Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
     Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh di sekitar tanaman yang dibudidayakan dan
kehadirannya tidak diinginkan karena dapat merugikan tanaman yang dibudidayakan.  Istiliah
lain yang digunakan untuk gulma adalah herba, tanaman liar atau tumbuhan pengganggu.
     Gulma merupakan salah satu kendala utama usahatani di lahan pasang surut. Gulma yang
merupakan pesaing tanaman dalam pemanfaatan unsur hara, air, dan ruang, ditaksir ada sekitar
120 jenis. Sebagian gulma juga menjadi tempat hidup dan tempat bernaung hama dan penyakit
tanaman, serta menyumbat saluran air. Jenis gulma yang ditemukan di lahan pasang surut sangat
dipengaruhi oleh tipe luapan. Pada lahan yang terus menerus tergenang, gulma yang paling
banyak dijumpai adalah gulma air (eceng, semanggi, jajagoan, jujuluk), sedangkan pada lahan
yang tidak tergenang, sebagian besar adalah gulma darat (alang-alang, gerintingan, babadotan,
dll.). Pada lahan yang tergenang saat pasang besar saja, ditemukan baik gulma air maupun gulma
darat. Secara umum, gulma dikelompokkan berdasarkan tipe daunnya, yakni (i) golongan
berdaun pita, (ii) golongan teki, dan golongan berdaun lebar.
     Secara umum kerugian yang ditimbulkan gulma dapat dibagi menjadi dua, yaitu kerugian
yang langsung dan tidak langsung. Kerugian langsung terjadi akibat kompetisi yang dapat
mengurangi panen. Termasuk didalamnya adalah penurunan hasil panen, baik secara keseluruhan
atau yang panennya saja dan penurunan kualitas hasil panenan sebagai akibat pencemaran oleh
biji- biji gulma. Sedangkan kerugian yang tidak langsung terjadi akibat kompetisi yang dapat
menimbulkan kerugian tetapi tidak secara langsung dari hasil panen, seperti gulma dapat menjadi
inang bagi hama dan penyakit tanaman.
1.2  Tujuan dan Kegunaan
Dalam kegiatan praktek lapang yang dilakukan di Desa Sidera memiliki beberapa poin tujuan
dan kegunaan yaitu sebagai berikut : 
1.    Agar mahasiswa FAKULTAS PERTANIAN UNISA PALU, mampu melakukakan
pengamatan secara langsung dalam  mengaplikasikan materi perkuliahan khusus di bidang mata
kuliah Ilmu Gulma, serta melakukan praktek lapang dan mewawancarai responden (petani) yang
ada di Desa Sidera dan melakukan Identifikasi Gulma yang selalu menganggu tanaman.  
2.    Tujuan dari praktikum ilmu gulma yaitu untuk mengidentifikasi jenis-jenis   gulma yang
tumbuh pada lahan pertanian yang ada di Desa Sidera
Adapun kegunaan dari  praktek  lapang  yang dilakukan di Desa Sidera yaitu : 
1.    Dapat mengetahui jenis gulma yang selalu menggangu tanaman padi di Desa Sidera .

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Gulma 
     Gulma merupakan salah satu kendala utama dalam usaha pembudidayaan suatu tanaman.
Gulma dapat tumbuh dan berkembang dengan pesat di lahan tanaman budidaya sehingga dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya itu sendiri yang dapat
mengakibatkan turunnya hasil panen baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
     Dari hasil pengamatan dan identifikasi gulma yang ada di lahan budidaya, gulma yang banyak
tumbuh adalah gulma Cyperus rotundus. Gulma ini termasuk dalam golongan teki-tekian dengan
klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus rotundus L.
         Ciri morfologinya, antara lain berakar serabut yang tumbuh menyamping dengan
membentuk umbi yang banyak, tiap umbi mempunyai mata tunas, batang tumbuh tegak dan
berbentuk tumpul atau segitiga, memiliki ciri bentuk pita dengan pertulangan daun sejajar tidak
mempunyai ligula atau aurikula, arah daun tersebar merata mengelilingi batang, serta penampang
daun berbentuk huruf V. Gulma ini hampir selalu ada di sekitar tanaman budidaya karena dapat
berkembangbiak melalui biji, umbi akar dan rhizoma yang sangat sulit untuk dikendalikan secara
mekanis. Dalam persaingan dengan tanaman budidaya, gulma menghasilkan zat allelopati yang
dapat meracuni atau menekan pertumbuhan tanaman budidaya.
Selain itu, pada lahan budidaya terdapat jenis gulma yang termasuk dalam golongan gulma
berdaun lebar, yaitu Ageratum conyzoides dengan klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Orde : Asterales
Family : Asteraceae/Compositae
Trive : Eupatorieae
Genus : Ageratum
Spesies : Ageratum Conyzoides
         Ciri morfologinya, antara lain daun bertangkai, letaknya saling berhadapan dan bersilang
(composite), helaian daun bulat telur dengan pangkal membulat dan ujung runcing, tepi
bergerigi, panjang 1-10 cm, lebar 0,5-6 cm, kedua permukaan daun berambut panjang dengan
kelenjar yang terletak di permukaan bawah daun, warnanya hijau. Batang bulat batang bulat,
tegak berbulu, bercabang, dan berongga serta memiliki akar berupa akar tunggang dan berkayu.
Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budidaya. Kompetisi terhadap tanaman utama
berupa kompetisi cahaya. Guma ini berkembang biak melalui biji dan merupakan herba
menahun, mempunyai daya adaptasi yang tinggi, sehingga mudah tumbuh di mana-mana dan
sering menjadi gulma yang merugikan para petani.
2.2  Metodologi
1.    Waktu dan Tempat
    Pelaksanaan praktek lapang dilaksanakan selama 2 hari (Tanggal 04 – 05  Februari 2012)
bertempat di Desa Sidera, Kec. Biromaru, Kab. Sigi.
3.    Metode Praktek
    Praktek lapang dilakukan dengan cara wawancara langsung terhadap responden yaitu Tanya
jawab serta pengamatan langsung dilapangan terhadap varietas-varietas tanaman.
BAB III
PEMBAHSAN

3.1  Gambaran Umum Lokasi Praktek


Desa Sidera merupakan  salah satu Desa di wilayah Kecamatan Biromaru, Kab. Sigi Provinsi
Sulawesi Tengah.    
3.2  Keadaan Penduduk
    Penduduk Desa Sidera di huni oleh penduduk asli kaili dan sebagaiannya adalah pendatang
dari jawa, . Adapun agama yang dianut mayoritas  penduduk di Desa Sidera adalah Agama
Islam. Kemudian mata pencaharian mereka sebagian besar adalah petani.
 Pangan merupakan kebutuhan manusia yang paling mendasar, sehingga ketersediaan pangan
khususnya beras bagi masyarakat harus selalu terjamin. Dengan terpenuhinya kebutuhan pangan
masyarakat, maka masyarakat akan memperoleh hidup yang tenang dan akan lebih mampu
berperan dalam pembangunaan.
Permasalahan pangan sepertinya tak pernah lepas dari kehidupan bangsa Indonesia, terutama
petani yang merupakan masyarakat mayoritas Indonesia. Diantara berbagai masalah pangan yang
sedang diderita Indonesia, ketergantungan terhadap bahan pangan tertentu misalnya beras dan
gandum merupakan hal yang paling memprihatinkan karena menyebabkan ketahanan pangan
nasional menjadi rapuh.
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil beras baik kualitas dan kuantitas adalah
gangguan gulma. Gulma sebagai organisme pengganggu tanaman (OPT) termasuk kendala
penting yang harus diatasi dalam peningkatan produksi padi di Indonesia. Penurunan hasil padi
akibat gulma berkisar antara 6-87 %. Data yang lebih rinci penurunan hasil padi secara nasional
akibat gangguan gulma 15-42 % untuk padi sawah dan padi gogo 47-87 % (Pitoyo, 2006).
Program pengendalian gulma yang tepat untuk memperoleh hasil yang memuaskan perlu
dipikirkan terlebih dahulu. Pengetahuan tentang biologis dari gulma (daur hidup), faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan gulma, pengetahuan mengenai cara gulma berkembang biak,
menyebar dan bereaksi dengan perubahan lingkungan dan cara gulma tumbuh pada keadaan
yang berbeda- beda sangat penting untuk diketahui dalam menentukan arah program
pengendalian. Keberhasilan dalam pengendalian gulma harus didasari dengan pengetahuan yang
cukup dan benar dari sifat biologi gulma tersebut, misalnya a) dengan melakukan identifikasi, b)
mencari dalam pustaka tentang referensi gulma tersebut c) serta bertanya pada para pakar atau
ahli gulma. Ketiga cara ini merupakan langkah pertama untuk menjajaki kemungkinan cara
pengendalian yang tepat (Sukma dan Yakup, 2002).
Desa Sidera Kecamatan Biromau Kabupaten Sigi, merupakan daerah yang sebagian besar
penduduknya membudidayakan padi sawah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Permasalahan
terbesar yang saat ini yang dihadapi oleh sebagian besar petani di Desa Sidera adalah penurunan
hasil panen padi akibat gangguan dari gulma. Pengendalian gulma secara langsung yang saat ini
diterapkan oleh petani di Desa Sidera Kecamatan Biromaru Kabupaten Sigi sebagian besar
sangat mengandalkan pengendalian secara kimiawi. 
Berawal dari permasalahan tersebut, perlu dilakukan identifikasi gulma-gulma yang terdapat
pada persawahan petani di Desa Sidera . Identifikasi dimaksudkan untuk membantu para petani
dalam usaha menentukan program pengendalian gulma secara terarah sehingga produksi padi
dapat ditingkatkan sebagaimana yang diharapkan.
Terdapat 33 jenis gulma yang sering dijumpai tumbuh pada pertanaman padi sawah dengan
perincian 10 jenis dari golongan rerumputan, 7 teki-tekian, dan 16 jenis dari golongan gulma
berdaun lebar. Sepuluh jenis gulma yang dominannya adalah sebagai berikut: Monochoria
vaginalis, Paspalum distichum, Fimbristylist milliacea, Cyperus difformis, Scirpus juncoides,
Marsilea crenata, Echinochloa crus-galli, Jussiea repens, Spenochlea zeylanica, dan Cyperus iria.
3.3  Gulma-Gulma Yang Dominan Pada Padi Sawah
Monochoria vaginalis merupakan tumbuhan tahunan berdaun lebar, ditemukan di sawah.
Daunnya pada waktu muda berbentuk panjang dan sempit, kemudian berbentuk lanset,
sedangkan yang sudah tua berbentuk bulat telur-bulat memanjang/ jantung yang mengkilap,
bunga berwarna biru keunguan dengan kedudukan yang berlawanan dengan kedudukan daun.
Bunganya biasanya sebanyak 3 – 25, terbuka secara serentak. Perhiasan bunga panjang 11 – 15
cm, tangkai bunga 4- 25mm, kepala putik yang melengkung. Buah M. vaginalis mempunyai
diameter kurang lebih 1 cm. Berkembangbiak melalui biji.  Tempat tumbuhnya di tanah berawa
terutama di sawah-sawah. Sering menghasilkan bobot basah yang lebih tinggi disawah daripada
spesies gulma lain. Namun gulma ini pendek, dan akarnya hanya dekat permukaan tanah dan
tidak dapat bersaing dengan gulma lain untuk mendapatkan sinar matahari dan hara tanah.
Paspalum distichum merupakan tumbuhan tahunan, jenis rumput. Ditemukan di sawah.
Karangan bunga bercabang dua, hanya sebelah yang beranak bulir. Berkembangbiak melalui
potongan batang di bawah tanah yang menjalar. Habitat sepanjang saluran irigasi. Dapat
bertahan hidup dalam sawah tergenang, tanah yang berdrainase buruk, bahkan disawah yang
berdrainase baik. Tumbuhan membuat selapis hamparan akar yang tebal tepat di bawah
permkaan, dan ini dapat menghambat arus air irigasi bila gulma tumbuh sepanjang saluran
irigasi.
Frimbristylist milliacea merupakan tumbuhan setahun, tumbuh berumpun, dengan tinggi 20 – 60
cm. Batangnya ramping, tidak berbulu-bulu, bersegi empat, dan tumbuh tegak. Daunnya terdapat
di bagian pangkal, bentuk bergaris, menyebar lateral, tepi luar tipis, panjang sampai 40 cm.
Bunganya berkarang dan bercabang banyak. Anak bulir kecil dan banyak sekali, warna cokelat
dengan punggung berwarna hijau, bentuk bola sampai jorong, dengan ukuran 2 – 5 mm x 1,5 – 2
mm. Buahnya berwarna kuning pucat atau hampir putih, bentuk bulat telur terbalik. Biasanya
terdapat di tempat-tempat basah, berlumpur sampai semi basah, umumnya terdapat pada lahan
sawah.
Cyperus difformis merupakan tumbuhan tahunan, tumbuh berumpun, 10 – 70 cm. Batangnya
berbentuk segitiga licin, agak lunak, menajam pada ujungnya, sering berwarna agak hijau
kekuning-kuningan. Daunnya dalam jumlah yang sedikit terdapat pada bagian pangkal batang,
umumnya lebih pendek dari pada batang dengan lebar 2 – 8 mm. Bunganya berkarangan terdapat
di ujung, umumnya anak bulir banyak dan membentuk suatu masa yang berbentuk bulat pada
ujung cabang. Mempunyai 2 atau 3 daun pelindung seperti daun yang disebut daun pembalut.
Anak bulir mempunyai ukuran panjang 4 – 8 mm, dan lebar lebih kurang 1 mm. C. difformis
biasanya terdapat di tempat- tempat basah dan berlumpur, terutama di sawah. Reproduksinya
melalui biji. Tumbuhannya dapat menutupi tanah dengan cepat karena daur kehidupan yang
pendek dan produksi biji yang sangat banyak. Gulma tidak menaungi tanaman padi, tetapi dapat
bersaing dalam memperebutkan air dan hara. Dapat menjadi gulma yang dominan disawah bila
herbisida  yang digunakan itu efektif terhadap rumput, tetapi tidak membunuh teki. Gulma tidak
tahan terhadap genangan yang dalam, dan mungkin dapat dikendalikan melalui pengelolaan air.
Echinochloa crus-galli merupakan tumbuhan setahun, perakarannya dangkal, tumbuh berumpun,
dengan tinggi batang 50 – 150 cm. Batangnya kuat dan kokoh, tumbuh tegak serta daunnya
rata/datar dengan panjang 10 – 20 cm, lebar 0,5 – 1 cm. Bentuk garis meruncing ke arah ujung,
yang mula-mula tumbuh tegak kemudian merunduk, panjang 5 – 21 cm, terdiri dari 5 – 40 cm
tandan. Biasanya terbentuk piramid sempit, warna hijau sampai ungu tua. Bulirnya banyak, anak
bulir panjang 2 – 3,5 mm, berambut. Kepala sarinya mempunyai diameter 0,6 – 0,85 mm. Buah
E. crusgalli disebut caryopsis, berbentuk lonjong, tebal, panjang 2 – 3,5 mm. Biji yang tua
berwarna kecoklat-coklatan sampai kehitam-hitaman. Echinochloa crus-galli terdapat di tempat-
tempat basah, kadang-kadang terdapat juga di tempat setengah basah. Di sawah tumbuh bersama
padi, akan tetapi umumnya lebih tinggi dan berbunga lebih dulu dari pada padi.
Spenochlea zeylanica merupakan tumbuhan setahun, termasuk kedalam jenis berdaun lebar.
Ditemukan di sawah. Akar berbentuk tali, batang berongga, bunga putih berbentuk bulir.
Berkembang biak melalui biji. Habitatnya sawah yang selalu tergenagi dan rawa. Tumbuh
hamper di tiap tanah basah pada daratan rendah. Biasa ditemukan dan gawat disawah dan
kadang-kadang merupakan masalah bagi tanaman lain seperti talas.
Cyperus iria merupakan tumbuhan setahun, termasuk kedalam jenis teki. Ditemukan di sawah,
dan lading gogorancah. Akar serabut berwarna merah kekuning-kuningan, bunga terbuka
berwarna kekuning-kuningan, daun dibawah bunga lebih panjang daripada bunganya.
Berkembangbiak melalui biji, tiap tumbuhan dapat menghasilkan biji sampai 5000 butir.
Habitatnya di daerah terbuka yang basah, di tanah yang basah, tanah kering dan lahan
gogorancah.
3.4        Cara-Cara Pengendalian Gulma
Pengendalian dapat berbentuk pencegahan dan pemberantasan. Mencegah biasanya lebih murah
tetapi tidak selalu lebih mudah. Di negara-negara yang sedang membangun kegiatan
pengendalian yang banyak dilakukan orang adalah pemberantasan. Pengendalian gulma dapat
dilakukan dengan cara-cara :

1.    Pengendalian Gulma Secara Fisik


Pengendalian gulma secara fisik ini dapat dilakukan dengan jalan :
a.    Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dengan menggunakan alat-alat seperti cangkul, garu, bajak, traktor dan
sebagainya pada umumnya juga berfungsi untuk memberantas gulma. Efektifitas alat-alat
pengolah tanah di dalam memberantas gulma tergantung beberapa faktor seperti siklus hidup dari
gulma atau kropnya, dalam dan penyebaran akar, umur dan ukuran infestasi, macamnya krop
yang ditanaman, jenis dan topografi tanah dan iklim.
b.    Penggenangan
Penggenangan efektif untuk memberantas gulma tahunan. Caranya dengan menggenangi
sedalam 15 - 25 cm selama 3 - 8 minggu. Gulma yang digenangi harus cukup terendam, karena
bila sebagian daunnya muncul di atas air maka gulma tersebut umumnya masih dapat hidup.
c.    Pembakaran 
Suhu kritis yang menyebabkan kematian pada kebanyakan sel adalah 45 - 550 C, tetapi biji-biji
yang kering lebih tahan daripada tumbuhannya yang hidup. Kematian dari sel-sel yang hidup
pada suhu di atas disebabkan oleh koagulasi pada protoplasmanya.
Pembakaran secara terbatas masih sering dilakukan untuk membersihkan tempat-tempat dari
sisa-sisa tumbuhan setelah dipangkas. Pada sistem peladangan di luar Jawa cara ini masih
digunakan oleh penduduk setempat. Pembakaran umumnya banyak dilakukan pada tanah-tanah
yang non pertanian, seperti di pinggir-pinggir jalan, pinggir kali, hutan dan tanah-tanah industri.
Keuntungan pembakaran untuk pemberantasan gulma dibanding dengan pemberantasan secara
kimiawi adalah pada pembakaran tidak terdapat efek residu pada tanah dan tanaman.
Keuntungan lain dari pembakaran ialah insekta-insekta dan hama-hama lain serta penyakit
seperti cendawan-cendawan ikut dimatikan. Kejelekannya ialah bahaya kebakaran bagi
sekelilingnya, mengurangi kandungan humus atau mikroorganisme tanah, dapat memperbesar
erosi, biji-biji gulma tertentu tidak mati, asapnya dapat menimbulkan alergi dan sebagainya.
2.    Pengendalian Gulma Dengan Sistem Budidaya
Cara pengendalian ini jiga disebut pengendalian secara ekologis, oleh karena menggunakan
prinsip-prinsip ekologi yaitu mengelola lingkungan sedemikian rupa sehingga mendukung dan
menguntungkan pertanaman tetapi merugikan bagi gulmanya. Di dalam pengendalian gulma
dengan sistem budidaya ini terdapat beberapa cara yaitu :
a.    Pergiliran Tanaman
Pergiliran tanaman bertujuan untuk mengatur dan menekan populasi gulma dalam ambang yang
tidak membahayakan. Coontoh : padi – tebu – kedelai, padi – tembakau – padi. Tanaman tertentu
biasanya mempunyai jenis gulma tertentu pula, karena biasanya jenis gulma itu dapat hidup
dengan leluasa pada kondisi yang cocok untuk pertumbuhannya. Sebagai contoh gulma teki
(Cyperus rotundus) sering berada dengan baik dan mengganggu pertanaman tanah kering yang
berumur setahun (misalnya pada tanaman cabe, tomat, dan sebagainya). Demikian pula dengan
wewehan (Monochoria vaginalis) di sawah-sawah. Dengan pergiliran tanaman, kondisi
mikroklimat akan dapat berubah-ubah, sehingga gulma hidupnya tidak senyaman sebelumnya.
b.    Budidaya pertanaman
Penggunaan varietas tanaman yang cocok untuk suatu daerah merupakan tindakan yang sangat
membantu mengatasi masalah gulma.
Penanaman rapat agar tajuk tanaman segera menutupi ruang-ruang kosong merupakan cara yang
efektif untuk menekan gulma.
Pemupukan yang tepat merupakan cara untuk mempercepat pertumbuhan tanaman sehingga
mempertinggi daya saing pertanaman terhadap gulma.
Waktu tanaman lambat, dengan membiarkan gulma tumbuh lebih dulu lalu diberantas dengan
pengolahan tanah atau herbisida. Baru kemudian tanaman ditanam pada tanah yang sebagian
besar gulmanya telah mati terberantas.
c.    Pengendalian gulma secara biologis
Pengendalian gulma secara biologis (hayati) ialah pengendalian gulma dengan menggunakan
organisme lain, seperti insekta, fungi, ternak, ikan dan sebagainya. Pengendalian biologis yang
intensif dengan insekta atau fungi biasanya hanya ditujukan  terhadap suatu species gulma asing
yang telah menyebar secara luas dan ini harus melalui proses penelitian yang lama serta
membutuhkan ketelitian. Juga harus yakin apabila species gulma yang akan dikendalikan itu
habis, insekta atau fungi tersebut tidak menyerang tanaman atau tumbuhan lain yang mempunyai
arti ekonomis.
Sebagai contoh eceng gondok (Eichhornia crassipes) dapat dikendalikan secara biologis dengan
kumbang penggerek Neochetina bruchi dan Neochetina eichhorniae. Sedangkan jamur atau fungi
yang berpotensi dapat mengendalikan gulma secara biologis ialah Uredo eichhorniae untuk
eceng gondok, Myrothesium roridum untuk kiambang , dan Cerospora sp. untuk kayu apu. Di
samping pengendalian biologis yang tidak begitu spesifik terhadap species-species tertentu
seperti penggunaan ternak dalam pengembalaan, kalkun pada perkebunan kapas, ikan yang
memakan gulma air dan sebagainya.
d.    Pengendalian gulma secara kimiawi
Pengendalian gulma secara kimiawi adalah pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida.
Yang dimaksud dengan herbisida adalah senyawa kimia yang dapat digunakan untuk mematikan
atau menekan pertumbuhan gulma, baik secara selektif maupun non selektif. Macam herbisida
yang dipilih bisa kontak maupun sistemik, dan penggunaannya bisa pada saat pratanam,
pratumbuh atau pasca tumbuh. Keuntungan pengendalian gulma secara kimiawi adalah cepat dan
efektif, terutama untuk areal yang luas. Beberapa segi negatifnya ialah bahaya keracunan
tanaman, mempunyai efek residu terhadap alam sekitar dan sebagainya. Sehubungan dengan
sifatnya ini maka pengendalian gulma secara kimiawi ini harus merupakan pilihan terakhir
apabila cara-cara pengendalian gulma lainnya tidak berhasil. Untuk berhasilnya cara ini
memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang cukup dan untuk itu akan diuraikan tersendiri lebih
lanjut.
e.    Pengendalian gulma secara terpadu
Yang dimaksud dengan pengendalian gulma secara terpadu yaitu pengendalian gulma dengan
menggunakan beberapa cara secara bersamaan dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang
sebaik-baiknya.
Walaupun telah dikenal beberapa cara pengendalian gulma antara lain secara budidaya, fisik,
biologis dan kimiawi serta preventif, tetapi tidak satupun cara-cara tersebut dapat mengendalikan
gulma secara tuntas. Untuk dapat mengendalikan suatu species gulma yang menimbulkan
masalah ternyata dibutuhkan lebih dari satu cara pengendalian. Cara-cara yang dikombinasikan
dalam cara pengendalian secara terpadu ini tergantung pada situasi, kondisi dan tujuan masing-
masing, tetapi umumnya diarahkan agar mendapatkan interaksi yang positif, misalnya paduan
antara pengolahan tanah dengan pemakaian herbisida, jarak tanam dengan penyiangan,
pemupukan dengan herbisida dan sebagainya, di samping cara-cara pengelolaan pertanaman
yang lain.
3.5  Pengedalian Gulma Padi Sawah
a. Menyiang
            Keuntungan menyiang dengan tangan. Menyiang dengan tangan ialah cara yang paling
tua, paling sederhana langsung dalam mengendalikan gulma di sawah. Efektif terhadap gulma
muda. Gulma yang tumbuh didalam rumpun dan diantara barisan tanaman padi dapat dibuang
tanpa merusak tanaman padi.
Kerugian menyiang dengan tangan adalah banyak tenaga kerja dan memakan waktu yang lama.
Biit gulma yang masih muda tidak dapat dibedakan dengan tanaman padi pada awal musim,
dikala menyiangi dengan tangan paling efektif.
Pengaturan waktu untuk menyiang dengan tangan, menyiang dengan tangan harus dilakukan
pada waktu pertumbuhan dini tanaman itu tepatnya waktu tergantung dari budidaya padinya.
b. Pengelolaan air
            Penggenangan adalah tindakan pengendalian gulma yang penting, padi tumbuh baik
hasilnyadalam tanah jenuh maupun dalam air genangan, keuntungan utama penggenangan ialah
pengendalian gulma akan lebih baik.
            Waktu menggenangi dengan air adalah 3-4 hari setelah tandur. Dalam pertumbuhannya
permukaan air dapat dinaikkan 5-10 cm. padi yang ditabur langsung dapat digenangi setelah
berkecambah dan tanaman sudah mapan. Menggenangi dengan air pada system tanah ini kurang
efektif karena beberapa jenis gulma dapat turut mapan pertumbuhannya bersama dengan
tanaman padi yang masih muda.
c. Herbisida
            Herbisida adalah suatu bahan kimia yang digunakan untuk membunuh atau mencegah
pertumbuhan gulma. Cara yang paling efektif untuk menanggulangi gulma ialah menggunakan
herbisida dalam kombinasi dengan cara pengendalian lainnya. 
            Keuntungan herbisida adalah menghemat tenaga, dapat digunakan dalam lingkungan padi
apapun. Kerugiannya adalah menggunakan herbisida yang sama terus-menerus mengakibatkan
berkembangnya gulma, khususnya jenis tahunan, yang sulit dikendalikan dengan herbisida.
Pengaturan waktu pemberian herbisida

BAB IV
PENUTUP

4.1    Kesimpulan
Gulma merupakan tanaman yang tumbuh di sekitar tanaman yang dibudidayakan atau  tanaman
lain yang tumbuh bersama dengan tanaman yang diusahakan.
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil beras baik kualitas dan kuantitas adalah
gangguan gulma.
Sepuluh jenis gulma yang dominannya adalah sebagai berikut: Monochoria vaginalis, Paspalum
distichum, Frimbristylist milliacea, Cyperus difformis, Scirpus juncoides, Marsilea crenata,
Echinochloa crus-galli, Jussiea repens, Spenochlea zeylanica, dan Cyperus iria.
Cara-cara pengendalian gulma: Pengendalian gulma secara fisik, Pengendalian gulma dengan
sistem budidaya, Pengendalian gulma secara biologis, Pengendalian gulma secara kimiawi dan
Pengendalian gulma secara terpadu.
4.2 Saran
          Ada beberapa saran yang dapat penulis tuliskan dengan hasil praktek lapang yang di
laksanakan di Desa Sidera  antara lain sebagai berikut :
1.    Diharapkan untuk praktek lapang selanjutnya di buat jadwal praktek dan waktu setiap
matakuliah yang di praktekan, sehingga tidak ada matakuliah praktek yang tabrakan, sehingga
dalam pengumpulan data banyak yang tidak maksimal. 

Newer PostOlder PostHome


Cara Buat Buku Tamu disini

widget by Klinik-it
Powered by Blogger.

Diberdayakan oleh  Terjemahan


Search This Blog
Search

Tentang Penulis

Salmin Mointi 
Nama Lengkap : Salmin Mointi S.P.
Tempat Lahir : Bolano Sulawesi Tengah, indonesia 
MAKALAH GULMA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Perubahan manusia sejak zaman kuno hingga kini selalu tergantung pada lingkungan. Keperluan
akan makanan senantiasa menjadi masalah yang tidak ada putusnya. Kurang pangan seolah-olah
sudah merupakan persoalan  yang akrab dengan manusia yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan. Sadar atau tidak, baik primitif atau super modern manusianya, ia  pasti memerlukan
bahan makanan sebagai penyambung hidup. Namun problema bahan pangan tak henti-hentinya
mengendala,yg pada gilirinya  memaksa manusia memikirkan suatu  cara terbaik untuk  dapat 
memanfaatkan lingkungan  guna  mengatasi masalah tersebut. Pemikiran seperti itu pada
hakikatnya dimulai ketika fajar pertanian terbit yang  diharapkan akan mampu menerangi  beban 
kehidupan  pangan  yg  begitu syarat.

 Oleh  karna  itu  muncullah teknik  budidaya  tanaman  yaitu  menanam  dan  merawat  tanaman
yang  kita tanam untuk di peroleh hasilnya. Dalam  teknik budidaya  ini tidak  lepas dari yang
namanya OPT (Organisme Penggangu Tanama), misalnya gulma. Akibat dari gulma ini yaitu
dapat mengurangi tingkat produktifitas budidaya atau pertanian. Tetapi gulma ini tidak selalu
bersifat mengganggu. Maksudnya apabila gulma tersebut bersinggungan dengan tanaman yang
kita budidaya maka bisa dikatakan sebagai penggangu atau mempunyai peranan negatif. Tetapi
apabila gulma tersebut tumbuh bebas di hutan maka tidak dikatakan sebagai tanaman penggangu
karena tidak mengganggu tanaman yang kita budidaya, bahkan dapat digunakan sebagai obat
oleh manusia yang dapat diolah sebagai herbalium. Oleh karena itu gulma tidak selalu berarti
negative karna gulma juga mempunyai peranan positif bagi lingkungan manusia.”Segala sesuatu
yang  diciptakan oleh Allah SWT, sekecil apapun bentukanya pasti bermanfaat”.

1.2  Tujuan

Secara umum makalah ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui pengertian dari gulma itu sendiri


2. Mengetahui jenis-jenis gulma yang ada

3. Mengetahui klasifikasi dari gulma itu sendiri

4. Mengetahui peranan negatif gulma

5. Mengetahui peranan positif gulma

1.3  Manfaat

1. Mengetahui jenis-jenis gulma sehinga dapat melakukan tindakan apabila ada di sekitar tanamam  yang
di budidaya

2. Dapat mengetahui peranan dari gulma itu sendiri

3. Untuk peran negatif kita dapat melakukan pemberantasan terhadapnya

4. Untuk peran positif dari gulma kita dapat memanfaatkannya ,umumnya dapat di gunakan
sebagai herbalium

1.4   Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka mmasalah-masalah yang akan dirumuskan
meliputi :

1. Apakah pengertian gulma itu sendiri ?

2. Bagaimanakah jenis-jenis gulma itu sendiri ?

3. Seperti apakah klasifikasi gulma itu ?

4. Bagaimanakah peran positif gulma bagi lingkungan ?

5. Bagaimanakah peran negatif gulma terhadap lingkungan ?

1.5  Batasan masalah

Dalam pembuatan makalah ini, penulis membatasi masalah mengenai peran positif dan negative
gulma bagi lingkungan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
        Gulma adalah segala tanaman yang tumbuh pada tempat yang tidak diinginkan. Bunga
mawar pun, jika tumbuh di tengah sayuran juga termasuk Gulma. Kebanyakan Gulma adalah
tanaman yang cepat tumbuh dan dapat menghasilkan sejumlah besar biji dalam waktu singkat.
Biasanya bijinya mudah tersebar, misalnya bunga dandelion dengan buahnya yang bisa tersebar
hanya dengan angin kecil. Beberapa gulma akan terus menebarkan bijinya walaupun pohonnya
telah dicabut. Di atas tanah, dari gulma kebun biasa, bunga-bunganya akan membuat setumpuk
biji berambut pada timbunan kompos jika ditaruh disitu dan tidak dihancurkan. Gulma lain
seperti tumbuhan rambat bunga kuning menghasilkan puncuk yang berakar setiap kali
menyentuh tanah. Dengan ini, tanaman menjalar dengan cepat. Ada Gulma yang seperti
konvolvulus, harus diangkat sepenuhnya dari tanah. Sisa tangkai yang tercecer akan tumbuh
sebagai tanaman baru.

2.2 Jenis – jenis Gulma


Berdasarkan morfologinya gulma dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
1. Gulma teki-tekian golongan teki termasuk dalam familia Cyperaceae. Gulma ini memiliki daya
tahan yang luar biasa terhadap pengendalian mekanik karena memiliki umbi batang di dalam
tanah yang mampu bertahan berbulan-bulan. Gulma ini menjalankan jalur fotosintesis C4 yang
menjadikannya sangat efisien dalam menguasai areal pertanian secara cepat. Ciri dari gulma ini
adalah batang umumnya berbentuk segitiga, kadang-kadang juga bulat dan biasanya tidak
berongga.Daun tersusun dalam tiga deretan, tidak memiliki lidah-lidah daun (ligula).Ibu tangkai
karangan bunga tidak berbuku-buku. Bunga sering dalam bulir (spica) atau anak bulir, biasanya
dilindungi oleh suatu daun pelindung. Buahnya tidak membuka. Contohnya Cyperus rotundus,
Fimbristylis littoralis, Scripus juncoides.
2.  Gulma rumput-rumputan Gulma golongan rumput termasuk dalam familia
Gramineae/Poaceae. Gulma ini memiliki daun yang sempit seperti teki-tekian tetapi memiliki
stolon, yang mana stolon ini di dalam tanah membentuk jaringan rumit yang sulit diatasi secara
mekanik.Ciri lain dari gulma ini adalah, batang bulat atau agak pipih, kebanyakan
berongga.Daun-daun soliter pada buku-buku, tersusun dalam duaderet, umumnya bertulang
daun sejajar, terdiri atas dua bagian yaitu pelepah daun dan helaian daun. Daun biasanya
berbentuk garis (linier), tepi daun rata. Lidah-lidah daun sering kelihatan jelas pada batas
antara pelepah daun dan helaian daun. Contoh gulma rumput-rumputan adalah Imperata
cyliindrica, Echinochloa crusgalli, Cynodon dactylon, Panicum repens.

3. Gulma berdaun lebar Gulma berdaun lebar umumnya termasuk Dicotyledoneae dan


Pteridophyta. Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budidaya. Kompetisi terhadap
tanaman utama berupa kompetisi cahaya. Ciri dari gulma ini adalah daun lebar dengan tulang
daun berbentuk jala. Contohnya Monocharia vaginalis, Limnocharis flava, Eichornia crassipes,
Amaranthus spinosus, Portulaca olerace, Lindernia sp.

2.3 Peran Negatif Gulma


1. KERUGIAN AKIBAT GULMA

Produksi tanaman pertanian, baik yang diusahakan dalam bentuk pertanian rakyat
ataupun perkebunan besar ditentukan oleh beberapa faktor antara lain hama, penyakit dan gulma.
Kerugian akibat gulma terhadap tanaman budidaya bervariasi, tergantung dari jenis tanamannya,
iklim, jenis gulmanya, dan tentu saja praktek pertanian di samping faktor lain. Di Amerika
Serikat besarnya kerugian tanaman budidaya yang disebabkan oleh penyakit 35 %, hama 33 %,
gulma 28 % dan nematoda 4 % dari kerugian total. Di negara yang sedang berkembang, kerugian
karena gulma tidak saja tinggi, tetapi juga mempengaruhi persediaan pangan duniaTanaman
perkebunan juga mudah terpengaruh oleh gulma, terutama sewaktu masih muda.Apabila
pengendalian gulma diabaikan sama sekali, maka kemungkinan besar usaha tanaman perkebunan
itu akan rugi total. Pengendalian gulma yang tidak cukup pada awal pertumbuhan tanaman
perkebunan akan memperlambat pertumbuhan dan masa sebelum panen. Beberapa gulma lebih
mampu berkompetisi daripada yang lain (misalnya Imperata cyndrica), yang dengan demikian
menyebabkan kerugian yang lebih besar.
Persaingan antara gulma dengan tanaman yang kita usahakan dalam mengambil unsur-
unsur hara dan air dari dalam tanah dan penerimaan cahaya matahari untuk proses fotosintesis,
menimbulkan kerugian-kerugian dalam produksi baik kualitas maupun kuantitas. Cramer (1975)
menyebutkan kerugian berupa penurunan produksi dari beberapa tanaman dalah sebagai berikut :
padi 10,8 %; sorgum 17,8 %; jagung 13 %; tebu 15,7 %; coklat 11,9 %; kedelai 13,5 % dan
kacang tanah 11,8 %. Menurut percobaan-percobaan pemberantasan gulma pada padi terdapat
penurunan oleh persaingan gulma tersebut antara 25-50 %.
Gulma mengkibatkan kerugian-kerugian yang antara lain disebabkan oleh :
1. Persaingan antara tanaman utama sehingga mengurangi kemampuan berproduksi, terjadi
persaingan dalam pengambilan air, unsur-unsur hara dari tanah, cahaya dan ruang lingkup.
2. Pengotoran kualitas produksi pertanian, misalnya pengotoran benih oleh biji-biji gulma.

3. Allelopathy yaitu pengeluaran senyawa kimiawi oleh gulma yang beracun bagi tanaman yang
lainnya, sehingga merusak pertumbuhannya.

4. Gangguan kelancaran pekerjaan para petani, misalnya adanya duri-duri Amaranthus spinosus,


Mimosa spinosa di antara tanaman yang diusahakan.

5. Perantara atau sumber penyakit atau hama pada tanaman, misalnya Lersia


hexandra dan Cynodon dactylon merupakan tumbuhan inang hama ganjur pada padi.

6. Gangguan kesehatan manusia, misalnya ada suatu gulma yang tepung sarinya menyebabkan
alergi.

7. Kenaikkan ongkos-ongkos usaha pertanian, misalnya menambah tenaga dan waktu dalam
pengerjaan tanah, penyiangan, perbaikan selokan dari gulma yang menyumbat air irigasi.

8. Gulma air mngurangi efisiensi sistem irigasi, yang paling mengganggu dan tersebar luas ialah
eceng gondok (Eichhornia crssipes). Terjadi pemborosan air karena penguapan dan juga
mengurangi aliran air. Kehilangan air oleh penguapan itu 7,8 kali lebih banyak dibandingkan
dengan air terbuka. Di Rawa Pening gulma air dapat menimbulkan pulau terapung yang
mengganggu penetrasi sinar matahari ke permukaan air, mengurangi zat oksigen dalam air dan
menurunkan produktivitas air.

Dalam kurun waktu yang panjang kerugian akibat gulma dapat lebih besar daripada
kerugian akibat hama atau penyakit. Di negara-negara sedang berkembang (Indonesia, India,
Filipina, Thailand) kerugian akibat gulma sama besarnya dengan kerugian akibat hama.

2. KOMPETISI

A. Kompetisi Gulma terhadap Tanaman

Adanya persaingan gulma dapat mengurangi kemampuan tanaman untuk berproduksi.


Persaingan atau kompetisi antara gulma dan tanaman yang kita usahakan di dalam menyerap
unsur-unsur hara dan air dari dalam tanah, dan penerimaan cahaya matahari untuk proses
fotosintesis, menimbulkan kerugian-kerugian dalam produksi baik kualitas dan kuantitas.

1. Persaingan memperebutkan hara

Setiap lahan berkapasitas tertentu didalam mendukung pertumbuhan berbagai


pertanaman atau tumbuhan yang tumbuh di permukaannya. Jumlah bahan organik yang dapat
dihasilkan oleh lahan itu tetap walaupun kompetisi tumbuhannya berbeda; oleh karena itu jika
gulma tidak diberantas, maka sebagian hasil bahan organik dari lahan itu berupa gulma. Hal ini
berarti walaupun pemupukan dapat menaikkan daya dukung lahan, tetapi tidak dapat
mengurangi komposisi hasil tumbuhan atau dengan kata lain gangguan gulma tetap ada dan
merugikan walaupun tanah dipupuk.

Yang paling diperebutkan antara pertanaman dan gulma adalah unsur nitrogen, dan
karena nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang banyak, maka ini lebih cepat habis terpakai.
Gulma menyerap lebih banyak unsur hara daripada pertanaman. Pada bobot kering yang sama,
gulma mengandung kadar nitrogen dua kali lebih banyak daripada jagung; fosfat 1,5 kali lebih
banyak; kalium 3,5 kali lebih banyak; kalsium 7,5 kali lebih banyak dan magnesium lebih dari 3
kali. Dapat dikatakan bahwa gulma lebih banyak membutuhkan unsur hara daripada tanaman
yang dikelola manusia.

2. Persaingan memperebutkan air

Sebagaimana dengan tumbuhan lainnya, gulma juga membutuhkan banyak air untuk
hidupnya. Jika ketersediaan air dalam suatu lahan menjadi terbatas, maka persaingan air
menjadi parah. Air diserap dari dalam tanah kemudiaan sebagian besar diuapkan (transpirasi)
dan hanya sekitar satu persen saja yang dipakai untuk proses fotosintesis. Untuk tiap kilogram
bahan organik, gulma membutuhkan 330 – 1900 liter air. Kebutuhan yang besar tersebut
hampir dua kali lipat kebutuhan pertanaman. Contoh gulma Helianthus annus membutuhkan air
sebesar 2,5 kali tanaman jagung. Persaingan memperebutkan air terjadi serius pada pertanian
lahan kering atau tegalan.

3. Persaingan memperebutkan cahaya

Apabila ketersediaan air dan hara telah cukup dan pertumbuhan berbagai tumbuhan
subur , maka faktor pembatas berikutnyaa adalah cahaya matahari yang redup (di musim
penghujan) berbagai pertanaman berebut untuk memperoleh cahaya matahari. Tumbuhan yang
berhasil bersaing mendapatkan cahaya adalah yang tumbuh lebih dahulu, oleh karena itu
tumbuhan itu lebih tua, lebih tinggi dan lebih rimbun tajuknya. Tumbuhan lain yang lebih
pendek, muda dan kurang tajuknya, dinaungi oleh tumbuhannya yang terdahulu serta
pertumbuhannya akan terhambat.

Tumbuhan yang berjalur fotosintesis C4 lebih efisien menggunakan air, suhu dan sinar
sehingga lebih kuat bersaing berebut cahaya pada keadaan cuaca mendung. Oleh karena itu
penting untuk memberantas gulma dari familia Cyperaceae dan Gramineae (Poaceae) di sekitar
rumpun-rumpun padi yang berjalur C3.

4. Lama keberadaan gulma

Semakin lama gulma tumbuh bersama dengan tanaman pokok, semakin hebat
persaingannya, pertumbuhan tanaman pokok semakin terhambat, dan hasilnya semakin
menurun. Hubungan antara lama keberadaan gulma dan pertumbuhan atau hasil tanaman
pokok merupakan suatu korelasi negatif. Perlakuan lama keberadaan gulma 0, 15, 30, 45, 60,
75, dan 90 hari setelah tanam masing-masing memberikan bobot biji kedelai sebesar 353,37;
314,34; 271,45; 257,34; 256,64; 250,56 dan 166,22 g/petak (Erida dan Hasanuddin, 1996).

5. Kecepatan tumbuh gulma

Semakin cepat gulma tumbuh, semakin hebat persaingannya, pertumbuhan tanaman


pokok semakin terhambat, dan hasilnya semakin menurun.

6. Habitus gulma

Gulma yang lebih tinggi dan lebih lebat daunnya, serta lebih luas dan dalam sistem
perakarannya memiliki kemampuan bersaing yang lebih, sehingga akan lebih menghambat
pertumbuhan dan menurunkan hasil tanaman pokok

7. Jalur fotosintesis gulma (C3 atau C4)

Gulma yang memiliki jalur fotosintesis C 4 lebih efisien, sehingga persaingannya lebih
hebat, pertumbuhan tanaman pokok lebih terhambat, dan hasilnya semakin menurun.

8. Allelopati

Beberapa species gulma menyaingi tanaman dengan mengeluarkan senyawa dan zat-
zat beracun dari akarnya (root exudates atau lechates) atau dari pembusukan bagian
vegetatifnya. Bagi gulma yang mengeluarkan allelopat mempunyai kemampuan bersaing yang
lebih hebat sehingga pertumbuhan tanaman pokok lebih terhambat, dan hasilnya semakin
menurun.

Di samping itu kemiripan gulma dengan tanaman juga mempunyai arti penting. Masing-
masing pertanaman memiliki asosiasi gulma tertentu dan gulma yang lebih berbahaya adalah
yang mirip dengan pertanamannnya. Sebagai contoh Echinochloa crusgalli lebih mampu bersaing
terhadap padi jika dibandingkan dengan gulma lainnya.

B. Kompetisi Intraspesifik dan Interspesifik

Gulma dan pertanaman yang diusahakan manusia adalah sama-sama tumbuhan yang
mempunyai kebutuhan yang serupa untuk pertumbuhan normalnya. Kedua tumbuhan ini sama-
sama membutuhkan cahaya, air, hara gas CO2 dan gas lainnya, ruang, dan lain sebagainya.
Apabila dua tumbuhan tumbuh berdekatan, maka akan perakaran kedua tumbuhan itu akan
terjalin rapat satu sama lain dan tajuk kedua tumbuhan akan saling menaungi, dengan akibat
tumbuhan yang memiliki sistem perakaran yang lebih luas, lebih dalam dan lebih besar
volumenya serta lebih tinggi dan rimbun tajuknya akan lebih menguasai (mendominasi)
tumbuhan lainnya. Dengan demikian perbedaan sifat dan habitus tumbuhanlah yang
merupakan penyebab terjadinya persaingan antara individu-individu dalam spesies tumbuhan
yang sama (intra spesific competition atau kompetisi intra spesifik) dan persaingan antara
individu-individu dalam spesies tumbuhan yang berbeda (inter spesific competition atau
kompetisi inter spesifik). Persaingan gulma terhadap pertanaman disebabkan antara lain oleh
karena gulma lebih tinggi dan lebih rimbun tajuknya, serta lebih luas dan dalam sistem
perakarannya, sehingga pertanaman kalah bersaing dengan gulma tersebut.

Periode Kritis

Dalam pertumbuhan tanaman terdapat selang waktu tertentu dimana tanaman sangat
peka terhadap persaingan gulma. Keberadaan atau munculnya gulma pada periode waktu
tersebut dengan kepadatan tertentu yaitu tingkat ambang kritis akan menyebabkan penurunan
hasil secara nyata. Periode waktu dimana tanaman peka terhadap persaingan dengan gulma
dikenal sebagai periode kritis tanaman. Periode kritis adalah periode maksimum dimana setelah
periode tersebut dilalui maka keberadaan gulma selanjutnya tidak terpengaruh terhadap hasil
akhir. Dalam periode kritis, adanya gulma yang tumbuh di sekitar tanaman harus dikendalikan
agar tidak menimbulkan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan hasil akhir tanaman
tersebut.

Periode kritis adalah periode dimana tanaman pokok sangat peka atau sensitif terhadap
persaingan gulma, sehingga pada periode tersebut perlu dilakukan pengendalian, dan jika tidak
dilakukan maka hasil tanaman pokok akan menurun. Pada umumnya persaingan gulma
terhadap pertanaman terjadi dan terparah pada saat 25 – 33 % pertama pada siklus hidupnya
atau ¼ – 1/3 pertama dari umur pertanaman. Persaingan gulma pada awal pertumbuhan
tanaman akan mengurangi kuantitas hasil panenan, sedangkan gangguan persaingan gulma
menjelang panen berpengaruh lebih besar terhadap kualitas hasil panenan. Waktu pemunculan
(emergence) gulma terhadap pertanaman merupakan faktor penting di dalam persaingan.
Gulma yang muncul atau berkecambah lebih dahulu atau bersamaan dengan tanaman yang
dikelola, berakibat besar terhadap pertumbuhan dan hasil panenan. Sedangkan gulma yang
berkecambah (2-4 minggu) setelah pemunculan pertanaman sedikit pengaruhnya.

Dengan diketahuinya periode kritis suatu tanaman, maka saat penyiangan yang tepat
menjadi tertentu. Penyiangan atau pengendalian yang dilakukan pada saat periode kritis
mempunyai beberapa keuntungan. Misalnya frekuensi pengendalian menjadi berkurang karena
terbatas di antara periode kritis tersebut dan tidak harus dalam seluruh siklus hidupnya. Dengan
demikian biaya, tenaga dan waktu dapat ditekan sekecil mungkin dan efektifitas kerja menjadi
meningkat.
Gulma dan pertanaman adalah sama-sama tumbuhan yang mempunyai kebutuhan serupa
untuk pertumbuhan normalnya. Perbedaan sifat dan habitus tumbuhan merupakan penyebab
terjadinya kompetisi intra spesifik dan kompetisi inter spesifik.

Dalam pertumbuhan tanaman terdapat selang waktu tertentu di mana tanaman sangat
peka atau sensitif terhadap persaingan gulma, sehingga pada periode tersebut perlu dilakukan
pengendalian, dan jika tidak maka hasil tanaman akan menurun. Pada umumnya periode kritis
terjadi pada saat 25 – 33 % pertama pada siklus hidupnya atau pada saat ¼ – 1/3 pertama dari
umur pertanaman. Dengan diketahui periode kritis suatu tanaman maka saat penyiangan yang
tepat menjadi tertentu. Penyiangan gulma dilakukan pada saat periode kritis.

3. ALLELOPATI

Tumbuh-tumbuhan juga dapat bersaing antar sesamanya secara interaksi biokimiawi,


yaitu salah satu tumbuhan mengeluarkan senyawa beracun ke lingkungan sekitarnya dan dapat
mengakibatkan gangguan pertumbuhan tumbuhan yang ada di dekatnya. Interaksi biokimiawi
antara gulma dan pertanamanan antara lain menyebabkan gangguan perkecambahan biji,
kecambah jadi abnormal, pertumbuhan memanjang akar terhambat, perubahan susunan sel-sel
akar dan lain sebagainya.

Beberapa species gulma menyaingi pertanaman dengan mengeluarkan senyawa


beracun dari akarnya (root exudates atau lechates) atau dari pembusukan bagian vegetatifnya.
Persaingan yang timbul akibat dikeluarkannya zat yang meracuni tumbuhan lain
disebut alelopati dan zat kimianya disebut alelopat. Umumnya senyawa yang dikeluarkan
adalah dari golongan fenol.

Tidak semua gulma mengeluarkan senyawa beracun. Spesies gulma yang diketahui
mengeluarkan senyawa racun adalah alang-alang (Imperata cylinarica), grinting (Cynodon
dactylon), teki (Cyperus rotundus), Agropyron intermedium, Salvia lenocophyela dan lain-lain.

2. Gulma Yang Berpotensi Alelopati

Alelopati dapat meningkatkan agresivitas gulma di dalam hubungan interaksi antara


gulma dan tanaman melalui eksudat yang dikeluarkannya, yang tercuci, yang teruapkan, atau
melalui hasil pembusukan bagian-bagian organnya yang telah mati.

Beberapa jenis gulma yang telah diketahui mempunyai potensi mengeluarkan senyawa
alelopati dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Jenis gulma yang mempunyai aktivitas alelopati

Jenis gulma Jenis tanaman pertanian yang peka


Abutilon theoprasti beberapa jenis

Agropyron repens berbagai jenis

Agrostemma githago Gandum

Allium vineale Oat

Amaranthus spinosus Kopi

Ambrosia artemisifolia berbagai jenis

A. trifida kacang pea, gandum

Artemisia vulgaris Mentimun

Asclepias syriaca Sorgum

Avena fatua berbagai jenis

Celosia argentea Bajra

Chenopodium album mentimun, oat, jagung

Cynodon dactylon Kopi

Cyperus esculentus Jagung

C. rotundus sorgum, kedelai

Euporbia esula kacang pea, gandum

Holcus mollis Barli

Imperata cylindrica berbagai jenis

Poa  spp. Tomat

Polygonum persicaria Kentang

Rumex crisparus jagung, sorgum

Setaria faberii Jagung

Stellaria media Barli

(Sumber : Putnam, 1995)

Telah banyak bukti yang dikumpulkan menunjukkan bahwa beberapa jenis gulma
menahun yang sangat agresif termasuk Agropyron repens, Cirsium arvense, Sorgum halepense,
Cyperus rotundus dan Imperata cylindrica mempunyai pengaruh alelopati, khususnya melalui
senyawa beracun yang dikeluarkan dari bagian-bagian yang organnya telah mati.
Telah banyak bukti yang menunjukkan bahwa senyawa alelopati dapat menghambat
pertumbuhan tanaman. Laporan yang paling awal diketahui mengenai hal ini ialah bahwa pada
tanah-tanah bekas ditumbuhi Agropyron repens, pertumbuhan gandum, oat, alfalfa, dan barli
sangat terhambat.

Alang-alang menghambat pertumbuhan tanaman jagung dan ini telah dibuktikan dengan
menggunakan percobaan pot-pot bertingkat di rumah kaca di Bogor. Mengingat unsur hara, air
dan cahaya bukan merupakan pembatas utama, maka diduga bahwa alang-alang merupakan
senyawa beracun yang dapat mempengaruhi pertumbuhan jagung. Tumbuhan yang telah mati
dan sisa-sisa tumbuhan yang dibenamkan ke dalam tanah juga dapat menghambat
pertumbuhan jagung. Lamid dkk. (1994) memperlihatkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
ekstraks organ tubuh alang-alang, semakin besar pengaruh negatifnya terhadap pertumbuhan
kecambah padi gogo.

Penelitian semacam ini juga telah banyak dilakukan misalnya pada teki (Cyperus
rotundus). Pengaruh teki terhadap pertumbuhan jagung, kedelai dan kacang tanah juga telah
dipelajari dengan metode tidak langsung. Ekstrak umbi dari teki dalam berbagai konsentrasi
telah digunakan dalam percobaan. Sutarto (1990) memperlihatkan bahwa tekanan ekstrak teki
segar 200 dan 300 g/250 ml air menyebabkan pertumbuhan tanaman kacang tanah menjadi
kerdil dan kurus, serta potensi hasilnya menurun.

Kuantitas dan kualitas senyawa alelopati yang dikeluarkan oleh gulma dipengaruhi oleh
kerapatan gulma, macam gulma, saat kemunculan gulma, lama keberadaan gulma, habitus
gulma, kecepatan tumbuh gulma dan jalur fotosintesis gulma (C3 atau C4).

Senyawa-senyawa kimia yang mempunyai potensi alelopati dapat ditemukan di semua


jaringan tumbuhan termasuk daun, batang, akar rizoma, umbi, bunga, buah dan biji. Senyawa-
senyawa alelopati dapat dilepaskan dari jaringan-jaringan tumbuhan dalam berbagai cara
termasuk melalui penguapan, eksudat akar, pencucian dan pembusukan organ tumbuhan.
Beberapa gulma yang berpotensi alelopati baik yang masih hidup atau yang sudah mati sama-
sama dapat melepaskan senyawa alelopati melalui organ yang berada dia atas tanah maupun
yang di bawah tanah.

Beberapa jenis gulma yang berpotensi mengeluarkan senyawa alelopati ialah Abutilon


theoprasti, Agropyron repens, Agrostemma githago, Allium vineale, Amaranthus spinosus, Ambrosia
artemisifolia, A. trifidia, Artemisia vulgaris, Asclepias syriaca, Avena fatua, Celosia argentea,
Chenopodium album, Cynodon dactylon, Cyperus esculentus, C. rotundus, Euphorbia esula, Holcus mollis,
Imperata cylindrica, Poa spp. ,Polygonum persicaria, Rumex crispus, Setaria faberii, Stellaria media.
Senyawa alelopati dapat menghambat penyerapan hara, pembelahan sel-sel akar,
pertumbuhan tanaman, fotosintesis, respirasi, sitesis protein, menurunkan daya permeabilitas
membran sel dan menghambat aktivitas enzim.

Alelopati menghambat pertumbuhan tanaman. Agropyron repensmenghambat


pertumbuhan gandum, oat, alfalfa dan barli. Alang-alang dan teki baik yang masih hidup
maupun yang sudah mati menghambat pertumbuhan dan menurunkan hasil tanaman budidaya.

2.4 Peran Positif Gulma bagi Lingkungan


            Gulma juga mempunyai pengaruh positif dalam lingkungan yaitu bermanfaat untuk:

  Melindunngi tanah dari erosi

Imperata cylindrica, paspalum, conjugatan, axonopus

Gulma – gulma tersebut menjalar pada perakaran tanah  sehingga dapat menahan air sehingga tidak
terjadi erosi.

  Menyuburkan tanah

  Gulma yang dapat menyuburkan tanah yaitu Centrocema pubescens, Rureuria Javanica.

  Sebagai  Inang Pengganti

Gulma juga dapat berpperan sebagai predator serangga hama atau pathogen

  Sebagai Musuh Alami

Contoh gulma sebagai musuh alami yaitu Cytrohynus lividevenis, Diadema Ecerophaga

  Sebagai Trop Crop

Gulma yang berfungsi sebagai Trop Crop yaitu Tripascum laxum pada teh, Platylenchus Titonia
Diversipolia

  Sebagai Tanaman Penghalang

Contohnya Tagetes patula, Meloidgyne Hapla.

  Sebagai Herbalium
1. Meniran (Phylanthus urinaria, Linn.)

 Meniran mengandung filantin, hipofilantin, kalium, damar dan


tannin. Filantin dan hipofilantin berkhasiat melindungi sel hati dan zat
toksik (hepatoprotektor). Meniran berkhasiat membersihkan hati/ sakit
kuning (liver),ayan, pereda demam, peluruh kencing, peluruh dahak,
peluruh haid,disentri, mengobati jerawat dan menambah nafsu makan.

2. Rumput Teki ( Cyperus rotundus )

            Sebuah situs kesehatan menyebutkan, penelitian di Cina menemukan


bahwa secara tunggai maupun kombinasi, 6-9 gram rimpang teki bisa
membantu meringankan ketidakteraturan siklus haid serta meringankan
sindrom pramenstruasi (PMS). Rimpang teki juga sering dipakai untuk
meningkatkan nafsu makan, meredakan demam, dan meringankan penyakit
hati. Di India digunakan sebagai produk perawatan rambut dan kulit.
Kandungan minyak atsirinya digunakan sebagai parfum.

3. Bandotan (Ageratum conyzoides)

Khasiat Bandotan :

ngkan pembengkakandemam (antipiretik)

3.antitoksik,
4.menghila

5.menghentikan perdarahan (hemostatis)

6.peluruh haid (emenagog)

7.peluruh kencing (diuretik)

8.pelumuh kentut (kaiminatit)

4. Patikan Kebo ( Euphorbia hirta )


            tanaman ini dapat mengobati disentri, melancarkan kencing,
mengobati asbes paru, bronchitis kronis, asbes payudara, typus
abdomenalis, radang ginjal, radang tenggorokan, astma, dan radang
kelenjar susu atau payudara bengkak.
tanaman ini dapat mengobati disentri, melancarkan kencing, mengobati asbes paru, bronchitis kronis,
asbes payudara, typus abdomenalis, radang ginjal, radang tenggorokan, astma, dan radang kelenjar susu
atau payudara bengkak.

5. Putri Malu ( Mimosa pudica )

 Sifat dari Putri Malu atau Mimosa Pudica yang pemalu ternyata
mempunyai beberapa manfaat dan Khasiat untuk kesehatan, seperti : peluruh
dahak, anti batuk, penurun panas anti radang, peluruh air seni, mengobati
gangguan/sulit tidur (insomnia).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

            Bahwa tidak semua gulma merugikan manusia .Sesuai dengan firman Allah “ Bahwa segala
apapun yang diciptakan Allah ,sekecil apapun memiliki mamfaat “. Begitu juga dengan gulma yang
semula di kenal
hanya merugikan ternyata setelah diteliti gulma juga bermamfaat seperti Bandotan (Ageratum
Canyzaides) yang dapat di gunakan mengobati luka,mengobati mimisan,dsb. Meniran yang dapat di
gunakan untuk mengobati liver+nafsu makan,mengobati jerawat,peluru haid,dsb. Serta m,asih banyak
lagi gulma yang bermanfaat lainya.

3.2 Saran

1. Dapat memberantas/mengendalikan gulma yang memppunyai pengaruh negative denganCara yang


baik

2. Dapat memannfaatkan gulma yang mempunyai pengaruh positif sesuai khasiatnya secara Herbalium
 Home
 About
 Sitemap
 Contact
 Privacy

 HOME
 AGAMA
 BAHASA
 IPA
 EDUKASI
 IPS
 INFORMASI
 MATEMATIKA
 RPP/SILABUS
 PENGETAHUAN UMUM

Home » Biologi » Pengertian Gulma, Jenis-jenis, Contoh, dan Cara Pengendaliannya

Pengertian Gulma, Jenis-jenis, Contoh, dan Cara


Pengendaliannya
 Admin Perpusku  6:08 AM  Biologi

Apakah gulma itu? Gulma adalah tanaman yang kehadiranya tidak diinginkan pada lahan
pertanian karena menurunkan hasil yang bisa di capai oleh tanaman produksi.
(Mangoensoekardjo, 1983)
Gulma selalu terdapat pada setiap lahan pertanian dan tumbuh bebas apabila tidak
dilakukan pengendalian dengan serius, secara fisik gulma bersaing dengan tumbuhan
utama dalam hal pemanfaatan ruang, cahaya, dan secara kimiawi dalam hal pemanfaatan
air, nutrisi, gas-gas penting dalam proses allelopati. Persaingan dapat berlangsung bila
komponen yang dibutuhkan oleh gulma atau tanaman utama berada pada jumlah yang
terbatas, jaraknya berdekatan dan bersama-sama dibutuhkan. (Arie .A, 1994)
Jenis-Jenis Gulma
Berdasarkan karaktristik yang dimiliki, gulma dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu gulma
rerumputan (grasses), teki–tekian (sedges), dan berdaun lebar (board leaf).
1. Rumput
Gulma dalam kelompok ini berdaun sempit seperti teki tetapi menghasilkan stolon. Stolon
ini di dalam tanah berbentuk jaringan rumit yang sulit diatasi secara mekanik.
Golongan gulma rerumputan kebanyakan berasal dari famili gramineae (poaceae). Ukuran
gulma golongan rerumputan bervariasi, ada yang tegak, menjalar, hidup semusim, atau
tahunan. Batangnya disebut culms, terbagi menjadi ruas dengan buku-buku yang terdapat
antara ruas. Batang tumbuh bergantian pada dua buku pada setiap antara ruas daun
terdiri dari dua bagian yaitu pelepah daun dan helaian daun.
Contoh gulma rerumputan: Panicium repens, Eleusine indica, Axonopus compressus.

2. Teki
Kelompok teki – tekian memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanis,
karena memiliki umbu batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan – bulan.
Contohnya adalah teki ladang (Cyperus rotundus).
Golongan teki-tekian kebanykan berasal dari famili Cyperaceae. Golongan ini dari
penampakanya hampir mirip dengan golongan rerumputan, bedanya terletak pada bentuk
batangnya. Batang dari golongan teki-tekian berbentuk segitiga. Selain itu golongan teki-
tekian tidak memiliki umbi atau akar ramping di dalam tanah.
Contoh golongan teki-tekian: Cyprus rotundus, Cyprus compresus.

3. Gulma daun lebar


Berbagai macam gulma dari ordo Dicotyledoneae termasuk dalam kelompok ini. Gulma ini
biasanya tumbuh pada akhir masa budi daya. Kompetisi terhadap tanaman utama berupa
kompetisi cahaya.
Golongan gulma berdaun lebar antara lain: Mikania spp, Ageratum conyzoides,
Euparotum odorotum. Berdasarkan habitat tumbuhnya, dikenal gulma darat, dan gulma
air.
a. Gulma darat merupakan gulma yang hidup didarat, dapat merupakan gulma yang hidup
setahun, dua tahun, atau tahunan (tidak terbatas). Penyebaranya dapat melalui biji atau
dengan cara vegetatif.
Contoh gulma darat diantaranya Agerathum conyzoides, Digitaria spp, Imperata
cylindrical, Amaranthus spinosus.
b. Gulma air merupakan gulama yang hidupnya berada di air. Jenis gulma air dibedakan
menjadi tiga, yaitu gulma air yang hidupnya terapung dipermukaan air (Eichhorina
crassipes, Silvinia spp), gulma air yang tenggelam di dalam air (Ceratophylium
demersum), dan gulma air yang timbul ke permukaan tumbuh dari dasar (Nymphae sp,
Sagitaria spp).

Cara Pengendalian Gulma


1. Pengendalian Gulma Secara Preventif
Pengendalian gulma secara preventif atau pencegahan dapat dilakukan dengan cara-cara
sebagai berikut:
- Dengan pembersihan bibit-bibit pertanaman dari kontaminasi biji-biji gulma
- Pencegahan pemakaian pupuk kandang yang belum matang
- Pencegahan pengangkutan jarak jauh jerami dan rumput-rumput makanan ternak
- Pemberantasan gulma di sisi-sisi sungai dan saluran-saluran pengairan
- Pembersihan ternak yang akan diangkut
- Pencegahan pengangkutan tanaman berikut tanahnya dan lain sebagainya.

2. Pengendalian Gulma Secara Fisik


Pengendalian gulma secara fisik ini dapat dilakukan dengan jalan :
a. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah menggunakan alat-alat seperti cangkul, garu, bajak, traktor yang
berfungsi untuk memberantas gulma. Efektifitas alat-alat pengolah tanah di dalam
memberantas gulma tergantung beberapa faktor seperti siklus hidup dari gulma,
penyebaran akar, umur dan ukuran infestasi,
b. Pembabatan (pemangkasan, mowing)
Pembabatan umumnya hanya efektif untuk mematikan gulma setahun dan relatif kurang
efektif untuk gulma tahunan. Efektivitas cara ini tergantung pada waktu pemangkasan,
interval (ulangan) Pembabatan sebaiknya dilakukan pada waktu gulma menjelang
berbunga atau pada waktu daunnya sedang tumbuh dengan hebat.
c. Penggenangan
Penggenangan efektif untuk memberantas gulma dengan menggenangi sedalam 15 – 25 cm
selama 3 – 8 minggu. harus cukup terendam sehingga pertumbuhan gulma tertekan.
d. Pembakaran
Suhu kritis yang menyebabkan kematian pada kebanyakan sel adalah 45 – 550 C, kematian
dari sel-sel yang hidup pada suhu di atas disebabkan oleh koagulasi pada protoplasmianya.
Pembakaran secara terbatas masih sering dilakukan untuk membersihkan tempat-tempat
dari sisa-sisa tumbuhan setelah dipangkas. Pembakaran juga dapat mematikan insekta
dan hama lain serta penyakit seperti cendawan, bakteri kekurangan dari sistem ini dapat
mengurangi kandungan humus atau mikroorganisme tanah, dapat memperbesar erosi.
e. Mulsa (mulching, penutup seresah)
Penggunaan mulsa untuk mencegah cahaya matahari tidak sampai ke gulma, sehingga
gulma tidak dapat melakukan fotosintesis, akhirnya akan mati dan pertumbuhan yang
baru (perkecambahan) dapat dicegah. Bahan-bahan yang dapat digunakan untuk mulsa
antara lain jerami, pupuk hijau, sekam, serbuk gergaji, kertas dan plastik.

3.  Pengendalian Gulma Secara Biologis


Pengendalian gulma secara biologis (hayati) dengan menggunakan organisme lain, seperti
insekta, fungi, bakteri  sebagainya. Pengendalian biologis yang intensif dengan insekta
atau fungi dapat erpotensi mengendalikan gulma secara biologis

4.  Pengendalian Gulma Secara Kimiawi


Pengendalian gulma secara kimiawi adalah pengendalian gulma dengan menggunakan
herbisida. Yang dimaksud dengan herbisida adalah senyawa kimia yang dapat digunakan
untuk mematikan atau menekan pertumbuhan gulma, baik secara selektif maupun non
selektif. Macam herbisida yang dipilih bisa kontak maupun sistemik, dan penggunaannya
bisa pada saat pratanam, pratumbuh atau pasca tumbuh. Keuntungan pengendalian gulma
secara kimiawi adalah cepat dan efektif, terutama untuk areal yang luas. Beberapa segi
negatifnya ialah bahaya keracunan tanaman, mempunyai efek residu terhadap
pencemaran lingkungan. Sehubungan dengan sifatnya ini maka pengendalian gulma secara
kimiawi ini harus merupakan pilihan terakhir apabila cara-cara pengendalian gulma
lainnya tidak berhasil.

Share

Tweet

Share

Pin


Share

Artikel Terkait

 Sistem Ekskresi pada Hewan Vertebrata


 Sistem Ekskresi pada Hewan Invertebrata
 Struktur Hati dan Fungsinya
 Struktur Kulit dan Fungsinya
 Proses Pembentukan Urine
 Ginjal
 Sistem Ekskresi pada Manusia
 Sistem Pernapasan pada Hewan
 Kelainan dan Gangguan pada Sistem Pernapasan Manusia
 Frekuensi Pernapasan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

Silahkan Tinggalkan Komentar Anda : 


Cari disini..

 
Copyright © 2016 Perpusku - All Right Reserved.
GAMBAR DAN NAMA LATIN GULMA BESERTA KETERANGNNYA
 

Pengertian gulma
Sebelum mengenal macam macam gulma yang merugikan bagi pertanian alangkah baiknya kita
mengenal terlebih dahulu definisi dari gulma itu sendiri.
Gulma adalah sebagai tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki tumbuh pada
areal pertanaman,yang nantinya merugikan secara ekonomis.

Dibawah ini contoh dari beberapa macam gulma yang merugikan bagi tanaman.
Nama latin                                                                      Nama ilmiah
Imperata cylindrica                                                     alang alang atau lialang
Panicum repens                                                           Rumput Lampuyangan
Pennisetum purpureum                                              Rumput gajah
Cyperus rotundus                                                        Rumput teki
Mimosa pudica                                                             Putri malu
Ageratum conyzoides L                                                     Babadotan
Eleusine indica (L) Gaertn                                                  Carulang
Richardia brasiliensis Gomez                                             Goletrak beuti
Oxalis corniculata L.                                                           Cacalincingan
Cyperus rotundus                                                           Teki ladang

Untuk lebih jelasnya silahkan lihat gambar dan penjelasan dari masing masing gulma dibawah ini.
                                             1.       Imperata cylindrica (alang alang atau lialang)
Alang-alang atau ilalang ialah sejenis rumput berdaun tajam, yang kerap menjadi gulma di lahan
pertanian. Rumput ini juga dikenal dengan nama-nama daerah seperti alalang, halalang.
Alang-alang dapat berbiak dengan cepat, dengan benih-benihnya yang tersebar cepat bersama angin,
atau melalui rimpangnya yang lekas menembus tanah yang gembur. Berlawanan dengan anggapan
umum, alang-alang tidak suka tumbuh di tanah yang miskin, gersang atau berbatu-batu. Rumput ini
senang dengan tanah-tanah yang cukup subur, banyak disinari matahari sampai agak teduh, dengan
kondisi lembap atau kering. Di tanah-tanah yang becek atau terendam, atau yang senantiasa ternaungi,
alang-alang pun tak mau tumbuh. Gulma ini dengan segera menguasai lahan bekas hutan yang rusak
dan terbuka, bekas ladang, sawah yang mengering, tepi jalan dan lain-lain.
                                                         2 .       Cyperus rotundus ( teki ladang)

Teki ladang atau Cyperus rotundus adalah gulma pertanian yang biasa dijumpai di lahan terbuka.
Apabila orang menyebut "teki", biasanya yang dimaksud adalah jenis ini, walaupun ada banyak
jenis Cyperus lainnya yang berpenampilan mirip.
Teki sangat adaptif dan karena itu menjadi gulma yang sangat sulit dikendalikan. Ia membentuk
umbi (sebenarnya adalah tuber, modifikasi dari batang) dan geragih (stolon) yang mampu
mencapai kedalaman satu meter, sehingga mampu menghindar dari kedalaman olah tanah (30
cm). Teki menyebar di seluruh penjuru dunia, tumbuh baik bila tersedia air cukup, toleran
terhadap genangan, mampu bertahan pada kondisi kekeringan

                                                        3.      Mimosa pudica (putri malu )


Putri malu atau Mimosa pudica adalah perdu pendek anggota suku polong-polongan yang mudah
dikenal karena daun-daunnya yang dapat secara cepat menutup/"layu" dengan sendirinya saat
disentuh. Walaupun sejumlah anggota polong-polongan dapat melakukan hal yang sama, putri
malu bereaksi lebih cepat daripada jenis lainnya. Kelayuan ini bersifat sementara karena setelah
beberapa menit keadaannya akan pulih seperti semula

                                                    4 .      Ageratum conyzoides L (bebandotan )

Bandotan (Ageratum conyzoides) adalah sejenis gulma pertanian anggota suku Asteraceae.
Terna semusim ini berasal dari Amerika tropis, khususnya Brazil, akan tetapi telah lama masuk
dan meliar di wilayah Nusantara. Disebut juga sebagai babandotan atau babadotan (Sd.);
wedusan (Jw.); dus-bedusan (Md.); serta Billygoat-weed, Goatweed, Chick weed, atau
Whiteweed dalam bahasa Inggris, tumbuhan ini mendapatkan namanya karena bau yang
dikeluarkannya menyerupai bau kambing.

                                                     5.      Oxalis corniculata L.( cacalincingan)

tempat tumbuhnya tumbuh di tegalan, kebun sepanjang tembok dan pagar, tanggul kecil dan jalan
setapak di hutan, tumbuh baik pada ketinggian mencapai 1300 m dpl.
Perbanyakan :perbanyakan dilakukan secara generatif, dengan biji
Pengendalian : secara kimiawi dengan cara pemberian herbisida. trifuralin dengan dosis 2-8 kg bahan
aktif/ha. Bila terdapat dalam jumlah banyak maka yang digunakan adalah velapon 50 EC. Sementara
metil Bromida Rofan dan daramut setelah fangasi terhadap media tumbuh.

Anda mungkin juga menyukai