Kebutuhan manusia setiap hari mengalami peningkatan, baik kualitas maupun kuantitasnya. Meningkatnya
kualitas hidup serta nilai-nilai budaya manusia itu sendiri akan mengakibatkan peningkatan kualitas kebutuhannya.
Sementara itu, pertambahan jumlah populasi manusia juga akan meningkatkan kuantitas kebutuhan tersebut. Untuk
memenuhi kebutuhan manusia tersebut maka berkembanglah suatu kemajuan teknologi baru yang dinamakan GMO
(Genetically Modified Organism). GMO merupakan istilah lain dari organisme hasil rekayasa genetika. Rekayasa genetika
merupakan suatu cara memanipulasi gen untuk menghasilkan makhluk hidup sesuai dengan sifat yang diinginkan.
Rekayasa genetika disebut juga pencangkokan gen atau rekombinasi DNA. Pada umumnya, dalam rekayasa genetika
dilakukan modifikasi pada makhluk hidup melalui transfer gen dari suatu organisme ke organisme lainnya. Secara
umum, langkah-langkah rekayasa genetika seperti berikut.
1. Menyiapkan fragmen DNA yang akan disisipkan pada DNA organisme tertentu.
2. Menyiapkan vektor (perantara), berupa plasmid bakteri maupun menggunakan virus.
3. Memotong DNA yang akan disisipkan dan menggabungkan dengan vektor.
4. Menyisipkan DNA gabungan tersebut pada sel-sel organisme lain.
5. Organisme tersebut akan tumbuh menjadi organisme dengan sifat baru sesuai dengan DNA yang disisipkan.
Organisme hasil rekayasa genetika atau organisme transgenik mempunyai sifat khusus di luar sifat aslinya.
Organisme tersebut dihasilkan dengan menerapkan teknik rekayasa genetika. Teknik rekayasa genetika tersebut
dapat diterapkan dalam bidang pertanian dan peternakan, serta bidang kesehatan.
2. Bidang Kesehatan
Penerapan bioteknologi modern juga dapat diaplikasikan dalam bidang kesehatan, misalnya pada pembuatan
insulin, vaksin transgenik, dan antibodi monoklonal.
a. Insulin
Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh kelenjar pankreas. Hormon tersebut berfungsi
mengatur kadar gula dalam darah. Melalui teknik rekayasa genetika, insulin dapat diproduksi dalam jumlah
banyak. Produksi insulin dibuat dengan mencangkokkan gen yang mengode insulin ke dalam plasmid bakteri.
Bakteri dengan DNA rekombinan ini lalu akan membelah diri. Bakteri ini selanjutnya akan memproduksi
insulin yang dibutuhkan. Penyakit yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin dinamakan diabetes
melitus. Penyakit tersebut dapat diatasi dengan memberikan suntikan insulin ke dalam tubuh.
b. Vaksin Transgenik
Vaksin adalah siapan antigen yang dimasukkan ke tubuh untuk memicu produksi antibodi sehingga
terbentuk sistem kekebalan tubuh. Pembuatan vaksin transgenik dilakukan melalui teknik DNA rekombinan
dengan mengisolasi gen yang mengode senyawa penyebab penyakit (antigen) dari mikrob yang bersangkutan.
Gen tersebut lalu disisipkan pada plasmid mikrob yang telah dilemahkan sehingga mikrob ini menjadi tidak
berbahaya karena telah dihilangkan bagian yang menimbulkan penyakit, misalnya lapisan lendirnya. Mikrob
yang telah disisipi gen tersebut akan membentuk antigen murni. Mikrob ini dapat dibiakkan dalam media
kultur sehingga terbentuk antigen murni dalam jumlah yang banyak. Apabila antigen ini disuntikkan ke
dalam tubuh manusia, sistem kekebalan tubuh akan membentuk antibodi yang berfungsi melawan antigen
yang masuk ke tubuh.
c. Antibodi Monoklonal
Pembuatan antibodi monoklonal menggunakan prinsip fusi protoplasma. Fusi protoplasma dilakukan
dengan menggabungkan dua sel dari jaringan yang sama atau dua sel dari organisme yang berbeda dalam
suatu medan listrik. Fusi pada pembuatan antibodi monoklonal tersebut menghasilkan sel-sel yang dapat
menghasilkan antibodi sekaligus memperbanyak diri secara terus-menerus seperti sel kanker. Antibodi
monoklonal dapat digunakan untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin dalam urine
wanita hamil. Dengan demikian, antibodi monoklonal dapat digunakan untuk mengetahui adanya kehamilan.
Antibodi monoklonal juga dimanfaatkan untuk deteksi dini dan membunuh sel kanker.