Anda di halaman 1dari 5

Sejarah Transgenik Kapas Bt

Sejarah penemuan tanaman transgenik dimulai pada tahun 1977 ketika


bakteri Agrobacterium tumefaciens diketahui dapat mentransfer DNA atau gen
yang dimilikinya ke dalam tanaman. Pada tahun 1983, tanaman transgenik
pertama, yaitu bunga matahari yang disisipi gen dari buncis (Phaseolus vulgaris)
telah berhasil dikembangkan oleh manusia. Sejak saat itu, pengembangan tanaman
transgenik untuk kebutuhan komersial dan peningkatan tanaman terus dilakukan
manusia.Tanaman transgenik pertama yang berhasil diproduksi dan dipasarkan
adalah jagung, kedelai, dan kapas.Keduanya diluncurkan pertama kali di Amerika
Serikat pada tahun 1996.Pada tahun 2004, lebih dari 80 juta hektare tanah
pertanian di dunia telah ditanami dengan tanaman transgenik dan 56% kedelai di
dunia merupakan kedelai transgenik.

Pengertian Transgenik Kapas Bt


Trans = pindah Genic= gen. Transgenik adalah individu yang
mendapat pindahan gen dari donor dan gen itu berekspresi padanya. Prinsip
teknologi transgenik adalah pemindahan satu atau beberapa gen, yaitu potongan
DNA yang menyandikan sifat tertentu, dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup
lainnya. Dengan demikian, suatu tanaman yang tadinya tidak mempunyai sifat
tertentu dapat direkayasa sehingga memiliki sifat tersebut. Salah satu bentuk hasil
rekayasa genetis pada kapas transgenik adalah Kapas Bt. Kapas transgenik Bt
merupakan hasil rekayasa genetika dengan mengintroduksi gen cryA1 yang di
isolasi dari bakteri Bacillusthuringiensis (Bt)yang ada di tanah. Kapas Bt ini
dihasilkan untuk membasmi hama utama pada kapas adalah Helicoverpa
armigera, Empoascasp atau sekarang disebut Sundapteryxbiguttula (wereng
kapas/penghisap daun). Hama ini mulai menyerang kapas yang berumur sekitar 1
bulan dan populasi larva akan meningkat dengan semakin tuanya umur kapas.
Kapas Bt tahan terhadap serangan hama karena tanaman ini menghasilkan toksin
yang dapat membunuh hama tersebut. Toksin tersebut disandikan oleh gen yang
berasal dari bakteri Bacillus turingiensis.Genom tanaman kapas ini mengandung
gen berasal dari bakteri Bacillus turingiensis. Oleh karena itu, tanaman kapas ini
seringkali disebut sebagai kapas-Bt (Bt=Bacillus turingiensis). Kapas Bt
merupakan salah satu contoh organisme transgenik. Organisme transgenic adalah
organism yang mengandung gen yang berasal dari jenis organisme lainnya. Oleh
karena tanaman kapas ini mengandung gen yang asalnya dari organism lainnya,
maka kapas ini disebut tanaman kapas transgenik.

Bacillus thuringiensis
Bacillus thuringiensis (Bt) adalah bakteri gram positif yang berbentuk
batang dengan ukuran lebar 1,0-1,2 mikron dan panjang 3-5 mikron, membentuk
delta-endospora, dan membentuk suatu rantai yang terdiri dari 5-6 sel dan
berwarna merah ungu. Bacillus thuringiensis mempunyai ciri khusus yaitu
kemampuannya menghasilkan kristal protein protoksin interaseluler atau -
endotoksin. Seluruh kristal protein bakteri hanya bersifat toksin apabila
termakan oleh larva serangga, karena kristal protein tidak dapat larut pada
kondisi normal, maka kapas Bt aman bagi manusia, atau hewan tingkat tinggi
lainnya, namun kristal protein ini dapat larut pada kondisi pH sekitar 9.5. Kondisi
ini ditemukan didalam usus serangga, hal ini lah yang menyebabkan Bt
merupakan agen insektisida yang spesifik.
Bacillus thuringiensis (Bt) dikembangkan menjadi insektisida hayati yang
digunakan untuk membasmi serangga pengganggu tanaman. Ketika
kondisi pertumbuhan bakteri tidak optimal maka ia akan membentuk spora.
Spora adalah fase tidur dari lingkaran kehidupan bakteri untuk menunggu kondisi
pertumbuhan yang lebih baik. Pembentukan spora pada Bacillus thuringiensis
bersamaan dengan pembentukan komponen beracun dari bakteri ini yang disebut
dengan kristal protein. Jika insekta sasaranmemakan kristal ini, kristal ini akan
larut pada usus tengah serangga tersebut. Pada pencernaan serangga terdapat
enzim protease yang berguna untuk memecah struktur kristal dari
kristal protein, dan akan mengaktifkan delta-endotoksin. Delta endotoksin
berinteraksi dengan reseptor pada sel sel epitelium serangga dan mebalut lapisan
sel membran usus tengah serangga, lalu membuat lubang kecil pada membran
tersebut. Hal ini akan mengganggu keseimbangan osmotik sel pada usus serangga
sehingga ion-ion dan air dapatmasuk ke dalam sel, lalu mengembang
kemudian lisis atau pecah. Peristiwaini menyebabkan serangga berhenti
makan lalu mati.Apabila serangga sasaran tahan terhadap dampak dari
delta-endotoksintadi, maka akibat d ari pertumbuhan spora di dalam
tubuh serangga tersebutakan menjadi penyebab kematiannya. Spora
akan berkecambah dan merusak membran usus. Jumlah spora semakin
bertambah apabila spora mengalamireplikasi, hal ini mengakibatkan infeksi
pada tubuh serangga semakin meluasdan menyebabkan serangga tersebut akan
mati.

Kristal protein bersifat insektisidal, sebenarnya protoksin yang apabila


larut pada usus serangga, maka berubah menjadi polipeptida yang lebih pendek.
Aktivitas toksin kristal protein tergantung pada sifat instrinsik usus serangga,
misalnya adalah PH dari sekresi enzim proteolitik dan kehadiran spora bakteri
secara terus menerus serta kristal protein yang termakan.

Mekanisme Perakitan Kapas Bt


Adapun perakitan tanaman transgenik kapas Bt meliputi beberapa
prosedur, antara lain :
1. Isolasi gen
Isolasi gen cry dilakukan dengan dengan menyeleksi strain Bt yang terbaik, yaitu
memiliki potensi menghambat pertumbuhan serangga yang terbaik.
2. Memodifikasi gen cry sehingga fungsi biologisnya lebih baik
Modifikasi gen dilakukan dengan teknik rekombinan DNA. Teknik ini bertujuan
memanipulasi gen cry Bt sehingga strain Bt menjad lebih baik lagi baik dari segi
formulasi, host range, toksisitas maupun sifat Bt itu sendiri.. Salah satu teknik
yang digunakan adalah menempatkan gen cry Bt di vektor yang berupa plasmid
bakteri. Hal ini mengakibatkan modifikasi gen cry dapat dilakukan dengan
perbaikan bakteri. Perbaikan bakteri dilakukan dengan cara protoplas
transformasi, transduksi, dan konyugasi. Selain itu, Perbaikan sifat Bt juga dapat
dilakukan dengan cara mengawinkan strain-strain (mixture culture) untuk
pertukaran plasmid di antara strain Bt. Setelah didapatkan strain Bt yang
diinginkan, dilakukan perbanyakan gen (Kloning gen). Pada tahapan kloning gen,
DNA asing akan dimasukkan ke dalam vektor kloning (agen pembawa DNA)
yaitu plasmid. Kemudian, DNA diperbanyak seiring dengan perkembangbiakan
bakteri tersebut. Selanjutnya ditransfer ke tanaman.
3. Mentransfer gen tersebut ke tanaman
Beberapa gen yang mengkode Bt toksin yang telah berhasil dikloning,
diintroduksikan ke dalam sel tanaman menggunakan teknik rekombinan (metode
transformasi DNA) yang diperantarai bakteriAgrobacterium tumefaciens.
4. Membentuk produk tanaman transgenik.
Pembentukan tanaman transgenik terjadi ketika gen cry Bt di introduksikan ke
dalam tanaman. Adapun introduksi gen ini meliputi beberapa langkah diantaranya
adalah :
- Membentuk sekuen gen yang diinginkan yang ditandai dengan penanda yang
spesi
- Mentransformasi sekuen gen yang sudah ditandai ke jaringan.
- Mengkultur jaringan yang sudah mengandung gen yang ditransformasikan.
- Uji coba kultur tersebut di lapangan.

Setelah proses transfer DNA selesai, dilakukan seleksi sel daun untuk
mendapatkan sel yang berhasil disisipi gen asing. Hasil seleksi ditumbuhkan
menjadi kalus (sekumpulan sel yang belum terdiferensiasi) hingga nantinya
terbentuk akar dan tunas. Apabila telah terbentuk tanaman muda (plantlet), maka
dapat dilakukan pemindahan ke tanah dan sifat baru tanaman dapat
diamati.Terintegrasinya gen Bt di dalam sel tanaman ini dapat memperpanjang
peluang Bt dalam mengendalikan hama dan meningkatkan efektifitas
pengendalian.

Kelebihan dan kelemahan Kapas transgenik


Kelebihan :
* Di hasilkan tanaman kapas yang tahan terhadap serangga,karena terdapat protein
kristal yang berfungsi sebagai insektisida.
* Menekan penggunaan pestisida atau membersihkan gulma tanaman dengan
herbisida secara efektif tanpa mematikan tanaman kapas. Serangga hama
merupakan kendala utama pada produksi tanaman kapas. Di samping dapat
menurunkan produksi, serangan serangga hama dapat menurunkan kualitas kapas.

Kekurangan :
* Penggunaan benih kapas transgenik akan mengakibatkan ketergantungan petani
pada perusahaan besar, karena kenyataan teknologi transgenik hanya bisa di
lakukan oleh perusahaan perusahaan besar.
* Akan merusak keseimbangan ekosistem alam, dimana adanya insektisida alami
dari protein kristal tersebut akan mengakibatkan banyak serangga mati. Dan
keseimbangan ekosistem terganggu.
* Bahaya terhadap kesehatan (keracunan, terhadap makanan yang mengandung
Bt-endotoksin sudah terbantah secara ilmiah, alergi , bakteri dalam tubuh resisten
terhadap antibiotik karena transfer horizontal gen Kan-R dari tanaman transgenic
melalui rekayasa genetika terinkorporasi kedalam tanaman, efek yamg belum
diketahui akibat modifikasi gen.

Anda mungkin juga menyukai