BAB I
PENDAHULUAN
6. Lokasi pabrik
-Kelurahan Cibeureum
-Kota Cimahi
- Nama : Parimin
Tabel 1.2
Penggunaan Lahan Setelah Penambahan Luas Lahan
LUAS LAHAN
NO JENIS PENGGUNAAN LAHAN KETERANGAN
m2 %
I. Lahan terbangun / kedap air
1.Gedung Weaping (1 lt ) 2.090,0 10,94
2.Gedung Twisting (1 lt ) 1.840,00 9,63
3. Gedung Sizing (1 lt ) 1.373,1 7,19
4.Gedung Grey Inspection (1 lt ) 648,0 3,39
5.Gedung Cucuk / Drawing 1 lt 408,0 2,14
6. Gudang Induk ( 1 lt 960,0 5,03
7. Kanopi ( 1 lt) 588,0 3,08
8.Gedung Boiler ( 1 lt ) 162,0 0,85
9.Kantor ( 1 lt) 391,2 2,05
10. Pos Jaga (1 lt) 30,0 0,16
11. Gardu Listrik PLN ( 1 lt) 53,0 0,28
12. Masjid (1 lt) 168,0 0,88
13.Kantin ( 1 lt) 78,5 0,41
14.TPS B3 ( 1 lt) 85,0 0,45
15.Ruang IPAL 39,3 0,20
16.Bak Pengendapan 32,0 0,17
17.Bak Penampungan Air 30,2 0,16
Total luas lahan terbangun (I) 8.976,3 46,99
II. Lahan terbuka kedap & tidak kedap
1.Jalan dan area parkir (aspal) 3.354,9 17,52
2.Area parkir motor (paving block) 931,8 4,88
3.Ruang Terbuka Hijau ( RTH ) 5.837,9 30,56
Total luas lahan terbuka dan RTH ( II) 10.124,6 53,01
Total luas lahan keseluruhan (I + II) 19.100,9 100,00
Keterangan :
- Gambar lay out pabrik yang menggambarkan setiap jenis penggunaan disajikan
pada gambar 2.1dan 2.2 pada halaman II.3 dan II-4.
- Persetujuan lay out site plan yang telah disetujui Dinas Pekerjaan Umum Kota
Cimahi terlampir.
- Izin lokasi dan IMB disajikan dalam lampiran tabel 1.1
- Dari data uraian penggunaan lahan di atas, berdasarkan narasi yang disampaikan
oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Cimahi dapat disampaikan:
-
- Koefisien Dasar Bangunan (KDB ) : 46,8 %
- Koefisien Wilayah Terbangun( KWT : 67,0 %
- Koefisien Dasar Hijau (KDH ) : 33,0 %
- Ruang Terbuka Hijau (RTH ) : 30,6 %
2.2 PRODUKS
a.Jenis dan Kapasitas Produksi
Tabel 1.3
Jenis Dan Kapasitas Produksi
Kapasitas Produksi Sifat Produk
(m/tahun) Jenis alat
Jenis Produksi angkut
Izin Riil Bahan Baku Bahan
½ jadi Jadi
1.Produksi utama -Truck
8.575.344 5.000.000 Ѵ - -Box
Kain Grey
Tabel 1.5
Jenis Peralatan Produksi
Jumlah Kondisi Negara Tahun Energi Jenis Lim
No Jenis Alat
Unit (%) Pembuat Pembuatan Penggerak bah/
Cemaran
1. Warfer
-Seksonal Warfer 1 75 Jepang 1999 Listrik Bising
2. Sizing Slasher
1 60 Jepang 1990 Listrik Bising
-Sizing Beam to Beam
3. Pirn Winder 4 75 Jepang 1983 Listrik Bising
4. Jumbo Winder 5 75 Korea 1983 Listrik Bising
5. Steam Boiler 1 60 Jerman 1977 Listrik Bising&
panas
6. Automatic Weaving
Loom
-AJL 500/600 36 75 Jepang. 1993 Listrik Bising
-shikawa1001&2001 64 80 Jepang 1992/1995 Listrik Bising
7. MC Compressor
-Sullair 1 50 Jepang 1992 Listrik Bising
-Kaesar 1 85 Jerman 2002 Listrik Bising
8. Twister 3 75 Korea 1989 Listrik Bising
Twister 24 75 Lokal 1999 Listrik Bising
9. Inspecting
-Middle Inspecting 8 75 Lokal 1996 Listrik Bising
Proses produksi dari bahan baku benang menjadi kain grey yang siap untuk
dipasarkan serta limbah/cemaran yang dikeluarkan melalui beberapa tahapan,
dapat dilihat pada bagan proses produksi dibawah ini.
Gambar 1,1
BAGANPROSES PRODUKSI
BENANG
DROWING BISING
CUCUKAN
WEAVING
GAS, DEBU, & PADAT
TENUN
GREIGE
Keterangan :
= Arah aliran produksi
= Arah aliran limbah/cemaran yang dikeluarkan
Proses produksi kegiatan pertenunan ( knitting ) PT. Cibaligo Indah Textile Mills
dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut :
1. Benang merupakan bahan baku untuk proses tenun/knitting.
2. Twisting, proses Twisting adalah penggabungan dua(2) benang menjadi satu
benang, yang lebih besar dan kuat. Limbah / cemaran pada proses twisting
berupa debu benang/kapas, gas dan kebisingan.
3. Sizing, merupakan proses lanjutan terhadap benang yang sudah besar dan kuat
melalui proses sizing (pengkanjian) benang, dari proses ini benang akan
menjadi lebih kuat atau keras. Dalam proses sizing terjadi timbulan limbah
berupa gas, dan limbah cair.
4. Drowing cucukan merupakan proses mencucukkan benang lusi ( benang kearah
panjang kain ) untuk membentuk pola anyaman sesuai dengan permintaan
pemesan / pembeli.
5. Weaving adalah proses penenunan benang menjadi kain greige.Limbah/
cemaran dari proses weaving berup gas, debu, bising dan limbah padat.
6. Kain greige/grey berupa hasil akhir dari kegiatan knitting, yang sudah siap
dipasarkan dan/ atau diserahkan ke konsumen
Catatan:
- PT. Cibaligo Indah Textile Mills hanya melakukan kegiatan industri penenunan/
knitting yang hasil akhirnya kain grey tanpa dilanjutkan dengan proses lain.
Kapasitas Pemakaian/
No. Jenis Energi Sumber
Terpasang bulan
1. Listrik PLN 865 KVA 380,56 KWH PLN
2. Genset (Cadangan) 500 KVA - -
3. Batu Bara - 55,30 ton -
Keterangan :
-Dari volume batu bara yang dipergunakan terdapat timbulan limbah padat fly ash
dan bottom ash sebesar 5,53 ton/ bulan.
Bukti pembayaran rekening listrik, terlampir
Tabel 1.7
PENGGUNAAN AIR
a. Sumber Air Bersih
Kapasitas Tanggal
Jenis Sumber Nomor SIPA
m³/hari Berakhir
Air Sumur Dalam 72,67 503.26/0221/1555- 21 Des. 2009
(Deep Wheel) Her/PPTSP-
Jumlah Sumur 1 titik Dispenmo/2007
Jumlah 72,67
Tabel 1.8
PERKIRAAN KEBUTUHAN AIR BERSIH
VOLUME/ JUMLAH
No. JENIS PEMAKAIAN STANDAR KEBUTUHAN
SATUAN
1. Proses produksi sebagai pendukung - - 57,06 m3/hr
-Wet scrubber Volume = 19,40 m3/ hr
-Dyeing test Volume = 19,40 m3/ hr
-Sizing Volume = 18,26 m3/ hr
Keterangan :
- Kebutuhan air bersih untuk karyawan dalam pemenuhan untuk personal
hygiene, wudlu, urinoir dll.
- Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan M Noerbambang dan
Takeo Morimura
***)
Metcalf & Eddy; Harold E.Babbit, 2010; Pusat Penelitian dan Pengembangan
Permukiman, Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Jawa Barat,
1990
- Referensi data kebutuhabn air berdasarkan study JICA dan Kementrian PU
Tahun 1990, perhitungan menggunakan pendekatan PE *, hanya dipakai apabila
tidak ada data actual jumlah pemakaian air bersih perhari.
Gambar 1.2
NERACA PENGGUNAAN AIR
Proses Produksi
IPAL Q=54,21
Q =57,06 m3/hr dari :
m3/hr
-Wetscrubber=19,4 m3 Q = 54,21 m3/hr
-Dying test = 19,4 m3
-Sizing = 18,26 m3
Proses
Recycle
Q = 37,87 m3/hr
Domestik Q= 2,85 m3/hr
Karywan
Q =11,22 m3/hr
Q=16,26 m/hr
Artesis
Q=72,
S.Cibaligo 8 Utility
Q=28,255
m3/hr m3/hr Q=1,17 m3/hr Greace
trap Q=1,053
Q=0,117m3/hr Q=
1,962m/hr Menguap
Q= 3,185
m3/hr
PeliharaBangunan Q=0,218m3/hr
Q=2,18, m3/hr
Keterangan :
d.5 Koagulasi
Koagulasi adalah proses penambahan koagulan dan pengadukan cepat untuk
destabilisasi koloidal dan partikel tersuspensi. Dalam koagulasi biasa ditambahkan
koagulan kimia yang akan larut dalam air sehingga partikel koloid menjadi tidak
stabil dan membentuk partikel flok-flok dari gabungan koloid yang bermuatan
negative dengan non ion positif yang terbentuk dari koagulan.
Proses koagulasi pada umumnya diterapkan bersama-sama dengan proses
flokulasi tetapi dengan kecepatan pengadukan yang berbeda.
d.6 Flokulasi
Flokulasi adalah pengadukan secara lambat untuk menggabungkan partikel-
partikel yang sudah tidak stabil dan membentuk flok-flok yang dapat diendapkan
pada bak sedimentasi. Flokulasi adalah penggumpalan partikel koloid yang sudah
terkoagulasi untuk membentuk butiran padat atau flok yang dapat mengendap
dengan sendirinya.
d.7 Clarifier Kimia ( sedimentasi )
Bak pengendap (sedimentasi) digunakan untuk menyisihkan flok-flok yang telah
terbentuk dari proses flokulasi dan terendap secara gravitasi dalam suatu bak
besar dan dalam, dengan kondisi aliran yang relative tenang. Pada kondisi tenang ,
solid dengan gravitasi spesifik > air buangan akan mengendap dengan baik, dan
solid dengan gravitasi spesifik < air buangan akan terbawa effluent keluar dari bak
pengendap.
Setelah proses koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi diharapkan dapat menyisihkan
TSS(50 - 70)%, warna (50 – 80) % dan BOD(30 – 40 )%. Effisiensi penyisihan flok-
flok kimia dalam bak secara umum tergantung waktu detensi, luas permukaan bak,
kedalaman bak, kecepatan partikel, diameter partikel dan lain – lain.
Diagram alir proses pengolahan limbah cair produksi PT. Cibaligo Indah Textile
Mills, seperti gambar dibawah.
Gambar 1.3
DIAGRAM ALIR PROSES IPAL SYSTEM BIOLOGI – K1 – F1 PT.CIBALIGO
INDAH TEXTILE MILLS
INFLUENT
RAS
BREAK CLARIFIER
HASIL PROSES
FILTERISASI TANK KIMIA
PROSES FLOKULAN
Keterangan :
- Volume oil bekas 166,7 liter perbulan setara dengan 2.000 liter pertahun begitu
juga pengiriman minimal 1(satu) minggu sekali.
-Penanganan sebanyak 90 % atau sekitar1.800 liter/ tahun dijual ke pihak ketiga,
sedang yang 10 % atau sekitar 200 liter dipergunakan kembali untuk
pelumasan alat - alat produksi dan lainnya.
-Pengelolaan oli bekas belum sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 101
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun,
2.9 JENIS ALAT ANGKUT DAN KENDARAAN
Jenis alat angkut yang disampaikan disini merupakan mobilisasi kendaraan baik milik
perusahan, rekanan, supplier, dan pribadi karyawan baik roda 2 ( dua ) dan roda 4
( empat ) atau lebih , data jenis alat angkut seperti tabel di bawah :
Tabel 1.10
JENIS ALAT ANGKUT DAN KENDARAAN
Kendaraan
hari