Nama Kelompok:
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................2
1.3 Tujuan Pembahasan ...................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan ......................................................................................................2
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena, berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Produksi
Tanaman Perkebunan Komoditas Teh (Camellia Sinensis L)”. Makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Produksi Tanaman Perkebunan.
Tim penulis menyadari, bahwa selama penulisan makalah ini tim penulis
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Dosen mata kuliah yang telah membimbing dalam menyusun makalah ini;
2. Anggota kelompok yang telah membantu dalam menyusun makalah ini; dan
3. Semua pihak yang tidak bisa tim penulis sebut satu persatu.
Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan baik dalam hal isi
sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini bisa memberikan manfaat bagi penulis maupun bagi pembaca. Aamiin.
Tim Penulis
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan tanaman perkebunan komoditas teh?
2. Apa manfaat tanaman perkebunan komoditas teh?
3. Bagaimana cara manajemen budidaya tanaman perkebunan komoditas teh?
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui sejarah perkembangan tanaman perkebunan komoditas teh.
2. Mengetahui manfaat tanaman perkebunan komoditas teh.
3. Mengetahui cara manajemen budidaya tanaman perkebunan komoditas teh).
2
BAB II
PEMBAHASAN
5
e. Menurunkan tekanan darah
Selain menurunkan kadar gula darah, teh juga mampu untuk membantu menurunkan
tekanan darah. Berdasarkan sebuah penelitian, konsumsi teh hitam rutin dapat
menurunkan tekanan dara sistolik dan diastolik. Selain konsumsi teh, perubahan pola
hidup yang lebih sehat juga wajib diterapkan untuk mendapatkan hasil yang
signifikan.
f. Menurunkan kolesterol
Manfaat teh selanjutnya adalah dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat
dalam darah. Kandungan antioksidan berperan penting lagi kali ini. Setelah
mengonsumsi teh, kadar antioksidan dalam darah akan meningkat sehingga kolesterol
jahat tidak teroksidasi.
g. Menurunkan risiko penyakit kardiovaskular
Teh juga mampu untuk mencegah penyakit kardiovaskular mulai dari gagal jantung,
serangan jantung, dan stroke. Manfaat teh satu ini tentunya juga dipengaruhi oleh
kemampuan teh untuk menurunkan tekanan darah dan juga kolesterol, karena kedua
kondisi tersebut merupakan kondisi yang dapat memicu gangguan kardiovaskular.
h. Mencegah kanker
Manfaat teh untuk kesehatan berikutnya adalah dapat mencegah kanker. Manfaat satu
ini masih dipengaruhi oleh kandungan antioksidan di dalamnya. Antioksidan dapat
membantu menangkal radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel yang
dapat menyebabkan kanker.
i. Membantu menurunkan berat badan
Manfaat teh untuk menurunkan berat badan juga sudah cukup populer. Teh yang
paling terkenal dapat menurunkan berat badan adalah teh hijau. Jenis teh yang satu ini
bahkan banyak terkandung dalam teh diet. Teh hijau dapat membantu meningkatkan
metabolisme tubuh dan membantu pembakaran lemak, terutama di bagian perut.
j. Menjaga saluran pencernaan
Selain membantu menurunkan berat badan. teh juga dapat membantu menjaga saluran
pencernaan. Terdapat berbagai macam bakteri yang bekerja dalam sistem pencernaan.
Polifenol yang ada dalam teh dapat meningkatkan produksi bakteri baik dan
mencegah perkembangan bakteri yang merugikan pencernaan.
6
k. Mengatasi pilek dan flu
Anda juga bisa mencoba teh sebagai salah satu obat untuk mengatasi pilek dan flu.
Antioksidan dalam teh dapat membantu mencegah infeksi akibat virus maupun
bakteri. Selain itu, secangkir teh hangat yang dicampur dengan perasan lemon juga
ampuh untuk mengatasi hidung yang tersumbat.
l. Menjaga kesehatan tulang dan sendi
Manfaat teh untuk kesehatan lainnya adalah dapat menjaga kesehatan tulang dan
sendi. Kandungan fitokimia yang ada dalam teh yang berperan dalam manfaat yang
satu ini. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kelompok orang yang mengonsumsi
teh setiap hari memiliki tulang dan sendi yang lebih kuat daripada yang tidak.
m. Mengatasi stres
Pernahkan Anda merasa lebih tenang setelah mengosumsi teh? Ya, salah satu manfaat
teh adalah dapat mengatasi stres. Teh mengandung asam amino L-theanine yang dapat
menurunkan stres. Konsumsi teh secara rutin diketahui menyebabkan penurunan
hormon kortisol yang merupakan hormon yang diproduksi ketika stres.
n. Membantu panjang umur
Berbagai khasiat teh untuk kesehatan membuat teh menjadi minuman yang dapat
memantu Anda memiliki umur lebih panjang. Perlu diketahui bahwa penyakit seperti
kanker, stoke, penyakit jantung merupakan penyakit dengan risiko kematian tinggi.
Sehingga jika Anda dapat menjaga kesehatan dengan konsumsi teh secara rutin, maka
risiko kematian juga akan menurun.
o. Menjaga kesehatan kulit
Teh juga memiliki manfaat untuk memelihara kesehatan kulit. Anda tentunya sudah
tidak asing dengan berbagai produk kecantikan dengan kandungan teh hijau. Terdapat
juga berbagai resep memanfaatkan teh basi untuk kulit wajah. Kandungan antioksidan
yang tinggi dalam teh memang membuat teh ampuh untuk mendapatkan kulit yang
lebih sehat dan mencegah penuaan.
2.3 Manajemen Budidaya Tanaman Teh
Manajemen atau pengelolaan budidaya tanaman teh sangat diperlukan dalam suatu
perkebunan, hal ini berguna sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas teh yang
dihasilkan. Adapun hal-hal yang dilakukan dalam budidaya tanaman teh diantaranya sebagai
berikut:
7
2.3.1 Persiapan Lahan
11
Tabel 1. Bahan campuran untuk Media Tanam
No Bahan Campuran Dosis per m3 Tanah Keterangan
Topsoil Subsoil
1 TSP 500 g -
2 KCl 500 g -
3 Dithane M 45/Manzate/Vandozep 400 g 300 g
4 Tawas 600 g 1000 g
5 Vapam 250 ml 250 ml Fumigan
6 Basamid 150 g 150 g Fumigan
Penanaman stek:
1. Satu hari sebelum stek ditanam, kantong plastik/ polibag yang sudah berisi tanah
disiram dengan air bersih sampai cukup basah.
2. Stek dicelupkan dalam larutan Dithane M 45 0,2% selama menit dan Atonik
0,025% selama 2 menit.
3. Stek ditanam dengan mengarah daun ke tangan si penanam. Arah daun miring ke
atas dan tidak boleh saling menutupi satu sama lain.
4. Setelah itu disiram kembali dengan air bersih secara hati hati agar setekan tidak
goyah.
5. Bedengn ditutup dengan sungkup plastik
6. Sungkup plastik ditutup selama 3-4 bulan tergantung pertumbuhan bibit, dan
hanya dibuka untuk keperluan pemeliharaan saja setelah itu segera ditutup
kembali (setelah pemeliharaan selesai)
Langkah-langkah penanaman stek sebagai berikut:
1. Siapkan polibag berukuran 12 cm x 25 cm yyang sudah berlubang agar
memudahkan untuk membuang kelebihan air.
2. Isi kantong plastik dengan media tanah yang sudah dibuat lebih awal dan telah
matang. 1/3 bagian diisi dengan tanah bawah dan 2/3 bagian diisi dengan tanah
bagian atas.
3. Ambil stek teh yang sudah dipersiapkan dan memenuhi syarat selanjutnya
ditanam dalam polibag tersebut (Chasandoerjat, 1969).
2.3.3 Penanaman
Dalam penanaman, hal-hal yang harus diperhatikan adalah penentuan jarak tanam
yang tepat, pengajiran, pembuatan lubang tanam, teknik penanaman dan penanaman tanaman
pelindung ang diperlukan.
12
Menurut Puslitbun Gambung (1992), jarak tanam yang dianjurkan dapat dilihat pada
tabel 2.
Tabel 2. Jarak Tanaman Teh
Kemiringan Tanah Jarak Tanam cm x Jumlah Tanaman per Keterangan
cm x cm Ha
Datar – 15% 120 x 90 9.260 Baris tunggal lurus
15 – 30% 120 x 75 11.110 Baris tunggal lurus
> 30% 120 x 60 13.888 Kontur
Batas tertentu 120 x 60 x 60 18.500 Baris berganda
Pembuatan lubang tanam dilakukan 1 – 2 minggu sebelum dilakukan penanaman.
Lubang tanam yang dibuat tepat di tengah - tengah diantara dua ajir.
Ukuran lubang tanamnya adalah:
1. Untuk bibit asal stump biji: 30 cm x 30 cm x 40 cm
2. Untuk bibit stek dalam kantong plastik: 20 cm x 20 cm x 40 cm
Ada dua kegiatan dalam proses penanaman yaitu:
1. Pemberian pupuk dasar
Pupuk dasar ang dianjurkan terdiri atas Urea 12,5 g + TSP 5 g + KCl 5 g per
lubang. Apabila pH tanah diatas 6, maka lubang tanam diberikan belerang murni
(belerang cirrus) sebanyak 10-15 g per lubang.
2. Cara penanaman
a. Menanam bibit stump
Bibit stump biasanya ditanam pada umur 2 tahun. Bibit ditanam dengan cara
dimasukkan ke dalam lubang tanam, persis di tengah-tengah lubang, dengan
leher akar tepat di permukaan tanah. Selanjutnya lubang tanam ditimbun dan
dipadatkan dengan diinjak. Bibit tidak boleh miring dan tanah di sekitar lubang
tanam diratakan.
b. Menanam bibit asal stek
Mula-mula kantong plastik disobek pada bagian bawah dan sampingnya untuk
memudahkan melepaskan bibit dari plastik. Ujung kantong plastik bagian
bawah yang telah sobek ditarik keatas sehingga bagian bawah kantong plastik
terbuka. Selanjutnya bibit dipegang dengan tangan kiri, disangga dengan
belahan bambu, kemudian dimasukkan ke dalam lubang, sementara tangan
kanan menimbun lubang dengan tanah yang berada di sekitar lubang dengan
menggunakan kored.
Adapun untuk penanaman pohon pelindung atau pohon naungan pertanaman
teh terdiri atas pohon pelindung sementara dan pohon pelindung tetap. Untuk
13
dataran rendah dan sedang, pohon pelindung sangat diperlukan oleh tanaman
teh agar pertumbuhan baik. Jenis – jenis pohon pelindung yaitu:
1. Pohon pelindung sementara
Pohon pelindung sementara adalah pupuk hijau seperti Theprosia sp. atau
Crotalaria sp. penanaman pohon pelindung sementara dilakukan setelah
penanaman teh selesai. Kebutuhan benih pupuk hijau tersebut adalah 10 kg
– 12 kg/ha.
2. Pohon pelindung tetap
Penanaman pohon pelindung tetap diutamakan untuk daerah dengan
ketinggian kurang dari 1.000 mdpl. Penggunaan pohon pelidung tetap
bukan jenis Leguminoceae, ini tidak dianjurkan. Jenis pelindung yang akan
ditaman harus dipilih yang memenuhi persyaratan sebagai pelindung, yaitu
memiliki mahkota yang baik, perakarannya dalam dan kuat, dan
resistensinya terhadap serangan hamaatau penyakit baik.
Agar pohon pelindung tetap berfungsi baik pada tanaman teh, pohon
pelindung harus sudah dapat melindungi tanaman teh pada saat tanaman teh
berumur 2-3 tahun. Untuk itu, pohon pelindung sebaiknya ditanam satu
tahun sebelum dilakukan penanaman teh.
2.3.4 Pemeliharaan
1. Pemeliharaan dan pemangkasan
Tanaman teh yang belum menghasilkan mendapat naungan sementara dari tanaman
pupuk hijau seperti Crotalaria sp. atau Theprosia sp. Namun sementara ini biasa ditanam
selang dua baris dari tanaman teh, dan pada umur sekitar enam bulan tingginya telah
mencapai lebih dari satu meter. Agar tanaman pupuk hijau ini tidak mengganggu
pertumbuhan tanaman teh, perlu dilakukan pemangkasan.
14
2. Pengendalian gulma
Pengendalian gulma di perkebunan teh merupakan salah satu kegiatan rutin yang
sangat penting dalam pemeliharaan tanaman teh. Populasi gulma yang tumbuh tidak
terkendali, akan merugikan tanaman teh karena terjadinya persaingan di dalam memperoleh
unsur hara, air, cahaya matahari, dan ruang tumbuh. Jenis-jenis gulma tertentu diduga pula
mengeluarkan senyawa racun (allelopati) yang membahayakan tanaman teh.
Gulma akan menimbulkan masalah besar terutama pada areal tanaman teh muda atau
pada areal tanaman teh produktif yang baru dipangkas. Hal ini sebabkan sebagian besar
permukaan tanah terbuka dan secara langsung mendapatkan sinar matahari, sehingga
perkecambahan maupun laju per-tumbuhan berbagai jenis gulma berlangsung sangat cepat.
Pengendalian gulma pada pertanaman teh bertujuan untuk menekan serendah mungkin
kerugian yang ditimbulkan akibat gulma, sehingga diperoleh laju pertumbuhan tanaman teh
dan produksi pucuk yang maksimal.
Produksi dan kualitas tanaman teh dipengaruhi oleh adanya tidaknya gangguan yang
disebabkan oleh penyakit tanaman. Penyakit yang sering menyerang tanaman teh dan cara
pengendaliannya sebagai berikut :
15
Penyakit cacar juga dapat disebabkan oleh jamur Exobasidium vexans Massae berasal
dari Assam, India. Untuk pertama kalinya penyakit ini ditemukan di Indonesia pada tahun
1949, yaitu di perkebunan Bah Butong, Sumatera Utara. Sejak saat ini penyakit cacar meluas
ke hampur seluruh perkebunan teh di Indonesia, dan menjadi penyakit yang paling
merugikan, terutama untuk kebun-kebun teh di dataran tinggi.
Penyakit cacar dapat mengakibatkan kehilangan hasil sampai dengan 40% dan
penurunan kuallitas teh jadi, yang ditandai berkurangnya kandungan theaflavin, thearubigin,
kafein, substansi polimer tinggi, dan fenol total pucuk.
Intensitas serangan 28% sudah dapat mengakibatkan penurunan kualitas teh jadi,
sedangkan kehilangan hasil baru dapat terjadi pada intensitas serangan 35%. Sampai saat ini
tindakkan pengendalian penyakit cacar yang paling umum dilakukan di kebun-kebun teh
adalah penggunaan fungisida sintetik, terutama fungisida tembaga, karena dianggap sebagai
suatu teknik pengendalian yang efektif, praktis, dan ekonomis.
Pada umumnya pekebun merasa puas dengan hasil yang diperoleh, sehingga kurang
memperhatikan dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari penggunaan fungisida tembaga.
Kenyataan bahwa penggunaan fungisida tembaga dapat memacu per-kembangan populasi
tungau atau Brevipalpus phoenicis.
Walaupun sampai saat ini terbukti bahwa penggunaan fungisida tembaga merupakan
cara yang paling efektif untuk mengendalikan penyakit cacar, namun mengingat dampak
negatif yang ditimbulkannya, maka perlu dipertimbangkan untuk mulai menerapkan strategi
pengendalian penyakit cacar yang meminimalkan penggunaan fungisida sintetik umumnya,
dan fungisida tembaga khususnya, yaitu suatu strategi pengendalian yang tidak hanya
menggantungkan diri pada penerapan satu teknik pengendalian penyakit saja, tetapi
mengkombinasikan berbagai teknik pengendalian penyakit yang sesuai dan kompatibel
berdasarkan pertimbangan ekologi dan ekonomi, atau yang disebut dengan pengendalian
penyakit tanaman terpadu.
16
tanah sehingga terlihat seperti kerak-kerak yang menjalar diatas tanah. Bila serangan
sudah parah, tanaman akan mati dan benang tersebut berubah warnanya menjadi
hitam.
Cara pengendalian :
1. Membongkar dan membakar tanaman-tanaman yang terserang, termasuk pohon
pelindung yang terseang sampai ke akar-akarnya.
2. Membuat saluran draenasi secukupnya dan tidak menanam pohon pelindung yang
peka terhadap jamur akar.
3. Melakukan fumigasi dengan Methyl Bromida dengan cara sebagai berikut :
Methyl Bromida dialirkan melalui pipa plastik dengan dosis 227 gram/10 m2
tanah disungkap selama 14 hari, dan kemudian satu bulan setelah sungkup dibuka
tanah dapat ditanami teh,
4. Melakukan fumigasi dengan Vapam dengan cara, menyuntikkan 8 ml Vapam pada
lubang dengan kedalaman 30 cm dan jarak antar lubang satu sama lain juga 30
cm. Satu bulan setelah fumigasi tanah dapat ditanami teh kembali.
17
d. Penyakit akar hitam
Cara pengendalian :
1. Membongkar dan membakar tanaman-tanaman yang terserang, termasuk pohon
pelindung yang terseang sampai ke akar-akarnya serta membersihkan sampah-
sampah yang ada pada tempat yang diserang kemudian dibakar.
2. Membuat saluran draenasi secukupnya dan tidak menanam pohon pelindung yang
peka terhadap jamur akar.
3. Melakukan fumigasi dengan Methyl Bromida dengan cara sebagai berikut :
Methyl Bromida dialirkan melalui pipa plastik dengan dosis 227 gram/10 m2
tanah disungkap selama 14 hari, dan kemudian satu bulan setelah sungkup dibuka
tanah dapat ditanami teh,
4. Melakukan fumigasi dengan Vapam dengan cara, menyuntikkan 8 ml Vapam
pada lubang dengan kedalaman 30 cm dan jarak antar lubang satu sama lain juga
30 cm. Satu bulan setelah fumigasi tanah dapat ditanami teh kembali.
2.3.5 Pemetikan
Pemetikan adalah pemungutan hasil pucuk tanaman teh yang memenuhi syarat-syarat
pengolahan. pemetikan berfungsi pula sebagi usaha membentuk kondisi tanaman agar
mampu berproduksi tinggi secara berkesinambungan. Panjang pendeknya periode pemetikan
ditentukan oleh umur dan kecepatan pembentukan tunas, ketinggian tempat, iklim dan
kesehatan tanaman. Pucuk teh di petik dengan periode antara 6-12 bulan. Teh hijau Jepang
dipanen dengan frekuensi yang lebih lama yaitu 55 hari sekali. Disamping faktor luar dan
dalam, kecepatan pertumbuhan tunas baru dipengaruhi oleh daun-daun yang tertinggal pada
perdu yang biasa disebut daun pemeliharaan.
Tebal lapisan daun pemeliharaan yang optimal adalah 15-20 cm, lebih tebal atau lebih
tipis dari ukuran tersebut pertumbuhan akan terhambat. kecepatan pertumbuhan tunas akan
18
mempengaruhi beberapa aspek pemetikan, yaitu: jenis pemetikan, jenis petikan, daur petik,
pengaturan areal petikan, pengaturan tenaga petik, dan pelaksanaan pemetikan.
Beberapa istilah perlu diketahui baik dalam pemetikan maupun dalam menentukan rumus-
rumus pemetikan. Istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Peko adalah kuncup tunas aktif berbentuk runcing yang terletak pada ujung pucuk,
dalam rumus petikan tertulis dengan huruf p.
2. Burung adalah tunas tidak aktif berbentuk titik yang terletak pada ujung pucuk dalam
rumus petik tertulis dengan huruf b.
3. Kepel adalah dua daun awal yang keluar dari tunas yang sebelahnya tertutup sisik.
Sisik ini segera berguguran apabila daun kepel mulai tumbuh. Mula-mula tumbuh
daun kecil berbentuk lonjong, licin, tidak bergerigi, biasa disebut kepel ceuli.
Selanjutnya kepel ceuli diikuti oleh pertumbuhan sehelai daun kepel yang lebih besar
yang disebut kepel licin. Setelah daun-daun ini terbentuk, baru diikuti oleh
pertumbuhan daun yang bergerigi atau normal. Daun kepel ini dalam rumus petikan
ditulis dengan huruf k.
4. Daun biasa/normal adalah daun yang tumbuh setelah terbentuk daun-daun kepel,
berbentuk dan berukuran normal serta sisinya bergerigi. Dalam rumus petik ditulis
dengan angka 1,2,3,4 dan seterusnya tergantung beberapa helai daun yang terdapat
pada pucuk tersebut.
5. Daun muda adalah daun yang baru terbentuk tetapi belum terbuka seluruhnya, dan
dalam rumus pemetikan ditulis dengan huruf m mengikuti angka (1m, 2m, 3m).
6. Daun tua adalah daun yang berwarna hijau gelap, terasa keras, dan bila dipatahkan
berserat. Dalam rumus pemetikan ditulis dengan huruf t mengikuti angka (1t, 2t, 3t).
7. Manjing adalah pucuk yang telah memenuhi syarat sesuai dengan sistem pemetikan
yang telah ditentukan.
19
4. Petikan medium: bila yang dipetik peko dengan dua lembar atau tiga lembar daun
muda dan pucuk burung dengan satu, dua atau tiga lembar daun muda ( p + 2m, p +
3m, b + 1m, b + 2m, b + 3m).
5. Petikan kasar: bila yang dipetik dengan tiga lembar daun tua atau lebih daun burung
dengan satu, dua, tiga lembar daun tua (p + 3, p + 4, b + 1t, b + 2t, b + 3t).
6. Petikan kepel: bila daun yang ditinggalkan pada perdu hanya kepel (p + n/k, b + n/k).
Jenis pemetikan yang dilakukan selama satu daun pangkas terdiri dari:
1. Pemetikan jendangan
Pemetikan jendangan ialah pemetikan yang dilakukan pada tahap awal setelah
tanaman dipangkas, untuk membentuk bidang petik yang lebar dan rata dengan
ketebalan lapisan daun pemeliharaan yang cukup, agar tanaman mempunyai potensi
produksi yang tinggi.
2. Pemetikan produksi
Pemetikan produksi dilakukan terus menerus dengan daur petik tertentu dan jenis
petikan tertentu sampai tanaman dipangkas kembali. Pemetikan produksi yang
dilakukan menjelang tanaman dipangkas disebut “petikan gendesan”, yaitu memetik
semua pucuk yang memenuhi syarat untuk diolah tanpa memperhatikan daun yang
ditinggalkan.
Pengolahan daun teh dimaksudkan untuk mengubah komposisi kimia daun teh segar
secara terkendali, sehingga menjadi hasil olahan yang memunculkan sifat-sifat yang
dikehendaki pada air seduhannya, seperti warna, rasa, dan aroma yang baik dan disukai.
Bahan kimia yang terkandung dalam daun teh terdiri dari empat kelompok yaitu subtansi
fenol (catechin dan flavanol), subtansi bukan fenol (pectin, resin. vitamin, dan mineral),
subtansi aromatik dan enzim-enzim.
Daun teh yang dipetik, awal mula melewati proses pelayuan yang memakan waktu 18
jam disebuah tempat berbentuk persegi panjang bernama withered trough. Setiap 4 jam daun
dibalik secara manual. Masing-masing withered trough memuat 1 sampai 1,5 ton daun teh.
Fungsi dari proses pelayuan ini adalah untuk menghilangkan kadar air sampai dengan 48%.
20
Daun-daun teh yang sudah layu kemudian dimasukan kedalam gentong dan diangkut
menggunakan monorel ke tempat proses berikutnya. Dari monorel daun-daun dimasukan ke
mesin penggilingan. 1 mesin memuat 350 kg daun teh dan waktu untuk menggiling adalah 50
menit. Setelah digiling, daun teh dibawa ketempat untuk mengayak. Proses untuk mengayak
ini terjadi beberapa kali dengan hasil hitungan berdasarkan jumlah mengayak: bubuk 1,
bubuk 2, bubuk 3, bubuk 4, dan badag.
Sementara itu hasil ayakan terakhir yaitu badag tidak melewati proses fermentasi.
Badag dan bubuk-bubuk yang telah melewati proses fermentasi kemudian dibawa ke ruangan
berikutnya untuk dikeringkan. Lamanya proses pengeringan adalah 23 menit dengan suhu
100o C. Bahan bakar untuk proses pengeringan ini adalah kayu dan batok kelapa untuk rasa
yang lebih enak.
Usai dikeringkan, daun dibawa ke ruangan sortasi,. Ada 3 jenis pekerjaan yang
dilakukan diruangan sortasi. pertama, memisahkan daun teh yang berwarna hitam dan
yang berwarna merah dengan menggunakan alat yang disebut Vibro. Kedua,
memisahkan ukuran besar dan ukuran kecil. Setelah semua proses selesai dikerjakan maka
teh harus diperiksa dahulu (quality control). Bila daun tersebut memenuhi standar maka akan
dikemas ditempat penyimpanan sementara (disimpan didalam tong plastik berukuran besar).
Bila sudah siap untuk dipasarkan, contohnya di ekspor maka daun teh yang siap dipasarkan
tersebut akan dikemas kedalam papersack.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Tanaman teh merupakan tanaman yang berasal dari pegunungan antara Tibet dan
Republik Rakyat Cina (RRC). Tanaman teh pertama kali masuk ke Indonesia tahun
1686, berupa biji teh dari jepang yang dibawa oleh seorang Belanda bernama
Andreas Cleyer, dan ditanam sebagai tanaman hias di Jakarta. Pada tahun 1694,
seorang pendeta bernama F. Valentijn.
2. Teh merupakan tanaman yang memiliki kandungan utama polifenol (katekin), kafein,
asam amino, dan juga asam lemak omega-3 dan omega-6. Teh juga memiliki
kandungan folat dan beberapa mineral seperti magnesium, fosfor, kalium, mangan,
dan fluoride. Setiap jenis teh yang berasal dari camellia sinensis memiliki kandungan
yang tidak jauh berbeda. Berikut adalah berbagai manfaat teh bagi kesehatan yang
perlu diketahui diantaranya seperti: meningkatkan konsentrasi, menjaga fungsi
kognitif otak, menjaga kesehatan gigi dan mulut, menurunkan resiko diabetes,
menurunkan tekanan darah, menurunkan kolesterol, menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular, mencegah kanker, membantu menurunkan berat badan, menjaga
saluran pencernaan, mengatasi pilek dan flu, menjaga kesehatan tulang dan sendi,
mengatasi stres, dan menjaga kesehatan kulit.
3. Di dalam budidaya teh ada beberapa langkah yang harus diperhatikan sebagai
berikut: persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemetikan, dan
pasca panen.
4. Dalam penanaman, hal-hal yang harus diperhatikan adalah penentuan jarak tanam
yang tepat, pengajiran, pembuatan lubang tanam, teknik penanaman dan penanaman
tanaman pelindung yang diperlukan. Di dalam budidaya teh, tanaman harus bersih
dari gulma dan dilakukan pemangkasan agar tanaman tidak terserang penyakit.
5. Tanaman teh dapat diperbanyak secara generative maupun secara vegetative. pada
perbanyakan secara generative digunakan bahan tanam asal biji, sedangkan
perbanyakan secara vegetative digunakan bahan tanaman asal stek berupa klon.
6. Survey dan pemetaan tanah perlu dilakukan karena berguna dalam menentukan
sarana, dan prasarana yang akan dibangun seperti jalan-jalan kebun untuk
transportasi dan kontrol, pembuatan fasilitas air, serta pembuatan peta kebun dan peta
kemampuan lahan.
22
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan diatas.
23
Daftar Pustaka
Rahayu, P. S, 2009 Pedoman teknis Praktek Budidaya Teh Yang Baik (Good agriculture
Practices/GAP For Tea), Ditjen Perkebunan, tahun MM/ yayuk_edi@yahoo.com
Ghani, Mohammad A. 2002. Dasar-Dasar Budi Daya Teh. Penebar Swadaya; Jakarta. 134
hal.
M. Sultoni Arifin, Dr. Dkk. 1992. Petunjuk Kultur Teknis Tanaman Teh. Pusat Penelitian
Perkebunan Gambung. Bandung.
Rasjid Sukarja, Ir. 1983. Petunjuk Singkat Pengelolaan Kebun Teh. Badan Pelaksana Protek
Perkebunan Teh Rakyat dan Swasta Nasional. Bandung.
Setyamidjaja, Djoehana. 2000. Teh Budi Daya dan Pengolahan Pascapanen. Kanisius;
Yogyakarta. 154 hal.
24
25