A. DESKRIPSI PERANCANGAN
1
B. TEMA PERANCANGAN
Fasilitas penunjang ekowisata mangrove adalah sarana yang melengkapi
pelaksanaan kegiatan wisata alam dengan tujuan melestarikan, dan memberikan
pelajaran mengenai lingkungan mangrove sebagai objek wisata serta mampu
memperkenalkan struktur sosial di wilayah tersebut. Maka Fasilitas yang menjadi
penunjang harus sesuai dengan tema ekowisata, yaitu dengan mengimplementasi
ekologi arsitektur agar sejalan dalam melestarikan kawasan mangrove. Pencitraan
visual dilakukan dengan mengolah bentuk massa bangunan menjadi lebih rekreatif
yang dimulai dengan membuat skema sirkulasi kemudian dengan mengidentifikasi
bangunan lokal yang ada dipesisir pantai serta mengambil bentuk burung
kelelawar dan tanaman mangrove yang ada disekitar lokasi untuk dijadikan dasar
pengolahan bentuk bangunan yang menjadi fasilitas penunjang.
2
3) Menjalankan Misi keenam Kab. Parigi Moutong dalam “meningkatkan kualitas
lingkungan sebagai wujud komitmen terhadap konsepsi pembangunan
berkelanjutan (Sustainable development) dan berwawasan lingkungan”.
Melalui penataan kawasan pantai, kawasan hutan, dan kawasan yang asri
sekaligus sebagai potensi pengembangan pariwisata berbasis masyarakat,
budaya dan lingkungan (ekoturisme);
4) Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kab. Parigi Moutong 2005-2025,
dengan menetapkan pulau kelelawar sebagai salah satu objek wisata
Bahari/Tirta di Kec. Toribulu;
5) Pengembangan wisata pantai yang tercantum dalam data objek wisata Kab.
Parigi Moutong tahun 2014 oleh Dinas Pemuda Olah Raga, Kebudayaan dan
Pariwisata Kab. Parigi Moutong.
D. PROGRAM ARSITEKTURAL
Fasilitas penunjang yang mengakomodasi kegiatan ekowisata mangrove
ditinjau dengan berdasarkan aspek ekologi arsitektur berupa faktor eco-mental
(Lampiran 1). Sehingga didapatkan kebutuhan besaran ruang untuk mewadahi
kegiatan sebagaimana dijelaskan pada tabel berikut :
3
Retail penjualan 82.8
Comfort & Restoran 172.8
Education Dapur 69.12
Gudang makanan 26.88
Rg. Kasir 18
Kamar ganti 19.2
Rg. servis 10.8
Rg. Pameran 418.5
Rg. Kelas/ belajar 90
Gudang alat 6
Out door Kamar bilas 21.6
Gazebo 124.8
Menara pantau 17.28
Buffer zone
Total 5,983.956m2
Dibulatkan 5,984 m2
4
E. ANALISA-SINTESA PERANCANGAN
Analisa faktor fisik berhubungan dengan analisa secara teknis pada tapak,
lingkungan fisik, kualitas bangunan dan ruang serta sistem yang terjadi.
a) Tapak
5
Gambar 1. Tapak Ekowisata Mangrove
(Sumber: Google Earth, digambar kembali oleh Haedir, 2016)
Luasan pada tapak yang tersedia adalah sekitar 2,5 ha memanjang kearah
utara dan selatan, sedangkan kearah barat dibatasi oleh garis sempadan pantai
sejauh 100 meter dari pasang tertinggi (PERDA Kab. Parigi Moutong No. 2 Tahun
2011). Wilayah dalam garis sempadan pantai dapat dimanfaatkan untuk kawasan
pariwisata dan pengelolaan kawasan pantai berhutan mangrove melalui
penanaman mangrove di wilayah pantai. Sedangkan wilayah laut di lokasi wisata
merupakan wilayah teritorial negara Indonesia yang memiliki batasan tertentu
sampai 12 mil dari titik ujung terluar pulau Indonesia, sehingga bersifat publik dan
dapat dinikmati masyarakat secara umum.
6
Gambar 2. Kondisi Tapak
(Sumber: Google Earth, digambar kembali oleh haedir, 2016)
b) Iklim
Penanganan iklim dilakukan dengan menjaga jarak fasilitas penunjang
terhadap sempadan pantai, penempatan barrier dan wind buffer berupa tanaman
mangrove pada wilayah pantai dan penggunaan ventilasi alamiah pada fasilitas
penunjang. Sedangkan pada arah timur dan barat bukaan dipasangi sun shading
atau over stek, dan dengan mengatur orientasi bangunan agar tidak tegak lurus ke
arah timur secara langsung.
7
Gambar 3. Analisa Iklim
(Sumber: Analisa Penulis, 2016)
8
Gambar 4. Analisa Jalur Sirkulasi Laut
(Sumber: Analisa Penulis, 2016)
c) Zonifikasi
Zona inti adalah zona umum yang diletakkan berdekatan entrance utama
sebagai pintu awal kedatangan dalam memudahkan pencapaian dari luar tapak.
Sedangkan zona atraksi merupakan zona yang secara langsung melibatkan
masyarakat untuk merasakan keindahan alam dan lingkungan sekitar sebagai
objek utama dari kegiatan ekowisata mangrove. Maka dari itu, zona ini diletakkan
berdekatan dengan area pelestarian dan objek alam yang menarik. Zona privat
lebih bersifat privasi dan kurang mendapatkan pengaruh dari zona lainnya, fasilitas
yang ditempatkan pada zona ini adalah berupa tempat menginap atau
laboratorium.
9
Gambar 5. Analisa Zonifikasi
(Sumber: Analisa Penulis, 2016)
Dibuat dua pintu yang terdiri dari satu pintu masuk dan satu pintu keluar
kendaraan pada bagian entrance. Sirkulasi dalam tapak dibedakan dalam 3 jenis,
yaitu sirkulasi kendaraan pengunjung, kendaraan pengelola, dan kendaraan servis.
Hal ini dilakukan untuk menjaga keteraturan, kepentingan dan fungsi tiap ruang
serta untuk menciptakan kenyamanan kepada wisatawan yang berkunjung.
10
Gambar 6. Sirkulasi Kendaraan Dalam Tapak
(Sumber: Analisa Berdasarkan Data, 2016)
Dari skema semua sirkulasi ruang dan fasilitas yang didapatkan, maka
hubungan fungsional ruang secara menyeluruh dapat dilihat pada skema berikut :
11
Didapatkan tata massa bangunan yang rekreatif dari bentuk monoton,
yaitu dengan cara mengolah bentuk tubuh kelelawar yang menggantung menjadi
suatu pola sebagai tempat fasilitas penunjang sebagaimana dijelaskan pada
gambar berikut :
12
Gambar 9. View Dari Tapak
(Sumber: Analisa Penulis, 2016)
g) Vegetasi
13
Tabel 2. Penggunaan Mangrove Ikutan di Pesisir Pantai Sebagai Vegetasi
Nama Gambar Keterangan
Ketapang Fungsi :
(Terminalia catappa) - Sebagai pelindung
Ciri-ciri :
-Tinggi pohon bisa mencapai 10 meter
-Memiliki tajuk yang lebar
Ciri-ciri :
-Memiliki daun yang lebat
-Bentuk dan struktur pohon yang
dinamis
-Memiliki bunga yang indah
-Tinggi pohon bisa mencapai 3
Bintangur Fungsi :
(Calophyllum inophyllum)
-Sebagai Pelindung
-Sebagai Estetika
Ciri-ciri :
-Memiliki daun yang cukup lebat
-Memiliki bunga yang indah
-Tinggi pohon bisa mencapai 8
14
Nama Gambar Keterangan
Waru Fungsi :
(Hibiscus tiliaceous)
-Sebagai Pelindung
-Sebagai Estetika
Ciri-ciri :
-Memiliki daun yang cukup lebat
-Memiliki bunga yang indah
-Tinggi pohon bisa mencapai 3
Harendong Fungsi :
(Melastona candidum) -Sebagai tanaman perdu
-Sebagai estetika
Ciri-ciri :
-Memiliki bunga yang indah
Ciri-ciri :
-Memiliki bunga
-Struktur batang yang bisa
memanjang dan merambat.
Ambung Fungsi :
(Derris trifoliata) -Sebagai tanaman merambat
-Sebagai Penutup bidang
15
h) Struktur dan Material
Fasilitas berupa bangunan penunjang menggunakan pondasi jalur dengan
bahan beton dan susunan batu kali. Pada tanah berlumpur sebagai tempat
hidupnya kepiting maupun kerang, menggunakan tiang/pondasi yang terbuat dari
bahan beton yang ditanam pada pasir sedalam ± 1 meter dengan jarak 3-5 meter
dan tinggi 1,5 meter dari atas permukaan tanah. Hal ini dilakukan agar tidak
merusak volume tanah secara berlebihan yang berdampak buruk bagi mahluk kecil
didalamnya. Untuk mencegah naiknya kelembaban pada bangunan maka
digunakan material berupa trasram. Trasram tersebut bisa berupa lapisan aspal
(atau kertas aspal), karet trasram (lembaran dari karet), seng papak, atau mortar
emulsi (mortar yang mutunya diperbaiki dengan bahan sintetis), yang diletakkan
pada permukaan atas sloof beton bertulang.
Gambar 10. Pencegahan Kelembaban Tanah Yang Naik ke Bangunan Pada Pondasi Jalur (kiri)
dan Pondasi Tiang (kanan).
(Sumber : Analisa Penulis, 2016)
16
Gambar 11. Struktur Dinding Fasilitas Penunjang
(Sumber: Analisa Penulis, 2016)
17
i) Utilitas
Air bersih diperoleh dari sumber PAMSIMAS yang merupakan salah satu
program pemerintah pada tahun 2015 berupa penyediaan air minum dan sanitasi
berbasis masyarakat di Kab. Parigi Moutong. Diperlukan juga sebuah
penampungan air khusus untuk cadangan air dan kemudian dialirkan ke unit-unit
tertentu yang membutuhkan.
Air limbah yang berasal dari bangunan dialirkan menuju ke bak kontrol/ bak
penguras melalui pipa, kemudian melalui sistem saringan pasir dan tumbuhan
(sanitasi taman) serta merembeskannya kedalam tanah, dan dengan cara
memasukkannya kedalam laut sebagai makanan kepiting , alga dan hewan kecil
lainnya.
18
Gambar 14. Jaringan Air Limbah Cair
(Sumber: Analisa Penulis, 2016)
19
Gambar 15. Sistem Air Limbah Padat
(Sumber: Analisa Penulis, 2016)
20
Gambar 16. Sistem Persampahan
(Sumber: Analisa Penulis, 2016)
Suplay listrik utama berasal dari PLN dan panel surya sebagai cadangan.
Suplay listrik dari panel surya hanya digunakan pada bangunan tertentu yang lebih
membutuhkan misalnya kantor utama dan gedung observasi indoor. Panel surya
tersebut di letakkan pada bagian atas bangunan dan berjauhan dari kegiatan agar
aman dari aktifitas pengunjung. Untuk sistem komunikasi dan informasi dapat
berupa jaringan telepon yang ditempatkan pada bangunan kantor utama, dan
memanfaatkan ketersediaan jaringan handphone untuk komunikasi secara privasi
di lingkungan tempat wisata, dan Untuk menjaga keamanan dilingkungan
ekowisata, dilakukan suatu pengawasan lingkungan yang dilihat secara langsung
dengan menggunakan CCTV. CCTV tersebut diletakkan pada tiap titik di area
walking board pada radius 150 meter, sedangkan ruang control CCTV berada pada
pos siap siaga yang juga merupakan tempat tim penyelamatan apabila terjadi
bahaya pada area Buffer Zone dan Core Zone.
21
Gambar 17. CCTV (Closed Circuit Television)
(Sumber: http://mvrprojects.com/cctv.html, di unduh 2 Februari 2016)
22
Fasilitas tempat menginap yang disediakan berupa vila dengan dua kamar
dan guest house dengan satu kamar. Maka, jumlah kamar yang dibutuhkan
berdasarkan hitungan adalah 100 kamar. Dengan menggunakan rasio
perbandingan 70 : 30 didapatkan jumlah vila sebanyak 35 unit dan guest house
sebanyak 30 unit.
Rasio perbandingan daerah terbangun dan tidak terbangun (Open Space)
pada tapak adalah 40 : 60 (PERDA Kab. Parigi Moutong No. 4 Tahun 2005). Dimana
luas lantai terbangun adalah 5.984 m2, sedangkan Open Space adalah 8.976 m2
yang merupakan 60% / 40% dari daerah terbangun. Maka luas total lahan yang
dibutuhkan adalah 14.960 m2 Atau sekitar 1,4 Ha.
Kegiatan yang terjadi di lokasi wisata secara umum dapat dilihat pada tabel
berikut :
Sumber :
https://www.facebook.com/pages
/Pulau-KelelawarDesa-
Tomoli/310076385763890?fref=ts
23
Kegiatan Foto Keterangan
Sumber :
https://www.facebook.com/pa
ges/Pulau-KelelawarDesa-
Tomoli/310076385763890?fref
=ts
Sumber :
https://www.facebook.com/pages
/Pulau-KelelawarDesa-
Tomoli/310076385763890?fref=ts
24
Kegiatan Keterangan
Foto
Menaiki perahu Mangrove yang dijadikan sebagai tempat
habitat burung kelelawar merupakan objek
utama yang ada di lokasi wisata tersebut.
Untuk melihat secara jelas aktifitas dari
burung kelelawar, maka pengunjung harus
menggunakan perahu yang sudah disiapkan
oleh para nelayan dengan tarif 10.000 per
orangnya. Pengunjung yang menaiki perahu
secara bebas bisa memilih spot yang dia
inginkan untuk kebutuhan pengambilan
gambar (fotografer) maupun penelitian.
Sumber :
https://www.facebook.com/pages
/Pulau-KelelawarDesa-
Tomoli/310076385763890?fref=ts
25
Kegiatan Keterangan
Foto
Penanaman Terdapat area penanaman mangrove pada
1000 Pohon lokasi wisata pulau kelelawar yang dilakukan
Oleh LSM dan oleh LSM dan pemerintah Kab. Parigi
Pemerintah Moutong pada tahun 2015. Program ini
Kab. Parigi terus dilakukan sebagai program lanjutan
Moutong dalam upaya melestarikan sumber daya
alam laut di Kab. Parigi Moutong khususnya
pada Kawasan Konservasi Perairan Daerah
(KKPD).
c) Kebutuhan Ruang
26
Tabel 4. Kegiatan dan Kebutuhan Ruang
Sifat ruang
Pengguna Kegiatan Kebutuhan ruang
B SP P S
Pengunjung Rg. Parkir
Memarkir kendaraan o
pengunjung
Membutuhkan informasi Resepsionis o
Duduk, menunggu Rg. Lobi utama o
Menukar uang Money changer o
Membeli tiket Loket tiket o
Makan & minum Restoran o
Belanja souvenir Retail penjualan o
Berenang Pantai o
Membilas badan Kamar bilas o
Buang air Toilet umum o
Duduk istirahat Gazebo o
Pelatihan / workshop Rg. Kelas/ belajar o
Mengetahui informasi
pendidikan alam Rg. Pameran o
Ibadah Mushollah o
Berjalan Sambil Melihat
Walking Board o
burung kelelawar
Melihat kawasan wisata
pulau kelelawar Menara pantau o
27
Sifat ruang
Pengguna Kegiatan Kebutuhan ruang
B SP P S
Pengelola
Memarkir Kendaraan Rg. Parkir manajer o
Memimpin operasional
sistem manajemen Rg. Kerja manajer o
pengelolaan lokasi wisata
Manajer Rapat bersama seksi bidang
kegiatan Rg. Rapat o
28
3) Analisa Faktor Eksternal (eco-environment)
29
Gambar 19. Identifikasi Bangunan Lokal Pesisir Pantai
(Sumber: Analisa Penulis, 2016)
30
Gambar 20. Konsep Bentuk Bangunan Utama
(Sumber: Analisa Penulis, 2016)
31
Gambar 21. Konsep Bentuk Bangunan Restoran & Kelas Belajar
(Sumber: Analisa Penulis, 2016)
32
Gambar 22. Konsep Bentuk Laboratorium
(Sumber: Analisa Penulis, 2016)
33
F. PENGEMBANGAN RANCANGAN
34
Retail penjualan 82.8 34
Restoran 172.8 237
Dapur 69.12 26
Gudang makanan 26.88 19
Comfort & Rg. Kasir 18
Education Kamar ganti 19.2 18
Rg. servis 10.8 12
Rg. Pameran 418.5 402
Rg. Kelas/ belajar 90 108
Gudang alat 6 44
Kamar bilas 21.6 18
Gazebo 124.8 104
Menara pantau 17.28 48
Pos jaga 22.5 31.5
Buffer
toilet
Rg. Menginap
Guest house Kamar mandi+ 684 690
toilet
Total 4289.956 4409.5
35
Gambar 23. Lay Out Plan
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)
36
Gambar 24. Tampak Tapak
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)
37
Gambar 25. Potongan Tapak
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)
38
Gambar 26. Bangunan Kantor Pengelola
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)
39
Gambar 27. Bangunan Restoran dan Pameran
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)
40
Gambar 28. Bangunan Laboratorium
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)
41
Gambar 29. Vila Standard dan Guest House
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)
42
Gambar 30. Mushollah dan Menara Pantau
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)
43
Gambar 31. Pos Jaga, Toilet Umum, Kamar Bilas, dan Loker Tiket
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)
44
Gambar 32. Detail Eksterior
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)
45
Gambar 33. Detail Interior
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)
46
Gambar 34. Perspektif
(Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)
47
G. PENUTUP
1) Kesimpulan
2) Saran
48
c. Menjadi kontribusi tersendiri terhadap pembangunan sektor pariwisata
dengan adanya fasilitas penunjang melalui pendekatan ekologi dalam
mengakomodasi kegiatan ekowisata di wisata Pulau Kelelawar Kab. Parigi
Moutong.
49
DAFTAR PUSTAKA
PEMDA Kab. Parigi Moutong. 2011. PERDA Kab. Parigi Moutong No. 2 Tahun 2011
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Parigi Moutong 2010-2030.
Parigi.
PEMDA Kab. Parigi Moutong. 2005. PERDA Kab. Parigi Moutong No. 4 Tahun 2005
Tentang Bangunan Gedung. Parigi.
Pena, William, et.al. '77 — Problem seeking, An Architectural Programming
Primer, Boston Cahners Books International, Inc.
Sosia et al., 2014. Mangroves Siak dan Kepulauan Meranti. Penerbit
Environmental & Regulatory Compliance Division Safety, Health &
Environment Department. Energi Mega Persada, Jakarta.
50
LAMPIRAN
51
Lampiran 2 (S.K. Bupati Parigi Moutong No. 380.45/2153/DISKANLUT)
52
Lampiran 3 (peta rencana kawasan konservasi pulau kelelawar)
53