PENDAHULUAN
Gejala :
Daun yang diserang bergigi/berlubang. Ulat jengkal
menyerang daun, pupus daun,dan pentil teh. Serangan berat
Ulat berukuran 1-2,5 cm menyerang daun teh muda dan tua. Ulat
penggulung daun membuat tempat berlindung pada daun teh; caranya
dengan menyambungkan dua (atau lebih) daun bersama-sama dengan
benang sutra, atau dengan menggulung satu daun lalu menyambungkan
pinggirnya.
Gejala :
Daun tergulung dan terlipat. Daun yang terserang tidak dapat
dipetik sebagai hasil panen the
Pengendalian :
Cara mekanis, melepas musuh hayati seperti Macrocentrus
homonae, Elasmus homonae, insektisida Ripcord 5 EC.
4. Ulat penggulung pucuk (Cydia leucostoma)
Cydia leucostoma, Famili Tortricidae, Ordo Lepidoptera
6. Tungau Kuning
Polyphagotarsonemus latus, Famili Tarsonemidae, Ordo Acari
Tungau kuning adalah tungau kecil sekali, dengan panjang badan yang
biasanya 0,25 mm. Tungau kuning berkaki delapan.Tungau ini biasanya
terlihat pada permukaan bawah dari pucuk muda dan juga di tunas.
Tungau ini muncul pada pucuk muda, khususnya di pohon teh yang baru
Gejala :
Daun-daun muda yang tersisa mudah sekali berguguran,
sedangkan daun-daun tua berubah warna menjadi merah, oleh
karena itu pada serangan yang serius tanaman- tanaman teh
tampak seakan-akan kemerah-merahan.
1. Cacar teh
Penyakit cacar daun teh yang disebabkan oleh jamur E. vexans dapat
menurunkan produksi pucuk basah sampai 50 persen karena menyerang
Cara Kimia
Pengendalian gulma secara kimia dilakukan dengan
menggunakan bahan kimia berupa racun gulma atau herbisida.
Karena sifatnya yang langsung ditujukan pada gulmanya, cara
ini mempunyai beberapa keuntungan jika dilaksanakan sesuai
anjuran, memperhatikan sifat gulmanya, dan juga sifat
herbisidanya. Pengendalian secara kimia dapat dilaksanakan
dengan menggunakan:
1. Herbisida pra tumbuh untuk mematikan biji-biji
berbagai jenis gulma di dalam tanah yang berpengaruh
terhadap tanaman teh muda. Contoh herbisida pra
tumbuh ialah: Goal 2E dengan dosis 1 liter 2 liter per
ha, Sencor 70 WP dengan dosis 0,5 kg 1 kg per ha
2. Herbisida purna tumbuh, terutama untuk
pemberantasan jenis-jenis gulma tahunan yang sulit
dikendalikan dan tidak dapat di brantas dengan cara
manual/mekanis, seperti lalang (Imperata cylindrical),
lempuyangan (Panicum repens).
Herbisida purna tumbuh yang relative aman terhadap
tanaman teh muda adalah glifosfat yang di
formulasikan dalam beberapa nama dagang herbisida
seperti Roundup, Kleenup 480 AS, eagle 480 AS, dan
Sunup 480 AS dengan dosis 1,5-6,0 liter per ha.
Khusus untuk membrantas jenis-jenis gulma berdaun
sempit, baik gulma semusim maupun tahunan, dapat
Kesimpulan :