Bacillus thuringiensis
Bacillus thuringiensis (Bt) adalah bakteri gram positif yang berbentuk
batang dengan ukuran lebar 1,0-1,2 mikron dan panjang 3-5 mikron, membentuk
delta-endospora, dan membentuk suatu rantai yang terdiri dari 5-6 sel dan
berwarna merah ungu. Bacillus thuringiensis mempunyai ciri khusus yaitu
kemampuannya menghasilkan kristal protein protoksin interaseluler atau -
endotoksin. Seluruh kristal protein bakteri hanya bersifat toksin apabila
termakan oleh larva serangga, karena kristal protein tidak dapat larut pada
kondisi normal, maka kapas Bt aman bagi manusia, atau hewan tingkat tinggi
lainnya, namun kristal protein ini dapat larut pada kondisi pH sekitar 9.5. Kondisi
ini ditemukan didalam usus serangga, hal ini lah yang menyebabkan Bt
merupakan agen insektisida yang spesifik.
Bacillus thuringiensis (Bt) dikembangkan menjadi insektisida hayati yang
digunakan untuk membasmi serangga pengganggu tanaman. Ketika
kondisi pertumbuhan bakteri tidak optimal maka ia akan membentuk spora.
Spora adalah fase tidur dari lingkaran kehidupan bakteri untuk menunggu kondisi
pertumbuhan yang lebih baik. Pembentukan spora pada Bacillus thuringiensis
bersamaan dengan pembentukan komponen beracun dari bakteri ini yang disebut
dengan kristal protein. Jika insekta sasaranmemakan kristal ini, kristal ini akan
larut pada usus tengah serangga tersebut. Pada pencernaan serangga terdapat
enzim protease yang berguna untuk memecah struktur kristal dari
kristal protein, dan akan mengaktifkan delta-endotoksin. Delta endotoksin
berinteraksi dengan reseptor pada sel sel epitelium serangga dan mebalut lapisan
sel membran usus tengah serangga, lalu membuat lubang kecil pada membran
tersebut. Hal ini akan mengganggu keseimbangan osmotik sel pada usus serangga
sehingga ion-ion dan air dapatmasuk ke dalam sel, lalu mengembang
kemudian lisis atau pecah. Peristiwaini menyebabkan serangga berhenti
makan lalu mati.Apabila serangga sasaran tahan terhadap dampak dari
delta-endotoksintadi, maka akibat d ari pertumbuhan spora di dalam
tubuh serangga tersebutakan menjadi penyebab kematiannya. Spora
akan berkecambah dan merusak membran usus. Jumlah spora semakin
bertambah apabila spora mengalamireplikasi, hal ini mengakibatkan infeksi
pada tubuh serangga semakin meluasdan menyebabkan serangga tersebut akan
mati.
Setelah proses transfer DNA selesai, dilakukan seleksi sel daun untuk
mendapatkan sel yang berhasil disisipi gen asing. Hasil seleksi ditumbuhkan
menjadi kalus (sekumpulan sel yang belum terdiferensiasi) hingga nantinya
terbentuk akar dan tunas. Apabila telah terbentuk tanaman muda (plantlet), maka
dapat dilakukan pemindahan ke tanah dan sifat baru tanaman dapat
diamati.Terintegrasinya gen Bt di dalam sel tanaman ini dapat memperpanjang
peluang Bt dalam mengendalikan hama dan meningkatkan efektifitas
pengendalian.
Kekurangan :
* Penggunaan benih kapas transgenik akan mengakibatkan ketergantungan petani
pada perusahaan besar, karena kenyataan teknologi transgenik hanya bisa di
lakukan oleh perusahaan perusahaan besar.
* Akan merusak keseimbangan ekosistem alam, dimana adanya insektisida alami
dari protein kristal tersebut akan mengakibatkan banyak serangga mati. Dan
keseimbangan ekosistem terganggu.
* Bahaya terhadap kesehatan (keracunan, terhadap makanan yang mengandung
Bt-endotoksin sudah terbantah secara ilmiah, alergi , bakteri dalam tubuh resisten
terhadap antibiotik karena transfer horizontal gen Kan-R dari tanaman transgenic
melalui rekayasa genetika terinkorporasi kedalam tanaman, efek yamg belum
diketahui akibat modifikasi gen.