Anda di halaman 1dari 3

1.

Persepsi saya sebagai mana mahasiswa biologi yang seharusnya sadar dan paham mengenai
adanya proses rekayasa genetika dengan semestinya memiliki persepsi yang baik terhadap
keberlangsungan hal ini. Saya sangat setuju dengan adanya proses penemuan baru mengenai
organisme rekayasa namun untuk mekanisme pelepasan organisme hasil rekayasa ke lingkungan
tanpa adanya sistem yang baik saya sangat tidak menyetujui hal itu dan tentunya kejelasan tujuan
hal ini dibuat haruslah detail sehingga tidak muncul persepsi yang diluar kemauan. Hal ini kita
bisa pelajari dan liat dari adanya pelepasan tanaman transgenic, saya sangat setuju adanya
penemuan tanaman transgenic namun regulasi yang salah dapat menyebabkan hal hal yang tidak
diinginkan. Contohnya pelebelan tanaman transgenic yang ditujukan sebagai tanaman, jika
mungkin hal ini dapat menyebabkan pada sebagian orang mengalami alergi maka sangat salah
jika pelebelan tidak dilakukan. Mengontrolan terhadap dunia ekologi harus terus dilakukan demi
tidak terjadi hal seperti kehilangan plasma nutfah, organisme non target mengalami kerugian.
Dampak positif tanaman transgenik yaitu rekayasa genetika memilikipotensi sebagai teknologi
yang ramah lingkungan dan dapat membantumengatasi masalah pembangunan pertanian, yang
tidak dapat dipecahkan secarakonvensional. Sebagai contoh, dalam rangka meningkatkan
produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan penduduk yang selalu bertambah, salah satu
kendalau tamanya adalah faktor biotik, seperti hama dan penyakit. Melalui rekayasagenetik
sudah dihasilkan tanaman transgenik yang memiliki sifat baru sepertiketahanan terhadap hama,
penyakit,herbisida, atau peningkatan kualitas hasil.Tanaman tersebut sudah banyak ditanam dan
dipasarkan diberbagai Negara.
Usahakan pengembangan tanaman yang tahan busuk, seperti tomat telah dilakukan di AS, di
Hawai berhasil dicip-takan varietas pepaya trans-genic UH Rainbow yang tahan terhadap virus
ringspot. Di Swiss dan Jerman berhasil men-ciptakan beras yang disebut golden rice yang kaya
akan betakarotin (provitamin A) dengan cara menyisipkan dua gen dari jenis bunga bakung, dan
satu gen dari spesies bakteri ketanaman padi.
Untuk padi yang mempunyai kadar besi tinggi disisipkan dari gen tanaman buncis. Demikian
juga buah pisang direkayasa untuk menghasilkan vaksin yang dapat dimakan untuk melawan
penyakit infeksi. Baru-baru ini dilakukan evaluasi terhadap produk pisang transgenic berisi virus
non aktif (dilemahkan) penyebab kolera, hepatitis B, dan diare (colostate edu). Jadi suatu saat
untuk melakukan vaksinasi tidak perlu dengan injeksi tapi cukup makan buah pisang.
Penembangan tanaman yang tahan terhadap insektisida adalah jagung Bt, kapas Bt dan kedelai
Bt. Pada tanaman ini disisipkan gen cry dari bakteri Bacillus thuringensis (bakteri tanah) yang
dapat mengha-silkan crystalline protein yang bersifat racun bagi serangga tertentu terutama ulat
bulu dan hama penggerek. Jadi tanaman tersebut setelah disisipkan gen Bt akan menghasilkan
racun bagi serangga, jika ada hama menggerogoti tanaman tadi maka akan mati.
Penemuan ini juga tidak lain adalah menjawab adanya permasalahan, jika ada kendala yang
timbul akibat adanya penemuan ini saya rasa jawaban ada pada penemuan tersebutlah. Jika suatu
tanaman transgenic menyebabkam alergi maka jawaban bagaimana membuat tanaman transgenic
tersebut tidak menyebabkan alergi pada sekelompok orang, walau hal ini tidak terbukti.
Saya meyakini adanya regulasi dari pemerintah dapat mengendalikan setiap kajian kajian yang
tidak diinginkan, dan tentu peran ilmuwan sangat bertanggung jawab terhadap hal ini.

2. Bioteknologi akuakultur adalah teknik pemanfaatan biota air atau bagian dari biota air, untuk
membuat atau memodifikasi produk, memperbaiki kualitas genetik atau fenotip, dan merekayasa
organisme untuk tujuan tertentu. Dalam hal ini kami mencoba mengeulas satu topic mengenai
bioteknolgi akuakultur, yaitu : Transmisi Gen krt-GP11 dan Performa Ketahanan Ikan Mas
(Cyprinus carpio) Transgenik F-2 terhadap Infeksi KHV.
Pada penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa ikan transgenic dihasilkan melalui metode
elektoforasipada sperma. Barulah setelah itu generasi kedua dipakai pada penelitian ini.
Pembentukan ikan mas transgenik merupakan salah satu program penelitian di Balai Penelitian
Pemuliaan Ikan, Sukamandi dalam rangka menghasilkan varietas unggul ikan mas tahan infeksi
KHV (Koi herpesvirus). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi transmisi gen krt-GP11,
ketahanan ikan mas transgenik F-2 terhadap infeksi KHV, keberadaan marka Cyca-DAB1*05
tahan KHV pada populasi ikan mas transgenik F-2. Berdasarkan hasil Sebanyak lima populasi
ikan mas transgenik F-2 heterozigot telah dibentuk pada penelitian ini yaitu populasi F2SA#1,
F2SA#2, F2SA#3, F2B#1, dan F2B#2
• Populasi F2SA#1, F2SA#2, dan F2SA#3 dihasilkan dari pemijahan semi-buatan
• Sedangkan F2B#1 dan F2B#2 dihasilkan dari pemijahan buatan.
Pemantauan transmisi gen ditinjau dari larva dan benih.
Pada Tahap Larva : Hasil analisis PCR deteksi transgen krt-GP11 pada larva menunjukkan
bahwa hanya satu populasi yang positif membawa transgen di larva dari lima populas yang
dihasilkan, yaitu populasi F2SA#1. Transgen yang terdeteksi pada populasi F2SA#1
menunjukkan persentase yang kecil, dari lima sampel pengujian dengan masing-masing
sampel terdiri atas 30 ekor larva hanya satu sampel yang positif terdeteksi transgen untuk
masing-masing populasi.
Pada Tahap Benih : Hasil yang relatif berbeda terdeteksi pada level benih, berdasarkan
analisis PCR menunjukkan bahwa pada populasi F2B#2 yang negatif transgen di larva
namun terdeteksi pada level benih. Hal ini disebabkan karena transmisi transgen yang relatif
rendah. Sementara itu, hasil yang konsisten ditunjukkan pada populasi F2B#1, F2SA#2, dan
F2SA#3, pada populasi ini transgen tidak terdeteksi baik pada tahap larva maupun benih.
Hasil deteksi transgen pada larva dan benih ikan mas transgenik F-2 menunjukkan bahwa
transgen dapat diwariskan atau ditransmisikan dari F-1 pad generasi F-2, meskipun tidak
semua induk F-1 dapat menurunkan transgen pada F-2.
Berdasarkan hasil uji tantang, ikan mas transgenik F-2 memiliki ketahanan terhadap KHV
yang relatif tinggi. Semua ikan uji positif terinfeksi KHV berdasarkan analisis PCR . Hasil
pengujian ini juga menunjukkan bahwa ikan uji yang mampu bertahan hidup merupakan
ikan mas yang memiliki ketahanan terhadap infeksi KHV. ikan uji yang positif KHV dari
hasil analisis PCR. Selain transgen krt-GP11, keberadaan marka CycaDAB1*05 juga
berperan pada ketahanan ikan mas transgenik F-2 terhadap infeksi KHV selama uji tantang.
Hasil uji PCR menunjukkan bahwa 92% (46/ 50) dari populasi ikan mas transgenik F-2
positif membawa marka Cyca-DAB1*05 . marka Cyca-DAB1*05 merupakan marka
molekuler ketahanan terhadap penyakit KHV pada ikan mas. Persentase keberadaan marka
Cyca-DAB1*05 yang tinggi pada populasi ikan mas berkorelasi dengan ketahanan terhadap
infeksi KHV.

Anda mungkin juga menyukai