PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh di sekitar tanaman yang dibudidayakan dan
kehadirannya tidak diinginkan karena dapat merugikan tanaman yang dibudidayakan. Istiliah
lain yang digunakan untuk gulma adalah herba, tanaman liar atau tumbuhan pengganggu.
Gulma merupakan salah satu kendala utama usahatani di lahan pasang surut. Gulma yang
merupakan pesaing tanaman dalam pemanfaatan unsur hara, air, dan ruang, ditaksir ada sekitar
120 jenis. Sebagian gulma juga menjadi tempat hidup dan tempat bernaung hama dan penyakit
tanaman, serta menyumbat saluran air. Jenis gulma yang ditemukan di lahan pasang surut sangat
dipengaruhi oleh tipe luapan. Pada lahan yang terus menerus tergenang, gulma yang paling
banyak dijumpai adalah gulma air (eceng, semanggi, jajagoan, jujuluk), sedangkan pada lahan
yang tidak tergenang, sebagian besar adalah gulma darat (alang-alang, gerintingan, babadotan,
dll.). Pada lahan yang tergenang saat pasang besar saja, ditemukan baik gulma air maupun gulma
darat. Secara umum, gulma dikelompokkan berdasarkan tipe daunnya, yakni (i) golongan
berdaun pita, (ii) golongan teki, dan golongan berdaun lebar.
Secara umum kerugian yang ditimbulkan gulma dapat dibagi menjadi dua, yaitu kerugian
yang langsung dan tidak langsung. Kerugian langsung terjadi akibat kompetisi yang dapat
mengurangi panen. Termasuk didalamnya adalah penurunan hasil panen, baik secara keseluruhan
atau yang panennya saja dan penurunan kualitas hasil panenan sebagai akibat pencemaran oleh
biji- biji gulma. Sedangkan kerugian yang tidak langsung terjadi akibat kompetisi yang dapat
menimbulkan kerugian tetapi tidak secara langsung dari hasil panen, seperti gulma dapat menjadi
inang bagi hama dan penyakit tanaman.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Dalam kegiatan praktek lapang yang dilakukan di Desa Sidera memiliki beberapa poin tujuan
dan kegunaan yaitu sebagai berikut :
1. Agar mahasiswa FAKULTAS PERTANIAN UNISA PALU, mampu melakukakan
pengamatan secara langsung dalam mengaplikasikan materi perkuliahan khusus di bidang mata
kuliah Ilmu Gulma, serta melakukan praktek lapang dan mewawancarai responden (petani) yang
ada di Desa Sidera dan melakukan Identifikasi Gulma yang selalu menganggu tanaman.
2. Tujuan dari praktikum ilmu gulma yaitu untuk mengidentifikasi jenis-jenis gulma yang
tumbuh pada lahan pertanian yang ada di Desa Sidera
Adapun kegunaan dari praktek lapang yang dilakukan di Desa Sidera yaitu :
1. Dapat mengetahui jenis gulma yang selalu menggangu tanaman padi di Desa Sidera .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gulma
Gulma merupakan salah satu kendala utama dalam usaha pembudidayaan suatu tanaman.
Gulma dapat tumbuh dan berkembang dengan pesat di lahan tanaman budidaya sehingga dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya itu sendiri yang dapat
mengakibatkan turunnya hasil panen baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Dari hasil pengamatan dan identifikasi gulma yang ada di lahan budidaya, gulma yang banyak
tumbuh adalah gulma Cyperus rotundus. Gulma ini termasuk dalam golongan teki-tekian dengan
klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus rotundus L.
Ciri morfologinya, antara lain berakar serabut yang tumbuh menyamping dengan
membentuk umbi yang banyak, tiap umbi mempunyai mata tunas, batang tumbuh tegak dan
berbentuk tumpul atau segitiga, memiliki ciri bentuk pita dengan pertulangan daun sejajar tidak
mempunyai ligula atau aurikula, arah daun tersebar merata mengelilingi batang, serta penampang
daun berbentuk huruf V. Gulma ini hampir selalu ada di sekitar tanaman budidaya karena dapat
berkembangbiak melalui biji, umbi akar dan rhizoma yang sangat sulit untuk dikendalikan secara
mekanis. Dalam persaingan dengan tanaman budidaya, gulma menghasilkan zat allelopati yang
dapat meracuni atau menekan pertumbuhan tanaman budidaya.
Selain itu, pada lahan budidaya terdapat jenis gulma yang termasuk dalam golongan gulma
berdaun lebar, yaitu Ageratum conyzoides dengan klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Orde : Asterales
Family : Asteraceae/Compositae
Trive : Eupatorieae
Genus : Ageratum
Spesies : Ageratum Conyzoides
Ciri morfologinya, antara lain daun bertangkai, letaknya saling berhadapan dan bersilang
(composite), helaian daun bulat telur dengan pangkal membulat dan ujung runcing, tepi
bergerigi, panjang 1-10 cm, lebar 0,5-6 cm, kedua permukaan daun berambut panjang dengan
kelenjar yang terletak di permukaan bawah daun, warnanya hijau. Batang bulat batang bulat,
tegak berbulu, bercabang, dan berongga serta memiliki akar berupa akar tunggang dan berkayu.
Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budidaya. Kompetisi terhadap tanaman utama
berupa kompetisi cahaya. Guma ini berkembang biak melalui biji dan merupakan herba
menahun, mempunyai daya adaptasi yang tinggi, sehingga mudah tumbuh di mana-mana dan
sering menjadi gulma yang merugikan para petani.
2.2 Metodologi
1. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktek lapang dilaksanakan selama 2 hari (Tanggal 04 – 05 Februari 2012)
bertempat di Desa Sidera, Kec. Biromaru, Kab. Sigi.
3. Metode Praktek
Praktek lapang dilakukan dengan cara wawancara langsung terhadap responden yaitu Tanya
jawab serta pengamatan langsung dilapangan terhadap varietas-varietas tanaman.
BAB III
PEMBAHSAN
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Gulma merupakan tanaman yang tumbuh di sekitar tanaman yang dibudidayakan atau tanaman
lain yang tumbuh bersama dengan tanaman yang diusahakan.
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil beras baik kualitas dan kuantitas adalah
gangguan gulma.
Sepuluh jenis gulma yang dominannya adalah sebagai berikut: Monochoria vaginalis, Paspalum
distichum, Frimbristylist milliacea, Cyperus difformis, Scirpus juncoides, Marsilea crenata,
Echinochloa crus-galli, Jussiea repens, Spenochlea zeylanica, dan Cyperus iria.
Cara-cara pengendalian gulma: Pengendalian gulma secara fisik, Pengendalian gulma dengan
sistem budidaya, Pengendalian gulma secara biologis, Pengendalian gulma secara kimiawi dan
Pengendalian gulma secara terpadu.
4.2 Saran
Ada beberapa saran yang dapat penulis tuliskan dengan hasil praktek lapang yang di
laksanakan di Desa Sidera antara lain sebagai berikut :
1. Diharapkan untuk praktek lapang selanjutnya di buat jadwal praktek dan waktu setiap
matakuliah yang di praktekan, sehingga tidak ada matakuliah praktek yang tabrakan, sehingga
dalam pengumpulan data banyak yang tidak maksimal.
widget by Klinik-it
Powered by Blogger.
Tentang Penulis
Salmin Mointi
Nama Lengkap : Salmin Mointi S.P.
Tempat Lahir : Bolano Sulawesi Tengah, indonesia
MAKALAH GULMA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan manusia sejak zaman kuno hingga kini selalu tergantung pada lingkungan. Keperluan
akan makanan senantiasa menjadi masalah yang tidak ada putusnya. Kurang pangan seolah-olah
sudah merupakan persoalan yang akrab dengan manusia yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan. Sadar atau tidak, baik primitif atau super modern manusianya, ia pasti memerlukan
bahan makanan sebagai penyambung hidup. Namun problema bahan pangan tak henti-hentinya
mengendala,yg pada gilirinya memaksa manusia memikirkan suatu cara terbaik untuk dapat
memanfaatkan lingkungan guna mengatasi masalah tersebut. Pemikiran seperti itu pada
hakikatnya dimulai ketika fajar pertanian terbit yang diharapkan akan mampu menerangi beban
kehidupan pangan yg begitu syarat.
Oleh karna itu muncullah teknik budidaya tanaman yaitu menanam dan merawat tanaman
yang kita tanam untuk di peroleh hasilnya. Dalam teknik budidaya ini tidak lepas dari yang
namanya OPT (Organisme Penggangu Tanama), misalnya gulma. Akibat dari gulma ini yaitu
dapat mengurangi tingkat produktifitas budidaya atau pertanian. Tetapi gulma ini tidak selalu
bersifat mengganggu. Maksudnya apabila gulma tersebut bersinggungan dengan tanaman yang
kita budidaya maka bisa dikatakan sebagai penggangu atau mempunyai peranan negatif. Tetapi
apabila gulma tersebut tumbuh bebas di hutan maka tidak dikatakan sebagai tanaman penggangu
karena tidak mengganggu tanaman yang kita budidaya, bahkan dapat digunakan sebagai obat
oleh manusia yang dapat diolah sebagai herbalium. Oleh karena itu gulma tidak selalu berarti
negative karna gulma juga mempunyai peranan positif bagi lingkungan manusia.”Segala sesuatu
yang diciptakan oleh Allah SWT, sekecil apapun bentukanya pasti bermanfaat”.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1. Mengetahui jenis-jenis gulma sehinga dapat melakukan tindakan apabila ada di sekitar tanamam yang
di budidaya
4. Untuk peran positif dari gulma kita dapat memanfaatkannya ,umumnya dapat di gunakan
sebagai herbalium
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka mmasalah-masalah yang akan dirumuskan
meliputi :
1.5 Batasan masalah
Dalam pembuatan makalah ini, penulis membatasi masalah mengenai peran positif dan negative
gulma bagi lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Gulma adalah segala tanaman yang tumbuh pada tempat yang tidak diinginkan. Bunga
mawar pun, jika tumbuh di tengah sayuran juga termasuk Gulma. Kebanyakan Gulma adalah
tanaman yang cepat tumbuh dan dapat menghasilkan sejumlah besar biji dalam waktu singkat.
Biasanya bijinya mudah tersebar, misalnya bunga dandelion dengan buahnya yang bisa tersebar
hanya dengan angin kecil. Beberapa gulma akan terus menebarkan bijinya walaupun pohonnya
telah dicabut. Di atas tanah, dari gulma kebun biasa, bunga-bunganya akan membuat setumpuk
biji berambut pada timbunan kompos jika ditaruh disitu dan tidak dihancurkan. Gulma lain
seperti tumbuhan rambat bunga kuning menghasilkan puncuk yang berakar setiap kali
menyentuh tanah. Dengan ini, tanaman menjalar dengan cepat. Ada Gulma yang seperti
konvolvulus, harus diangkat sepenuhnya dari tanah. Sisa tangkai yang tercecer akan tumbuh
sebagai tanaman baru.
Produksi tanaman pertanian, baik yang diusahakan dalam bentuk pertanian rakyat
ataupun perkebunan besar ditentukan oleh beberapa faktor antara lain hama, penyakit dan gulma.
Kerugian akibat gulma terhadap tanaman budidaya bervariasi, tergantung dari jenis tanamannya,
iklim, jenis gulmanya, dan tentu saja praktek pertanian di samping faktor lain. Di Amerika
Serikat besarnya kerugian tanaman budidaya yang disebabkan oleh penyakit 35 %, hama 33 %,
gulma 28 % dan nematoda 4 % dari kerugian total. Di negara yang sedang berkembang, kerugian
karena gulma tidak saja tinggi, tetapi juga mempengaruhi persediaan pangan duniaTanaman
perkebunan juga mudah terpengaruh oleh gulma, terutama sewaktu masih muda.Apabila
pengendalian gulma diabaikan sama sekali, maka kemungkinan besar usaha tanaman perkebunan
itu akan rugi total. Pengendalian gulma yang tidak cukup pada awal pertumbuhan tanaman
perkebunan akan memperlambat pertumbuhan dan masa sebelum panen. Beberapa gulma lebih
mampu berkompetisi daripada yang lain (misalnya Imperata cyndrica), yang dengan demikian
menyebabkan kerugian yang lebih besar.
Persaingan antara gulma dengan tanaman yang kita usahakan dalam mengambil unsur-
unsur hara dan air dari dalam tanah dan penerimaan cahaya matahari untuk proses fotosintesis,
menimbulkan kerugian-kerugian dalam produksi baik kualitas maupun kuantitas. Cramer (1975)
menyebutkan kerugian berupa penurunan produksi dari beberapa tanaman dalah sebagai berikut :
padi 10,8 %; sorgum 17,8 %; jagung 13 %; tebu 15,7 %; coklat 11,9 %; kedelai 13,5 % dan
kacang tanah 11,8 %. Menurut percobaan-percobaan pemberantasan gulma pada padi terdapat
penurunan oleh persaingan gulma tersebut antara 25-50 %.
Gulma mengkibatkan kerugian-kerugian yang antara lain disebabkan oleh :
1. Persaingan antara tanaman utama sehingga mengurangi kemampuan berproduksi, terjadi
persaingan dalam pengambilan air, unsur-unsur hara dari tanah, cahaya dan ruang lingkup.
2. Pengotoran kualitas produksi pertanian, misalnya pengotoran benih oleh biji-biji gulma.
3. Allelopathy yaitu pengeluaran senyawa kimiawi oleh gulma yang beracun bagi tanaman yang
lainnya, sehingga merusak pertumbuhannya.
6. Gangguan kesehatan manusia, misalnya ada suatu gulma yang tepung sarinya menyebabkan
alergi.
7. Kenaikkan ongkos-ongkos usaha pertanian, misalnya menambah tenaga dan waktu dalam
pengerjaan tanah, penyiangan, perbaikan selokan dari gulma yang menyumbat air irigasi.
8. Gulma air mngurangi efisiensi sistem irigasi, yang paling mengganggu dan tersebar luas ialah
eceng gondok (Eichhornia crssipes). Terjadi pemborosan air karena penguapan dan juga
mengurangi aliran air. Kehilangan air oleh penguapan itu 7,8 kali lebih banyak dibandingkan
dengan air terbuka. Di Rawa Pening gulma air dapat menimbulkan pulau terapung yang
mengganggu penetrasi sinar matahari ke permukaan air, mengurangi zat oksigen dalam air dan
menurunkan produktivitas air.
Dalam kurun waktu yang panjang kerugian akibat gulma dapat lebih besar daripada
kerugian akibat hama atau penyakit. Di negara-negara sedang berkembang (Indonesia, India,
Filipina, Thailand) kerugian akibat gulma sama besarnya dengan kerugian akibat hama.
2. KOMPETISI
Yang paling diperebutkan antara pertanaman dan gulma adalah unsur nitrogen, dan
karena nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang banyak, maka ini lebih cepat habis terpakai.
Gulma menyerap lebih banyak unsur hara daripada pertanaman. Pada bobot kering yang sama,
gulma mengandung kadar nitrogen dua kali lebih banyak daripada jagung; fosfat 1,5 kali lebih
banyak; kalium 3,5 kali lebih banyak; kalsium 7,5 kali lebih banyak dan magnesium lebih dari 3
kali. Dapat dikatakan bahwa gulma lebih banyak membutuhkan unsur hara daripada tanaman
yang dikelola manusia.
Sebagaimana dengan tumbuhan lainnya, gulma juga membutuhkan banyak air untuk
hidupnya. Jika ketersediaan air dalam suatu lahan menjadi terbatas, maka persaingan air
menjadi parah. Air diserap dari dalam tanah kemudiaan sebagian besar diuapkan (transpirasi)
dan hanya sekitar satu persen saja yang dipakai untuk proses fotosintesis. Untuk tiap kilogram
bahan organik, gulma membutuhkan 330 – 1900 liter air. Kebutuhan yang besar tersebut
hampir dua kali lipat kebutuhan pertanaman. Contoh gulma Helianthus annus membutuhkan air
sebesar 2,5 kali tanaman jagung. Persaingan memperebutkan air terjadi serius pada pertanian
lahan kering atau tegalan.
Apabila ketersediaan air dan hara telah cukup dan pertumbuhan berbagai tumbuhan
subur , maka faktor pembatas berikutnyaa adalah cahaya matahari yang redup (di musim
penghujan) berbagai pertanaman berebut untuk memperoleh cahaya matahari. Tumbuhan yang
berhasil bersaing mendapatkan cahaya adalah yang tumbuh lebih dahulu, oleh karena itu
tumbuhan itu lebih tua, lebih tinggi dan lebih rimbun tajuknya. Tumbuhan lain yang lebih
pendek, muda dan kurang tajuknya, dinaungi oleh tumbuhannya yang terdahulu serta
pertumbuhannya akan terhambat.
Tumbuhan yang berjalur fotosintesis C4 lebih efisien menggunakan air, suhu dan sinar
sehingga lebih kuat bersaing berebut cahaya pada keadaan cuaca mendung. Oleh karena itu
penting untuk memberantas gulma dari familia Cyperaceae dan Gramineae (Poaceae) di sekitar
rumpun-rumpun padi yang berjalur C3.
Semakin lama gulma tumbuh bersama dengan tanaman pokok, semakin hebat
persaingannya, pertumbuhan tanaman pokok semakin terhambat, dan hasilnya semakin
menurun. Hubungan antara lama keberadaan gulma dan pertumbuhan atau hasil tanaman
pokok merupakan suatu korelasi negatif. Perlakuan lama keberadaan gulma 0, 15, 30, 45, 60,
75, dan 90 hari setelah tanam masing-masing memberikan bobot biji kedelai sebesar 353,37;
314,34; 271,45; 257,34; 256,64; 250,56 dan 166,22 g/petak (Erida dan Hasanuddin, 1996).
6. Habitus gulma
Gulma yang lebih tinggi dan lebih lebat daunnya, serta lebih luas dan dalam sistem
perakarannya memiliki kemampuan bersaing yang lebih, sehingga akan lebih menghambat
pertumbuhan dan menurunkan hasil tanaman pokok
Gulma yang memiliki jalur fotosintesis C 4 lebih efisien, sehingga persaingannya lebih
hebat, pertumbuhan tanaman pokok lebih terhambat, dan hasilnya semakin menurun.
8. Allelopati
Beberapa species gulma menyaingi tanaman dengan mengeluarkan senyawa dan zat-
zat beracun dari akarnya (root exudates atau lechates) atau dari pembusukan bagian
vegetatifnya. Bagi gulma yang mengeluarkan allelopat mempunyai kemampuan bersaing yang
lebih hebat sehingga pertumbuhan tanaman pokok lebih terhambat, dan hasilnya semakin
menurun.
Di samping itu kemiripan gulma dengan tanaman juga mempunyai arti penting. Masing-
masing pertanaman memiliki asosiasi gulma tertentu dan gulma yang lebih berbahaya adalah
yang mirip dengan pertanamannnya. Sebagai contoh Echinochloa crusgalli lebih mampu bersaing
terhadap padi jika dibandingkan dengan gulma lainnya.
Gulma dan pertanaman yang diusahakan manusia adalah sama-sama tumbuhan yang
mempunyai kebutuhan yang serupa untuk pertumbuhan normalnya. Kedua tumbuhan ini sama-
sama membutuhkan cahaya, air, hara gas CO2 dan gas lainnya, ruang, dan lain sebagainya.
Apabila dua tumbuhan tumbuh berdekatan, maka akan perakaran kedua tumbuhan itu akan
terjalin rapat satu sama lain dan tajuk kedua tumbuhan akan saling menaungi, dengan akibat
tumbuhan yang memiliki sistem perakaran yang lebih luas, lebih dalam dan lebih besar
volumenya serta lebih tinggi dan rimbun tajuknya akan lebih menguasai (mendominasi)
tumbuhan lainnya. Dengan demikian perbedaan sifat dan habitus tumbuhanlah yang
merupakan penyebab terjadinya persaingan antara individu-individu dalam spesies tumbuhan
yang sama (intra spesific competition atau kompetisi intra spesifik) dan persaingan antara
individu-individu dalam spesies tumbuhan yang berbeda (inter spesific competition atau
kompetisi inter spesifik). Persaingan gulma terhadap pertanaman disebabkan antara lain oleh
karena gulma lebih tinggi dan lebih rimbun tajuknya, serta lebih luas dan dalam sistem
perakarannya, sehingga pertanaman kalah bersaing dengan gulma tersebut.
Periode Kritis
Dalam pertumbuhan tanaman terdapat selang waktu tertentu dimana tanaman sangat
peka terhadap persaingan gulma. Keberadaan atau munculnya gulma pada periode waktu
tersebut dengan kepadatan tertentu yaitu tingkat ambang kritis akan menyebabkan penurunan
hasil secara nyata. Periode waktu dimana tanaman peka terhadap persaingan dengan gulma
dikenal sebagai periode kritis tanaman. Periode kritis adalah periode maksimum dimana setelah
periode tersebut dilalui maka keberadaan gulma selanjutnya tidak terpengaruh terhadap hasil
akhir. Dalam periode kritis, adanya gulma yang tumbuh di sekitar tanaman harus dikendalikan
agar tidak menimbulkan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan hasil akhir tanaman
tersebut.
Periode kritis adalah periode dimana tanaman pokok sangat peka atau sensitif terhadap
persaingan gulma, sehingga pada periode tersebut perlu dilakukan pengendalian, dan jika tidak
dilakukan maka hasil tanaman pokok akan menurun. Pada umumnya persaingan gulma
terhadap pertanaman terjadi dan terparah pada saat 25 – 33 % pertama pada siklus hidupnya
atau ¼ – 1/3 pertama dari umur pertanaman. Persaingan gulma pada awal pertumbuhan
tanaman akan mengurangi kuantitas hasil panenan, sedangkan gangguan persaingan gulma
menjelang panen berpengaruh lebih besar terhadap kualitas hasil panenan. Waktu pemunculan
(emergence) gulma terhadap pertanaman merupakan faktor penting di dalam persaingan.
Gulma yang muncul atau berkecambah lebih dahulu atau bersamaan dengan tanaman yang
dikelola, berakibat besar terhadap pertumbuhan dan hasil panenan. Sedangkan gulma yang
berkecambah (2-4 minggu) setelah pemunculan pertanaman sedikit pengaruhnya.
Dengan diketahuinya periode kritis suatu tanaman, maka saat penyiangan yang tepat
menjadi tertentu. Penyiangan atau pengendalian yang dilakukan pada saat periode kritis
mempunyai beberapa keuntungan. Misalnya frekuensi pengendalian menjadi berkurang karena
terbatas di antara periode kritis tersebut dan tidak harus dalam seluruh siklus hidupnya. Dengan
demikian biaya, tenaga dan waktu dapat ditekan sekecil mungkin dan efektifitas kerja menjadi
meningkat.
Gulma dan pertanaman adalah sama-sama tumbuhan yang mempunyai kebutuhan serupa
untuk pertumbuhan normalnya. Perbedaan sifat dan habitus tumbuhan merupakan penyebab
terjadinya kompetisi intra spesifik dan kompetisi inter spesifik.
Dalam pertumbuhan tanaman terdapat selang waktu tertentu di mana tanaman sangat
peka atau sensitif terhadap persaingan gulma, sehingga pada periode tersebut perlu dilakukan
pengendalian, dan jika tidak maka hasil tanaman akan menurun. Pada umumnya periode kritis
terjadi pada saat 25 – 33 % pertama pada siklus hidupnya atau pada saat ¼ – 1/3 pertama dari
umur pertanaman. Dengan diketahui periode kritis suatu tanaman maka saat penyiangan yang
tepat menjadi tertentu. Penyiangan gulma dilakukan pada saat periode kritis.
3. ALLELOPATI
Tidak semua gulma mengeluarkan senyawa beracun. Spesies gulma yang diketahui
mengeluarkan senyawa racun adalah alang-alang (Imperata cylinarica), grinting (Cynodon
dactylon), teki (Cyperus rotundus), Agropyron intermedium, Salvia lenocophyela dan lain-lain.
Beberapa jenis gulma yang telah diketahui mempunyai potensi mengeluarkan senyawa
alelopati dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Telah banyak bukti yang dikumpulkan menunjukkan bahwa beberapa jenis gulma
menahun yang sangat agresif termasuk Agropyron repens, Cirsium arvense, Sorgum halepense,
Cyperus rotundus dan Imperata cylindrica mempunyai pengaruh alelopati, khususnya melalui
senyawa beracun yang dikeluarkan dari bagian-bagian yang organnya telah mati.
Telah banyak bukti yang menunjukkan bahwa senyawa alelopati dapat menghambat
pertumbuhan tanaman. Laporan yang paling awal diketahui mengenai hal ini ialah bahwa pada
tanah-tanah bekas ditumbuhi Agropyron repens, pertumbuhan gandum, oat, alfalfa, dan barli
sangat terhambat.
Alang-alang menghambat pertumbuhan tanaman jagung dan ini telah dibuktikan dengan
menggunakan percobaan pot-pot bertingkat di rumah kaca di Bogor. Mengingat unsur hara, air
dan cahaya bukan merupakan pembatas utama, maka diduga bahwa alang-alang merupakan
senyawa beracun yang dapat mempengaruhi pertumbuhan jagung. Tumbuhan yang telah mati
dan sisa-sisa tumbuhan yang dibenamkan ke dalam tanah juga dapat menghambat
pertumbuhan jagung. Lamid dkk. (1994) memperlihatkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
ekstraks organ tubuh alang-alang, semakin besar pengaruh negatifnya terhadap pertumbuhan
kecambah padi gogo.
Penelitian semacam ini juga telah banyak dilakukan misalnya pada teki (Cyperus
rotundus). Pengaruh teki terhadap pertumbuhan jagung, kedelai dan kacang tanah juga telah
dipelajari dengan metode tidak langsung. Ekstrak umbi dari teki dalam berbagai konsentrasi
telah digunakan dalam percobaan. Sutarto (1990) memperlihatkan bahwa tekanan ekstrak teki
segar 200 dan 300 g/250 ml air menyebabkan pertumbuhan tanaman kacang tanah menjadi
kerdil dan kurus, serta potensi hasilnya menurun.
Kuantitas dan kualitas senyawa alelopati yang dikeluarkan oleh gulma dipengaruhi oleh
kerapatan gulma, macam gulma, saat kemunculan gulma, lama keberadaan gulma, habitus
gulma, kecepatan tumbuh gulma dan jalur fotosintesis gulma (C3 atau C4).
Gulma – gulma tersebut menjalar pada perakaran tanah sehingga dapat menahan air sehingga tidak
terjadi erosi.
Menyuburkan tanah
Gulma yang dapat menyuburkan tanah yaitu Centrocema pubescens, Rureuria Javanica.
Gulma juga dapat berpperan sebagai predator serangga hama atau pathogen
Contoh gulma sebagai musuh alami yaitu Cytrohynus lividevenis, Diadema Ecerophaga
Gulma yang berfungsi sebagai Trop Crop yaitu Tripascum laxum pada teh, Platylenchus Titonia
Diversipolia
Sebagai Herbalium
1. Meniran (Phylanthus urinaria, Linn.)
Khasiat Bandotan :
3.antitoksik,
4.menghila
Sifat dari Putri Malu atau Mimosa Pudica yang pemalu ternyata
mempunyai beberapa manfaat dan Khasiat untuk kesehatan, seperti : peluruh
dahak, anti batuk, penurun panas anti radang, peluruh air seni, mengobati
gangguan/sulit tidur (insomnia).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahwa tidak semua gulma merugikan manusia .Sesuai dengan firman Allah “ Bahwa segala
apapun yang diciptakan Allah ,sekecil apapun memiliki mamfaat “. Begitu juga dengan gulma yang
semula di kenal
hanya merugikan ternyata setelah diteliti gulma juga bermamfaat seperti Bandotan (Ageratum
Canyzaides) yang dapat di gunakan mengobati luka,mengobati mimisan,dsb. Meniran yang dapat di
gunakan untuk mengobati liver+nafsu makan,mengobati jerawat,peluru haid,dsb. Serta m,asih banyak
lagi gulma yang bermanfaat lainya.
3.2 Saran
2. Dapat memannfaatkan gulma yang mempunyai pengaruh positif sesuai khasiatnya secara Herbalium
Home
About
Sitemap
Contact
Privacy
HOME
AGAMA
BAHASA
IPA
EDUKASI
IPS
INFORMASI
MATEMATIKA
RPP/SILABUS
PENGETAHUAN UMUM
Apakah gulma itu? Gulma adalah tanaman yang kehadiranya tidak diinginkan pada lahan
pertanian karena menurunkan hasil yang bisa di capai oleh tanaman produksi.
(Mangoensoekardjo, 1983)
Gulma selalu terdapat pada setiap lahan pertanian dan tumbuh bebas apabila tidak
dilakukan pengendalian dengan serius, secara fisik gulma bersaing dengan tumbuhan
utama dalam hal pemanfaatan ruang, cahaya, dan secara kimiawi dalam hal pemanfaatan
air, nutrisi, gas-gas penting dalam proses allelopati. Persaingan dapat berlangsung bila
komponen yang dibutuhkan oleh gulma atau tanaman utama berada pada jumlah yang
terbatas, jaraknya berdekatan dan bersama-sama dibutuhkan. (Arie .A, 1994)
Jenis-Jenis Gulma
Berdasarkan karaktristik yang dimiliki, gulma dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu gulma
rerumputan (grasses), teki–tekian (sedges), dan berdaun lebar (board leaf).
1. Rumput
Gulma dalam kelompok ini berdaun sempit seperti teki tetapi menghasilkan stolon. Stolon
ini di dalam tanah berbentuk jaringan rumit yang sulit diatasi secara mekanik.
Golongan gulma rerumputan kebanyakan berasal dari famili gramineae (poaceae). Ukuran
gulma golongan rerumputan bervariasi, ada yang tegak, menjalar, hidup semusim, atau
tahunan. Batangnya disebut culms, terbagi menjadi ruas dengan buku-buku yang terdapat
antara ruas. Batang tumbuh bergantian pada dua buku pada setiap antara ruas daun
terdiri dari dua bagian yaitu pelepah daun dan helaian daun.
Contoh gulma rerumputan: Panicium repens, Eleusine indica, Axonopus compressus.
2. Teki
Kelompok teki – tekian memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanis,
karena memiliki umbu batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan – bulan.
Contohnya adalah teki ladang (Cyperus rotundus).
Golongan teki-tekian kebanykan berasal dari famili Cyperaceae. Golongan ini dari
penampakanya hampir mirip dengan golongan rerumputan, bedanya terletak pada bentuk
batangnya. Batang dari golongan teki-tekian berbentuk segitiga. Selain itu golongan teki-
tekian tidak memiliki umbi atau akar ramping di dalam tanah.
Contoh golongan teki-tekian: Cyprus rotundus, Cyprus compresus.
Share
Tweet
Share
Pin
Share
Artikel Terkait
Copyright © 2016 Perpusku - All Right Reserved.
GAMBAR DAN NAMA LATIN GULMA BESERTA KETERANGNNYA
Pengertian gulma
Sebelum mengenal macam macam gulma yang merugikan bagi pertanian alangkah baiknya kita
mengenal terlebih dahulu definisi dari gulma itu sendiri.
Gulma adalah sebagai tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki tumbuh pada
areal pertanaman,yang nantinya merugikan secara ekonomis.
Dibawah ini contoh dari beberapa macam gulma yang merugikan bagi tanaman.
Nama latin Nama ilmiah
Imperata cylindrica alang alang atau lialang
Panicum repens Rumput Lampuyangan
Pennisetum purpureum Rumput gajah
Cyperus rotundus Rumput teki
Mimosa pudica Putri malu
Ageratum conyzoides L Babadotan
Eleusine indica (L) Gaertn Carulang
Richardia brasiliensis Gomez Goletrak beuti
Oxalis corniculata L. Cacalincingan
Cyperus rotundus Teki ladang
Untuk lebih jelasnya silahkan lihat gambar dan penjelasan dari masing masing gulma dibawah ini.
1. Imperata cylindrica (alang alang atau lialang)
Alang-alang atau ilalang ialah sejenis rumput berdaun tajam, yang kerap menjadi gulma di lahan
pertanian. Rumput ini juga dikenal dengan nama-nama daerah seperti alalang, halalang.
Alang-alang dapat berbiak dengan cepat, dengan benih-benihnya yang tersebar cepat bersama angin,
atau melalui rimpangnya yang lekas menembus tanah yang gembur. Berlawanan dengan anggapan
umum, alang-alang tidak suka tumbuh di tanah yang miskin, gersang atau berbatu-batu. Rumput ini
senang dengan tanah-tanah yang cukup subur, banyak disinari matahari sampai agak teduh, dengan
kondisi lembap atau kering. Di tanah-tanah yang becek atau terendam, atau yang senantiasa ternaungi,
alang-alang pun tak mau tumbuh. Gulma ini dengan segera menguasai lahan bekas hutan yang rusak
dan terbuka, bekas ladang, sawah yang mengering, tepi jalan dan lain-lain.
2 . Cyperus rotundus ( teki ladang)
Teki ladang atau Cyperus rotundus adalah gulma pertanian yang biasa dijumpai di lahan terbuka.
Apabila orang menyebut "teki", biasanya yang dimaksud adalah jenis ini, walaupun ada banyak
jenis Cyperus lainnya yang berpenampilan mirip.
Teki sangat adaptif dan karena itu menjadi gulma yang sangat sulit dikendalikan. Ia membentuk
umbi (sebenarnya adalah tuber, modifikasi dari batang) dan geragih (stolon) yang mampu
mencapai kedalaman satu meter, sehingga mampu menghindar dari kedalaman olah tanah (30
cm). Teki menyebar di seluruh penjuru dunia, tumbuh baik bila tersedia air cukup, toleran
terhadap genangan, mampu bertahan pada kondisi kekeringan
Bandotan (Ageratum conyzoides) adalah sejenis gulma pertanian anggota suku Asteraceae.
Terna semusim ini berasal dari Amerika tropis, khususnya Brazil, akan tetapi telah lama masuk
dan meliar di wilayah Nusantara. Disebut juga sebagai babandotan atau babadotan (Sd.);
wedusan (Jw.); dus-bedusan (Md.); serta Billygoat-weed, Goatweed, Chick weed, atau
Whiteweed dalam bahasa Inggris, tumbuhan ini mendapatkan namanya karena bau yang
dikeluarkannya menyerupai bau kambing.
tempat tumbuhnya tumbuh di tegalan, kebun sepanjang tembok dan pagar, tanggul kecil dan jalan
setapak di hutan, tumbuh baik pada ketinggian mencapai 1300 m dpl.
Perbanyakan :perbanyakan dilakukan secara generatif, dengan biji
Pengendalian : secara kimiawi dengan cara pemberian herbisida. trifuralin dengan dosis 2-8 kg bahan
aktif/ha. Bila terdapat dalam jumlah banyak maka yang digunakan adalah velapon 50 EC. Sementara
metil Bromida Rofan dan daramut setelah fangasi terhadap media tumbuh.