembayung.
Buah Babandotan (Ageratum conyzoides L.) termasuk ke dalam buah
keras. Buah babandotan berbentuk persegi lima yang runcing. Buah babandotan
memiliki rambut sisik berwarna putih dan bentuknya kecil. Buah babandotan
memiliki warna hitam/berwarna hitam. Buah babandotan panjangnya sekitar 2-3,5
mm.
Biji Babandotan (Ageratum conyzoides L.) berukuran kecil, biji
babandotan memiliki lima papus atau merupakan bulu pada puncaknya. Biji
babandotan berbentuk bulat kecil agak lonjong Biji babandotan memiliki warna
kehitam-hitaman.

Pengendalian
 Metode mekanis adalah dengan mencabut atau membabat.
 Metode fisis dengan membakar gulma
 Melalui metode kimia dengan herbisida, misalnya : glyphosate, dalapon,
dll.
 Cara kultur teknik dalam pengendalian gulma ini yaitu dengan
memanfaatkan areal pertanaman yang terbuka untuk menanam jenis
tanaman sela

Daftar Pustaka
Diperiksa Oleh
Steenis, C. G. G. J. Van. 2003. Flora. Cet. 9. PT
Asisten Korektor
Pradnya Paramitha, Jakarta.
Tjitrosoepomo, G. 2001. Morfologi Tumbuhan.
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
(Muhammad Fitrah Hanif)
NIM. 130301098
Sistematika
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Cyperales
Family : Cyperaceae
Genus : Kyllinga
Spesies : Kyllinga monocephala

Botani Tanaman
Akar Teki udel-udelan merupakan rimpang pendek yang beruas-ruas
teratur. Memiliki
memiliki percabangan yang merayap. Rimpang yang dimiliki udel-udelan ini
berwarna merah.
Batang Teki udel-udelan (Kyllinga monocephala ) memiliki bentuk
persegitiga yang tajam dengan tinggi batang 0,1-0,5 m. Warna pada batang udel-
udelan kerap kali berwarna hijau dan biasanya batang udel-udelan tidak
melakukan percabangan.
Daun Teki udel-udelan (Kyllinga monocephala) memiliki panjang 2-4 cm
dengan bentuk garis sempit. Lebar daun udel-udelan ini 2-4
mm, dan juga terdapat daun pembalut yang menutupi pelepah dan bongkol
semu yang berbentuk kerucut.
Bunga Teki udel-udelan (Kyllinga monocephala) berbentuk bulat yang
berwarna putih. Bunga udel-udelanini biasanya duduk di ujung pucuk pangkal dan
terdapat banyak bulir.
Bulir Teki udel-udelan (Kyllinga monocephala) berbentuk bulat telur
dengan panjang 3-3,5 mm dan berwarna coklat muda serta berjerawat halus.
Buahnya ini terletak di tengah-tengah daun dan bunga.

Pengendalian
 Pengendalian secara Biologis. Pada dasarnya, prinsip kerja mengendalikan
gulma secara biologis dilakukan dengan memanfaatkan agen pengendali
berupa organisme.
 Pengendalian secara Mekanis. Hal ini mencakup upaya-upaya untuk
mencabut dan membabat tanaman gulma sehingga area perkebunan
menjadi bersih.
 Pengendalian secara Kimiawi. Secara kimiawi, pengendalian udel-udelan
dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan kimia tertentu. Bahan yang
paling sering diterapkan tidak lain adalah herbisida.

Daftar Pustaka
Steenis, C. G. G. J. Van. 2003. Flora. Cet. 9. PT Pradnya Paramitha, Jakarta.
Tjitrosoepomo, G. 2001. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Diperiksa Oleh
Asisten Korektor

(Muhammad Fitrah Hanif)


NIM. 130301098
Sistematika
Kigdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Familia : Asteraceae
Genus : Chromolaena
Spesies : Chromolaena odorata L.

Botani Tanaman
Memiliki sususnan akar berupa akar tunggang, besar dan dalam. Akar
tunggang tersebut adalah akar tunggang bercabang. Akar ini berbentuk kerucut
panjang, tumbuh lurus kebawah, dan bercabang. Warna akar kekuning-kuningan.
Memiliki struktur batang yaitu : Batang berbentuk bulat (teres). Arah
tumbuh batang tegak lurus (erectus). Pada permukaan batang terdapat rambut
(pilosus). Percabangan pada batang merupakan cara percabangan monopodial,
dimana batang pokok tampak lebih jelas karena lebih besar dan lebih panjang
(lebih cepat pertumbuhannya) dari pada cabang-cabangnya.Memiliki permukaan
berbulu atau berambut.
Daunnya berbentuk oval, bagian bawah lebih lebar, makin ke ujung
makin runcing. Panjang daun 6-10 cm dan lebarnya 3-6 cm. Tepi daun bergerigi,
menghadap ke pangkal. Letak daun juga berhadap-hadapan.
Memiliki struktur daun tidak lengkap . Karena hanya terdiri atas tangkai
dan helaian saja. Bentuk tulang-tulang daun yaitu mencapai tepi daun dan bentuk
susunan tulangnya yaitu daun bertulang melengkung. Jenis daun kirinyuh yaitu
daun majemuk menyirip genap. Dimana terdapat dua anak helaian daun yang
berpasang-pasangan di kanan-kiri ibu tangkai.
Setiap karangan bunga terdiri atas 20-35 bunga, warna bunga pada saat
muda kebiru-biruan, semakin tua menjadi coklat. Krinyu memiliki batang yang
tegak, berkayu, ditumbuhi rambut-rambut halus, bercorak garis-garis
membujur yang paralel, tingginya mencapai 100-200 cm, bercabang-cabang dan
susunan daun berhadapan.

Pengendalian
Pengendalian Chromolaena odorata dengan menggunakan pemakan gulma
dipilih mengingat gulma ini merupakan gulma introduksi. Di tempat asalnya
terlebih dahulu diuji beberapa spesies calon pemakan gulma. Calon pemakan
gulma yang lolos uji tersebut kemudian diintroduksi ke negara-negara tempat
sebaran Chromolaena odorata. Calon pemakan gulma yang pertama kali lolos
untuk disebarkan di Indonesia adalah ngengat Pareuchaetes pseudoinsulata Rego
Barros (Lepidoptera: Arctiidae).

Daftar Pustaka
Karindah, et al., 2011. Ketertarikan Anaxipha Diperiksa Oleh
longipennis Serville (Orthoptera: Gryllidae) Asisten Korektor
terhadap Beberapa Jenis Gulma di Sawah
sebagai Tempat Bertelur
Sistematika
Sembodo, D. R. J. 2010. Gulma dan Pengelolaanya. (Muhammad Fitrah Hanif)
Yogyakarta. Graha Ilmu NIM. 130301098
Sistematika
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Cyperales
Family : Cyperaceae
Genus : Commelina
Spesies : Cyperus rotundus L.

Botani Tanaman
Merupakan sistem perakaran serabut, memiliki banyak percabangan dan
akar rumput teki memiliki banyak anak cabang akar, akar rumput teki memiliki
rambut-rambut halus. Akar rumput teki tumbuh memanjang dan menyebar di
dalam tanah.
Batang tumbuh tegak, berbentuk segitiga, berongga kecil dan agak lunak,
tingginya 10-30 cm dan penampangnya 1-2 mm. Membentuk umbi di pangkal
batang, membentuk rimpang panang yang dapat membentuk tunas baru.
Daun Rumput teki(Cyperus rotundus L.) berbangun daun garis, licin, tidak
berambut, warna permukaan atas hijau tua sedangkan permukaan bawah hijau
muda, mempunyai parit yang membujur di bagian tengah, ujungnya agak runcing,
lebih pendek dari batang yang membawa bunga, lebarnya 2-6 mm.
Bunga Rumput teki(Cyperus rotundus L.) memiliki bulir longgar
terbentuk di ujung batang, braktea dua sampai empat, tidak rontok, panjangnya
lebih kurangnsama atau melebihi panjang perbungaan, bercabang utama tiga
sampai Sembilan yang menyebar, satu bulir berbunga sepuluh sampai empat
puluh.
Buah Rumput teki(Cyperus rotundus L.) berbentuk bulat telur berisi tiga,
panjangnya kurang lebih 1,5 mm, buah rumput teki memiliki warna coklat
kehitam-hitaman. Buah rumput teki tersusun berselang-seling sedikit bertumpang-
tindih dan merapat ke sumbu, buah rumput teki berbentuk bulat telur dan lepes.
Biji Rumput teki(Cyperus rotundus L.) terdiri dari sepuluh sampai empat
puluh buliran yang tersusun berselang-seling sedikit bertumpang-tindih dan
merapat ke sumbu, biji berbentuk bulat telur dan lepes, panjangnya kurang lebih 3
mm, berwarna coklat kemerah-merahan, benang sari dan putik tersembul keluar.

Pengendalian
 Secara biologis dilakukan dengan memanfaatkan agen pengendali berupa
organisme.
 Pengendalian secara Mekanis. Mencakup upaya-upaya untuk mencabut
dan membabat tanaman gulma sehingga area perkebunan menjadi bersih.
 Secara kimiawi, pengendalian rumput teki dilakukan dengan
menggunakan herbisida.
Daftar Pustaka
Nasution, U.1984.Gulma dan Pengendaliannya di Diperiksa Oleh
Perkebunan Karet Sumatera Utara dan Aceh. Asisten Korektor
Pusat penelitian & Perkebunan Tanjung
Morawa(P4Tm):Tanjung Morawa.
Sembodo, D. R. J. 2010. Gulma dan Pengelolaanya. ((Muhammad Fitrah Hanif)
Yogyakarta. Graha Ilmu NIM. 130301098
Sistematika
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Paspalum
Spesies : Paspalum conjugatum Berg.

Botani Tanaman
Akar serabut, dan memiliki rambut akar yang banyak. Dan akarnyasering
keluar dari buku-buku batang. Dan berbulu akar yang relatif banyak.
Batang padat, agak pipih, tingginya 20-75 cm, tidak berbulu, warnanya
hijau bercorak ungu, tumbuh tegak berumpun, membentuk geragih yang
bercabang-cabang. Pada tiap buku dari geragih dapat membentuk akar dan batang
baru. Geragih merupakan sarana perkembangbiakan secara vegetatif.
Helai daun berbentuk pita atau pita lanset ujungnya lancip,
berbulusepanjang tepinya dan permukaannya. Helai daun paling atas
seringrudimenter. Upih daun berwarna hijau atau bercorak ungu, berbentuk lunas
perahu yang sangat pipih, tepinya berbulu halus.
Pada bunga, tandan (rasemosa) hampir selalu tumbuh berhadapan disatu
titik (conjugate), jarang sekali terdapat tandan ketiga dibawahnya. Tandan mula-
mula tumbuh tegak dan rapat belakang-membelakangi, tetapi kemudianterpisah
satu sama lain, 3-15 cm panjangnya.
Buah berbentuk sumbuh sempit (1-1,25 mm), tidak berbulu, sisi belakang
berwarna hijau mengkilap, dibagian ujung menyempit dan menyaring.
Biji sangat kecil (1,75-2mm), berbentuk ellips lebar dengan ujung
yangtumpul, sepanjang sisinya terdapat bulu-bulu halus yang panjang,
warnanyahijau sangat pucat, bertangkai pendek 0,3-0,75 mm

Pengendalian
 Pengendalian mekanik yaitu pengendalian secara manual dengan cara
pembabatan atau pemangkasan pada gulma.
 Pengendalian biologi yaitu pengendalian gulma dengan menggunakan
organisme lain.
 Pengendalian gulma dengan cara kultur teknis dilakukan dengan
cara menanam tanaman penutup tanah seperti leguminosa.

Daftar Pustaka
Sembodo, D. R. J. 2010. Gulma dan Pengelolaanya. Yogyakarta. Graha Ilmu
Nasution, U.1984.Gulma dan Pengendaliannya di Perkebunan Karet Sumatera
Utara dan Aceh. Pusat penelitian & Perkebunan Tanjung
Morawa(P4Tm):Tanjung Morawa. Diperiksa Oleh
Asisten Korektor

(Muhammad Fitrah Hanif)


NIM. 130301098
Sistematika
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Graminales
Famili : Graminae
Genus : Eleusine
Spesies : Eleusine indica (L.) Gaertn.

Botani Tanaman
Akar rumput elulang (Eleusine indica (L.) Gaertn.) memiliki system
perakaran serabut. Akar rumput membentuk tali halus. Akar serabut yang kecil-
kecil memiliki percabangan yang sangat banyak, selain itu juga memiliki bulu
yang halus.
Batang membentuk rumpun yang kokoh dengan perakaran yang lebat.
Tumbuh tegak atau ada kalanya merambat. Membentuk cabang. Sering
membentuk akar pada buku terbawah. Tingginya 12-85 cm.
Daun memiliki helai daun panjang. Bentuk garis. Bagian pangkal tidak
menyempit. Ujungnya runcing atau tegak tumpul. Pada pangkalnya selalu terdapat
beberapa rambut panjang.
Bunga tegak atau condong ke samping. Dengan dua sampai tujuh bulir
yang tumbuh menjari (digitatus) pada ujung batang. Bulir lainnya (nol sampai
tujuh) tumbuh di bawah atau tersebar atau rapat satu sama lain. Sumbu bulir lurus
dan rata-rata 2,5-15 cm panjangnya. Muncul di ujung batang.
Buah berbentuk elips meruncing. Benang sarinya berwarna kekunung-
kuningan. Mempunyai rambut-rambut papus putih menyerupai perak. Buah sangat
ringan. Memiliki putik.
Biji berwarna putih. Biji berbentuk bulat seperti telur. Biji tidak keras. Biji
ringan. Biji tua berwarna kuning kecoklatan

Pengendalian
 Pengendalian secara mekanik, yaitu dilakukan dengan penyiangan
sebelum gulma ini membentu biji. Cara ini agak sulit karena perakarannya
kuat dan pertumbuhannya cepat.
 Pengendalian secara kimiawi, yaitu dengan penyemprotan herbisida pra
tanam keturunan urea (diuron, linoron)

Daftar Pustaka
Kementrian Pertanian Republik Indonesia (Kementan). 2011. Pestisida Pertanian
dan Kehutanan Tahun 2011. Koperasi Bina Sarana Pertanian. Jakarta.
Tjitrosoedirjo, S., I. H. Utomo, dan J. Wiroatmodjo. 1984. Pengelolaan Gulma di
Perkebunan. Gramedia. Jakarta. Diperiksa Oleh
Asisten Korektor

(Muhammad Fitrah Hanif)


NIM. 130301098
Sistematika
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Filicopsida
Ordo : Polypodiales
Family : Dryopteridaceae
Genus : Arachniodes
Spesies : Arachniodes aristata L.

Botani Tanaman
Akar pada pakis Arachniodes aristata memiliki bentuk akar serabut yang
berwarna coklat menyerupai tanah. Akar digunakan sebagai penguat tanaman,
sebagai pengangkut air dan unsur hara dari tanah ke seluruh bagian tanaman.
Batang pada tumbuhan Pakis Arachniodes aristata ini tegak tidak berkayu,
berwarna hijau gelap, bersisik, berbentuk bulat pipih, kadang-kadang panjangnya
bisa mencapai lebih dari 50 cm pada daun fertile. pada satu batang duduk daun
mencapai 5-10 helai.
Daun Pakis Arachniodes aristata ini berwarna hijau gelap, panjang daun ±
4,5 cm, agak kaku seperti terbuat dari plastik. Berbentuk tegak lurus dengan tepi
daun bergerigi, tulang daun menyirip , termasuk daun majemuk berseling.
Permukaan daun kasar dan mengkilap, di bagian bawah daun bersisik mirip
rambut, terdapat spora dibawah daun dan letak spora tersebut tersebar dikanan kiri
urat daun.
Spora pada pakis Arachniodes aristata memiliki Sorus yang menyebar
yang terletak di bawah permukaan daun.

Pengendalian
 Pengendalian secara Biologis. Pada dasarnya, prinsip kerja mengendalikan
gulma secara biologis dilakukan dengan memanfaatkan agen pengendali
berupa organisme.
 Pengendalian secara Mekanis. Hal ini mencakup upaya-upaya untuk
mencabut dan membabat tanaman gulma sehingga area perkebunan
menjadi bersih.
 Pengendalian secara Kimiawi. Secara kimiawi, pengendalian dilakukan
dengan menggunakan bahan-bahan kimia tertentu. Bahan yang paling
sering diterapkan tidak lain adalah herbisida.

Daftar Pustaka
Sukman, Y. Dan Yakup. 1995. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. CV Rajawali
Press. Jakarta.. 157 hlm.
Tjitrosoedirjo, S., I. H. Utomo, dan J. Wiroatmodjo. 1984. Pengelolaan Gulma di
Perkebunan. Gramedia. Jakarta

Diperiksa Oleh
Asisten Korektor

(Muhammad Fitrah Hanif)


NIM. 130301098

Anda mungkin juga menyukai